Anda di halaman 1dari 27

TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA


CV. MITRA TANINDO

Kelompok 1

Ardyatama

1311031013

Faizah Dwi Fitriyani

1311031035

Fatma Nur Soffitri

1311031037

Indah Dwi Cahya Putrri

1311031047

Yuda Pratama

1311031115

JURUSAN AKUNTANSI
FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen. Makalah ini menjelaskan mengenai
Tinjauan Menyeluruh Sistem Informasi Akuntansi pada CV. Mitra Tanindo.
Makalah ini dibuat untuk memberikan penjelasan mengenai bagaimana sistem
informasi akuntansi mempengaruhi kinerja dan keberhasilan suatu perusahaan.
Dalam makalah ini, sistem informasi akuntansi yang akan dibahas yaitu pada CV.
Mitra Tanindo.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sehingga pembuatan makalah yang
selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Bandar Lampung, September 2015

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dewasa ini persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat, sehingga setiap
perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas kerja, mutu pelayanan dan
ketepatan data. Khususnya untuk perusahaan perdagangan, komputerisasi sistem
yang meliputi sistem pembelian, sistem penjualan dan sistem akuntansi akan
sangat membantu, bila dibandingkan dengan sistem manual. Dengan mengubah
sistem manual menjadi sistem komputerisasi maka kehilangan data akan dapat
diminimalisasi pada setiap perusahaan, selain itu waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan data yang diperlukan akan jauh lebih cepat dan akurat. Proses
pencatatan transaksi bisnis secara otomatis bertujuan untuk mempermudah
pengguna yang tidak mahir dalam bidang akuntansi. Selain itu waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus akuntansi akan jauh lebih singkat.
Sistem informasi akuntansi yang efektif dan efisien diharapkan dapat memberikan
informasi yang handal dan dapat menyediakan informasi yang berkualitas bagi
pihak-pihak yang membutuhkan, harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bias,
dan harus jelas maksud dan tujuannya. Untuk dapat menghasilkan informasi
dengan karakteristik tersebut, data yang diproses dalam sistem informasi
akuntansi harus data yang benar dan akurat agar menghasilkan informasi yang
dapat dipercaya.
Studi kasus dalam makalah ini adalah penerapan sistem informasi akuntansi pada
CV. Mitra Tanindo, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi
pupuk. Sebagai perusahaan distribusi penting bagi CV. Mitra Tanindo untuk
mengembangkan sistem informasi akuntansi, karena dengan adanya sistem
informasi akuntansi yang baik akan memudahkan pemimpin perusahaan dalam

mengambil keputusan, mengalokasikan sumber daya dan mengendalikan


perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur organisasi CV. Mitra Tanindo?
2. Bagaimana sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh CV. Mitra
Tanindo secara keseluruhan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui struktur organisasi CV. Mitra Tanindo
2. Untuk mempelajari sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh CV.
Mitra Tanindo secara keseluruhan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir
selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan
fungsi khusus yang penting untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar,
tempat mereka berada
Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem informasi fungsional yang
mendasari sistem informasi fungsional yang lainnya seperti sistem informasi
keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem
informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem informasi lain membutuhkan data
keuangan dari sistem informasi akuntansi.
Hal ini menunjukkan bahwa suatu perusahaan yang akan membangun sistem
informasi manajemen, disarankan untuk membangun sistem informasi akuntansi
terlebih dahulu. Komponen dari sistem informasi akuntansi yaitu:
1.

Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan


berbagai fungsi.

2.

Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang


dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang
aktivitas-aktivitas organisasi.

3.

Data tentang proses-proses bisnis organisasi.

4.

Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.

5.

Infrastruktur

teknologi

informasi,

termasuk

komputer,

peralatan

pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu SIA memenuhi


tiga fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu:
1.

Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang


dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitasaktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas
tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang
berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.

2.

Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen


untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.

3.

Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset


organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut
tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.

2.2 Pentingnya Mempelajari Sistem Informasi Akuntansi


Sistem informasi akuntansi merupakan hal yang efektif penting bagi keberhasilan
jangka panjang organisasi manapun. Tanpa perangkat untuk mengawasi aktivitasaktivitas yang terjadi, tidak akan ada cara untuk memutuskan seberapa baik
kinerja perusahaan. Setiap organisasi juga perlu menelusuri pengaruh-pengaruh
berbagai aktivitas atas sumber daya yang berada di bawah pengawasannya.
Informasi tentang para pelaku yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas tersebut
penting untuk menetapkan tanggung jawab dari tindakan yang diambil.
Dalam Statement of Financial Accounting Concepts No. 2, Financial Accounting
Standards Board mendefinisikan akuntansi sebagai sistem informasi. Di dalam
standar akuntansi keuangan tersebut juga disebutkan bahwa tujuan utama
akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi para pengambil
keputusan. Oleh sebab itu, bukanlah hal yang mengherankan apabila Accounting
Education Change Commission merekomendasikan bahwa kurikulum akuntansi
harus

menekankan

bahwa

akuntansi

adalah

suatu

proses

identifikasi,

pengembangan, pengukuran, dan komunikasi informasi. Komisi tersebut

menyarankan agar kurikulum akuntansi harus dirancang untuk memberi para


mahasiswa sebuah pemahaman yang kuat atas tiga konsep dasar berikut:
1.

Pemakaian informasi di dalam pengambilan keputusan

2.

Sifat, desain, pemakaian, dan implementasi SIA

3.

Pelaporan informasi keuangan

Di lain pihak, mata kuliah SIA berfokus pada pemahaman cara sistem akuntansi
bekerja: bagaimana cara mengumpulkan data tentang aktivitas dan transaksi suatu
organisasi; bagaimana mengubah data tersebut menjadi informasi yang dapat
digunakan pihak manajemen untuk menjalankan organisasi mereka; dan
bagaimana cara memastikan ketersediaan, keandalan, dan keakuratan informasi
tersebut.
Gambar Faktor-faktor yang mempengaruhi desain Sistem Informasi Akuntansi

Teknologi Informasi dan strategi bisnis merupakan pemahaman dasar yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi perusahaan serta bagaimana
pengembangan baru dalam bidang TI dapat menciptakan peluang untuk
memodifikasi strategi tersebut. Lebih lanjut, karena SIA berfungsi di dalam
organisasi, maka SIA harus didesain dengan mencerminkan nilai-nilai dari budaya
organisasi. Akan tetapi, perhatikan bahwa panah antara budaya organisasi dan SIA
menunjukkan dua arah. Meskipun budaya organisasi seharusnya mempengaruhi

desain SIA, penting diketahui juga bahwa desain SIA juga dapat mempengaruhi
budaya organisasi dengan mengendalikan arus informasi di dalam organisasi.
Contohnya, SIA yang membuat informasi mudah diperoleh dan tersedia secara
luas cenderung meningkatkan tekanan untuk lebih banyak desentralisasi dan
otonomi.
2.3 Peran Sistem Informasi Akuntansi dalam Rantai Nilai
Pada umumnya organisasi bertujuan menyediakan nilai untuk pelanggan. Hal
tersebut membutuhkan pelaksanaan berbagai kegiatan yang berbeda-beda, dan
dapat dikonseptualisasikan dalam bentuk rantai nilai (value chain).

Rantai nilai organisasi terdiri dari lima aktivitas utama (primary activities) yang
secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggannya, yaitu:
1. Inbound logistics yang terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi
bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan
produk dan jasa yang dijualnya.
2. Operasi (operations) adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan
menjadi jasa atau produk yang sudah jadi.
3. Outbond logistics adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi
produk yang sudah jadi ke para pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan mengarah pada aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau
produk yang dihasilkan organisasi.

5. Pelayanan (service)memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para


pelanggan.
Organisasi juga melaksanakan berbagai aktivitas pendukung (support activities)
yang memungkinkan kelima aktivitas utama tersebut dilaksanakan secara efisien
dan efektif.

Aktivitas-aktivitas pendukung tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat


kategori, yaitu:
1.

Infrastruktur perusahaan mengarah pada aktivitas-aktivitas akuntansi,


keuangan, hukum, dan administrasi umum yang penting bagi sebuah
organisasi untuk beroperasi. SIA adalah bagian dari infrastruktur perusahaan.

2.

Sumber daya manusia melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan


dengan perekrutan, pengontrakan, pelatihan, dan pemberian kompensasi dan
keuntungan bagi pegawai.

3.

Teknologi merupakan aktivitas yang meningkatkan produk atau jasa.


Contoh: penelitian dan pengembangan, investasi dalam teknologi informasi
yang baru, pengembangan Website, dan desain produk.

4.

Pembelian (purchasing) termasuk seluruh aktivitas yang melibatkan


perolehan bahan mentah, suplai, mesin, dan bangunan yang digunakan untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas utama.

Ingat bahwa sistem sering terdiri dari subsistem. Jadi, tiap tahap dalam rantai nilai
organisasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari satu kumpulan berbagai
aktivitas. Sebagai contoh, tahap pemasaran dan penjualan melibatkan aktivitasaktivitas seperti penelitian pasar, menghubungi para pelanggan lewat telpon,
memproses pesanan, dan menyetujui kredit. Sebagai tambahan, rantai nilai
organisasi itu sendiri adalah suatu bagian dari sistem yang lebih besar. Konsep
rantai nilai dapat diperluas melalui pemahaman bahwa organisasi harus
berinteraksi dengan para supplier, para distributor, and para pelanggan. Rantai
nilai organisasi dan rantai nilai dari para supplier, para

distributor dan para

pelanggan secara kolektif membentuk value system.

Model rantai nilai menunjukkan bahwa SIA adalah aktivitas pendukung. Jadi, SIA
dapat menambah nilai bagi organisasi dengan cara memberikan informasi yang
akurat dan tepat waktu, agar kelima aktivitas utama rantai nilai dapat dilaksanakan
dengan lebih efektif dan efisien. SIA yang dirancang dengan baik dapat
melakukan hal ini dengan cara:
1. Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya produksi dan jasa
Sebagai contoh, SIA dapat mengawasi mesin sehingga para operatornya akan
diberitahukan dengan segera saat proses yang berjalan keluar dari batas
kualitas yang dapat diterima. Hal ini tidak saja membantu mempertahankan

kualitas produk, tetapi juga mengurangi jumlah bahan yang terbuang dan
biaya untuk pengerjaan ulang.
2. Memperbaiki Efisisensi
SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu memperbaiki efisiensi
jalannya suatu proses dengan memberikan informasi yang lebih tepat waktu.
Sebagai contoh, pendekatan produksi just-in-time membutuhkan informasi
yang konstan, akurat, dan mutakhir (up-to-date) tentang persediaan bahanbahan mentah dan lokasi mereka.
3. Mermperbaiki decision making capabilities
SIA dapat memperbaiki pengambilan keputusan dengan memberikan
informasi dengan tepat waktu. Sebagai contoh, Wal-Mart membuat suatu
database lengkap yang berisi informasi rinci tentang transaksi-transaksi
penjualan di tiap tokonya. Perusahaan tersebut menggunakan informasi ini
untuk mengoptimalisasikan jumlah tiap produk yang dijual di tiap toko.
Perusahaan tersebut juga menganalisis data tersebut untuk menemukan pola
barang-barang yang tampaknya dibeli sekaligus, dan menggunakan informasi
ini untuk memperbaiki lata letak barang dagangannya agar penjualan barangbarang tersebut bertambah. Hal yang hampir sama dilakukan oleh
Amazon.com

dengan

memakai

database

aktivitas

penjualan

untuk

menyarankan buku-buku tambahan yang mungkin ingin dibeli oleh para


pelanggannya.
4. Berbagi Pengetahuan
SIA yang dirancang dengan baik bisa mempermudah proses berbagi
pengetahuan dan keahlian, yang selanjutnya dapat niemperbaiki proses
operasi perusahaan, dan bahkan memberikan keunggulan kompetitif. Sebagai
contoh, kantor-kantor akuntan publik yang terbesar menggunakan sistem
informasi mereka untuk berbagi cara-cara terbaik (best practices) dan untuk
mendukung komunikasi antar-pegawai yang berada di berbagai lokasi kantor
yang berbeda. Para pegawai dapat mencari di dalam database perusahaan
untuk mengidentifikasi ahli-ahli yang relevan dalam memberi bantuan bagi
seorang klien tertentu; jadi, seluruh keahlian kantor akuntan publik yang

dikumpulkan dari berbagai negara tersedia untuk melayani klien lokal


manapun.

Data mengarah pada fakta-fakta yang kita kumpulkan, simpan, dan proses dengan
sistem informasi. Terdapat tiga jenis data yang perlu dikumpulkan untuk aktivitas
apa pun yaitu fakta-fakta tentang kejadian itu sendiri, sumber daya yang
dipengaruhi oleh kejadian tersebut, dan para pelaku yang terlibat di dalam
kejadian tersebut.
Contoh mengenai aktivitas utama rantai nilai penjualan. Data yang perlu
dikumpulkan adalah tentang kejadian penjualan itu sendiri (contoh: tanggal
penjualan, jumlah total penjualan). Data yang juga perlu dikumpulkan adalah data
tentang sumber daya yang dijual (contoh: identitas barang atau jasa, jumlah yang
dijual, harga per unit). Akhirnya, data yang perlu dikumpulkan adalah data tentang
para pelaku yang terlibat di dalam penjualan (contoh: identitas pelanggan dan
penjual produk).
Setelah data dikumpulkan, merupakan tugas SIA untuk mengubah berbagai fakta
tersebut agar dapat digunakan untuk membuat keputusan. Jadi, informasi adalah
data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. dibawah disajikan
peragraf yang menyajikan enam karakteristik yang membuat suatu informasi

berguna dan memiliki arti bagi pengambilan keputusan. Karakteristik informasi


yang berguna:
1.

Relevant (Relevan)
Menambah pengetahuan/nilai bagi pengambil keputusan dengan mengurangi
ketidakpastian,

meningkatkan

kemampuan

untuk

meramalkan

atau

mengkonfirmasi harapan sebelumnya.


2.

Reliable (Bebas dari kesalahan)


Tidak ada kesalahan/tidak bias dan akurat untuk suatu kejadian/aktivitas
organisasi.

3.

Complete (Lengkap)
Tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan
dasar masalah/aktivitas-aktivitas yang diukurnya.

4.

Timely (Tepat Waktu)


Diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan
menggunakannya untuk membuat keputusan.

5.

Understandable (Dapat Dimengerti)


Dalam bentuk yang dapat dimengerti saat dipresentasikan & oleh pemakai.

6.

Veriable (Dapat Diperiksa)


Dua orang dengan pengetahuan yang baik bekerja secara independen dan
masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.

Para peneliti telah membuat banyak model tentang proses pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah. Seluruh model tersebut menggambarkan proses
pengambilan keputusan sebagai aktivitas yang kompleks dan terdiri dari berbagai
tahap. Pertama, identifikasi masalah. Lalu, pengambil keputusan harus memilih
suatu metode untuk memecahkan masalah. Kemudian, pengambil keputusan harus
mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan
tersebut, dan selanjutnya menginterpretasikan model tersebut, serta mengevaluasi
sisi positif dari tiap alternatif yang ada. Akhirnya, pengambil keputusan memilih
dan melaksanakan solusi yang dipilihnya.

2.4 Strategi dan Posisi Strategis


Michael Porter, seorang profesor bisnis di Harvard yang terkenal, beragumentasi
bahwa ada Two Basic Strategies (Strategi Dasar Bisnis) yang dapat diikuti oleh
perusahaan:
1. To be a lower-cost producer than competitors (Strategi Biaya rendah)
Strategi differensiasi produk memerlukan penambahan beberapa fitur atau
pelayanan atas produk Anda yang tidak diberikan oleh para pesaing. Dengan
mclakukan hal ini, perusahaan akan dapat menetapkan harga premium ke para
pelanggannya.
2. To differentiate products and services from competitors (Strategi Diferensiasi
produk)
Strategi biaya rcndah (low-cost) memerlukan perjuangan untuk menjadi
penghasil suatu produk atau jasa yang paling efisien.
Kadang-kadang, sebuah perusahaan dapat berhasil baik dalam menghasilkan
produk yang lebih baik dari para pesaingnya dengan biaya yang lebih rendah dari
biaya rata-rata untuk industri tersebut. Akan tetapi, biasanya perusahaan harus
memilih di antara kedua strategi tersebut. Apabila mereka berkonsentrasi untuk
menjadi penghasil produk yang biayanya paling rendah, mereka harus melepas
beberapa keistimewaan penambah nilai yang mungkin membedakan produk
mereka dengan produk lainnya. Apabila mereka berfokus pada diferensiasi
produk, mereka tampaknya tidak akan memiliki biaya yang paling rendah dalam
industri mereka. Jadi, strategi bisnis melibatkan pemilihan.
Porter berargumentasi bahwa perusahaan dengan pilihan terbatas harus memilih
sebuah posisi strategis yang ingin mereka adopsi. Dia menggambarkan tiga posisi
strategi dasar, yaitu:
1.

Variety-based

Strategic

Position

(Posisi

Strategi

berdasarkan

variasi/keanekaragaman)
Melibatkan produksi/penyediaan sebagian dari produk/jasa dalam industry
tertentu. Contoh: Jiffy Lube International tidak menyediakan jasa perbaikan
mobil yang beranekaragam, fokus pada jasa ganti oli dan pelumas.

2.

Need-based Strategic Position (Posisi Strategi berdasarkan kebutuhan)


Menyediakan hamper/seluruh kebutuhan dari kelompok pelanggan tertentu.
Contoh: AARP, fokus pada para pensiunan dan BTPN (Bank Tabungan
Pensiunan Nasional), fokus untuk kredit pensiunan.

3.

Access-based Strategic Position (Posisi Strategi berdasarkan akses)


Melibatkan sebagian pelanggan yang berbeda dari pelanggan lainnya dalam
hal faktor-faktor lokasi geografis/ukuran sehingga menimbulkan perbedaan
kebutuhan dalam melayani para pelanggan tersebut. Contoh: Perusahaan
Edward Jones, kantor pilang sahamnya terletak di kota-kota kecil yang tidak
dilayani oleh kantor pialang yang lain yang lebih besar.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil CV. Mitra Tinando


Cv. Mitra Tanindo merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam
bidang distribusi pupuk. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak (almarhum) Ir.
Anggoro Isnugrahadi, MP. Tujuan utama beliau membangun perusahaan tersebut
adalah mengurangi jumlah pengangguran yang semakin banyak di Indonesia
khususnya wilayah kota Solo dan juga agar memudahkan para petani guna
mendapatkan pupuk sebagai bahan baku guna melakukan kegiatannya.
Masa sulit adalah ketika pertama membangun dan mencoba bertahan di tengah
persaingan yang semakin ketat dan kompetitif, dalam melakukan pemsaran di
awal pendirian perusahaan Bapak (alm) Anggoro Isnugrahadi pada saat itu
mengendarai sepeda motor ke daerah-daerah tani di sekitar wilayah Kabupaten
Boyolali. Beliau langsung terjun kelapangan guna mengetahui apa yang menjadi
kendala dan hambatan para petani dalam mendapatkan pupuk dari distributordistributor lain.
Dengan banyaknya keluhan dari petani maka Bapak (alm) Anggoro Isnugrahadi
dengan segala modal dan kemampuannya untuk mendirikan sebuah perusahaan.
Pada tanggal 26 April 2002 tercatat dalam kepaniteraan pengadilan negeri
Boyolali nomor W9.DK.HT.01.1025/02 PMB. sesuai dengan surat keputusan
MEN. KEH. RI. No. C. 1907. HT. 03. 01-Th. 1999 tanggal 26 nopember 1999.
Surat keputusan kepala BPN nomor. I IX 2001 tanggal 18 januari 2001
lahirlah sebuah perusahaan yang berbentuk CV (Commanditaire Venotschap) atau
persekutuan komanditer bernama Cv. Mitra Tanindo . Pada awal tahun 2009
Bapak Anggoro Isnugrahadi meninggal dunia, kemudian jalannya roda
perusahaan dipindah tangankan kepada istri beliau yaitu Ibu Ir. Evy Indriatie dan
perusahaan tersebut masih tetap dapat berjalan dan bertahan di bawah
kepemimpinan Ibu Evy Indriatie.

CV. Mitra Tanindo mempunyai struktur orgasisasi sebagai berikut.


a. Pimpinan (Direktur)
Direktur merupakan pimpinan tertinggi dari CV. MITRA TANINDO.
Direktur membawahi bagian keuangan dan bagian administrasi.
b. Keuangan
Bagian ini bertanggung jawab direktur terhadap kegiatan pencatatan kas yang
terjadi dalam perusahaan yang berhubungan dengan cash flow perusahaan.
c. Administrasi
Bagian ini bertanggung jawab kepada direktur terhadap pencatatan semua
transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Selain itu tanggung jawab pada
bagian ini meliputi kegiatan pembelian dan penjualan barang dagang.
d. Kasir
Kasir merupakan sub bagian keuangan. Bagian ini bertanggung jawab atas
transaksi keluar masuknya uang yang terjadi setiap waktu pada perusahaan.
e. Transportasi
Bagian ini bertanggung jawab atas pengiriman barang dagang sampai kepada
tangan konsumen (FOB Shiping Point) dan juga melakukan pengambilan
barang dagang dari pihak produsen.
f. Gudang
Bagian ini bertanggung jawab terhadap monitoring fisik atas barang
dagangan yang tersedia di gudang. Guna mencatat keluar masuknya barang
dagangan dari gudang.

3.2 Sistem Informasi Akuntansi pada CV. Mitra Tanindo


Sistem informasi akuntansi untuk tiap-tiap perusahaan berbeda satu dengan yang
lain. Hal itu dikarenakan jenis dan kebutuhan tiap perusahaan juga berbeda.
Sistem informasi akuntansi yang dikembangkan pada CV. Mitra Tanindo adalah
sistem informasi akuntansi pembelian barang dagang, sistem informasi akuntansi
penjualan tunai, sistem informasi akuntansi penjualan kredit, sistem informasi
akuntansi penggajian.
Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Barang Dagang
Proses pembelian barang dagang pada CV. Mitra Tanindo dimulai dengan bagian
gudang mengajukan permintaan barang dagang ke bagian keuangan. Berdasarkan
permintaan barang dagang tersebut bagian keuangan membuat Surat Order
Pembelian. Surat Order Pembelian kemudian dikirimkan ke direktur untuk
mendapat persetujuan pembelian barang dagangan. Surat Order Pembelian
diterima kembali dari direktur untuk mengeluarkan uang dan membuat Bukti Kas
Keluar berdasarkan Surat Order Pembelian. Surat Order Pembelian beserta uang
diserahkan bagian administrasi untuk dikirim ke supplier.
Supplier mengirimkan barang dagang beserta faktur diterima bagian gudang.
Gudang memeriksa barang dagang yang diterima dan mencatat barang tersebut
dalam Kartu Gudang. Faktur yang diterima oleh bagian gudang diserahkan ke
bagian administrasi.

Kelebihan sistem informasi akuntansi pembelian barang dagang pada CV. Mitra
Tinando adalah sebagai berikut:
1. Pembelian barang dagang berdasarkan permintaan pembelian barang dari
bagian gudang kepada bagian keuangan.
2. Adanya persetujuan oleh direktur atas pembelian barang dagang.
3. Bagian keuangan membuat Bukti Kas Keluar atas pembelian barang dagang.
4. Bagian gudang telah memiliki catatan berupa kartu gudang.
Kelemahan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Barang Dagang pada CV.
Mitra Tinando sebagai berikut:
1. Tidak ada dokumen permintaan pembelian barang dagang.
2. Bagian yang terkait pembelian barang dagang tidak menerima dokumen Surat
Order Pembelian.
3. Tidak ada dokumen penerimaan barang dagang.
4. Tidak adanya kartu catatan persedian pada bagian administrasi.
Penulis memberikan rekomendasi sistem informasi akuntansi pembelian barang
dagang bagi CV. Mitra Tanindo sebagai berikut:
a) Pembuatan dokumen Surat Permintaan Pembelian untuk mencatat barang
dagang yang dibutuhkan.
b) Surat Ordet Pembelian dibuat rangkap agar bagian terkait dapat dibandingkan
dengan dokumen yang berhubungan dengan pembelian barang dagang.
c) Pembuatan dokumen Laporan Penerimaan Barang.
d) Pembuatan kartu catatan persedian pada bagian administrasi guna
mencocokan dengan kartu gudang.

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai


Proses penjualan tunai pada CV. Mitra Tanindo dimulai pada saat pembeli
melakukan pemesanan barang yang diterima oleh bagian administrasi.
Administrasi melakukan cek barang di gudang, apabila di gudang dapat
memenuhi jumlah pemesanan maka administrasi membuat Faktur Penjualan Tunai
berisi rangkap empat. Faktur Penjualan Tunai diserahkan direktur untuk mendapat
persetujuan kemudian diserahkan ke bagian gudang untuk mengeluarkan barang
dan membuat Surat Jalan rangkap dua. Faktur Penjualan Tunai, Surat Jalan dan
barang diserahkan ke bagian transportasi untuk dikirim kepada pembeli.
Pembeli menyetujui Faktur Pembelian Tunai dan Surat Jalan. Faktur Penjualan
Tunai-1, Surat Jalan-2 beserta barang diserahkan pembeli, Faktur Penjualan
Tunai-2, Faktur Penjualan Tunai-3, Faktur Penjualan Tunai-4 dan Surat Jalan-1
diterima kembali bagian transportasi. Faktur Penjualan Tunai-4 sebagai dokumen
bagian transportasi untuk membuat Kartu Gudang. Faktur Penjualan Tunai-2 dan
Surat Jalan-1 diserahkan bagian administrasi. Faktur Penjualan Tunai-3 beserta
uang diserahkan bagian keuangan untuk membuat Bukti Kas Masuk.

Kelebihan sistem informasi akuntansi penjualan tunai sebagai berikut.


1. Sebelum menyetujui barang yang dipesan pembeli, Administrasi melakukan
cek gudang apakah barang digudang memenuhi pesanan pembeli.
2. Adanya persetujuan Direktur pada Faktur Penjualan Tunai.
3. Pembeli menyetujui Faktur Penjualan Tunai dan Surat Jalan.
4. Bagian Gudang membuat Kartu Gudang berdasar faktur yang diterima
kembali dari pembeli.
5. Bagian Keuangan membuat Bukti Kas Masuk berdasarkan faktur yang
diterima kembali dari pembeli.
Kelemahan sistem informasi akuntansi penjualan tunai sebagai berikut.
1. Uang yang dibayar oleh pembeli diterima oleh bagian keuangan setelah
barang diserahkan kepada pembeli.
2. Bagian transportasi tidak menerima Dokumen Bukti Kas Masuk sehingga
tidak dapat dibandingkan dengan Faktur Penjualan Tunai sebelum diserahkan
barang kepada pembeli.
3. Tidak terdapatnya kartu persedian pada bagian Administrasi untuk dapat
dicocokkan dengan kartu gudang.
Penulis memberikan rekomendasi sistem informasi akuntansi penjualan tunai
sebagai berikut:
a) Pembeli harus membayarkan uang sesuai harga barang yang dipesan kepada
kasir kemudian barang diserahkan kepada pembeli.
b) Setelah bagian kasir menerima uang dari pembeli, kasir membuat Bukti Kas
Masuk.

c) Kasir mengirimkan Faktur Penjualan Tunai-1 dan Bukti Kas Masuk ke bagian
transportasi.
d) Bagian tranportasi menerima dokumen Faktur Penjualan Tunai-2 dan
menerima Faktur Penjualan Tunai-1 dan Bukti Kas masuk dari bagian
transportasi sehingga dapat di bandingkan sebelum mengirimkan barang
kepada pembeli.
e) Bagian administrasi menerima Faktur Penjualan Tunai-2 dan Bukti Kas
Masuk-1 guna dicatat kedalam Jurnal Penerimaan Kas dan Kartu Persediaan.
Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
Proses penjualan kredit pada CV. Mitra Tanindo dimulai ketika pembeli
melakukan pemesanan barang yang diterima oleh bagian administrasi.
Administrasi melakukan cek barang di gudang, apabila di gudang dapat
memenuhi jumlah pemesanan maka administrasi membuat Faktur Penjualan
Kredit berisi rangkap empat. Faktur Penjualan Kredit diserahkan direktur untuk
mendapat

persetujuan

kemudian

diserahkan

ke

bagian

gudang

untuk

mengeluarkan barang dan membuat Surat Jalan rangkap dua. Faktur Penjualan
Kredit, Surat Jalan dan barang diserahkan ke bagian transportasi untuk dikirim
kepada pembeli.
Pembeli menyetujui Faktur Pembelian Kredit dan Surat Jalan. Faktur Penjualan
Kredit-2, Surat Jalan-2 beserta barang diserahkan pembeli, Faktur Penjualan
Kredit-1, Faktur Penjualan Kredit-3, Faktur Penjualan Kredit-4 dan Surat Jalan-1
diterima kembali bagian transportasi. Faktur Penjualan Kredit-4 sebagai dokumen
bagian transportasi untuk membuat Kartu Gudang. Faktur Penjualan Kredit-1
diserahkan bagian administrasi untuk dokumen penagihan. Faktur Penjualan
Kredit-3 diserahkan bagian keuangan untuk membuat Bukti Kas Masuk Belum
Diterima.

Kelebihan sistem informasi akuntansi penjualan kredit sebagai berikut:


1. Sebelum menyetujui barang yang dipesan pembeli, administrasi melakukan
cek gudang apakah barang digudang memenuhi pesanan pembeli.
2. Adanya persetujuan direktur pada Faktur Penjualan Kredit.
3. Pembeli menyetujui Faktur Penjualan Kredit dan Surat Jalan.
4. Bagian gudang membuat Kartu Gudang berdasar faktur yang diterima
kembali dari pembeli.
5. Bagian administrasi menerima Faktur Penjualan Kredit-1 yang diterima
kembali dari pembeli sebagai dokumen penagihan.
6. Bagian keuangan membuat Bukti Kas Masuk berdasarkan Faktur Penjualan
Kredit-3 dan uang yang diterima dari pembeli dan mengarsipkan sebagai
Bukti Kas Masuk yang belum diterima.

Kelemahan sistem informasi akuntansi penjualan kredit sebagai berikut.


1. Dokumen Faktur Penjualan Kredit kurang lengkap.
2. Tidak ada dokumen Surat Penagihan kepada pelanggan.
3. Tidak ada Kartu Piutang untuk mencatat piutang pelanggan.
4. Tidak terdapatnya kartu persediaan pada bagian Administrasi untuk dapat
dicocokkan dengan kartu gudang.
Penulis memberikan rekomendasi sistem informasi akuntansi penjualan kredit
sebagai berikut.
a) Faktur Penjualan Tunai dibuat rangkap lima sehingga bagian yang terkait
penjualan kredit mendapatkan dokumen ini.
b) Bagian gudang membuat Kartu Gudang setelah mengeluarkan barang
berdasarkan Faktur Penjualan Kredit yang diterima dari bagian penjualan.
c) Bagian administrasi membuat Surat Tagihan setelah barang diserahkan
kepada pembeli.
d) Bagian administrasi membuat Kartu Piutang, Kartu Persediaan dan Jurnal
Penjualan berdasar Faktur Penjualan Kredit-2 yang diterima kembali dari
pembeli.
Sistem Informasi Akuntansi Penggajian
Proses penggajian pada CV. Mitra Tanindo dimulai dengan bagian keuangan
membuat Daftar Absensi Kerja. Berdasarkan Daftar Absensi Kerja bagian
keuangan membuat Daftar Penghitungan Gaji rangkap dua. Daftar Penghitungan
Gaji

diserahkan

kepada

direktur

untuk

mendapat

persetujuan.

Daftar

Penghitungan Gaji diterima kembali bagian keuangan untuk mengeluarkan uang.


Daftar Penghitungan Gaji dan uang diserahkan kepada karyawan dan meminta
persetujuan atas Daftar Penghitungan Gaji. Daftar Penghitungan Gaji-1 sebagai
dokumen karyawan dan Daftar Penghitungan Gaji-2 diserahkan bagian keuangan
untuk membuat Bukti Kas Keluar.

Kelebihan sistem informasi penggajian sebagai berikut:


1. Terdapat absensi kerja harian untuk mencatat jumlah hari kerja karyawan.
2. Pembuatan Daftar Penghitungan Gaji rangkap dua berdasarkan Daftar
Absensi Kerja karyawan.
3. Adanya persetujuan dari direktur atas Daftar Penghitungan Gaji sebelum
mengeluarkan uang.
4. Meminta persetujuan Daftar Penghitungan Gaji kepada karyawan.
5. Bagian keuangan membuat Bukti Kas Keluar berdasar Daftar
6. Penghitungan Gaji-2 yang diterima kembali dari keryawan.
Kelemahan sistem informasi akuntansi penggajian adalah tidak ada Surat
Pernyataan Gaji sebagai dokumen penggajian untuk karyawan.
Penulis memberikan rekomendasi sistem informasi akuntansi penggajian sebagai
berikut:
a) Pembuatan Daftar Gaji berdasarkan Daftar Hadir Karyawan.
b) Pembuatan Surat Pernyataan Gaji.
c) Surat Pernyataan Gaji sebagai dokumen karyawan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi yang diterapkan CV.
Mitra Tanindo merupakan sistem manual. Pada sistem manual, biasanya
kehilangan data akan sering terjadi pada setiap perusahaan, selain itu waktu yang
dibutuhkan untuk mengolah data dan memperoleh informasi yang diperlukan akan
memakan waktu yang cukup lama. Sedangkan, sistem informasi akuntansi yang
diharapkan seharusnya dapat memberikan informasi yang handal dan dapat
menyediakan informasi yang berkualitas bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Dengan demikian, sistem informasi akuntansi manual yang digunakan CV. Mitra
Tanindo kurang efektif dan efisien.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dipreoleh, penulis menyarankan agar CV. Mitra
Tanindo mulai menerapkan sistem informasi akuntansi denagan sistem
komputerisasi. Sehingga sistem informasi akuntansi dapat memberikan informasi
yang handal dan dapat menyediakan informasi yang berkualitas dan tepat waktu
bagi pihak-pihak yang membutuhkan, harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak
bias, dan harus jelas maksud dan tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai