Anda di halaman 1dari 20

AUDIT LINGKUNGAN DAN

SOSIAL
DEFINISI AUDIT LINGKUNGAN
Audit lingkungan adalah alat pemeriksaan komprehensif dalam sistem manajemen
lingkungan.
Audit lingkungan merupakan satu alat untuk memverifikasi secara objektif upaya manajemen
lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan
performasi lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Bratasida,1996).
Menurut United States Environmental Protection Agency (US EPA), Audit Lingkungan adalah
suatu pemeriksaan yang sistematis, terdokumentasi secara periodik dan objektif berdasarkan
aturan yang ada terhadap fasilitas operasi dan praktek yang berkaitan dengan pentaatan
kebutuhan lingkungan (Tardan dkk, 1997).
Dalam perkembangan selanjutnya audit lingkungan mencakup beberapa bidang antara lain
sistem manajemen lingkungan pelaksanaan produksi bersih, pentaatan terhadap
peraturan perundang-undangan dan minimisasi limbah.
Audit lingkungan merupakan upaya proaktif suatu perusahaan untuk perlindungan
lingkungan yang akan membantu perusahan meningkatkan efisiensi dan pengendalian
emisi, polutan yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra positif dari masyarakat
terhadap perusahaan.
Dasar hukum pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia adalah UU RI Nomor 23 Tahun
1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan KEPMEN LH Nomor
KEP-42 MENLH/11/1994 Tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Audit Lingkungan
ISO 14001 adalah standar lingkungan terhadap organisasi yang dinilai. Ini menentukan
persyaratan untuk EMS, yang menyediakan kerangka kerja bagi suatu organisasi untuk
mengendalikan dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Standar lain untuk
isu-isu lingkungan hidup adalah ISO 1OOO.
TUJUAN AUDIT LINGKUNGAN

1. Untuk memperoleh gambaran tentang keadaan kondisi lingkungan dari suatu perusahaan atau kegiatan dan mengukur kinerja
lingkungan suatu kegiatan.
2. Menjadikan audit lingkungan sebagai suatu cerminan atau potret tentang kinerja perusahaan atau oraganisasi terhadap
lingkungan.
KEGUNAAN AUDIT LINGKUNGAN
 1. Upaya untuk meningkatkan penataan perusahaan/organisasi terhadap peraturan perundangan di bidang lingkungan, misalnya
standar emisi udara, limbah.

 2. Dokumen suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan standar prosedur operasi, prosedur pengelolaan lingkungan
termasuk rencana tanggap darurat, pemantauan dan pelaporan serta rencana perubahan pada proses produksi.

 3. Jaminan untuk menghindari terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.


 4. Upaya perbaikan dalam penggunaan sumber daya melalui efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penolong, identifikasi
melalui proses daur ulang atau penerapan produksi bersih dan efisiensi energy.
MANFAATNYA :
a. Mengidentifikasi risiko lingkungan
b. Menghindari kerugian finansial seperti penutupan / pemberhentian operasi oleh pemerintah
c. Menghindari kerugian finansial untuk tujuan akuisisi perusahaan lain.
d. Menghindari adanya sanksi hukum karena pelanggaran peraturan perundangan dan standar – standar lingkungan.
e. Meningkatkan keperdulian staff suatu perusahaan atau unit usaha / organisasi terhadap kebijakan dan tanggung jawab
terhadap lingkungan.
RUANG LINGKUP AUDIT LINGKUNGAN
 1. Sejarah berdirinya organisasi , rona lingkungan, pencemaran dan kerusakan lingkungan, upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan dan isu – isu lingkungan yang terkait.
 2. Perubahan rona dan kualitas lingkungan sejak kegiatan dibangun sampai dengan waktu pelaksanaan audit lingkungan.
 3. Penggunaan inputdan sumber daya alam, termasuk energy, proses produksi, produk yang dihasilkan dan limbah-limbah yang
dihasilkan.
 4. Identifikasi penanganan dan penyimpanan bahan kimia, B3 serta potensi pencemaran dan kerusakan yang mungkin akan
timbul.
 5. Kajian resiko lingkungan.
 6. Penataan terhadap perizinan, standar – standar dan pengelolaan B3 dan limbah B3.
 7. Penataan terhadap hasil AMDAL ( RKL dan RPL)
JENIS – JENIS AUDIT LINGKUNGAN
Audit lingkungan ada beberapa jenis, yang pelaksanaannya sangat tergantung pada kebutuhan manajemen/ perusahaan. (Tardan dkk, 1997) :

1. Audit Pentaatan

 Audit Pentaatan memiliki sifat :


 Menilai ketaatan terhadap peraturan, standar dan pedoman yang ada.
 Meninjau persyaratan perizinan dan pelaporan.
 Melihat pembatasan pada pembuangan limbah udara, air dan padatan.
 Menilai keterbatasan peraturan dalam pengoperasian, pemantauan dan pelaporan sendiri atas pelanggaran yang dilakukan
perusahaan.

 Sangat mengarah pada semua hal yang berkaitan dengan pentaatan.


 Dapat dilakukan oleh petugas (kelompok/perusahaan) setempat.
2.Audit Manajemen
 Audit jenis ini mempunyai sifat :
 Menilai kefektifan sistem manajemen internal, kebijakan perusahaan dan resiko yang berkaitan dengan manajemen bahan.
 Menilai keadaan umum dari peralatan, bahan bangunan dan tempat penyimpangan.
 Mencari bukti/ kenyataan tentang kebenaran dan kinerja proses produksi.
 Menilai kualitas pengoperasian dan tata laksana operasi.
 Menilai keadaan catatan/ laporan tentang emisi, tumpahan, keluaran, dan penanganan limbah.
 Menilai tempat pembuangan secara rinci.
 Meninjau pelanggaran atau pertentangan dengan petugas setempat atau dengan masyarakat.
3. Audit Produksi Bersih dan Minimisasi Limbah Jenis audit ini mempunyai sifat :
 Mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan limbah.
 Menggunakan analisis kualitas daan kuantitatif yang rinci terhadap praktek pembelian, proses produksi dan timbunan limbah.
 Mencari tindakan alternatif pengurangan produksi, dan pendaur ulangan limbah.

4. Audit Konservasi Air Sifat audit ini


adalah :
Mengidentifikasi sumber air penggunaan air dan mencari upaya untuk mengurangi penggunaan air total melalui
usaha pengurangan, penggunaan ulang dan pendaur-ulangan
5. Audit Konservasi Energi Sifat audit ini
adalah :
Melacak pola pemakaian tenaga listrik, gas dan bahan bakar minyak dan mencoba untuk mengkuantifikasikan serta
meminimalkan penggunaannya.
6. Audit Pengotoran/ Kontaminasi Lokasi Usaha Sifat audit ini adalah :
 Menilai kedaan pengotoran lokasi perusahaan akibat pengoperasian yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan.
 Melakukan pengambilan contoh dari lokasi dan melakukan penganalisaan contoh sampel tersebut untuk jangka waktu yang
cukup panjang dan merupakan hal yang khusus pada audit jenis ini (audit lain tidak melakukan pengambilan sampel).

 Melakukan pengelolaan secara statistik terhadap hasil audit, jika diperlukan.


7. Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jenis audit ini memiliki sifat :
 Menilai tatalaksana operasional pekerjaan, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya, pembuangan bahan pencemar
dan sejenisnya, yang berhubungan erat dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

 Audit ini memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menetapkan apakah perusahaan tersebut sudah mentaati
peraturan tentanf keselamatan dan kesehatan kerja.
8. Audit Perolehan (Procurement Audit) Sifat audit ini adalah :
 Meninjau praktek pembelian

 Mengidentifikasi hasil produksi daan peralatan alternatif.

 Dapat dilakukan terpisah atau sebagai bagian audit minimisasi limbah atau audit produksi bersih.

 Biasanya melibatkan pegawai bagian pembelian.

 Melihat alternatif dari yang sederhana sampai genting (cradle to grave)


PRINSIP –PRINSIP DASAR
1. Karakteristik dasar
 a. Prosedur yang sistematis dan terdokumentasi
 b. Obyektif dan independent
 c. Kriteria Audit
 d. Pembuktian dan pengujian fakta
 e. Laporan audit
2. Kunci keberhasilan
 Dukungan Pimpinan

 Keikut - sertaan semua pihak


 Kemandirian dan obyektivitas auditor
 Kesepakatan tentang metodologi dan lingkup audit antara auditee dan auditor

3. Sifat Kerahasiaan
4. Pengawasan Mutu Hasil Audit Lingkungan dan Kualifikasi Auditor
5. Peran dan tanggung jawab tim audit
AUDIT SOSIAL (SOCIAL AUDIT)
MekanismePengawasanTingkahLaku

Audit Sosial Pengawasan Tingkah Laku

Audit sosial sebagai kesimpulandari hasi Monev.

Etika Bisnis & Profesi 15


Monitoring Evaluasi

Corporate
Sifatnya Jk Pendek Culture

Etika Bisnis & Profesi 16


Berkaitan Dengan Pelaksanaan Audit Sosial, maka harus jelas hal-hal berikut :
a. Aktivitas apa yang akan dilaksanakan.
--- Sasaran ?

a. Bagaimana caranya ---- Action

b. Bagaimana mengukur ---- Indikator

Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku


Mekanisme dalam pengawasan terhadap para karyawan sebagai anggota komunitas perusahaan dapat dilakukan
berkenaan dengan kesesualan atau tidaknya tingkah laku anggota tersebut denga budaya yang dijadikan pedoman
korporasi yang bersangkutan.
            Mekanisme pengawasan tersebut berbentuk audit sosal sebagai kesimpulan dari monitoring dan evaluasi
yang dilakukan sebelumnya.
            Monitoring da evaluasi terhadap tingkah laku anggota suatu perusahaan atau organisasi pada dasarnya harus
dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan secara berkesinambugan. Monitoring yang dilakuka sifatnya
berjangka pendek sedangkan evaluasi terhadap tingkah laku anggota perusahaan berkaitan dengan kebudayaan yang
berlaku dilakukan dalam jangka panjang. Hal dari evaluas tersebut menjadi audit sosial.
            Pengawasa terhadap tingkah laku dan peran karyawan pada dasarnya untuk menciptakan kinerja karyawan
itu sendiri yang mendukung sasaran dan tujuan dari proses berjalannya perusahaan. Kinerja yang baik adalah ketika
tindakan yang diwujudkan sebagai peran yang sesuai dengan status dalam pranata yang ada dan sesuai dengan
budaya perusahaan yang bersangkutan.
            Oleh karena itu, untuk mendeteksi apakah budaya perusaaan telah menjadi bagian dalam pengetahuan
budaya para karyawannya dilakukan audit sosal dan sekaligus merencanakan apa aja yang harus dilakukan oleh
perusahaan untuk menguatkan nilai-nilai yang ada agar para karyawan sebagai anggota perusahaan tidak
memunculkan pengetahuan budaya yang dimilikinya di luar lingkungan perusahaan.
            Dalam kehdupan komunitas  atau komunitas secara umum, mekanismne pengawasan terhadap tindakan
anggota-anggota komunitas biasanya berupa larangan-larangan dan sanksi-sanksi sosial yang terimplementasi di
dalam atura adat. Sehingga tam[pak bahwa kebudayaan menjadi sebuah pedoman bagi berjalannya sebuah proses
kehidupan komunitas atau komunitas. Tindaka karyawan berkenaan dengan perannya dalam pranata sosial
perusahaan dapat menen tukan keberlangsungan aktivitas.
            Karyawan sebagai stake holder, terdapat juga para bekas karyawan,para direksi, pemilik modal yg juga
menentukan berjalannya aktivitas pranata sosial perusahaan. Kesemua stakeholder tersebut menduduki status dan
peran tertentu dalam koporasi dan mempunyai hubungan fungsional satu dengan lainnya.
            Pada dasarnya suatu perusahaan adalah sebuah organisasi yang dalam kenyataannya menempati suatu
wilayah sosial tertentu. Dan sebagai suatu bentuk organisai,korporasi tentunya mempunyai tujuan yang dapat
dipahami secara bersama oleh para anggotanya dan dapat menjamin kehidupan para anggotanya dalam lingkup
organisasi yang bersangkutan.
            Perusahaan sebagai bagian dari suatu komunitas dan mempunyai suatu kebudayaan tersendiri akan
mempunyai sifat yang adaptif terhadap lingkungannya,baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial dan budaya
yang ada disekitarnya.
Berjalannya suatu perusahaan tidak akan lepas dari segala perhitungan dan perencanaan yang mengatur pola aturan
yang ada,seperti halnya pada komuitas lainnya seperti komunitas suku bangsa. Kehidupan sosial komunitas suku
bangsa tersebut dalam lingkup kecil (Desa/kampung/dusun) dapat dipantau dan di monitor  oleh adat istiadatnya
sesuai dengan pranata sosial yang berlaku (kekerabatan,ekonomi, teknologi, mata pencaharian dsb).  Dalam
perusahaan, apa yang dikatakan sebagai proses audit sosial adalah mirip atau sama dengan cara – cara yang dipakai
untuk memeriksa keuangan perusahaan yang bersangkutan.
            Sebagai sebuah organisasi,perusahaan yang mempunyai beberpa tenaga ahli dalam menyiapkan anggaran –
angaran yang dikelurakan, dan begitu dengan pemerikasaan terhadap anggaran yang telah dikelurkan berkaitan
dengan berjalannya organisasi yang bersangkutan seperti ahli akuntansi dan pemegang buku.
            Tenaga – tenaga ahli tersebut merupakan individu – individu yang menduduki status tertentu,status dalam hal
ini adalah kumpulan hak dan kewajiban yang ada pada diri seseorang dalam satu lingkup kebudayaan . Sehingga
individu tersebut harus berperan sesui dengan apa yang diisyratkan oleh kebudayaan yang mengatur status yang
bersangutan.
            Sehingga pengukuran finansial sebuah organisasi akan juga dipengaruhi oleh pegawai (tenaga) dari pengukur
tersebut, dan ini sangat terkait dengan sistem sosial dari pegawai yang bersangkutan. Memang pada dasarnya
anggota perusahaan berasal dari anggota komunitas yang berbeda – beda kebudayaan dan sukubangsa , dan dengan
bersama – bersama dengan orang lain yang berbeda kebudayaan dan sukubangsa bergabung sebagai satu komunitas
perusahaan. Dalam kehidupan komunitas, sistem sosial akan terus berjalan untuk mengatur segala tingkah laku
individu-individunya.
            Berkaitan dengan pelkasanaan audit sosial, maka sebuah perusahaan atau organisasi harus jelas terlebih
dahulu tentang beberapa aktivitas yang harus dijalankan seperti ;
1.      Aktivitas apa saja yang harus dilakukan sebagai sebuah orgnisasai, dalam hal ini sasaran apa yang menjadi
pokok dari perusahaan yang harus dituju – internal maupun ekstrnal (sasaran)
2.      Bagaimana cara melakukan pencapaian dari sasaran yang dituju tersebut sebagai rangkaian suatu tindakan 
(rencana tindakan) yang mengacu pada suatu pola dan rencana yang sudah disusun sebelumnya.
3.      Bagaimana mengukur dan merekam pokok – pokok yang harus dilakukan berkaitan dengan sasaran yang
dituju, dalam hal ini keluasan dari kegiatan yang dilakukan tersebut (indikator)
Ketiga bentuk aktivitas tersebut terangkai dalam suatu arena sehingga dengan demikian menjadi sangat sederhana
untuk merancang prosedur bagi pemantuan aktivitas yang bersangkutan, apa yang terjadi dari hari ke hari dengan
memonitor kegiatan dari hari ke hari oleh pemegang buku catatan sosial.
Sehingga dengan demikian seorang pemeriksa sosial adalah ‘teman yang mengkritik’ (idealnya oran luar) yang
secara periodik memeriksa ‘buku’ dan menanyakan pertanyaan lebih mendalam untuk membantu ketentuan
organisasi secara sistematis pada tingakat yang efektif dalam oprasi internalnya sebaik pada dampak eksternalnya
dalam kaitannya dengan kondisi sosial budaya baik secara intern maupun ekstern korporasi. Dalam pelaksanaan
aktivitas dalam organisasi atau perusahaan dapat dicatat walaupun pada dasarnya ide – ide tersebut bukan berasal
dari visi dan misi dari organisasi atau perusahaan.
            Pelaksanaan auditor sosial yang berpengalaman biasanya akan bekerja mengukur dan memgrahkan
berjalannya sebuah organisasi berdasarkan pada visi dan misi yang ada, pada awalnya dia membantu dalam
memberikan segala keterangan tentang berjalannya sebuah organisasi berkaitan dengan indikator yang harus
diperhatikan, sasaran yang ingin dicapai dan kemudian juga merekam kenytaan sosial yang sedang berjalan dan
bagaimana prosedur penilaiannya.
            Audit sosial ini merupakan sistem yang ada dalam kebudayaan perusahaan yang oleh anggota –anggotanya
dipakai untuk merencanakan kegiatan organisasi yang bersangkutan dan tentunya didasari pada kebudayaan yang
berlaku di organisasi yang bersangkutan.

Etika Bisnis & Profesi 17


KonsepAuditSocial
1. SocialEnterprise
Partnership
(SEP)
Audit Sosial adalah sebuah metode yang
dilakukanberkenaandengansebuahorganisasi,
dalammerencanakan, mengaturdan mengukur

Etika Bisnis & Profesi


aktivitasnon finansialserta untuk memantau
konsekuensisecara eksternal dan internal
sekaligusdarisebuahorganisasiatauperusahaan
yangbersifatkomersial
.
18
2. TheNewEconomic Foundation(NEF)
Audit Sosialadalahsuatuprosesdimanasebuah
organisasidapatmenghitung untukkeadaansosial,
laporanpadameningkatkan keadaansosialtersebut
.
AuditSosialbertujuanmenilaidampaksosialyang

Etika Bisnis & Profesi


ditimbulkanoleh organisasidan tingkah laku
anggota-anggota yang beretika dari sebuah
oraganisasidalam hubungannyadengan tujuan
organisasitersebut serta hubungannyadengan
keseluruhanstakeholder
yangterkaitdengannya.

19
3. The Northern Ireland co-operative development
Agency(NICDA )
Audit Sosial adalah sebuah proses yang dapat
dilakukanolehsebuahorganisasidanagen-agennya
untukmenilaidan mewujudkan keuntungansosial

Etika Bisnis & Profesi


mereka, keuntungan komunitas, keuntungan
lingkungansertaketerbatasan
. Sehinggaauditsocial
adalahsebuahcara untukmengukurkeluasandari
sebuahorganisasiuntukdapathidupdalamberbagai
nilai dan sasaran yang sudah disetujui untuk
bekerjasama.
20
ModeldanKeuntungan
AuditSosial

Mendal
Penilaian ami
perwujudan objek

Etika Bisnis & Profesi


Audit = =
perusahaan
Sosial dalam
sosial
aktivitasnya yang
diminati

21
Prinsip
-prinsipkunci dari penilaiansosial dan
auditsosial:
1. Merefleksikan pendapat -pendapat variasi
komunitas yangberkaitan denganusaha .
2. Menjelaskanseluruh aktivitas dari usaha
komunitas.

Etika Bisnis & Profesi


3. Usaha komunitasharus dapat dibandingkan
setiapwaktudenganorganisasi sejenis
.
4. Dilakukansetiaptahun,tidakhanyalatihansaja.
5. Harusdilakukan olehorangindependen
6. Penemuan dari audit sosial harus dapat
22 disirkulasikan
.
Langkah Audit Sosial :
a. Kumpulkan informasi
b. Jelaskan sasaran sosial perusahaan
c. Kumpulkan Stakeholder dan minta pendapat
d. Buat skala prioritas sasaran
e. Buat sistem pemegang buku sosial
f. Kumpulkan informasi dan interpretasikan
g. Verifikasi
h. Menuliskan laporan audit sosial
i. Rumuskan strategi untuk masa yang akan datang

Etika Bisnis & Profesi 23


TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai