PENDAHULUAN
1
keuntungan bisnis perusahaan harus berjalan dengan stabil baik dari segi
keuangan, pemasaran atau para karyawannya yang juga harus menjalankan suatu
kebijakan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam perusahaan menerapkan
sistem informasi akuntansi ini berguna agar bisnis perusahaan dapat berjalan
sesuai dengan kebijakan-kebijakan akuntansi dan tentunya agar berjalan dengan
sangat efektif.
Tujuan penjualan bagi bisnis usaha ini adalah ; 1) untuk mencapai tingkat
penjualan tertentu, 2) untuk mendapatkan suatu laba, dan 3) menunjang suatu
perkembangan usaha. Menurut, Badu Swastha dalam buku Manajemen Pemasaran
(2014). Selain ada tujuan dalam sistem informasi akuntansi juga unsur-unsur pokok
yang terdapat didalamnya ; 1) tujuan, 2)input, 3)output, 4)penyimpanan data,
5)pemrosesan, 6)instruksi dan prosedur, 7)pemakai, 8)pengendalian dan
pengawasan. Krismiaji (2005:15-17).
Sistem informasi akuntansi penjualan merupakan kerangka kerja dalam sumber
daya manusia, alat dan dikordinasi untuk mengelolah data penjualan agar menjadi
suatu informasi penjualan yang berguna bagi pihak yang membutuhkan. Susanto
(2013:5).
Pada UD. Barokah sistem penjualan yang diterapkan menggunakan penjualan
tunai dan kredit. Sistem pembayaran tunai bisa dilakukan secara langsung ke kasir
dengan menggunakan uang tunai, berbeda dengan kredit, sedangkan pembayaran
kredit bisa dilakukan dengan cara dicicil baik pelunasannya dalam jangka waktu
pendek ataupun panjang, sesuai ketentuan atau perjanjian antara penjual dan
pembeli.
Penerapan sisten informasi ini sangatlah berperan penting agar dapat
mengambil keputusan yang tepat dan akurat dalam pencatatannya. Salah satunya
adalah UD. Barokah dimana usaha dagang ini menjual sebuah beras, penjualannya
pun juga tidak sedikit bisa berbentuk grosir atau ecer. Dengan cara adanya
penerapan sistem informasi akuntansi penjualan ini agar para pegawai UD.
Barokah dapat mengendalikan sistem penjualannya dengan seefektif mungkin.
Karena suatu usaha bisnis jika ingin berjalan dengan lancar,baik dan bertujuan
untuk mengunggulkan usaha tersebut maka pengendalian internal nya juga harus
berjalan dengan efektif dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Maka
dalam penelitian ini memiliki tujuan tertentu untuk menganalisis kinerja sistem
informasi akuntansi penjualan dalam UD. Barokah, dari uraian yang telah
dijelaskan diatas maka dari itu penulis dapat mengambil judul skripsi “ANALISIS
KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DALAM
MENUNJANG KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERN PADA UD.
BAROKAH KUTOREJO-MOJOKERTO”.
2
1.2. Rumusan Masalah
Melihat pentingnya peranan sistem informasi akuntansi didalam suatu kegiatan,
jadi berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan oleh penulis tersebut maka
rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
“Bagaimana kinerja sistem informasi akuntansi penjualan dalam menunjang
keefektifan pengendalian intern pada UD. Barokah berjalan dengan efektif ?”
3
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penulis selanjutnya
sesuai dengan sub-tema yang sama, agar memudahkan jalannya penelitian.
BAB II
4
TELAAH PUSTAKA
5
kinerjanya dalam PT. Trust Technology ini belum berjalan dengan baik, dalam
perusahaan ini masih banyak yang memiliki hubungan keluarga sehingga mereka
mencari keuntungan pribadi, selain itu dalam PT. Trust Technology jumlah
karyawannya tidak memadai sehingga dalam pembagian tugasnya menjadi tidak
akuran dan tidak sesuai dengan bidang masing-masing. Sehingga hal ini dapat
menyebabnya banyak nya tugas yang rangkap dalam satu karyawan, prosedur
penjualannya pun juga terbilang rumit sehingga hal ini menciptakan peluang
untuk melakukan sebuah kecurangan terbuka lebar bagi sesorang atau karyawan
yang kurang jujur.
5. Wayan Purwa A dan I Ketut Suryanawa (2016), mengadakan penelitian tentaang
“Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”
kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa dukungan manajemen puncak,
formalisasi pengembangan sistem, kemampuan teknik personal dan pelatihan
berpengaruh baik(positif) dalam sistem informasi akuntansi pada BPR Kota
Denpasar. Hal ini menunjukkan bahwa pengerjaan atau pengelolaan sistem
informasi akuntansi (SIA) pada BPR Kota Denpasar sangat menunjang untuk
bekerja secara optimal.
6. Ahmad Turmudi (2017), mengadakan penelitian tentang “Analisis Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan Tunai Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern Pada PT.
Lawsim Zecha” dapat menyimpulkan bahwa pengelolaan sistem informasi
akuntansi nya pada PT. Lawsim Zecha belum selurunya menggunakan
kompurisasi, sehingga jika ada data yang salah maka diperbaikinya menggunakan
sistem manual. Selain itu banyaknya penumpukan tugas pada bagian administrasi
nya sehingga ini dapat memperlambat atau adanya keterlambatan dalam
pengumpulan data, dan juga tidak ada pemeriksaan saldo sehingga hal ini dapat
memicu peluang dalam penggelapan uang.
7. I Kadek M, Herkulanus Bambang dan Ni Made D.R (2017), mengadakan penelitian
tentang “Pengaruh Partisipasi Pemakai Sitem Informasi Akuntansi, Dukungan
Manajemen Puncak, dan Pendidikan dan Pelatihan Pada Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi Dengan Kompleksitas Tugas Sebagai Variabel Pemoderasi” kesimpulan
dari penelitian ini mengatakan bahwa dalam pemakaian partisipasi sitem informasi
berpengaruh signifikan/ berpengaruh positif pada kinerja sistem informasi
akuntansinya. Dalam pendidikan dan pelatihannya berpengaruh positif juga, tetapi
kompleksitas kerja memperlemah pengaruh pendidikan dan pelatihan pada kinerja
sistemnya.
8. Khayatun Nufus (2018), mengadakan penelitian tentang “Analisis Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan” kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa sistem
informasi akuntansi pada PT. Kebon Jeruk sistem nya menggunakan komputerisasi
dan penerapannya sudah berjalan dengan cukup baik dan efektif berjalan sesuai
dengan teori-teori dan penjualannya juga ada sistem tunai maupun kredit. Selain
itu perusahaan ini juga menyediakan sistem pelatihan khususnya pada bidang
6
penjualannya. Maka dengan hal ini dapat membuat perusahaan menjadi lebih
unggul.
9. Dia Astuti (2019), mengadakan penelitian tentang “Analisis Sistem Informasi
Akuntansi dan Pengendalian Intern Dalam Penjualan Kredit (Studi Pada CV.
Bintang Jaya Bandar Lampung)” kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa
pengendalian sistem komputerisasi nya dalam CV. Bintang Jaya sudah berjalan
cukup baik, tetapi ada beberapa kekurangan nya juga yaitu sistem
komputerisasinya masih sering terjadi adanya gangguan (error). Tetapi dalam
pengendalian internalnya masih belum berjalan sesuai dengan teori, hal ini
dikarenakan masih ada beberapa karyawannya yang bertugas rangkap sehingga
hal ini bisa dikatakan pengendalian internya masih belum berjalan dengan efektif.
10. Rara Nur Fadzila (2021), mengadakan penelitian tentang “Penerapan Sistem
Informasi Akuntansi Pembelian Guna Meningkatkan Efektivitas Pembelian (Studi
Kasus Pada Toko Buku Kawan Surabaya)” dengan kesimpulan dari penelitian ini
mengatakan bahwa pelaksanaan sistem informasi akuntansi pada toko buku kawan
Surabaya belum terlaksana secara optimal, dikarenakan ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya salah satunya yaitu kurangnya sumber daya manusia, hal ini
dapat memperlambat sistem pengendalian internal dalam toko kawan tersebut.
