Anda di halaman 1dari 13

BLENDED LEARNING: PEMADUAN PEMBELAJARAN

TATAP MUKA DAN ONLINE


Dosen Pembimbing: Ristiliana, S.Pd. M. Pd.E

Disusun Oleh Kelompok :

Diva Noverlinita Jasca 12010622051


Muhammad Naufal Jufli 12010614562
Dwi Putri Jayanti 12010623416

PROGRAM STUDI MEDIA PEMBELAJARAN


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Blended Learning” tepat pada
waktunya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang berperan
membantu dalam pembuatan makalah ini, semoga Allah SWT senantiasa memberi
kemudahan dan kelancaran dalam segala urusan.
Makalah ini penulis buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah PE, Ibuk Ristiliana, S.Pd. M. Pd.E Selain memenuhi tugas
tersebut, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca pada umumnya dan
penulis khususnya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin.

Pekanbaru, 03 November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3
2.1 Konsep Blended Learning .................................................................................... 3
2.2 Karakteristik Blended Learning ......................................................................... 4
2.3 Model Blended Learning ...................................................................................... 6
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning ................................................... 7
2.5 Penerapan Blended Learning...................................................................................7
BAB III ................................................................................................................................. 9
PENUTUP ............................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, perkembangan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) berlangsung sangat pesat, sehingga pantaslah para ahli menyebut gejala ini
sebagai revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam proses berjalan, sejak
sekarang sudah dapat diperkirakan akan terjadi berbagai perubahan dibidang informasi
maupun bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari
perkembangan tersebut. Perubahan-perubahan yang akan dan sedang terjadi, terutama
disebabkan oleh potensi dan kemampuan TIK yang memungkinkan manusia untuk
saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasi hampir tanpa
batas. Dalam berhubungan satu dengan yang lain terdapat beberapa keterbatasan yang
dialami, seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan, dan lain-lain, kini
dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai teknologi informasi dan komunikasi
mutakhir. Dengan menggunakan satelit misalnya hampir tidak ada lagi batas, jarak, dan
waktu untuk menjangkau khalayak yang dituju dimanapun dan kapanpun. McLuhan
(1965) mengemukakan pendapatnya bahwa teknologi baru menjanjikan kepada umat
manusia akan terbentuknya “jendela dunia”, dan teknologi informasi dan komunikasi
baru akan membentuk “desa dunia”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
teknologi informasi dan komunikasi baru membuat dunia semakin “kecil”. 1
Mukhopadhyay M (1995) berpendapat bahwa pengaruh teknologi informasi
dan komunikasi dalam dunia pendidikan semakin terasa sejalan dengan adanya
pergeseran pola pembelajaran dari tatap muka yang konvensional kearah pendidikan
yang lebih terbukan dan bermedia. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi
dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan
belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan
mahasiswa dengan dosennya, melihat mahasiswa secara online, mengecek keuangan,
melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang dikirimkan tugas dan lain
sebagainya. 2

1
Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrfindo Persada,
2012). hal. 239
2
Ibid., hal 240

1
Pembelajaran konvensional tidak lagi sepenuhnya dapat diandalkan, Namun
ditangan kemajuan saat ini diperlukan variasi metode yang memberikan kesempatan
untuk belajar dengan memanfaatkan aneka sumber, tidak hanya dari main power seperti
halnya guru. Pembelajaran yang dibutuhkan adalah dengan memanfaatkan unsur
teknologi informasi dengan tidak meninggalkan pola bimbingan langsung dari pengajar
dan pemanfaatan sumber belajar yang lebih luas. Konsep ini sering diistilahkan dengan
pencampuran antara blended e-learning dengan konvensional sehingga disebut dengan
blended learning.3
Pada era teknologi saat ini, hampir semua aktivitas manusia membutuhkan
bantuan perangkat canggih yang dapat dengan mudah membantu aktivitasnya. Hal ini
tentu mengisyaratkan kepada para pendidik maupun calon pendidik agar mampu
menerapkan cara belajar dengan pemanfaatan teknologi yang mutakhir. Artinya,
pendidik atau calon pendidik harus bisa dan paham akan teknologi agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Oleh
karena itu, makalah ini menyajikan bagaimana menggunakan dan mengintegrasikan
teknologi dalam pembelajaran melalui konsep blended learning. Pembahasan lebih
jauh mengenai blended learning, akan dibahas dalam bab II pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep Blended Learning?
2. Apa Karakteristik Blended Learning?
3. Apa Model Blended Learning?
4. Apa Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning?
5. Bagaimana Penerapan Blended Learning ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami Konsep Blended Learning
2. Memahami Karakteristik Blended Learning
3. Memahami Model Blended Learning
4. Memahami Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
5. Memahami Penerapan Blended Learning

3
Ibid., hal. 242

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Blended Learning


Secara etimologi istilah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu blended
dan learning. Kata blend berarti “campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas
agar bertambah baik” (Collins Dictionary), atau formula suatu penyelarasan kombinasi
atau perpaduan (Oxford English Dictionary) (Heinze and Procter, 2006 (dalam buku
pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi). Sedangkan learning
memiliki makna pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran, atau
penggabungan antara satu pola dengan pola lainnya. Apa yang dicampurkan? Elenena
Mosa (2006) menyampaikan bahwa yang dicampurkan adalah dua unsur utama, yakni
pembelajaran di kelas (classroom lesson) dengan online learning.4

Gambar 2.1 (Sumber: http://www.elearningserv.com)

Garrison dan Vaughan (2008) mendefinisikan yang dikutip oleh Francine


S.Glazer, “Blended learning adalah proses pembelajaran campuran tatap muka dengan
online, sehingga menjadi pengalaman belajar yang unik. Menurut Josh Bersin,
“Blended learning merupakan pembelajaran secara tradisional yang dilengkapi media
elektronik/media teknologi”. 5
Sedangkan menurut Catlin R.Tucker, “Blended learning merupakan satu
kesatuan yang kohesif (berpadu/melekat), maksudnya adalah memadukan atau
menggabungkan pembelajaran tradisional tatap muka dengan komponen online”.6

4
Ibid., hal 242
5
Francine S.Glazer, Blended Learning, (Virginia: Stylus Publishing, 2012), hal. 1.
6
Catlin R.Tucker, Blended Learning in Grades 4–12,(London: Corwin Press, 2012), hal. 11.

3
Selanjutnya menurut Kaye Thorne dan David Mackey, blended learning
merupakan pembelajaran campuran yang memanfaatkan teknologi multimedia, CD-
rom, voice-mail, e-mail, video streaming, dan lain sebagainya. Dari definisi tersebut
maka blended learning dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang
menggabungkan atau mengombinasikan pembelajaran tatap muka (face to face) dengan
media TIK, seperti komputer (online maupun offline), multimedia, kelas virtual,
internet dan sebagainya.7

2.2 Karakteristik Blended Learning


Adapun karakteristik dari blended learning yaitu:
a) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model
pembelajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang
beragam.
b) Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung (face to face), belajar mandiri,
dan belajar mandiri via online.
c) Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara
mengajar dan gaya pembelajaran.
d) Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai
fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung. 8
Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan komputer,
walaupun sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended). Terjadinya
pembelajaran, awalnya karena adanya tatap muka dan interaksi antara pengajar dan
pelajar, setelah ditemukan mesin cetak maka guru memanfaatkan media cetak. Pada
saat ditemukan media audio visual, sumber belajar dalam pembelajaran mengombinasi
antara pengajar, media cetak, dan audio visual. Namun blended learning muncul
setelah berkembangnya teknologi informasi sehingga sumber dapat diakses oleh
pembelajaran secara offline maupun online. Saat ini, pembelajaran berbasis blended
learning dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, teknologi cetak,
teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi m-learning
(mobile learning). Dalam blended learning terdapat enam unsur yang harus ada, yaitu:

7
Fathurrahman & Nuthpaturrahman, Blended Learning, 2015. diakses di http://idr.iain-
antasari.ac.id/12/1/Makalah%20Kelompok%20TI-Kelas%20Khusus.pdf, pada tanggal 20 November 2015 pukul
13:08. hal. 2
8
Novia Gilang, Blended Learning, 2014. diakses di http://noviagilang.blogspot.com/2014/04/makalah-blended-
learning.html, pada tanggal 20 November 2015 pukul 15:11

4
(1) Tatap Muka, (2) Belajar Mandiri, (3) Aplikasi, (4) Tutorial, (5) Kerjasama, Dan (6)
Evaluasi.
1. Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi cetak,
audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama.
2. Belajar Mandiri
Dalam pembelajaran berbasis blended learning, akan banyak sumber belajar yang
harus diakses oleh peserta didik, karena sumber-sumber tersebut tidak hanya
terbatas pada sumber belajar yang dimiliki pengajar atau perpustakaan lembaga
pendidikannya saja, melainkan sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan
seluruh dunia.
3. Aplikasi
Aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat dilakukan melalui
pembelajaran berbasis masalah, pelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah,
mencari berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur
yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Tutorial
Pada tutorial, peserta didik yang aktif untuk menyampaikan masalah yang
dihadapi, seorang pengajar akan berperan sebagai tutor yang membimbing.
Meskipun aplikasi teknologi dapat meningkatkan keterlibatan pelajar dalam
belajar, peran pengajar masih diperlukan sebagai tutor.
5. Kerjasama
Keterampilan kolaborasi harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran
berbasis blended learning. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap
muka konvensional yang semua peserta didik belajar di dalam kelas yang sama
di bawah pengawasan pengajar. Sedangkan dalam pembelajaran berbasis blended,
maka peserta didik bekerja secara mandiri dan berkolaborasi
6. Evaluasi
Evaluasi pembelajaran berbasis blended learning tentunya akan sangat berbeda
dibanding dengan evaluasi pembelajaran tatap muka. Evaluasi harus didasarkan
pada proses dan hasil yang dapat dilakukan melalui penilaian evaluasi kinerja

5
belajar pelajar berdasarkan portofolio. Demikian pula penilaian perlu melibatkan
bukan hanya otoritas pengajar, namun perlu ada penilaian diri oleh pelajar. 9

2.3 Model Blended Learning


Dalam Blended Learning secara umum terdapat 6 model, yaitu:
1. Face-to-Face Driver
Melibatkan siswa tidak hanya sekedar tatap muka di ruang kelas atau laboratorium,
melainkan melibatkan siswa dalam kegiatan di luar kelas dengan mengintegrasikan
teknologi web secara online.
2. Rotation
Mengintegrasikan pembelajaran online sambil bertatap muka di dalam kelas dengan
pengawasan guru atau pendidik.
3. Flex
Memanfaatkan media internet dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa.
Dalam hal ini siswa dapat membentuk kelompok diskusi.
4. Online Lab
Pembelajaran yang berlangsung di dalam ruang laboratorium komputer dengan
semua materi pembelajaran di sediakan secara softcopy, dimana para peserta
berinteraksi dengan guru secara online. Dalam hal ini guru dibantu oleh pengawas
agar disiplin dalam belajar tetap terjaga.
5. Self Blend
Dalam hal ini siswa mengikuti kursus online, hal ini sebagai pelengkap kelas
tradisional yang dilakukan tidak harus di dalam ruang kelas akan tetapi bisa di luar
kelas.
6. Online Driver
Merupakan pembelajaran secara online, dimana dalam hal ini seorang guru bisa
mengupload materi pembelajaran di internet, sehingga dapat mendownload/
mengunduhnya dari jarak jauh agar siswa bisa belajar mandiri di luar kelas dan
dilanjutkan dengan tatap muka berdasarkan waktu yang telah disepakati. 10

9
Fathurrahman & Nuthpaturrahman, Op Cit., hal. 4-5
10
Catlin R.Tucker, Op.Cit., hal. 13-14.

6
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
Adapun kelebihan blended learning adalah:
a) Hemat waktu
b) Hemat biaya,
c) Pembelajaran lebih efektif dan efisien,
d) Peserta mudah dalam mengakses materi pembelajaran,
e) Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri,
f) Memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online,
g) Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan guru atau peserta didik lain di luar
jam tatap muka,
h) Pengajar tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk mengajar,
Menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet,
i) Memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan,
j) Hasil yang optimal serta meningkatkan daya tarik pembelajaran, dan lain
sebaginya.
Adapun kekurangan dari blended Learning:
a) Sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung,
b) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta,
c) Akses internet yang tidak merata di setiap tempat, dan lain sebagainya. 11

2.5 Penerapan Blended Learning


Blended e-Learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidika
terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas Terbuka yang diizinkan
menyelengarakan pendidikan jarak jauh, maka kini dengan terbitnya Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional NO.107/U/2001 (2 juli 2001 ) tentang‘penyelenggaraan
program pendidikan tingi jarak jauh’, maka perguruan tinggi tertentu yang mempunyai
kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh mengunakan blended e-
learning, juga telah diizinkan penyelenggaraanya. 12
Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai
teks, grafik, animasi, simulai, audio, dan video. Perbedaan pembelajaran tradisional
dengan blended e-learning yaitu ‘tradisional’, guru dianggap sebagai orang yang serba
tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan

11
Fathurrahman & Nuthpaturrahman, Op Cit., hal. 5-6
12
Rusman dkk, Op Cit., hal. 249

7
di dalam pembelajaran ‘blended e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar
mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya.
Penerapan Blended Learning dalam pendidikan dasar dan menengah tidak begitu
dibutuhkan jika penerapannya disamakan dengan penerapan Blended Learning di
Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendekatanan dan metode
pendidikan terutama di perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan jarak jauh. Pada
pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah, harus menerapkan tatap muka dalam
pembelajarannya, akan tetapi bukan berarti dalam pendidikan dasar dan menengah tidak
dapat menerapkan Blended Learning. Pada pendidikan dasar dan menengah juga dapat
menerapkan Blended Learning, hanya saja secara teknis pelaksanaan pembelajaran tidak
dapat disamakan dengan pelaksanaan pembelajaran di perguruan tinggi yang
melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Proses pembelajaran Blended Learning ini dibutuhkan pada saat penyampaian atau
pemberian materi pelajaran, pemberian tugas hingga penugasan-penugasan kepada
peserta didik yang dilaksanakan di luar jam sekolah.
Blended Learning dibutuhkan pada saat :
 Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet.
 Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pendidik dan
siswa.
 Siswa dan pendidik dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar.
 Membantu proses percepatan pendidikan yang salah satunya dengan menerapkan
flip classroom yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. 13

13
Wendhie Prayitno, Implementasi Blended Learning dalam Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2015, diakses di http://lpmpjogja.org, pada tanggal 20 November 2015 pukul 13:20

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, model blended learning
merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran
conventional berupa tatap muka dan e-learning yang berbasis internet. Dalam
pembelajaran ‘blended e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada
waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannnya. Suasana pembelajaran
‘blended e-learning’ akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih aktif
dalam pembelajarannya. Adapun karakteristik dari blended learning yaitu:
a) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pembelajaran,
gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
b) Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan
belajar mandiri via online.
c) Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara
mengajar dan gaya pembelajaran.
d) Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai
fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung
Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif
sendiri. Adapun model-model pembelajaran: (1) Face-to-Face Driver, (2) Rotation, (3)
Flex, (4) Online Lap, (5) Self Blend, (6) Online Driver. Blended learning juga memiliki
berbagai kelebihan dan kekurangan yang mana hal itu telah disampaikan pada makalah
di atas.
Penerapan Blended Learning, yang mana metode itu tidak begitu dibutuhkan dalam
pendidikan dasar dan menengah jika penerapannya disamakan dengan penerapan
Blended Learning di Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
pendekatanan dan metode pendidikan terutama di perguruan tinggi yang melaksanakan
pendidikan jarak jauh. Pada pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah, harus
menerapkan tatap muka dalam pembelajarannya, akan tetapi bukan berarti dalam
pendidikan dasar dan menengah tidak dapat menerapkan Blended Learning. Pada
pendidikan dasar dan menengah juga dapat menerapkan Blended Learning, hanya saja
secara teknis pelaksanaan pembelajaran tidak dapat disamakan dengan pelaksanaan
pembelajaran di perguruan tinggi yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

9
DAFTAR PUSTAKA

Catlin R.Tucker, 2012. Blended Learning in Grades 4–12. London: Corwin Press
Fathurrahman & Nuthpaturrahman. 2015. Blended Learning. diakses di
http://idr.iainantasari.ac.id/12/1/Makalah%20Kelompok%20TI-Kelas%20Khusus.pdf.
pada tanggal 20 November 2015 pukul13:08
Francine S.Glazer. 2012. Blended Learning. Virginia: Stylus Publishing
Gilang, Novia. 2014. Blended Learning. diakses di http://noviagilang.blogspot.com/2014/04/
makalah-blended-learning.html, pada tanggal 20 November 2015 pukul 15:11
Prayitno, Wendhie. 2015. Implementasi Blended Learning dalam Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Menengah. diakses di http://lpmpjogja.org, pada tanggal 20
November 2015 pukul 13:20
Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada

10

Anda mungkin juga menyukai