Anda di halaman 1dari 22

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

SEMINAR AKUNTANSI

INSTRUMEN KEUANGAN : PENYAJIAN,


PENGAKUAN DAN PENGUKURAN, SERTA
PENGUNGKAPAN SESUAI DENGAN PSAK 50, 55,
DAN 60 REVISI 2014

Oleh :

FANDY ABDI DARMA (11) / 1401160191

PUTRANTO BUDI SATRIO (24) / 1401160257

WISNU ADI SETYANTO (37) / 1401160293

8A-Alih Program DIV Akuntansi


2017
PSAK 50
INSTRUMEN KEUANGAN : PENYAJIAN
A. Tujuan
Menetapkan prinsip penyajian instrument keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan
saling hapus asset keuangan dan liabilitas keuangan dari perspektif penerbit.
B. Ruang Lingkup
Penerapan PSAK 50 diterapkan oleh seluruh entitas untuk seluruh jenis instrument
keuangan kecuali:
 Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi atau entitas ventura bersama.
 Hak dan Kewajiban pemberi kerja berdasarkan program pemberian kerja yang
diatur dalam PSAK 24.
 Kontrak asuransi.
 instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup kontrak asuransi
karena
instrumen keuangan tersebut mengandung fitur partisipasi tidak mengikat.
 instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran
berdasarkan PSAK 53
Selain itu, PSAK 50 juga diterapkan pada kontrak pembelian dan penjualan item non
keuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan
lainnya, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan.
C. Klasifikasi dan Definisi
Instrumen Keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai asset keuangan
entitas dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas lainnya.
Instrumen Keuangan terdiri dari tiga kelompok yaitu:
a. Aset Keuangan
Aset keuangan adalah aset non wujud yang memiliki nilai dikarenakan klaim
kontrak. Aset keuangan terdiri atas:
 Kas
 Instrumen Ekuitas yang diterbitkan entitas lain
 Hak kontraktual:
o Untuk menerima kas atau asset keuangan lain dari entitas lain.
o untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan
kondisi berpotensi untung
 kontrak yang akan diselesaikan dengan penerbitan instrumen ekuitas
entitas, baik yang bersifat derifatif maupun non derivatif.
b. Liabilitas Keuangan
Adalah setiap liabilitas yang berupa:
 Kewajiban kontraktual
o Untuk memberikan kas atau asset keuangan lain dari entitas lain.
o untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan
kondisi berpotensi tidak memberikan keuntungan
 kontrak yang akan diselesaikan dengan penerbitan instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas, baik yang bersifat derifatif maupun non derivatif.
c. Ekuitas
Ekuitas adalah Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya
Contoh dari instrument keuangan antara lain wesel tagih, wesel bayar, obligasi,
utang usaha, piiutang usaha. Terkait sewa, terdapat perbedaan pengakuan antara
sewa pembiayaan dengan sewa operasi. Sewa pembiayaan merupakan instrument
keuangan sedangkan sewa operasi bukan instrument keuangan.
Aset (seperti beban dibayar di muka) yang memberikan maanfaat ekonomik dimasa
yang akan datang bukan merupakan instrument keuangan karena bukan hak dan
kewajiban kontraktual untuk menerima kas atau asset keuangan lain.
D. Penyajian
Penerbit instrument keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, asset keuangan
atau instrument ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi
liabilitas keuangan, asset keuangan dan instrument ekuitas.
 Instrumen Ekuitas
Entitas akan mengklasifikasikan suatu instrument keuangan sebagai instrument
ekuitas jika, dan hanya jika kondisi berikut terpenuhi:
 Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual
 instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas, dan akan bersifat:
o nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya
untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas
o derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah
tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas.
 Puttable instrument
Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable instrument) adalah
instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
menjual kembali instrumen kepada penerbit dan memperoleh kas atau aset
keuangan lain atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang atau
kematian atau purna karya dari pemegang instrumen.
Atas puttable instrument tersebut akan diklasifikasikan sebagai instrument
ekuitas jika memiliki seluruh fitur berikut:
 Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata asset neto
entitas pada saat entitas dilikuidasi.
 Instrument berada dalam kelas instrument yang merupakan subordinat dari
seluruh kelas instrument lain (tidak memiliki prioritas lebih dan tidak perlu
konversi).
 Seluruh instrument keungan yang berada pada kelaas instrument yang
merupakan subordinat dari seluruh kelas intrumen lain memiliki fitur yang
identik.
 Selain bentuk instrument keuangan.
 Jumlah arus kas yang diharapkan didasarkan secara substansial pada laba
rugi, perubahan aset neto.
 Intrumen keuangan yang memiliki kewajiban kontraktual.
Beberapa instrument keuangan yang memiliki kewajiban kontraktual saat
likuidasi bisa diklasifikasikan sebagai instrument ekuitas jika memiliki seluruh
fitur:
 Memberikan hak bagian prorata aset neto enttitas
 Instrumen berada pada kelas instrumen yang merupakan subordinat dari
seluruh kelas instrumen lain.
 Seluruh instrumen berada pada kelas subordinat instrumen lain harus
memiliki kewajiban kontraktual identik untuk menyerahkan bagian prorata
aset neto pada saat likuidasi

 Reklasifikasi
Entitas melakukan klasifikasi suatu instrument keuangan sebagai instrument
ekuitas jika semua syarat-syarat yang telah ditetapkan terpenuhi. Apabila
instrument ekuitas tidak lagi memiliki seluruh fitur atau memenuhi kondisi
maka perlu dilakukan reklasifikasi sejak tanggal kondisi tidak terpenuhi lagi.
 Instrumen keuangan dengan kewajiban kontraktual
Dasar untuk melakukan klasifikasi instrument keuangan dalam laporan
keuangan adalah substansi yang dimiliki oleh instrument keuangan tersebut,
bukan dasar hukumnya. Salah satu fitur penting untuk mengklasifikasikan
instrument keuagan sebagai instrument ekuitas atau liabilitas keuangan adalah
adanya kewajiban kontraktual yang dimiliki oleh salah satu pihak untuk
menyerahkan kas atau asset keuangan lain pada pihak lain.
Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa instrument dengan penyelesaian kontijensi
adalah liabilitas keuangan, kecuali jika:
 Entitas memiliki hak tanpa syarat untuk menghindari penyelesaian
kewajiban kontraktualnya.
 Penerbit dapat disyaratakan untuk menyelesaikan kewajiban hanya dalam
kondisi penerbit dilikuidasi
 Instrumen tersebut memiliki fitur yang diatur dalam PSAK50 paragraf 16A &
16B.
 Instrumen keuangan derivatif
Jika instrument keuangan derivatif memberi kepada salah satu pihak pilihan
cara penyelesaian, maka instrument tersebut adalah asset keuangan, kecuali
jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada menjadikannya sebagai instrument
ekuitas.
 Instrumen Keuangan Majemuk
Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen
keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung
komponen liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut diklasifikasikan secara
terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas.
Entitas mengakui secara terpisah komponen keuangan yang:
 Menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas.
 Memberikan opsi bagi pemegang instrument untuk mengkonversi
instrument keuangan tersebut menjadi instrument ekuitas dari entitas yang
bersangkutan.
Contoh: convertible debt
 Saham treasuri
Jika entitas memperoleh kembali instrument ekuitasnya, maka instrument
tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian
yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan atau pembatalan instrument
ekuitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi. Saham treasuri tersebut dapat
diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain
dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau
diterima diakui secara langsung di ekuitas.
Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara terpisah dalam laporan
posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan.
 Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan
Klasifikasi instrument keuangan sebagai liabilitas keuangan atau instrument
ekuitas menentukan apakah bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang
terkait dengan instrument keuangan tersebut sebagai beban atau pendapatan
dalam laba rugi. Secara umum penyajiannya adalah sebagai berikut:
 Bunga, dividen, keuntungan, dan kerugian yang terkait dengan instrumen
keuangan atau komponen yang merupakan liabilitas keuangan diakui
sebagai pendapatan atau beban dalam laba rugi.
 DIstribusi kepada pemegang instrument ekuitas diakui oleh entitas secara
langsung dalam ekuitas.
 Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, dicatat sebagai
pengurang ekuitas.
Selain hal tersebut, ada beberapa hal yang patut diperhatikan secara khusus
terkait penyajian bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, yaitu:
 Perubahan nilai wajar instrument ekuitas tidak diakui dalam laporan
keuangan.
 Biaya incremental yang dapat diatribusikan secara langsung akan dicatat
sebagai pengurang ekuitas, namun apabila tidak dapat diatribusikan secara
langsung akan dicatat sebagai beban.
 Biaya transaksi terkait penerbitan instrument keuangan majemuk
dialokasikan secara proporsional dengan hasil alokasi yang diperoleh.
 Dividen yang diklasifikasikan sebagai beban dapat disajikan dalam laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain bersama dengan bunga atas
liabilitas lain.
 Saling Hapus
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan
dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas:
 saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
 berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi
kualifikasi penghentian pengakuan, entitas tidak boleh melakukan saling hapus
aset keuangan yang ditransfer dan liabilitas terkait

PSAK 55
INSTRUMEN KEUANGAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
A. TUJUAN DAN DEFINISI
1. Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan
pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau
penjualan item nonkeuangan
2. Definisi Derivatif
Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain yang memiliki tiga karakteristik
berikut :
 Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan
(sering disebut variabel yang mendasari), antara lain : suku bunga, harga instrument
keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku
bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya. Untuk variabel non-
keuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak.
 Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto
dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak
serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa akibat perubahan
faktor pasar.
 Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.
 Contoh dari transaksi derivatif adalah Fx Option, dimana Fx Option adalah transaksi didasari
suatu perjanjian yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pembeli untuk membeli
(call option) atau menjual (put option) suatu valas tertentu dengan harga tertentu pada
berakhirnya periode perjanjian atau pada tanggal tertentu.
3. Definisi Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Jenis - Jenis Instrumen Keuangan
adalah :

Tainting adalah Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi
dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun
sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam
jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh
tempo. Kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dilakukan:
 Mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali (contohnya, kurang dari tiga
bulan sebelum jatuh tempo)
 Setelah entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah memperoleh
pelunasan dipercepat; atau
 Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali entitas, tidak berulang,
dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.

B. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN INSTRUMEN KEUANGAN


1). PENGAKUAN DAN PENGUKURAN AWAL
Entitas mengakui aset keuangan, jika dan hanya jika, menjadi salah satu pihak pada
kontrak instrumen tersebut. Pada paragraf 43 PSAK 55 Revisi 2014 disebutkan bahwa pada
saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai
wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak dapat diukur pada nilai
wajar laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.
2). PENGUKURAN SETELAH PENGUKURAN AWAL
A. Aset Keuangan

Sumber : https://staff.blog.ui.ac.id/martani/2014/11/07/akuntansi-instrumen-keuangan-psak-50-55-
60/
Biaya perolehan diamortisasi adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang
diukur saat pengakuan awal, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan
metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh tempo,
dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih .
B. Liabilitas Keuangan
Setelah pengukuran awal, entitas melakukan pengukuran dengan menggunakan metode
suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk
menghitung biaya perolehan yang diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan
dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode
yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan
estimasi pembayaran atau penerimaan kas masa depan selama perkiraan umur dari
instrumen keuangan atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk
memperoleh jumlah tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Suku bunga
yang menyamakan antara nilai awal aset dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di
masa mendatang. Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan biaya lain terkait
dengan perolehan/penerbitan aset/liabilitas keuangan. Suku bunga efektif tidak selalu sama
dengan suku bunga yang ditetapkan. Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung
amortisasi premium atau diskon. Biaya transaksi / provisi merupakan biaya yang
dikeluarkan terkait dengan suatu kredit kredit yang diberikan pinjaman yang diberikan
kepada peminjam sebesar nilai nominal pinjaman, namun yang dicatat oleh pemberi
pinjaman adalah :
- pokok pinjaman
- ditambah biaya yang secara langsung dikeluarkan peminjam
- dikurangi dengan provisi (biaya yang ditanggung oleh penerima kredit
Berdasarkan PSAK 55, biaya transaksi adalah biaya inkremental yang dapat diatribusikan
secara langsung pada perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau liabilitas
keuangan.
C. Penurunan Nilai dan Tidak tertagihnya Aset Keuangan
Dalam paragraf 58 PSAK 55 Revisi 2014 disebutkan bahwa entitas di setiap akhir
pelaporan, mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan atau
kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset
keuangan mengalami penurunan nilai apabila:
- Nilai tercatat/biaya perolehan diamortisasi > Nilai yang dapat diperoleh kembali
- Evaluasi atas apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai harus dilakukan pada
setiap tanggal neraca
Bila terdapat bukti objektif penurunan nilai, maka harus dilakukan estimasi nilai yang dapat
diperoleh kembali dan mengakui kerugian penurunan nilai. Konsep umum penurunan nilai :
- Kesulitan keuangan signifikan pihak peminjam
- Pelanggaran kontrak seperti penundaan pembayaran pokok atau bunga pinjaman
- Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran atas kesulitan tersebut
- Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan
- Menurunnya kondisi ekonomi yang menyebabkan kemampuan membayar menurun
PSAK 55 Mengatur Penurunan nilai atas aset-aset sebagai berikut :
 Aset Keuangan Yang dicatat pada biaya perolehan di amortisasi
Meliputi investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo serta pinjaman yang
diberikan dan piutang Aset Individual yang Signifikan maka dilakukan pertama kali
harus dinilai secara individu dan jika tidak ada bukti penurunan nilai saat penilaian
individu-harus dinilai dalam kelompok yang sama karakteristik risiko kreditnya.
Sedangkan untuk Penilaian Kelompok: Untuk aset-aset yang secara individu tidak
signifikan dan aset-aset lain dan Tidak dapat dievaluasi secara individual. Jumlah
kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus
kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset
tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun
menggunakan pos cadangan. umlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan
laba rugi.
 Aset Keuangan tersedia untuk dijual
Dalam paragraf 67 - 70, dijelaskan bahwa ketika penurunan nilai wajar atas aset
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual telah diakui
secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut
mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara
langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba
rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas investasi instrumen
ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak
boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar
instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat,
maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi

3. Penghentian Pengakuan dan Pengalihan Aset Keuangan


Dalam paragraf 17 PSAK 55 disebutkan bahwa Entitas menghentikan pengakuan aset
keuangan, jika dan hanya jika:
- hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
atau
- entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian
pengakuan
Sedangkan dalam paragraf 18 disebutkan bahwa entitas mengalihkan aset keuangannya jika
dan hanya jika entitas :
- mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan, atau
- tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus
kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak menerima melalui suatu
kesepakatan penuh
C. LINDUNG NILAI
Beberapa definisi mengenai hal-hal yang terkait dengan lindung nilai yang diatur di
PSAK 55 adalah
 Komitmen pasti adalah perjanjian yang mengikat untuk mempertukarkan sumber daya
dalam kuantitas tertentu pada tingkat harga tertentu dan pada tanggal atau tanggal-
tanggal tertentu di masa depan.
 Prakiraan transaksi adalah transaksi di masa depan yang belum mengikat namun telah
diantisipasi.
 Instrumen lindung nilai adalah:
- derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai; atau
- aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang telah
ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan
nilai tukar mata uang asing), yang nilai wajar atau arus kasnya diperkirakan dapat saling
hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai (paragraf
79-84 dan PA110-PA113).
 Item yang dilindung nilai adalah aset, liabilitas, komitmen pasti, prakiraan transaksi
yang sangat mungkin terjadi, atau investasi neto pada operasi di luar negeri yang (a)
menyebabkan entitas menghadapi risiko perubahan nilai wajar atau arus kas masa
depan, dan (b) ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai (paragraf 85-92 dan A114-
PA124).
 Efektivitas lindung nilai adalah sejauh mana perubahan nilai wajar atau arus kas dari
item yang dilindung nilai yang diatribusikan pada risiko yang akan dilindung nilai dapat
saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari instrumen lindung nilai
(PA128-PA139).
Lindung nilai untuk tujuan akuntansi, mendesain satu atau lebih instrumen lindung nilai
sehingga perubahan nilai wajarnya saling meniadakan, baik seluruh atau sebagian dengan
perubahan nilai wajar dari item yang dilindungi. Lindung nilai akuntansi mengakui pengaruh
laba/rugi dari perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai dengan item yang dilindung
nilai. Paragraf 78 PSAK 55 menyatakan tentang item yang dilindung nilai dapat berupa:
- aset atau liabilitas yang diakui,
- komitmen pasti yang belum diakui,
- prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi
- investasi neto pada operasi di luar negeri.
- Item yang dilindung nilai dapat berupa individual item, sekelompok, atau bagian dari -
portfolio.
Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya transaksi yang kemungkinan besar terjadi yang
melibatkan pihak eksternal.
Penetapan Item Yang Dilindung Nilai (Paragraf 82)
Jika item yang dilindung nilai merupakan aset nonkeuangan atau liabilitas nonkeuangan,
maka item tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai (a) terhadap risiko
perubahan nilai tukar, atau (b) untuk keseluruhan nilainya terhadap seluruh risiko, karena
adanya kesulitan untuk memisahkan dan mengukur secara tepat bagian atas perubahan
arus kas atau nilai wajar yang disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan
nilai tukar. Aset atau liabilitas yang serupa dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai sebuah
kelompok hanya jika secara individual aset atau liabilitas dalam kelompok tersebut memiliki
eksposur risiko yang ditetapkan sebagai risiko yang dilindung nilai. Entitas menilai
efektivitas lindung nilai dengan membandingkan perubahan nilai wajar atau perubahan arus
kas atas instrumen lindung nilai (atau kelompok instrumen serupa yang melindung nilai)
dengan item yang dilindung nilai (atau kelompok item serupa yang dilindung nilai).

Kualifikasi Akuntansi Lindung Nilai


Suatu hubungan lindung nilai memenuhi kulaifikasi Akuntansi Lindung Nilai, jika dan hanya
jika seluruh kondisi berikut ini terpenuhi. Kondisi tersebut adalah :
 Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan pendokumentasian formal
atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta strategi
pelaksanaan lindung nilai.
 Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan
nilai wajar atau perubahan arus kas
 Untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan subjek dari
suatu lindung nilai harus bersifat kemungkinan besar terjadi dan terdapat eksposur
perubahan arus kas yang dapat memengaruhi laporan laba rugi.
 Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal
 Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa efektivitasnya
sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan di mana lindung nilai tersebut
ditetapkan
Hubungan lindung nilai terdapat 3 jenis yaitu :
- Lindung Nilai atas nilai wajar (Paragraf 86)
Lindung nilai atas nilai wajar adalah suatu lindung nilai terhadap eksposure perubahan
nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui atau komitmen pasti yang belum
diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti
tersebut, yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat memengaruhi
laporan l aba rugi.
Lindung nilai atas nilai wajar dicatat sebagai:
 keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen lindung
nilai pada nilai wajar (untuk instrumen lindung nilai derivatif) atau komponen mata
uang asing dari nilai tercatat yang diukur berdasarkan PSAK diakui pada laba rugi; dan
 keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada
risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan nilai tercatat item yang dilindung nilai
dan diakui pada laba rugi.
 Ketentuan ini berlaku jika item yang dilindung nilai tidak diukur pada biaya perolehan.
 Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada risiko yang
dilindung nilai pada laba rugi diterapkan jika item yang dilindung nilai merupakan aset
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual

- Lindung Nilai Atas Arus Kas (Paragraf 95)


Lindung nilai atas arus kas adalah suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas
arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau
kewajiban yang telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian pembayaran bunga di
masa depan atas utang dengan suku bunga variabel) atau yang dapat diatribusikan
pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar
terjadi, dan dapat memengaruhi laporan laba rugi.
Lindung nilai arus kas dicatat sebagai :
 bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan
sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam pendapatan komprehensif lain;
 bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai
diakui dalam laba rugi.
Jika suatu lindung nilai kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset atau liabilitas
keuangan, maka keuntungan atau kerugian terkait yang sebelumnya diakui pendapatan
komprehensif direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian. Untuk aset non
keuangan dimasukkan sebagai haga perolehan.
- Lindung Nilai Atas Investasi Neto (Paragraf 102)
Lindung Nilai atas investasi neto pada kegiatan usaha luar negeri, termasuk lindung
nilai atas item moneter yang dicatat sebagai bagian dari investasi neto, dicatat dengan
cara yang serupa dengan lindung nilai arus kas yaitu :
 bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan
sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam pendapatan komprehensif lain;
 bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai
diakui dalam laba rugi

PSAK 60
INSTRUMEN KEUANGAN : PENGUNGKAPAN

PSAK 60 tentang Instrumen keuangan: Pengungkapan ini mengatur persyaratan


pengungkapan dalam laporan keuangan terhadap instrumen keuangan.
PSAK 60 revisi 2014 ini merevisi PSAK 60 revisi 2010 yang sebelumnya diatur dalam PSAK 50
tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, karena mengadopsi IFRS 7
Financial Instrument: Disclosures dengan beberapa penyesuaian dengan praktik yang ada di
Indonesia. PSAK 2014 efektif mulai 1 Januari 2015
Perubahan yang diatur dalam PSAK 60 ini meliputi:
1. Perluasan ruang lingkup yang sebelumnya belum diatur
2. Menegaskan signifikansi Instrumen Keuangan
3. Penjelasan detail risiko likuiditas
Tujuan dari PSAK 60 adalah mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan dalam
laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi:
1. Signifikansi instrument keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas
2. Sifat dan cakupan risiko yang timbul dari instrument keuangan selama periode dan
akhir periode pelaporan
3. Bagaimana entitas mengelola risiko yang timbul dari instrument keuangan
Ruang lingkup:
Meliputi seluruh jenis instrument keuangan dari semua entitas, kecuali:
1. Penyertaan dalam entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama, kecuali
PSAK 4, 12, dan 15 menginjinkan menerapkan sesuai PSAK 55 revisi 2006
2. Hak dan kewajiban imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24
3. Kontrak asuransi yang diatur dalam PSAK 28 Instrumen, kontrak dan kewajiban
keuangan dari transaksi berbasis saham yang diatur dalam PSAK 53
4. Instrumen ekuitas – puttable Instrument  yang diatur dalam PSAK 50 revisi 2010

1. Signifikansi Instrument Keuangan Terhadap Posisi Dan Kinerja Keuangan


Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja
keuangan.

A. Pengungkapan dalam Laporan Posisi Keuangan


I. Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan
Entitas mengungkapkan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas
Laporan Keuangan, jumlah tercatat untuk setiap kategori berikut:
 Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi, menunjukkan secara terpisah:
o Yang ditetapkan pada saat pengakuan awal
o Yang diperdagangkan
 Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
 Pinjaman yang diberikan dan Piutang
 Aset keuangan tersedia untuk dijual
 Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, menunjukkan secara terpisah:
o Yang ditetapkan pada saat pengakuan awal
o Yang diperdagangkan
 Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi (amortised cost)

II. Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Pinjaman yang diberikan dan piutang yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi:
 Eksposur maksimal risiko kredit
 Derivatif dan sejenis yang mengurangi risiko kredit
 Perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan pada perubahan
risiko kredit dan metode yang digunakan (jika pengungkapan tsb
tidak menyajikan secara jujur perubahan nilai wajar, maka
diungkapkan alasan dan faktornya)
 Perubahan nilai wajar derivatif kredit yang terkait

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi:
a. Perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan pada perubahan
risiko kredit dan metode yang digunakan (jika pengungkapan tsb
tidak menyajikan secara jujur perubahan nilai wajar, maka
diungkapkan alasan dan faktornya)
b. Perbedaan jumlah tercatat dengan jumlah kontraktual

III. Reklasifikasi
Jika entitas mereklasifikasi aset keuangan dengan satu pengukuran:
 pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, bukan
nilai wajar; atau
 pada nilai wajar, bukan biaya perolehan atau biaya perolehan
diamortisasi,
 maka entitas mengungkapkan:
 Jumlah dan alasan reklasifikasi ke dan dari setiap katergori.

IV. Penghentian pengakuan


Transfer aset keuangan yang sebagian atau semuanya tidak memenuhi
kualifikasi penghentian-pengakuan:
 jenis aset,
 risiko dan manfaat atas kepemilikan yang masih tetap berada pada
entitas,
 ketika melanjutkan pengakuan seluruh aset, jumlah tercatat aset
dan liabilitas terkait, dan
 sepanjang keterlibatan-berkelanjutannya, total jumlah tercatat aset
awal, jumlah aset yang masih diakui dan liabilitas terkait
V. Agunan
 Aset keuangan yg dijaminkan
 Agunan yang dimiliki dan dapat dijual/dijaminkan kembali (tanpa
gagal bayar/wanprestasi pemilik agunan)

VI. Penyisihan kerugian kredit


Rekonsiliasi perubahan akun penyisihan (jika penyisihan dicatat di akun
terpisah)

VII. Instrumen keuangan majemuk dengan beberapa derivatif melekat


Keberadaan fitur derivatif melekat tersebut

VIII. Wanprestasi dan pelanggaran


Untuk pinjaman diterima:
 Rincian wanprestasi
 Jumlah tercatat pinjaman diterima terkait
 Apakah wanprestasi sudah diperbaiki atau dinegosiasi ulang
B. Pengungkapan dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Pos penghasilan, beban, keuntungan, dan kerugian:
a. Keuntungan dan kerugian neto atas semua klasifikasi instrumen keuangan
b. Total penghasilan bunga dan total bunga yang dihitung dengan suku bunga
efektif
c. Penghasilan dan beban imbalan yang timbul dari FVPL dan aktivitas wali
amanah
d. Penghasilan bunga dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang
diakru
e. Jumlah kerugian penurunan nilai untuk setiap kelas aset keuangan

C. Pengungkapan Lainnya
I. Kebijakan Akuntansi
dasar pengukuran yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi lain yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

II. Akuntansi Lindung Nilai


a. Deskripsi setiap jenis lindung nilai
b. Deskripsi instrumen keuangan yang ditetapkan sebagai instrumen lindung
nilai dan nilai wajarnya
c. Jenis risiko yang dilindung nilai

III. Nilai Wajar


Untuk setiap kelas aset keangan dan liabilitas keuangan entitas
mengungkapkan nilai wajar dari kelas aset dan liabilias keuangan tersebut
dengan cara yang memungkinkan untuk membandingkan dengan jumlah
tercatatnya.
2. SIfat dan Cakupan Risiko yang Timbul dari Instrumen Keuangan
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi jenis dan cakupan jenis risiko yang timbul dari
instrumen keuangan yang mana entitas terekspos pada akhir periode pelaporan.

 Pengungkapan memfokuskan pada risiko yagn timbul dan bagaimana risiko


tersebut dikelola Risiko umumnya mencakup, tetapi tidak terbatas: risiko kredit,
risiko likuiditas dan risiko pasar

 Penyediaan pengungkapan kualitatif dalam konteks pengungkapan kuantitatif


memungkinkan pengguna menghubungkan pengungkapan terkait sehingga
memahami gambaran keseluruhan sifat dan cakupan risiko

 Pengungkapan Kualitatif
a.Eksposur dan timbulnya risiko
b.Tujuan, kebijakan, dan proses pengelolaan risiko serta metode untuk
mengukur
c. Perubahan atas a dan b dari periode sebelumnya

 Pengungkapan Kuantitatif
a.Ikhtisar data kuantitatif terhadap risiko pada akhir periode pelaporan
b.Pengungkapan yang dipersyaratkan paragraf 36-42 sepanjang tidak disediakan
a
c. Konsentrasi risiko jika tidak terlihat pada dua pengungkapan a dan b

 Risiko Kredit
a.Entitas mengungkapkan berdasarkan kelompok instrumen keuangan:
i. jumlah yang paling mewakili nilai maksimal eksposur risiko kredit pada
akhir periode pelaporan tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki
atau peningkatan kualitas kredit (credit enhancement) lain
ii. Deskripsi agunan yang dimiliki sebagai jaminan
iii. Informasi mengenai kualitas kredit yang belum jatuh tempo
b.Aset keuangan yang melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai
i. Analisis umur aset keuangan yang lewat jatuh tempo tetapi tidak
mengalami penurunan
ii. Analisis aset keuangan yang ditentukan secara individual mengalami
penurunan nilai
c. Agunan dan peningkatan kualitas kredit lain yang diperoleh
Jenis, jumlah tercatat aset; kebijakan untuk melepas jika tidak siap dikonversi
menjadi kas

 Risiko Likuiditas
a.Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan nonderivatif (termasuk kontrak
jaminan keuangan yang diterbitkan) yang menunjukkan sisa jatuh tempo
kontraktual
b.Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan derivatif, mencakup sisa jatuh
tempo kontraktual liabilitas keuangan derivatif tersebut di mana jatuh tempo
kontraktual sangat penting untuk pemahaman terhadap periode arus kas
c. Bagaimana entitas mengelola risiko likuiditas yang melekat di a dan b

 Risiko Pasar
a.Analisis sensitivitas:
i. Analisis sensitifitas untuk setiap jenis risiko pasar
ii. Metode dan asumsi yang digunakan dalam menyusun analisis sensitiftas
iii. Perubahan metode dan asumsi yang digunakan pada periode sebelumnya
dan alasan perubahannya
iv. Jika menyusun analisis sensitivitas yang mencerminkan saling
ketergantungan antar variabel risiko, maka entitas menggunakan analisis
tersebut sebagai pengganti analisis dengan mengungkapkan metode,
paramater, asumsi utama, keterbatasan
b.Pengungkapan Risiko Pasar lain
Mengungkapkan fakta dan alasan mengapa analisis sensitifas tidak dapat
merepresentasikan

3. Pengalihan Aset Keuangan


Entitas menyajikan pengungkapan yang disyaratkan untuk seluruh aset keuangan
alihan yang tidak dihentikan pengakuannya dan untuk setiap keterlibatan
berkelanjutan dalam aset alihan yang ada pada tanggal neraca

 Pengalihan terjadi jika entitas


a. Mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas dari aset keuangan
tersebut; atau
b. Tetap memiliki hak kontraktual tetapi mengambil alih kewaiban kontraktual
untuk membayar arus kas kepada satu atau lebih penerima

 Entitas mengungapkan informasi yang memungkinkan pengguna:


a. untuk memahami hubungan antara aet keuangan alihan yan tidak
dihentikan pengakuannya.
b. Untuk mengevaluasi sifat, dari risiko yang terkait dengan keterlibatan
berkelanjutan entitas dengan aset keuangan yang dihentikan pengakuannya

 Aset keuangan alihan yang tidak dihentikan pengakuannya secara keseluruhan


a. Sifat aset alihan
b. Risiko dan manfaat kepemilikan
c. Deskripsi sifat hubungan antara aset alihan dan liabilitas terkait
d. Nilai tercatat aset alihan dan liabilitas terkait

 Aset keuangan alihan yang dihentikan pengakuannya secara keseluruhan


a. Nilai tercatat aset dan liabilitas yang diakui
b. Nilai wajat aset dan liabilitas yang merepresentasikan keterlibatan
berkelanjutan
c. Jumlah yang paling merepresentasikan eksposure maksimum entitas
terhadap kerugian dari keterlibatan berkelanjutan
d. Arus kas keluar tidak terdiskonto
e. Analisis jatuh tempo atas arus kas tidak terdiskonto
f. Informasi kualitatif yang menjelaskan dan mendukung pengungkapan
kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai