BAB KEWAJIBAN
1. Apakah transaksi atau kejadian berikut ini dapat dipandang sebagai transaksi atau kejadian
masa lalu yang menimbulkan kewajiban? Jelaskan pendapat Anda.
a. PT. Abeko dituntut secara resmi oleh seorang penelti atas pelanggaran hak kekayaan
intelektual.
b. Suatu perusahaan menempatkan order pembelian bahan baku kepada pemasok.
c. PT. ABC menandatangani kontrak kerja dengan beberapa pegawai baru untuk masa
pencobaan dua tahun. Bila tidak lulus masa pencobaan, pegawai tersebut akan
diberhenitkan.
d. PT. Merapi menerima pembayaran penuh dimuka dari seorang pelanggan untuk produk
yang dipesannya pada hari ini. Produk baru akan dikirim dua bulan mendatang.
e. Suatu perusahaan menerbitkan obligasi 10 tahun dengan bunga 10 % pada Agustus
2000. Bunga dibayar tiap tanggal 1 Agustus. Sekarang ini adalah tangga l31 Desember
2004. Tahun buku perusahaan adalah tahun kalender.
2. Bila kewajiiban dilunasi sebelum jatuh tempo, bagaimana perlakuan terhadap selisih antara
harga pelunasan dan nilai buku atau nilai bawaan (carrying value) kewajiban?
JAWABAN :
1. a. Kasus PT Abeko yang menghadapi tuntutan termasuk hal yang dapat menimbulkan
kewajiban tetapi tidak perlu diakui sebagai kewajiban dalam neraca. Kasus ini termasuk
(jumlah rupiahnya atau jadi-tidaknya dipenuhi) tidak pasti karena bergantung pada
kejadian masa datang atau terpenuhinya syarat-syarat tertentu di masa datang. PT Abeko
belum memiliki kepastian dalam menghadapi tuntutannya karena ada dua kemungkinan
dalam persidangan nantinya yaitu, PT Abeko bisa dinyatakan bersalah tetapi juga
bersalah. Jika dinyatakan bersalah maka masalah selanjutnya adalah berapa denda atau
sanksi (jumlah rupiah) yang ditetapkan oleh putusan hakim. Jadi, selama menghadapi
tuntutan PT Abeko memiliki kewajiban kontijensi tetapi tidak perlu dimasukkan dalam
neraca karena munculannya belum pasti dan jumlah rupiah belum bisa diukur. Setelah
keluar putusan hakim dan jumlah rupiah dapat diukur maka selanjutnya dapat
dimasukkan kedalam laporan keuangan. Menurut pendapat yang lain mungkin gugatan
perdata (dalam kasus ini tuntutan atas hak cipta) dapat langsung diakui dalam laporan
keuangan sebagai rugi potensial yang memicu pencatatan kewajiban atas dasar
konservatisme. Tetapi secara konseptual kewajiban akan timbul jika munculan atas
suatu peristiwa sudah cukup pasti tidak semua kewajiban yang timbul akibat keharusan
b. Pada situasi seperti ini, order pembelian bahan baku kepada pemasok tidak termasuk
kejadian yang menimbulkan kewajiban. Hal semacam ini dapat dikaitkan dengan konsep
menyatakan bahwa walaupun kontrak telah ditanda tangani (d alam kasus ini
order pembelian atau purchase order), salah satu pihak tidak mempunyai kewajiban
apapun sebelum pihak lain memenuhi apa yang menjadi hak pihak lain. Bila perusahaan
sebagai pembeli menandatangani order pembelian, pada saat itu pembeli tidak
mempunyai kewajiban apapun sampai barang yang dipesan datang dan dikuasai
pembeli walaupun jenis, kuantitas, harga, waktu pengiriman barang sudah jelas. Dalam
hal ini, transaksi atau kejadian masa lalu bukanlah penandatanganan order tetapi
dan akun yang harus dikreditkan adalah utang gaji. Alasannya karena
baru. Akibatnya, setelah perusahaan mendapatkan haknya maka timbul kewajiban yaitu
membayar gaji dari para pegawai baru. Hal ini juga dapat dikategorikan sebagai
kewajiban yang timbul akibat keharusan kontraktual yaitu, keharusan yang timbul akibat
perjanjian atau peraturan hukum yang didalamnya kewajiban bagi suatu kesatuan usaha
dinyatakan secara eksplisit atau implisit dan mengikat. Jadi, kontrak pegawai baru
adalah perjanjian yang bersifat mengikat. Jika di dalam kontrak tersebut menyatakan
bahwa “kontrak kerja dengan beberapa pegawai baru untuk masa percobaan dua
Berarti kewajiban perusahaan untuk membayarkan gaji kepada para pegawai baru
kewajiban tersebut dihapuskan. Tetapi jika para pegawai baru lulus masa percobaan
maka perusahaan tetap memiliki kewajiban untuk membayar gaji atas kontribusi
- Pelunasan.
Masalahnya adalah pelunasan bukan merupakan hal yang diharapkan oleh penerbit (dalam
APB dan FASB menentukan bahwa untuk pelunasan dengan atau tanpa pendanaan
sebenarnya sama. Terdapat tiga alternatif dalam menentukan selisih, yaitu:
1. Selisih diamortisasi selama sisa umur semula utang yang ditarik kembali
2. Selisih diamortisasi selama umur utang baru diterbitkan
3. Selisih diakui pada saat penarikan dan dilaporkan dalam statement laba-rugi tahun
bersangkutan.