DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
Inas Tahani Muntaz (40040118060012)
Muhammad Faturahman Almuhaimin (40040118060022)
Febrian Nur Alam (40040118060035)
ABSTRAK
Perubahan suhu saat bekerja dapat memengaruhi kinerja kerja seorang pegawai,
baik secara tidak sengaja maupun sengaja yang berada di lingkungan yang
ditentukan. Oleh karena itu, teknologi pemantauan otomatis dan pengontrol suhu
harus dikembangkan, dengan menggunakan perangkat lunak LabView dengan
mikrokontroler Arduino tipe UNO sistem kontrol, sensor suhu LM-35 dan DHT-
11. Penelitian ini, dalam hal pemantauan dan pengendalian suhu kamar, akan
mengikuti beberapa tahapan, yaitu Identifikasi kebutuhan, Analisis kebutuhan,
Desain Program (Perangkat Lunak), Rekayasa Perangkat (Perangkat Keras),
Pemrograman Kontrol (Perangkat Arduino) , Prototipe, Pengujian. Hasil dari
metode yang diterapkan, dapat mempermudah pemantauan dan pengontrolan suhu
sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan efektivitas seseorang dalam melakukan
aktivitasnya di bawah suhu standar berdasarkan prinsip Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sistem kendali atau system control (control system) adalah suatu
alat untuk mengendalikan, memerintah, dan mengatur keadaan dari
suatu system. Istilah sistem kendali ini dapat dipraktekan secara manual
untuk mengendalikan stir mobil pada saat kita mengendarai/menyetir
mobil kita, misalnya dengan menggunakan prinsip loloh balik. Dalam
system yang otomatis, alat semacam ini sering dipakai untuk peluru
kendali sehingga peluru akan mencapai sasaran yang diinginkan.
Salah satu sistem kendali atau control yaitu sistem kendali suhu.
Sistem pengendalian suhu adalah gabungan kerja dari alat-alat
pengendalian otomatis. Semua peralatan yang membentuk sistem
pengendalian disebut instrumentasi pengendalian suhu.
Suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajat panas
khususnya pada benda. Benda yang mempunyai panas dapat
menunjukan suhu yang tinggi dibandingkan pada benda yang dingin.
Untuk dapat mengetahui seberapa besar suhu pada benda tersebut, maka
alat yang digunakan yaitu termometer. Pada penelitian jurnal ini
bertujuan untuk meningkatkan efektivitas seseorang dalam melakukan
aktivitasnya di bawah suhu standar berdasarkan prinsip Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3).
II.3 Suhu
II.3.1 Pengertian Suhu
Suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajat
panas khususnya pada benda. Benda yang mempunyai
panas dapat menunjukan suhu yang tinggi dibandingkan
pada benda yang dingin. (Ipul, 2019)
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri, persyaratan suhu atau udara ruang yang diatur
dengan baik adalah berkisar 18o C – 28o C dengan
kelembaban suhu atau udara ruang berkisar 40% - 60%.
Jika suhu udara ruang mengalami peningkatan sekitar 28o
C, maka ruangan tempat bekerja harus dipasang AC (Air
Conditioner) (Menkes, 2002).
II.3.2 Macam-Macam Suhu
Di dalam Peraturan Perundangan Kementerian
Tenaga Kerja Republik Indonesia diatas, bahwasanya suhu
terbagi atas 3 bagian yaitu (Himpunan Peraturan
Perundangan K-3, 2016) :
1. Suhu Kering (Dry Bulb Temperature), merupakan suhu
yang ditunjukkan oleh termometer suhu kering.
2. Suhu Basah Alami (Natural Wet Bulb Temperature),
merupakan suhu yang ditunjukkan oleh termometer
bola basah alami (Natural Wet Bulb Thermometer).
3. Suhu Bola (Globe Temperature), merupakan suhu yang
ditunjukkan oleh termometer bola (Globe
Thermometer).
II.5 Sensor
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi
perubahan besaran fisik seperti tekanan, gaya, besaran listrik,
cahaya, gerakan, kelembaban, suhu, kecepatan dan fenomena-
fenomena lingkungan lainnya. (Dickson Kho, 2019)
II.9 DHT-11
DHT-11 merupakan instrumen yang berfungsi sebagai
sensor suhu dan kelembaban udara sekaligus atau dapat mengukur
dua parameter (suhu dan kelembaban) dalam satu lingkungan
sekaligus, dengan keluaran (output) berupa sinyal digital. DHT-11
didalamnya terdapat sebuah thermistor tipe NTC (Negative
Temperature Coefficient) berguna sebagai pengukur suhu. Di
dalam DHT-11 juga terdapat sensor untuk mengukur kelembaban
tipe resistif dan sebuah mikrokontroler 8-bit yang berfungsi untuk
mengolah kedua sensor tersebut dan mengirim hasilnya ke pin
keluaran (output) dengan format kabel tunggal dua arah
(singlewire-bi-directional) (OSEPP Electronic, 2017)
Respon Underdumped
Koreksi berjalan cepat dalam mencapai set
poin.
II.13.2.2 Respon Tidak Stabil
Respon Substain Osullation
Proses variable tidak pernah sama dengan set
point sehingga respon membentuk suatu pola
siklus dengan amplitudo tetap.
