Anda di halaman 1dari 7

BAHTERA INDONESIA: ISSN 2541-3252

Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 4, No. 2, Sep. 2019

ANALISIS KESALAHAN EJAAN BAHASA INDONESIA DALAM MEDIA MASSA


DARING (DETIKCOM)

Nana Triana Winata


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unwir, Indramayu
pos-el: nanawinata26@gmail.com

ABSTRAK

Pada penelitian ini menganalisis kesalahan ejaan bahasa Indonesia yang digunakan oleh
media massa daring Detikcom edisi terbit tanggal 6 dan 8 September 2019. Data yang diambil
dalam penelitian ini ada tujuh berita yang terbit pada tangga 6 dan 8 September 2019 pada
pukul (19.19; 19.33; 21.00; 21.16; 13.30; 15.45; 19.19). Tujuan dalam penelitian ini adalah (1)
mengetahui jenis ejaan yang salah dalam penulisan berita daring Detikcom edisi terbit tanggal
6 dan 8 September 2019 pada pukul (19.19; 19.33; 21.00; 21.16; 13.30; 15.45; 19.19); dan (2)
menganalisis kesalahan ejaan bahasa Indonesia pada media massa daring Detikcom edisi terbit
tanggal 6 dan 8 September 2019 pada pukul (19.19; 19.33; 21.00; 21.16; 13.30; 15.45; 19.19).
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena pada penelitian ini mencari
kesalahan ejaan bahasa Indonesia baik itu dari penggunaan huruf (huruf miring), kata (kata
konjungsi), atau penggunaan tanda baca pada media massa daring. Bogdan dan Taylor dalam
Moleong (2010:4) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku
yang dapat diamati.
Kesalahan ejaan bahasa Indonesia yang digunakan oleh media massa daring Detikcom
yang diterbitkan pada tanggal 6 dan 8 September 2019 pukul (19.19; 19.33; 21.00; 21.16;
13.30; 15.45; 19.19) sebagian besar terdapat pada huruf miring penamaan istilah bahasa asing.
Jenis kesalahan yang ditemukan pada edisi terbitan di atas adalah (1) kesalahan
penggunaan huruf miring; (2) kesalahan penggunaan tanda baca; (3) kesalahan pengguanaan
gabungan kata; dan (4) kesalahan penggunaan angka dan bilangan.
Kesalahan ejaan bahasa Indonesia di media massa daring Detikcom dalam bentuk
pedoman penulisan huruf, kata, dan tanda baca.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


115
ISSN 2541-3252 BAHTERA INDONESIA:
Vol. 4, No.2, Sep. 2019 Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENDAHULUAN yang ada di Indonesia pun berlomba-lomba


Bahasa Indonesia adalah salah satu
membuat sebuah aplikasi daring yang dapat
alat komunikasi yang digunakan oleh
ditanam disemua gawai yang berbasis
masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia
android ata IOS.
menjadi bahasa yang digunakan dalam
Masih banyak media massa daring
jurnalistik di Indonesia. Semua bidang
yang kurang memperhatikan ejaan bahasa
jurnalistik baik itu dari media cetak,
Indonesia. Tetapi ada pula media massa
televise, atau media massa daring
yang sangat memperhatikan ejaan bahasa
menggunakan bahasa Indonesia. Hal
Indonesia sesuai dengan PUEBI yang
tersebut telah di atur oleh Undang-Undang
berlaku. Media massa daring Detikcom
No. 40 Tahun 1999 tentang pers nasional,
adalah salah satu media massa daring yang
ada lima fungsi dasar pers, yaitu sebagai
banyak ditanam pada gawai setiap orang.
media informasi, pendidikan, hiburan,
Setiap beberapa menit Detikcom selalu
kontrol sosial, dan lembaga ekonomi.
memperbarui informasi tentang semua
Berdasarkan Undang-undang
berita yang terjadi di Indonesia.
tersebut media massa sangat berperan
Kesalahan penggunaan ejaan
penting khususnya dalam pelaksanaan
bahasa Indonesia yang sering terjadi pada
pembinaan dan pengembangan bahasa
penulisan berita yang dimuat oleh
Indonesia. Jika seluruh media massa (media
Detikcom relatif pada kesalahan
massa cetak, televisi, atau media daring)
penggunaan huruf miring ketika
telah menggunakan bahasa Indonesia
menggunakan istilah asing. Salah satu
sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum
contoh kesalahan penggunaan cetak miring
Ejaan Bahasa Indonesia), maka salah satu
ditemukan pada Detikcom terbitan (Jumat,
peran pers sesuai dengan Undang-undang
6 September 2019 pukul 19:19 WIB)
No. 40 tahun 1999 yaitu sebagai
dengan judul berita “Sempat Jadi
pendidikan, dalam arti memberikan
Pengamen Jalanan Noviana Akhirnya
informasi pendidikan tentang penggunaan
Bergelar Sarjana” yaitu pada “cleaning
ejaan bahasa Indonesia sesuai dengan
service”. Selain itu, masih dalam tulisan
PUEBI.
berita yang sama tidak menggunakan tanda
Perkembangan teknolgi yang
hubung (-) dalam penulisan “S1 dan S2”.
semakin pesat, dapat memudahkan semua
Selain terjadi kesalahan dalam
masyarakat mendapatkan informasi
penggunaan huruf dan tanda baca,
khususnya dengan fasilitas internet. Pers
kesalahan yang ditemukan pada terbitan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


116
BAHTERA INDONESIA: ISSN 2541-3252
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 4, No. 2, Sep. 2019

(Jumat, 6 September 2019 pukul 19:33) Indonesia baik itu dari penggunaan huruf
dengan judul berita “Harga Tanah Kawasan (huruf miring), kata (kata konjungsi), atau
Industri RI Tinggi, Investor Berpaling ke penggunaan tanda baca pada media massa
Vietnam” yaitu kesalahan penggunaan kata daring. Bogdan dan Taylor dalam Moleong
bilangan “33” pada paragraf kedua. Selain (2010:4) mengemukakan bahwa penelitian
kesalahan penggunaan kata bilangan, kualitatif adalah prosedur penelitian yang
terjadi kesalahan penggunaan konjungsi menghasilkan data deskriptif berupa kata-
“sehingga”. kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
Fenomena kesalahan berbahasa prilaku yang dapat diamati.
tidak hanya terjadi pada media massa
HASIL DAN PEMBAHASAN
daring. Hampir semua media massa terjadi
kesalahan dalam penggunaan ejaan bahasa Berdasarkan data penelitian dari
Indonesia. Media massa adalah salah satu media massa daring Detikcom, yang terbit
media penghubung ke masyarakat dalam pada 6 September 2019 pukul 19:19 WIB
pelaksanaan pembinaan dan pengembangan dengan judul berita “Sempat Menjadi
bahasa Indonesia. Pengamen Jalanan Noviana Akhirnya
Berdasarkan kesalahan ejaan bahasa Bergelar Sarjana”. Pada berita tersebut
Indonesia yang telah dipaparkan di atas, terjadi kesalahan ejaan bahasa Indonesia,
maka dapat dirumuskan sebagai berikut, (1) kesalahan itu meliputi penggunaan huruf
jenis ejaan apa saja yang salah dalam miring pada istilah bahasa asing. Selain itu,
penulisan berita daring Detikcom edisi Kesalahan pada penggunaan tanda baca (-).
terbit tanggal 6 dan 8 September 2019 pada Data selanjutnya yang terbit pada 6
pukul (19.19; 19.33; 21.00; 21.16; 13.30; September 2019 pukul 19:33 WIB dengan
15.45; 19.19)?; (2) bagaimana kesalahan judul berita “Harga Tanah Kawasan
ejaan bahasa Indonesia pada media massa Industri RI Tinggi, Investor berpaling ke
daring Detikcom edisi terbit tanggal 6 dan 8 Vietnam”. Pada berita ini terjadi kesalahan
September 2019 pada pukul (19.19; 19.33; ejaan bahasa Indonesia dari kata (kata
21.00; 21.16; 13.30; 15.45; 19.19)? bilangan), konjungsi, huruf (huruf miring).
Pada terbitan 6 September 2019
pukul 21:00 WIB yang berjudul “Daftar
METODOLOGI PENELITIAN
Terkini Fintech Abal-abal hingga Gadai
Penelitian ini menggunakan
Ilegal, Hati-hati!”. Pada berita tersebut
penelitian kualitatif karena pada penelitian
terjadi kesalahan ejaan bahasa Indonesia
ini mencari kesalahan ejaan bahasa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


117
ISSN 2541-3252 BAHTERA INDONESIA:
Vol. 4, No.2, Sep. 2019 Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

penggunaan huruf (huruf miring) yaitu 2019 pukul 17:19 WIB yang berjudul
istilah bahasa asing yang sebetulnya dapat Parlemen Dinilai Hanya untuk Penuhi
diganti dengan menggunakan padanan kata Syarat”. Kesalahan ejaan bahasa Indonesia
dalam bahasa Indonesia. pada berita ini adalah penggunaan tanda
Data berita pada terbitan 6 baca koma (,).
September 2019 pukul 21:16 WIB dengan Jenis Ejaan yang Salah
judul “Kecanduan Main PUBG, Remaja ini Huruf miring
Kena Serangan Stroke” dalam penulisan Beberapa fungsi dari huruf miring
berita tersebut terdapat kesalahan ejaan adalah ketika penggunaan judul buku,
bahasa Indonesia berupa penggunaan huruf majalah yang ada di daftar pustaka. Huruf
(huruf miring), kesalahan penggunaan kata miring dipakai ketika menggunakan kata
“jam” yang berbeda makna dengan “pukul” asing, ungkapan bahasa daerah, istilah-
yang menunjukkan waktu. istilah bahasa asing/geografi/biologi.
Berita pada terbitan 8 September Dari data yang diambil, kesalahan
2019 pukul 13.30 WIB dengan judul “Tak ejaan bahasa Indonesia yang digunakan
Merokok Dapat Keringanan Bayar Iuaran oleh media massa daring Detikcom
BPJS, Dokter Paru: Gimana Kontrolnya?”. sebagian besar adalah penggunaan huruf
Terjadi kesalahan ejaan bahasa Indonesia miring dalam istilah atau kata asing.
gabungan kata diparagraf pertama, Salah satu istilah asing yang
kesalahan penggunaan tanda baca titik (.) digunakan pada berita di atas adalah istilah
yang digunakan dalam singkatan gelar. “cleaning service”, istilah tersebut ditulis
Berita pada terbitan 8 September tidak cetak miring ”cleaning service” dalam
2019 pukul 15.45 WIB yang berjudul teks beritanya. Seharusnya istilah tersebut
“Soetta Diklaim Bandara RI Pertama yang ditulis miring “cleaning service” karena
Sediakan Transportasi Online”. Pada berita termasuk dalam istilah bahasa asing
ini terdapat kesalahan ejaan bahasa (bahasa Inggris).
Indonesia yaitu penggunaan huruf miring Hampir dalam setiap pemberitaan
yang tidak digunakan ketika menggunakan baik itu media cetak, televisi, atau media
kata asing, ketika kata asing ini yang daring. Penggunaan istilah asing “online”
memiliki padanan kata bahasa Indonesia hampir selalu digunakan. Istilah tersebut
seharusnya kata asing tersebut diganti kini marak digunakan diberbagai
menjadi padanan kata bahasa Indonesia. pemberitaan mana pun. Seharusnya
Berita pada terbitan 8 September pengguanaan istilah asing “online” ditulis

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


118
BAHTERA INDONESIA: ISSN 2541-3252
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 4, No. 2, Sep. 2019

huruf miring “online” atau istilah tersebut harus melupakan EyD karena telah diubah
diganti menjadi padanan kata dalam bahasa menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan
Indonesia yaitu “daring”. Penggunaan kata Bahasa Indonesia). Ketika akan melihat
“daring’ untuk istilah “online” harus sering aturan penggunaan tanda baca bahasa
digunakan oleh media massa guna Indonesia harus merujuk pada PUEBI.
membina bahasa Indonesia dikalangan Dari data yang telah didapat
masyarakat secara luas. kesalahan penggunakan tanda baca hubung
Penggunaa istilah asing “game” (-) pada singkatan untuk Strata satu dan
dalam teks berita seharusnya menggunakan Strata dua pada tulisan diteks berita
huruf miring “game”, karena kata tersebut menggunakan (S1) dan (S2), jika
termasuk dalam istilah bahasa asing menggunakan singkatan tersebut maka
(bahasa Inggris). akan memiliki makna yang berbeda. Jika
Kesalahan ejaan bahasa Indonesia menulis menggunakan (S1) akan memiliki
dalam penulisan huruf miring pada istilah makna bahwa /S/ hanya ada satu huruf,
bahasa asing “stress”, seharusnya yang berarti hanya bermakna “strata”.
menggunakan huruf miring “stress” atau Begitupun penulisan (S2) akan memiliki
cukup dengan menggunakan bahasa makna huruf /S/ ganda sama dengan
Indonesia sesuai dengan KBBI (Kamus penulisan seperti (SS). Seharusnya untuk
Besar Bahasa Indonesia) “stres” yang kesalahan penulisan di atas menggunakan
artinya “gangguan atau kekacauan mental tanda baca hubung (-). Penulisan yang
dan emosional yg disebabkan oleh factor benar sesuai dengan PUEBI “strata satu”
luar; ketegangan. dan “strata dua” yaitu “S-1” dan “S-2”.
Penggunaan istilah asing atau istilah Keslahan penggunakan tanda baca
nama penyakit “stroke”, pada teks berita titik (.) untuk singkatan nama gelar atau
yang ditulis tidak menggunakan huruf pangkat pada nama orang. Contoh
miring, seharusnya kata stroke kesalahan yang ada pada data berita daring
menggunakan huruf miring “stroke” karena Detikcom (8/9/2019, pukul 13.30) adalah
kata tersebut termasuk dalam istilah bahasa “dr Feni Fitriani Taufik, SpP(K)”.
medis atau istilah nama penyakit. Penulisan singkatan nama gelar menurut
Tanda Baca PUEBI menggunakan tanda baca titik (.),
Beberapa pembaca masih mengacu sehingga penulisan yang benar adalah “dr.
penggunaan tanda baca pada EyD (Ejaan Feni Fitriani Taufik, Sp. P(K)”.
yang Disempurnakan), pada saat ini kita Masih dalam kesalahan penggunaan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


119
ISSN 2541-3252 BAHTERA INDONESIA:
Vol. 4, No.2, Sep. 2019 Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

tanda baca titik (.) yang digunakan pada justru melirik Vietnam, Malaysia hingga
istilah jam dan menit. Kesalahan pada Kamboja dan Thailand.”
media massa daring tersebut adalah “jam 9 Pada kalimat tersebut seharusnya
malam, pukul 3 atau 4 subuh”. menggunakan tanda baca koma (,) yang
Penggunaan kata “jam” tidak tepat jika berfunsi untuk suatu perincian. Jadi kalimat
untuk menunjukkan waktu karena menurut tersebut berdasarkan PUEBI menggunakan
KBBI jam artinya “(1) alat untuk mengukur tanda baca koma (,) menjadi kalimat “…
waktu (seperti arloji, lonceng dinding); (2) justru melirik Vietnam, Malaysia,
waktu yang lamanya 1/24 hari (dari sehari Kamboja, dan Thailand.”
semalam) sama dengan 60 menit atau 3.600 Gabungan Kata
detik”. Seharusnya ketika penggunaan Terdapat kesalahan penulisan
ejaan bahasa Indonesia untuk menunjukkan gabungan kata yang ada dalam teks berita
waktu menggunakan tanda baca titik (.) daring “… banyak ditentang oleh kalangan
seharusnya “pukul 21.00 atau pukul 09.00 non perokok.” Kata non- tidak bisa berdiri
malam; pukul 03.00 atau pukul 03.00 sendiri, kata tersebut harus digabung
pagi; pukul 04.00 atau pukul 04.00 pagi”. dengan kata lain yang mengikutinya. Jadi,
Berdasarkan data yang didapat penulisan yang benar adalah “… banyak
kesalahan dalam penggunaan tanda baca ditentang oleh kalangan nonperokok.”
koma terjadi pada penghubung Angka dan Bilangan
antarkalimat “… oleh karena itu menurut Kesalahan penggunaan ejaan
bahasa Indonesia angka dan bilangan “33
saya …”. Seharusnya kata hubung
perusahaan tersebut justru …” Pada kalimat
antarkalimat menggunakan tanda baca di atas terjadi kesalahan penggunaan angka
di awal kalimat. Jika terdapat angka di awal
koma (,), misalnya “oleh karena itu(,)”;
kalimat harus diubah menjadi ejaan huruf.
“meskipun demikian(,)”; “dengan Jadi penulisan yang benar sesuai dengan
PUEBI adalah “Tiga puluh tiga
demikian(,)”. Pada penggalan kalimat yang
perusahaan tersebut justru …”
tercetak pada teks di atas tidak
SIMPULAN
menggunakan tanda baca koma (,).
Menurut PUEBI yang benar Berdasarkan hasil analisis data di
penggunaannya harus menggunakan tanda atas, kesalahan ejaan bahasa Indonesia
baca koma (,) menjadi “… oleh karena itu, yang digunakan oleh media massa daring
menurut saya …”. Detikcom yang diterbitkan pada tanggal 6
Dalam penggunaan kata hubung dan 8 September 2019 pukul (19.19; 19.33;
yang tidak tepat terdapat pada kalimat “… 21.00; 21.16; 13.30; 15.45; 19.19)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


120
BAHTERA INDONESIA: ISSN 2541-3252
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 4, No. 2, Sep. 2019

sebagian besar terdapat pada huruf miring


penamaan istilah bahasa asing.
Jenis kesalahan yang ditemukan
pada edisi terbitan di atas adalah (1)
kesalahan penggunaan huruf miring; (2)
kesalahan penggunaan tanda baca; (3)
kesalahan pengguanaan gabungan kata;
dan (4) kesalahan penggunaan angka dan
bilangan.
Kesalahan ejaan bahasa Indonesia
dalam media massa daring Detikcom
dalam bentuk pedoman penulisan huruf,
kata, dan tanda baca.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 2011. Linguistik Suatu


Pengantar. Bandung: Angkasa.
Alwi, H. dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Apriani, Mia. 2016. Analisis Kesalahan
Berbahasa Bidang Morfologi oleh
Komunitas Jual-Beli Online di
Daerah Mataram Nusa Tenggara
Barat.Mataram: Skripsi FKIP
Universitas Mataram.
Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Moloeng, L. J. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ramlan, M. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan
Deskriptif. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sugiarto, E. 2017. Kitab PUEBI Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Andi.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


121

Anda mungkin juga menyukai