Anda di halaman 1dari 17

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI

PERUSAHAAN DAGANG

OLEH :

MAKSI 2 :

SURIANTI (0018 04 24 2017)

AYU WANDIKA PUTRI UTAMI (0012 04 24 2017)

HASYIM (0029 04 24 2017)

PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan

Karunia-Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita terhadap ilmu

pengetahuan dalam hal ini kaitannya dengan Sistem Informasi Akuntansi di

Perusahaan Dagang.

Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang

kami miliki, kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi,

terutama dari buku, beberapa jurnal, media internet dan media lainnya.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu, yang sangat membantu dalam

pembuatan makalah ini.

Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang

membangun sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun

pengguna makalah ini.

Akhirulkalam kami mengucapkan semoga Allah SWT membimbing kita

semua dalam naungan kasih dan sayang-Nya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, 13 September 2018

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua perusahaan baik jasa, dagang maupun manufaktur perlu melakukan


pencatatan akuntansi untuk mengetahui kondisi keuangan usahanya. Karena dari
laporan keuangan yang dihasilkan akan dapat menunjukkan keadaan keuangan
perusahaan yang sesungguhnya, laba atau rugi. Permasalahan yang timbul apabila
sistem akuntansi yang dilakukan secara manual adalah waktu yang banyak dibutuhkan
untuk menghasilkan laporan keuangan, selain itu tingkat keakurasiannya juga kurang.
Padahal laporan keuangan ini dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengambil
strategi keuangan pada periode berikutnya sehingga usaha tersebut bisa tetap bertahan
dan mengalami kemajuan.
Informasi dari suatu perusahaan, terutama Informasi keuangan dibutuhkan oleh
berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak diluar perusahaan, seperti
kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lain-lain memerlukan Informasi ini dalam
kaitannya dengan kepentingan mereka. Di samping itu, pihak intern yaitu manajemen
juga memerlukan Informasi untuk mengetahui, mengawasi, dan mengambil
keputusan-keputusan untuk menjalankan perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan Informasi bagi pihak luar maupun dalam
perusahaan disusun suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk
menghasilkan Informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan.
Sistem akuntansi yang disusun untuk suatu perusahaan dapat diproses secara manual
(tanpa mesin-mesin pembantu) atau proses dengan menggunakan mesin-mesin mulai
dari mesin pembukuan yang sederhana sampai dengan computer.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (2001) “Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok
unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari defenisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut
pengertian umum mengenai sistem yaitu sebagai berikut :
a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
b. Unsur-unsur tersebut adalah bagian yang terpadu dari sistem yang
bersangkutan.
c. Unsur suatu sistem bekerja sama untuk mencapai tujuan system
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lain yang lebih besar.
Menurut James A. Hall (2001) “Sistem informasi adalah sebuah rangkaian
prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses, menjadi informasi, dan
didistribusikan kepada para pemakai”.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2003) “Sistem Informasi Akuntansi adalah
Kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk
mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi”.
Menurut Widjajanto (2001) “Sistem adalah Sesuatu yang memiliki bagian-
bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan
yaitu input, proses, dan output”.
Dalam arti luas ungkapan “sistem“ ternyata telah disamakan maknanya dengan
ungkapan “cara“. Sehingga kita akan dapat membaca rangkaian kata seperti: sistem
penilaian, system pengawalan, sistem perwasitan, dan lainnya. Pada dasarnya sesuatu
dapat disebut sistem apabila memenuhi dua syarat . Pertama adalah memiliki bagian-
bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Bagian-bagian itu disebut subsistem atau ada pula yang menyebutnya sebagai
prosedur.
Agar sistem dapat berfungsi secara efisien dan efektif, subsistem-subsistem
atau prosedur-prosedur itu harus saling berinteraksi antar satu dengan lainnya.

iv
Interaksi ini bisa tercapai terutama melalui komunikasi informasi yang relevan antar
subsistem. Namun demikian, biasanya antara subsistem dengan subsistem lainnya
tidak dapat dilihat garis pemisahnya secara tegas, karena interaksi yang terjalin anatara
subsistem itu demikian kuatnya dan acapkali saling bertumpang tindih.

Input Proses Output

Kelima komponen tersebut secara bersama-sama memungkinkan suatu system


informasi akuntansi memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu:
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas tersebut,
dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak
manajemen, para pegawai dan pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau
ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk
3. Membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.
4. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi
termasuk data organisasi untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat
dibutuhkan, akurat dan handal. pendukung (peripheral device), dan peralatan
untuk komunikasi jaringan.

Boockholdt (1999) menyatakan, “Information system is a set of organized


procedures that, when executed, provides information to support decision making and
control in an organization.”
Moscove dan Simkin (2001) menyatakan, “An information system is a set of
interrelated subsystems that work together to collect, process, store, transform
information for planning, decision making, and control.”
Connolly dan Begg (2002) menulis, “Information system is the resources that
enable the collection, management, control, and dissemination of information
throughout an organization.”

v
2.1.2 Pengertian Sistem Akuntansi
Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (2000)
mendefinisikan, “Sistem Akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-
catatan yang dibuat untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis,
mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi dan menyelenggarakan
pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewajiban yang berkaitan.”
Mulyadi (2001) menulis, “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir-
formulir, catatan-catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan.”
Wilkinson dan Cerullo (2000) menyatakan, “An accounting information
ssytem is a unified structure within an entity, such as business firm, that employs
physical resources and other components to transform economic data into accounting
information.”

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


Bodnar dan Hopwood (2000) seperti yang diterjemahkan Amir Abadi Jusuf,
“Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang
untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah Sistem Informasi
Akuntansi diperluas mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, penggunaan
tehnologi informasi, dan pengembangan sistem informasi.” Romney dan Steinbart
(2003) menulis, “Accounting Information System is the human and capital resources
within an organization that responsible for the preparation of financial information and
the information obtained from collecting and processing company transaction.”

2.1.4 Komponen Sistem Informasi Akuntansi


Romney dan Steinbart (2006) menyatakan, “Sistem informasi akuntansi terdiri
dari lima komponen, yaitu:
1. People, yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.
2. Procedures, baik yang manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan
pengumpulan, pemprosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan
organisasi.
3. Data, tentang kegiatan / proses bisnis organisasi.

vi
4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi.
5. Information technology infrastructure, termasuk didalamnya komputer,
peralatan komunikasi jaringan.

6.

Data terformat, teks, gambar,


7.

suara, dan video


8.

Orang yang memasukkan,


memproses, dan menggunakan
data

Perangkat keras dan perangkat


lunak yang memproses data

Cara kerja yang dilakukan


Orang dan teknologi informasi

Gambar 1. Komponen Sistem Informasi

2.1.5 Golongan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi


Golongan pemakai sistem Informasi akuntansi terdiri dari 2 golongan yaitu :
1. Pemakai Informasi Internal
Adalah pemakai Informasi yang berasal dari dalam perusahaan. Dapat digolongkan
menjadi :

a. manajemen
b. purchasing management
c. inventory control management
d. production management
e. personal management
f. finansial management.

vii
2. Pemakai Informasi Eksternal
Adalah pemakai Informasi yang berasal dari luar perusahaan. Dapat digolongkan
menjadi :
a. Pelanggan
Kebutuhan pelanggan mencakup informasi mengenai produk perusahaan seperti:
harga, bentuk barang, dimana dan bagaimana barang tersebut dapat dibeli, apa
jenisnya, pelayanan apa yang dapat diberikan perusahaan.
b. Pemasok
Apabila perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka pemasok akan meminta
informasi mengenai tingkat kepercayaan realibility,jumlah kredit yang telah diperoleh
dan kemampuan atau ability untukmembayar kembali.
c. Para pemegang saham
Mereka ingin menilai pelaksanaan yang telah berlaku dan memperkirakan pelaksanaan
yang akan datang.
Penyediaan laporan tahunan atau annual report untuk para pemegang saham disebut
sebagai fungsi pelayanan atau steward ship function dan secara tradisional merupakan
tanggung jawab sistem informasi akuntansi.
d. Para karyawan
Karyawan berkepentingan terhadapinformasi umum, seperti tingkat upah rata-rata,
tunjangan, laba perusahaan, tingkat kesempatan kerja, tingkat produktifitas dan lain-
lain
e. Para pemberi pinjaman
Lembaga-lembaga keuangan yang meminjamkan dana sangat berkepentingan atas
faktor-faktor seperti reputasi atau nama baik dan kemempuan manajemen perusahaan,
kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan dan prospek untuk keberhasilan
pada masa depan
f. Instansi pemerintah
Kantor pelayanan pajak berkepentingan terhadap informasi mengenai laba perusahaan
dan jumlah pajak yang terutang oleh perusahaan kepada pemerintahan atau Negara.

viii
2.2 PENGERTIAN PERUSAHAAN DAGANG

Secara umum, perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya


membeli, menyimpan dan menjual kembali barang dagang tanpa memberikan nilai
tambah terhadapnya.Nilai tambah berupa mengolah atau mengubah bentuk atau sifat
barang, sedemikian rupa sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi.

Perusahaan dagang, dalam kegiatan operasionalnya memperoleh pendapatan,


namun pendapatan yang diperoleh berasal dari transaksi jual beli barang. Perusahaan
dagang memiliki kegiatan utama dengan memperjualbelikan barang dagangannya
berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi. Selain dari itu, barang yang
diperdagangkan berupa hasil pertanian, perkebunan, hasil hutan, dan barang hasil
industri pengolahan (manufacture).

2.2.1. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang dikelompokkan menjadi dua yaitu berdasarkan produk


yang diberdayakan, dan macam konsumen yang terlibat. Berikut macam-macam
perusahaan dagang:

1. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Produk Yang


Diperdayakan
 Perusahaan Dagang Barang Produksi, adalah perusahaan yang
memperdagangkan produk bahan-bahan baku (raw material) sebagai bahan
dasar pembuatan produk atau alat-alat produksi untuk menghasilkan
produk lain. Seperti kayu gelondongan dan mesin gergaji.
 Perusahaan Dagang Barang Jadi, adalah perusahaan yang
memperdagangkan produk final atau dalam bentuk akhir yang siap untuk
dikonsumsi manusia. Seperti buku, sepatu, televisi dan lain-lain.

2. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Macam Konsumen Yang


Terlibat
 Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler),adala perusahaan yang secara
langsung membeli produk dari pabrik dalam jumlah yang besar.
Perusahaan kemudian menjual barannya ke sebagian pedagang dengan

ix
perantara yang volume penjualan yang cukup besar. Contohnya perusahaan
dagang besar adalah grosir.
 Perusahaan Dagang Perantara (Middleman), adalah perusahaan yang
membeli dalam partai besar untuk dijual kembali ke pengecer dalam
jumlah sedang. Contoh perusahaan dagang besar adalah subgrosir.
 Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer), adalah perusahaan yang langsung
berhubungan dengan konsumen. Konsumen dapat membeli secara eceran
atau produk yang ditawarkan. Retailer sering kita dapati di lingkungan kita.
Contoh perusahaan dagang pengecer adalah warung, kios dan swalayan.

2.2.2 Ciri-Ciri/ Karakteristik Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang dibedakan dari jenis lain dengan melihat ciri khusus yang melekat
dalam perusahaan dagang. Ciri-ciri perusahaan dagang adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Produk yang Diperjuabelikan


Dalam perusahaan dagang, produk yang diperjualbelikan adalah barang yang
berujud (tangible) sehingga dapat diindra.Contohnya adalah mebel, pesawat
radio, beras dan sebagianya.Sedangkan perusahaan jasa produk yang
diperjualbelikan adalah jasa dengan karakteristik dari jasa adalah tidak
berwujud (intangilble).
2. Tidak Adanya Perubahan Bentuk atau Sifat dari Produk Yang Diperdagangkan
Aktivitas utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang
dagang tanpa mengubah atau menambah bentuk dan sifatnya.
3. Akun-Akun Khusus
Terdapat akun-akun khusus yang didapati perusahaan dagang, misalnya akun
harga pokok penjualan, persediaan barang dagang, potongan dan retur
penjualan dan sebagainya.
4. Penghitungan Laba/Rugi
Pola penghitungan laba/rugi perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan
jasa, karena terdapat akun-akun khusus. Dalam perusahaan jasa, laba
didapatkan dengan cara mengurangi pendapatan dengan beban. Tetapi, dalam
perusahaan dagang, laba yang diperoleh dengan cara berikut:
Pendapatan xxx
Harga Pokok Penjualan (xxx)

x
Laba Kotor xxx
Beban-Beban (xxx)
Laba Bersih xxx

2.2.3 Akun-Akun Khusus Perusahaan Dagang

Dalam kegiatan akuntansi, cakupan perusahaan dagang lebih luas


dibandingkan dengan kegiatan akuntansi perusahaan jasa, maka dalam akuntansi perusahaan
dagang membutuhkan akun-akun khusus yang berhubungan dengan kegiatan jual-beli barang
dagangan. Akun-akun khusus yang ada dalam perusahaan dagang sebagai berikut :

1. Pembelian, digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan.


2. Penjualan, digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan.
3. Retur pembelian, digunakan untuk mencatat pengiriman kembali barang yang
dagangan yangtelah dibeli.
4. Retur penjualan, digunakan untuk mencatat penerimaan kembali barang
dagangan yang telahdijual.
5. Potongan pembelian, digunakan untuk mencatat penerimaan potongan harga
dari penjual.
6. Potongan penjualan, digunakan untuk mencatat pemberian potongan harga
kepada pembeli.
7. Biaya angkut pembelian, digunakan untuk mencatat pembayaran biaya angkut barang
yangtelah dibeli
8. Biaya angkut penjualan, digunakan untuk mencatat pembayaran biaya angkut barang
yangtelah dijual.
9. Persediaan barang dagangan, digunakan untuk mencatat nilai persediaan barang
daganganpada suatu periode.
Selain akun-akun tersebut, dalam perusahaan dagang juga terdapat akun-akun umum yang
adadalam perusahaan, seperti akun kas, piutang usaha, perlengkapan, peralatan,
modal, utang usaha, dan lain lain.

xi
2.3 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Siklus akuntansi perusahaan merupakan suatu proses membuat laporan


keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Biasanya siklus akuntansi berawal
dari transaksi hingga pada pembuatan laporan keuangan perusahaan yang kemudian
dilanjutkan dengan adanya saldo yang dtutup dengan closing entry (jurnal penutup)
atau sampaii pada jurnal pembalik.

Pada dasarnya, siklus akuntansi pada perusahaan dagang tidak jauh berbeda
dengan siklus akuntansi pada perusahaan jasa. Baik perusahaan dagang ataupun
perusahaan jasa, seluruh transaksi yang dilakukan harus dicatat kedalam jurnal lalu
kemudian secara periodik dibukukan atau dikelompokkan kedalam rekening akun di
buku besar.dan pada akhir periode akuntansi, seluruh saldo dari semua rekening akun
dihitung serta dicantumkan kedalam neraca lajur yang digunakan sebagai alat bantu
dalam penyusunan laporan keuangan. Jurnal penyesuaian dan jurnal penutup juga
dilakukan dalam perusahaan dagang, begitupun dengan pembuatan neraca saldo
setelah tutup buku perlu dilaksanakan sebagai tahap terakhir dalam siklus akuntansi.

xii
1. Tahap Pencatatan
1) Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
2) Pencatatan dalam jurnal
3) Pemindahbukuan ke buku besar
2. Tahap Pengikhtisaran
1) Pembuatan neraca saldo
2) Pembuatan jurnal penyesuaian
3) Pembuatan neraca lajur
3. Tahap Pelaporan
1) Penghitungan harga pokok penjualan
2) Pembuatan laporan keuangan
3) Pembuatan jurnal pembalik
4) Pembuatan jurnal penutup
5) Pembuatan neraca saldo setelah penutup.

 Gambar yang terlihat di atas menerangkan siklus akuntansi secara umum,


namun siklus akuntansi untuk perusahaan dagang tak jauh berbeda dari siklus
akuntansi pada umumnya seperti gambar di atas. Siklus akuntansi diawali dari
transaksi yang diidentifikasi, apa saja akun yang terlibat atas transaksi yang terjadi.
Misalnya, dalam perusahaan dagang, dalam transaksi penjualan barang dagang,
sebagai penjual kita telah menyerahkan barang dagang serte sudah memperoleh uang
atas pembayaran dari pembeli.maka transaksi seperti ini bisa kita identifikasikan
sebagai transaksi penjualan secara tunai. kemudian kita jurnal transaksi tersebut
seperti ini:

Debit | Kas Rp xxxx


Kredit | Penjualan Rp xxxx

 Tahap Berikutnya adalah memposting ke buku besar, yaitu suatu proses


pemindahan rekening akun yang telah kita jurnal ke masing masing buku besar.
 Lalu tahap selanjutnya menyusun neraca saldo yang berisikan daftar akun akun
yang dipergunakan beserta nilai nominal saldonya, yang berfungsi untuk membuktikan
bahwa sisi debit dan sisi kredit sudah seimbang (balance).

xiii
 Jurnal penyesuaian dikerjakan jika ditemukan adanya kesalahan dalam
pencatatan / penjurnalan dan posting atau dimaksudkan untuk memastikan pendapatan
dan beban benar benar sudah dicatat dalam periode yang benar.
 Tahap selanjutnya adalah gabungan dari neraca saldo serta jurnal penyesuaian
yang secara umum disebut neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance).
 Setelah adjusted trial balance tersusun, tahap berikutnya adalah menyiapkan
laporan keuangan.
 Laporan keuangan perusahaan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi
yang merupakan suatu ringkasan catatan atas transaksi keuangan. Penyajian laporan
keuangan dimaksudkan untuk memberi informasi tentang posisi harta, utang, serta
modal perusahaan. Biasanya laporan keuangan perusahaan meliputi:

 Laporan Laba atau Rugi


 Laporan Perubahan Ekuitas
 Neraca.

Dalam tahapan ini, semua akun yang ada didalam neraca saldo setelah penyesuaian
dipindahkan kedalam laporan keuangan menyesuaikan dengan jenis laporan
keuangannya.

Semisal untuk neraca, semua akun yang berkaitan dengan neraca ialah akun
kelompok harta, kewajiban (utang) dan ekuitas (modal).

Sedangkan pada laporan laba rugi berisikan rekening akun pendapatan dan beban.

 Tahapan selanjutnya adalah menyusun jurnal penutup atas akun yang terdapat
pada laporan laba/rugi, yaitu akun pendapatan dan beban
 Berlanjut ke tahapan berikutnya yaitu neraca saldo setelah penutupan, tak
berbeda seperti dalam tahapan neraca saldo setelah penyesuaian sebelumnya yaitu
dengan menggabungkan neraca saldo dengan jurnal penutup. Dalam tahap ini akan
terlihat dalam laporan laba atau rugi bersaldo 0 (nol).
 Kemudian jurnal pembalik, tahap ini bersifat optional saja dan tidak harus
dilakukan.jurnal pembalik hanya diperuntukan untuk transaksi tertentu saja. Semisal
untuk transaksi pendapatan yang diterima dimuka, ketika penjurnalan langsung

xiv
dicatat/dijurnal sebagai pendapatan ataupun biaya yang dibayar dimuka diakui sebagai
biaya maka seperti ini perlu untuk dibuat jurnal pembalik.

xv
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai sistem berbasis komputer yang


dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah Sistem
Informasi Akuntansi diperluas mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi,
penggunaan tehnologi informasi, dan pengembangan sistem informasi.

Siklus akuntansi pada perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan siklus
akuntansi pada perusahaan jasa. Baik perusahaan dagang ataupun perusahaan jasa,
seluruh transaksi yang dilakukan harus dicatat kedalam jurnal lalu kemudian secara
periodik dibukukan atau dikelompokkan kedalam rekening akun di buku besar.dan
pada akhir periode akuntansi, seluruh saldo dari semua rekening akun dihitung serta
dicantumkan kedalam neraca lajur yang digunakan sebagai alat bantu dalam
penyusunan laporan keuangan. Jurnal penyesuaian dan jurnal penutup juga dilakukan
dalam perusahaan dagang, begitupun dengan pembuatan neraca saldo setelah tutup
buku perlu dilaksanakan sebagai tahap terakhir dalam siklus akuntansi.

Sistem Informasi Akuntansi direncanakan untuk menghasilkan Informasi yang


berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem akuntansi yang disusun
untuk suatu perusahaan dapat diproses secara manual (tanpa mesin-mesin pembantu)
atau proses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin pembukuan yang
sederhana sampai dengan computer.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

B. Romney, Marshall dan Paul John Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi Edisi

9. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Jakarta: Salemba
Empat.

Bodnar, George H, William S, Hopwood, 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta:


PT. Indeks Kelompok Gramedia

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Boockholdt, 1999. Accounting Information System, 5th edition. Singapore: Mcgraw


Hill.

Moscove, Stephen A and Mark G. Simkin. 1981. Accounting Information Systems


Concepts and Prectice for Effective Decision Making, New York: John Wiley and
Sons, Inc.

Connolly, Thomas & Begg, Carolyn. 2002. Database Systems :A Practical Approach to
Design, implementation and management. Third Edition. England: Addision Wesley.

Bodnar, George H., dan Hopwood, William S. 2000. Sistem Informasi Akuntansi, edisi
ke-6. Terjemahan Jusuf, A.A. dan Tambunan, R.M. Jakarta: Salemba Empat.

Wilkinson, Joseph W dan Cerullo, Michael J, 2000, Accounting Information System,


Essential Concept and Application, fourth edition, USA: John Wiley & Sons,
Inc.

Bodnar, George H., dan Hopwood, William. 2000, Sistem Informasi Akuntansi,
terjemahan Amir Abadi Yusuf dan Rudi M. Tambunan. Jakarta : Salemba Empat

Romney, Marshall dan Paul Jhon Steinbart, 2003, Accounting Information System six
edition, New Jersey : Prentice – Hall.

Anda mungkin juga menyukai