Anda di halaman 1dari 25

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem informasi merupakan hal penting dalam manajemen dan

pengembalian keputusan daalm sebuah perusahaan. Dalam sistem akuntansi, sistem

informasi merupakan proses control manajemen yang dapat berfungsi mendoronng

kualitas pelayanan setiap kebijakan dan pelaaporan. Dengan demikian, sistem

informasi akuntansi merupakan sistem pemrosesan data dan transaksi untuk

menghasilkan indomasi yang bermanfaat dalam perancanaan dan pengendalian

suatu bisnis.

Akuntansi dilaksanakn baik dalam perusahaan yang bertujuan mencari laba

maupun dalam organisasi-organisasi yang tidak mencari laba. Salah satu

penyebabnya adalah karena hal ini diharuskan oleh undang-undang. Namun

demikian alasan utama mengapa akuntansi dilaksanakan dalam berbagi organisasi

adalah karena semakin rumitnya variable-variabel yang dihadapi, walau di dalam

perusahaan kecil sekalipun. Keadaan ini menyebabkan para pengambil keputusan

menjadi semakin tergantung pada data akuntasi. Dalam akuntansi, transaksi-

transaksi keuangan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi laporan yang siap

digunakan untuk pengembalian keputusan manjemen (Abdul Halim, 2007).

Berdasrkan pendapat tersebut , dapat dikemukakan bahwa akuntansi merupakan

suatu sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan modern dewasa ini.

Darsono dan Azhari (2010) mengemukakan bahwa mengingat begitu

pentingnya manfaat sistem infomasi akuntansi dalam suatu perusahaan, maka tidak

dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau suatu perusahaan tidak memiliki sistem

informasi akuntansi jadinya kalu suatu perusahaan tidak memiliki informasi akuntansi
2

yang memadai. perusahaan tersebut mungking tidak dapat memperoses

transaksinya secara jelas, terinci dan terstruktur. Kemudian perusahaan tersebut

mungking tidak akan memperoleh yang relavan dan dapat dipercaya yang

diperlukanya untuk di jadiakn dasar dalam mengambil keputusan yang menyakut

aktivitas dan kelangsungan hidup perusahaan. Selanjutnya karena sistem informasi

akuntansi didalamanya mengandung unsur-unsur pengendalian, maka perusahaan

mungking tidak dapat menjalankan pengendalian, maka perusahaan mungking tidak

dapat menjalankan pengendalian-pengendalian yang diterapkanya dengan baik.

Karena pengendalia tidak dijalankan dengan baik, tidak menutup kemugkinan

terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan kecurangan-kecurangan yang

dilakukan dengansengaja atau tidak sengaja.

Peroses audit yang dilakukan auditor internal merupakan langkah penting

menjalankan sistem informasi akuntansi yang dapat membantu kredibilitas sistem

akuntansi keuangan yang di jalankan. Balai Besar Pertanian Batangkaluku gowa

sebagai salah satu perusahaan dituntut melayani konsumen-konsumen pemasukan

perusahaan. Untuk itu, sistem infomasi akuntansi dalam pengelolaan keuangannya

merupakan instrumen penting mendorong manajemen berkualitas dengan

transparasi keuangan secara terbuka dan prifesional.

Kebijakan dan prosedur akuntansi dalam audit dasar akuntansi yaitu laporan

keuangan perusahaan disusun berdasrkan akrul, artinta setiap teransaksi dan

kejadian keuangan yang terjadi dalam perusahaan akan dicatat pada saat kejadian

( bukan pada saat kas dan setara kas di terima atau dibayar) dan dicatat akuntansi

serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

Komponen dalam laporan keuangan perusahaan disusun berdasrkan konsep harga

perolehaan/nilai historis.
3

Pengendalian internal pada prinsipnya merupakan hasil dari satu proses

akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk memberi informasi mengenai

data audit keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari perencanaan

laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Informasi ini dari

laporan keuangan dapat diungkapkan dengan melakukan analisis terhadap laporan

keuangan sebagai landasan perancanaan bagi perusahaan untuk masa atau priode

selanjutnya. Sukses atau tidak maneger perusahaan biasanya diukur dengan laba

yang di peroleh perusahaan pada mulanya laporan keuangan bagi perusahaan

hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagi pembukaan. Selanjutnya laporan

keuangan sebagai dasar untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.

