Anda di halaman 1dari 59

PROPOSAL SKRIPSI

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PT. MAGNA DIGITAL LAB (KORINDO GROUP)

ROVIAH
11227600021

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
JAKARTA
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi informasi sangat

penting untuk menunjang kegiatan usaha sehingga dapat memberikan

efektivitas dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya teknologi

informasi, kita dapat memberikan informasi dengan cepat, tepat dan akurat

sehingga dapat membantu pihak-pihak terkait dalam pengambilan keputusan

secara tepat dalam menentukan strategi dan kebijakan perusahaan. Salah satu

kebutuhan yang sangat krusial bagi perusahaan adalah informasi akuntansi.

Laporan yang dihasilkan merupakan dasar pengambilan keputusan bagi pihak

manajemen perusahaan maupun pihak eksternal.

Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dalam

suatu sistem informasi perusahaan. Dalam suatu sistem informasi perusahaan,

sistem informasi akuntansi merupakan suatu bagian dari sistem informasi

yang lebih banyak berhubungan dengan kata keuangan. Menurut Widjajanto

(2002: 14). Akuntansi sebagai suatu sistem informasi mencakup kegiatan

mengidentifikasi, menghimpun, memproses, dan mengkomunikasikan

informasi ekonomi mengenai suatu organisasi ke berbagai pihak.Tujuan

utama dari akuntansi keuangan menurut Jogianto (1997 : 54), adalah untuk

menyediakan suatu informasi yang relevan terhadap pihak-pihak luar seperti

1
2

pemegang saham, kreditur, maupun pihak pemerintah. Hal ini tercapai

dengan menerbitkan laporan-laporan periodik, seperti neraca, laporan

laba/rugi, laporan laba yang ditahan dan laporan perubahan modal, disamping

itu tujuan utama dari akuntansi keuangan adalah menyediakan informasi bagi

pihak internal perusahaan yaitu pihak manajemen sehingga dapat

menggunakan laporan keuangan untuk dasar pengambilan keputusan. Untuk

dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak eksternal (pihak luar)

maupun internal (lingkungan perusahaan) tersebut, maka disusun suatu sistem

informasi akuntansi. Sistem ini dirancang untuk dapat menghasilkan

informasi berupa informasi keuangan yang berguna bagi pihak eksternal

maupun internal perusahaan, maka sistem informasi akuntansi dapat diproses

baik dengan cara manual maupun dengan menggunakan mesin-mesin mulai

dari mesin pembukuan sederhana sampai dengan komputer.

Keterlibatan komputer dalam roda kehidupan perusahaan memang

bermacam, tergantung pada tingkat kebutuhan dan kemampuan perusahaan.

Bagi perusahaan besar yang memiliki sistem yang rumit dan kompleks,

komputer akan dipergunakan secara maksimal dengan cara membangun suatu

jaringan yang integral dan rumit dengan mengoperasikan komputer dalam

jumlah banyak. Tetapi tidak sedikit juga perusahaan yang menggunakan

jaringan komputer yang sederhana dengan beberapa unit saja, tanpa

menggunakan teknologi komunikasi yang terlalu rumit.Dewasa ini

perkembangan teknologi dibidang komputer sudah semakin berkembang

dengan semakin banyak inovasi yang terjadi baik dalam hal pengembangan
3

perangkat keras maupun lunak. Oleh karena itu perkembangan tekhnologi

dibidang komputer ini akan membawa dampak yang cukup berarti dalam

perkembangan sistem informasi akuntansi. Pada dasarnya perusahaan dapat

mengoperasikan sistem informasi akuntansi tanpa menggunakan komputer,

akan tetapi kemampuan komputer untuk menangani tugas-tugas manusia

dalam suatu sistem memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang

kelancaran sebuah sistem, sehingga informasi yang dibutuhkan oleh pihak

manajemen dapat disajikan dengan cepat dan tepat waktu. Gagasan sebuah

sistem informasi akuntansi yang berdasarkan komputer tidak berarti

otomatisasi total.

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka

pengkordinasian sumber daya (data, materials, equipment, suppliers,

personal, and fund) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi

keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan

kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak

yang berkepentingan. Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan

operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan

mencerminkan aktivitas organisasi.Sebagai pengolah transaksi, sistem

informasi akuntansi berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua

aktivitas transaksi perusahaan.

Pada penulisan proposal ini, penulis menitikberatkan pada kasus yang

terjadi di perusahaan PT. Sinar Galesong Mandiri (SGM) yang merupakan

salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang penjualan kendaraan


4

bermotor pada roda dua. Dengan adanya system informasi akuntansi yang

berbasis computer sangat memberikan manfaaat yang sangat besar dalam

aktivitas perusahaan ini.Dalam penyusunan laporan keuangan menggunakan

system informasi yang berbasis computer sehingga dapat menghasilkan

informasi yang lebih baik dibandingkan dengan system informasi manual.

Laporan keuangan ini akan sangat berpengaruh terhadap proses

pengambilan keputusan oleh pihak manajemen perusahaan dan juga untuk

penyusunan strategi perusahaan di masa yang akan datang karena melalui

laporan keuangan ini, pihak manajemen dapat melihat dengan jelas kondisi

dan keadaan keuangan perusahaan secara cepat, tepat, dan akurat untuk

mendukung kegiatan operasional perusahaan. Penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi yang berbasis computer dapat mengetahui adanya kesesuaian tugas

dan teknologi informasi yang ada dalam perusahaan ini.

Oleh sebab itu penulis membuat satu tulisan dengan judul “Peranan

Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan PT. Sinar

Galesong Mandiri”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah pokok dalam penulisan ini

yatu : “Bagaimanakah Peranan Sistem Informasi Akuntansi terhadap

Kualitas Laporan Keuangan PT. Sinar Galesong Mandiri?”


5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Peranan System Informasi

Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan PT. SinarGalesong Mandiri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, yaitu :

a. Peneliti, dapat digunakan sebagai sarana untuk menelaah sejauh mana

fungsi pengetahuan yang telah diberikan dibandingkan dengan penerapan

ilmu dalam praktek.

E. Referensi untuk penelitian berikutnya.


F. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan menambah

wawasan dan pengetahuan tentang hubungan penerapan sistem informasi

akuntansi dan aktivitas produksi.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi untuk perusahaan

tentang penerapan sistem informasi akuntansi dan menjadi bahan referensi

peneliti selanjutnya sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan

tentang penerapan sistem informasi akuntansi.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi

Setiap aktivitas yang kita lakukan setiap hari sadar atau tidak, banyak

melibatkan informasi akuntansi. Kita menerima slip pembayaran ketika belanja di

supermarket, membeli permen karet, makan di restoran cepat saji. Aktivitas

menerima slip pembayaran seperti itu sebenarnya kita menerima informasi

akuntansi. Sistem informasi yang menghasilkan informasi seperti itu disebut

dengan sistem informasi akuntansi (Husein, 2003:2)

Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang didalamnya juga

terdapat subsistem-subsistem yang lebih kecil yang saling berkaitan satu dengan

yang lainnya dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Didalam suatu

system tersebut terdapat proses yang terdiri dari masukan/ input, proses itu

sendiri, dan keluaran/ output. Penjelasan sistem di atas didukung oleh Romney

dan Steinbart (2012), “Sistem merupakan kumpulan dua atau lebih komponen

yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem hampir selalu

terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil, yang masing-masing memiliki

fungsi tersendiri untuk mendukung sistem yang lebih besar.” Selain itu dalam

Wilkinson et al (2000), “Sistem merupakan gabungan dari bagian-bagian fungsi

yang saling berinteraksi satu sama lain yang secara bersama-sama mencapai

tujuan yang dinginkan. Setiap sistem memiliki sebuah ikatan yang memisahkan

mereka pada lingkungan. Sistem yang terbuka menerima input (masukan) dari

lingkungannya dan menyediakan output (keluaran) kepada lingkungan.”


7

Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh,

kerdil dan akhirnya berakhir. Oleh karena itu, informasi sangat penting bagi suatu

sistem dalam organisasi. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang

lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi juga dapat

diartikan sebagai data yang telah diproses untuk menyediakan makna untuk user

(Romney dan Steinbart, 2012).

Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian

(event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu, seperti perubahan dari suatu

nilai (transaction). Kesatuan nyata (fact dan entity) adalah berupa suatu objek

nyata, seperti tempat, benda dan orang yang benar-benar ada.

Menurut Charles T. Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren

Harrison,2007:4) menyatakan bahwa: Akuntansi adalah sistem informasi yang

mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan

Setiap aktivitas yang kita lakukan setiap hari sadar atau tidak, banyak

melibatkan informasi akuntansi. Kita menerima slip pembayaran ketika belanja di

supermarket, membeli permen karet, makan di restoran cepat saji. Aktivitas

menerima slip pembayaran seperti itu sebenarnya kita menerima informasi

akuntansi. Sistem informasi yang menghasilkan informasi seperti itu disebut

dengan sistem informasi akuntansi (Husein, 2003:2).

Menurut Azhar Susanto (2008:72) “Sistem Informasi Akuntansi dapat

didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari sub sistem/komponen baik fisik

maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain
8

secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah

keuangan menjadi informasi keuangan”.

Baridwan (2004:4) juga menyatakan pengertian sistem informasi

akuntansi yaitu :“Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen yang

mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan mengkombinasikan

informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan pihak-pihak luar

(seperti inspektorat pajak, investor, dan kreditor) pihak-pihak dalam (terutama

manajemen).”

Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:3) sistem informasi akutansi

merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang

untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi

tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Sistem informasi

akuntansi melakukan hal tersebut entah dengan sistem manual atau melalui sistem

terkomputerisasi. Sistem informasi akuntansi menggunakan berbagai aktivitas

yang sistematik untuk menghasilkan informasi yang relevan.

Sistem informasi akuntansi menggunakan berbagai aktivitas yang

sistematik untuk menghasilkan informasi yang relevan. Untuk memperoleh

gambaran proses dari sistem informasi akuntansi dapat dilihat pada gambar 2.1
9

Gambar 2.1 Model umum SIA oleh Hall (2010:16)


Husein (2003:3) melihat elemen-elemen penting dari sistem informasi

akuntansi dari gambar model umum SIA diatas dan meringkasnya sebagai berikut:

1) Pemakai akhir (End user). Terdiri dari pemakai akhir eksternal dan pemakai

akhir internal. Pemakai akhir eksternal adalah para kreditur, pemegang

saham, investor potensial, pajak, pemerintah, pemasok dan pelanggan. Para

pemakai internal adalah pihak manajemen di setiap tingakatan organisasi.

2) Sumber data. Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem

informasi dari sumber eksternal dan internal. Transaksi keuangan eksternal

umumnya sumber data yang sering terjadi transaksi keuangan internal adalah

transaksi yang melibatkan pertukaran dan pergerakan sumber daya organisasi

misalnya pergerakan bahan mentah ke persediaan barang jadi, penyusutan

pabrik dan peralatan. Seringkali kita menyamakan data dan informasi.

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang

mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia. Data adalah aliran fakta-fakta
1
0

mentah yang menunjukkan peristiwa yang terjadi dalam organisasi dan

lingkungan fisik sebelum diorganisir dan didata menjadi suatu bentuk yang

bias dipahami dan digunakan.

3) Pengumpulan data. Yakni tahap operasional yang tujuannya untuk

memastikan bahwa data yang memasuki sistem itu sah, lengkap dan bebas

dari kesalahan. Jika transaksi yang salah memasuki pengumpulan data tanpa

terdeteksi, sistem mungkin akan memproses kesalahan dan menghasilkan

output yang keliru. Efeknya keputusan yang diambil berdasar informasi

tersebut juga akan keliru. Pengumpulan data melibatkan tahap-tahap seperti

memperoleh data transaksi, mencatat data tersebut ke formulir dan

memvalidasi dan mengedit data untuk menjamin keakuratan dan

kelengkapan. Jika elemen data dalam bentuk kuantitatif, maka perlu diukur

sebelum dilakukan pencatatan. Jika data transaksi diperoleh dari tempat yang

berjauhan dengan tempat pemrosesan maka data tersebut perlu transmisikan.

4) Pemrosesan data. Dalam pemrosesan data ini, data diolah untuk menghasilkan

informasi. Biasanya mulai dari hal yang sifatnya sederhana sampai kompleks.

Fungsi pemrosesan data terdiri dari tahap-tahap berikut ini:

a. Mengklasifikasi, atau menetapkan data yang dikumpulkan menjadi

kategori yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Penjabaran, atau mengkopi/mereproduksi data ke dokumen atau media

lain.

c. Penyortiran, atau pengaturan elemen data menurut satu atau lebih

karakteristik.
1
1

d. Batching, atau mengumpulkan bersama-sama kelompok transaksi

yang sama sifatnya.

e. Menggabungkan, atau mengkombinasikan dua atau lebih tumpukan

atau file data.

f. Kalkulasi, atau melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian.

g. Ikhtisar, atau menyatukan elemen data kuantitatif.

h. Membandingkan, atau menguji item dari batch/tumpukan yang

terpisah atau file untuk menemukan kecocokan atau utnuk

menentukan perbedaan.

5) Manejemen database. Database organisasi merupakan tempat penyimpanan

fisik data keuangan dan non-keuangan. Karena kita menggunakan sistem

informasi berbasis komputer, maka database kita kaitkan dengan penggunaan

komputer. Manajemen databasebertugas untuk menyimpan, memperbaiki,

memanggil, dan menghapus data.

6) Penghasil informasi. Yakni proses mengumpulkan, mengatur memformat,

dan menyajikan informasi untuk para pemakai. Informasi dapat berupa

dokumen operasional seperti laporan keuangan, atau tampilan di layar

komputer. Informasi yang berguna seharusnya memenuhi kaidah, tepat

waktu, akurat, lengkap, dan rangkuman. Fungsi ini termasuk tahap-tahap

seperti menginterpretasikan, melaporkan, dan mengkomunikasikan informasi.

Fungsi ini mendukung output baik dari pemrosesan transaksi dan pemrosesan

informasi.
1
2

7) Umpan balik. Yakni bentuk output yang dikirim kembali ke sistem sebagai

sumber data. Umpan balik ini bersifat internal atau eksternal dan digunakan

untuk memulai atau mengubah suatu proses. Dengan demikian jika kita

mendefinisikan sistem informasi akuntansi dari berbagai elemen diatas adalah

struktur menyatu dalam suatu entitas, seperti perusahaan, yang menggunakan

sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk mengubah data yang bernilai

ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan

kebutuhan informasi dari berbagai pemakai.

Subsistem Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari 5 sistem, yaitu :

 Sistem Pengeluaran (expenditure system)

Segala peristiwa yang berhubungan dengan usaha mendapatkan sumber-

sumber konomis yang diperlukan oleh perusahaan, baik berupa barang ataupun

jasa, baik pemasok dari luar maupun dari karyawan didalam perusahaan.

 Sistem Pendapatan (revenue system)

Berhubungan dengan penjualan barang atau jasa yang dihasilkan oleh

perusahaan kepada konsumen dan mendapatkan pembayaran dari mereka.

 Sistem Produksi (production systeme)

Berhubungan dengan pengumpulan, penggunaan dan pengubahan bentuk

suatu sumber ekonomi.

 Sistem Manajemen Sumber Daya (resources management system)

Meliputi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan manajemen dan

pengendalian sumber daya seperti investasi dan aktiva tetap (fasilitas).

 Sistem Buku Besar dan Laporan Keuangan (general ledger and financial

accounting)
1
3

B. Tujuan dan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan (2002 : 2 – 3) pihak-pihak ekstern yang membutuhkan informasi

akuntansi, adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur

usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat.

Masing-masing pihak beserta kepentingannya terhadap informasi

akuntansi dijelaskan berikut ini :

1. Investor

Investor membutuhkan informasi akuntansi untuk menentukan keputusan

dalam membeli, menahan, atau menjual investasi mereka dalam saham

perusahaan. Keputusan investor seperti ini biasa terjadi dalam perdagangan

efek di bursa efek.

2. Karyawan

Informasi akuntansi ini berfungsi untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. Ketika

perusahaan dalam kondisi baik maka karyawan akan berkesempatan untuk

meminta perbaikan gaji.

3. Pemberi Pinjaman

Akuntansi berfungsi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan Kreditur usaha lain

Sama halnya dengan pihak bank atau pemberi pinjaman, pemasok dan

kreditur usaha lainnya juga berkepentingan terhadap informasi akuntansi.

Melalui laporan keuangan atau informasi akuntansi perusahaan terkait,


1
4

pemasok dapat menilai apakah perusahaan itu mampu membayar utang tepat

waktu pada saat jatuh tempo.

5. Pelanggan

Pelanggan yang terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan

akan membutuhkan informasi untuk menilai tentang kelangsungan usaha

perusahaan. Karena dengan mengetahui informasi akuntansi pelanggan tidak

akan khawatir jika suatu saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terkait

dengan perjanjian yang telah disepakati antara pelanggan dan perusahaan.

6. Pemerintah

Informasi memiliki peran yang sangat besar bagi pemerintah. Berbagai

kebijakan pemerintah senantiasa melibatkan informasi akuntansi.

Husein (2003) mengemukakan bahwa tujuan dari setiap informasi

akuntansi adalah untuk menyediakan informasi akuntansi bagi berbagai

pemakai/pengguna.Pemakai ini mungkin dari internal seperti manajer, atau dari

eksternal seperti pelanggan.Secara lebih khusus tujuan SIA menurut Husein

(2003:3) adalah sebagai berikut :

a. Untuk mendukung operasi harian

b. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan

intern perusahaan.

c. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan

perusahaan.

C. Transaction processing system (TPS)

Transaction processing system (TPS) adalah sistem informasi yang

terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah


1
5

besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi.TPS

merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan organisasi berinteraksi dengan

lingkungan eksternal. Manajer melihat data-datayang dihasilkan oleh TPS untuk

memperbaharui informasi setiap menit mengenai segala yang terjadi di

perusahaan mereka. Hal ini sangat peting bagi operasi bisnis dari hari ke hari agar

sistem-sistem ini dapat berfungsi dengan lancar dan tanpa interupsi sama sekali.

TPS berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan

bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing

systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti

penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan/inventori.TPS menghasilkan

berbagai informasi produkuntuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai

contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi

penjualan, order pembelian, formulir pajak, dan rekening keuangan. TPS juga

memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses lebih lanjut

oleh Sistem Informasi Manajemen (SIM). Karena luasnya cakupan kegiatan

operasional, TPS dapat dikelompokkan menjadi beberapa siklus transaksi

(proses bisnis). Jenis siklus transaksi ditentukan oleh jenis aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan, bergerak di bidang jasa, manufaktur atau

perdagangan.

a. Cara pemrosesan pada TPS

 Pemrosesan batch

Batch processing adalah transaksi menghemat sumber daya yang

menyimpan tipe data untuk pemrosesan di pra-ditentukan kali. Batch processing

berguna bagi perusahaan yang perlu untuk memproses data dalam jumlah besar
1
6

menggunakan sumber daya yang terbatas. Contoh batch processing meliputi

transaksi kartu kredit, untuk transaksi yang diproses daripada bulanan secara real

time. Transaksi kartu kredit hanya perlu diproses sekali dalam sebulan untuk

menghasilkan pernyataan bagi pelanggan, sehingga proses batch menghemat

sumber daya TI dari keharusan untuk memproses setiap transaksi secara

individual.

 Real time processing

Dalam banyak keadaan faktor utama adalah kecepatan. Sebagai contoh,

ketika seorang nasabah bank menarik sejumlah uang dari rekening nya sangat

penting bahwa transaksi akan diproses dan saldo account diperbaharui sesegera

mungkin, sehingga baik bank dan pelanggan untuk melacak dana. Terdapat

beberapa perbedaan antara real-time dan batch processing. Hal ini dijelaskan di

bawah ini: - Setiap transaksi secara real-time merupakan proses yang unik. Hal ini

bukan bagian dari kelompok transaksi, walaupun transaksi diproses dengan cara

yang sama. Pemrosesan Transaksi secara real-time berdiri sendiri baik dalam

pemasukan ke sistem dan juga dalam penanganan output nya. Pemrosesan real-

time memerlukan master file yang tersedia untuk lebih sering memperbarui dan

referensi daripada batch processing. Database tidak dapat diakses setiap waktu

untuk batch processing. Pemrosesan real-time memiliki lebih sedikit kesalahan

daripada batch processing, sebagai data transaksi divalidasi dan dimasukkan

dengan segera. Dengan batch processing, data diatur dan disimpan sebelum

master file diupdate. Kesalahan dapat terjadi selama langkah ini. Jarang terjadi

kesalahan dalam pemrosesan real-time, namun mereka sering ditoleransi. Lebih

banyak operator komputer dibutuhkan dalam proses real-time, karena operasi


1
7

tidak sentralistik. Hal ini lebih sulit untuk memelihara sistem pemrosesan real-

time dari pada sistem.batch.

D. Sistem Produksi

Deshmukh dan Ashutosh (2006) dalam Alrabei (2014) menyatakan dalam

penelitian mereka bahwa siklus konversi produksi mengukur berbagai kegiatan

seperti desain produk, perencanaan dan pengendalian proses produksi, dan

akuntansi biaya.Perencanaan produksi dan pengendalian melibatkan perencanaan

produksi oleh pengoptimalan faktor-faktor seperti permintaan pelanggan,

ketersediaan tenaga kerja dan bahan, pembatasan kapasitas, batas distribusi dan

pembatasan penyimpanan. Kegiatan manufaktur yang direncanakan dilakukan

dengan mengolah bahan bakudengan kombinasi mesin dan manusia dan

menghasilkan produk jadi. Sistem akuntansi biaya menyediakan informasi yang

berguna untuk memperkirakan fungsi produksi, format biaya produk dan

menghasilkan informasi untuk penilaian persediaan untuk tujuan pelaporan

eksternal.

Morteza dan Rafiei (2011) menganggap siklus produksi sebagai jantung

dari perusahaan manufaktur dan memiliki hubungan khusus dengan semua bagian

dalam (unit) di mana unit lain memiliki kewajiban untuk memenuhi perangkat

keras dan lunak kebutuhan siklus produksi, untuk penerapan yang optimal.

Dengan demikian mereka mencoba untuk menilai pengaruh faktor internal pada

aplikasi optimum siklus produksi.

Sistem produksi adalah sebuah subsistem dari sistem informasi akuntansi

yang berada di dalam kategori transaction processing system (TPS). Sistem ini

adalah sistem yang berisi serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan
1
8

data yang mempunyai hubungan dengan proses pembuatan suatu produk. Sistem

ini tentunya berhubungan secara langsung dengan sub-sistem yang lain seperti

siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklsus buku besar, dan pelaporan. Selain

subsystem-subsystem tersebut, sistem ini juga berhubungan dengan Manajemen

dan sistem manajemen SDM, hubungan antar semua sistem tersebut dapat dilihat

pada Gambar
2.2.

Gambar 2.2 Aktivitas dalam Sistem Produksi oleh Romney, 2012

Hubungan antara siklus produksi dan beberapa siklus lainnya adalah

sebagai berikut :

a. Interaksi antara siklus produksi dengan siklus penjualan Siklus pendapatan

disini mempunyai peran sebagai siklus yang memberikan informasi tentang

produk yang dipesan dan ramalan (forecast) tentang kuantitas penjualan,

informasi ini digunakan oleh bagian produksi sebagai masukan untuk

menyusun rencana produksi dan jumlah dari persediaan yang diinginkan

(inventory level). Sebagai timbal balik, bagian produksi akan memberi

siklus pendapatan informasiinformasi tentang produk apa saja yang telah

selesai diproduksi maupun jumlah produk yang siap untuk dijual.


1
9

b. Interaksi antara siklus produksi dengan siklus pembelian Bagian produksi

berperan mengirimkan informasi tentang bahan baku dimana informasi

tersebut tertuang dalam bentuk Surat Permintaan Pembelian (purchase).

Sebagai timbal balik dari informasi tersebut siklus pembelian memberikan

informasi tentang bahan baku yang telah dibeli dan informasi mengenai

biaya overhead pabrik.

c. Interaksi antara siklus produksi dengan sistem manajemen SDM Bagian

produksi akan memberi informasi tentang jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan kepada sistem sumberdaya manusia/penggajian yang sebagai

balasannya akan memberikan data tentang ketersediaan dari tenaga kerja

dan biaya dari tenaga kerja tersebut.

d. Interaksi antara siklus produksi dengan siklus buku besar dan pelaporan

Informasi yang diberikan kepada siklus buku besar dan pelaporan adalah

informasi mengenai harga pokok produksi.

Sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan memiliki peranan penting

dalam sistem produksi. Perusahaan ketika ingin membuat keputusan tentang

komposisi produk, penentuan harga jual produk, perencanaan dan alokasi sumber

daya, dan manajemen biaya akan membutuhkan informasi akuntansi biaya yang

akurat dan tepat waktu sebagai masukan (input). Untuk membuat keputusan

tersebut tentunya dibutuhkan informasi yang lebih rinci dan jelas tentang biaya

produksi dibanding informasi yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan

yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan.Maka dari itu, perancangan sistem

produksi seharusnya tidak hanya berfokus pada kebutuhan pelaporan eksternal,


2
0

melainkan juga kebutuhan internal manajemen untuk membuat keputusan-

keputusan di atas. Aktivitas- aktivitas dalam sistem produksi meliputi :

a) perancangan produk (product design),

b) perencanaan dan penjadwalan (planning & scheduling),

c) kegiatan produksi (production operation), dan

d) akuntansi biaya (cost accounting).

E. Perancangan Produk

Tahap pertama dalam suatu sistem produksi adalah merancang sebuah

produk.Kegiatan ini mempunyai tujuan yaitu untuk merancang sebuah produk

yang memenuhi kualitas, lama pengerjaan dan biaya produksi seperti yang

diinginkan oleh pelanggan. Antara tujuan-tujuan tersebut seringkali berbenturan

satu sama lain, sehingga aktivitas ini menjadi suatu hal yang rumit dan perlu

mendapat perhatian khusus. Ada beberapa dokumen yang dihasilkan dari kegiatan

ini menurut penggolongan Bodnar dan Hopwood (2006:408), adalah sebagai

berikut :

a. Daftar Kebutuhan Bahan (Bill of Material), berisi bahan baku yang

diperlukan untuk membuat produk dan mengidentifikasi nomor bahan baku

dan jumlah untuk setiap bahan yang digunakan untuk membuat produk.

b. Daftar operasi (operation list/routing sheet), berisi identifikasi dan

spesifikasi urutan operasi semua tenaga kerja dan operasi mesin yang

diperlukan untuk menghasilkan sebuah produk.

Dalam aktivitas ini akuntan harus memainkan peranan penting, karena 65%

sampai dengan 80% dati total biaya produk ditentukan oleh tahap ini.Peran

tersebut dalam tahap ini adalah menyediakan atau mendapatkan taksiran biaya
2
1

yang digunakan untuk membuat setiap jenis rancangan agar mendapatkan

kemampuan menghasilkan laba (profitability) dari setiap rancangan tersebut.

Untuk membantu menghasilkan desain produk yang berkualitas perusahaan

dapat menggunakan perangkat lunak bantuan berupa CAD (Computer Aided

Design) dan CAM (Computer Aided Manufacturing) keduanya adalah suatu

teknologi yang digunakan pada kegiatan desain dan produksi dengan

menggunakan komputer digital. CAD bisa diartikan sebagai sistem komputer

yang digunakan untuk membantu dalam membuat, modifikasi, analisis, atau

mengoptimalkan desain.Sistem komputer ini terdiri dari perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak atau software.

F. Perencanaan dan Pengendalian Produk

Perencanaan produksi meliputi penentuan produk mana yang akan

diproduksi dan penjadwalan produksi agar penggunaan sumber daya produksi

menjadi optimal. Penentuan produk mana yang diproduksi memerlukan integrasi

antara permintaan produk dan kebutuhan produksi dan sumber daya produksi

yang tersedia di perusahaan (Bodnar dan Hopwood, 2006:407).Terdapat 2 metode

untuk membuat rencana produksi (Romney, 2012), yaitu :

a) Perencanaan Sumber Daya Manufaktur (Manufacturing Resource

Planning/MRP-II). Metode ini merupakan metode yang bertujuan untuk

menyeimbangkan antara kapasitas produksi yang saat ini dimiliki perusahaan

dengan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan pembelian yang

diramalkan akan terjadi. Istilah lain dari metode ini adalah push

manufacturing system, karena barang diproduksi atas dasar ekspektasi

permintaan konsumen.
2
2

b) Sistem manufaktur Just-in-time (JIT). Metode ini bertujuan untuk

meminimalisasi atau menghapuskan persediaan bahan baku, barang dalam

proses, dan barang jadi. Penggunaaan JIT dimana barang hanya diproduksi

untuk merespon permintaan konsumen seringkali disebut dengan pull

manufacturing system. Sistem ini memiliki perbedaan dalam hal praktik bila

dibandingkan dengan teori nya. Dalam teori sistem ini hanya akan

memproduksi suatu barang jika pelanggan telah menempatkan order atas

barang tersebut. Namun dalam praktiknya sistem manufaktur JIT ini lebih

menjurus kepada metode yang berdasar pada rencana produksi jangka

pendek. Artinya, perusahaan akan tetap memproduksi barang dalam jumlah

tertentu meskipun belum ada order resmi dari pelanggan,. Hal ini dapat

memudahkan pemasok untuk merencanakan skedul produksi sehingga

mereka dapat mengirim bahan baku ke perusahaan pada saat dibutuhkan

untuk produksi.

Namun lebih jauh mengenai JIT yang bukan hanya sekedar metode

pengendalian persediaan, tetapi juga merupakan sistem produksi sistem produksi

yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antara lain :

1) Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang.

2) Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi.

3) Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan

mendeteksi kesalahan pada sumbernya.

4) Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik.

5) Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok.

6) Loyout pabrik yang lebih baik.


2
3

7) Pengendalian kualitas dalam proses.

Dokumen yang digunakan dalam aktivitas ini sebagai berikut:

a) Jadwal Produksi (Master Production Schedule)

Dokumen ini memuat waktu pelaksanaan aktivitas produksi serta

menentukan jumlah unit produk yang harus dibuat dalam satu putaran

produksi.Untuk menentukan jumlah unit yang diproduksi, digunakan informasi

tentang order pelanggan, ramalan penjualan, dan jumlah persediaan. Meskipun

dalam perkembangannya jadwal produksi ini akan bersifat fleksibel untuk

merespon perubahan pasar, namun rencana produksi harus ditetapkan selambatnya

1 minggu sebelumnya agar perusahaan memiliki kesempatan yang cukup untuk

memperoleh bahan baku, perlengkapan, dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Jadwal

produksi ini digunakan untuk menetapkan jumlah unit yang akan diproduksi

setiap hari dan juga digunakan untuk menentukan kapan harus membeli bahan

baku guna memenuhi jadwal produksi. Jumlah ketubuhan bahan baku bila

dibandingkan dengan persedian yang ada, bagian produksi harus membuat

permintaan pembelian dan dikirimkan ke bagian pembelian agar dilakukan

transaksi pembelian bahan jika jumlah persediaan tidak mencukupi kebutuhan.

b) Order Produksi (Production Order)

Dokumen ini merupakan sebuah dokumen yang berisi daftar kegiatan yang

perlu dilakukan, kuantitas yang diproduksi, dan lokasi pengiriman produk apabila

produk tersebut telah seleasi dibuat.

c) Bukti Permintaan Bahan Baku (Material Requisition).


2
4

Ketika aktivitas produksi dimulai dokumen ini dibutuhkan untuk meminta

bahan baku ke gudang. Informasi dalam dokumen ini berupa nomor order, tanggal

dikeluarkan, kode bahan baku, dan kuantitas bahan baku.

Departemen desain teknik merancang atau memodifikasi bahan produk

dan daftar operasi untuk perencanaan produk yang diinginkan. Departemen

produk kemudian menyiapkan order produksi yang sesuai dengan rencana.

Berdasarkan permintaan dalam order, forecast penjualan dan back order,

perencanaan produksi kemudian membentuk tahap-tahap menurut Husein

(2003:230) sebagai berikut :

a. Membuat order produksi bernomor cetak yang dibutuhkan untuk

memenuhi permintaan.

b. Memasukkan order produksi yang baru ke dalam file order produksi.

c. Mencetak multi move ticket dan material issue document yang

disertakan pada order produksi.

d. Mencetak make-to-order bills of material dan daftar operasi untuk

pemberitahuan kepada konsumen yang melakukan order khusus.

e. Mempengaruhi skedul produksi dalam file-on-line dan mencetak

skedul revisi untuk digunakan oleh perencana.

f. Mengeluarkan bahan yang diperlukan untuk order da menambah

sediaan dan mencetak laporan kebutuhan bahan baku.

G. Kegiatan Produksi

Aktivitas yang terkait dalam proses produksi ini beragam, tergantung pada

tingkat kerumitan suatu produk yang dihasilkan dan penggunaaan teknologi dalam

memproses produk tersebut. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam proses


2
5

produksi seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer mempunyai

istilah computer integrated manufacturing (CIM).

Proses produksi untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang berasal

dari bahan baku dan suku cadang setelah diadakan perencanaan. Untuk entri

setiap pegawai mencatat pesanan dengan berhubungan langsung dengan sistem,

dengan memasukkan kartu identifikasi ke dalam terminal data, cara yang lain

dengan mesin pemindai (scanner). Menurut Husein (2003:231) berdasarkan entri

ini,software sistem operasi produksi melakukan beberapa kegiatan sebagai

berikut :

a. Memperbarui file sediaan bahan baku untuk mencatat penambah dan

pengurangannya.

b. Memperbarui file produksi yang disesuaikan dengan perkembangan

pekerjaan.

c. Memperbarui file pemakaian mesin untuk memperlihatkan bahwa mesin

tidak ada jadwal operasi berikutnya.

d. Membuka catatan pekerjaan dalam proses dan mencatat bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung dengan biaya standar untuk memenuhi biaya

per unit.

Setiap perusahaan memiliki cara-cara yang berbeda dalam melakukan

produksi, namun pada akhirnya meskipun cara memproduksinya berbeda,

perusahaan harus dapat mengumpulkan informasi penting yang berhubungan

dengan produksi tersebut yaitu konsumsi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya

overhead. Informasi-informasi ini dibutuhkan oleh SIA untuk dapat mengolah


2
6

data atau masukan tersebut, memprosesnya, dan menghasilkan keluaran yang

berupa laporan-laporan yang dibutuhkan.

H. Sistem Akuntansi Biaya

Sistem akuntansi biaya adalah tahap akhir dalam siklus produksi.Tahap-

tahap pada akuntnsi untuk biaya produksi menurut Husein (2003:231), adalah

sebagai berikut :

a. Mengakumulasi bahan baku bahan baku dan tenaga kerja langsung.

b. Mengakumulasi biaya overhead dalam proses berdasarkan biaya unit.

c. Menghitung varian tiga komponen biaya, varian ini berdasarkan pada

perbedaan antara biaya actual dan biaya standard.

d. Mentransfer produk dari catatan barang yang sudah jadi.

Tahap ini mempunyai beberapa tujuan, sebagai berikut :

 Menghasilkan informasi yang berguna untuk perencanaan,

pengendalian, dan pengendalian kerja dari sebuah kegiatan produksi.

 Menghasilkan informasi yang terperinci dan akurat tentang biaya

produksi sehingga bisa menjadi dasar untuk menentukan harga

(pricing) dan membantu manajemen untuk mengambil keputusan

mengenai bauran produk (product mix) yang akan digunakan oleh

perusahaan.

 Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menetapkan

nilai persediaan dan harga pokok penjualan.

Yang harus dilakukan SIA untuk mencapai tujuan-tujuan diatas adalah

dengan cara mengumpulkan data biaya yang dikelompokkan ke berbagai


2
7

kelompok, kemudian membebankan biaya-biaya tersebut ke berbagai obyek biaya

baik yang termasuk dalam unit produksi maupun unit organisasi.

Pengelompokan data ketika proses mengumpulkan data harus dilakukan

dengan hati-hati agar hasil data yang didapat menjadi akurat. Kesalahan dalam

mengelompokkan data seringkali terjadi karena terdapat 2 atau lebih data yang

sama namun masing-masing dialokasikan dengan cara yang berbeda.

Jaringan prosedur yang membentuk sistem produksi dan akuntansi biaya

dalam perusahaan manufaktur(Mulyadi,2001):

1. Prosedur order produksi

Dalam prosedur ini dilakukan koordinasi pengolahan bahan baku menjadi

produk jadi dengan dikeluarkannya Dokumen Surat Order Produksi oleh fungsi

produksi berdasarkan order dari pelanggan yang diterima fungsi penjualan.

Prosedur order produksi dapat dibagi menjadi prosedur order produksi khusus

yang berdasarkan pesanan dan prosedur order produksi berulangkali yang

berproduksi massa untuk memenuhi persediaan.

2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

Prosedur ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku

dari fungsi gudang. Namun jika perusahaan tidak memiliki fungsi gudang bagi

persediaan maka dilakukan prosedur permintaan pembelian bahan baku. Biasanya

permintaan bahan baku didasarkan pada daftar kebutuhan bahan baku yang dibuat

fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.

3. Prosedur pencatatan jam kerja dan pencatatan biaya tenaga kerja langsung

Surat order produksi yang dikeluarkan oleh Departemen Produksi

biasanya
2
8

dilampiri dengan daftar kebutuhan bahan baku dan daftar kegiatan produksi

(operation list). Daftar kegiatan produksi ini berisi kegiatan yang diperlukan

untuk memproduksi sejumlah produk seperti yang tercantum dalam surat order

produksi, yang meliputi urutan proses pengolahan mesin yang digunakan, dan

taksiran waktu kerja karyawan dan mesin. Pelaksanaan kegiatan seperti yang

tercantum dalam daftar kegiatan produksi tersebut memerlukan prosedur

pencatatan jam tenaga kerja langsung yang dikonsumsi dalam pengolahan order

produksi yang bersangkutan. Selain itu prosedur ini juga digunakan untuk

mencatat biaya tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk mengerjakan order

produksi tertentu atau yang dikeluarkan dalam periode waktu tertentu.

4. Prosedur produk selesai dan pembebanan biaya overhead pabrik

Order produksi yang telah selesai dikerjakan perlu diserahkan dari fungsi

produksi ke fungsi gudang. Prosedur produk selesai merupakan prosedur

penyerahan produk selesai dari fungsi produksi ke fungsi gudang. Selain itu

prosedur ini juga digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang

dibebankan kepada pesanan tertentu berdasarkan tariff yang ditentukan di muka

dan total harga pokok produk selesai yang ditransfer dari fungsi produksi ke

fungsi gudang.

I. Contingency Theory

Teori kontingensi adalah sebuah pendekatan untuk menggambarkan

perilaku organisasi sebagai penjelasan yang diberikan untuk faktor kontingen

seperti teknologi, budaya dan lingkungan eksternal mempengaruhi desain dan

fungsi organisasi (Islam and Hu, 2012). Asumsi yang mendasari teori kontingensi

adalah bahwa tidak ada satu jenis struktur organisasi yang sama berlaku untuk
2
9

semua organisasi. Sebaliknya, efektivitas organisasi tergantung pada fit atau

pertandingan antara jenis teknologi, volatilitas lingkungan, ukuran organisasi,

fitur dari struktur organisasi, dan sistem informasinya.

Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal

pengendalian organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba

untuk menjelaskan prosedur operasi pengendalian organisasi tersebut. Pendekatan

akuntansi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis

bahwa tidak ada sistem akuntansi secara universal selalu tepat untuk dapat

diterapkan pada setiap organisasi, tetapi hal ini tergantung pada faktor kondisi

atau situasi yang ada dalam organisasi.

Para peneliti telah menerapkan pendekatan kontinjensi guna menganalisis

dan mendesain sistem kontrol, khususnya di bidang sistem akuntansi manajemen.

Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk

melihat hubungan variabel-variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan,

ketidakpastian tugas, struktur dan kultur organisasional, ketidakpastian strategi

dengan desain sistem akuntansi manajemen. Pendekatan kontinjensi pada

akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi

secara universal selalu tepat untuk dapat diterapkan pada setiap organisasi, tetapi

hal ini tergantung pada faktor kondisi atau situasi yang ada dalam organisasi.

Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, studi teori kontingensi mendalilkan

bahwa hasil organisasi adalah konsekuensi dari kecocokan antara dua atau lebih

faktor.Kecocokan konsep telah didefinisikan oleh Ven dan Drazin (1985) dalam

Islam and Hui (2012) dengan tiga pendekatan yaitu pemilihan, interaksi, dan

pendekatan sistem.Pertama dalam pendekatan seleksi, kesesuaian interpretasi


3
0

adalah bahwa, jika sebuah organisasi ingin bertahan atau menjadi efektif, harus

beradaptasi dengan karakterisasi dari konteks organisasi.

Kedua, kesesuaian interpretasi sebagai efek interaksi struktur organisasi

dan konteks kinerja.Khandwalla (1977) dalam Islam and Hu (2012), misalnya,

ditemukan bahwa bagi perusahaan yang efektif, korelasi antara teknologi, dimensi

struktural dari integrasi vertikal, delegasi, wewenang dan kecanggihan sistem

kontrol yang lebih signifikan daripada perusahaan yang tidak efektif.

Ketiga, pendekatan lain dalam literatur teori kontingensi sehubungan

dengan kesesuaian adalah pendekatan sistem. Menurut pendekatan sistem,

seseorang dapat memahami desain organisasi hanya secara bersamaan dengan

menyelidiki kontinjensi, alternatif struktural, dan kriteria kinerja yang ada dalam

suatu organisasi. Ada juga pandangan lain dari kesesuaian dalam pendekatan

sistem.

J. Peneliti Terdahulu

Kirana (2013) menambahkan bahwa sistem informasi akuntansi dan siklus

produksi merupakan siklus yang krusial bagi perusahaan manufaktur. Siklus ini

adalahsiklus yang akan menentukan apakah produk yang dihasilkan perusahaan

akan dapat menghasilkan profit bagi perusahaan atau akan menimbulkan biaya

yang amat besar.

Alrabei et al. (2014) dari hasil penelitiannya menunjukkan hubungan

positif yang signifikan antara AIS dan kegiatan produksi (yaitu, desain produksi,

perencanaan dan pengendalian produksi, operasi produksi dan akuntansi

biaya).sehingga merekomendasikan bahwa perusahaan harus berkonsentrasi pada

penerapan sistem informasi akuntansi untuk mendapatkan keuntungan dari

manfaat dalam semua kegiatan produksi.


3
1

Morteza dan Rafiei (2011) yang juga meneliti siklus produksi pada

perusahaan manufaktur menganggap siklus produksi sebagai jantung dari

perusahaan manufaktur dan memiliki hubungan khusus dengan semua bagian

dalam (unit) sehingga unit lain memiliki kewajiban untuk memenuhi hardware

dan software kebutuhan siklus produksi, untuk pengaplikasi yang optimal.

Dengan demikian mereka mencoba untuk menilai pengaruh faktor internal pada

aplikasi optimum siklus produksi.Penelitian ini dianjurkan untuk meningkatkan

hubungan antara unit-unit internal dan siklus produksi, dan perlu bagi perusahaan

untuk memperbarui Sistem Informasi Akuntansi mereka berdasarkan teknologi

baru.

K. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka, dan penelitian terdahulu,

maka dapat disimpulkan bahwa kerangka penelitian dalam penelitian ini

dijelaskan pada gambar 2.3


STUDI TEORETIK STUDI EMPIRIK
Hubungan antara Sistem Informasi Akuntansi dan

Contingency Theory Aktivitas Produksi (desain produk, perencanaan dan


pengendalian produk, operasi produksi, dan akuntansi
biaya)
Alrabei et al. (2014) Kirana (2013)
Islam and Hu (2012) cti

VARIABEL
Sistem Informasi Akuntansi
Aktifitas produksi dalam desain produk
Aktifitas produksi dalam pengendalian dan perencanaan produks Aktifitas produksi dalam operasi produksi.
Aktifitas produksi dalam akuntansi biaya.

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran


3
2

L. Hipotesis

a. Teori Kontinjensi dan Sistem Akuntansi

Teori kontingensi adalah sebuah pendekatan untuk mempelajari perilaku

organisasi di mana penjelasan yang diberikan untuk faktor bagaimana kontingen

seperti teknologi, budaya dan lingkungan eksternal mempengaruhi desain dan

prosedur operasi pengendalian organisasi tersebut. Pendekatan kontinjensi pada

akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi

organisasi. Kemudian, teori kontingensi diringkas sebagai pendekatan yang

mempelajari perilaku organisasi untuk menjelaskan tentang faktor-faktor

kontingen yang mempengaruhi desain dan fungsi organisasi (Islam and Hu, 2012).

Segala informasi akuntansi ini yang digunakan oleh pihak manajemen

akan menilai bagaimana kinerja manajemen dalam pengambilan keputusan segala

aktivitas produksi yang terjadi didalam perusahaan. Manajemen dengan sistem

informasinya untuk mengendalikan aktivitas produksi kemudian memunculkan

pendapat tentang hubungan sistem informasi akuntansi ini memiliki dampak pada

aktivitas produksi perusahaan.

b. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Aktivitas Produksi

Alrabei et al. (2014) mengemukakan bahwa sistem informasi akuntansi

sangat penting untuk setiap organisasi keberhasilan jangka panjang. Siklus

produksi, siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus sumber daya manusia,

semua siklus ini mengirimkan informasi tentang tingkat rencana produksi, tingkat

persediaan; kebutuhan bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya pokok produksi

ke buku besar dan pelaporan sistem informasi sehingga para manajer di berbagai

siklus membutuhkan sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu, sistem


3
3

informasi akuntansi ini merupakan hal yang krusial untuk manajemen. Adanya

penyebutan sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan sebagai

penghasil informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan manajemen

membuat pembahasan sistem informasi akuntansi ini memiliki hubungan

kontekstual dengan akuntansi manajemen dalam penerapan fungsi dalam

perusahaan.

Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem akuntansi yang berkaitan

dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau

manajemen dalam suatu organisasi dan untuk membuat keputusan bisnis yang

akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan

melakukan fungsi kontrol.

Untuk aktivitas produksi ini masih akan dibahas mengenai beberapa

pembagian aktivitasnya seperti desain produk, perencanaan dan pengendalian

produk, operasi produksi, dan akuntansi biaya. Beberapa aktivitas tersebut tentu

suatu hal yang tidak serta merta dilakukan tanpa perencanaan yang matang dari

pihak manajemen.Oleh karena itu, seperti yang telah dijelaskan bahwa sistem

informasi akutansi digunakan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan bagi

segala aktivitas produksinya.


3
4

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Semen Tonasa.

Waktu yang digunakan pada penelitian ini adalah selama 2 bulan 15 hari

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah menguji hipotesis dengan

melihat adanya hubungan antara variabel yaitu variabel X dan Y. Penelitian

ini dilakukan melalui penelitian lapangan dengan survei kepada responden

yang akan dibagikan kuesioner. Unit analisis yang digunakan adalah PT.

Semen Tonasa.

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel X dan Y. Variabel Y

dalam penelitian ini adalah aktivitas produksi dengan pembagiannya yaitu desain

produk, perencanaan dan pengendalian produk, proses produksi, serta akuntansi

biaya dan sistem informasi akuntansi sebagai variabel X. Penelitian ini akan

membuktikan pengaruh antara sistem informasi akuntansi dengan aktivitas

produksi.

C. Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah depatemen/manejer di bidang

akuntansi dan karyawan PT. Semen Tonasa. populasi dalam penelitian ini akan di

bagikan kuesioner, namun yang menjadi sampel adalah orang yang

mengembalikan kuesioner penelitian. Kuesioner ditujukan kepada masing- masing


3
5

kepala departemen/manajer di bidang akuntansi dan karyawan atau yang mewakili

dan berhubungan dengan bidang tersebut.

D. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data subyek yaitu berupa opini,

pengalaman, sikap atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang

menjadi subyek penelitian (responden). Adapun sumber data dalam penelitian ini

menggunakan data primer melalui respon tertulis responden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah dengan membagikan kuesioner kepada

seluruh sampel, melalui Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang

telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab.

F. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Variebel dalam penelitian ini terbagi dua yaitu sistem informasi akuntansi

(X) dan aktivitas produksi yang terbagi dalam desain produk (Y1), perencanaan

dan pengendalian produksi (Y2), operasi produksi (Y3), dan akuntansi biaya (Y4).

G. Instrumen Penelitian

Penelitian dengan menggunakan kuesioner yang merupakan replikasi dari

Alrabei et al. (2014) terbagi menjadi lima bagian. Bagian pertama mengenai

identitas peneliti, bagian kedua mengenai sistem informasi akuntansi dan aktivitas

produksi dalam desain produk, bagian ketiga mengenai sistem informasi akuntansi

dan aktivitas produksi dalam perencanaan dan pengendalian produk, bagian

keempat mengenai sistem informasi akuntansi dan aktivitas produksi dalam


3
6

operasi produksi, dan kelima mengenai sistem informasi akuntansi dan aktivitas

produksi dalam akuntansi biaya.

Semua variabel diukur dengan menggunakan skala Likert poin 5, mulai

dari sangat setuju yang akan diberi poin 5, setuju yang akan diberi poin 4, biasa

yang akan diberi poin 3, tidak setuju yang akan diberi poin 2, dan sangat tidak

setuju yang akan diberi poin 1.

H. Analisis Data

Sebelum menguji hipotesis penelitian, penting kiranya bahwa data yang

dikumpulkan diperiksa untuk validitas dan reabilitas penelitian.

I. Uji Validas

Uji Validitas bertujuan untuk memastikan apakah semua data yang

terukumpul mempunyai hubungan secara logis dan sistematis dengan konsep atau

teori yang dijadikan dasar suatu penelitian. Dasar yang digunakan untuk

melakukan uji validitas adalah face validity, artinya semua data yang ada secara

implisit harus mencerminkan tingkat validitas konsep atau teori yang dipakai

sebagai dasar penelitian. Menurut Sugiyono (2012:178) kriteria atau syarat suatu

item tersebut dinyatakan valid adalah bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai

positif dan besarnya 0.3 keatas.

J. Uji Reabilitas

Keandalan (reability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana

pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan arena itu

menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam

instrumen. Cronbach Alpha adalah koefisien keandalan yang menunjukkan


3
7

seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama

lain. Cronbach Alpha dihitung dalam rata-rata interkorelasi antar-item yang

mengukur konsep. Semakin dekat Cronbach Alpha dengan 1, semakin tinggi

keandalan keandalan konsistensi internal (Sekaran, 2011).

K. Uji Hipotesis

Analisis Kerolasi

Uji korelasi akan mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai

korelasi berkisar dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan

negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah perubahan

yang sama. Jika satu variabel baik, variabel yang lain baik. Demikian pula

sebaliknya. Tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawanan. Jika

satu variabel naik, variabel yang lain malah turun.

Penelitian ini menggunakan analisis Pearson Correlation Product Moment

yang biasa digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Rumus

untuk korelasi ini adalah sebagai berikut.

Ʃ −Ʃ Ʃ
=
√[ Ʃ 2− (Ʃ )2] [ Ʃ 2− (Ʃ )2

Dimana:

r = Pearson r correlation

coefficient N = jumlah sampel


3
8

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat PT. Semen Tonasa

PT. Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di kawasan Timur

Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere,

Kecamatan Bungorok Kabupate Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota

Makassar. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000ton semen per

tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa

III, Pabtik Tonasa IV, dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut

menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen

pertahun. Pada tanggal 8 juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek jakarta

dan Bursa Efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public

dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat.

Ketika jepang menguasai Indonesia tahun 1942-1945, pabrik diambil alih

dengan manajemen asano cement, jepang. Pada waktu kemerdekaan tahun 1945

pabrik diambil alih oleh karyawan dengan selanjutnya diserahkan kepada

pemerintah Republik Indonesia dengan nama Kilang Semen Indarung.

Pada agresi militer 1 tahun 1947, pabrik dikuasai kembali oleh Belanda dan

namanya diganti menjadi NU Padang Portland Cement maatschappij. (NU

PPMCM). Berdasarkan PP no.50 tanggal 5 Juli 1958, tentang penentuan

perusahan perindustrian dan pertambangan milik Belanda dikenakan

nasionalisasi maka NU Padang Portland Cement maatschappij

dinasionalisasikan dan selajutnya ditangani oleh Badan Pengelola Perusahaan

Industri dan Tambang (BAPPIT) Pusat.


3
9

Setelah tiga tahun dikelola BAPPIT Pusat, berdasarkan Peraturan Pemerintah

no. 135 tahun 1961 status perusahaan diubah menjadi PN (Perushaan Negara).

Akhirnya pada tahun 1971 melalui Peraturan PemerintahNomor 7 menetapkan

status semen padang menjadi PT. Persero dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 4

juli 1972. PT. Semen Tonasa didirikan di Desa Biringere, Kecamatan Bungorok

Kabupate Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar, berdasarkan

keputusan MPRS No.II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960.

Pabrik Semen Tonasa Unit I merupakan proyek di bawah Departemen

Perindustrian dan merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia

dengan Pemerintah Cekoslowakia yang dimulai sejarah tahun 1960 dan

diresmikan pada 2 November 1968. Pabrik ini menggunakan proses basah

dengan kapasitas terpasang 110.000 ton semen/tahun

Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 54 tahun 1971

tanggal 8 september 1971, Pabrik Semen Tonasa ditetapkan sebagai Badan

Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum). Kemudian,

dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 1 tahun 1975 tanggal 9

Januari 1975 bentuk Perum tersebut diubah menjadi Perusahaan Perseroan

(Persero).

Dalam rangka memenuhi kebutuhan semen yang semakin meningkat,

berdasarkan persetujuan Bappenas No. 032/XC-LC/B.U/76 dan

No.2854/C.1/IX/76 tanggal 2 September 1976 dibangun pabrik Semen Tonasa

Unit II. Pabrik yang merupakan hasil kerjasama Pemerintah Indonesia dengan

Pemerintah Kanada ini beroperasi pada 1980 dengan kapasitas 510.000 ton
4
0

semen/tahun dan dioptimalisasi menjadi 590.000 ton semen/tahun pada tahun

1991.

Pabrik semen tonasa unit II, terletak di Biringere, Kecamatan Bungoro

Kabupate Pangkep, yang berjarak sekitar 23 km dari Pabrik Semen Tonasa Unit

I yang dihentikan pengoprasiannya pada tahun 1984 karena tidak ekonomis

lagi.pada tahun 1982 Pemerintah membangun Pabrik Semen Tonasa Unit III

berkapasitas 590.000 ton semen/tahun. Selanjutnya pada tahun 1990 dilakukan

pembangunan Pabrik Semen Tonasa Unit IV yang berkapsitas 300.000 ton

semen /tahun.

Proses produki perseroan bermula dari kegiatan penambangan tanah liat dan

batu kapur di kawasan tambang tanah liat dan pegunungan batu kapur sekitar

pabrik hingga pengantongan semen zak di unt pengantongan semen. Proses

produksi perseroan secara terus menerus dipantau oleh Quality Contol guna

menjamin kualitas produksi. Lokasi pabrik perseroan yang berada di sulawesi

selatan merupakan daerah startegi untuk mengisi kebutuhan semen di kawasan

timur indonesia. Dengan didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan

diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana

distribusi penjualan, telah menjadi perseroan sebagai pemasok terbesar di

kawasan tesebut.

Pendapatan utama perseroan adalah hasil penjualan Semen Portland (OPC),

semen Non OPC yaitu Tipe Kompodit (PCC) tersebar diwilayah Sulawesi

Selatan, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Didukung

dengan merk produk yang solid di Kawasan Timur Indonesia. Sejak 15

September 1995 perseroan terkonsolidasi dengan PT Semen Indonesia (persero)


4
1

Tbk, (selanjutnya PT Semen Gresik (Persero) Tbk) menjadi sebuah holding

company. Lebih dari satu dekade perseroa berbenah dan beruapaya keras

meningkatkan nilai perseroan di mata pemegag saham da stakeholder. Berbagai

terobosan startegi dan program kerja dalam meningkatkan kinerja perseroan

secara terintegrasi terus dipacu untuk mewujudkn visi perseroan menjadi

produsen semen yang terefesien dan mempunyai keunggulan yang kompetitif

diantara para produsen semen lainnya.

1. Sasaran Dan Strategi Perusahaan

Sasaran utama perseroan adalah meningkatkan nilai perusahaan kepada

shareholders dan stakeholder dengan strategi yang berfokus pada kegiatan

bisnis utama, yaitu menambang, memproduksi dalam jangka panjang. Persero

juga menjamin sustainability perseroan dalam jangka panjang. Perseroan juga

bekomitmen untuk mempertahankan kekuatan finansialnya dengan manajemen

likuiditas yang sehat untuk memenuhi pembiayaan investasi dan pembayaran

kewajiban perusahaan serta pertumbuhan arus kas perseroan secara

berkelanjutan. Selain itu perseroa terus melakukan inovasi kerja dipacu

utamanya atas kegiatan inti prooduksi yang dapat menjamin sustainabilitas

kinerja perseroan. Sustainabilitas perseroan merupakan pendekatan terpadu

terhadap kinerja perusahaan di bidang lingkungan, sosail dan ekonomi, dimana

ketiga bidang tersebut saling terkai satu sama lain.

2. Sumber Pendapatan Perseroan

Sumber pendapatan perseroan yang besar berasal dari hasil penjuala semen

dalam negeri, khususnya di Kawasan Timur Indonesia. Kondisi saat ini,

konsumsi semen nassional yang tinggi telah memberikan keuntungan harga yang
4
2

kompetitif bagi produsen semen nasional. Oleh karena itu, pasar semen dalam

negeri tetap merupakan pasar utama yang potensial untuk memperoleh

keuntungan yang optimal. Meningkatkan tantangan yang semakin meningkat ke

depan, perseroan tidaklah terlena meningkatkan kondisi tersebut. Dengan penuh

kesadaran, manajemen senantiasa melakukan berbagai strategi alternatif

terbaikyang dapat meningkatkan performa perseroan dengan efesien operasional

yang optimal dan strategi keuangan perseroan yang kuat.

3. Perusahaan Afiliasi Perseroan

Lebih dari dua dekade, perseroan menjalankan bisnisnya didukung oleh

perusahaan alifikasi yang berlokasi disekitar perusahaan dengan bidang bisnis

yang saling berhubungan dengan bisnis utama perusahaan. Informasi singkat

mengelai perusahaan yang afiliasi tersebut. PT. Prima Karya Manunggal

merupakan persahaan yang variatif dalam mengembangkan bidang usahanya.

Selain sebagai penyedia jasa kontibusi dan pengangkutan darat untuk sementara

PT. Prima Karya Manunggaljuga sebagai distributor produk perseroan. Untuk

kegiatan pengangkutan kegiatan darat bahan mentah dan barag jadi, perseroan

mendapat dukungan dari PT EMKL Topabiring sejak juli 1989. Sedangkan

kegiatan startegi perusahaan dalam rangka pengangkutan seme curah melalui

laut, PT. Pelayaran Tonasa Line telah setia mendistribusikan produk perseron ke

unit pengantongan yang tersebar di berbagai lokasi sejak februari 1989. Dalam

rangka kegiatan bongkar muat serta yang terkait, sejak juli 1989 PT Biring Kassi

Raya telah bermitra dengan perseroan. Untuk menjamin pasokan kantong,

angkutan darat serta penyediaan tenaga ahli daya, perseroan melakukan

kerjasama dengan Koperasi Karyawan Semen Tonasa. Selain yang bersifat


4
3

komersial, perseroan juga membentuk entitas yang bergerak dalam kegiatan

mendukung kesejahteraan seluruh pihak terkait. Pada tahun 1966 telah dibentuk

Yayasan Kesejateraan Semen Tonasa (YKST) yang bergerak dalam bidang

pendidikan, olahraga, rekreasi kolektif dan sebagainya. Sedangkan dalam rangka

memberikan kesinambungan kesejahteraan bagi pihak purna bakti, perseroan

membentuk Dana Pensiun Semen Tonasa sebagai pengelola aminan hari tua.

B. Visi Dan Misi PT. Semen Tonasa

- VISI

menjadi perusahaa persemenan terkemuka di Asia dengan tingkat efisiensi

tinggi.

 MISI

 Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholders

 Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen

dengan kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tepat

waktu.

 Senantiasa berupaya melakukan inprovement di segala

bidang, guna meningkatkan daya saing di pasar dan ebitda

margin perusahaan.

 Membangun lingkunga kerja yang mampu

membangkitkan motivasi karyawan untuk bekerja secara

profesional.
4
4

C. Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa

STRUKTUR ORGANISASI

PERUSAHAAN PT. SEMEN TONASA

DI KABUPATEN PANGKEP

Direktur Utama

Direktur Direktur Litbang Direktur Direktur


Produksi Dan Operasional Pemasaran Keuangan

Dep. Produksi SKAI


Dep. Litmen Dep. Dep.
Bahan Baku (Satuan
/ MR Pemasaran Tresuri
KerjaAudit
Dep. Produksi Dep. Littek Dep.
Terak Dep. Dep. Sekper
Distribusi Akuntansi

Dep. Produksi Dep.


Pengadaan & Dep. SDM
Semen
Pengel.Persedian

Dep. Teknik &


Utilitas

Sumber : PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep

Job Deskripsion :

Direktur Utama adalah jabatan yang ditunjuk dan memberi laporan kepada

Dewan Direksi / Board of Director (BOD).

Tugas Dan Wewenang Direktur Utama :

Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang


4
5

administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.

Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan

perlengkapan.

Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta

pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan

air dari langganan.

Direktur Pemasaran adalah orang yang bertanggung jawab untuk operasi

pemasaran secara keseluruhan organisasi atau bisnis. itu memerlukan bukan hanya

memiliki keterampilan dalam aspek kreatif periklanan, tetapi juga memiliki

pengetahuan yang dibutuhkan untuk merencanakan anggaran dengan tepat.

Tugas Dan Wewenang Direktur Pemasaran :

1. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap manajemen bagian

pemasaran

2. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap perolehan hasil

penjualan dan penggunaan dana promosi

3. Manajer pemasaran sebagai koordinator manajer produk dan manajer

penjualan

4. Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan membimbing

seluruh karyawan dibagian pemasaran

5. Manajer pemasaran membuat laporan pemasaran kepada direksi

Direktur Keuangan adalah mengatur keuangan perusahaan, Seorang

direktur keuangan harus mengetahui bagaimana mengelola segala unsur dan segi

keuangan, hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi
4
6

penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Unsur manajemen keuangan harus

diketahui oleh seorang direktur

Tugas dan wewenang direktur keuangan :

a. Merencanakan dan menganalisa pembelanjaan perusahaan.

b. Mengatur struktur aktiva (struktur kekayaan perusahaan.

c. Mengatur struktur financial.

d. Mengatur struktur modal

Tugas lain Manajer keuangan adalah menyediakan Laporan keuangan (Neraca,

Laporan Rugi/Laba, dan Laporan Perubahan Modal).


4
7

BAB V

HASIL DAN PEMBA HASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

perusahaan PT.Semen Tonasa Kabupaten Pangkep Awal penelitian dilakukan

dengan membagikan kuesioner dengan batasan waktu menunggu selama 2

minggu.

Jumlah yang dijadikan sampel pada penelitian ini sebanyak 90 orang dan

membagikan masing-masing 2 kuesioner pada setiap orang sehingga keseluruhan

kuesioner yang tersebar sebanyak 180 kuesioner. Namun, kuesioner yang

dikembalikan hanya berjumlah 33 atau sekitar 18.3%. sampel yang tidak

mengembalikan kuesioner dianggap tidak tertarik dengan penelitian ini. Data

selengkapnya disajikan dalam tabel 4.1.

Selanjutnya untuk data demografi responden dapat dilihat pada tabel 4.2

yang menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang

ditemukan di lapangan.

Tabel 4.1 Sumber Data Primer


Keterangan Jumlah
Jumlah pihak pt.semen tonasa yang menjadi sampel
penelitian 90
Jumlah kuesioner yang dikirim (2 x 90) 180
Jumlah kuesioner yang kembali 33
Jumlah kuesioner kembali dan diolah 33
Persentasi kuesioner disebar 180/180 x 100% = 100%
Persentasi kuesioner kembali 33/180 x 100% = 18.3%
Sumber: Data Primer (2015)

Tabel 4.2 mengidentifikasi bahwa karakteristik responden didominasi oleh

pria sebanyak 19 orang (58%) sedangkan wanita sejumlah 14 orang (42%).

Kemudian berdasarkan faktor usia, responden yang berumur 20-30 tahun


4
8

sebanyak 21 orang (64%), umur 31-40 tahun berjumlah 10 orang (30%), dan >40

tahun hanya 2 orang (6%). Sehingga dapat dilihat bahwa responden berdasarkan

usia didominasi oleh umur 20-30 tahun.

Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dibagi

menjadi tingkat SMA, Diploma, Sarjana, dan Pasca Sarjana. Responden

berdasarkan tingkat pendidikan ini didominasi oleh tingkat sarjana sebanyak 25

orang (76%), kemudian pasca sarjana 7 orang (21%), diploma 1 orang (3%), dan

untuk tingkat pendidikan SMA tidak ada.

Terakhir karakteristik responden berdasarkan jabatan, responden tertinggi

memiliki jabatan sebagai staf perusahaan sebanyak 14 orang (42%) dan jabatan

sebagai manajer 7 orang (21%), sedangkan beberapa responden tidak mengisi

untuk karakteristik responden bagian tersebut dan juga yang dianggap tidak secara

jelas menjelaskan jabatannya dalam perusahaan dimasukkan kriteria

“tidak mengisi” sebanyak 12 orang (37%).

Tabel 4.2 Data Demografi Responden

Kreteria sampel Frekuensi Persentase (%)


33 100
Jenis Kelamin
1. Pria 19 58
2. Wanita 14 42
Usia
1. 20-30 tahun 21 64
2. 31-40 tahun 10 30
3. >40 tahun 2 6
Tingkat Pendidikan
1. SMA 0 0
2. Diploma 1 3
3. Sarjana 25 76
4. Pasca Sarjana 7 21
4
9

Jabatan
1. Manajer 7 21
2. Staf 14 42
3. Tidak mengisi 12 37

B. Teknik Analisis Data

a. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur seberapa jauh variabel yang

digunakan benar-benar mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Uji validitas

dalam penelitian ini yaitu dengan melihat nilai Corrected Item Total Correlation.

Dalam melakukan pengujian, peneliti menggunakan alat bantu berupa program

statistik SPSS 22.0.Indeks validitas pada setiap pernyataan sebesar 0.300 dan

setelah hasil uji validitas ditemukan setiap item pernyataan memiliki nilai kisaran

diatas 0.300 sampai tertinggi 0.863. Berdasarkan persyaratan minimum nilai

dikatakan valid jika nilai Corrected item-Total Correltation diatas 0.300, maka

dapat dinyatakan bahwa semua pernyataan pada kuesioner valid sebagai alat ukur

penelitian. Lebih jelas mengenai total masing-masing item dapat dilihat pada

lampiran 5.

b. Uji Reabilitas

Keandalan (reability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana

pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan arena itu

menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam

instrumen. Jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0.600 dan nilai dari

cronbach alpha if item deleted pada masing-masing pertanyaan lebih dai 0.600

maka kuesioner dianggap reliabel. Pengujian reliabilitas juga menggunakan alat

bantu SPSS 22.0.Berdasarkan hasil uji reabilitas, maka ditemukan nilai cronbach
5
0

alpha if item berada dikisaran 0.600 keatas sampai 0.758 tertinggi. Sehingga

semua variabel yang dijadikan instrument dalam penelitian ini menunjukkan

tingkat reliabilitas yang bias dipercaya dan dinyatakan telah handal. Dibuktikan

dengan nilai cronbach alpha semua variabel lebih dari 0.600. Lebih jelas

mengenai nilai masing-masing varibel dapat dilihat pada lampiran 5

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggukan analisis korelasi Product Moment

untuk melihat adanya hubungan antara Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dengan

aktivitas produksi diantaranya desain produk, perencanaan dan pengendalian

produksi, operasi produksi, dan akuntansi biaya. Nilai korelasi (r) berkisar mulai

dari -1 sampai dengan 1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan

antara dua variabel semakin kuat. Sebaliknya jika mendekati 0 berarti hubungan

diantara dua variabel semakin lemah. Menurut Sugiyono (2012:250) pedoman

untuk membarikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.

0.00 - 0.199 = sangat rendah

0.20 - 0.399 = rendah

0.40 - 0.599 = sedang

0.60 - 0.799 = kuat

0.80 - 1.000 = sangat kuat

Berikut ini hasil uji hipotesis variabel penelitian menggunakan Product Moment
dapat diliihat pada tabel 4.3
5
1

Tabel 4.3 Hasil Uji Hipotesis

Variabel R Sig. (2-tailed) Ket.


SIA dan Desain Produk 0.490** 0.004 Signifikan

SIA dan Perencanaan dan 0.409* 0.018 Signifikan

Pengendalian Produk

SIA dan Operasi Produksi 0.345* 0.049 Signifikan

SIA dan Akuntansi Biaya 0.348* 0.047 Signifikan

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji korelasi Pearson didapatkan bahwa nilai

Sig (2-tailed) = 0.004 untuk SIA dan desain produk. Korelasi ini signifikan pada

level 0.01. sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan

antara sistem informasi akuntansi dengan desain produk. Untuk melihat seberapa

kuatnya pengaruh antara kedua variabel, dapat dilihat pada tabel r = 0.490, jika

dibandingkan dengan nilai interpretasi koefisien korelasi diatas maka dapat

disimpulkan bahwa kekuatan pengaruhnyanya sedang antara Sistem Informasi

Akutansi dengan Desain Produk.

Nilai Sig (2-tailed) = 0.018 untuk SIA dan perencanaan dan pengendalian

produk. Karena nilai Sig (2-tailed) < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara sistem informasi akutansi dengan

perencanaan dan pengendalian produksi. Nilai untuk r = 0.409 sehingga jika

dibandingkan dengan nilai interpretasi koefisien korelasi maka disimpulkan

pengaruhnya sedang antara sistem informasi akuntansi dengan perencanaan dan

pengendalian produksi.
5
2

Signifikansi untuk SIA dan operasi produksi berada pada nilai Sig (2-

tailed) = 0.049. Sehingga dapat disimpulkan pengaruh antara SIstem Inforasi

Akuntansi dengan Operasi Prosuksi signifikan pada level 0.05. Nilai untuk r =

0.345, sehigga jika dibandingkan interpretasi koefisien maka disimpulkan bahwa

pengaruhnya lemah antara Sistem Informasi Akutansi (SIA) dengan operasi

produksi.

Terakhir untuk nilai signifikansi SIA dengan akutansi biaya berada pada

nilai Sig (2-taied) = 0.047, karena nilai Sig (2-tailed) < 0.05 maka terdapat

pengaruh yang signifikan antara Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dengan

akuntansi biaya. Nilai r = 0.348 sehingga dari interpretasi koefisien maka

pengaruh antara Sistem Informasi Akutansi (SIA) dengan akuntansi biaya lemah.

C. Pembahasan

Signifikansi dari keempat hipotesis sejalan dengan teori mengenai

sisteminfomasi akuntansi dengan siklus produksi. Sistem informasi akuntansi

sebuah perusahaan memiliki peranan penting dalam sistem produksi. Perusahaan

ketika ingin membuat keputusan tentang komposisi produk, penentuan harga jual

produk, perencanaan dan alokasi sumber daya, dan manajemen biaya akan

membutuhkan informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu sebagai

masukan input.

Membuat keputusan tersebut tentunya di butuhkan informasi yang lebih

rinci dan jelas tentang biaya produksi di banding informasi yang di butuhkan

untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi

keuangan, maka dari itu perancangan sistem informasi produksi seharusnya tidak

hanya berfokus pada kebutuhan pelaporan eksternal,melainkan juga untuk


5
3

memenuhi kebutuhan internal manajemen untuk membuat keputusan-keputusan di

atas.

Hubungan kedua variabel yang merupakan salah satu perilaku dalam

organisasi di jelaskan melalui teori kontijensi.pendektan teori kontijensi

mengenditifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi.di bawah kondisi

operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan bagaimana prosuder

operasi pengendalian organisasi tersebut. Pendekatan kontijensi pada akuntansi

manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi secara

universal selalu tepat untuk dapat diterapkan pada organisasi. Tetapi hal ini

tergantung faktor kondisi atau situasi yang ada dalam organisasi. Kemudian, teori

kontigensi di ringkas sebagai pendekatan yang mempelajari perilaku organisasi

unttuk menjelaskan faktor-faktor kontigen yang mempegaruhi desain dan fungsi

organisasi (islam and hu,-2012)

Lebih jauh melihat signifikansi keempat hipotesis dikatakan diterima akan

dijelaskan sebagai berikut.

a. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dengan Desain Produk


Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diinterpretasikan bahwa koefisien

0.490 dengan signifikansi 0.004 pada level 0.01 menerima hipotesis pertama yang

menyatakan terdapat hubungan antara sistem informasi akuntansi dengan desain

produk. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Alrabei et al.(2014)

yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara sistem

informasi akuntansi dengan aktivitas produksi dalam desain produk. Sehingga

sistem informasi berpengaruh terhadap aktivitas produksi untuk merancang

sebuah produk yang memenuhi kualitas, lama pengerjaan dan biaya produksi

seperti yang diinginkan oleh pelanggan.


5
4

b. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Perencanaan dan


Pengendalian Produk

Hipotesis kedua menyatakan terdapat hubungan antara sistem informasi

akuntansi dengan aktivitas produksi dalam perencanaan dan pengendalian

produksi. Berdasarkan analisis diatas mengenai korelasi hubungan kedua veriabel

menemukan nilai koefisien korelasi 0.409 dengan signifikansi 0.018, karena

signifikansi <0.05 maka hipotesis kedua diterima. Hal ini didukung oleh

penelitian sebelumnya oleh Alrabei et al. (2014) yang menyatakan terdapat

hubungan yang signifikan dan positif antara sistem informasi akuntansi dengan

aktivitas produksi dalam perencanaan dan pengendalian produksi.

c. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Operasi Produk


Hipotesis ketiga menyatakan terdapat hubungan yang signfikan antara

sistem informasi akuntansi dengan aktivitas produksi dalam operasi produksi.

Berdasarkan analisis diatas, koefisien korelasi 0.345 dengan signifikansi 0.049 <

0.05 sehingga hipotesis ketiga diterima. Penelitian sebelumnya dari Alrabei et al.

(2014) juga menyatakan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara

sistem informasi akuntansi dengan aktvitas produksi dalam operasi produksi. Hal

ini memiliki arti bahwa dalam konsumsi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya

overhead, segala informasi-informasi ini dibutuhkan oleh SIA untuk dapat

mengolah data atau masukan tersebut, memprosesnya, dan menghasilkan keluaran

yang berupa laporan-laporan yang dibutuhkan.

d. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Akuntansi Biaya

Terakhir, hasil koefisien korelasi 0.348 dengan signifikansi 0.047 < 0.05

untuk sistem informasi akuntansi dan akuntansi biaya. Sehingga dapat


5
5

disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyetakan terdapat hubungan antara

sistem informasi akuntansi dengan antivitas produksi dalam akuntansi biaya

diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Alrabei et al. (2014) yang

menemukan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara sistem informasi

akuntansi dengan aktivitas produksi dalam akuntansi biaya.

Sehingga dapat diartikan bahwa akuntansi biaya dengan tujuan

perencanaan dan pengendalian kerja, informasi yang terperinci dan akurat tentang

biaya produksi, serta menetapkan nilai persediaan dan harga pokok penjualan.

Oleh karena itu, yang harus dilakukan SIA untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut

adalah dengan cara mengumpulkan data biaya yang dikelompokkan ke berbagai

kelompok, kemudian membebankan biaya-biaya tersebut ke berbagai obyek biaya

baik yang termasuk dalam unit produksi maupun unit organisasi. Pengelompokan

data ketika proses mengumpulkan data harus dilakukan dengan hati-hati agar hasil

data yang didapat menjadi akurat.


5
6

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara Sistem

Informasi Akuntansi dengan Aktivitas Produksi pada perusahaan PT Semen

Tonasa Kabupaten Pangkep. Adapun variabel dalam penelitian ini antara lain

adalah Sistem Informasi Akuntansi, Aktivitas Produksi yang terdiri dari Desain

Produk, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Operasi Produksi, dan

Akuntansi Biaya. Penelitian dilakukan dengan cara membagikan kuesioner melaui

kepada 90 orang yang menjadi populasi penelitian tetapi hanya yang mengirimkan

kembali yang menjadi sampel penelitian.

B. Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis memberikan

saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak perusahaan,

khususnya pihak manajemen yaitu PT Semen Tonasa sebaiknya menggunakan

alat analisis yang akurat dan bermanfaat dalam penyelesaian masalah yaitu

dalam menentukan keputusan yang tepat dalam perencanaan untuk masa yang

akan datang. untuk menunjang proses produksi, sangat dibutuhkan suatu

kemajuan teknologi informasi yang memadai sehingga para perusahaan dapat

bersaing di industri ini. Teknologi informasi dapat memberikan efektivitas dan

efisiensi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Teknologi Informasi

dapat memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat serta dapat

mengorganisir dengan baik data perusahaan dalam jumlah besar.


5
7

DAFTAR PUSTAKA

Alrabei, Ali Mahmoud., Haija, Ayman Ahmad Abu., Aryan, Laith Abdallah.2014.
The Relationship between Applying Methods of Accounting Information
Systems and the Production Activities. International Journal of Economics
and Finance; Vol. 6, No. 5.

Bodnar, George H. dan Wiliam S. 2000. Hopwood. Sistem Informasi Akuntansi:


Buku 1. Edisi 6. Terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf. Jakarta: Salemba
Empat.

Cooper, Donald R. dan Schindler, Pamela S. 2006. Metode Riset Bisnis.


Terjemahan oleh Budijanto dan Didik Djunaedi. Jakarta: PT Media Global
Edukasi.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar:


Universitas Hasanuddin.

Hall, James. A. 2010. Principles of Accounting Information Systems. Jakarta:


Salemba Empat.

Husein, Muh. Fakhri. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.

Islam, Jesmin., Hu, Hui. 2012A Review of Literature on Contingency Theory in


Managerial Accounting. African Journal of Business Management Vol.
6(15), pp. 5159-5164.

Jensen, M. C. 1983. Organization Theory and Methodology. Accounting Review,


53, 319–339.

Kuncoro, Mudrajad. 2001.Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis


dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Majid, Florencia Irena Seira. 2014. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Terhada
Keefektivitasan Kinerja Organisasi di Sulawesi Selatan. Skripsi.
Makassar: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin.

Morteza, R., & Hossien, A. 2011. Assessment of internal factors effects on


optimum application of production cycle Global. Journal of Management
and Business Research, 11(7), 68–80.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Yogyakarta: BPFE STIE YKPN
5
8

Romney, M. B., P. J. Steinbart. 2012. Accounting Information Systems. 12


Edition. Essex, England : Pearson Education Limited.

Sekaran, Uma and Hoger Bougie. 2011. Research Methods for Business: A Skill
Building Approach. West Sussex: John Wiley &Sons.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:


Alfabeta

Tika, H. Moh. Pabudu. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
Wirdhana, Andhika Wisnu. 2012. Analisis Peranan Sektor Industri
Manufaktur Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Sulawesi
Selatan (20012010).

Anda mungkin juga menyukai