Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kemajuan TI telah mengubah cara perusahaan dalam mengumpulkan data,


memproses dan melaporkan informasi keuangan Oleh karena itu auditor akan banyak
menemukan lingkungan dimana data tersimpan lebih banyak dalam media elektronik dibanding
media kertas. Auditor harus menentukan bagaimana perusahaan menggunakan systemTI untuk
meng-inisiasi, mencatat, memproses dan melaporkan transaksi dalam laporan keuangan.
Sebenarnya tidak ada perbedaan konsep audit yang berlaku untuk system yang kompleks dan
system manual, yang berbeda hanyalah metode-metode spesifik yang cocok dengan situasi
system informasi akuntansi yang ada. Pemahaman ini diperlukan dalam rangka mendapatkan
pemahaman internal control yang baik agar dapat merencanakan audit dan menentukan sifat,
timing dan perluasan pengujian yang akan dilakukan.

Sistem infomasi keuangan mekanis telah digunakan dalam bisnis selama seratus tahun
atau lebih. Mesin kartu berlubang, yang menjadi satu-satunya altematif bagi pemsahaan besar
sebelum adanya komputer, digunakan tetutama dalam fungsi keuangan. Hal yang sama terjadi
pada mesin bookkeeping keydriven. Aplikasi mesin ini terbatas untuk digunakan dalam
pemrosesan data accounting, dan hanya sedikit penggunaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan informasi manajer bahkan untuk manajer keuangan. Ketika komputer
muncul, ia diterapkan dengan cara yang sama. Tjdak sampai pada pertengahan tahun
1960-an, sistem informasi keuangan diiembangkan dan ia tidak hanya digunakan untuk
menangani tugas accounting dasar. Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan berkaitan
dengan ams uang dalam perusahaan. Pada mulanya harus diperoleh uang untuk
mendukung manufaktur, pemasaran, dan aktivitas yang lain. Kemudian, pendanaan tersebut
harus dlkontrol untuk memastikan bahwa ia digunakan secara efektif. Semua manajer dalam
pemsahaan mempunyai tanggung jawab keuangan. Mereka diberi anggaran biaya operasi

4
seminim mungkin dan diharapkan untuk menjaga pengeluaran biaya melampau batasan
anggaran tersebut. Informasi yang men~elaskan arus uang baik yang dianggarkan maupun yang
sebenarnya memungkinkan manajer untuk melakukan tanggung jawab keuangannya. Informasi
ini diberikan oleh sistem informasi keuangan. Sistem informasi keuangan mempunyai tiga
tugas pokok: (I) Mengidentifikasi kebutuhan uang yang akan datang, (2) membantu perolehan
dana tersebut, dan (3) mengontrol penggunaannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Manajemen Keuangan?
2. Bagaimanakah model Sistem Informasi Manajemen Keuangan?
3. Apa Subsistem Input dan Output dari Sistem Informasi Manajemen Keuangan?
4. Apa tujuan Sistem Informasi Manajemen Keuangan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa itu Sistem Informasi Manajemen Keuangan.
2. Mengetahui model Sistem Informasi Manajemen Keuangan.
3. Mengetahui Subsistem Input dan Output dari Sistem Informasi Manajemen Keuangan.
4. Mengetahui tujuan Sistem Informasi Manajemen Keuangan.

5
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN


Sistem informasi keuangan adalah sistem informasi yang memberikan informasi kepada
orang atau kelompok baik didalam perusahaan maupun diluar perusahaan mengenai masalah
keuangan & menyediakan informasi mengenai arus uang bagi para pemakai diseluruh
perusahaan.

Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi yang dirancang untuk


menyediakan informasi mengenai arus uang bagi para pemakai di seluruh perusahaan.

Sistem informasi keuangan merupakan bagian dari SIM yang digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah keuangan perusahaan. Secara umum sistem informasi keuangan
memiliki sistem pemasukan yang terdiri dari subsistem data processing didukung oleh internal
audit subsystem yang menyediakan data dan informasi internal. Untuk perusahaan besar
biasanya memiliki staf internal auditor yang bertanggungjawab terhadap perawatan integritas
sistem keuangan perusahaan. Orang yang ahli dalam bidang ini disebut EDP auditors.
Sebagaimana subsistem lainnya. Sistem ini juga dilengkapi financial intelligence subsystem,
yang mengumpulkan informasi dari lingkungan.

Jenis-jenis Audit Internal dibagi berdasarkan posisi audit dalam perusahaan yang ada,
sebagai berikut:

1. Audit Keuangan

Menguji akurasi catatan keuangan perusahaan. Audit keuangan melakukan verifikasi


terhadap keakurangan record perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang dilakukan oleh
auditor eksternal. Auditor internal juga melakukan audit keuangan khusus terpisah dari apa
yang dilakukan oleh auditor eksternal, atau dapat bekerja sama dengan eksternal.

6
2. Audit Operasional

Bertugas memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk


memverifikasi keakuratan record, namun untuk memvalidasi (mensahkan) efektivitas prosedur.
Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat konseptual, bukannya fisik, dan mungkin
melibatkan atau tidak melibatkan penggunaan komputer. Dilakukan oleh analis sistem selama
tahap analis dari siklus hidup sistem.

3. Audit Kesesuaian

Bertugas memeriksa efektivitas prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan


lanjutan dari kegiatan audit operasional. Audit kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga
prosedur di perusahaan akan terus berjalan dengan baik.

Audit persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa
audit persetujuan bersifat keluar. Sebagai contoh, auditor internal bisa secara random menentukan
pekerja dan secara perorangan para pekerja diberi cek pembayaran, dan bukannya rnenggunakan
pengiriman. Hal ini memastikan bahwa nama pada sistem penggajian menggambarkan pekerja
yang sebenarnya dan bukannya hanya entri fiktif yang dibuat oleh supervisor yang bertanggung
jawab, yang hanya ingin mendapat bagian dari pembayaran tersebut.

4. Rancangan Sistem Pengendalian Internal

Rancangan sistem pengendalian internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-


audit agar berjalan lebih baik.Auditor internal berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem.
Dalam auditing operasional dan persetujuan, auditor internal mempelajari sistem yang telah
ada. Namun, tak heran kenapa auditor harus menunggu sampai suatu sistem
diimplementasikan, sehingga ia tak dapat memberikan masukan terhadap pemasangan sistem
itu. Salah satu alasannya adalah akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem
pada waktu sistem itu telah diimplementasikan dari pada melakukan koreksi kepadanya selama

7
waktu perancangan. Alasan yang lebih penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa auditor
internal dapat menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas sistem tersebut.
2.2 TUJUAN SISTEM INFORMASI
1. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan agar akurat, tepat waktu dan dapat
dipertanggung jawabkan yang mampu menghubungkan kantor satker ke jenjang di
atasnya.

2. Mendukung efisiensi, efektifitas dan kelancaran penyusunan laporan keuangan

3. Sebagai upaya mencapai peningkatan opini laporan keuangan.

2.3 ANALISIS SUMBER DANA DAN PENGGUNAANNYA


Analisis sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang sangat penting bagi
manajer keuangan. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana dana digunakan
dan asal perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang menggambarkan asal sumber
dana dan penggunaan dana. Alat analisis yang bisa digunakan untuk mengetahui
kondisi dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisis rasio dan proporsional.
Langkah pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana adalah laporan
perubahan yang disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut
menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan
adanya sumber atau penggunaan dana.

2.4 PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


Pengawasan dalam organisasi pemerintahan diperlukan agar organisasai pemerintahan
dapat bekerja secara efisien, efektif dan ekonomis dalam rangka mencapai tujuannya.
Pengawasan ini diperlukan, karena untuk mencapai tujuan organisasai, pemerintahan
memiliki sumber-sumber dan waktu yang sifatnya terbatas. Dalam kondisi demikian,
sistem informasi mempunyai peran yang penting dalam pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan dan kegiatan pembangunan. Agar fungsi pengawasan yang
menjadi tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik, sebaiknya dibangun

8
suatu sistem informasi yang memadai. dengan adanya SIM yang handal, tentu
kebutuhan data yang akurat, lengkap dan cepat untuk menjalankan fungsi pengawasan
akan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 MODEL SISTEM INFORMASI KEUANGAN

Gambar 3.1. Struktur model

1. Subsitem input

· Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntasi (SIA) menyediakan data input bagi aplikasi keuangan.
Sistem Informasi Akuntasi (SIA) merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen. Sistem
Informasi Manajemen (SIM) digunakan oleh pihak manajemen dalam menjalankan bisnis
perusahaan. Sehingga Sistem Informasi Akuntasi dalam hal ini juga sebagai sumber informasi
yang berguna dalam mencapai tujuan perusahaan yang terangkum dalam Sistem Informasi
Manajemen.

9
 Tujuan
Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record pemisahaan
yang up-tedate
 Tugas Pokok.
Pemrosesan data mempunyai empat tugas pokok, yaitu pengumpulan data, pengubahan data,
penyimpanan data, dan pembuatan dokumen.
 Sifat Pemrosesan Data.
Pemrosesan data menjalankan tugas yang penting, secara relatif mengikuti prosedur standart,
memberikan data yang lengkap, utamanya mempunyai fokus historis, dan memberikan informasi
pemecahan masalah mini- mal.

· Subsistem Audit Internal

Subsistem Audit Internal, membantu SIA dalam menyediakan data dan informasi
internal dengan penelitian khusus yang dilakukan auditor terkenal. Pengertian auditor adalah
orang bertugas memeriksa catatan akuntansi untuk menguji kebenarannya. Auditor intemal
adalah pekerja dalam perusahaan, yang biasanya terlibat dalam pekerjaan perancangan dan
evaluasi sistem informasi konseptual seluruh perusahaan. Subsistem audit internal sama dengan
subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni bahwa mereka ini
dirancang untuk melakukan studi khusus mengenai operasi perusahaan. Auditor intemal
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini rneliputi pemahaman
komputer dan informasi, selain kemampuan auditing standar yang dimilikinya. Mungkin
kebalikan dari apa yang anda perkirakan, bahwa auditor internal tidak selalu harus dari lulusan
perguruan tinggi jurusan akuntansi, namun mereka yang bekeja di auditing bisa dari berbagai
macam disiplin ilmu. Kondisi ini, dan dengan adanya kenyataan bahwa sistem bisnis bersifat
sangat kompleks, menyebabkan auditor internal harus setidaknya menjalani training sekitar
empat tahun. Semuanya ini dimaksudkan agar auditor intemal, seperti halnya spesialis informasi,

10
dapat memberikan kontribusi yang beragam terhadap proyek sistem berdasarkan disiplin ilmunya
dan berdasarkan pengalamannya.

Jenis – Jenis Aktivitas Auditing


Ada empat jenis pokok dari aktivitas auditing internal yaitu keuangan, operasional,
persetujuan desain sistem pengontrolan. Seorang auditor internal dapat melakukan semua
aktivitas tersebut.

 Auditing Keuangan.
Audit keuangan melakukan verifikasi terhadap keakuratan record perusahaan dan
melakukan jenis aktifitas dan dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor eksternal juga melakukan
audit keuangan khusus terpisah dari apa yang dilakukan auditor eksternal, atau dapat bekerjasama
dengan auditor eksternal.

 Auditing Operasional.
Audit operasional tidak dilakukan untuk memverifikasi keakuratan record, namun untuk
memvalidasi (memsyahkan) evektifitas prosedur. Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat
konseptual, bukannya fisik dan mungkin melibatkan atau tidak melibatkan penggunaan komputer.

 Auditing Persetujuan.
Audit persetujuan adalah sama dengan audit operasional, kecuali bahwa audit persetujuan
bersifat keluar. Sebagai contoh, auditor internal bisa secara random menentukan pekerja dan
secara perorangan para pekerja ini diberi cek pembayaran, dan bukannya menggunakan
pengiriman.

 Disain Sistem Pengontrolan Internal.


Dalam auditing operasional dan persetujuan, audotor internal mempelajari sistem yang
telah ada.

· Subsistem Intelejen Keuangan

11
Subsistem Intelijen Keuangan, yaitu mengumpulkan data dari masyarakat keuangan yaitu
bank, agen pemerintah, pasar pengaman dan sebagainya. Komponen ini memonitor denyut nadi
ekonomi nasional dan memberikan informasi kepada eksekutif perusahaan dan analisis keuangan
mengenai trend yang dapat mempengaruhi perusahaan. Berperan untuk digunakan
mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik modal tambahan dan investasi terbaik. Informasi yang
diperoleh berasal dari beberapa pihak antara lain:

a. Informasi pemegang saham, contoh: Laporan tahunan atau triwulan.

b. Informasi Masyarakat Keuangan.

c. Pengaruh lingkungan pada arus uang (Pemerintah Pusat dan Daerah)

2. Subsitem output

· Sistem Peramalan

Subsistem Peramalan, melakukan peramalan jangka panjang 5- 10 tahun kedepan untuk


menyediakan dasar bagi perencanaan dasar bagi perencanaan strategis. Subsistem Peramalan
memproyeksikan aktivitas perusahaan untuk jangka waktu sepuluh tahun atau pun lebih.
Aktivitas tahun yang akan datangterutama dipengaruhi oleh permintaan pasar dan hambatan
internal sepertikapasitas produksi, dan keuangan yang ada. Bila jangka waktu peramalan
tersebut diperpanjang, maka pengaruh lingkungan meningkat. Perubahan kebutuhan harus
diantisipasi, seperti halnya mengantisipasi iklim ekonomi.
Model peramalan telah dikembangkan, yaitu meliputi data internal dan lingkungan. Data
ini akan memberikan dasar bagi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Model ini
berfungsi sebagai alat DSS untuk memecahkan masalah yang menjadi kurang terstruktur karena
adanya perpanjangan jangka waktu perencanaan.

12
 Metode Peramalan
a. Metode Kuantitatif
Bagian keputusan terstruktur dapat ditangani dengan metode kuantitatif yang
berjangkauan dari yang paling sederbana sampai yang sangat kompleks. Salah satu teknik yang
tetap populer selama dua puluh lima tahun atau lebih adalah regresi. Ia melibatkan hubungan
aktivitas yang menjadi ramalan, seperti penjualan, dengan beberapa aktivitas lainnya, seperti
jumlah tenaga penjual.
b. Metode Non Kuantitatif
Pendekatan non-kuantitatif tidak melibatkan penghitungan data. Manajer melakukan
penalaran, seperti, “Kami menjual dua ribu unit pada tahun la1u dan kami harus dapat
meningkatkan penjualan tersebut. Maka, saya pikir kami akan menjual dua ribu lima ratus pada
tahun yang akan datang.” Ramalan seperti ini hanya mempunyai sedikit dasar atau bahkan tidak
sama sekali, atau ramalan tersebut dapat dihasilkan dari pengalaman penglihatan bisnis yang
telah bertahun-tahun. Banyak manajer yang dapat melakukan pendekatan non-kuantitatif ini
dengan sangat baik.

· Subsistem Manajemen Dana.

Model Cash Flow adalah contoh yang tepat mengenai cara penggunaan komputer untuk
mengelola arus uang, karena ia mencakup seluruh struktur yaitu dari penerimaan cash sampai
pembayaran atau pengeluaran cash. Banyak keputusan subsider atau tambahan yang harus
dibuat dalam struktur ini, dan subsistem manajemen dana dapat memberikan dukungan.
Perusahaan tidak secara penuh dipengaruhi oleh lingkungannya. Berkaitan dengan sumber
uang, perusahaan dapat mepengaruhi arus yang mengalir ke dan dari lingkungan. Program yang
ada di dalam subsistem manajemen dan amemungkinkan manajer keuangan untuk membuat
keputusan yang dapat mempengaruhi arus tersebut sesuai yang dikehendaki. Kita telah melihat
bagaimana expert system dapat digunakan untuk mengatur arus masuk dengan cara menerapkan

13
kebijaksanaan kredit perusahaan. Pengaruh yang kuat atas arus keluar ditahan oleh subsistem
pengontrolan.

· Subsistem Pengendalian

Menyiapkan anggaran operasi tahunan dan kemudian menyediakan informasi


umpan balik kepada manajer sehingga mereka dapat memantau biaya actual dibandingkan
dengan anggaran.

14
BAB 4
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan tentang sistem informsasi keuangan,


Maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut;

1. Sistem informasin keuangan adalah sistem informasi yang memberikan informasi


kepada orang atau kelompok baik didalam perusahaan maupun diluar perusahaan
mengenai masalah keuangan & menyediakan informasi mengenai arus uang bagi para
pemakai diseluruh perusahaan.

2. Teknologi informasi berperan besar terhadap sistem informasi keuangan yang mana
teknologi informasi tersebut mencakup teknologi komputer danjuga teknologi lain yang
mencakup aplikasi-aplikasi pembantu yang digunakan untuk memproses informasi.

3. Penggunaan sistem teknologi informasi dalam informasi keuangan meliputi fungsi


sistem informasi, pemakai akhir komputasi (end user computing), dan teknologi tanggap
cepat.

4. Pengembangan sistem informasi keuangan dilakukan secara profesional baik secara


intera untuk suatu perusahaan maupun secara ekstern sebagai konsultan.

15
SARAN

Dari pembahahasan-pembahasan yang telah diuraikan tentang sistem informasi keuangan


berikut beberapa saran yang dapat disampaikan diantaranya;
1. Pendekatan pengembangan sistem informasi keuangan berbasis teknologi informasi
diharapkan sesuai dengan komponen sistem informasi yang ada.
2. Sistem informasi yang ada diharapkan agar dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Sistem informasi keuangan yang berbasis teknologi informasi harus dimanfaatkan
secara maksimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Miswanto dan Widodo, E. 1998. Manajemen Keuangan. Gunadarma


Amperaningrum, I dan Widyatmini. 1991. Manajemen Keuangan 1.
Gunadarma Miswanto. 1998. Manajemen Keuangan 2. Gunadarma
http://achmadfadillah97.blogspot.com/2016/04/makalah-sistem-informasi-keuangan.html?m=1
http://elearning.gunadarma.ac.id/
http://stiesiasurabaya.blogspot.com/2015/06/sistem-informasi-keuangan-part-13.html

17

Anda mungkin juga menyukai