Kelompok 1
Ardyatama
1311031013
1311031035
1311031037
1311031047
Yuda Pratama
1311031115
JURUSAN AKUNTANSI
FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen. Makalah ini menjelaskan mengenai
Tinjauan Menyeluruh Sistem Informasi Akuntansi pada CV. Mitra Tanindo.
Makalah ini dibuat untuk memberikan penjelasan mengenai bagaimana sistem
informasi akuntansi mempengaruhi kinerja dan keberhasilan suatu perusahaan.
Dalam makalah ini, sistem informasi akuntansi yang akan dibahas yaitu pada CV.
Mitra Tanindo.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sehingga pembuatan makalah yang
selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.
3.
4.
5.
Infrastruktur
teknologi
informasi,
termasuk
komputer,
peralatan
2.
3.
menekankan
bahwa
akuntansi
adalah
suatu
proses
identifikasi,
2.
3.
Di lain pihak, mata kuliah SIA berfokus pada pemahaman cara sistem akuntansi
bekerja: bagaimana cara mengumpulkan data tentang aktivitas dan transaksi suatu
organisasi; bagaimana mengubah data tersebut menjadi informasi yang dapat
digunakan pihak manajemen untuk menjalankan organisasi mereka; dan
bagaimana cara memastikan ketersediaan, keandalan, dan keakuratan informasi
tersebut.
Gambar Faktor-faktor yang mempengaruhi desain Sistem Informasi Akuntansi
Teknologi Informasi dan strategi bisnis merupakan pemahaman dasar yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi perusahaan serta bagaimana
pengembangan baru dalam bidang TI dapat menciptakan peluang untuk
memodifikasi strategi tersebut. Lebih lanjut, karena SIA berfungsi di dalam
organisasi, maka SIA harus didesain dengan mencerminkan nilai-nilai dari budaya
organisasi. Akan tetapi, perhatikan bahwa panah antara budaya organisasi dan SIA
menunjukkan dua arah. Meskipun budaya organisasi seharusnya mempengaruhi
desain SIA, penting diketahui juga bahwa desain SIA juga dapat mempengaruhi
budaya organisasi dengan mengendalikan arus informasi di dalam organisasi.
Contohnya, SIA yang membuat informasi mudah diperoleh dan tersedia secara
luas cenderung meningkatkan tekanan untuk lebih banyak desentralisasi dan
otonomi.
2.3 Peran Sistem Informasi Akuntansi dalam Rantai Nilai
Pada umumnya organisasi bertujuan menyediakan nilai untuk pelanggan. Hal
tersebut membutuhkan pelaksanaan berbagai kegiatan yang berbeda-beda, dan
dapat dikonseptualisasikan dalam bentuk rantai nilai (value chain).
Rantai nilai organisasi terdiri dari lima aktivitas utama (primary activities) yang
secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggannya, yaitu:
1. Inbound logistics yang terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi
bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan
produk dan jasa yang dijualnya.
2. Operasi (operations) adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan
menjadi jasa atau produk yang sudah jadi.
3. Outbond logistics adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi
produk yang sudah jadi ke para pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan mengarah pada aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau
produk yang dihasilkan organisasi.
2.
3.
4.
Ingat bahwa sistem sering terdiri dari subsistem. Jadi, tiap tahap dalam rantai nilai
organisasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari satu kumpulan berbagai
aktivitas. Sebagai contoh, tahap pemasaran dan penjualan melibatkan aktivitasaktivitas seperti penelitian pasar, menghubungi para pelanggan lewat telpon,
memproses pesanan, dan menyetujui kredit. Sebagai tambahan, rantai nilai
organisasi itu sendiri adalah suatu bagian dari sistem yang lebih besar. Konsep
rantai nilai dapat diperluas melalui pemahaman bahwa organisasi harus
berinteraksi dengan para supplier, para distributor, and para pelanggan. Rantai
nilai organisasi dan rantai nilai dari para supplier, para
Model rantai nilai menunjukkan bahwa SIA adalah aktivitas pendukung. Jadi, SIA
dapat menambah nilai bagi organisasi dengan cara memberikan informasi yang
akurat dan tepat waktu, agar kelima aktivitas utama rantai nilai dapat dilaksanakan
dengan lebih efektif dan efisien. SIA yang dirancang dengan baik dapat
melakukan hal ini dengan cara:
1. Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya produksi dan jasa
Sebagai contoh, SIA dapat mengawasi mesin sehingga para operatornya akan
diberitahukan dengan segera saat proses yang berjalan keluar dari batas
kualitas yang dapat diterima. Hal ini tidak saja membantu mempertahankan
kualitas produk, tetapi juga mengurangi jumlah bahan yang terbuang dan
biaya untuk pengerjaan ulang.
2. Memperbaiki Efisisensi
SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu memperbaiki efisiensi
jalannya suatu proses dengan memberikan informasi yang lebih tepat waktu.
Sebagai contoh, pendekatan produksi just-in-time membutuhkan informasi
yang konstan, akurat, dan mutakhir (up-to-date) tentang persediaan bahanbahan mentah dan lokasi mereka.
3. Mermperbaiki decision making capabilities
SIA dapat memperbaiki pengambilan keputusan dengan memberikan
informasi dengan tepat waktu. Sebagai contoh, Wal-Mart membuat suatu
database lengkap yang berisi informasi rinci tentang transaksi-transaksi
penjualan di tiap tokonya. Perusahaan tersebut menggunakan informasi ini
untuk mengoptimalisasikan jumlah tiap produk yang dijual di tiap toko.
Perusahaan tersebut juga menganalisis data tersebut untuk menemukan pola
barang-barang yang tampaknya dibeli sekaligus, dan menggunakan informasi
ini untuk memperbaiki lata letak barang dagangannya agar penjualan barangbarang tersebut bertambah. Hal yang hampir sama dilakukan oleh
Amazon.com
dengan
memakai
database
aktivitas
penjualan
untuk
Data mengarah pada fakta-fakta yang kita kumpulkan, simpan, dan proses dengan
sistem informasi. Terdapat tiga jenis data yang perlu dikumpulkan untuk aktivitas
apa pun yaitu fakta-fakta tentang kejadian itu sendiri, sumber daya yang
dipengaruhi oleh kejadian tersebut, dan para pelaku yang terlibat di dalam
kejadian tersebut.
Contoh mengenai aktivitas utama rantai nilai penjualan. Data yang perlu
dikumpulkan adalah tentang kejadian penjualan itu sendiri (contoh: tanggal
penjualan, jumlah total penjualan). Data yang juga perlu dikumpulkan adalah data
tentang sumber daya yang dijual (contoh: identitas barang atau jasa, jumlah yang
dijual, harga per unit). Akhirnya, data yang perlu dikumpulkan adalah data tentang
para pelaku yang terlibat di dalam penjualan (contoh: identitas pelanggan dan
penjual produk).
Setelah data dikumpulkan, merupakan tugas SIA untuk mengubah berbagai fakta
tersebut agar dapat digunakan untuk membuat keputusan. Jadi, informasi adalah
data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. dibawah disajikan
peragraf yang menyajikan enam karakteristik yang membuat suatu informasi
Relevant (Relevan)
Menambah pengetahuan/nilai bagi pengambil keputusan dengan mengurangi
ketidakpastian,
meningkatkan
kemampuan
untuk
meramalkan
atau
3.
Complete (Lengkap)
Tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan
dasar masalah/aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
4.
5.
6.
Para peneliti telah membuat banyak model tentang proses pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah. Seluruh model tersebut menggambarkan proses
pengambilan keputusan sebagai aktivitas yang kompleks dan terdiri dari berbagai
tahap. Pertama, identifikasi masalah. Lalu, pengambil keputusan harus memilih
suatu metode untuk memecahkan masalah. Kemudian, pengambil keputusan harus
mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan
tersebut, dan selanjutnya menginterpretasikan model tersebut, serta mengevaluasi
sisi positif dari tiap alternatif yang ada. Akhirnya, pengambil keputusan memilih
dan melaksanakan solusi yang dipilihnya.
Variety-based
Strategic
Position
(Posisi
Strategi
berdasarkan
variasi/keanekaragaman)
Melibatkan produksi/penyediaan sebagian dari produk/jasa dalam industry
tertentu. Contoh: Jiffy Lube International tidak menyediakan jasa perbaikan
mobil yang beranekaragam, fokus pada jasa ganti oli dan pelumas.
2.
3.
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan sistem informasi akuntansi pembelian barang dagang pada CV. Mitra
Tinando adalah sebagai berikut:
1. Pembelian barang dagang berdasarkan permintaan pembelian barang dari
bagian gudang kepada bagian keuangan.
2. Adanya persetujuan oleh direktur atas pembelian barang dagang.
3. Bagian keuangan membuat Bukti Kas Keluar atas pembelian barang dagang.
4. Bagian gudang telah memiliki catatan berupa kartu gudang.
Kelemahan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Barang Dagang pada CV.
Mitra Tinando sebagai berikut:
1. Tidak ada dokumen permintaan pembelian barang dagang.
2. Bagian yang terkait pembelian barang dagang tidak menerima dokumen Surat
Order Pembelian.
3. Tidak ada dokumen penerimaan barang dagang.
4. Tidak adanya kartu catatan persedian pada bagian administrasi.
Penulis memberikan rekomendasi sistem informasi akuntansi pembelian barang
dagang bagi CV. Mitra Tanindo sebagai berikut:
a) Pembuatan dokumen Surat Permintaan Pembelian untuk mencatat barang
dagang yang dibutuhkan.
b) Surat Ordet Pembelian dibuat rangkap agar bagian terkait dapat dibandingkan
dengan dokumen yang berhubungan dengan pembelian barang dagang.
c) Pembuatan dokumen Laporan Penerimaan Barang.
d) Pembuatan kartu catatan persedian pada bagian administrasi guna
mencocokan dengan kartu gudang.
c) Kasir mengirimkan Faktur Penjualan Tunai-1 dan Bukti Kas Masuk ke bagian
transportasi.
d) Bagian tranportasi menerima dokumen Faktur Penjualan Tunai-2 dan
menerima Faktur Penjualan Tunai-1 dan Bukti Kas masuk dari bagian
transportasi sehingga dapat di bandingkan sebelum mengirimkan barang
kepada pembeli.
e) Bagian administrasi menerima Faktur Penjualan Tunai-2 dan Bukti Kas
Masuk-1 guna dicatat kedalam Jurnal Penerimaan Kas dan Kartu Persediaan.
Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
Proses penjualan kredit pada CV. Mitra Tanindo dimulai ketika pembeli
melakukan pemesanan barang yang diterima oleh bagian administrasi.
Administrasi melakukan cek barang di gudang, apabila di gudang dapat
memenuhi jumlah pemesanan maka administrasi membuat Faktur Penjualan
Kredit berisi rangkap empat. Faktur Penjualan Kredit diserahkan direktur untuk
mendapat
persetujuan
kemudian
diserahkan
ke
bagian
gudang
untuk
mengeluarkan barang dan membuat Surat Jalan rangkap dua. Faktur Penjualan
Kredit, Surat Jalan dan barang diserahkan ke bagian transportasi untuk dikirim
kepada pembeli.
Pembeli menyetujui Faktur Pembelian Kredit dan Surat Jalan. Faktur Penjualan
Kredit-2, Surat Jalan-2 beserta barang diserahkan pembeli, Faktur Penjualan
Kredit-1, Faktur Penjualan Kredit-3, Faktur Penjualan Kredit-4 dan Surat Jalan-1
diterima kembali bagian transportasi. Faktur Penjualan Kredit-4 sebagai dokumen
bagian transportasi untuk membuat Kartu Gudang. Faktur Penjualan Kredit-1
diserahkan bagian administrasi untuk dokumen penagihan. Faktur Penjualan
Kredit-3 diserahkan bagian keuangan untuk membuat Bukti Kas Masuk Belum
Diterima.
diserahkan
kepada
direktur
untuk
mendapat
persetujuan.
Daftar
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi yang diterapkan CV.
Mitra Tanindo merupakan sistem manual. Pada sistem manual, biasanya
kehilangan data akan sering terjadi pada setiap perusahaan, selain itu waktu yang
dibutuhkan untuk mengolah data dan memperoleh informasi yang diperlukan akan
memakan waktu yang cukup lama. Sedangkan, sistem informasi akuntansi yang
diharapkan seharusnya dapat memberikan informasi yang handal dan dapat
menyediakan informasi yang berkualitas bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Dengan demikian, sistem informasi akuntansi manual yang digunakan CV. Mitra
Tanindo kurang efektif dan efisien.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dipreoleh, penulis menyarankan agar CV. Mitra
Tanindo mulai menerapkan sistem informasi akuntansi denagan sistem
komputerisasi. Sehingga sistem informasi akuntansi dapat memberikan informasi
yang handal dan dapat menyediakan informasi yang berkualitas dan tepat waktu
bagi pihak-pihak yang membutuhkan, harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak
bias, dan harus jelas maksud dan tujuannya.