Dan juga penyimpanan datanya masih dengan sistem manual belum menggunakan
alat teknologi (komputerisasi). Begitu juga flowchart nya belum sesuai dengan teori
dan belum terlaksana dengan baik.
7
a. Tujuan, dalam sistem informasi disusun untuk mencapai tujuan lebih yang
memberikan sebagai arahan tersebut secara bersamaan.
b. Input, data-data harus dimasukkan sebagai input. Hampir keseluruhan input
berupa sebuah data transaksi.
c. Output, sebuah informasi yang menghasilkan sistem.
d. Penyimpanan data, digunakan untuk menyimpan data-data yang akan dipakai
dimasa mendatang.
e. Pemrosesan, data yang dikeluarkan untuk menghasilkan informasi harus
menggunakan komponen pemrosesan terlebih dahulu.
f. Instruksi dan prosedur, untuk memproses sistem informasi harus melakukan
instruksi dan prosedur secara rinci.
g. Pemakai, orang-orang yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem
biasa disebut sebagai pemakai.
h. Pengendalian dan pengawasan, informasi yang dihasilkan harus akurat dan
terlindungi dari akses yang tidak sah.
8
Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2011:7), kebanyakan dari suatu
organisasi memiliki tujuan untuk menyediakan sebuah nilai untuk pelanggan
mereka. Rantai nilai organisasi terdiri dari aktivitas utama dan aktivitas
pendukung, rantai nilai aktivitas utama yaitu :
Inbound logistics rantai ini terdiri dari kegiatan penyimpanan, penerimaan dan
distribusi bahan masukan yang dapat digunakan oleh organisasi sebagai hasil
produk dan jasa yang akan dijualnya.
Operasi sebagai aktivitas yang merubah masukan menjadi produk yang sudah
jadi.
Outbound logistics aktivitas yang menyangkut distribusi produk-produk yang
sudah siap atau sudah jadi ke pelanggan.
Pemasaran dan Penjualan aktivitas ini mengarah pada kegiatan-kegiatan yang
berhubungan untuk membantu para pelanggan untuk membeli suatu jasa atau
produk yang telah dihasilkan organisasi. Iklan adalah salah satu bentuk dari
pemasaran atau penjualan.
Pelayan (Service) kegiatan untuk memeberikan dukungan kepada pelayanan purna
jual kepada para konsumen atau pelanggan.
Rantai nilai selanjutnya adalah aktivitas pendukung, yang menguatkan
kelima aktivitas utama melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien. Kegiatan
dari rantai pendukung adalah :
a. Infrastruktur perusahaan, aktivitas tersebut mengarah kepada keuanggan,
akuntansi, hukun dan administrasi hukum yang merupakan bagian penting bagi
seluruh organisasi untuk menjalankan operasinya. Sistem informasi akuntansi
merupakan bagian dari prasarana perusahaan.
b. Sumber daya manusia, menyangkut berbagai aktivitas yang berhubungan dengan
platihan, pengontrakan, perekrutan dan kompensasi bagi pegawai.
c. Teknologi, merupakan sebuah aktivitas yang membantu meningkatkan produk
atau jasa dalam pengembangan perusahaan.
d. Pembelian, aktivitas yang mengaitkan sebuah perolehan bahan mentah, suplai dan
bangunan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan utama perusahaan.
2.2.6. Alur Sistem Informasi Akuntansi
Nugroho Widjajanto (2001:16), dalam sistem informasi akuntansi juga memiliki
sebuah alur dalam pelaksanaan transaksinya, terlihat bahwa alur sistem informasi
ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Daur operasional, merupakan daur mulai terjadinya sebuah transaksi ekonomis
sampai terekamnya transaksi tersebut kedalam bentuk sebuah dokumen. Daur
operasional ini pada umumnya terpenggal menjadi empat bagian subsistem,
yakni :
Subsistem pendapatan, merupakan suatu kegiatan penjualan barang atau jasa
yang merupakan faktor dari produk perusahaan.
