Anda di halaman 1dari 2

Nama : wahyu triwinasih

Nim : 222019156
Kasus 3
Anda menceritakan pada teman pria anda mengenai kelas-kelas yang anda ambil pada
semester baru ini dia sangat tertarik dan penasaran dengan gagasan untuk menjadi memriksa
kecurangan, namun dia ingin mengetahui apakah dengan menjadi pemeriksa kecurangan
memiliki jaminan kerja, dan ingin mengetahui jenis2 pekerjaan yang tersedia dalam bidang
tersebut. Bagaimana anda merespon pertanyaan teman anda itu ?

=Penyelesaian
Ada banyak peluang karir di setiap perusahaan jasa maupun barang butuh yang namanya
pemeriksa kecurangan karena disana dibutuhkan evaluasi setiap tindakan maupun resiko pada
Kegiatan yang di lakukan. Secara umum ada gaji pokok, tunjangan jabatan, fungsional,
natura dan jaminan keselamatan kerja, gaji pokok bervariatif sesuai dengan jenjang
pendidikan dan massa pengalaman kerja, salah satu hal penting yang harus di kuasai auditor
adalah pengetahuan yang cukup tentang auditee. Pengetahuan yang di maksud disini
mencakup cara kerja, prosedural, hierarki jabatan, dan catatan mutu atau laporan yang selama
ini di gunakan dalam kegiatan sehari- hari. Tanpa menguasai hal ini, maka tidak banyak yang
bisa di lakukan auditor saat mengaudit. Organisasi dibidang pemerintah seperti BPK,BPKP
dibidang eksternal ada akuntan publik, posisinya sama dengan PNS bedanya seorang
pemeriksa kecurangan bekerja di bagian keuangan.
Kecurangan adalah tindakan dimana seseorang dengan sengaja mengambil manfaat atas
orang lain untuk kepentingan pribadi. Sedangkan kejahatan adalah tindakan yang sengaja
dilakukan dimana perbuatan tersebut melanggar undang-undang dan terdapat sangsi hukum
atas kejahatan yang dilakukan. Perbedaan inilah yang harus diperhatikan, karena tidak semua
kecurangan adalah kejahatan, dan sebagian besar kejahatan bukan kecurangan. Kecurangan
atau fraud akan mengakibatkan kerugian perusahaan, namun pihak berwajib hanya bisa
mengambil tindakan atas kejahatan. Dalam sebuah profesi, misalnya akuntansi juga tidak
luput dari kecurangan. Akuntan yang berbuat curang dalam prosedur akuntansi menyebabkan
informasi.
Akuntansi yang dihasilkan tidak dapat digunakan oleh pihak yang menggunakannya.
Informasi akuntansi sebuah entiti sangatlah penting karena informasi tersebut digunakan
sebagai dasar penentuan kebijakan organisasi. Agar tidak menyesatkan dan mencapai hasil
yang maksimal, bukti harus diperoleh dengan cara-cara yang positif. Menurut Montague
dalam Mautz dan Sharaf (1961: 110) pada dasarnya ada lima cara positif yang dapat
digunakan untuk memperoleh pengetahuan. A. Authoritarianism Pengetahuan yang
didasarkan pada keyakinan terhadap sumbernya karena tingkat persuasinya yang memadai,
misalnya konfirmasi, rekening koran, atau pendapat ahli. B. Mysticism Pengetahuan yang
didasarkan pada intuisi, imajinasi, atau pengalaman, seperti dalam hal auditor melakukan
scanning atau reviuw analitis. C. Rationalism Pengetahuan yang didasarkan pada kemampuan
berpikir secara logis, sebagaimana dipraktekkan oleh auditor ketika melakukan analisis
matematik. D. Empiricism Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan data yang dihimpun
langsung, seperti yang diperoleh melalui pembuktian dengan pemeriksaan fisik dan
pengamatan dokumen. E. Pragmatism Pengetahuan yang didasarkan pada kenyataan tentang
apa yang betul-betul berlangsung dengan efektif, seperti terjadi dalam hal auditor
mengestimasi kelayakan kolektibiltas piutang. Sebagian besar bukti-bukti kecurangan
merupakan bukti-bukti yang sifatnya tidak langsung. Menurut Amrizan (2004), petunjuk
adanya kecurangan biasanya ditunjukkan oleh munculnya gejala-gejala (symptoms) seperti
adanya perubahan gaya hidup atau perilaku seseorang, dokumentasi yang mencurigakan,
keluhan dari pelanggan ataupun kecurigaan 501 dari rekan sekerja. Pada awalnya,
kecurangan ini akan tercermin melalui timbulnya karakteristik tertentu, baik yang merupakan
kondisi/keadaan lingkungan, maupun perilaku seseorang. Karakterikstik yang bersifat
kondisi/situasi tertentu, perilaku/kondisi seseorang personal tersebut dinamakan red flag
(fraud indicators). Meskipun timbulnya red flag tersebut tidak selalu merupakan indikasi
adanya kecurangan, namun red flag biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan yang
terjadi. Memahami dan menganalisis lebih lanjut terhadap red flag tersebut dapat membantu
memperoleh bukti awal atau mendeteksi adanya kecurangan.
Selanjutnya untuk menilai kesahihan bukti yang dikumpulkan selama pekerjaan audit,
buktibukti tersebut harus diuji terlebih dahulu. Menurut BPKP (2008), bukti audit diuji
dengan memperhatikan urutan proses kejadian (sequences) dan kerangka waktu kejadian
(time frame) yang dijabarkan dalam bentuk bagan arus kejadian (flowchart) atau narasi.
Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk menguji bukti antara lain inspeksi, observasi,
wawancara, konfirmasi, analisis, pembandingan, rekonsiliasi, dan penelusuran kembali

Anda mungkin juga menyukai