Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

PEMERIKSAAN AKUNTANSI 2

AUDIT INVESTASI –
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI

Oleh
Kelas 5F

I Komang Abas Malyadi (1715644006)


Ni Luh Linda Muliasih (1715644090)
I Gusti Agung Daniya Ariyanti Rahayu (1715644102)
Ni Wayan First Honey Octaviani (1715644132)

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL


JURUSAN AKUNTANSI - POLITEKNIK NEGERI BALI
2019
A. GAMBARAN UMUM
Menurut Yusuf (2002:223), investasi merupakan pembelian dan penjualan tanah, bangunan,
peralatan, dan aktiva lain yang biasanya dimiliki perusahaan untuk digunakan dan tidak dimaksudkan
untuk diperdagangkan. Aktivitas investasi dapat bertujuan untuk kepemilikan semata suatu
perusahaan dapat juga bertujuan untuk memperoleh tambahan pendapatan dari deviden. Investasi
saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang termasuk dalam klasifikasi aset keuangan atau
kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dengan kriteria untuk
diperdagangkan (trading) dan untuk ditetapkan atau dimiliki (designated) mengacu pada PSAK 50
(IAI, 2019d).

Investasi disajikan dalam laporan posisi keuangan mengacu pada PSAK 1 (IAI, 2019a). Menurut
tujuannya, investasi dibedakan atas dua jenis, yaitu: (1) Investasi jangka pendek yang umumnya
berupa surat-surat berharga yang harga pasarnya relatif stabil seperti saham dan obligasi dengan
tujuan hanya menanamkan kas yang tidak terpakai untuk sementara waktu; (2) Investasi jangka
panjang yaitu bertujuan untuk kepemilikan dan pemerolehan suatu pendapatan bunga dan deviden,
seperti saham, obligasi, piutang hipotek, dan piutang wesel.

Suatu perusahaan yang akan melakukan kegiatan investasi baiknya memperhatikan tujuan
investasi untuk memilih investasi yang tepat untuk dipilih. Dalam paper ini diasumsikan bahwa
perusahaan yang akan diaudit memiliki tujuan untuk memperoleh capital gain dan memanfaatkan
kelebihan dana yang dimiliki oleh perusahaan. Kepemilikan terhadap suatu entitas mempengaruhi
seberapa signifikan pengaruh investor terhadap keadaan perusahaan, dengan kata lain mempengaruhi
seberapa besar hak suara yang dimiliki oleh investor yang terlibat dalam penentuan keputusan.
Keberadaan pengaruh signifikan oleh investor umumnya dibuktikan dengan satu atau lebih cara
berikut ini: (a) keterwakilan dalam dewan direksi atau organ setara di investee; (b) partisipasi dalam
proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau
distribusi lainnya; (c) adanya transaksi material antara investor dengan investee; (d) pertukaran
personel manajerial; atau (e) penyediaan informasi teknis pokok, mengacu pada PSAK 15 (IAI,
2019b).

Ketika melakukan kegiatan investasi risiko yang mungkin terjadi yakni kerugian atas pembelian
saham perusahaan lain karena adanya kejadian yang tidak dapat diprediksi yang menyebabkan
perusahaan tidak dapat membayarkan deviden kepada pemegang saham. Besarnya risiko investasi
surat-surat berharga saham menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan pengendalian
internal yang baik untuk meminimalisir risiko bawaan sebagai akibat dari investasi saham. Selain
melakukan pengendalian internal yang baik dan tepat, pemeriksaan oleh pihak ketiga juga dirasa perlu
yang dilakukan untuk memastikan bahwa investasi bebas dari salah saji yang bersifat material.
Pengauditan terhadap laporan keuangan perusahaan juga bertujuan untuk menyelaraskan informasi
antara pihak internal dan eksternal perusahaan.

B. ILUSTRASI USAHA
PT Rukun Raharja merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
produksi alat berat kemudian mendistribusikannya ke beberapa wilayah di Indonesia. PT Rukun
Raharja memperoleh pendapatan melalui aktivitas produksi, perdagangan, dan investasi. Investasi
yang dilakukan oleh PT Rukun Raharja berupa investasi dalam bentuk saham di Bursa Efek
Indonesia. Tingginya tingkat penjualan pada PT Rukun Raharja menyebabkan perusahaan memiliki
kelebihan dana yang menyebabkan manajemen berinisiatif untuk melakukan investasi surat-surat
berharga saham. PT Rukun Raharja membeli saham beberapa perusahaan yang listing di pasar modal
yang berpotensi menghasilkan deviden bagi perusahaan. Setiap satu tahun, PT Rukun Raharja
memperoleh laba dari saham yang dimiliki dari investasi tersebut, sehingga modal perusahaan
meningkat setiap tahunnya.

PT Rukun Raharja telah menerapkan pengendalian internal untuk menghindari terjadinya risiko
kesalahan dalam penyajian laporan keuangannya. Namun, untuk memastikan kebebasan kesalahan
penyajian tersebut, PT Rukun Raharja melakukan pengauditan perusahaannya dengan menggunakan
jasa pihak ketiga yaitu auditor. Adapun tahapan audit yang dilakukan oleh auditor untuk PT Rukun
Raharja akan dijelaskan dalam sub-sub berikut ini.

C. PENGUJIAN PENGENDALIAN TERHADAP INVESTASI


Perencanaan audit mencakup pertimbangan tentang waktu yang akan dilaksanakan audit dan
prosedur apa saja yang perlu disiapkan sebelum dilakukan identifikasi dan penilaian risiko kesalahan
penyajian yang bersifat material. Adapun hal-hal yang perlu disiapkan yakni prosedur analitis sebagai
penilaian risiko, pemahaman kerangka peraturan perundang-undangan, penentuan materialitas,
keterlibatan pakar, dan pelaksanaan prosedur penilaian risiko lainnya yang mengacu pada Standar
Audit 300 (IAPI, 2013c). Auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih
lanjut yang sifat, saat, dan luasnya didasarkan pada respons terhadap risiko kesalahan penyajian
material yang telah dinilai pada tingkat asersi. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus melakukan
pengendalian internal dan auditor harus mampu terlebih dahulu memahami komponen sistem
pengendalian internal yang telah dipaparkan dan dijelaskan dalam Standar Audit 315 (IAPI, 2013d)
yakni mengenai lingkungan pengendalian, proses penilaian risiko suatu entitas, sistem informasi
termasuk proses bisnis yang terkait yang relevan dengan pelaporan keuangan, aktivitas pengendalian
yang relevan dengan audit, dan pemantauan atas pengendalian. Dalam kasus PT Rukun Raharja ini
auditor telah melaksanakan proses pengauditan auditor harus mematuhi ketentuan perencanaan dan
pelaksanaan audit berdasarkan standar audit yang mengacu pada Standar Audit 200 (IAPI, 2013a),
dan diketahui bahwa dalam pengendalian internal di perusahaannya sudah dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan prosedur audit. Yang artinya tidak adanya defisiensi dalam pengendalian internal yang
ditemukan oleh auditor seperti apa yang mengacu pada Standar Audit 265 (IAPI, 2013b).
Namun, dalam kasus PT Rukun Raharja ini auditor berasumsi bahwa perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi (manufaktur) merupakan salah satu perusahaan yang wajib memiliki
pengendalian internal yang baik karena rentan terjadi risiko kecurangan (fraud) dalam prakteknya.
Oleh karena itu, auditor menetapkan dalam audit investasi ini terdapat risiko inheren (inherent risk)
yaitu kesalahan penyajian investasi dalam laporan posisi keuangan perusahaan. Untuk itu
pelaksanaan prosedur penilaian risiko kesalahan penyajian material terhadap invsetasi dilakukan
untuk mengetahui informasi terkait adanya kecurangan (fraud) pada tingkat penyajian laporan
keuangan dan asersi yang mengacu pada Standar Audit 315 (IAPI, 2013d). Dalam melakukan
penilaian risiko, auditor mempertimbangkan pengendalian internal suatu perusahaan untuk
merancang prosedur audit yang sesuai dengan kondisi perusahaan untuk menghindari adanya
defisiensi.

D. PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI

Setelah dilakukan pengujian pengendalian internal terhadap investasi, auditor mendapatkan hasil
memadai terhadap pengendalian internal perusahaan. PT Rukun Raharja melakukan investasi pada
beberapa perusahaan yang menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sehingga dalam pengujian
substantif perlu dilakukan pengecekan terhadap semua saham yang dimiliki oleh PT Rukun Raharja.
Pengecekan tersebut berupa presentase kepemilikan saham terhadap perusahaan, jumlah lembar
saham yang dimiliki oleh PT Rukun Raharja, data perusahaan-perusahaan yang sahamnya dibeli oleh
PT Rukun Raharja, harga pasar saham yang berlaku saat periode pengauditan, dan harga per lembar
saham saat dibeli dari investee. Indikasi kesalahan penyajian saldo akun pada laporan posisi keuangan
PT Rukun Raharja yaitu tidak terdeteksinya kerugian akibat investasi saham dari satu atau lebih
perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT Rukun Raharja.

Dalam merancang proses audit yang akan dilakukan sebelumnya auditor perlu merencanakan
proses audit untuk membantu dalam mengdentifikasi dan menyelesaikan permasalahan yang
potensial secara tepat waktu serta membantu auditor dalam mengorganisasi dan mengelola perikatan
audit dengan baik sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien mengacu pada Standar Audit
300 (IAPI, 2013c). Adapun tahapan pengujian substantif terhadap saldo investasi di laporan posisi
keuangan yang dimiliki oleh PT Rukun Raharja terdiri atas lima tahapan sebagai berikut:
1. Prosedur Audit Awal
Dalam prosedur audit awal tahapan yang perlu dilakukan oleh auditor yaitu: (a) melakukan
pengusutan saldo investasi yang tercantum dalam neraca ke saldo akun investasi yang bersangkutan
dalam buku besar; (b) melakukan penghitungan kembali saldo akun investasi yang terdapat dalam
buku besar; (c) melakukan review terhadap adanya mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun investasi; (d) lakukan pengusutan saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun
lalu; (e) mengusut postingan pendebitan dan pengkreditan akun investasi ke jurnal yang
bersangkutan; dan (f) melakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar pembantu
investasi.
2. Prosedur Analitik
Dalam prosedur analitik, dilakukan pengujian terhadap rasio-rasio yang berhubungan dengan
akun investasi, seperti rasio investasi sementara dengan aset lancar, rasio investasi jangka panjang
dengan aset lancar, dan Rate of Return setiap golongan investasi.
3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan
penyajian material baik karena adanya kecurangan maupun kesalahan pada tingkat laporan keuangan
dan asersi yang mengacu pada Standar Audit 315 (IAPI, 2013d). Maka dilakukanlah pengujian
terhadap transaksi rinci yang berhubungan dengan investasi saham yang dilakukan oleh PT Rukun
Raharja. Hal pertama yang dilakukan oleh auditor yakni memeriksa dokumen yang mendukung
pemerolehan surat-surat berharga yang dimiliki oleh PT Rukun Raharja pada tanggal laporan posisi
keuangan. Pada saat dilakukan pemeriksaan, auditor memperoleh informasi bahwa salah satu
perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT Rukun Raharja dengan persentase kepemilikan 25%
mengalami kepailitan, sehingga hal tersebut dianggap akan mempengaruhi nilai investasi saham yang
dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan kembali terhadap nilai investasi
dan dividen saham pada tahun yang diaudit, serta memeriksa dokumen-dokumen yang mendukung
pemerolehan investasi saham pada tanggal laporan posisi keuangan. Kumpulkan bukti yang cukup
dan memadai mengenai transaksi investasi agar dapat mendukung opini yang akan disajikan dalam
laporan auditor dengan cara memperoleh bukti audit yang tepat mengacu pada Standar Audit 500
(IAPI, 2013f).
4. Pengujian Terhadap Akun Rinci
Pengujian terhadap akun rinci dilakukan dengan mempelajari notulen rapat pemegang saham
yang dilakukan oleh PT Rukun Raharja karena dalam catatan tersebut terdapat informasi mengenai
keputusan-keputusan pemegang saham, salah satunya keputusan yang berhubungan dengan
penanaman dana dalam bentuk investasi jangka panjang dalam tahun pengauditan. Setelah
mempelajari notulen rapat, auditor meminta klien (PT Rukun Raharja) untuk membuat daftar semua
investasi yang dimiliki pada tanggal laporan posisi keuangan. Jika dibuat oleh klien, maka auditor
berkewajiban untuk menguji ketelitian informasinya. Jika PT Rukun Raharja memiliki surat berharga
yang berada di tangan pihak lain, maka auditor harus memperoleh konfirmasi dari pihak pemegang
surat berharga PT Rukun Raharja. Lakukan rekonsiliasi penyajian dalam laporan posisi keuangan
sesuai dengan hasil konfirmasi pihak lain tersebut dan lakukan pemeriksaan terhadap polis asuransi
surat berharga yang menunjukkan hak kepemilikan PT Rukun Raharja terhadap investasi saham yang
tercantum di laporan posisi keuangan, terutama pada surat berharga saham perusahaan yang
mengalami pailit. Terakhir, bandingkan metode penilaian investasi saham yang digunakan oleh PT
Rukun Raharja dengan standar akuntansi yang berlaku.
5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
Tahapan terakhir dalam pengujian substantif investasi saham PT Rukun Raharja adalah verifikasi
penyajian dan pengungkapan akun investasi saham pada laporan posisi keuangan. Periksa klasifikasi
surat berharga investasi saham sementara dan jangka panjang dengan mewawancarai direktur
keuangan mengenai kebijakan akuntansi investasi saham pada PT Rukun Raharja. Selain itu, dengan
menggunakan notulen rapat auditor juga dapat menentukan penyajian investasi oleh klien telah sesuai
dengan standar yang berlaku atau tidak sesuai dengan standar yang berlaku.

Setelah melakukan semua tahapan pengujian substantif terhadap indikasi salah saji penyajian
saldo akun investasi dalam laporan keuangan, auditor telah menemukan bukti-bukti audit yang
memadai untuk digunakan dalam penyusunan opini dan laporan auditor. Dalam pengujian ini
ditemukan salah saji saldo akun investasi sehingga pengendalian internal PT Rukun Raharja dianggap
kurang memadai. Hal ini karena risiko bawaannya, yaitu tidak terdeteksinya kerugian akibat investasi
saham dari salah satu atau beberapa perusahaan investee yang mengalami kebangkrutan, yang
menyebabkan pendapatan atau dividen yang telah diperkirakan oleh perusahaan tidak sesuai dengan
dividen yang sebenarnya diterima oleh perusahaan. Pendapatan yang timbul dari kegiatan perusahaan
oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen harus diakui bila besar
kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan dan
jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal mengacu pada PSAK 23 (IAI, 2019c).

E. OPINI AUDITOR
Pada saat auditor melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit, kesalahan penyajian dianggap
material bila secara agregat dianggap dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil oleh
pengguna laporan keuangan tersebut. Pertimbangan tentang hal-hal yang material bagi pengguna
laporan keuangan didasarkan pada pertimbangan kebutuhan informasi yang umum diperlukan oleh
pengguna laporan keuangan. Kesalahan penyajian yang belum atau tidak dikoreksi terhadap laporan
keuangan mengharuskan auditor menerapkan konsep materialitas sebelum merumuskan opini dan
membuat laporan auditor mengacu pada Standar Audit 320 (IAPI, 2013e). Auditor memutuskan
kombinasi salah saji berjumlah 2% dari saldo akun investasi, dengan memperhatikan faktor kualitatif
dalam salah saji tersebut. Oleh karena itu, jika kombinasi salah saji lebih dari 7% maka auditor akan
memandang sebagai salah saji yang material dengan memperhatikan faktor kualitatif dalam salah
saji tersebut.
Salah saji yang berada diantara 2% sampai 7% memerlukan pertimbangan auditor untuk
memutuskan materialitasnya. Setelah dilakukan pengujian substantif pada laporan keuangan PT
Rukun Raharja auditor menemukan salah saji terhadap saldo akun investasi sebesar 9%, sehingga
auditor memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian pada akun investasi sesuai dengan Standar
Audit 705 (IAPI, 2014b) karena salah saji tersebut berada diatas materialitas yang ditetapkan auditor
dan bersifat material namun tidak pervasif. Auditor mengajukan usulan penyesuaian kepada pihak
manajemen PT Rukun Raharja terhadap saldo akun investasi dalam laporan posisi keuangan. Bila
pihak manajemen PT Rukun Raharja menyetujui usulan penyesuaian, maka auditor akan melakukan
modifikasi terhadap opini yang dikeluarkan sebelumnya mengacu pada Standar Audit 705 (IAPI,
2014b).
Diasumsikan bahwa pihak manajemen PT Rukun Raharja menerima usulan penyesuaian
terhadap akun investasi tersebut. Sehingga, auditor melakukan modifikasi terhadap opininya. Setelah
dilakukan modifikasi, auditor akan menyatakan opini Wajar Tanpa Pengecualian terhadap laporan
keuangan PT Rukun Raharja sesuai dengan Standar Audit 700 (IAPI, 2014a) disertai dengan bukti-
bukti yang cukup dan akurat sebagai pendukung serta membuat laporan opini auditor.
DAFTAR PUSTAKA

IAI. (2019a). PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
IAI. (2019b). PSAK 15 : Investasi pada Entitas Sosial. Jakarta: Salemba Empat.
IAI. (2019c). PSAK 23 : Pendapatan. Jakarta: Salemba Empat.
IAI. (2019d). PSAK 50 : Instrumen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
IAPI. (2013a). Standar Audit (SA) 200 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
IAPI. (2013b). Standar Audit (SA) 265 Pengomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal
Kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola dan Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat.
IAPI. (2013c). Standar Audit (SA) 300 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
IAPI. (2013d). Standar Audit (SA) 315 Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian
Material melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya. Jakarta: Salemba Empat.
IAPI. (2013e). Standar Audit (SA) 320 Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan
Audit. Jakarta: Salemba Empat.
IAPI. (2013f). Standar Audit (SA) 500 Bukti Audit. Jakarta: Salemba Empat.
IAPI. (2014a). Standar Audit (SA) 700 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
IAPI. (2014b). Standar Audit (SA) 705 Modifikasi Terhadap Opini dalam Laporan Auditor
Independen. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2014). Auditing Buku 2 (6th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Jusuf, Al Haryono. 2011. Auditng Edisi 2. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.

Anda mungkin juga menyukai