Subsistem pengeluaran, merupakan suatu kegiatan penyediaan bahan baku,
barang dagangan dan bahan pembantu, hal ini termasuk biaya aspek produksi.
9
Subsistem produksi, merupakan suatu kegiatan yang mengubah bahan baku
menjadi bahan jadi.
Subsistem keuangan, suatu kegiatan yang mencakup penerimaan dan
pengeluaran uang sebagai daur pendapatan, pengeluaran dan produksi.
b. Daur penyusunan laporan, merupakan suatu daur yang merubah dokumen hasil
dari rekaman transaksi yang berasal dari daur operasional menjadi sebuah
laporan, baik berupa laporan keuangan maupun laporan manajemen yang
ditujukan kepada pihak intern perusahaan.
2.2.7. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Rochmawati Daud dan Valeria Mimosa Windana (2014), sistem informasi
akuntansi penjualan merupakan suatu sistem informasi yang mengatur prosedur
dan metode yang diolah untuk menganalisa, dan memperoleh informasi yang
berguna untuk mendukung pengambilan sebuah keputusan mengenai penjualan.
2.2.7.1 Penjualan
Menurut Mulyadi (2008:202) dalam Delin Tri Resti M A, penjualan adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleng sang penjual untuk menjual barang atau jasa
dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah keuntungan atau laba dari adanya
transaksi dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan hak kepemilikan
barang dari penjual menjadi hak milik pembeli. Penjualan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu, penjualan tunai dan penjualan kredit, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Penjualan Tunai, adalah penjualan yang dilakukan secara langsung dengan
cara mewajibkan pembeli untuk memberikan uangnya terlebih dahulu kepada
sang penjual sebelum barang atau jasanya diserahkan kepada pembeli tersebut.
Setelah menyerahkan uang tersebut barang atau jasa juga diserahkan kepada
pembeli lalu transaksi penjualan tunai bisa langsung dicatat. Menurut, Mulyadi
(2008:455) dalam Delin Tri Resti. Sedangkan,
b. Penjualan Kredit, merupakan penjualan yang dilakukan dengan cara penjual
akan mengirim barang sesuai yang diorder pembeli lalu untuk pembayarannya
dilakukan dalam jangka waktu tertentu, sehingga penjual memiliki sebuah
piutang kepada pembeli tersebut. Menurut, Mulyadi (2008:206) dalam Delin Tri
Resti.
2.2.7.2 . Bagan Alir (Flow Chart)
Flowchart biasa digunakan baik oleh para auditor ataupun oleh personal
sistem, kegunaan utama bagan alir ini yaitu sebagai alat bantu dokumentasi
dan komunikasi. Pemakaian flowchart semakin berkembang sesuai dengan
komputerisasi pemrosesan data suatu bisnis. Simbol dasar flowchart terdiri
dari simbol input atau output, simbol proses, simbol arus data, dan simbol
komentar. George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2004:46).
10
Gambar 2.2.7.2. Bagan Alir Penjualan Tunai
11
Gambar 2.2.7.2. Bagan Alir Penjualan Tunai(lanjutan)
12
Gambar 2.2.7.2. Bagan Alir Penjualan Tunai (lanjutan)
13
Gambar 2.2.7.2. Bagan Alir Penjualan Tunai (lanjutan)
Keterangan :
Dokumen ini berfungsi untuk menghasilkan fungsi kas dengan cara memproses
mesin register kas. Pita register kas (PRK) digunakan sebagai dokumen pendukung
faktur penjualan tunai yang telah tercatatat kedalam jurnal penjualan tunai.
a. Bagian penjualan
Bagian ini bertugas sebagai menerima order dari konsumen atau pembeli,
mengisi faktur tunai dan memberikan faktur tersebut kepada pihak pembeli
digunakan sebagai pembayaran barang tersebut ke fungsi kas.
b. Bagian kas
14
Bagian kas berfungsi sebagai menerima kas dari pembeli, fungsi ini ditangani
bagian kasa.
c. Bagian gudang
Bagian ini bertanggung jawab atas penyiapan barang yang sudah dipesan oleh
pembeli dan lanjut diserahkan kepada bagian pengiriman.
Bagian ini bertugas untuk membungkus barang-barang yang sudah dipesan dan
menyerahkan barang tersebut kepada pihak pembeli.
e. Bagian akuntansi
15
Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2011:231), dalam pengendalian
terdiri dari lima komponen, berikut adalah komponennya :
1. Lingkungan pengendalian, inti dari suatu bisnis adalah adalah orang-orang.
Mereka adalah mesin yang menjalankan organisasi dalam segala hal yang terletak.
2. Aktivitas pengendalian, prosedur pengendalian harus benar-benar dibuat dan
dilaksanakan untuk memastikan bahwa tindakan yang diintroduksi oleh pihak
manajemen dalam mengatasi sebuah risiko pencapaian rujuan organisasi dapat
dijalankan secara efektif dan efisien.
3. Penilaian risiko, sebuah organisasi harus sadar berurusan tentang risiko yang
didapatkan atau dihadapi. Organisasi juga harus membuat sebuah prosedur untuk
menganalisis dan mengelola sebuah risiko yang terkait.
4. Informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dalam sistem informasi dan
komunikasi memungkinkan orang-orang dalam sebuah organisasi untuk bertukar
dan mendapatkan sebuah informasi yang mereka butuhkan untuk mengelola
dalam pengendalian operasinya.
5. Pengawasan, semua proses harus selalu diawasi melalui cara ini semua sistem
dapat berjalan secara dinamis, tetapi juga dapat berubah sesuai dengan keadaan.
2.2.8.3. Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Suatu usaha agar dapat berjalan dengan efektif, maka suatu sistem pengendalian
internal dalam perusahaan harus memiliki beberapa unsur pokok, sebagai berikut
menurut Nugroho Widjajanto (2001:18) :
a. Struktur organisasi
b. Sistem wewenang
c. Pelaksanaan kerja yang sehat
d. Karyawan yang berkualitas
Dengan unsur-unsur tersebut akan menunjang suatu aktivitas, karena struktur
organisasi yang akan bertanggung jawab penuh fungsional kegiatan dengan secara
tegas. Selain itu sistem wewenang juga berguna untuk memberikan suatu
perlindungan terhadap pendapatan, utang dan biaya. Dengan memiliki karyawan
yang berkualitas akan membuat aktivitas perusahaan berjalan dengan baik sesuai
peraturan yang berlaku dan tanggung jawab yang dipikul harus benar-benar
dijalankan.
2.2.9. Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer
Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2011:266), semakin banyak
perusahaan yang menggunakan teknologi informasi (TI) berguna sebagai proses
informasi secara elektronis. Organisasi yang menggunakan TI untuk menjalankan
sebuah bisnis, produksi dan melaksanakan pelayanannya. Mereka harus berbagi
informasi yang menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan sistem
informasinya dengan pihak sering melakukan interaksi dengan mereka. Tujuan
pengendalian intern masih tetap sama, bagaimanapun bisnis yang dijalankan
sejauh apapun teknologi informasi yang digunakan cara untuk mencapai
keamanan pengendalian untuk informasi telah berubah secara signifikan dalam
16
tahun belakangan ini. Oleh karena itu, sistem informasi dan pengendalian internal
harus dikembangkan guna untuk menurunkan risiko yang dibawa oleh sistem
informasi berdasarkan komputer yang baru. Perkembangan sistem informasi dan
teknologi informasi mampu memberikan kesempatan bagi organisasi-organisasi
untuk meningkatkan pengendalian internalnya.
2.2.10. Keefektifan
Keefektifan berasal dari kata efektif atau efektivitas, yang artinya memiliki
pengaruh atau dampak dari suatu kegiatan dalam mencapai titik tujuannya.
Ravianto (2014:11) dalam Rara Nur F, mangatakan bahwa efektivitas merupakan
seberapa jauh orang yang menjalankan suatu pekerjaan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Yang berarti jika seorang pekerja dapat menjalankan tugasnya sesuai
rencana baik dalam hal biaya, waktu, maupun mutunya dapat dibilang kinerja
kegiatan berjalan dengan efektif.
Dengan hal yang serupa, Merdiasno (2017:134), efektivitas merupakan suatu
tolak ukur berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan suatu organisasi.
Kajian Empiris
1. David Efendi, dkk (2013
“Pengaruh Siatem Informasi
Akuntansi dan Kinerja 17
Karyawan Terhadap
Pengendalian Intern di
Koperindo Jatim Cabang-
Nganjuk”.
Analisis Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan
Dalam Menunjang Keefektifan
Pengendalian Intern Pada UD.
Barokah Kutorejo-Mojokerto
1. Data Primer
2. Data Sekunder
BAB III
METODE PENELITIAN
18
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan sebuah tahapan untuk menjalankan sebuah
penelitian sesuai alur yang jelas dan akurat. Rancangan penelitian ini harus
menggunakan terapan metode penelitian, jika penelitian ini berjalan sesuai dengan
metode penelitian maka penelitian dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Dalam
penelitian ini menggunakan metode “Deskriptif” dan pendekatan “Kualitatif”.
Moh. Nazir (2014:43), metode deskriptif merupakan suatu metode yang
meneliti status dari sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun juga suatu kelas peristiwa pada masa saat ini yang
memiliki tujuan untuk membuat suatu deskriptif. Sedangkan,
Sugiyono (2019:18), mengatakan metode penelitian kualitatif merupakan
sebuah metode berlandaskan pada prinsip postpositiveme berfungsi untuk
meneliti pada kerangka obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai organ kunci,
teknik pengumpulan data yang dilakukan secara gabungan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis kinerja
sistem informasi akuntansi penjualan dalam menunjang keefektifan pengendalian
internal pada UD. Barokah yang memiliki tujuan untuk mengetahui pelaksanaan
sistem tersebut yang menyangkut data, pencatatan akuntansi dan kinerjanya
apakah sudah berjalan efektif. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu data primer dan data sekunder, meliputi ; observasi, wawancara,
dokumentasi dan angket.
Untuk mengetahui lebih jelas alur dari penelitian ini, berikut adalah gambar
dari rancangan penelitian sebagai berikut :
Sistem Informasi
Akuntansi
19
Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan
Data Sekunder
Data Primer
Observasi
Dokumentasi
Wawancara
Kuesioner
Hasil Penelitian
20
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah orang yang memberikan suatu
informasi (responden) yaitu pemiliki usaha dan para pegawai. Dan untuk obyek
nya adalah dokumen-dokumen dan suatu catatan tentang UD. Barokah.
21
penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu
tringulasi.
Sugiyono (2019:368), mengemukakan bahwa tringulasi dalam kredibilitas dapat
diartikan sebagai suatu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara. Berikut adalah tringulasi sumber data, sebagai berikut :
Atasan Teman
Bawahan
Gambar 3.4 Tringulasi Sumber Data
Dalam tringulasi sumber data memiliki tiga sumber, mulai dari : atasan, teman
dan bawahan. Dengan tiga sumber tersebut maka peneliti dapat dengan mudah
mendapatkan data-data perusahaan sesuai dengan topik penelitiannya.Tringulasi
sumber data dilakukan dengan cara mengecek data yang didapatkan dari beberapa
sumber. Dengan contoh, untuk menguji data tentang gaya kepemimpinan
seseorang, mengumpulkan data yang telah diperoleh dilakukan oleh bawahan ke
atasan yang memberi tugas, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok
kerjasama.
Penerapan dalam penelitian ini data tersebut tidak dapat dijelaskan seperti
rata-rata penelitian kuantitatif, tetapi dapat dijalankan dengan cara
mendeskripsikan, mengkatogarikan dari ketiga sumber data tersebut mana yang
lebih spesifik sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan dalam penelitian
tersebut.
Rumus
f
р¿ x 100 %
n
22
p =Angka presentase
f =Frekuensi jawaban
Dengan studi kasus ini referensi yang dapat saya gunakan dalam perhitungan
presentase yaitu menggunakan skala likert. Dalam penelitian ini memang harus
menggunakan skala likert karena dengan tujuan untuk mengetahui persepsi dan
pendapat dari fenomena yang terjadi saat ini dalam UD. Barokah.
23