Respon Undumped
Respon terisolasi dengan amplitudo
membesar sehingga proses variable
semakin lama semakin menjauhi set poin.
II.14 Kalibrasi
II.14.1 Pengertian Kalibrasi
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan
bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional
maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
(Indra,2019)
II.14.2 Tujuan Kalibrasi
Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran
dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih
tinggi/teliti (standar primer nasional dan /
internasional), melalui rangkaian perbandingan yang
tak terputus.
Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukan suatu instrument ukur.
Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar
Nasional maupun Internasional.
(Indra,2019)
II.14.3 Manfaat Kalibrasi
Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar
tetap sesuai dengan spesefikasinya
Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di
berbagai industri pada peralatan laboratorium dan
produksi yang dimiliki.
Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara
harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat
ukur.
(Indra, 2019)
II.14.4 Syarat Kalibrasi
Standar acuan yang mampu telusur ke standar
Nasional / Internasional
Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional /
Internasional
Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan
sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi
Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti
suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan
kedap getaran
Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik /
tidak rusak
III. Metodologi
3.1 Alat dan Bahan
No Nama Alat/Bahan Gambar Fungsi
Personal Computer atau
1 Laptop yang sudah terinstall Acuan untuk monitoring
software LabView
Seperangkat mikrokontroler
6 Software system pengendali suhu
arduino jenis UNO
Download arduino IDE untuk memprogram mikrokontroler arduino. Begitu juga unduh atau
download library yang menujang sensor LM35 dan DHT-11. Library nantinya digunakan untuk
mempermudah dalam memprogram mikrokontroler arduino
IV. PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Perbandingan Tingkat Akurasi Monitoring dan
Pengendalian Suhu LM-35 dengan Termometer Digital
Suhu
Suhu LM-35 Error
No Termometer
(oC) (%)
(oC)
1 26,90 27,00 0,37
2 27,59 28,00 1,46
3 28,62 29,00 1,31
4 29,31 30,00 2,30
5 21,38 31,00 31,03
6 21,72 32,00 32,12
Nilai Rata-Rata Error 11,43
IV.2 Tabel Perbandingan Tingkat Akurasi Monitoring dan
Pengendalian Suhu DHT-11 dengan Termometer Digital
Suhu
Suhu DHT-11 Error
No Termometer
(oC) (%)
(oC)
1 27,00 27,00 0
2 27,90 28,00 0,36
3 28,95 29,00 0,17
4 29,98 30,00 0,07
5 30,90 31,00 0,32
6 32,00 32,00 0
Nilai Rata-Rata Error 0,15
Berdasarkan hasil penelitian monitoring dan pengendalian suhu
dapat dilihat perbandingan antara sensor LM-35 dan sensor DHT-11, suhu
minimun yang digunakan 27oC dan suhu maksimum 32oC. Pada saat suhu
minimum 27oC maka secara otomatis heater atau pemanas air akan
menyala (ON) dan ketika suhu mendekati 32oC maka heater otomatis akan
mati (OFF). Dalam percobaan tersebut, bahwa heater diasumsikan sebagai
pengganti alat pengatur udara seperti kipas atau AC (Air Conditioner).
Kedua sensor (LM-35 dan DHT-11) tersebut mengukur kondisi
suhu ruangan yang dipantau (monitoring) dengan LabView dan
dikendalikan otomatis oleh mikrokontroler arduino tipe UNO, dimana
acuan dasar pengukuran suhu ruang menggunakan termometer digital.
Sehingga dapat diketahui kemampuan dari ke dua sensor suhu tersebut,
dimana tingkat akurasi kesalahan (error) pada LM-35 lebih besar sekitar
11,43% dibandingkan dengan DHT-11. Sedangkan sensor DHT-11
memiliki ketelitian atau tingkat akurasi kesalahan (error) sangatlah kecil
sekitar 0,15% dibandingkan dengan LM-35.
V. KESIMPULAN
Monitoring atau pemantauan suhu ruangan melalui software LabView
serta dapat terkendali secara otomatis menggunakan mikrokontroler
Arduino, dapat dengan tepat serta akurat, pada saat suhu minimum
(27oC) dan suhu maksimum (32oC) tercapai dengan melalui
mikrokontroler arduino tipe UNO, Sehingga besarnya nilai suhu udara
diruangan kerja akan dapat mudah terpantau dan terkendali otomatis,
sesuai dengan standar kaidah peraturan perundangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K-3) tentang persyaratan udara atau suhu ruangan
yang baik atau normal.
LabView yang digunakan dalam penelitian ini telah di coding
sedemikian hingga dengan mikrokontroler arduino sebagai kontrolnya
sesuai dengan karakteristik dari kedua sensor baik itu LM-35 dan
DHT-11 sehingga data yang ditampilkan pada tampilan LabView
langsung dalam satuan suhu celcius.
Penelitian ini dapat memberikan manfaat yang lebih atau kontribusi
dibidang keilmuwan baik secara teori maupun praktikum terutama
dilaboratorium khususnya laboratorium Dasar Teknik Elektro program
studi Teknik Elektro mengenai pengenalan teknik instrumentasi
mengenai sensor suhu.
VI. SARAN
Firdaus. 2014. Wireless Sensor Network ; Teori dan Aplikasi, Graha Ilmu,
Yogyakarta.