Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

“Blended Learning”

Dosen Pengampu:

Oleh :

Kelompok 5

Novi : 2269010104

Aprilia : 2269010121

Yuniar S. : 2269010129

Aidin Alif : 2269010131

Fhaisal Fernanda Abbas : 2269010132

Ahmad Khozim D. : 2269010137

TEKNOLOGI PENDIDIKAN 1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan karunianya kita masih diberikan nikmat kesehatan dan nikmat

kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah “Blended Learning”. Tidak lupa

kami ucapkan terima kasih kepada Dosen dan teman-teman yang telah

memberikan dukungan serta semangat untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dengan

rendah hati dan tangan terbuka kami terima dari semua pihak yang sifatnya

membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan teman-teman. Aamiin….

Watampone, 19 November 2022

Penyusun

Kelompok V

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
C. TUJUAN...................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Konsep Blended Learning.........................................................................3
B. Karakteristik Blended Learning................................................................4
C. Penerapan Blended Learning Dalam Pembelajaran..................................6
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini

berlangsung demikian pesat, sehingga pantaslah para ahli menyebut gejala ini

sebagai suatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya

sejak sekarang sudah dapat diperkirakan bakal terjadi sebagai perubahan di bidang

informasi maupun bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan sebagai

implikasi dari perkembangan keadaan tersebut titik perubahan-perubahan yang

akan dan sedang terjadi, terutama disebabkan oleh potensi dan kemampuan

teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan manusia untuk saling

berhubungan (relationship) dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasi

hampir tanpa batas. Beberapa keterbatasan yang dulu dijalani manusia dalam

berhubungan satu sama lainnya seperti faktor jarak waktu, jumlah, kapasitas

kecepatan dan lain-lain. Kini dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai

teknologi informasi dan komunikasi.

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam dunia

pendidikan menjadi sesuatu yang dianggap penting dalam pendidikan abad 21 ini.

Khususnya dalam sistem pembelajaran, ilmu pengetahuan dan teknologi telah

mengubah sistem pembelajaran konvensional menjadi sistem pembelajaran

modern yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu bentuk dari

perkembangan teknologi informasi yang diterapkan di dunia pendidikan adalah

pembelajaran blended learning.

Blended learning adalah pembelajaran yang mengombinasi penyampaian

pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, dan pembelajaran berbasis

1
komputer baik secara luar jaringan (offline), maupun dalam jaringan komputer

(online) (Dwiyogo, 2018:60). Artinya, blended learning merupakan metode

pembelajaran tatap muka yang didukung oleh pembelajaran berbasis elektronik

(luring dan daring) sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan optimal

karena kelebihan dari kedua metode tersebut akan dapat saling melengkapi dari

masing-masing kekurangan kedua metode pembelajaran tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep Blended Learning?

2. Apa karakteristik Blended Learning?

3. Bagaimana cara penerapan Blended Learning dalam pembelajaran?

C. TUJUAN

1. Kita dapat mengetahui konsep dari Blended Learning

2. Kita dapat mengetahui apa saja karakteristik dari Blended Learning

3. Kita dapat mengetehaui penerapan dari Blended Learning

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Blended Learning

Secara etimologi istilah blended learning terdiri dari dua kata yaitu

blended dan learning. Kata blend berarti "campuran, bersama untuk

meningkatkan kualitas agar bertambah baik"(Collins Dictionary), atau formula

suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary)

(Heinze and Procter, 2006:236). Sedangkan learning memiliki makna umum

yakni belajar, dengan demikian sepintas mengandung makna pola pembelajaran

yang mengandung unsur pencampuran, atau penggabungan antara suatu pola

dengan pola yang lainnya. Apa yang dicampurkan? Elena mosa (2006)

menyampaikan bahwa dicampurkan adalah dua unsur utama yakni pembelajaran

di kelas (classroom lesson) dengan online learning.

Selain blended learning ada istilah lain yang sering digunakan diantaranya

blended learning dan hybrid learning. Istilah yang disebutkan tadi mengandung

arti yang sama yaitu perpaduan percampuran atau kombinasi pembelajaran supaya

tidak membingungkan masalah tersebut pernah dijelaskan oleh Mainnen (2008)

yang menyebutkan "blended learning mempunyai beberapa alternatif nama, yaitu

learning hybrid learning, blended blended e-learning dan melted learning (bahasa

Finlandia)" karena model pembelajaran campuran ini lebih banyak menggunakan

blended e-learning pada perkuliahan daripada tatap muka atau residensial dan

tutorial kunjung, maka penulis menggunakan istilah blended blended e-learning.

Selain itu Heinze (2008:14) juga berpendapat "A better time for blended learning"

is "Blended Blended e-Learning".

Blended learning sebagai kombinasi karakteristik pembelajaran tradisional

dan lingkungan pembelajaran elektronik atau blended e-learning menggabungkan

3
aspek blended e-learning seperti pembelajaran berbasis web streaming video,

komunikasi audio synkronus dan asynkronous dengan pembelajaran tradisional

"tatap muka". Pendapat lainnya dipaparkan Bhonk dan Graham (2006) juga

mendefinisikan sebagai berikut, blended learning is the combination of instruction

from to historically separate learning system. It emphasizes the Central roll of

computer-based technologies in blended learning."(Hadjerrout, 2007:286). Bhonk

dan Graham (2006) menjelaskan bahwa blended learning adalah gabungan dari

dua sejarah model perpisahan mengajar dan belajar sistem, pembelajaran

tradisional dan sistem penyebaran pembelajaran, yang menekankan peran pusat

teknologi berbasis komputer dalam blended learning.

B. Karakteristik Blended Learning

Menurut Sharpen et.al (2006:18) Karakteristik Blended Learning e-

Learning, adalah:

1. Ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang berhubungan

selama garis tradisional sebagian besar, melalui institusional pendukung

lingkungan belajar virtual.

2. Transformatif tingkat praktik pembelajaran didukung oleh rancangan

pembelajaran sampai mendalam.

3. Pandangan menyeluruh tentang teknologi untuk mendukung pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas karakteristik blended blended e-learning

adalah sumber suplemen, dengan pendekatan tradisional juga mendukung

lingkungan belajar virtual melalui suatu lembaga rancangan pembelajaran yang

mendalam pada saat perubahan tingkatan praktik pembelajaran dan pandangan

tentang sama teknologi digunakan untuk mendukung pembelajaran. Penerapan

suatu model pembelajaran harus berdasarkan teori belajar yang cocok untuk

proses pembelajaran agar kelangsungan proses tersebut dapat sesuai dengan

4
tujuan yang telah ditentukan. Karena model ini adalah model pembelajaran

campuran maka teori yang digunakan pun terdiri dari beberapa ahli dengan

disesuaikan situasi dan kondisi peserta pelajar dan institusi yang menggunakan.

Berdasarkan komponen yang ada dalam blended learning maka teori

belajar yang mendasari model-model pembelajaran tersebut adalah

konstruktivisme (individual learning) dari piagat,kognitif dari bruner,gagne,dan

blooms dan lingkungan belajar sosial atau Social Contructivist (collaborative

learning) dan vygtsky. Konstruktivisme (individual learning) digunakan sebagai

landasan teori belajar yang sering disebut juga student centered learning.

Konstruktivisme (individual learning) dapat mendorong pelajar untuk

membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman individu

mereka (paurelle,2003). Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme

dalam pendidikan anak (poedjiadi,1999:63) adalah sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah

menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berpikir

untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi,

b. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang

memungkinkan pengetahuan dan keterampilan konstruksi oleh peserta

didik. Selain itu latihan memecahkan masalah sering kali dilakukan

melalui billiard kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan

sehari-hari dan,

c. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan menemukan cara belajar yang

sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor,

dan teman yang membuat situasi yang kondusif terjadinya kontruksi

pengetahuan pada diri peserta didik.

5
Individual learning dalam teori ini pelajar adalah peserta yang aktif kalau

dapat membangun pengetahuan mereka sendiri secara subjektif dan berkembang.

Kemudian memproses dan memahami suatu informasi, sehingga pelajaran

memiliki pembelajar sendiri. Belajar membangun pengetahuan mereka

berdasarkan atas pengetahuan dari pengalaman yang mereka alami sendiri. Teori

belajar berikutnya yang melandasi model blended blended e-learning adalah teori

belajar kognitif. Pendekatan kognitif menekankan bagian sebagai satu struktur

pengetahuan yang diorganisasikan (Burner, 1990; Gagne et.al., 1993). Menurut

Bloom (1956) mengidentifikasi enam tingkatan belajar kognitif yaitu

“pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis". Pandangan kognitif

pada pembelajaran menunjukkan kegiatan mental, seperti pemberian alasan

analisis dan pemikiran kritis (Hadjerrout: 2007, Carman 2005:5).

Beberapa kelebihan learning management system berbasis blended e-

learning menurut (Bates, 1995; Wulf, 1996) yaitu:

a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan

guru atau instruktur (enhance interactivity),

b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan

saja (time and place flexibility),

c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a

global audience),

d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran

(easy updating of content aswel as archivable capabilitas).

C. Penerapan Blended Learning Dalam Pembelajaran.

Blended learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara

pendidikan terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya universitas terbuka yang

menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, maka kini dengan terbitnya surat

6
keputusan menteri pendidikan nasional No.107/U/2001(2 juli 2001) tentang

penyelenggaraan program pendidikan tinggi jarak jauh maka perguruan tinggi

tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan

jarak jauh menggunakan blender learning, juga telah diizinkan

menyelenggarakannya lembaga-lembaga pendidikan non formal seperti kursus-

kursus juga memanfaatkan keunggulan Belanda learning ini untuk program-

programnya.

Secara spesifik dalam pendidikan guru blended learning memiliki makna

sebagai berikut :

1. Blended e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi

pendidikan pelatihan-pelatihan tentang materi keguruan baik substansi

materi pelajaran maupun ilmu kependidikan secara online.

2. Blended e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya

nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian

terhadap buku teks, CD-ROM, dan kepelatihan berbasis komputer)

sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.

3. Blended tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam

kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan

content dari pengembangan teknologi pendidikan.

4. Kapasitas guru amat bervariasi tentang pada bentuk isi dan Cara

penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat

penyampaian dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa

yang pada giliran akan memberi hasil yang lebih baik.

5. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa siswa

atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah

dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.

7
6. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer

network).

7. Menggunakan bahan ajar bersifat Mandiri (self learning materials)

disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan

saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.

8. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar

dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat

dilihat setiap saat di komputer.

Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan blended learning

mengungkapkan bahwa terdapat tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem

pembelajaran berbasis internet, yaitu:

1. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang

mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan

adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan,

latihan, ujian dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan

melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak

jauh. Untuk pendidikan guru model seperti ini dapat digunakan untuk

meningkatkan "knowledge dan skill”, memperkuat pengetahuannya

tentang materi pelajaran sebagai spesifikasi keilmuannya dan memperkuat

pemahaman tentang metodologi pembelajaran melalui simulasi

pembelajaran yang disajikan melalui internet misalnya video streaming,

video conference dan lain-lain.

2. Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara

belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi

disampaikan melalui internet dan sebagian lagi melalu tatap muka.

Fungsinya saling melengkapi, dalam model ini pengajar bisa memberikan

8
petunjuk pada pembelajar untuk mempelajari materi pelajaran melalui web

yang telah dibuatnya. Pembelajar juga diberikan arahan untuk mencari

sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, pembelajar

dan pengajar lebih banyak diskusi tentang teman materi yang telah

dipelajari melalui internet tersebut. Model ini lebih relevan untuk

digunakan dalam pengembangan pendidikan guru dilihat dari kondisi

kultur, dan infrastruktur yang dimiliki saat ini. Secara substansial materi

teguran identik dengan nilai yang tidak hanya dapat ditransfer melalui

pembelajaran tanpa tatap muka, melainkan diperlukan di direct learning,

sehingga unsur-unsur modeling dari seorang guru dapat diadaptasi dengan

baik. Untuk penguasaan materi konseptual, teoritikal dan keterampilan

dapat menggunakan blended e-learning dengan sistem jarak jauh.

3. Model Web enchanced course adalah pemanfaatan internet untuk

menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas,

fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi

antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik anggota

kelompok, atau peserta didik dengan narasumber lain. Oleh karena itu,

peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari

informasi di internet membimbing mahasiswa mencari dan menemukan

situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi

melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan

komunikasi melalui internet dan kecakapan lain yang diperlukan.

Pengguna ICT dalam pendidikan guru lebih menekankan pada pengguna

internet untuk pembelajaran online dan stand alone yang berbasis data storage.

Pemanfaatan ICT ini melalui sistem pendidikan jarak jauh memberikan manfaat

9
(Elangoan, 1999; sockartiwi, 2002;mulvihil,1997; Utarini,1997), menjelaskan

antara lain:

1. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan penyelenggara

pendidikan tanpa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas

internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu

dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, waktu.

2. Guru dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur

dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilang

sampai bekerja jauh bahan ajar dipelajari.

3. Guru dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja

kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila siswa

memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang

dipelajarinya, ia dapat melakukan akses internet secara lebih mudah.

4. Para guru dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti

dengan jumlah peserta yang banyak sehingga menambah ilmu

pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

5. Peran guru dituntut untuk menjadi lebih aktif.

6. Relatif lebih efisien titik misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari

perguruan tinggi atau sekolah konvensional.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Blended learning merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan

pembelajaran yaitu pembelajaran  conventional  berupa tatap muka dan e-learning

yang berbasis internet.  Dalam  pembelajaran Blended Learning fokus

utamanya  adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan

bertanggung  jawab untuk pembelajarannnya. Suasana pembelajaran Blended

Learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam

pembelajarannya. Blended learning merupakan proses pembelajaran yang

memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat

memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Pembelajaran berlangsung

secara konvensional (tatap muka), mandiri, dan mandiri via online. Bahan mandiri

secara offline disiapkan dalam bentuk CD-ROM, video streaming, kelas virtual, e-

mail, voicemail, MP3, serta DVD.

B. Saran

Semoga dalam makalah ini bisa dijadikan acuan bagi para penulis dan

pembaca, agar kita dapat memahami dan menerapkan konsep blended learning

serta proses pembelajaran menggunakan program blended learning berjalan

dengan baik dan berfungsi sebagaimana mestinya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana. 2011. Pembelajaran Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru.

Jakarta: Rajawali pers.

Madona, Fitra, Susi Ermawati, Lovia. 2016. “Makalah Media

Pembelajaran Berbasis IT Tentang Blended Learning”,

http://fitramadona32.blogspot.com/2016/12/makalah-blended-learning.html,

diakses pada 21 November 2022 pukul 15.00 Wita.

12

Anda mungkin juga menyukai