Siti Suprihatin
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
sitisuprihatin.whien@gmail.com
Elok Tresnaningsih
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
elokti@yahoo.com
Abstract
This study investigates whether the convergence of the International Financial Reporting Standards
(IFRS) increase the value relevance of accounting information of firms listed on Indonesia Stock
Exchange. This study covers periods pre-IFRS convergence and post-IFRS convergence during 2006-
2011. We tested the value relevance of book value of equity and earnings in pre- and post- IFRS
convergence. We find that on the beginning stage of IFRS convergence, earnings become more value-
relevant whereas the book value of equity does not. Meanwhile, on the advance stage of IFRS
convergence, we find book value of equity and earnings are more value-relevant. Besides that, this study
also provides sensitivity analysis which revealed empirical result from a modification of model.
Keywords: value relevance, book value of equity, earnings, IFRS
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah konvergensi International Financial Reporting Standards
(IFRS) dapat meningkatkan relevansi nilai dari informasi akuntansi perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini mencakup periode sebelum konvergensi IFRS (pre-IFRS) dan setelah
konvergensi IFRS (post-IFRS) selama tahun 2006-2011. Penelitian ini menguji apakah terdapat
peningkatan relevansi nilai dari nilai buku ekuitas dan laba pada tahap awal penerapan IFRS dan pada
tahap lanjut penerapan IFRS. Hasil penelitian menemukan bahwa pada tahap awal konvergensi IFRS,
terdapat peningkatan relevansi nilai atas laba perusahaan, namun tidak menemukan adanya peningkatan
relevansi nilai dari nilai buku ekuitas. Pada tahap lanjut penerapan IFRS ditemukan adanya peningkatan
relevansi nilai dari nilai buku ekuitas dan laba. Namun demikian, dari hasil analisis sensitivitas yang
dilakukan, ditemukan bahwa peningkatan relevansi nilai hanya terdapat pada laba pada periode tahap
lanjut penerapan IFRS.
Kata Kunci: relevansi nilai, nilai buku ekuitas, laba, IFRS
Tabel 1A
PSAK yang Berlaku Efektif pada Tahun 2008-2011
Tanggal
No. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Efektif
1 PSAK 13 Properti Investasi 1-Jan-08
2 PSAK 16 Aset Tetap 1-Jan-08
3 PSAK 30 Sewa 1-Jan-08
4 PSAK 14 Persediaan 1-Jan-09
5 PSAK 26 Biaya Pinjaman 1-Jan-10
6 PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan 1-Jan-10
7 PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran 1-Jan-10
8 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan 1-Jan-11
9 PSAK 2 Laporan Arus Kas 1-Jan-11
10 PSAK 3 Laporan Keuangan Interim 1-Jan-11
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
11 PSAK 4 1-Jan-11
Tersendiri
12 PSAK 5 Segmen Operasi 1-Jan-11
13 PSAK 7 Pengungkapan Pihak-pihak yang Berelasi 1-Jan-11
14 PSAK 12 Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 1-Jan-11
15 PSAK 15 Investasi Pada Entitas Asosiasi 1-Jan-11
16 PSAK 19 Aset Tak Berwujud 1-Jan-11
17 PSAK 22 Kombinasi Bisnis 1-Jan-11
18 PSAK 23 Pendapatan 1-Jan-11
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi &
19 PSAK 25 1-Jan-11
Kesalahan
20 PSAK 48 Penurunan Nilai Aset 1-Jan-11
21 PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontijensi & Aset Kontijensi 1-Jan-11
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual & Operasi
22 PSAK 58 1-Jan-11
yang Dihentikan
Sumber: website Ikatan Akuntan Indonesia (www.iaiglobal.or.id)
Tabel 1B
ISAK yang Berlaku Efektif pada Tahun 2010-2011
Tanggal
No. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
Efektif
1 ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa Sep-10
dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi
2 ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus 1-Jan-11
Perubahan Atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi
3 ISAK 9 1-Jan-11
& Liabilitas Serupa
4 ISAK 10 Program Loyalitas Pelanggan 1-Jan-11
5 ISAK 11 Distribusi Aset Non Kas Kepada Pemilik 1-Jan-11
6 ISAK 12 Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh 1-Jan-11
Venturer
7 ISAK 14 Aset Tak Berwujud: Biaya Situs Web 1-Jan-11
Sumber: website Ikatan Akuntan Indonesia (www.iaiglobal.or.id)
Tabel 1C
PPSAK/ISAK yang Berlaku Efektif pada Tahun 2010
Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan/ Tanggal
No.
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif
1 PPSAK No.1 Pencabutan: 1-Jan-10
- PSAK 32: Akuntansi Kehutanan
- PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jasa
Telekomunikasi
- PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
2 PPSAK No.2 Pencabutan: 1-Jan-10
- PSAK 41: Akuntansi Waran
- PSAK 43: Akuntansi Anjak Piutang
3 PPSAK No.3 Pencabutan: 1-Jan-10
- PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang
Bermasalah
4 PPSAK No.4 Pencabutan: 1-Jan-10
- PSAK 31: Akuntansi Perbankan
- PSAK 43: Akuntansi Perusahaan Efek
5 PPSAK No.5 Pencabutan: 1-Jan-10
- ISAK 06: Interpretasi atas Par.12 dan 16
- PSAK 55 (1999) Tentang Instrumen Derivatif Melekat
pada Kontrak dalam Mata Uang Asing
Sumber: website Ikatan Akuntan Indonesia (www.iaiglobal.or.id)
sekaligus, Indonesia menerapkan konvergensi periode dua tahun berikutnya yang ditandai
IFRS, yang artinya menerapkan IFRS secara dengan telah cukup banyak IFRS yang telah
bertahap. Oleh karenanya pengaruh diterapkan di Indonesia (18 PSAK dan 7
penerapan IFRS terhadap penyajian Laporan ISAK). Oleh karenanya, penelitian ini akan
Keuangan dan nilai informasi akuntansi juga melakukan pengujian peningkatan relevansi
akan bertahap sesuai dengan tahap-tahap nilai pada setiap tahapan konvergensi IFRS
penerapan standar akuntansi berbasis IFRS. tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Periode tahap awal penerapan IFRS adalah menunjukkan persepsi investor terhadap
periode dua tahun pertama penerapan IFRS penerapan konvergensi IFRS di Indonesia
yang ditandai dengan masih sangat sedikitnya yang terlihat dengan adanya peningkatan
IFRS yang telah diterapkan di Indonesia (4 relevansi nilai dari nilai buku ekuitas dan nilai
PSAK). Periode tahap lanjut penerapan IFRS laba.
adalah
TELAAH LITERATUR DAN buku ekuitas dan laba bersih dengan harga
PENGEMBANGAN HIPOTESIS saham, akan meningkat pada periode setelah
penerapan IFRS.
Tujuan dari laporan keuangan adalah Memperhatikan bahwa Indonesia
menyediakan informasi yang berguna dalam menganut konvergensi IFRS yang berarti
membuat keputusan ekonomi dan bisnis. melakukan penerapan IFRS secara bertahap,
Informasi dalam laporan keuangan memiliki maka peningkatan relevansi nilai diduga juga
relevansi nilai jika informasi tersebut dapat akan bertahap mengikuti tahapan penerapan
dijadikan dasar untuk memprediksi nilai pa- IFRS. Periode awal penerapan IFRS yaitu
sar perusahaan (Kargin 2013). Relevansi pada tahun 2008-2009, hanya terdapat 4
nilai merupakan atribut dari kualitas laporan PSAK berbasis IAS yang berlaku efektif,
keuangan (Francis et al. 2002). Hal ini sesuai yaitu PSAK 13 (Properti Investasi), PSAK 16
dengan karakteristik konseptual dari laporan (Aset Tetap), PSAK 30 (Sewa), dan PSAK 14
keuangan yaitu relevan dan reliable. Dari (Persediaan). Meskipun pada tahap awal ini
sudut pandang investor, informasi adalah hanya diterapkan
relevan jika informasi tersebut berkontribusi 4 PSAK berbasis IAS, namun penerapan
terhadap keputusan investasinya dan IAS ini diharapkan mengubah pengukuran-
informasi adalah reliable jika informasi pengukuran atas aset menjadi lebih relevan
tersebut tepat menggambarkan kondisi dan lebih mudah dipahami, yang pada
ekonomi yang sesungguhnya. Oleh gilirannya dapat diharapkan akan
karenanya, laporan keuangan yang meningkatkan relevansi nilai karena secara
berkualitas merupakan unsur penting agar prinsip akan meningkatkan karakteristik
tidak terjadi kekeliruan dalam pengalokasian kualitatif yang terdapat dalam laporan
sumber daya (Francis et al. 2002). keuangan (understandability, relevance,
Konvergensi atau adopsi IFRS dimak- dan reliable).
sudkan untuk meningkatkan informasi Pada periode tahap lanjut, yaitu tahun
laporan keuangan sehingga lebih dapat 2010-2011, terdapat 18 PSAK dan 7 ISAK
diperbanding- kan dan berkualitas lebih baik berbasis IFRS yang berlaku efektif serta 5
(Barth 2008) dan juga lebih akurat, PSAK yang dicabut karena tidak sesuai IFRS.
komprehensif serta tepat waktu (Ball 2006). Peningkatan relevansi nilai akibat penerapan
Oleh karenanya, dapat diharapkan penerapan IFRS pada periode tahap lanjut akan lebih
IFRS akan meningkatkan relevansi dan besar daripada periode awal, karena dalam
reliabity dari laporan keuangan yang pada periode tahap lanjut, adopsi IFRS mencakup
akhirnya akan meningkatkan kemampuannya pengukuran aset, pendapatan serta bentuk
untuk mengestimasi nilai pasar perusahaan. penyajian Laporan Keuangan. Diantaranya
Laporan keuangan yang lebih relevan dan adalah sebagaimana diatur dalam PSAK
reliable juga akan meningkatkan kepercayaan 1 (Penyajian Laporan Keuangan), PSAK
investor terhadap angka-angka akuntansi 4 (Laporan Keuangan Konsolidasian
yang disajikan dalam laporan keuangan untuk dan Laporan Keuangan tersendiri), PSAK 7
pengambilan keputusan investasi. (Pengungkapan Pihak Berelasi), PSAK 23
Adanya peningkatan relevansi nilai dari ( Pendapatan), PSAK 48 (Penurunan Nilai
informasi akuntansi setelah penerapan IFRS Aset), dan lain sebagainya sebagaimana
ditemukan pada sebagian besar penelitian disajikan pada Tabel 1A. Oleh karena itu
yang dilakukan di berbagai negara, antara penerapan IFRS pada periode ini sewajarnya
lain Inggris (Iatridis dan Rouvolis 2010), diharapkan dapat lebih meningkatkan tingkat
Australia (Chalmers et al. 2011), dan Turki pemahaman, relevansi dan keandalan Laporan
(Kargin 2013). Oleh karenanya, berdasarkan Keuangan.
uraian diatas dapat diduga bahwa relevansi Oleh karena itu, dapat diduga bahwa
nilai, yang merupakan hubungan antara nilai relevansi nilai dari nilai buku ekuitas dan
laba bersih akan meningkat pada periode
awal penerapan IFRS dibandingkan dengan
periode sebelum penerapan IFRS dan akan
lebih meningkat lagi pada periode tahap lanjut METODE PENELITIAN
penerapan IFRS. Peningkatan relevansi nilai
pada periode penerapan IFRS akan ditunjukan
dengan adanya hubungan yang lebih kuat antara Pemilihan Sampel
nilai buku ekuitas dan laba bersih dengan harga Hasil proses pemilihan sampel sebagai-
saham pada periode setelah penerapan IFRS. mana disajikan pada Tabel 2, memperoleh
Untuk itu, dihipotesiskan bahwa: sampel sejumlah 107 perusahaan per tahun,
H1A : Secara rata-rata, relevansi sehingga diperoleh 642 observasi.
nilai dari nilai buku ekuitas Populasi penelitian ini adalah seluruh
terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
lebih kuat pada tahap Indonesia selama periode tahun 2006 hingga
awal penerapan IFRS diban- 2011, diluar perusahaan yang bergerak dalam
dingkan sebelum penerapan industri keuangan, properti, real estate dan
IFRS. konstruksi. Dikeluarkannya perusahaan
yang bergerak dalam industri tersebut karena
H1B : Secara rata-rata, relevansi termasuk dalam kategori interest-sensitive
n i l a i dari laba terhadap industries sehingga memicu bias dalam
harga saham lebih kuat analisis (Jones et al. 2009). Pemilihan sampel
pada tahap awal penerapan dilakukan menggunakan metode purposive
IFRS dibandingkan sebelum sampling, yaitu bahwa perusahaan harus
penerapan IFRS. memiliki data yang lengkap dan memiliki
H2A : Secara rata-rata, relevansi nilai ekuitas dan laba positif. Dikeluarkannya
dari nilai buku ekuitas terhadap perusahaan yang me- miliki nilai buku ekuitas
harga saham lebih kuat pada atau laba negatif, karena perusahaan dengan
tahap lanjut penerapan IFRS nilai ekuitas dan laba negatif akan
dibandingkan pada tahap awal diperlakukan atau dianalisa secara berbeda
penerapan IFRS. oleh investor (Kargin 2013).
Tabel 2
Proses Pemilihan Sampel Penelitian
Jumlah
No Kriteria Sampel
per tahun
1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006
444
hingga 2011.
2. Perusahaan yang bergerak dalam industri keuangan, properti, real estate
(123)
dan konstruksi.
3. Perusahaan yang datanya tidak lengkap. (109)
4. Perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas per saham atau laba per
saham negatif. (105)
Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa pada antara laba (EPS) dengan harga saham
Model (1), variabel moderasi POST*BVPS (P). Dengan demikian, Hipotesis 1B yang
berkoefisien negatif dan tidak signifikan. menduga bahwa tahap awal penerapan IFRS
Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan akan meningkatkan hubungan antara laba
IFRS pada tahap awal tidak memengaruhi dan harga saham terdukung. Hasil penelitian
hubungan antara nilai buku ekuitas (BVPS) ini mendukung hasil penelitian Iatridis dan
harga saham (P). Dengan demikian, Rouvolis (2010) di Inggris dan Chalmers et
Hipotesis 1A yang menduga bahwa tahap al. (2011) di Australia. Hasil ini menunjukkan
awal penerapan IFRS akan memperkuat bahwa meskipun penerapan IFRS pada tahap
relevansi nilai dari nilai buku ekuitas tidak awal masih terbatas, namun dipandang oleh
terdukung. Hasil penelitian ini serupa dengan investor telah meningkatkan relevansi nilai
hasil penelitian Chalmers et al. (2011) serta dari laba.
Callao et al. (2007) yang menemukan bahwa
konvergensi ke IFRS ti- dak berpengaruh Analisis Model (2): Relevansi Nilai pada
terhadap relevansi nilai dari nilai buku. Tahap Lanjut Penerapan IFRS
Penjelasan lebih lanjut atas tidak Model (2) digunakan untuk menguji
ditemukannya pengaruh yang signifikan atas hipotesis H2A dan H2B bahwa penerapan IFRS
penerapan IFRS pada tahap awal terhadap pada tahap lanjut, memperkuat relevansi nilai
relevansi nilai dari nilai buku ekuitas adalah dari nilai buku ekuitas dan nilai laba secara
karena pada tahap awal penerapan hanya bersama-sama terhadap harga pasar saham.
terdapat sangat sedikit PSAK baru Hasil pengujian dengan Model (2) disajikan
berdasarkan IFRS yang berlaku efektif, pada Tabel 4.
sehingga dampaknya terhadap kualitas nilai Model 2 pada Tabel 4 memperlihatkan
buku ekuitas dipandang belum berarti oleh bahwa variabel moderasi POST*BVPS ber-
investor. koefisien positif dan signifikan pada α=1%.
Model (1) dalam Tabel 4 memperlihatkan Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan
bahwa variabel moderasi POST*EPS ber- IFRS pada tahap lanjut telah memperkuat
koefisien positif dan signifikan pada α=1%. hubungan antara nilai buku (BVPS) dengan
Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan harga
IFRS pada tahap awal memperkuat hubungan
Tabel 5
Hasil Analisis Sensitivitas
Regresi Model (1) dan Model (2) dengan mengeluarkan outlier
saham (P) dibandingkan dengan penerapan ujian menggunakan sampel yang mengeluar-
awal IFRS. Dengan demikian, Hipotesis 2A kan outlier. Hasil yang diperoleh atas peng-
terdukung. Hasil penelitian ini mendukung ujian ini menunjukkan hasil yang berbeda
hasil penelitian Iatridis dan Rouvolis (2010) dengan pengujian yang tidak mengeluarkan
di Inggris dan Kargin (2011) di Turki. outlier. Hasil pengujian sebagaimana secara
Dari Tabel 4, juga terlihat bahwa dalam lengkap disajikan pada Tabel 5, menunjukkan
Model 2, variabel moderasi POST*EPS ber- bahwa hanya variabel moderasi POST*EPS
koefisien positif dan signifikan pada α=1%. pada periode tahap lanjut adopsi IFRS yang
Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa
IFRS pada tahap lanjut telah memperkuat dengan mengeluarkan outlier dari sampel,
hubungan antara laba (EPS) dengan harga diperoleh hasil bahwa adopsi IFRS tidak
saham terbukti memengaruhi relevansi nilai dari
(P) dibandingkan dengan tahap penerapan nilai buku ekuitas dan nilai laba pada periode
awal IFRS. Dengan demikian Hipotesis 2B tahap awal adopsi IFRS. Begitu pula pada
terdukung. Hasil penelitian ini serupa dengan periode tahap lanjut adopsi IFRS, peningkatan
hasil penelitian Iatridis dan Rouvolis (2010) relevansi nilai hanya ditemukan pada nilai
di Inggris dan Chalmers et al. (2011) di laba, sedangkan pada nilai buku ekuitas tidak
Australia. Kedua hasil penelitian ini ditemukan adanya peningkatan relevansi
menemukan bahwa pada tahap lanjut nilai.
penerapan PSAK, dimana telah banyak PSAK
berbasis IFRS yang berlaku efektif,
SIMPULAN
dipandang oleh investor dapat lebih
meningkatkan kualitas laporan keuangan Penelitian ini bertujuan untuk me-
sehingga meningkatkan relevansi nilai dari nemukan bukti empiris pengaruh dari pe-
nilai buku ekuitas dan laba dibandingkan nerapan IFRS terhadap relevansi nilai dari
dengan pada tahap awal penerapan IFRS. nilai buku ekuitas dan laba terhadap harga
saham. Dari hasil pengujian empiris diperoleh
Analisis Sensitivitas kesimpulan sebagai berikut:
Untuk menguji kekokohan (robustness) 1. Penerapan IFRS pada tahap awal tidak
hasil pengujian di atas, dilakukan juga peng- terbukti meningkatkan relevansi nilai
dari nilai buku ekuitas terhadap harga dengan salah satu kriteria ketersediaan data.
saham, dibandingkan dengan sebelum Oleh karenanya, ada kemungkinan sampel tidak
penerapan IFRS. Hal ini mungkin mewakili populasinya sehingga generalisasi
disebabkan masih sangat terbatasnya kesimpulan perlu dilakukan secara hati-hati.
PSAK berbasis IAS/IFRS yang berlaku
Dalam penelitian berikutnya, sebaiknya dapat
efektif dalam periode ini, sehingga
digunakan pemilihan sampel secara lebih
investor menilai belum ada peningkatan
acak agar temuan dapat digeneralisasi.
kualitas angka nilai buku ekuitas dalam
Keterbatasan kedua adalah penelitian
laporan keuangan.
ini tidak mencakup periode tahun 2012 yang
2. Penerapan IFRS pada tahap awal
terbukti meningkatkan relevansi merupakan tahun terakhir konvergensi tahap
nilai dari laba terhadap harga pertama di Indonesia. Hal ini disebabkan
saham, dibandingkan dengan tahap pada waktu penelitian ini dimulai, masih
sebelum penerapan IFRS. Hasil ini belum banyak laporan keuangan tahun 2012
menunjukkan bahwa meskipun pada yang tersedia untuk diakses oleh publik.
tahap awal PSAK berbasis IAS/IFRS Oleh karenanya, dalam penelitian berikutnya
yang diberlakukan masih sangat ter- sebaiknya mencakup seluruh tahapan
batas, namun investor menilai telah ada konvergensi IFRS tahap pertama di Indonesia,
peningkatan kualitas laba yang disajikan termasuk tahun 2012.
dalam laporan keuangan. Terakhir adalah keterbatasan dalam
3. Penerapan IFRS pada tahap lanjut pembagian tahap-tahap konvergensi IFRS.
terbukti meningkatkan relevansi nilai Dalam penelitian ini, pembagian tahap-tahap
buku ekuitas dan laba terhadap harga konvergensi dilakukan tanpa memperhatikan
saham. Hasil ini menunjukkan bahwa dampak secara langsung dari PSAK berbasis
pemberlakuan lebih banyak PSAK ber- IFRS yang diberlakukan terhadap nilai buku
basis IFRS telah dipersepsikan oleh ekuitas dan laba. Untuk itu, dalam pe- nelitian
investor sebagai adanya peningkatan selanjutnya pembagian tahap-tahap
kualitas laporan keuangan, khususnya konvergensi hendaknya mempertimbangkan
kualitas angka nilai buku ekuitas dan hal-hal tersebut.
angka laba.
Berbagai temuan tersebut menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa IFRS terbukti secara empiris telah
mampu menyediakan informasi yang lebih Agusti, R. R. dan A. F. Rahman. 2011.
dapat diperbandingkan dan berkualitas tinggi Relevansi Nilai Laba dan Nilai Buku:
kepada investor sebagaimana disampaikan Peranan Pengungkapan Corporate
Barth (2008). Selain itu, hasil penelitian ini Social Responsibility dan Dewan
juga menunjukkan bahwa konvergensi IFRS Komisaris Independen.
telah dipersepsikan meningkatkan kualitas Dipresentasikan pada Simposium
laba dan kualitas nilai buku ekuitas oleh
Nasional Akuntansi XIV.
investor.
Ball, R. 2006. International Financial
Namun demikian, hasil tersebut di atas
Reporting Standards (IFRS): Pros and
belum terbukti cukup kokoh, karena hasil
Cons for Investors. Accounting and
pengujian sensitivitas yang dilakukan dengan
Business Research, 36 (Special Issue),
mengeluarkan outlier dari sampel
5-27.
menunjukkan bahwa peningkatan relevansi
Barth, M. E. 2008. Global Financing
nilai hanya ditemukan pada nilai laba dalam
Reporting: Implication for US
periode penerapan IFRS tahap lanjut.
Academics. The Accounting Review,
Penelitian ini memiliki beberapa ke-
83, 1159-1179.
terbatasan. Pertama, sampel yang digunakan
Callao, S., J. I. Jarne, and J. A. Lainez. 2007.
dalam penelitian inimasih didasarkan
Adoption of IFRS in Spain: Effect
pemilihan sampel dengan metode purposive
on the Comparability and Relevance
sampling
of Financial Reporting. Journal of Companies in Colombo Stock
International Accounting, Auditing,
and Taxation, 16, 148-178.
Chalmers, K., G. Clinch, and J. M. Godfrey.
2011. Changes in Value Relevance of
Accounting Information upon IFRS
Adoption: Evidence From Australia.
Australian. Journal of Management,
36, 151-173.
Francis, J., K. Schipper, and L. Vincent.
2002. Expanded Disclosures and The
Increased Usefulness of Earnings
Announcements. Accounting Review,
77 (3), 515-546.
Holthausen, R. W. and R. L. Watts. 2001. The
Relevance of The Value Relevance
Literature for Financial Accounting
Standard Setting. Journal of
Accounting & Economics, 31, 3-75.
Hung, M. and K. R. Subramanyam. 2007.
Financial Statement Effects of
Adopting International Accounting
Standards: The Case of Germany.
Review of Accounting Studies, 12,
623-
657.
Iatridis, G. and S. Rouvolis. 2010. The Post-
Adoption Effects of the
Implementation of International
Financial Reporting Standards in
Greece. Journal of International
Accounting, Auditing, and Taxation,
19, 55-65.
Iswaraputra, N. 2013. Dampak Adopsi IFRS
pada PSAK terhadap Relevansi Nilai
Goodwill: Studi Empiris di Bursa
Efek Indonesia. Skripsi, Universitas
Indonesia.
Jones, C. P. et al. 2009. Investment: Analysis
and Management, Indonesian
Adaptation. Salemba Empat & John
Wiley.
Khanagha, J. B. 2011. Value Relevance of
Accounting Information in the United
Arab Emirates. International Journal
of Economics and Financial Issues, 1
(2), 33-45.
Karunarathne, W. V. A. D. and R. M. D. A. P.
Rajapakse. 2010. The Value Relevance
of Financial Statements Information:
With Special Reference to the Listed
Exchange. Presented at ICBI 2010,
University of Kelaniya, Sri Lanka.
Kargin, S. 2013. The Impact of IFRS on
The Value Relevance of Accounting
Information: Evidence from Turkish
Firms. International Journal of
Economics and Finance, 5, 71-80.
Ohlson, J. A. 1995. Earnings, Book Values,
and Dividends in Equity Valuation.
Contemporary Accounting Research,
11, 661-687.