Anda di halaman 1dari 15

PENTINGNYA INFORMASI AKUNTANSI DALAM ORGANISASI

SERTA DAMPAKNYA TERHADAP TI

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi
Dosen Pengampu: Atika, M.Ak

Disusun Oleh:

Alfitri Nur Falaq 2033003


Feby Velentika 2033006
Neng Arti 2033011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman, segala sesuatu telah mengalami kemajuan dan
perkembangan. Salah satunya adalah perusahaan-perusahaan dan beberapa lembaga,
biasanya perusahaan lebih banyak sekali memuat informasi-informasi yang ada baik
dari bagian keuangan, manajemen, atau bagian lainnya. Pada bagian informasi
keuangan suatu perusahaan ada beberapa bagian pihak eksternal maupun internal yang
memerlukan informasi tersebut.1 Pihak-pihak eksternal perusahaan yang memerlukan
informasi terdiri dari kreditur, calon investor, dll. Sedangkan dari pihak internal, yaitu
karyawan, manajer, dll. Pihak internal memerlukan informasi keuangan untuk
mengetahui, mengawasi, dan mengambil keputusan-keputusan untuk menjalankan
perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan pihak eskternal maupun pihak internal suatu
perusahaan, maka disusunlah suatu sistem informasi akuntansi. Sistem informasi ini
disusun dan dibuat untuk menghasilkan informasi yang berkaitan dengan keuangan
suatu perusahaa. Sistem ini dapat digunakan oleh suatu perusahaan dimana prosesnya
secara manual (tanpa mesin pembantu) atau proses dengan menggunakan mesin-mesin
mulai dari mesin pembukuan yang sederhana sampai dengan menggunakan alat
teknologi seperti komputer ataupun laptop.2
Sistem informasi akuntansi bagian dari salah satu informasi yang digunakan
oleh manajemen dalam mengelola dan menjalankan suatu perusahaan. sistem ini
merupakan subsistem informasi manajemen yang mengelola data keuangan menjadi
informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai baik dari pihak internal
maupun pihak eksternal perusahaan.

1
Yulia Anarta Yasmita, “Peran Pengendalian Internal pada Audit Sistem Informasi dalam Sistem
Informasi Akuntansi Terkomputerisasi”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 01, No. 03 (2012), hlm 95-97
2
Ibid, hlm 98

1
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas, penulis ingin membahas beberapa hal
dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1. Jelaskan pengertian dari sistem, informasi, dan sistem informasi!
2. Jelaskan fitur-fitur dari sistem informasi akuntansi!
3. Bagaimana sistem informasi akuntansi di era informasi?
4. Bagaimana sistem informasi dalam perusahaan?
5. Bagaimana nilai ekonomi informasi?
6. Uraikanlah peran akuntan dalam sistem informasi akuntansi!
7. Bagaimanakah akuntan sebagai profesi yang berorientansi pada sistem?

C. Tujuan
Dari beberapa point rumusan masalah tersebut, ada beberapa tujuan penulis
dalam membuat makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi dari sistem, informasi, dan sistem informasi.
2. Untuk mengetahui fitur-fitur dari sistem informasi akuntansi.
3. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi di era informasi.
4. Untuk mengetahui sistem informasi dalam perusahaan.
5. Untuk mengetahui nilai ekonomi informasi.
6. Untuk mengetahui peran akuntan dalam sistem informasi akuntansi.
7. Untuk mengetahui akuntan sebagai profesi yang berorientansi pada sistem.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem, Informasi, dan Sisitem Informasi


1. Pengertian Sistem
Sistem menurut McLeod dalam bukunya yang berjudul “Management
Information System” adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai tujuan.1 Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja
bersama untuk mencapai suatu tujuan. Bedasarkan kedua pengertian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengertian sebuah sistem adalah sekumpulan elemen
yang terintegasi dan bekerja bersama guna mencapai suatu tujuan tertentu.2
2. Pengertian Informasi
Informasi menurut McLeod merupakan data yang telah diproses atau
memiliki arti adapun karakteristik penting yang harus dimiliki oleh informasi,
seperti: relevansi, akurat, ketepatan waktu, dan kelengkapan.3 Menurut Kelly
informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang penting dan
bermanfaat bagi penerimanya untuk pengambilan keputusan pada masa sekarang
ataupun masa yang akan datang.
3. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Laudon sistem informasi adalah komponen-komponen yang saling
berkaitan yang bekerja bersama-sama untuk mengumpulkan, mengolah,
menyimpan, dan menampilkan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan, koordinasi, pengaturan, analisa, dan visualisasi pada sebuah organisasi.4
Menurut Whitten, Bentley, dan Ditman sistem informasi adalah pengaturan orang,
data, proses, dan informasi (TI) atau teknologi informasi yang berinteraksi untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output
informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah intansi atau organisasi.

1
Mulyadi. “Sistem Informasi Akuntansi”. Jakarta: Salemba Empat (2016), hlm 54
2
Ibid, hlm 56
3
Azhar Susanto, “Sistem Informasi Akuntansi: Struktur-Pengendalian Resiko-Pengembangan”, ed.
Pertama, Cetakan Pertama, Lingga Jaya, Bandung (2013), hlm 34
4
Dwi Martani dkk, “ Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK”, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta
(2012), hlm 67

3
Menurut O’Brien mengatakan bahwa komponen Sistem Informasi terbagi atas
beberapa hal, yaitu:
a. Sumber daya data (sebagai data dan pengetahuan).
b. Sumber daya Manusia (sebagai pemakai akhir dan ahli SI).
c. Sumber daya software (sebagai program dan prosedur).
d. Sumber daya hardware (mesin dan media).
e. Sumber daya jaringan (sebagai media komunikasi dan dukungan jaringan).
Bedasarkan dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem
informasi merupakan suatu sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan
informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan
informasi.5

B. Fitur-fitur SIA (Sistem Informasi Akuntansi)


Ada beberapa fitur-fitur yang ada pada SIA (Sistem Informasi Akuntansi),
yaitu:
1. Financial Forecasting
Financial forecasting merupakan fitur sistem akuntansi yang paling krusial. Alat
forecasting membantu mengontrol keuangan dengan bijak, menghilangkan biaya
yang tidak perlu, dan mengoptimalkan keuntungan.
2. Manajemen Penagihan dan Faktur
Aplikasi keuangan yang canggih menyediakan fitur yang memudahkan pemilik
bisnis untuk membuat, mengelola, serta mengirim berbagai jenis penagihan dan
faktur. E-faktur yang lengkap dengan berbagai komponennya dapat di kustomisasi
sesuai dengan preferensi pemilik bisnis dan dapat dibuat dalam waktu yang sangat
singkat.
3. Rekonsiliasi Akun dan Laporan Bank
Rekonsiliasi merupakan langkah yang penting untuk memastikan keakuratan data
keuangan. Jika dilakukan secara manual, rekonsiliasi akun dan laporan bank akan
membutuhkan waktu yang sangat lama dan human error bisa terjadi kapan saja.
Tetapi, dengan aplikasi keuangan yang modern, merekonsiliasi akun dan laporan
bank dapat dilakukan dalam hitungan detik.

5
Ibid, hlm 69

4
4. Pembuatan Laporan Keuangan
Sistem akuntansi memungkinkan untuk menghasilkan laporan keuangan (laba rugi,
neraca, perubahan modal, arus kas, dan sebagainya) secara digital dapat
membuatnya dalam beberapa versi, yaitu: tabel, diagram grafik, garis, dan
lingkaran.
5. Manajemen Pembelian dan Penjualan
Sistem akuntansi yang baik terintegrasi dengan pembelian dan penjualan sehingga
memungkinkan untuk mengelola transaksi kapan pun inginkan. Dapat dengan
mudah membuat berbagai dokumen seperti pesanan pembelian dan penjualan, nota
debet dan kredit, penawaran, resi, dan masih banyak lagi.
6. Manajemen Depresiasi Aset
Dengan aplikasi keuangan yang kompleks, akuntan dapat menghitung penyusutan
aset secara otomatis dan akurat. Depresiasi aset dapat dihitung dengan berbagai
metode sesuai kebijakan perusahaan. Perhitungan ini sudah sesuai dengan pajak dan
standar akuntansi yang berlaku.6

C. SIA (Sistem Informasi Akuntansi) di Era Informasi


Perkembangan teknologi informasi akuntansi sebenarnya telah lama
berlangsung. Alasan utama penggunaan akuntansi berbasis teknologi adalah efisiensi,
penghematan waktu dan biaya. Selain itu, alasan peningkatan efektifitas untuk
mendapatkan output laporan keuangan dengan benar dan tepat menjadi pemicu semakin
berkembangnya penggunaan teknologi informasi di bidang akuntansi. Dalam piramida
organisasi dan perusahaan, tugas dan fungsi akuntansi berada pada tingkatan
operasional dan transaksional. Tingkatan ini mempunyai karakteristik pekerjaan teknis,
repetitif, prosedural, standar dan juga dapat membuat bosan. karakteristik inilah yang
membuat kebutuhan teknologi informasi diperlukan dalam perkembangan bidang
akuntansi.7
Perkembangan teknologi informasi akuntansi pada saat ini berpengaruh besar
terhadap sistem informasi akuntansi (SIA) dalam suatu perusahaan. Dampak yang
dapat dirasakan adalah memproses data yang mengalami perubahan dari sistem manual

6
Intan Matin Maosy, “ Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”, Prosiding Akuntansi, Vol. 02, No. 01 (2016), hlm.177-182
7
Putu Mega Selvya Aviana, “Penerapan Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi
Berbasis Komputer”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi,Vol. 01, No. 04 (2012), hlm. 65-70

5
ke sistem komputer. Oleh karena itu, pengendalian intern dalam SIA juga akan
mempengaruhi peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan.
Perkembangan akuntansi dalam hal SIA berbasis komputer akan menghasilkan laporan
keuangan yang mempengaruhi praktik pengauditan. Perubahan proses dalam SIA akan
mempengaruhi proses audit karena audit merupakan suatu bidang praktik yang
menggunakan laporan keuangan (produk akuntansi) sebagai objeknya. Sehinga
kemajuan IT juga akan menghasilkan software yang memungkinkan adanya proses
audit. Ke depannya, akuntan akan menjadi profesi yang aktivitasnya banyak
berhubungan dengan IT.
Perkembangan SIA dan proses audit sebagai akibat dari adanya kemajuan IT
dan perkembangan akuntansi akan memunculkan peluang bagi akuntan. Peluang ini
dapat dimanfaatkan oleh akuntan yang mempunyai pengetahuan memadai tentang SIA
dan audit berbasis komputer. Sebaliknya, akuntan yang tidak mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang SIA dan audit berbasis komputer akan tergusur posisinya karena
tidak mampu memberikan jasa yang diperlukan oleh klien. Saat ini, kita sudah banyak
melihat munculnya istilah enterprise systems, e-business, business intelligence,
conforming to assurance and compliance standards, IT governance, business
continuity management, privacy management, business process improvement, mobile
and remote computing, XBRL, dan knowledge management yang menunjukkan bahwa
dunia akuntansi akan semakin kompleks di masa depan. Perkembangan ini tidak lantas
membuat akuntansi menjadi semakin rumit dipelajari, tetapi membuat dunia akuntansi
lebih menarik. Dari perkembangan ini pula, peran dan fungsi akuntan dapat meliputi
tiga bidang: perancang, pengguna dan pemeriksa (auditor). Dalam ketiga peran ini,
akuntan akan sangat membutuhkan TI dalam meningkatkan kualitas kerjanya.8
Pada saat ini, ada beberapa teknologi informasi akuntansi salah satunya adalah
leukeun accounting untuk sebuah perusahaan,dengan menggunakan aplikasi akuntansi
web base berbasis cloud, kelebihan dari aplikasi berbasis cloud ini adalah lebih ringan
dan tidak memiliki sistem yang kompleks. Meskipun sederhana tetapi fitur-fitur yang
ada tidak mengurangi prinsip akuntansi yang sebenarnya. Sehingga lebih mudah
dipahami dan digunakan.9

8
Ibid, hlm 72
9
Ibid, hlm 78

6
D. Sistem Informasi dalam Perusahaan
Sistem informasi perusahaan adalah suatu sistem berbasis komputer yang dapat
melakukan semua tugas akuntasi standar bagi semua unit organisasi secara terintergrasi
dan terkoordinas.10 Sistem informasi perusahaan disebut juga EntIS (Enterprise
Informasi System) merupakan kebijakan teknologi yang bisa menyatukan semua
informasi dari berbagai bagian menjadi satu informasi secara logical, sehingga
perusahaan atau organisasi mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan mudah.
Didalam EntIS (Enterprise Informasi System) terdapat 2 sistem yaitu:
1. Executive Information Systems (EIS)
EIS merupakan salah satu jenis dari manajemen informasi sistem yang digunakan
untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan
kebutuhan dan eksekutif senior dengan menyediakan kemudahaan akses terhadap
pihak internal dan eksternal, keterangan relevan untuk bertemu gol strategi dari
organanisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk dikhususkan dari
satu sistem mendukung keputusan (DSS). Sifat executive information systems
(EIS), yaitu:
a. Disesuaikan dengan pemakai eksekutif perseorangan
b. Mengekstraksi, dan menyaring data yang sangat penting
c. Memberikan akses status online
d. Mengakses dan memadukan jangakuan data internal dan eksternal yang luas
e. Bersifat user friendly
f. Digunakan langsung oleh eksekutif tanpa perantara
g. Menampilkan informasi grafik, tabel, dan tekstual
2. Executive Support Systems (ESS)
ESS Memiliki arti yang sama dengan EIS namun demikian, istilah Sistem
Penunjang Eksekutif (EIS) mempunyai konotasi yang memberikan informasi.
Sedangkan, istilah ESS berkonotasi memberikan kemampuan dukungan yang lain
memberikan informasi. Sifat executive support systems (ESS), yaitu:
a. Memberikan dukungan kepada komunikasi elektronik contohnya: email,
komputer dan konferensi.

10
Ramadhano, fajar. “Analisis Pengendalian Internal Sistem Infomasi Akuntansi Siklus Pengeluaran
Kas (Studi Kasus Pada PT. Dian Mega Kurnia Surabaya) (doctoral dissertation, STIE PERBASNAS SURABAYA).

7
b. Mempunyai kemampuan analisis data contohnya: sistem penunjang
keputusan dan lembar lajur. Dan mempunyai alat pengorganisasian seperti
kalender elektronik.

E. Nilai Ekonomi Informasi


Di era ekonomi informasi sekarang ini, infomasi menjadi sangat berharga dan
bernilai tinggi. Informasi dapat menjadi penentu keberhasilan perekonomian suatu
bangsa, atau suatu perusahaan bisnis yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan
masyarakat. ICT (Information and Communication Technologies) merupakan salah
satu yang memegang peranan sangat penting di era ekonomi informasi sekarang ini.
Informasi dengan segala sifat dan karakternya yang unik sangat berbeda dengan sumber
daya lainnya di sektor perekonomian yang masih sulit untuk diukur. Bahkan ICT adalah
bagian tak terpisahkan dari ekonomi informasi juga masih belum bisa diukur secara
memuaskan tingkat manfaat dan produktivitas dan pertumbuahan ICT di tataran
ekonomi mikro. Namun demikian, ada beberapa pendekatan dalam pengukura ekonomi
informasi, terkait dengan ICT yang dapat dijadikan acuan dalam mengukur ekonomi
informasi.11
Informasi yang kini menjadi begitu bernilai dan berharga, khususnya di sektor
ekonomi, menjadi suatu tantangan tersendiri bagi lembaga pengelola informasi seperti
perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi yang mengelola
informasi harus terus mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat, sehingga
dapat menyesuaikan dairi dan mampu memberikan jasa dan layanan yang bisa
memenuhi kebutuhan informasi masyarakat pengguannya. Begitu juga pustakawan
yang harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, sehingga dapat menggunakan
keahlian, kemampuan dan keterampilannya dalam mengelola informasi di era ekonomi
informasi ini. Semua hal tersebut perlu dilakukan agar eksitensi perpustakaan dan
pustakawan semakin dirasakan manfaat dan pentingnya.

11
Rianti, Fahma. “Nilai Ekonomi Informasi.” (2014)

8
F. Peran Akuntan dalam SIA (Sistem Informasi Akuntansi)
Perkembangan teknologi informasi akuntansi semakin banyak digunakan oleh
perusahaan di masa kini. Alasan utama penggunaan akuntansi berbasis teknologi ialah
efisiensi, penghematan waktu dan biaya. Selain itu, alasan peningkatan efektifitas untuk
mendapatkan output laporan keuangan dengan benar dan tepat menjadi pemicu semakin
berkembangnya penggunaan teknologi infomasi di bidang akuntansi.
Perkembangan teknologi informasi akuntansi pada saat ini berpengaruh besar
terhadap sistem informasi akuntansi (SIA) daalam suatu perusahaan. Dampak yang
dapat dirasakan adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual
ke sistem komputer. Oleh karena itu, pengendalian intern dalam SIA juga akan
mempengaruhi peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan.
Banyak pihak mengatakan bahwa majunya sistem teknologi informasi akuntansi akan
membuat tergesernya peran akuntan dalam suatu perusahaan.12 Perlu diketauhui bahwa
peran akuntan masih dibutuhkan sebagai penggerakan sistem informasi akuntansi yang
berjalan dimasing-masing perusahaan. Peran akuntan dalam sistem infomasi akuntansi,
yaitu:
1. Akuntan sebagai pengguna
Akuntan dan manajer dapat dikatakan sebagai pengguna sistem informasi
akuntansi karena mereka menggunakan sistem informasi untuk mengelola
pemerosesan transaksi pada semua siklus transaksi keuangan perusahaan
(membukakan transaksi dan menyusun laporan). Sebagai pengguna, akuntan harus
bisa memastikan bahwa sistem baru harus berisi ciri-ciri (features) yang dibutuhkan
dalam menjalankan tugas, fungsi, dan pekerjaan dalam organisasi. Peran akuntan
harus memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada para
professional spesialis sistem yang merancang sistem merka. Para pengguna perlu
memahami arsitektur suatu sistem informasi seperti perangkat lunak, dan metode
pengorganisasian data serta harus mampu menggunakan paket pengelolaan data,
lembar kerja, basis data, dan akuntansi.

12
Ahmad Al Afkary, “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer”, Medan: PT. Raja
Indo (2014), hlm 55

9
2. Akuntan sebagai perancang sistem
Salah satu faktor keberhasilan dan kesuksesan dalam perancangan suatu
sistem informasi adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut. Akuntan harus
dilibatkan dalam perancangan sistem karena akuntan mempunyai pengetahuan
mengenai prinsip-prinsip akuntansi, prinsip-prinsip pengauditan, teknik-teknik
sistem informasi, dan metode pengembangan sistem. Upaya perancangan sistem
merupakan kolaborasi antara akuntan dengan profesion atau spesialis sistem.
Akuntan bertanggung jawab untuk sistem konseptualnya sedangkan profesion atau
spesialis sistem bertanggung jawab untuk sistem fisiknya seperti penbuatan
program baik itu dalam tampilan maupun program laporan yang dihasilkan.
Akuntan sebagai perancang sistem atau designer lebih kepada apa yang
dibutuhkan, seperti modul apa saja yang diperlukan dalam penerapannya, tampilan
dan coding seperti apa yang dibutuhkan sehingga nanti sistem tersebut benar-benar
memudahkan penggunannya baik dari pemakai sistem (akuntan) maupun pihak
yang menerima manfaat dari keberadaan sistem (manajemen). Karena itulah,
kerjasama dan tukar pikiran antara akuntan dengan penyedia sistem menjadi suatu
hal yang harus terjadi.
3. Akuntan sebagai auditor sistem
Hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah berupa informasi laporan
keuangan yan dihasilkan sistem informasi akuntansi harus sesuai dengan kualitas
suatu informasi. Salah satunya adalah ketersediaan bukti fisik dan data dalam sistem
informasi yang disajikan laporan keuangan dibutuhkan seorang auditor, baik
auditor internal maupun auditor eksternal atau public accountant melakukan
pengauditan SIA untuk menyediakan kepastian (assurance) mengenai informasi
yang terkandung pada laporan keuangan tersebut. Akuntan sebagai auditor harus
menguji sistem atau program yang sedang berjalan, menilai efesiensi dan efektivitas
sistem dan berpartisipasi dalam proses pengembangannya. Agar tujuan tersebut
dapat terlaksana dengan baik, auditor harus memiliki pengetahuan teknik
pengembangan sistem, pengendalian, dan teknologi informasi yang digunakan serta
perancangan dan pengoperasian SIA.13

13
Ibid, hlm 57

10
G. Akuntan sebagai Profesi yang Berorientansi pada SIA (Sistem Informasi
Akuntansi)
Di bidang sistem informasi akuntansi, perkembangan teknologi telah
mendorong kemajuan di dalam perlaporan keuangan, seperti perlaporan terintegrasi
(integrated reporting), extendible business reporting language (XBRL), sustainability
reporting, dll. Salah satu kemungkinan yang terjadi adalah hanya pergeseran peran
akuntan profesional di bidang sistem informasi akuntansi. Hal ini disebabkan oleh
terjadinya software yang canggih untuk perusahaan, seperti enterprise resource
planning (ERP) yang merupakan perangkat lunak manajemen proses bisnis yang
memungkinkan organisasi untuk menggunakan sistem aplikasi terintegrasi untuk
mengelola bisnis dan mengotomatisasi banyak sekali fungsi back office (termasuk
sistem informasi akuntansi) yang berkaitan dengan teknologi, layanan, dan sumber
daya manusia.
Peran pekerjaan entri data dan penjurnalan cenderung tergantikan oleh
teknologi ini. Perkembangan teknologi pelaporan seperti extendible business reporting
language (XBRL) dan perkembangan Taxonomi Pelaporan Keuangan, cenderung akan
mengalihkan tugas pekerja di bidang akuntan untuk sistem informasi akuntansi
terutama pada perusahaan batu atau perusahaan dalam industry yang kompleks. Secara
demografi dan sosial-ekonomi, kebutuhan ahli di bidang sistem informasi akuntansi
akan meningkat terutama di negara-negara berkembang dimana bisnis terus bertumbuh
dengan pesat sejalan dengan peningkatan signifikan dari perusahaan-perusahaan baru.
1. Peran akuntan dalam hubunganya dengan SIA (Sistem Informasi Akuntansi)
International Federation of Accountants (IFAC) menerbitkan sebuah laporan,
pedoman 11, “Teknologi informasi didalam kurikulum akuntansi,” yang
mengidentifikasi 4 peran dimana akuntan menggunakan teknologi informasi,
diantaranya:
a. Pengguna, Para akuntan dan manajer keuangan menggunakan sistem
akuntansi untuk semua fungsi yang dibahas sebelumnya (menyusun laporan
eksternal, menangani transaksi rutin, dll).
b. Manajer, Manajer bertanggung jawab mengatur karyawan dan sumber daya
untuk membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.

11
c. Konsultan, Akuntan yang sudah berpengalaman dapat menyediakan jasa
konsultasi dibanyak bidang, termasuk sistem informasi, perencanaan
keuangan perorangan, akuntansi internasional, akuntansi lingkungan, dan
akuntansi forensik.
d. Evaluator, Akuntan menyediakan bermacam jasa evaluasi yang berfokus atau
bergantung pada sistem informasi akuntansi.14

14
Krismiaji, “Sistem Informasi Akuntansi”, ed. Keempat, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN,
Yogyakarta (2015), hlm 34

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Laudon sistem informasi adalah komponen-komponen yang saling
berkaitan yang bekerja bersama-sama untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan,
dan menampilkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi,
pengaturan, analisa, dan visualisasi pada sebuah organisasi. Menurut Whitten, Bentley,
dan Ditman sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan informasi (TI)
atau teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk
mendukung sebuah intansi atau organisasi. Bedasarkan dari pernyataan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa Sistem informasi merupakan suatu sistem yang mempunyai
kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan
berbagai media untuk menampilkan informasi. Tiga peran akuntan dalam SIA adalah
sebagai user, designer dan auditor
Ada beberapa fitur-fitur SIA (Sistem Informasi Akuntansi), yaitu: financial
forecasting, manajemen penagihan dan faktur, rekonsiliasi akun & laporan bank,
pembuatan laporan keuangan, manajemen pembelian dan penjualan, dan manajemen
depresiasi aset. Didalam EntIS (Enterprise Informasi System) terdapat 2 sistem yaitu:
Executive information systems (EIS) dan Executive support systems (ESS).

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Al Afkary, 2014, “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer”,


Medan.
Azhar Susanto, (2013), “Sistem Informasi Akuntansi: Struktur Pengendalian Resiko
Pengembangan”, ed. Pertama, Cetakan Pertama, Lingga Jaya, Bandung.
Dwi Martani dkk, (2012), “Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK”, Buku 1, Salemba
Empat, Jakarta.
Intan Matin Maosy, (2016), “Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal dan Gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”, Prosiding Akuntansi
Vol. 02 No. 01
Krismiaji, (2015), “Sistem Informasi Akuntansi”, ed. Keempat, Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. (2016), “Sistem Informasi Akuntansi”. Jakarta: Salemba Empat.
Putu Mega Selvya Aviana, (2012), “Penerapan Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi
Akuntansi Berbasis Komputer”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 01 No. 04
Ramadhano, fajar. “Analisis Pengendalian Internal Sistem Infomasi Akuntansi Siklus
Pengeluaran Kas (Studi Kasus Pada PT. Dian Mega Kurnia Surabaya) (doctoral
dissertation, STIE PERBASNAS SURABAYA).
Yulia Anarta Yasmita, (2012), “Peran Pengendalian Internal pada Audit Sistem Informasi
dalam Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi Vol. 01 No. 03

14

Anda mungkin juga menyukai