Anda di halaman 1dari 28

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI UPAYA

PENGENDALIAN FRAUD DALAM SISTEM PENGGAJIAN PADA CV.


GENTA SHAMBALA
ARTIKEL
Dr. Syamsu Alam, SE., M.Si., Ak., CA.
Dr. Asriani Junaid, SE., M.Si., Ak., CA.

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Ummul

Fitriani

Kurniawati

Khas

St.

Irmayanti

Nisma

Program Studi Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia
Juli, 2016

ABSTRACT
This paper aims to examine how the implementation of
accounting information systems in an attempt to control fraud in
the payroll system at CV. GentaShamballa. This paper is
expected to contribute to new knowledge to the next writer.
Moreover, the behavior and ethics of the company official was
highly influential in efforts to control fraud. Authors will be able
to complete a policy aimed at improving the system.
In this paper, the authors use descriptive qualitative
research that researchers provide an overview of the system
used in the CV. GentaShamballa with a computerized system,
whether it has been appropriate or not in the process, either
manual or computerized.
The results of this study indicate that payroll procedures
have been implemented properly only payroll system in the
organizational structure are still using manual systems. The
authors suggest that internal party companies can minimize the
recording manually, and preferably using computerized software
system on a CV. GentaShamballa action to reduce fraud in the
company, especially internal parties, in order to better future
performance.
Keywords: Accounting Information Systems, Internal
Control, Payroll System.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem informasi dan teknologi komputer berkembang sangat
pesat sejalan dengan besarnya kebutuhan terhadap informasi.
Perkembangan teknologi infomasi tidak lepas dari pesatnya
perkembangan teknologi komputer, karena komputer merupakan
media yang dapat memberikan kemudahan bagi manusia dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Perubahan dan dinamika
masyarakat yang semakin cepat seiring dengan perkembangan
jaman dan teknologi sehingga memerlukan kualitas informasi
yang akurat, cepat dan tepat. Teknologi informasi adalah salah
satu contoh produk teknologi yang berkembang pesat yang
dapat membantu manusia dalam mengolah data serta
menyajikan sebuah informasi yang berkualitas. Untuk
menyediakan informasi tersebut, diperlukan suatu alat bantu
atau media untuk mengolah beraneka ragam data agar dapat
disajikan menjadi sebuah informasi yang bermanfaat dengan
kemasan yang menarik dan berpedoman pada kriteria informasi
yang berkualitas.
Sistem informasi akuntansi merupakan sistem formal yang
utama dalam kebanyakan perusahaan. Sistem informasi formal
adalah suatu sistem yang menjelaskan secara tertulis tentang
tanggungjawab pembuatan informasi. Kejadian financial yang
terjadi dikomunikasikan melalui sistem informasi akuntansi pada
pihak yang berkepentingan berupa laporan-laporan kegiatan.
Pada perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba,
penjualan merupakan kegiatan utama untuk mencapai tujuan
utama. Dalam rangka menunjang kegiatan penjualan, seorang
manajer sangat berkepentingan atas informasi yang berkaitan
dengan penjualan, untuk menyajikan informasi mengenai
penjualan sehingga dapat digunakan untuk mengambil
keputusan lebih lanjut.
Menurut (Yunus, 2007 ; Bodnar dan Hopwood, 2005) sistem
akuntansi pada dasarnya menjadi alat perusahaan dalam
menjalankan tugasnya, yaitu sebagai alat dalam mengendalikan
aktivitas perusahaan agar dapat berjalan dengan baik, dan
sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Perusahaan jasa maupun manufaktur, penjualan sangatlah


penting dan merupakan salah satu roda penggerak dalam
kelangsungan hidup usaha perusahaan. Agar kegiatan penjualan
dapat berjalan secara efektif, tujuan perusahaan dapat tercapai
sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Perusahaan tidak
hanya saja memerlukan bantuan sistem informasi akuntanti
namun juga memerlukan adanya pengendalian internal.
Pengendalian ditetapkan agar kegiatan operasi berjalan dengan
efektif dan efisien, serta menjamin adanya keandalan mengenai
catatan laporan keuangan. Pengendalian internal sangat besar
pengaruhnya atas laporan keuangan. Dengan adanya
pengendalian internal akan tercipta suatu sarana untuk
menyusun, mengumpulkan informasi-informasi yang
berhubungan dengan transaksi perusahaan, yang secara tidak
langsung dapat dijalankan dengan baik. Selain itu juga,
pengendalian internal juga berperan penting bagi perusahaan
dalam mengendalikan atau mencegah terjadinya tindak
kecurangan (fraud) yang bisa saja terjadi disetiap kegiatan kerja
perusahaan.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini
ingin melihat bagaimana sistem informasi akuntansi dapat
menjadi suatu pengendalian internal pada proses sitem
penggajian. Pada makalah ini, penulis mengadopsi penelitian
terdahulu yang menggunakan objek penelitian pada CV Genta
Shamballa. Dimana perusahaan ini memiliki karakteristik yang
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya lagi.
Perusahaan ini bergerak di bidang jasa konsultan teknik, yang
proses pekerjaannya berfokus pada kerja lapangan dengan
pekerja yang banyak dan bekerja sesuai dengan kontrak kerja.
Kontrak selalu berubah sesuai dengan masa kontrak kerja,
kecuali pada karyawan tetap.
Dalam pemberian gaji dan upah karyawan pada CV Genta
Shamballa masih manual dan dilakukan oleh bagian administrasi
dalam penghitungan gaji untuk pegawai tetap dan tidak tetap.
Setelah perhitungan gaji selesai diserahkan kepada pimpinan
untuk di cek ulang yang nantinya akan diserahkan kepada
karyawan. Namun pimpinan hanya menerima hasil akhir saja
tanpa mengotorisasi kembali daftar dan jumlah gaji, sehingga
dapat terjadi kecurangan. Dalam pemberian gaji dan upah pada
CV Genta Shamballa masih terdapat kendala, yaitu membedakan
karyawan yang berhak untuk menerima gaji dan upah yang
sesuai. Ini mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan dan
pemberian gaji karyawan. Dikarenakan sistem pembedaan

karyawan yang belum dapat dikelola dengan baik, sehingga


masih sulit untuk menentukan jumlah gaji dan upah yang harus
diterima oleh karyawan yang bersangkutan. Diperlukan
kerjasama antar karyawan agar masalah ini dapat diatasi.
Pemisahan tugas yang baik di perusahaan juga akan membantu
menjalankan proses pengendalian intern di perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Informasi Akuntansi
Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, yang disusun
sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk melaksanakan
suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan yang
dihasilkan oleh suatu proses tertentu yang bertujuan untuk
menyediakan informasi untuk membantu mengambil
keputusan manajemen operasi perusahaan dari hari ke hari
serta menyediakan informasi yang layak untuk pihak di luar
perusahaan. Pengertian Sistem yang dikemukakan oleh para
ahli adalah sebagai berikutMenurut Jerry FithGerald ; sistem
adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran
tertentu.
Menurut Kusrini dan Koniyo (2007:6) sistem mempunyai
karakteristik atau sifat-sifat tertentu, diantaranya: Komponen
Sistem (Component), Batas Sistem (Boundary), Subsistem,
Lingkungan Luar Sistem (Environment) Penghubung Sistem
(Interface), Masukan Sistem (Input), Keluaran Sistem (Output)
Pengolahan Sistem (Proces), Sasaran Sistem (Objective).
Menurut Kusrini dan Koniyo (2007:7) mengatakan bahwa suatu sistem
dapat diklasifikasikan sistem diantaanya Sistem Abstrak dan Sistem
Fisik , Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia, Sistem

Tertentu dan Sistem Tak Tentu, Sistem Tertutup dan Sistem


Terbuka : Sistem Tertutup adalah sistem yang tidak
berhubungan dengan lingkungan luar atau otomatis.
Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan
dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya.
Selain klasifikasi sistem, berikut ini juga merupakan
pelaku sistem yang terdiri dari 7 kelompok yaitu Pemakai,
Manajemen, Pemeriksa, Penganalisa system, Pendesain
sistem, Programmer, Personel pengoperasian.
Menurut Anton M. Meliono (1990: 331) informasi adalah
data yang telah diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan
tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan.
Adapun jenis-jenis informasi adalah sebagai berikut :
Informasi berdasarkan fungsi dan kegunaan, Informasi
berdasarkan format penyajian, Informasi berdasarkan lokasi
peristiwa, Informasi berdasarkan bidang kehidupan, Berdasar
penyampaian, dan Informasi yang diperoleh berdasarkan
permintaan.
Aktifitas dasar dari Sistem Informasi menurut Laudon dan
Laudon (2010, p46-47) adalah sebagai berikut :
a. Input. Melibatkan pengumpulan data mentah dari dalam
organisasi atau dari lingkungan eksternal untuk
pengolahan dalam suatu sistem informasi.
b. Process. Melibatkan proses mengkonversi input mentah ke
bentuk yang lebih bermakna.
c. Output. Mentransfer proses informasi kepada orang yang
akan menggunakannya atau kepada aktivitas yang akan
digunakan.
d. Feedback. Output yang di kembalikan ke anggota
organisasi yang sesuai untuk kemudian membantu
mengevaluasi atau mengkoreksi tahap Input.
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa
sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang
disebut dengan istilah building block yaitu blok masukan, blok
model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan
blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
Jogiyanto 2008 : 12).

a. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi.
Input disini termasuk metode-metode dan media untuk
menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa
dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model
Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur logika dan
model matematik yang akan memanipulasi data input dan
data yang tersimpan didasar data dengan cara yang sudah
tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
Jogiyanto 2008 : 13)

c. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang
merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi
yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta
semua pemakai sistem.
d. Blok Teknologi
Teknologi merupakan kotak alat (toolbox) dari pekerjaan
sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima
input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses

data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran


membantu pengendaliaan dari sistem keseluruhan.

dan

e. Blok Basis Data


Basis data (database) merupakan kumpulan dari data
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan
perangkat
lunak
untuk
memanipulasinya.
Data
perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan
penyediaan informasi lebih lanjut. Data didalam basis data
perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas.
f. Blok Kendali
Supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan, maka perlu diterapkan pengendalianpengendalian di dalamnya.
Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984)
dalam Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan sistem informasi
yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah
sistem informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Jahangir et al (2000) dalam Tjhai Fung Jen (2002)
menunjukkan perbedaan penentuan keberhasilan komputer
adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem
digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem
informasi.
Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based
Information System (CBIS) merupakan sistem pengolahan
suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan
dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung
pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta
visualisasi dan analisis. Beberapa istilah yang terkait dengan
CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem
informasi dan basis komputer.
Informasi disajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis
oleh suatu pengolah informasi. Pada bagian pengolahan
dengan komputer terdiri dari lima bidang yakni SIA, SIM, DSS,
kantor virtual dan sistem berbasis pengetahuan. Hal tersebut
dinamakan dengan sistem informasi berbasis komputer
(komputer based information sistem).

Gambar menunjukkan model CBIS.

Dapat
disimpulkan
bahwa suatu sistem terdiri atas beberapa unsur yang disebut
subsistem, yang saling berhubungan dengan yang lain agar
suatu sistem dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
a. Untuk mendukung operasi harian
b. Untuk medukung pembuatan keputusan oleh pembuat
keputusanintern perusahaan
c. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan
pengelolaan perusahaan
B. Sistem Penggajian
Dalam kegiatan siklus penggajian, ada beberapa langkah
dasar yang biasa diterapkan oleh setiap penggajian yang
membayarkan gaji kepada karyawannya, melalui sistem
penggajian (Mardi, 2011:107), berikut dijelaskan tahap-tahap
yang dilakukan :
a. Melakukan Up-Date File Induk Penggajian
Perubahan data penggajian ini diajukan tepat waktu dan
secara tepat ditampilkan dalam periode pembayaran gaji
berikutnya. Catatan pegawai yang berhenti tidak boleh
langsung dihapus, karena beberapa laporan akhir tahun
membutuhkan data mengenai semua pegawai yang
pernah bekerja untuk perusahaan selama periode tahun
akuntansi tersebut.
b. Perubahan Tarif dan Pajak
Bagian penggajian akan melakukan perubahan
penyesuaian tarif bilama terjadi perubahan. Namun

aktivitas ini jarang terjadi selama belum ada pengumuman


yang resmi dari pemerintah yang menyebutkan adanya
perubahan tarif pajak yang berlaku.
c. Keabsahan Waktu dan Data Kehadiran
Informasi datang dalam berbagai bentuk, tergantung
bagaimana bentuk pembayaran dilakukan kepada pegawai
tertentu, bentuk pembayaran yang dimaksud, yaitu
sebagai berikut :
Skema Pembayaran
Bagi karyawan yang mendapatkan pembayaran gaji
sesuai dengan jam kerjanya, maka perusahaan akan
menggunakan kartu waktu untuk mencatat waktu
kedatangan pegawai dan waktu keluar. Berdasarkan
kartu ini diperoleh informasi mengenai jumlah jam kerja
yang telah dilakukan pegawai tersebut.
d. Peluang untuk menggunakan teknologi informasi
Mengimplementasikan teknologi informasi, untuk lebih
efisien proses pencatatan gaji karyawan, diantaranya
mengumpulkan data kehadiran selama jam kerja
sebaiknya dilakukan dengan pendekatan teknologi
informasi sebagai pengganti dokumen kertas.
e. Menyiapkan Daftar Gaji
Setiap bagian memberikan informsai yang terkait
dengan data gaji masing masing karyawan, dari mulai
daftar kehadiran dan informasi kepegawain yang telah
diperbaharui (bila ada perubahan). Data tersebut
kemudian dicocokan dan diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang pada unit kegiatan untuk diserahkan ke
departmen penggajian guna mempersiapkan daftar gaji
karyawan yang bersangkutan.
f. Pembayaran Daftar Gaji
Pembayaran gaji yang efektif adalah dengan cara
memindah buukan ke rekening karyawan bersangkutan.
Hal ini dapat mengurangi pemotongan gaji yang tidak legal
dilakukan, dan karyawan akan merasa lebih aman.
g. Kalkulasi Kompensasi dan Pajak
Perusahaan melakukan pemotongan pajak
penghasilan karyawan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku, hasil pemotongan tersebut akan
diserahkan kekantor pajak atas nama karyawan yang
bersangkutan.
Analisis Pengendalian Internal dalam Sistem Penggajian
Pengendalian Internal menurut mulyadi terdiri dari 4 aspek,
berikut adalah penjelasan dari pengendalian intern yang telah

diterapkan oleh perusahaan dan dianalisis berdasarkan teori


yang ada.
a. Aspek Organisasi
Perusahaan telah menerapkan pengendalian intern yang
baik pada aspek organisasinya. Terlihat dari pemisahaan
fungsi dan penjelasan setiap tugas pada setiap bagian
dengan benar, sehingga dapat mengurangi atau mencegah
terjadinya kecurangan atau kesalahan yang mungkin
ditimbulkan dalam pelaksanaan tugasnya. Hal ini terbukti
dengan adanya pemisahaan tugas dengan pembuat daftar
gaji dan fungsi keuangan yang terpisah. Dalam teorinya
Mulyadi menjelaskan bahwa pengendalian intern yang baik
adalah tidak boleh seseorang menangani dua transaksi
dalam satu fungsi secara bersamaan. Karena dapat
memperbesar risiko kecurangan dalam penyalahgunaan
wewenang.
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur pencatatan
Pengendalian internal terhadap sistem otoriasasi proses
penggajian sudah diterapkan cukup baik. Karena secara
keseluruhan proses pada setiap transaksi sudah melewati
otorisasi dari pihak-pihak yang mempunyai wewenang
dalam kegiatannya. Namun dalam laporan absensi masih
harus dikoreksi kembali apakah laporan tersebut, benar
telah melewati otorisasi dari manajer proyek dan kepala
lapngan, selaku pihak yang bertanggung jawab atas
kegiatan karyawan di proyek. Karena dalam laporan
absensi yang diterima, tidak tercantum tandatangan oleh
pihak tersebut.
c. Pelaksanaan Kerja yang Sehat
Pelaksanaan kerja yang sehat dalam melaksanakan tugas
dan fungsi yang diterapkan oleh karyawan ditunjukan
dengan: Pertama, pembuatan daftar gaji yang telah
diverifikasi kebenarannya oleh HRM manager dan Com &
Ben sebelum diserahkan pada bagian keuangan untuk
proses pembayaran gaji. Pengecekan dilakukan berulang
untuk memeriksa apakah terjadi kekeliruan dalam
perhitungan atau tidak. Dan juga bila ada penyesuaian
terhadap karyawan yang baru ataupun yang sudah tidak
bekerja lagi di perusahaan. Kedua, perhitungan Pph 21
telah direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan.
Bagian payroll akan memberikan catatan penghasilan dari
setiap karyawan kepada bagian pajak, untuk dihitung pajak
penghasilannya. Dari rumusan summary payroll sudah

terdapat data perhitungan Pph 21, kemudian setekah satu


tahun akan direkap oleh tim payrol diberikan kepada pajak
unuk dilaporankan potongan pph nya selama satu tahun
untuk diserahkan kepada kantor pajak. Ketiga adalah
catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi
pembuat daftar gaji. Dalam hal ini pembuat daftar gaji
adalah bagian payroll. Untuk tarif gaji dari setiap karyawan
pihak yang megetahui hanya bagian HRD saja. Tidak ada
bagian lain yang mempunyai akses atas data tersebut.
Sehingga data tersebut sangat dijaga ke rahasiannya
untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam perubahan
tarif gaji.
d. Dokumen dan Catatan yang Memadai
Berdasarkan dari hasil analisis dokumen dan catatan yang
terkait dengan proses penggajian yaitu meliputi: 1. Laporan
Daftar Absensi, 2. Summary Payroll, 3. Internal Memo, 4.
Daftar Transfer Bank, 5. Bilyet Giro, 6.Skip Gaji Karyawan,
dan 7. Form Transfer Bank, dari ketjuh dokumen tersebut
perusahaan telah memiliki informasi yang cukup dalam
melengkapi proses penggajian perusahaan kepada
karyawannya. Setiap perpindahaan dokumen perusahaan
selalu membuatkan rangkap, dan yang aslu akan disimpan
oleh bagian yang berwenang. Dengan adanya dokumen
dan catatan yang memadai perusahaan dapat
meminimalisir terjadinya kecaurangan dan penyalinan
dokumen, karena perusahaan telah memiliki arsip dan
bukti yang lengkap sesuai dengan prosedur yang ada.
Adapun Dokumen Dalam sistem Penggajian Menurut
Mulyadi (2001:374), dokumen yang digunakan dalam
sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah:
a. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah.
Dokumen dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi
kepegawaian berupa suratsurat keputusan yang
bersangkutan dengan karyawan, seperti misal surat
keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan
pangkat, perubahan tarif upah, penurunan pangkat,
pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing),
pemindahan, dan lain sebagainya.
b. Kartu jam hadir
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk
mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan.
Catatan jam hadir karyawan ini dapat 13 berupa daftar
hadir biasa.
c. Kartu jam kerja.

Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang


dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung pabrik guna
mengerjakan pesanan tertentu. Dokumen ini diisi oleh
mandor pabrik dan diserahkan ke fungsi pembuat daftar
gaji dan upah untuk kemudian dibandingkan dengan kartu
jam hadir.
d. Daftar gaji dan daftar upah.
Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap
karyawan, dikurangi potongan-potongan berupa PPh pasal
21, utang setiap karyawan, iuran untuk organisasi
karyawan, dan lain sebagainya.
e. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah.
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per
departemen, yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah.
f. Surat pernyataan gaji dan upah.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan
upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah
atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuat daftar gaji
dan upah.
g. Amplop gaji dan upah.
Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setiap
karyawan dalam amplop gaji dan upah. Di halaman muka
gaji dan upah setiap karyawan ini berisi informasi
mengenai nama karyawan, nomor identifikasi karyawan,
dan gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan
tertentu.
h. Bukti Kas keluar.
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang
dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan,
berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah yang
diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Penggajian
Dalam Mulyadi (2001:379), catatan akuntansi yang
digunakan dalam pencatatan gaji dan upah adalah: Jurnal
Umum, Kartu Harga Pokok Produk, Kartu Biaya, Kartu
Penghasilan Karyawan
Menurut Baridwan (1999:17) sistem akuntansi gaji dan
upah terdiri dari tiga prosedur yaitu: 1). Prosedur untuk
bagian personalia; 2). Prosedur pencatatan waktu; 3).
Prosedur penggajian dan pengupahan.
Selanjutnya menurut Mulyadi (2001:385) sistem
penggajian terdiri dari jaringan prosedur berikut: Prosedur
pencatatan waktu hadir, Prosedur pembuatan daftar gaji,

Prosedur distribusi biaya gaji, Prosedur pembuatan bukti kas


keluar, Prosedur pembayaran gaji.
Sedangkan sistem pengupahan terdiri dari jaringan
prosedur berikut ini:Prosedur pencatatan waktu hadir,
Prosedur pencatatan waktu gaji, Prosedur pembuatan daftar
upah, Prosedur distribusi biaya, Prosedur pembayaran upah,
Prosedur pencatatan waktu hadir, Prosedur pencatat waktu
kerja, Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah, Prosedur
distribusi biaya gaji dan upah, Prosedur pembayaran gaji dan
upah.
C. Pengendalian Fraud
Fraud atau kecurangan merupakan hambatan untuk
penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif dan
ekonomis, sehingga harus selalu menjadi perhatian penting
manajemen dan dewan direktur organisasi. Didalam buku
Blacks Law Dictionary yang dikutip oleh Tunggal (2001:2)
dijelaskan satu definisi hukum dari kecurangan, yaitu
berbagai macam alat yang dengan lihai dipakai dan
dipergunakan oleh seseorang untuk mendapatkan
keuntungan terhadap orang lain, dengan cara bujukan palsu
atau dengan menutupi kebenaran, dan meliputi semua caracara mendadak, tipu daya (trick), kelicikan (cunning),
mengelabui (dissembling), dan setiap cara tidak jujur,
sehingga pihak orang lain bisa ditipu, dicurangi atau ditipu
(cheated).
Berikut adalah berbagai perspektif kecurangan menurut
Bologna yang dikutip oleh Tunggal (2001:7), yaitu: Perspektif
Manusia, Perspektif Sosial dan Ekonomi, Perspektif Hukum,
Perspektif Akuntansi dan Audit
Ikatan Akuntansi Indonesia (2001:316.2) menyatakan
bahwa ada dua tipe salah saji yang relevan dengan
pertimbangan auditor tentang kecurangan dalam audit atas
laporan keuangan, yaitu salah saji yang timbul sebagai akibat
dari kecurangan dalam pelaporan keuangan dan kecurangan
yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva,
berikut penjelasannya :
1. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan
keuangan adalah salah saji atau penghilangan secara
sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan
keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan.
Kecurangan dalam laporan keuangan dapat menyangkut
tindakan seperti yang disajikan berikut ini:

a. Manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan


akuntansi atau dokumen pendukungnya yang menjadi
sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
b. Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari
laporan keuangan peristiwa, transaksi atau informasi
yang signifikan.
c. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang
berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian
atau pengungkapan.
2. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya
terhadap aktiva (seringkali disebut dengan
penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan
pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan
tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
umum. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva entitas
dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk
penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian aktiva,
atau tindakan yang menyebabkan entitas membayar harga
barang atau jasa yang tidak diterima oleh entitas.
Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat disertai
dengan catatan atau dokumen palsu atau yang
menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih
individu di antara manajemen, karyawan atau pihak ketiga.
Kecurangan bisa terjadi di dalam sebuah profesi,
contohnya profesi akuntansi. Seorang akuntan yang
melakukan kecurangan dalam prosedur akuntansi akan
mengakibatkan informasi akuntansi yang dihasilkan tidak
akan berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Karena sebuah informasi akuntansi yang dihasilkan dari
proses akuntansi dari suatu entiti sangatlah penting,
dimana informasi ini menjadi pertimbangan terhadap
program atau kebijakan entiti tersebut untuk mencapai
tujuannya.
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau
Asosiasi Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, merupakan
organisasi profesional bergerak di bidang pemeriksaan
kecurangan yang berkedudukan di Amerika Serikat dan
mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan,
mengklasifikasikan fraud dalam tiga kelompok berdasarkan
perbuatan, yaitu Penyimpangan atas Asset (Asset
Misappropriation), Pernyataan Palsu atau Salah Pernyataan
(Fraudulent Statement), Korupsi (Corruption).

Cara pencegahan fraud meliputi dua macam


pengendalian internal, yaitu pengendalian internal aktif dan
pengendalian internal pasif. Untuk lebih jelasnya mengenai
pengendalian tersebut. Silahkan simak penjelasan dibawah
ini :
1. Pengendalian Internal Aktif
Pengendalian internal aktif biasanya merupakan bentuk
pengendalian internal yang paling banyak diterapkan.
Dimana pengendalian internal ini membatasi, menghalangi
dan menutup akses pelaku fraud. Akan tetapi sekuat
apapun kelihatannya, tetap dapat ditembus oleh
pelakufraud yang cerdik dan mempunyai kemampuan
untuk melakukannya.
Sarana-sarana pengendalian intern aktif yang sering
dipakai dan umumnya sudah dikenal dalam system
akuntansi, meliputi Tanda tangan, Tanda tangan kaunter
(countersigning), Password dan PIN (Personnel
Identification Numbers), Pemisahan tugas, Pengendalian
aset secara fisik, Pengendalian persediaan secara real time
(real-time inventory control)Pagar, gembok, dan semua
bangunan dan penghalang fisik, Pencocokan dokumen,
Formulir yang sudah dicetak nomornya (pre-numbered
accountable forms).
2. Pengendalian Internal Pasif
Tujuan pengendalian intern aktif dan pengendalian intern
pasif sama, yakni mencegah terjadinya fraud. Dalam
pengendalian intern pasif, dari permukaan kelihatan tidak
ada pengamanan, namum ada peredam yang membuat
pelanggar atau pelaku fraud akan jera. Perbedaan antara
pengendalian intern aktif dan pengendalian intern pasif
adalah:
a.
Dalam hal biaya, pengendalian intern aktif jauh
lebih mahal dari pengendalian intern pasif;
b.
Pengendalian aktif kasat mata atau dapat diduga
(preditable) dan dapat ditembus. Pengendalian intern
pasif, di lain pihak, tidak kasat mata
dan unpredictable(orang yang ditangkap tangan seolaholah mendapat lotre terkutuk), dan karenanya tidak
terelakan.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A. ANALISIS
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian internal
terhadap proses penggajian dalam struktur organisasi sudah
layak, sistem dan prosedur penggajian sudah dilaksanakan
dengan baik, serta dilaksanakan karyawan yang mutunya sesuai
dengan tanggung jawabnya. Berdasarkan kesimpulan diatas,
maka penulis menyarankan Penggunaan sistem software dalam
pencatatan presensi karyawan di CV Genta Shamballa sudah
baik, untuk kinerja ke depannya diharapkan dapat meminimalkan
pencatatan dokumen secara manual agar kinerja menjadi lebih
cepat.
B. PEMBAHASAN
a. Proses Penggajian
Gaji adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang
dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan
manajer yang biasanya dibayarkan secara berkala tiap bulan
(Mulyadi, 2010). Dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi penggajian adalah Dokumen pendukung perubahan
gaji, Kartu jam hadir, Kartu jam kerja, Daftar gaji, Rekap
daftar gaji, Surat pernyataan gaji dan upah, Amplop gaji, dan
Bukti kas keluar (Mulyadi, 2010)
Berikut ini adalah flowchart sistem penggajian menurut
Mulyadi (2001)

Gambar 3.1 : Flowchart Sistem Penggajian


a. Karyawan
Karyawan membuat data diri yang dirangkap menjadi 1,
lembar pertama dikirim ke PSDM/HCD, lembar kedua
sebagai dasar melakukan presensi yang diserahkan ke
PSDM/HCD
b. PSDM/HCD
Setelah menerima data karyawan dan hasil presensi,
PSDM/HCD merekap presensi, rekapan tersebut diberikan
ke bagian keuangan. PSDM/HCD merupakan bagian yang
memberikan slip gaji
c. Bagian Keuangan
Rekap presensi yang diterima dari PSDM/HCD, oleh Bagian
keuangan dibuat slip gaji yang dirangkap 3, lembar
pertama sebagai dasar bagian keuangan membuat laporan
penggajian, lembar kedua sebagai arsip, dan lembar ketiga
diserahkan ke Manajer.
d. Pimpinan
Setelah menerima slip gaji dari keuangan, manajer
memvalidasi sehingga menjadi slip gaji yang telah
divalidasi menjadi 2 rangkap, lembar pertama sebagai
arsip, lembar kedua diberikan ke PSDM/HCD yang nantinya
akan diserahkan ke karyawan.
b. Aktivitas Perusahaan di CV Genta Shamballa
Aktivitas utama yang dilakukan CV. Genta Shamballa
meliputi jasa layanan teknik sipil, interior dan pengadaan

barang. Jasa layanan teknik sipil meliputi jasa nasehat/pradesain teknik bangunan, jasa nasehat/pra-desain interior,
jasa pengadaan barang. Jasa teknik bangunan meliputi jasa
survey permukaan tanah, jasa pembuatan peta, jasa
pembuatan gambar pada bangunan dan prospek lainnya.
Jasa interior meliputi jasa pembuatan gambar interior dan
prospek lainnya. Jasa pengadaan barang meliputi jasa
pencarian dan pengiriman barang, Dan lain sebagainya.
c. Struktur Organisasi di CV Genta Shamballa
DIREKTUR
UTAMA
PA

STAFF
ADMINISTRASI,
STAFF AKUNTANSI,
STAFF PENGUJIAN,
STAFF KASIR
STAFF

STAFF
ENGINEERIN
G

ARSITE
K

d.

INTERIO
PENGADAAN

Proses Penggajian di CV. Genta Shamballa


Adapun proses penggajian dari CV. Genta Sambala dapat
diuraikan sebagai berikut :

Gambar 3.2 : Flowchart Proses Penggajian Karyawan CV. Genta


Shamballa
e. Pengendalian Internal pada Proses Penggajian
Karyawan
Pemisahan fungsi yang jelas pada masing-masing bagian
bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan pasti sesuai
dengan kedudukannya di dalam struktur organisasi.
Organisasi yang telah memisahkan tanggung jawab serta
memberikan kewenangan terhadap masing-masing bagian
terkait dengan proses pelaksanaan prosedur penggajian pada

CV. Genta Shamballa.


f. Fungsi-Fungsi yang terkait pada Proses Penggajian CV
Genta Shamballa
Fungsi-fungsi yang terkait dengan proses penggajian
karyawan di CV Genta Shamballa antara lain fungsi
pencatatan presensi, fungsi administrasi personalia, fungsi
penggajian, dan fungsi kasir. Hasil analisis yang didapat
menunjukkan bahwa CV Genta Shamballa telah memisahkan
tugas dan tanggungjawab fungsional pada masing-masing
bagian. Secara sistem pengembangan, fungsi personalia di
handle langsung oleh manajemen. Fungsi penggajian
dipegang langsung oleh manajer SDM mengingat bentuk
struktur organisasi CV Genta Shamballa yang sederhana.
g. Rekomendasi Perbaikan Pengendalian Internalpada
Proses Penggajian pada CV. Genta Shamballa
Penggajian bagi para karyawan di CV. Genta Shamballa
didasarkan pada Upah Minimum Regional (UMR) sebagai
standar gaji pokoknya, kemudian tunjangan tetap dan
tunjangan variabel, selanjutnya dikurangi dengan potonganpotongan gaji. Ketentuan besarnya tunjangan yang diberikan
kepada karyawan ini diperhitungkan berdasarkan masa kerja

karyawan serta level jabatan karyawan yang bersangkutan.


Gambar 3.3 : Rekomendasi Penggajian menurut SPI bagian
Waktu

Gambar 3.4 : Rekomendasi Penggajian menurut SPI bagian Adm.


Personalia

Gambar 3.5 : Rekomendasi Penggajian menurut SPI bagian


Penggajian

Gambar 3.6 : Rekomendasi Penggajian menurut SPI bagian


Pembayaran Gaji (Kasir)

Gambar 3.6 : Rekomendasi Penggajian menurut SPI bagian Akuntansi

PENUTUP

A. SIMPULAN
Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu sistem
informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memudahkan
aktivitas pengambilan keputusan berdasarkan data-data dan
transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Gaji
umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang
dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan
manajer yang dibayarkan secara tetap per bulan, sedangkan
upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa
yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) yang
dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan
produk yang dihasilkan oleh karyawan. Sistem penggajian dan
pengupahan dapat berjalan dengan baik apabila memiliki unsurunsur sistem pengendalian. Pengendalian intern diperlukan untuk
menghindari adanya kecurangan dan kesalahan dalam
pemberian gaji dan upah.
Pembahasan terhadap sistem pengendalian intern penggajian
karyawan pada CV Genta Shamballa dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a. CV Genta Shamballa telah memisahkan tugas dan
tanggungjawab fungsional pada masing-masing bagian yang
berhubungan dengan penggajian karyawan.
b. Kelemahan pengendalian internal pada proses penggajian
pada CV Genta Shamballa dinilai belum optimal karena
antara administrasi personalia dan penggajian diotorisasi oleh
satu orang saja, sehingga memungkinkan terjadinya
kecurangan.
c. Rekomendasi yang sebaiknya dilakukan CV
Genta Shamballa adalah dengan menerapkan
aspek struktur organisasi yang baik, aspek
sistem otorisasi, aspek prosedur pencatatan,
aspek praktik yang sehat, sehingga
perusahaan dapat lebih optimal dalam proses
penggajian dan menghindari terjadinya
kecurangan dalam proses penggajian.
B. SARAN
Penelitian ini penggunaan sistem software dalam pencatatan
presensi karyawan di CV Genta Shamballa sudah baik, untuk
kinerja ke depannya diharapkan dapat meminimalkan
pencatatan dokumen secara manual agar kinerja menjadi lebih
cepat. Dan selanjutnya diharapkan agar menambah deskripsi
teorinya, memilih bahasan dan cakupan penggajian karyawan

yang lebih luas sehingga benar-benar memahami pengendalian


internal pada proses penggajian dan agar tidak memakai
kuisioner pengendalian internal saja, namun lebih baik
menggunakan metode yang lebih bervariatif untuk menilai
pengendalian internal perusahaan agar objektivitas hasil
evaluasi terhadap objek yang diperiksa lebih terjamin, dan
mendapatkan hasil yang lebih valid.

Anda mungkin juga menyukai