Perkembangan posisi pengendalian internal mempunyai arti yang sangat

penting bagi perusahaan untuk melihat baik tidaknya suatu perusahaan tidak hanya

diniliai dari keadaan fisiknya saja namun faktor terpenting adalah untuk dapat melihat

perkembangan suatu perusahaan terletak dalam unsur keuangannya, karena dari

unsur tersebut, manajer dapat mengevaluasi apakah kebijakan yang ditempuh dalam

perusahaan sudah tepat atau tidak dan mengaudit laporan pengendalian internal

keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk

mengukur keadaan keuangan perusahaan, setelah laporan keuangan disusun

berdasarkan data yang relavan, serta di lakukan dengan prosedur akuntansi dan

pengukuran yang benar akan terlihat kondisi keuangan yang dimaksud adalah

diketahuinya berapa jumlah harta, kewajiban serta modal dalam rencana yang dimiliki.

Kemudian, juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diteriman dan jumlah biaya

yang dikeluarkan selama satu priode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui

bagaimana hasil usaha yang diperoleh selama priode tertentu dari laporan laba rugi

yang disajikan.
4

Penulis termotivasi melakukan penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan,

diantaranya,’1) manfaat sistem informasi merupakan kajian yang menarik, 2) kajian

ini umumnya belum dilakukan pada Balai Besar Pertanian Batangkaluku Gowa, 3)

peneliti ini akan memberikan sumbangsih penteting berkaitan dengan informasi

sistem informasi akuntansi pada Balai Besar Pertanian Batangkaluku Gowa.

Berdasarkan alas an tersebut, peneliti tertarik melakukan peneliti dengan judul,

“Manfaat Audit Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian internal

Balai Besar Pertanian Gowa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah peneliti ini adalah”

Bagaimana manfaat audit sistem informasi akuntansi sebagai alat pengendalian

internal Balai Besar Pertanian Batangkaluku Gowa ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti ini adalah untuk mengeetahui bagaimana manfaat audit sistem

informasi akuntansi dalam efektivitas pengendalian internal Balai Besar Pertanian

Batangkaluku gowa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritas dan praktis, sebagai berikut.

a. Mannfaat Teoritas

Hasil peneliti ini dapat memberikan pemahaman keilmuan tentang manfaat

audit sistem informasi akuntansi dalam evektifitas pengendalian internal Balai

Besar Pertanaian Batangkaluku Gowa.


5

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan serta menetapkan teori yang telah diperoleh penulis

selama perkuliahan dengan praktij yang sesungguhnya khususnya mengenai

audit sistem informasi akuntansi.

2. Bagi Instan

Memberikan masukan serta sumbangan pemikiran dalam melaksanakan

audit sistem informasi akuntansi pada Balai Besar Pertanian Batangkaluku

Gowa.
6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi

1. Pengertian Sistem

Sistem merupakan beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian, komponen-

komponen atau subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-

sendiri, komponen-komponen dan subsistem saling berinteraksi dan saling

berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran dapat

tercapai.

Menurut Jimmy L. Goal (2008:9).”sistem adalah hubungan satu unit dengan

unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat

dipisahkan serta menuju satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan”.

Menurut Mc Leord (2004) dikutip dalam buku Pengantar Sistem Informasi

(2012 : 1).”mendefinisikan sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang

terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan. Sistem juga

merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan

tertentu.”

2. Pengertian Informasi

Secara umum informasi adalah suatu data yang telah diolah sehingga

menghasilkan suatu informasi tertentu yang dibutuhkan oleh pihak yang

membutuhkan informasi tertentu.

Menurut Tata Sutabri (2012 : 22) “Informasi adalah data yang telah

diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasikan untuk digunakan dalam proses


7

pengambilan keputusan. Sistem pengelolahan informasi akan mengolah data

menjadi informasi atau mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna

bagi yang menerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila tidak

ada pilihan atau keputusan maka informasi tidak diperlukan”.

Menurut Sutarman (2009 : 14) “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang

diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi

sipenerima. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan jumlah gaji dengan jumlah

jam bekerja, kita akan mendapatkan informasi yang berguna. Dengan kata lain,

informasi datang dari data yang akan diperoses”.

Menurut Kadir (2009 : 4) bahwa “definisi informasi adalah informasi mengarah

pada data, memberikan suatu nilai tambah atau pengetahuan bagi yang

menggunakannya, dapat digunakan untuk mengambil keputusan”.

Menurut Wahyono (2004 : 23) yang dikutip dari bukunya Gordon B. Davis,

“informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi

penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan

sekarang maupun masa depan”.

Informasi sangat penting dalam suatu organisasi, informasi mengarahkan dan

memperlancar kegiatan sehari-hari. Suatu sistem yang kurang dapat informasi akan

menjadi kurang berguna karena masukan-masukan dari data kurang berfungsi

dengan baik.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan

hasil dari pengelolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih

berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata

(fakta) yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain, informasi

adalah fakta yang mempunyai arti dan berguna untuk mencapai tujuan tertentu.
8

Informasi berbeda dengan data, karena informasi merupakan hasil akhir atau

keluaran suatu sistem informasi.

3. Pengertian Akuntansi

Akuntansi berasal dari kata asing yaitu accounting, yang artinya menghitung

atau mempertanggung jawabkan. Akuntansi adalah suatu proses mencatat,

mengklasifikasikan, meringkas, mengolah, dan menyajikan data transaksi serta

kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh

orang yang menggunakannya dengan mudah dan dimengerti untuk pengambilan

suatu keputusan serta tujuan lainnya.

Menurut Warren (2008 : 10) “Akuntansi adalah sistem informasi yang

menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (kreditor, pemasok,

investor, karyawan, pemilik dan lain-lain) mengenai aktifitas ekonomi dan kondisi

perusahaan”.

Menurut Riahi-Belkaoui (2001 : 38) “Akuntansi adalah suatu aktifitas jasa.

Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat

keuangan tentang identitas ekonomik yang dioperkirakan bermanfaat dalam

pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan diantara

alternatif tindakan yang ada”.

4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

a. Sistem informasi akuntansi

Berdasarkan situs Wikipedia, sistem informasi akuntansi adalah susunan

berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta

alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya, dan laporan yang terkoordinasikan secara

erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi

yang dibutuhkan manajemen. Dengan demikian sistem informasi akuntansi dapat


9

diartikan sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi yang menghasilkan laporan

dibentuk data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan sehingga menjadi sebuah

laporan keuangan yang memiliki arti bagi pihak yang membutuhkannya.

Menurut Azhar Susanto (2008 : 72) “sistem informasi akuntansi dapat

didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari subsistem/komponen baik fisik

maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara

harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan

menjadi informasi keuangan”.

Menurut Baridwan (2009 : 4) “sistem informasi akuntansi adalah suatu

komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah,

menganalisa dan komunikasikan, informasi keuangan yang relevan untuk

mengambil keputusan kepada pihak-pihak luar seperti inspeksi pajak, investor dan

kreditur serta pihak-pihak dalam (terutama manajemen)”.

Menurut Krismiaji (2002 4) “sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem

yang memproses data dan teransaksi guna menghasilkan informasi yang

bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis”.

Menurut Jogiyanto (2003 : 225) “sistem informasi akuntansi merupakan sistem

informasi yang merekam dan melaporkan transaksi bisnis aliran dana dalam

organisasi, dan menghasilkan laporan keuangan”.

Menurut Wahyono (2004 : 17) “sistem informasi akuntansi merupakan suatu

sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam

organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu penyajian informasi”.

Menurut Dasaratha V.Rama/Frederic L. Jones (2008 :6) “sistem informasi

akuntansi adalah suatu subsistem dari sistem informasi manajemen yang


10

menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh

dari pengelolahan rutin atas transaksi akuntansi”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

akuntansi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan

kombinasi dari manusia, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan

pengendalian yang ditunjukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting,

memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan

yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal.

b. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mc. Leod Jr (2001 : 306) jika dibandingkan dengan sistem

informasi yang lain sistem informasi akuntansi memiliki beberapa karakteristik

yang berbeda meliputi:

a) Melaksanakan tugas yang diperlukan. Perusahaan tidak memutuskan untuk

melaksanakan pengelolahan data atau tidak. Perusahaan diharuskan oleh

undang-undang untuk memelihara catatan kegiatannya. Elemen-elemen

dalam lingkungan seperti pemerintah, pemegang sahan dan pemilik, serta

masyarakat keuangan menurut perusahaan agar melakukan pengelolahan

data. Tetapi bahkan jika lingkungan tidak memintanya manajemen-

manajemen pasti menerapkan sistem informasi akuntansi sebagai cara

mencapai dan menjaga pengendalian.

b) Berpegang pada prosedur yang relatif standar. Peraturan dan praktek yang

diterima menentukan cara pelaksanaan pengelolahan data. Segala jenis

organisasi mengolah datanya dengan cara yang pada dasarnya sama.

c) Menangani data yang rinci. Karena berbagai catatan pengolahan data

menjelaskan kegiatan perusahaan secara rinci, catatan tersebut menyediakan


11

jejak audit (audit trail). Jejak audit adalah kronologi kegiatan yang dapat

ditelusuri dari awal hingga ke akhir, dan dari akhir ke awal.

d) Terutama berfokus historis. Data yang dikumpulkan oleh sistem informasi

akuntansi umumnya menjelaskan apa yang terjadi dimasa lampau. Ini

terutama terjadi jika berkelompok (batch) digunakan.

e) Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal sistem informasi

akuntansi menghasilkan sebagai output informasi bagi manajer perusahaan.

Sebagai contoh laporan akutansi standar seperti laporan rugi laba dan neraca.

c. Tujuan dan Manfaat sistem informasi akuntansi

Menurut Azhar Susanto (2008 :8-11) tujuan sistem informasi akuntansi adalah

sebagai berikut:

1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari

2. Mendukung proses pengambilan keputusan

3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya

kepada pihak eksternal.

4. Mengumpulkan dan memasukkan data transaksi ke dalam sistem informasi

akuntansi.

5. Mengolah data transaksi.

6. Menyimpan data untuk tujuan di masa mendatang.

7. Memberi pemakai atau memberi keputusan (manajemen) informasi yang

mereka perlukan.

8. Mengontrol semua proses yang terjadi

Menurut Gondodiyoto (2007 : 124) Sistem Informasi Akuntansi memiliki manfaat

sebagai berikut:
12

1. Untuk melakukan pencatatan (recording) transaksi dengan biaya klerikal

seminimal mungkin dan menyediakan informasi bagi pihak intern untuk

pengelolaan kegiatan usaha serta para pihak terkait (Stock holder or stake

holder).

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik

mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya.

3. Untuk menerapkan (implementasi) sistem pengendalian internal, memperbaiki

kinerja dan tingkat keandalan (reliability). Informasi akuntansi dan untuk

menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban (akuntabilitas).

4. Menjaga atau meningkatkan perlindungan kekayaan perusahaan.

B. Pengertian Audit

Menurut Susan Irawan (2008 :2) “Audit adalah suatu proses yang sistematis dalam

mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit mengenai kegiatan ekonomi yang

mencerminkan dari informasi keuangan suatu perusahaan tertentu. Tujuannya adalah

untuk memberikan laporan mengenai adanya tingkat persediaan antara informasi

kuantitatif dengan keriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan pernah dilakukan

oleh orang-orang independen dan kompeten”.

Menurut Agoes (2000 : 1) “Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan

secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan

yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-

bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan”.

William C. Boynton (2006 : 5) menurut “Report of the Commitice on Basic

Concepts of the American Accounting Association” (Accounting Review, vol.47 2004)

memberikan definisi Auditing sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh serta
13

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tersebut dengan kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-

pihak yang berkepentingan”.

Beberapa ciri penting dalam definisi diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Suatu proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis,

terstruktur, dan terorganisir. ASB (Dewan standar Auditing) menerbitkan GAAS

(Standar Auditing yang Berlaku Umum) yang digunakan sebagai pedoman

propesional berkaitan dengan proses audit.

b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa daftar

asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan

berperasangka, baik untuk atau terhadap perorangan (entitas) yang membuat

asersi tersebut.

c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang

dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini merupakan subjek pokok auditing.

d. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat didefinisikan

dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.

e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai

dasar untuk menilai asersi atau pernyataan , misalnya GAAP.

f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukan derajat

kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan.

g. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan temuan-

temuan auditor. Dalam lingkungan bisnis, mereka adalah para pemegang saham,

investor, manajemen, kreditor, kantor pemerintah dan masyarakat luas.


14

C. Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi struktur organisasi

beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga

seluruh harta kekayaan organisasi dari berbagai arah Commite on Auditing Procedure

American Institute of Carified Public Accountant (AICPA) mengemukakan, bahwa

pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan

yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivannya, mengecek

kecermatan dan keandalan data akuntansi, memajukan efisiensi operasi, dan

mendorong ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan.

Menurut Azhar Susanto (2008 :95) “pengendalian internal dapat didefinisikan

sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan karyawan

yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi

akan dapat dicapai melalui efisiensi dan efektivitas operasi, penyajian laporan

keuangan yang dapat dipercaya dan ketaatan terhadap undang-undang dan aturan

yang berlaku.

a. Tujuan Pengendalian Internal

Pengendalian internal yang dirumuskan pada suatu istansi/perusahaan harus

mempunyai beberapa tujuan. Sesuai dengan definisi yang dikemukakan AICPA,

maka dapat dirumuskan tujuan dari pengendalian internal yaitu:

1. Menjaga keamanan harta milik istansi/perusahaan.

2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akutansi.

3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

4. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

Menurut Beasley, Alvin, Elder dan Jusuf (2011:137) tujuan pengendalian

internal adalah:
15

1. Keandalan Pelaporan Keuangan, manajemen bertanggung jawab untuk

menyusun laporan keuangan kreditor dan para pengguna lainnya. Manajemen

memiliki tanggung jawab hukum maupun profesionalisme untuk meyakinkan

bahwa informasi disajikan dengan wajar sesuai dengan ketentuan dalam

pelaporan. Tujuan pengendalian yang efektif terhadap laporan keuangan

adalah untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan ini.

2. Efektivitas dan Efisiensi Oprasional, pengendalian dalam suatu perusahaan

akan mendorong penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan

efektif untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan.

3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,perusahaan publik,

non publik maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk memenuhi beragam

ketentuan hukum dan peraturan. Beberapa peraturan ada yang terkait dengan

akuntansi secara tidak langsung, misalnya perlindungan terhadap lingkungan

dan hukum hak-hak sipil. Sedangkan yang terkait erat dengan akuntansi,

misalnya peraturan pajak penghasilan dan kecurangan.

b. Unsur Sistem Pengendalian Internal

Untuk menciptakan sistem pengendalian internal yang baik dalam

istansi/perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas

merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional

kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatan pokok perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan

pokoknya adalah memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan

kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen produksi, departemen

pemasaran, dan departemen keuangan dan umum. Departemen-departemen


16

ini kemudian terbagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih

kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan. Pembagian tanggung

jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

a) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi

akutansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk

melaksanakan suatu kegiatan misalnya pembelian. Setiap kegiatan dalam

perusahaan memerlukan otoritas dari manajer fungsi yang memilki

kewenangan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan

adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktivasi

perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk

mencatat pristiwa kauangan perusahaan.

b) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh semua tahap suatu

transaksi.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam

organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang

memiliki wewenang untuk menyutujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena

itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang

untuk otoritas atas terlaksananya setiap transaksi dalam organisasi. Oleh

karena itu penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna

mengawasi pelaksanaan otorisasi. Di pihak lain, formulir merupakan dokumen

yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan

akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam

dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian dan keandalan

(realibility) yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin


17

dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan

menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi. Selanjutnya,

prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan

dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu

organisasi.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam

menciptakan praktik yang sehat adalah:

a) Penggunaan formulir bernomor urut bercetak yang pemakaiannya harus

dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena formulir merupakan

alat yang memberikan otorisasi terlaksananya transaksi.

b) Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak

dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan

diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.

c) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu

orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari orang atau unit

organisasi lain.

d) Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara

rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan

tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.

e) Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan

perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya.

f) Secara periodic diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatan. Untuk

menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan

catatan akuntansinya.
18

g) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas

unsur-unsur sistem pengendalian yang lain.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Untuk

mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya berbagai cara

berikut ini:

a) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh

pekerjaannya. Untuk memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan

sesuai dengan tuntutan tanggung jawab yang akan dipikulnya, manajemen

harus mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan

menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang

menduduki jabatan tersebut.

b) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan,

sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

c) Misalnya untuk menjamin transaksi penjualan dilaksanakan oleh karyawan

yang kompeten dan dapat dipercaya, pada saat seleksi karyawan untuk

mengisi jabatan masing-masing kepala fungsi pembelian, kepala fungsi

penerimaan dan fungsi akuntansi, manajemen puncak membuat uraian

jabatan (job description) dan telah menetapkan persyaratan jabatan (job

requirements). Dengan demikian pada seleksi karyawan untuk jabatan-

jabatan tersebut telah digunakan persyaratan jabatan tersebut sebagai

kriteria seleksi.

c. Prinsip-Prinsip Pengendalian Internal

a) Lingkungan Pengendalian

1. Organisasi menunjukan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.


19

2. Dewan komisaris (atau dewan pengawas) menunjukan indenpendensi dari

manajemen dan melaksanakan pengawasan atas pengembangan dan

pelaksanaan pengendalian internal.

3. Dibawah pengawasan dewan komisaris (atau dewan pengawas),

manajemen menetapkan struktur organisasi, garis pelaporan, serta

wewenang dan tanggung jawab yang tepat sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan.

4. Organisasi menunjukan komitmen dalam merekrut, mengembangkan, dan

mempertahankan individu-individu yang kompeten sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan.

5. Organisasi memberikan dukungan bagi individu-individu yang bertanggung

jawab atas pelaksanaan pengendalian internal sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan.

b) Penilaian Resiko

1. Organisasi menetapkan tujuan-tujuan yang jelas agar identifikasi dan

penilaian resiko terkait tujuan-tujuan itu bisa dilakukan.

2. Organisasi melakukan identifikasi resiko atas pencapaian tujuan entitas

secara menyeluruh dan melaksanakan analisis resiko sebagai landasan

untuk menetapkan manajemen resiko.

3. Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan (fraud) dalam

melakukan penilaian resiko atas pencapaian tujuan.

4. Organisasi melakukan identifikasi dan penilaian atas perubahan-perubahan

yang mungkin berdampak signifikan terhadap sistem pengendalian internal.

d. Aktivitas Pengendalian
20

1. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas-aktivitas pengendalian yang

akan memberikan kontribusi dalam meminimalkan resiko atas pencapaian

tujuan hingga mencapai tingkat toleransi risiko yang bias diterima.

2. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas-aktivitas pengendalian

umum atas teknologi pendukung pencapain tujuan.

3. Organisasi memberlakukan aktivitas-aktivitas pengendalian melalui kebijakan

yang menetapkan apa yang diharapkan dan melalui prosedur yang

menjabarkan kebijakan menjadi tindakan.

D. Kerangka Pikir

Audit suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengavaluasi bukti

secara objektif mengenai pernytaan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan

tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut

dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai

y8ang berkepintingan.

Sistem informasi akuntansi terhadap efektifitas pengendalian internal merupakan

sistem akuntansi yang berperan pada suatu kegiatan yang menghasilkan laporan

keuangan dalam bentuk data guna memudahkan pengelolaan dalam perusahaan, dan

pengendalian internal sangat diperlukan karena suatu proses yang dipengaruhi oleh

manajemen dan karyawan perusahaan untuk memberikan jaminan yang meyakinkan

bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai melalui efesiensi dan efektivitas operasi,

penyanjian laporan keuangan yang dapat dipercaya.


21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenisp enelitian ini adalah penelitian kualitatif,artinya suatu penelitian yang

digunakan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya berdasarkan hasil angket

dengan instrument yang valid dan reliabel. Bogdan dan Taylor (2007: 4)

mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasikan

dta deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dari individu tersebut secara

holistic (utuh).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Balai Besar Pertanian Batangkaluku Gowa Provinsi

Sulawesi Selatan dan dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2021.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknikn pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Metode ini digunakan peneliti untik mengobservasi obyek penliti,mencakup

pengamatan terhadap lingkungan dan sarana prasarana, dokumentasi, dan

peroses pelayanan Balai Besar Batangkaluku Gowa. Observasi yang dilakukan

oleh peneliti menggunakan teknik observasi langsung, pelaksanaan obsevasi

ini dilakukan dengan menggunakan pedoman obsevasi dan catatan lapangan.

2. Wawancara
22

Waawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak tresktur, dan

dilakuakn melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan

telpon (2014: 138). Penelitian ini menggunakan wawancara tatap terstruktur

melalui tatap muka dengan infomasi yaitu kepala Balai Besar Batangkaluku

gowa utuk menggali lebih detail informasi yang berkaitan dengan audit sistem

informasi akuntansi dalam penyajian pengendalian internal pada Balai Besar

Btangkaluku Gowa.

3. Dokumentasi

Tahap ini digunakan sebagai alat atau pelengkap untuk membantu dalam

penyusunan pengumpulan data-data yang berhubungan dengan kepentingan

penelitian. Dokumen yang diperoleh penelitian yang mendukung penelitian

adalah semua jenis dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian ini yaitu

dokumen audit sistem informasi akuntansi dalam pengendalian internal pada

Balai Besar Batangkaluku gowa.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dengan cara

memperoleh dari sumber-sumber kepustakaan, catatan dan dokumen perusahaan.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama). Contoh

data primer adalah data yang diperoleh dari responden mengenai kuesioner, kelompok

fokus dan panel, atau juga hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Sumber data
23

penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bias didapatkan.Maka sumber

data itu dari responden, yakni orang yang menjawab pertanyaan peneliti, yaitu tertulis

ataupun lisan. Sumber data berbentuk responden ini digunakan didalam penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Milles dan Hubbermand (Sugiyono, 2014: 91) mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara intraktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehinggah data sudah jenuh. Dalam analisis data

ini penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan analisis data yang

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Data Reduction,meredeksi kata maksudnya adalah merangkum, memilih hal

pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

2. Display (penyajian) data, maksudnya dijabarkan dalam bentuk matriks, grafik,

networks dan charts. Kegiatan ini dilakukan bila data menghendaki demikian.

Tujuanya agar mudah diperoleh gambaran keseluruhan atau bagian-bagian

dari penelitian.

3. Verifikasi Data, dimaksud untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan yang

telah direduksi dan display guna menampilkan makna umum dan elemen-

elemen data yang ada sebagai hasil akhir penelitian. Tindakan lanjut dari

verifikasi data adalah menyusun laporan dalam bentuk deksripsi secara

lengkap.
24

DAFTAR PUSTAKA

Agoes. 2000. “Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)” Lembaga penerbit Fakultas ekonomi


univesitas Indonesia, Jakarta.

Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Struktur Pengendalian Resiko


Pengembangan. Buku Perdana, Lingga Jaya. Bandung.

Baridwan Zaki. 2009.”sistem informasi akuntansi”, Edisi 2, BPFB Yogyakarta.

Cooper, Donald R and Emory,W.C.2010. Metode Penelitian Bisnis. Edisi kelima,


Jakarta :Erlangga.

Dasaratha V.Rama/Frederic L. Jones. 2008.”Sistem Informasi Akuntansi”, Tej, M. Almet


Wibowo, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Gondodiyoto Sanyoyo. 2007. Audit Sistem Informasi. Edisi Revisi. Mitra Wacana Media.
Jakarta.

Irawati Susan. 2008.”Auditing”, Penerbit Pustaka, Bandung.

Jimmy L. Goal. 2008. Sistem informasi manajemen pemahaman dan aplikasi. Penerbit PT
Grasindo. Jakarta.

Jogiyanto. 2003.”Sistem Teknologi Informasi”, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kadir. 2009. Pengendalian Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.

Krismiaji. 2002.”Sistem Informasi Akuntansi”, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN,
Yogyakarta.

Mc Leord Jr. Nugroho. 2001.”sistem informasi manajemen”, Edisi Indonesia, Jilid 1 & 2,
Prehalindo, Jakarta,

Riahi Belkaoui. 2001. “Teori Akuntansi”, Terj. Marwoto, cr.al, Edisi Pertama, Salemba
Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis (Cetakan Kedua),Bandung : CV. Alfa Beta..

Suharsimi Arikunto. 2011. Manajemen Penelitian,PT. Rineka Cipta : Jakarta.

Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Bumi Aksara. Jakarta.

Tata Sutabri. 2012. Konsep Sistem Infotmasi. Gava Media. Yogyakarta.


25

Warren, Fess, Philip E, James M. Reeve, dan Carl S. 2008. Pengantar Akuntansi. Edisi
Kedua Puluh Satu. Salemba Empat. Jakarta.

Wahyono. 2004. “Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain dan


Implementasi”,Edisi Pertama, Yogyakarta; Graha Ilmu.

William C. Boynton. 2006.“Report of the Commitice on Basic Concepts of the American


Accounting Association”Accounting Review, vol.47, Desember 2004, Universitas
Trisakti, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai