Anda di halaman 1dari 20

Akuntansi Sektor Publik

BAB 02. TOPIK AKSP


AKUNTANSI KEUANGAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK SERTA PERAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN SDM

Tujuan Instruksional Umum:


Setelah mempelajari BAB ini diharapkan:
 Mahasiswa memahami kebijakan dan metode pencatatan akuntansi di
organisasi sektor publik
 Mahasiswa memahami jenis sistem akuntansi keuangan
 Mahasiswa memahami pencatatan berbasis kas
 Mahasiswa memahami pecatatan berbasis akrual
 Mahasiswa memahami peran teknologi informasi dan sdm dalam sistem
akuntansi keuangan.

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari BAB ini diharapkan:
 Mahasiswa bisa menjelaskan perbedaan dari masing-masig jenis sistem
akuntansi keuangan
 Mahasiswa mampu menjelaskan keunggulan dan kelemahan dari pencatatan
akuntansi berbasis kas dan berbasis akrual
 Mahasiswa mampu menjelaskan antara akuntansi single entry dengan double
entry dan triple entry

Sistem akuntansi keuangan dirancang untuk menghasilkan laporan keuangan. Elemen


dasar dari sistem akuntansi keuangan meliputi: (1) seperangkat aturan untuk menentukan kapan
dan bagaimana mekanisme pencatatan transaksi atau kejadian dilakukan, (2) bagaimana format
pelaporan keuangan yang akan dihasilkan. Sistem akuntansi keuangan dapat dibedakan
berdasarkan apa yang menjadi obyek pencatatan, kapan transaksi dicatat, dan bagaimana
transaksi dicatat. Organisasi sektor publik menghadapi tantangan untuk menentukan sistem
akuntansi mana yang sesuai untuk digunakan mengingat organisasi sektor publik memiliki
variasi jenis organisasi yang sangat tinggi dari yang bersifat pure public, quasi public, maupun
quasi privat. Dalam prakteknya sistem akuntansi keuangan menghadapi tantangan terhadap

20
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

kualitas infrastruktur berupa teknologi informasi dan kualitas SDM yang mampu mendukung
keberhasilan sistem tersebut.

A. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN BERDASARKAN OBYEK PENCATATAN


Obyek pencatatan akuntansi keuangan adalah transaksi dan atau kejadian. Transaksi atau
kejadian yang seperti apa yang akan dijadikan obyek pencatatan sistem akuntansi keuangan
pada organisasi sektor publik bervariasi sehinggal memunculkan beberapa alternatif sistem,
meliputi akuntansi anggaran, akuntansi dana, dan akuntansi komitmen.

1) Akuntansi Anggaran (Bugetary Accounting)


Akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang mencatat transaksi-transaksi dan
kejadian kejadian yang terdapat pada anggaran, mulai dari saat anggaran disahkan,
dialokasikan, dilaksanakan/ direalisasikan sampai ditutup pada akhir tahun anggaran. Pada
setiap organisasi yang menggunakan anggaran didalamnya teknik ini sangatlah penting
digunakan untuk mengelola anggaran yang ada. Jika tidak dilakukan pembukuan yang tepat
maka sangat besar kemungkinan terjadinya ketidak disiplinan anggaran. Tujuan utama dari
akuntansi anggaran adalah untuk mengendalikan ketersediaan dana untuk pengeluaran entitas.
Akuntansi anggaran menyediakan informasi yang diperlukan untuk mengelola dan memantau
anggaran. Akun-akun yang digunakan dalam akuntansi anggaran meliputi:
a. Pada saat Pengesahan Anggaran untuk Tahun Fiskal
i. Pada sisi Pendapatan
Estimasi adalah jumlah pendapatan yang ditetapkan untuk bisa diterima dari pihak eksternal
selama tahun fiskal
Estimasi Pendapatan xxx
Surplus/Defisit xxx

ii. Pada Sisi Belanja


Apropriasi adalah jumlah dana yang disahkan untuk digunakan sepanjang tahun fiskal untuk
tujuan yang ditentukan.
Surplus/Defisit xxx
Appropriasi Belanja xxx

21
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

b. Pada saat Alokasi Anggaran untuk Triwulan tertentu


i. Pada sisi pendapatan
Alokasi Estimasi adalah jumlah pendapatan yang ditargetkan untuk diterima pada sub periode
tertantu yang pada umumnya adalah triwulan-an
Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan xxx
Alok asi Estimasi Pendapatan xxx

ii. Pada sisi belanja


Allotment adalah jumlah belanja yang ditargetkan akan dikeluarkan pada sub periode tertentu
yang pada umumnya adalah triwulanan. Apropriasi tidak dapat dibelanjakan kecuali telah di
ditentukan allotmentnya
Alok asi apropriasi Belanja xxx
Allotment Belanja xxx

c. Pada saat Pemberitahuan dan Realisasi


i. Pada sisi pendapatan
Tagihan pendapatan adalah pemberian informasi tagihan/ invoice kepada pihak ketiga
Alok asi Estimasi Pendapatan xxx

Tagihan Pendapatan xxx

Pada saat Penerimaan Pendapatan


Kas xxx
Pendapatan xxx

ii. Pada sisi belanja


Pre-encumbrance adalah komitmen atau kewajiban yang dikeluarkan oleh penerbitan
permintaan untuk barang atau jasa. Pre-encumbrance mengurangi alokasi yang tersedia untuk
pengeluaran. Pre-encumbrance tidak diakui sebagai beban atau pengeluaran karena barang
atau jasa belum dipesan atau diterima. Pre-encumbrance akan tetap berada di sistem sampai
permintaan terkait diproses ke pesanan pembelian atau ditutup
Pre Encumbrance Barang/Jasa xxx
Alok asi apropriasi Belanja xxx

Pada saat penerbitan pesanan pembelian barang atau jasa, digunakan akun Encumbrance.
Encumbrance adalah komitmen atau kewajiban yang dikeluarkan oleh penerbitan pesanan
22
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

pembelian (PO) untuk barang atau jasa. Dalam kasus pesanan pembelian yang diproses dari
daftar permintaan, pre encumbrace akan digantikan oleh encumbrance. Pembebanan juga
mengurangi saldo peruntukan yang tersedia untuk pengeluaran. Pembebanan tidak diakui
sebagai pengeluaran karena barang atau layanan belum diterima.
Encumbrance Barang/Jasa Xxx
Pre Encumbrance Barang/Jasa Xxx

Pada saat Barang/Jasa Diterima


Belaja Barang/Jasa Xxx
Kas Xxx

Dari sistem akuntansi anggaran tersebut, akan dihasilkan saldo akun-akun sebagai berikut:
PENG ESAHAN ALOKASI UPAYA REALISASI
Estimasi P endapatan Est P endapatan yg dialokasikan Tagihan P endapatan P endapatan
P ENDAP ATAN
(X1) (X2) (X3) (X4)
Estimasi Belanja Allotment Belanja Encumbrances Belanja
BELANJA
(Y 1) (Y 2) (Y 3) (Y 4)

Dari saldo akun yang disajikan oleh akuntansi anggaran, maka analisis bisa dilakukan untuk
menilai capaian kinerja finansial, misalnya perbandingan antara X1 dengan X3 menunjukkan
kinerja upaya fiskal. Perbandingan X1 dengan X4 merupakan efektivitas capaian pendapatan.
Demikian pula pada sisi belanja, perbandingan antara Y1 dengan Y3 menunjukkan kinerja upaya
fiskal. Perbandingan Y1 dengan Y4 merupakan efektivitas dan efisiensi capaian pendapatan.

2) Akutansi Dana (Fund Accounting)


Akuntansi dana adalah sistem akuntansi yang membatasi dana untuk suatu maksud dan tujuan
tertentu sehingga entitas terbagi atas entitas entitas lain berdasarkan maksud dan tujuan dari
suatu dana, Sabeni dan Ghozali (2001) menyatkan bahwa Dana adalah kesatuan fiskal dan
kesatuan akuntansi yang berdiri sendiri dengan seperangkat rekening yang saling berimbang
untuk membukukan kas dan sumber daya lainnya bersama sama dengan kewajiban, cadangan,
dan hak milik yang disisihkan dengan maksud untuk melaksanakan kegiatan kegiatan tertentu
atau pencapaian tujuan tertentu
Pada dasarnya tipe kesatuan (entity) dalam akuntansi dana terdiri dari 2 jenis yaitu:

a. Single Accounting Entity

23
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

Entity ini digunakan oleh profit seeking enterprises (perusahaan- perusahaan yang
berorientasi laba). Dana yang digunakan dalam entity jenis ini adalah Nonexpendable
(Proprietary) Funds, yaitu dana yang digunakan untukmempertangungjawabkan penghasilan,
biaya, aktiva, hutang dan modal dari suatu kegiatan organisasi yang termasuk dalam kelompok
"business-type" (misalnya: cafetaria, sistem jasa transportasi) dan bebera pajenis Dana
Perwalian (Trust Funds).
b. Multiple Accounting Entities
Entity ini digunakan oleh organisasi sektor publik. Dana yang digunakan dalam entity jenis
ini adalah Expendable Funds, yaitu dana yang dipergunakan untuk mempertanggungjawabkan
aktiva lancar, hutang-hutang yang berkaitan, perubahan aktiva neto, dan saldo yang
dibelanjakan dalam berbagai kegiatan "non-business-type" (misalnya: pemadam kebakaran dan
perlindungan polisi).
Organisasi sektor bisnis umumnya hanya memiliki satu kelompok atas metode
pencatatan rekening-rekening secara berimbang atau disebut sebagai buku besar (single
accounting entity), sementara sektor nirlaba bisa memiliki beberapa jenis buku besar
bergantung pada kebutuhannya (multilple accounting entities). Metode antara kedua sistem
tersebut berbeda dengan laporan neraca akhir yang biasa digunakan oleh sektor bisnis yang
menekankan pada nilai keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh organisasi tersebut dalam
suatu periode akuntansi tertentu

Dana A Dana B Dana C


A=U+E A=U+E A=U+E

A=U+E Dana D Dana E Dana F


A=U+E A=U+E A=U+E

UTANG
AKTIVA AKTIVA
JANGKA
TETAP LANCAR PANJANG

Perbandungan Single Accounting Entity dengan Multiple Accounting Entity


3) Akuntansi Komitmen
Sistem akuntansi komitmen adalah system akuntansi yang dijadikan dasar pengambilan
keputusan (komitmen) manajemen oprasional. Sitem akuntansi komitmen dipergunakan untuk
pengendalian anggaran belanja organisasi. Akibatnya sistem akuntansi komitmen (comiment

24
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

accounting) sering diimplementasikan sebagai sub system. Fungsi utama pada system ini adalah
pengendalian anggaran, oleh sebab itu fokusnya pada pesanan yang dikirimkan.
Komitmen adalah suatu perikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara
sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.
Jenis Komitmen:
1. Komitmen Tagihan, yaitu komitmen yang akan diterima oleh suatu bank dari pihak lainnya.
2. Komitmen Kewajiban, yaitu komitmen yang diberikan oleh suatu bank kepada nasabah atau
pihak lain.
Pencatatan Komitmen Dalam Laporan Keuangan Transaksi komitmen belum mempengaruhi
posisi di neraca maupun pendapatan dan biaya, oleh sebab itu transaksi komitmen harus dicatat
oleh bank diluar pos-pos neraca.Tempat pencatatan transaksi seperti ini adalah rekening
administratif. Pos administratif komitmen ini pada tanggal jatuh waktunya akan berubah
menjadi transaksi yang akan merubah neraca dan pos pendapatan dan biaya.
Tempat pencatatan transaksi seperti ini adalah rekening admistratif, yang berisikan seluruh
transaksi komitmen suatu bank. Pos admistratif komitmen ini pada tanggal jatuh waktunya akan
berubah menjadi transaksi yang akan mengubah neraca dan pos pendapatan dan biaya.
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada
saat order dikeluarkan. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian
anggaran. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa besar
anggaran yang dilaksanakan jika dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Dengan
menerima akun atas faktur yang diterima atau dibayarkan, ia dapat dengan mudah
menghabiskan anggaran. Dengan menerima akun atas faktur yang diterima atau dibayarkan, ia
dapat dengan mudah menghabiskan anggaran (overcommit). Manajer yang teliti akan tahu
bahwa akun-akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan yang mana faktur belum diterima
dan oleh karena itu ia membuat catatan sendiri agar ia tidak melakukan pemborosan anngaran.
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima terkait dengan
pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat
memperbaiki pengendalian terhadap anggaran, namun terdapat masalah dalam pengadopsian
sistem tersebut ke dalam akun-akun keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order
yang dikeluarkan. Pada umumnya tidak ada kewajiban hukum (legal liability) untuk patuh
terhadap order yang terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah dibatalkan

25
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

B. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN BERDASARKAN KAPAN PENCATATAN


DILAKUKAN

Pada umumnya organisasi sektor publik menggunakan basis kas dalam mekanisme
pencatatan akuntansi, hal ini disebabkan adanya pengaruh yang kuat dari adanya anggaran yang
menjadi kebutuhan informasi utama pengguna laporan keuangan organisasi sektor publik. Di
mata publik, anggaran adalah komitmen dari manajemen organisasi sektor publik dalam
menjalankan operasionalnya dan anggaran menjadi alat pengendali utama karena merupakan
amanah yang harus dilaksanakan. Dengan kondisi tersebut, praktik akuntansi pun sangat
terpengaruh oleh anggaran dan anggaran dijadikan pijakan dalam praktik akuntansi (budgetary
accounting) yang tercermin adanya kebutuhan utama laporan keuangan di organisasi sektor
publik adalah Laporan Realisasi Anggaran yang berisi perbandingan antara komitmen anggaran
dengan realisasinya. Hal tersebut menjadi sangat wajar bahwa karena anggaran berbasi kas
maka budgetary accounting juga mengikutibasis kas tersebut.
Setelah reformasi, organisasi sektor publik khususnya pemerintahan pusat dan daerah telah
mulai bergerak dari implementasi akuntansi berbasis kas menuju akuntansi berbasis akrual.
Akuntansi akrual lebih dahulu telah diterapkan pada organisasi sektor privat, di lain fihak pada
umumnya organisasi sektor publik menyusun anggaran berbasis kas.
Perkembangan implementasi akuntansi akrual untuk organisasi sektor publik ditentukan
oleh beberapa hal, antara lain:
(i) pemahaman yang meningkat mengenai adanya keterbatasan akuntansi basis kas
(ii) perkembangan standar akuntansi berbasis akrual untuk organisasi sektor publik
khususnya pemerintahan di Indonesia.;
(iii) profesionalisme akuntan sektor publik dan pengenalan teknik dan metode akuntansi
sektor privat ke sektor publik; dan
(iv) dukungan teknologi informasi yang sangat mengurangi biaya transaksi atas pencatatan
dan konsolidasi serta mendukung kualitas output akuntansi.

1. Akuntansi Berbasis Kas


Pada bagian ini akan dibahas mengenai kebijakan akuntansi, operasi dan pelaporan keuangan
yang dibutuhkan organisasi jika menggunakan akuntansi berbasis kas. Penerapan akuntansi
pada lingkungan basis kas utama nya adalah untuk menghasilkan informasi yang reliabel dan
lengkap pada aspek transaksi kas, penghematan kas, dan posisi utang jangka pendek dari
anggaran organisasi sektor publik.
26
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi berbasis kas memiliki karakteristik yaitu relatif simpel dan mudah untuk
diadminstrasikan. Pada umumnya organisasi konsisten dengan penggunaan anggaran yang juga
disusun berbasis kas yang memungkinkan stakeholder menilai bagaimana anggaran dieksekusi
meskipun tidak bisa memberikan gambaran ditail dari posisi keuangan, sehingga dengan
membandingka saldo kas dengan kewajiban yang ada. Stakeholder dapat menggunakan akun
berbasisis kas untuk menilai sovensi dan likuiditasnya.

a. Pelaporan Keuangan
Pada tahapan ini pelaporan keuangan meliputi laporan realisasi anggaran yang berisikan
penerimaan kas dan pengeluaran kas baik pada sisi anggaran maupun pada sisi realisasinya
serta menghitung surplus defisit baik yang dianggarkan maupun realisasinya. Kas basis
dijadikan dasar dalam mengakui penerimaan kas yang memasangkan akun kas dan akun
realisasi penerimaan kas serta memasiangan akun realisasi belanja dengan akun kas.
Apakah Basis Kas bisa untuk menghasilkan Neraca??
Meskipun ada di bawah akuntansi berbasis kas, merupakan hal yang memungkinan untuk
membuat neraca, namun neraca tersebut berupa neraca elementer. Dalam bentuk neraca
elementary, akun yang diakui adalah aset yang berupa kas dan akun kewajiban:
 Kas meliputi kas di tangan, seperti saldo kas bank, kas kecil, dan setara kas seperti deposito
jangka pendek
 Kewajiban dapat berbentuk pinjaman jangka pendek lainnya, pinjaman dari bank komersial
atau kreditor bilateral ataupun multilateral, dan sekuritas sebagai treasury bils atau
severeign bonds.
Neraca adalah laporan keuangan yang basisnya akrual dan tidak bisa disusun langsung
dari buku besar saja, namun dari buku besar diawali dengan laporan surplus defisit yang
juga berbasis akrual dan diikuti dengan laporan perunahan ekutas yang berbasis akrual,
sehingga bisa disimpulkan bahwa basis kas tidak cukup memiliki kemampuan untuk bisa
menghasilkan neraca yang sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas, metode akuntansi berbasis kas memiliki sejumlah kelemahan
dari sudut pandang transparansi dan akuntabilitas keuangan yang artinya memiliki kelemahan
dalam governance nya. Dengan basis kas, transaksi diakui hanya pada saat kas diterima atau
dibayar dan peristiwa ekonomi tidak dilaporkan jika tidak ada pertukaran langsung uang tunai.
Resiko yang terkait dengan kelemahan tersebut adalah:

27
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

 Penundaan pengeluaran kas atau pengajuan penerimaan kas sehingga penerimaan sudah
diakui di awal sedangkan pengeluaran kas diakui di akhir yang menyebabkan adanya
pengggelembungan posisi keuangan mereka pada suatu waktu.
 Kemutakhiran dan kelengkapan catatan dari nilai aktiva dan kewajiban kurang terjaga. Hal
tersebut terkait dengan aspek pengakuan depresiasi, pengakuan piutang, pengakuan
kewajiban yang tidak bisa dilakukan.

2. Tren Penggunaan Basis Akrual


Basis kas dan akrual merupakan dua titik ujung dari sebuah spektrum basis akuntansi dan
anggaran yang mungkin untuk diterapkan. Basis kas pada awalnya
telah diterapkan secara tradisional di berbagai negara untuk aktivitas sektor publik. Namun,
pada awal tahun 1990-an telah muncul laporan keuangan dan anggaran berbasis akrual yang
pertama kalinya di dunia yaitu di New Zealand.
Kemudian dalam perkembangan satu dekade berikutnya, telah terjadi perubahan
besar dalam penggunaan basis akuntansi dari basis kas menuju/menjadi basis akrual di negara-
negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) meskipun
masih terdapat perbedaan derajat akrual-nya diantara negara-negara tersebut. Penggunaan basis
akrual telah menjadi salah satu ciri dari praktik manajemen keuangan modern.
Penggunaan basis akrual tidak hanya untuk penyusunan laporan keuangan, di beberapa
negara telah menggunakan basis akrual baik untuk penyusunan laporan keuangan maupun
untuk penganggaran (misalnya, Selandia Baru, Australia, Inggeris). Di negara-negara anggota
OECD, basis akrual sejauh ini lebih banyak diterima untuk pelaporan keuangan dari
pada untuk tujuan penganggaran. Dua alasan yang sering dikemukakan atas hal ini adalah:
 Pertama, penganggaran secara akrual dipercaya akan menimbulkan risiko disiplin
anggaran. Keputusan politik untuk mengeluarkan uang harus dikaitkan dengan kapan
pengeluaran itu dilaporkan dalam anggaran. Hanya basis kas yang dapat memenuhi hal
tersebut.
 Alasan kedua, yaitu bahwa legislator cenderung resisten untuk mengadopsi anggaran
akrual karena kompleksitas dari konsep akrual itu sendiri.
Sesungguhnya, perlu diketahui apabila penerapan akrual hanya digunakan untuk pelaporan
keuangan dan tidak untuk anggaran, kelemahannya adalah tidak akan menyelesaikan masalah
secara serius/komprehensif. Anggaran adalah dokumen

28
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

kunci dari manajemen sektor publik (pemerintah) dan akuntabilitas didasarkan pada anggaran
yang telah disetujui legislator (DPR/DPRD). Apabila anggaran didasarkan pada basis kas, fokus
perhatian dari pemerintah dan legislator hanya
pada sumber daya berbasis kas.
a. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Akrual
Penggunaan basis akuntansi akrual yang menjadi tren di berbagai negara saat ini tentu sangat
terkait dengan tujuan dan manfaat dari penggunaanya itu sendiri. Penggunaan basis akrual
merupakan salah satu ciri dari praktik manajemen keuangan modern (sektor publik) yang
bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya (kos) dan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperluas,
tidak sekedar basis kas. Secara umum, basis akrual telah diterapkan di negara-negara yang lebih
dahulu melakukan reformasi manajemen publik. Tujuan kuncinya adalah untuk meminta
pertanggungjawaban para manajer dari sisi keluaran (output) dan/atau hasil (outcome) dan pada
saat yang sama melonggarkan kontrol atas masukan (input). Dalam konteks ini, para manajemer
diminta agar bertanggung jawab untuk seluruh biaya yang berhubungan dengan output/outcome
yang dihasilkannya, tidak sekedar dari sisi pengeluaran kas. Karena itu, hanya basis akrual yang
memungkinkan untuk mengakui semua biaya, dengan demikian dapat mendukung pengambilan
keputusan oleh para manajer secara efisien dan efektif. Sedangkan bila dilihat dari sisi
manfaatnya, di dalam Study No 14 yang diterbitkan oleh IFAC-Public Sector Committe (2003),
manfaat penggunaan basis akrual dapat diuraikan berikut ini. Laporan keuangan yang disajikan
dengan basis akrual memungkinkan pengguna laporan untuk:
 Menilai akuntabilitas pengelolaan seluruh sumber daya oleh suatu entitas;
 Menilai kinerja, posisi keuangan dan arus kas dari suatu entitas; dan
 Pengambilan keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada, atau melakukan
bisnis dengan suatu entitas.
Pada level yang lebih detil, pelaporan dengan basis akrual:
 Menunjukkan bagaimana organisasi membiayai aktivitas-aktivitasnya dan memenuhi
kebutuhan dananya;
 Memungkinkan pengguna laporan untuk mengevaluasi kemampuan organisasi saat ini
untuk membiayai aktivitas-aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban-kewajian dan
komitmen-komitmennya;
 Menunjukkan posisi keuangan pemerintah dan perubahan posisi keuangannya.

29
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

 Memberikan kesempatan pada pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan


pengelolaan sumber daya yang dikelolanya; dan
 Bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektifivitas
penggunaan sumber daya.
b. Posisi Keuangan (Financial Position)
Akuntansi akrual dapat menyajikan informasi seluruh posisi keuangan yang terdiri dari posisi
aset, utang dan kekayaan bersih dari suatu entitas. Organisasi membutuhkan informasi ini
untuk:
 Membuat keputusan mengenai kelayakan pendanaan atas pelayanan yang seharusnya
dia berikan;
 Menunjukkan akuntabilitas kepada publik atas pengelolaan aset dan kewajiban yang
menjadi tanggung jawabnya;
 Membuat perencanaan dana yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dan penggantian aset;
 Membuat perencanaan dana untuk pembayaran utang-utangnya;
 Mengelola posisi kas dan pendanaan yang diperlukan.
Akuntansi akrual diperlukan oleh organisasi untuk memelihara catatan yang lengkap mengenai
aset dan utang, sehingga memfasilitasi pengelolaan aset yang lebih baik, meliputi pemeliharaa,
kebijakan penggantian aset, identifikasi dan pengurangan aset yang berlebih, dan manajemen
risiko yang lebih baik seperti kehilangan aset karena dicuri atau rusak.
Indentifikasi aset dan pengakuan penyusutan membantu manajer untuk memahami pengaruh
dari penggunaan aset tetap dalam memberikan pelayanan dan mendorong manajer untuk
mempertimbangan alternatif-alternatif cara untuk
mengelola biaya dan pemberian pelayanan.
Akuntansi akrual memberikan kerangka yang konsisten untuk pengidentifikasian utang-utang
yang ada dan utang-utang potensial atau utangutang kontinjen. Pengakuan kewajiban (utang)
yang memenuhi definisi dan kriteria pengakuannya:
 Mendorong organisasi untuk mengakui dan merencanakan pembayaran untuk semua
kewajiban yang diakui, bukan hanya pinjaman;
 Memberikan informasi atas pengaruh kewajiban terhadap sumber daya di masa yang
akan datang;
 Menjadi alat yang memungkinkan untuk mengalokasikan tanggung jawab terhadap
pengelolaan semua kewajiban;

30
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

 Memberikan input yang diperlukan pemerintah untuk menilai apakah dapat


meneruskan untuk memberikan pelayanan yang sedang berjalan dan program atau
pelayanan baru apa yang dapat diberikan.
Akuntansi akrual menyoroti pengaruh dari keputusan keuangan terhadap net aset atau ekuitas
(kekayaan bersih) dan memungkinkan pemerintah untuk melihat gambaran yang lebih panjang
ketika membuat keputusan keuangan dibanding bila menggunakan informasi yang dihasilkan
dari basis kas atau basis kas modifikasian. Informasi atas net aset (ekuitas) juga berarti bahwa
pemerintah memegang tanggung jawab terhadap pengaruh dari keputusan keuangan yang
diambilnya terhadap net aset pada tahun berjalan dan di masa yang akan datang.
Perubahan net aset dari suatu entitas diantara dua tanggal laporan mencerminkan kenaikan atau
penurunan kemakmuran selama satu periode, dengan prinsip-prinsip pengukuran tertentu yang
digunakan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
Dengan akuntansi akrual, laporan keuangan akan mencakup Laporan Posisi Keuangan
yang akan mengungkapkan informasi tentang aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam suatu
persamaan berikut:
Apabila nilai ekuitas positif, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa kekayaan (sumber daya)
bersih dapat dialokasikan untuk pemberian barang atau pelayanan
di masa yang akan datang, dan hal ini berarti terdapat investasi masyarakat di dalam laporan
tersebut. Sebaliknya bila ekuitas negatif, hal ini dapat diinterpretasikan sebagai jumlah pajak
atau pendapatan lainnya yang harus sudah diperoleh di masa yang akan datang untuk memenuhi
kewajiban atau utang.

c. Kinerja Keuangan (Financial Performance)


Akuntansi akrual memberikan informasi atas pendapatan dan beban (expenses), meliputi
pengaruh dari transaksi yang kas-nya belum diterima atau dibayarkan. Informasi yang akurat
atas pendapatan adalah hal esensial untuk menilai pengaruh perpajakan dan pendapatan lainnya
terhadap posisi fiskal organisasi dan dalam menilai kebutuhan pinjaman dalam jangka panjang.
Informasi atas pendapatan membantu baik para pengguna maupun pemerintah sendiri untuk
menilai apakah pendapatan tahun berjalan sudah cukup untuk menutup biaya-biaya program
dan pelayanan pada tahun yang bersangkutan. Pemerintah membutuhkan informasi tentang
beban-beban agar dapat menilai berapa jumlah pendapatan yang mereka perlukan, menilai
keberlanjutan (sustainability) dari program-program yang sedang berjalan, dan mengestimasi
biaya dari aktivitas-aktivitas dan pelayanan yang diusulkan.

31
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi akrual memberikan informasi biaya penuh (full costs) dari aktivitas, sehingga
organisasi dapat:
 menghitung biaya-biaya sebagai konsekuensi dari sebuah kebijakan untuk pencapaian
tujuan dan biaya dari mekanisme alternatif untuk mencapai tujuan tersebut;
 memutuskan apakah akan memproduksi pelayanan sendiri di dalam organisasi, atau
membeli barang dan jasa secara langsung dari organisasi lain;
 memutuskan apakah pengguna akan dibebani biaya dengan layanan yang diberikan;
 mengalokasikan tanggung jawab untuk pengelolaan biaya tertentu.
Akuntansi akrual dapat memberikan informasi apakah sub-entitas memberikan pelayanan-
pelayanan tertentu dalam anggaran yang telah disetujui. Informasi yang sama, pada level yang
lebih detil, dapat juga digunakan dalam sub-entitas untuk mengelola aktivitas dan biaya-biaya
program.
Akuntansi akrual memungkinkan entitas secara individual untuk:
 mencatat total biaya, termasuk penyusutan aset fisik dan amortisasi aset tak berwujud,
karena telah digunakan untuk aktivitas/pelayanan tertentu;
 mengakui semua biaya yang terkait dengan pegawai dan membandingkan biaya dari
berbagai jenis pekerjaan atau opsi-opsi renumerasi.
 mengidentifikasi cara yang paling efisien untuk menghasilkan barang dan jasa dan
mengelola sumber daya.
 menentukan kepantasan kebijakan-kebijakan cost-recovery.
 memonitor biaya aktual terhadap anggarannya.
Resiko dari implementasi akuntansi berbasis kas dapat diantisipasi dengan penggunaan
akuntansi berbasis akrual, dengan adanya kaidah-kaidah sebagai berikut:
 Pencatatan/pengakuan transaksi/kejadian ekonomi dilakukan pada saat
terjadinya, baik terkait dengan non kas maupun terkait ketika terjadi
penerimaan dan pembayaran kas. Untuk tujuan ini sebuah "kejadian ekonomi"
adalah sebuah kejadian yang mengakibatkan penciptaan, transfer, atau penghapusan
nilai ekonomi. Kondisi ekonomi dapat langsung menghasilkan arus kas, tetapi dalam
banyak kasus-seperti penyusutan, revaluasi, atau kehilangan/kerusakan- tidak terkait
langsung dengan arus kas. Meskipun tidak terkait langsung dengan kas, kejadian
ekonomi tersebut nyata dan dapat dihubungkan dengan dampak kas sebelumnya atau
berikutnya: misalnya, penyusutan biasanya merupakan alokasi biaya aset (dari

32
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

pengorbanan kas masa lalu) selama masa manfaatnya; dan revaluasi merupakan
cerminan nilai kas atas aset yang dapat dipulihkan dari aset saat dijual.
 Pencatatan aset dan kewajiban dalam neraca. Organisasi sektor publik yang
menggunakan akuntansi basis kas biasanya akun yang dimiliki hanya untuk
kepemilikan uang mereka di sisi aset dan, mungkin, utang di sisi kewajiban dari neraca
mereka. Ini sering dihargai di "nilai buku" atau nilai di mana mereka awalnya diperoleh
atau diterbitkan. Di bawah akuntansi akrual, pemerintah mengakui aktiva dan kewajiban
termasuk aset keuangan (seperti saham), aset non-keuangan (seperti tanah dan
bangunan), dan kewajiban selain surat utang dan obligasi (seperti tunggakan
pembayaran dan kewajiban pensiun). Saham ini biasanya dicatat sebesar nilai mereka
saat ini pasar, nilai mereka digunakan, atau beberapa pendekatan, dan secara teratur
melakukan penilaian kembali untuk memastikan neraca mencerminkan posisi keuangan
benar pemerintah pada titik waktu tertentu.
 Meningkatnya perhatian terhadap kewajiban dan kewajiban kontinjensi.
Kewajiban seperti hak karyawan, kewajiban lingkungan, kewajiban klaim asuransi,
kerugian di bawah skema jaminan yang tidak biasanya diakui dalam lingkungan
akuntansi berbasis kas justru mendapatkan perhatian lebih banyak pada akuntansi
berbasis akrual. Dengan demikian akuntansi akrual menawarkan sejumlah manfaat
lebih dari akuntansi berbasis kas dari sudut pandang transparansi, akuntabilitas, dan
manajemen keuangan. Pertama, dengan menangkap kedua transaksi tunai dan arus non-
kas dalam laporan keuangan, laporan fiskal berbasis akrual memberikan pandangan
yang lebih komprehensif dari kinerja yang keuangan pemerintah dan biaya kegiatan
pemerintah. Kedua, akuntansi akrual dapat membantu memfokuskan perhatian yang
lebih besar pada pembuat kebijakan dan masyarakat pada akuisisi, pelepasan, dan
pengelolaan aset, kewajiban, dan kewajiban kontinjensi.
Penjelasan di atas menunjukkan adanya kepentingan penerapan akuntansi berbasis akrual di
organisasi sektor publik yang selama ini pada umumnya masing menggunaan akuntansi
berbasis kas.

C. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN BERDASARKAN BAGAIMANA


PENCATATAN DILAKUKAN

1) Single Entry Bookkepping

33
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

Single Entry Sistem: Istilah 'Single Entry' mengacu pada metode pengelolaan rekening dengan
cara yang sederhana yang tidak mengikuti prinsip-prinsip sistem double entry. Di bawah sistem
ini hanya menggunakan rekening minimum, yang dianggap penting (mis buku kas dan akun
pribadi debitur & kreditor yang diselenggarakan. Account impersonal lainnya seperti akun riil
dan akun nominal tidak digunakan. Dengan kata lain sistem single entry adalah bentuk tidak
lengkap dari sistem akuntansi.

Berikut ini adalah fitur-fitur khusus dari sistem single entry:


1) Tidak cocok untuk kegiatan operasional organisasi besar: Sistem ini hanya cocok untuk
organisasi kecil yag dilakukan secara eksklusif atau kemitraan.
2) Hanya akun pribadi dan akun kas: Di bawah sistem ini hanya rekening pribadi debitur dan
kreditur serta rekening kas dan bank yang dikelola. Account impersonal (misalnya real
account & nominal) tidak dipertahankan.
3) Akun tidak lengkap: Sistem ini mencatat efek ganda dari hanya beberapa transaksi. Ini
merekam hanya aspek tunggal dari banyak transaksi. Oleh karena itu tidak lengkap.
4) Variasi: Sistem single entry akuntansi bervariasi dari organisasi ke organisasi. Oleh karena
itu tidak memiliki keseragaman.
5) Fleksibel: Tidak ada aturan yang kaku dan prinsip-prinsip yang diikuti di bawah sistem ini

2) Double Entry Book keeping


Kehadiran pencatatan akuntansi dengan metode double entry memberikan konsep pemahaman,
bahwa setiap transaksi harus dicatat dengan pencatatan berpasangan. Mengapa harus
berpasangan? Laporan keuangan sebagai produk akhir siklus akuntansi terdiri tiga kelompok.
Pada satu sisi, aktiva akan menunjukkan jumlah yang sama dengan penjumlahan utang dan
modal pada sisi yang lain. Kondisi inilah yang disebut sebagai persamaan akuntansi. Setiap
transaksi harus menjaga agar kesetimbangan ini tetap. Pengurangan pada salah satu kelompok
harus diikuti dengan pengurangan kelompok yang lain. Demikian juga penambahan pada satu
kelompok harus diikuti dengan penambahan kelompok yang lain. Jumlah atau total
kesetimbangan boleh berubah, tetapi kesetimbangan antara kelompok di sisi kiri dan kelompok
di sisi kanan harus tetap dijaga (Nainggolan 2003: 16). Setiap transaksi yang dicatat dan
dibukukan tidak akan mengubah keseimbangan persamaan:

Aktiva: Utang + Modal

34
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

Sistem pencatatan berpasangan ini memunculkan mekanisme debit dan kredit. Ketentuan yang
berlaku yaitu bahwa akun- akun aset, biaya dan pengembalian ekuitas dicatat di debit jika
bertambah, dan dicatat kredit jika berkurang. Sebaliknya, akun- akun utang, ekuitas, dan
pendapatan dicatat di kredit jika bertambah, dan dicatat di debit jika berkurang. Terdapat 2
(dua) ketentuan yang keduanya harus dipenuhi di sistem pencatatan berpasangan, yaitu:
a. Minimal 2 (dua) akun berubah, dan
b. Total perubahan nilai moneter dilakukan secara seimbang.
Mengapa harus minimal 2 akun yang berubah? Pencatatan berpasangan ini merupakan
konsekuensi dalam rangka mempertahankan persamaan akuntansi: aset + biaya + pengembalian
ekuitas = utang + ekuitas + pendapatan. Sadar atau tidak sadar kita telah mempraktikkan
ketentuan ini ke tika menganalisis transaksi berbasis akun. Selanjutnya, mengapa total
perubahan nilai moneter harus dilakukan secara seimbang? Karena akuntansi menggunakan
prinsip satuan uang atau moneter (monetary unit) sebagai ukuran kuantitatif. Sebagai contoh,
suatu transaksi yang menyebabkan penambahan akun Aset harus diikuti oleh salah satu kondisi
berikut ini:
a. Penambahan di akun utang, ekuitas, dan atau pendapatan, atau
b. Pengurangan di akun aset lainnya atau biaya atau pengembalian ekuitas. Perhatian pada
total perubahan nilai
moneter sistem pencatatan berpasangan (double-entry system) harus dilakukan secara
seimbang. Hal ini dilakukan dengan tu- juan pencatatan akuntansi didasarkan prinsip satuan
uang atau moneter untuk penentuan pengukuran kuantitatif yang dihasilkan sebagai proses
pencatatan. Sebagai contoh, transaksi yang menyebabkan penambahan di akun aset sebesar
Rp.1.000.000,00 akan selalu diikuti oleh salah satu kondisi berikut ini:
a. Penambahan di akun utang, ekuitas, dan atau pendapatan sebesar total nilai moneter
Rp.1.000.000,00 atau
b. Pengurangan di akun aset lainnya, biaya dan atau pengembalian ekuitas sebesar total
nilai moneter Rp. 1.000.000,00.
Sistem pencatatan berpasangan (double-entry system) berperan menjaga keseimbangan
persamaan akuntansi, yaitu peng- gunaan dana harus selalu sama dengan pemerolehan dana,
artinya bahwa sisi kiri yaitu aset, biaya dan pengembalian ekuitas merupakan elemen-elemen
yang mencerminkan penggunaan dana, sedangkan utang, ekuitas dan pendapatan merupakan
elemen-ele-men yang mencerminkan sumber-sumber pem- erolehan dana. Persamaan
akuntansi meru- pakan persamaan linier yang terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan. Terdapat dua
kelompok akun; kelompok pertama terdiri dari akun-akun aset, biaya, dan pengembalian
35
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

ekuitas yang berada di sisi kiri (debit) persamaan, dan kelompok kedua terdiri dari akun-akun
utang, ekuitas, dan pendapatan yang berada di sisi kanan (kredit) persamaan (Warsono,
Darmawan dan Ridha 2009:43-44). Sistem pencatatan berpasangan ini berperan pent- ing agar
persamaan akuntansi yang mencerminkan keseimbangan antara penggunaan dana dan
pemerolehan dana selalu tetap ter- jaga di setiap kondisi. dengan cara ini pula maka rasionalitas
tetap terjaga, yaitu bahwa semua dana yang diperoleh telah dipertang- gungjawabkan dalam
kontek penggunaan- nya. Keseimbangan untuk memberikan pertanggungjawaban yang
dimaksudkan di dalam memberikan penjelasan penggunaan dana dengan pemerolehan dana
selalu sama.
Sistem pencatatan berpasangan me- munculkan ketentuan bahwa akun-akun aset, biaya dan
pengembalian ekuitas dicatat di debit jika bertambah, dan dicatat di kredit jika berkurang.
Sebaliknya, akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan dicatat di kredit jika bertambah, dan
dicatat di debit jika berkurang. Persamaan akuntansi terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan yang
merupakan cerminan persamaan keseimbangan perhi- tungan yang ingin dicapai. Masing-
masing sisi persamaan akuntansi terdiri dari elemen-elemen yang mana setiap elemen terdiri
dari banyak akun. Selanjutnya setiap akun juga dapat digambarkan sebagai persamaan
keseimbangan pada pencapaian ketepatan perhitungan yang berarti bahwa setiap akun juga
terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan. Sistem pencatatan berpasangan berperan sangat penting di
akuntansi, terutama dalam kaitannya dengan fungsi penjurnalan transaksi. Sistem pencatatan
berpasangan sangat mengharapkan pemahaman di dalam pengidentifikasian dan penentuan
sifat pe- rubahan (bertambah atau berkurang) masing-masing akun akibat terjadinya sebuah
transaksi, pencatatan akuntansi menuntut pengguna untuk mengidentifikasikan penempatan
akun tersebut, yaitu kesesuaian di dalam penempatan di debit ataukah di kredit. Konsep
pemahaman pengetahuan dasar individu pengguna yang ingin mem- pelajari pengetahuan
akuntansi dengan mendasarkan pada sistem pencatatan berpasangan ini. Dengan demikian, jika
peng- guna tidak dapat mengenali secara baik ketentuan debit di sisi kiri dan kredit di sisi kanan,
maka secara teknis pengguna tidak dapat melakukan pencatatan (meliputi penjurnalan dan
pemindah-bukuan) yang merupakan pengetahuan dasar akuntansi pada saat penggunaan sistem
pencatatan berpasangan tersebut, artinya hukum atau ketentuan debit di sisi kiri dan kredit di
sisi kanan merupakan suatu ketentuan yang harus dijalankan.

3) Triple Entry Bookkeeping


Yaitu sistem pencatatan transaksi menggunakan double entry untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berbasis akrual dan pada saat itu pula dilakukan pencatatan untuk menghasilkan
36
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

laporan realisasi anggaran yang berbasis kas. Pecatatan triple entry bookkeeping ini sangat
diperngaruhi adanya penggunaan basis kas pada laporan realisasi anggaran, dimana menjadi
laporan utama yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan organisasi sektor publik.

D. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA


Teknologi informasi diartikan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk
menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan
teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global
(Roviyantie, 11). Teknologi informasi meliputi komputer, perangkat lunak, database, jaringan,
dan jenis lainnya yang berhubungan dengan teknoogi. Teknologi informasi selain sebagai
teknologi komputer untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga berfungsi sebagai
teknologi komunikasi untuk penyebaran informasi. Komputer sebagai salah satu komponen
dari teknologi merupakan alat yang bisa melipatgandakan kemampuan yang dimiliki manusia
dan komputer juga bisa mengerjakan sesuatu yang manusia mungkin tidak mampu
melakukannya (Yuliani, 2010).
Teknologi informasi merupakan gambaran dari setiap teknologi yang membantu manusia
dalam berkomunikasi, menyimpan, memanipulasi, menghasilkan, dan menyebarkan informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu mempercepat proses
pengelolaan data transaksi keuangan, penyajian laporan keuangan, serta dapat menghindari
kesalahan dalam melakukan posting dari dokumen buku, jurnal, buku besar, hingga menjadi
kesatuan laporan keuangan yang utuh.
Teknologi informasi yang semakin maju memudahkan pelaksanaan informasi keuangan
karena memiliki kekuatan atau potensi dalam hal ketepatan, konsistensi, kehandalan, dan
kemampuan menyimpan data yang besar. Persiapan penggunaan teknologi informasi
terkadang membuat pekerjaan efektif dan efisien tetapi akan mengakibatkan berkurangnya
pekerjaan suatu organisasi, disamping itu penggunaan teknologi informasi membutuhkan dana
yang cukup mahal.
Dengan kemajuan teknologi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, maka
dapat membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses, mengelola, dan
37
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

mendayagunakan informasi keuangan pemerintah daerah secara cepat dan akurat. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin baik pemanfaatan teknologi informasi maka semakin baik
pula kualitas laporan keuangan organisasi
Sumber daya manusia merupakan human capital di dalam organisasi. Human capital
merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang yang dapat digunakan untuk
mengahsilkan layanan profesional dan economic rent. Human capital merupakan sumber
inovasi dan gagasan. Karyawan yang dengan human capital tinggi lebih memungkinkan untuk
memberikan layanan yang konsisten dan berkualitas tinggi (Arsyiati, 2008).
Kompetensi sumber daya manusia (SDM) yaitu kemampuan SDM untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihanm dan
pengalaman yang cukup memadai. SDM yang kompeten tersebut akan mampu memahami
logika akuntansi dengan baik. Kegagalan SDM pemerintah daerah dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat
dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah (Warisno, 2008).
Kompetensi SDM mencakup kapasitasnya, yaitu kemampuan seseorang atau individu, suatu
organisasi, atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan
untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran dan hasil (Roviyantie, 2011).
Laporan keuangan adalah suatu produk yang dihasilkan oleh bidang akuntansi, oleh
karenanya diperlukan SDM yang kompeten dalam menyusun dan menghasilkan laporan
keuangan yang berkualitas. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas
dibutuhkan SDM yang memahami dan berkompeten dalam melaksanakan akuntansi keuangan
pemerintah serta organisasi tentang pemerintahan. Kemampuan SDM itu sendiri sangat
berperan dalam menghasilkan informasi yang berkualitas. Kompetensi SDM dapat dilihat dari
latar belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan dari keterampilan yang
dinyatakan dalam pelaksanaan tugas (Roviyantie, 2011).
==========

Kuis. Jawablah pertanyaan di bawah ini:


No Pertanyaan
1 Jelaskan menganai pencatatan akuntansi berdasarkan obyek pencatatannya?
2 Apa perbedaan antara budgetary accounting, akuntansi dana, dan akuntansi
komitmen?

38
Suryo Pratolo
Akuntansi Sektor Publik

3 Jelaskan tentang sistem akuntansi berdasarkan kapan transaksi dicatat!


4 Apa perbedaan antara single entry accounting dengan double entry accounting?
5 Apa perbedaan antara cash basis dengan accrual basis?

39
Suryo Pratolo

Anda mungkin juga menyukai