Anda di halaman 1dari 18

REVIEW JURNAL :

“SISTEM MONITORING DAN PENGENDALIAN


SUHU RUANGAN DI LABORATORIUM DENGAN
MENGGUNAKAN LABVIEW BERBASIS ARDUINO”

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
Inas Tahani Muntaz (40040118060012)
Muhammad Faturahman Almuhaimin (40040118060022)
Febrian Nur Alam (40040118060035)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
Sistem Monitoring Dan Pengendalian Suhu Ruangan di
Laboratorium Dengan Menggunakan Labview Berbasis
Arduino

ABSTRAK
Perubahan suhu saat bekerja dapat memengaruhi kinerja kerja seorang pegawai,
baik secara tidak sengaja maupun sengaja yang berada di lingkungan yang
ditentukan. Oleh karena itu, teknologi pemantauan otomatis dan pengontrol suhu
harus dikembangkan, dengan menggunakan perangkat lunak LabView dengan
mikrokontroler Arduino tipe UNO sistem kontrol, sensor suhu LM-35 dan DHT-
11. Penelitian ini, dalam hal pemantauan dan pengendalian suhu kamar, akan
mengikuti beberapa tahapan, yaitu Identifikasi kebutuhan, Analisis kebutuhan,
Desain Program (Perangkat Lunak), Rekayasa Perangkat (Perangkat Keras),
Pemrograman Kontrol (Perangkat Arduino) , Prototipe, Pengujian. Hasil dari
metode yang diterapkan, dapat mempermudah pemantauan dan pengontrolan suhu
sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan efektivitas seseorang dalam melakukan
aktivitasnya di bawah suhu standar berdasarkan prinsip Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sistem kendali atau system control (control system) adalah suatu
alat untuk mengendalikan, memerintah, dan mengatur keadaan dari
suatu system. Istilah sistem kendali ini dapat dipraktekan secara manual
untuk mengendalikan stir mobil pada saat kita mengendarai/menyetir
mobil kita, misalnya dengan menggunakan prinsip loloh balik. Dalam
system yang otomatis, alat semacam ini sering dipakai untuk peluru
kendali sehingga peluru akan mencapai sasaran yang diinginkan.
Salah satu sistem kendali atau control yaitu sistem kendali suhu.
Sistem pengendalian suhu adalah gabungan kerja dari alat-alat
pengendalian otomatis. Semua peralatan yang membentuk sistem
pengendalian disebut instrumentasi pengendalian suhu.
Suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajat panas
khususnya pada benda. Benda yang mempunyai panas dapat
menunjukan suhu yang tinggi dibandingkan pada benda yang dingin.
Untuk dapat mengetahui seberapa besar suhu pada benda tersebut, maka
alat yang digunakan yaitu termometer. Pada penelitian jurnal ini
bertujuan untuk meningkatkan efektivitas seseorang dalam melakukan
aktivitasnya di bawah suhu standar berdasarkan prinsip Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3).

I.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana pengendalian suhu berbasis Arduino
1.2.2 Bagaimana cara megoperasikan alat kendali suhu
1.2.3 Bagaimana cara melakukan kalibrasi pada alat kendali suhu
1.3 Manfaat
1.3.1 Mahasiswa dapat mengoperasikan sistem pengendali suhu.
1.3.2 Menambah wawasan tentang sistem pengendalian suhu.
1.3.3 Mahasiswa dapat merancang alat sistem pengendalian suhu.

II. LANDASAN TEORI


II.1 Sistem Kendali
II.1.1 Pengertian Sistem Kendali
Sistem kendali adalah suatu alat untuk
mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari
suatu system berdasarkan nilai tertentu yang sudah
diterapkan. (Wulandari, 2014)
II.1.2 Macam Macam Sistem Kendali
1. Ssitem Loop Terbuka
Merupakan system control yang keluarannya tidak
terpengaruhi pada aksi pengontrolan, sehingga
keluarannya tidak diukur atau diumpan balikkan untuk
dibandingkan dengan masukkan.(Wulandari, 2014)
2. Sistem Loop Tertutup
Merupakan system control yang keluarannya
mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan.
Control loop tertutup termasuk dalam system control
umpan balik dimana sinyal kesalahan penggerak
merupakan selisih antara sinyal masukkan dan sinyal
umpan balik. (Wulandari,2014)
3. Sistem Kendali Manual
Sistem pengendalian dimana faktor manusia sangat
dominandalam aksi pengendalian yang dilakukan pada
sistem tersebut. Peran manusia sangat dominan dalam
menjalankan perintah,sehingga hasil pengendalian akan
dipengaruhi pelakunya. (Sembiring, 2014)
4. Sistem Kendali Otomatis
Sistem pengendalian dimana faktor manusia tidak
dominan dalam aksi pengendalian yang dilakukan pada
sistem tersebut. Peran manusia digantikan oleh sistem
kontroler yang telah diprogram secara otomatis sesuai
fungsinya, sehingga bisa memerankan seperti yang
dilakukan manusia. (Sembiring, 2014)

II.2 Pengendalian Proses


II.2.1 Pengertian Pengendalian Proses
Sistem pengendalian suatu parameter dari berbagai
macam proses. Diantaranya suhu, aliran, tekanan, dan
sebagainya. (Mardianto,2017)
II.2.2 Prinsip Kerja
a. Membandingkan, operator membandingkan hasil
pengukuran dengan yang dikehendaki.
b. Mengukur, operator mengamati ketinggian level tangki.
c. Menghitung, operator akan menghitung dan
memprioritaskan berapa bukaan yang seharusnya.
d. Mengorkesi, operator melakukan koreksi dengan
mengubah bukaan valve sesuai hasil praktikum.
(Mardianto, 2017)

II.3 Suhu
II.3.1 Pengertian Suhu
Suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajat
panas khususnya pada benda. Benda yang mempunyai
panas dapat menunjukan suhu yang tinggi dibandingkan
pada benda yang dingin. (Ipul, 2019)
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri, persyaratan suhu atau udara ruang yang diatur
dengan baik adalah berkisar 18o C – 28o C dengan
kelembaban suhu atau udara ruang berkisar 40% - 60%.
Jika suhu udara ruang mengalami peningkatan sekitar 28o
C, maka ruangan tempat bekerja harus dipasang AC (Air
Conditioner) (Menkes, 2002).
II.3.2 Macam-Macam Suhu
Di dalam Peraturan Perundangan Kementerian
Tenaga Kerja Republik Indonesia diatas, bahwasanya suhu
terbagi atas 3 bagian yaitu (Himpunan Peraturan
Perundangan K-3, 2016) :
1. Suhu Kering (Dry Bulb Temperature), merupakan suhu
yang ditunjukkan oleh termometer suhu kering.
2. Suhu Basah Alami (Natural Wet Bulb Temperature),
merupakan suhu yang ditunjukkan oleh termometer
bola basah alami (Natural Wet Bulb Thermometer).
3. Suhu Bola (Globe Temperature), merupakan suhu yang
ditunjukkan oleh termometer bola (Globe
Thermometer).

II.4 Sistem Pengendalian Suhu


Sistem pengendalian suhu adalah gabungan kerja dari alat-
alat pengendalian otomatis. Semua peralatan yang membentuk
sistem pengendalian disebut instrumentasi pengendalian suhu.
(Adi, 2020)

II.5 Sensor
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi
perubahan besaran fisik seperti tekanan, gaya, besaran listrik,
cahaya, gerakan, kelembaban, suhu, kecepatan dan fenomena-
fenomena lingkungan lainnya. (Dickson Kho, 2019)

II.6 Sensor Suhu


Pemilihan sensor untuk aplikasi pendeteksian atau
pengukuran tertentu, tipe sensor yang dipilih dengan
mempertimbangkan beberapa faktor antara lain dari penampilan
(performance), kehandalan (reliable) dan ekonomis (economic).
Seperti halnya untuk pengukuran suhu kamar yaitu dengan suhu
sekitar -35oC – 150oC, maka pemilihan sensor suhu yang tepat
dapat menggunakan sensor NTC, PTC, transistor, dioda dan IC
hibrid. Sedangkan untuk suhu menengah yaitu antara 150oC –
700oC dapat menggunakan thermocouple dan RTD, suhu tinggi
sekitar 1500oC maka tidak dapat menggunakan sensor – sensor
yang sistem kerja kontak secara langsung, maka perlu dilakukan
pengukuran secara teknis menggunakan cara radiasi. (Firdaus,
2014)
II.7 LM-35
LM-35 adalah sebuah sensor suhu berupa IC (Integrated
Circuit) yang merupakan sebuah transduser masukkan (input) yang
mengubah besaran suhu tersebut ke besaran listrik yaitu sebuah
tegangan. Sensor tersebut diproduksi oleh National Semiconductor,
biasanya digunakan pada sistem monitoring rumah kaca atau
sensor suhu ruangan pada laboratorium kimia. LM-35 berbahan
semikonduktor (setengah penghantar), jika suhu semakin tinggi
maka nilai resistansi akan menjadi kecil. LM-35 memiliki beberapa
varian tertentu yaitu. (Yoga, 2016)

II.9 DHT-11
DHT-11 merupakan instrumen yang berfungsi sebagai
sensor suhu dan kelembaban udara sekaligus atau dapat mengukur
dua parameter (suhu dan kelembaban) dalam satu lingkungan
sekaligus, dengan keluaran (output) berupa sinyal digital. DHT-11
didalamnya terdapat sebuah thermistor tipe NTC (Negative
Temperature Coefficient) berguna sebagai pengukur suhu. Di
dalam DHT-11 juga terdapat sensor untuk mengukur kelembaban
tipe resistif dan sebuah mikrokontroler 8-bit yang berfungsi untuk
mengolah kedua sensor tersebut dan mengirim hasilnya ke pin
keluaran (output) dengan format kabel tunggal dua arah
(singlewire-bi-directional) (OSEPP Electronic, 2017)

II.10 Mikrokontroler Arduino UNO


Arduino UNO menggunakan keluarga mikrokontroler
ATMega yang dirilis oleh Atmel sebagai basis, namun ada individu
atau perusahaan yang membuat clone Arduino dengan
menggunakan mikrokontroler lainnya dan tetap kompatibel dengan
arduino pada level hardware. Untuk fleksibilitas, program
dimasukkan melalui bootloader meskipun ada opsi untuk mem-
bypass bootloader dan menggunakan downloader untuk
memprogram mikrokontroler secara langsung melalui port ISP.

II.11 Lab View


II.11.1 Pengertian Lab View
LabView merupakan sebuah perangkat lunak yang
menggunakan konsep pemograman obyek dan visual,
sehingga dapat memudahkan pengguna dalam membuat
suatu aplikasi tertentu. (Adinandra, 2017)
II.11.2 Komponen Utama Lab View
Komponen atau penyusun utama dalam perangkat
lunak LabView terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu :
1. Front Panel, berfungsi sebagai pembangun Vi,
menjalankan program dan debug program.
2. Blok Diagram dari Vi, merupakan bagian dari window
yang berlatar belakang putih berisi source code yang
berfungsi sebagai perintah atau instruksi untuk front
panel.
3. Control Pallet, berfungsi untuk membangun sebuah Vi
merupakan tempat beberapa control dan indikator pada
front panel, control pallet hanya terdapat di front panel.
4. Functions Pallet, berfungsi untuk membangun sebuah Vi
dan blok diagram, untuk menampilkannya dapat
mengklik kanan windows >> show control pallet.
(Adinandra, 2017)

II.12 Set Point


Set point adalah besarnya nilai variable terkontrol yang
dikehendaki, sebuah controller akan selalu berusaha menyamakan
controlled variable dengan set point. (Heryanto, 2010)
II.13 Respon Sistem
II.13.1 Pengertian Respon
Respon sistem atau tanggapan sistem adalah
perubahan perilaku output terhadap perubahan sinyal input.
Respon berupa kurva akan menjadi dasar untuk
menganalisis karakteristik system selain menggunakan
persamaan atau model matematika. (Bagas, 2012)
II.13.2 Macam-Macam Respon
II.13.2.1 Respon Stabil
Apabila antar proses variable mendekati set point
walaupun membutuhkan waktu.
 Respon Overdumped
Suatu sistem akan stabil apabila nilai proses
variable berhasil mendekati set poin.

 Respon Underdumped
Koreksi berjalan cepat dalam mencapai set
poin.
II.13.2.2 Respon Tidak Stabil
 Respon Substain Osullation
Proses variable tidak pernah sama dengan set
point sehingga respon membentuk suatu pola
siklus dengan amplitudo tetap.

 Respon Undumped
Respon terisolasi dengan amplitudo
membesar sehingga proses variable
semakin lama semakin menjauhi set poin.

II.14 Kalibrasi
II.14.1 Pengertian Kalibrasi
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan
bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional
maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
(Indra,2019)
II.14.2 Tujuan Kalibrasi
 Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran
dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih
tinggi/teliti (standar primer nasional dan /
internasional), melalui rangkaian perbandingan yang
tak terputus.
 Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukan suatu instrument ukur.
 Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar
Nasional maupun Internasional.
(Indra,2019)
II.14.3 Manfaat Kalibrasi
 Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar
tetap sesuai dengan spesefikasinya
 Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di
berbagai industri pada peralatan laboratorium dan
produksi yang dimiliki.
 Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara
harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat
ukur.
(Indra, 2019)
II.14.4 Syarat Kalibrasi
 Standar acuan yang mampu telusur ke standar
Nasional / Internasional
 Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional /
Internasional
 Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan
sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi
 Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti
suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan
kedap getaran
 Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik /
tidak rusak

II.15. Aplikasi Alat Kendali Suhu di Industri


Dalam system pengendalian suhu di Industri, suhu
merupakan variable control yang cukup sulit dikendalikan karena
mempunyai waktu delay yang cukup besar. Pemanas memiliki
berbagai ukuran dan konsumsi daya makin cepat. Proses
pemanasan system produksi menggunakan makanan terutama
untuk berbagai produk makanan, peleburan baju dan masih banyak
lagi.

III. Metodologi
3.1 Alat dan Bahan
No Nama Alat/Bahan Gambar Fungsi
Personal Computer atau
1 Laptop yang sudah terinstall Acuan untuk monitoring
software LabView

Sebagai papan percobaan untuk


Protoboard atau Project
2 prototype dalam merangkai atau
Board
menyambungkan komponen

Sebagai penghubung elektronika


3 Kabel male to female
pada protoboard.

Digunakan untuk memanasi air


4 Water heater dengan acuan dalam pengukuran
suhu
5 Termometer Suhu Digital Mengukur perubahan suhu

Seperangkat mikrokontroler
6 Software system pengendali suhu
arduino jenis UNO

Mengubah masukkan (input)


7 Sensor suhu LM-35 besaran suhu tersebut ke besaran
listrik yaitu sebuah tegangan

8 Sensor suhu DHT-11 Mengukur suhu dan kelembapan


udara dalam satu lingkungan
dengan output berupa suhu digital

9 Modul Relay 12 V Sebagai saklar otomatis

III.2 Cara Kerja.

Kondisi komputer (PC) atau laptop sudah ter-install oleh software


labview

Download arduino IDE untuk memprogram mikrokontroler arduino. Begitu juga unduh atau
download library yang menujang sensor LM35 dan DHT-11. Library nantinya digunakan untuk
mempermudah dalam memprogram mikrokontroler arduino
IV. PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Perbandingan Tingkat Akurasi Monitoring dan
Pengendalian Suhu LM-35 dengan Termometer Digital
Suhu
Suhu LM-35 Error
No Termometer
(oC) (%)
(oC)
1 26,90 27,00 0,37
2 27,59 28,00 1,46
3 28,62 29,00 1,31
4 29,31 30,00 2,30
5 21,38 31,00 31,03
6 21,72 32,00 32,12
Nilai Rata-Rata Error 11,43
IV.2 Tabel Perbandingan Tingkat Akurasi Monitoring dan
Pengendalian Suhu DHT-11 dengan Termometer Digital
Suhu
Suhu DHT-11 Error
No Termometer
(oC) (%)
(oC)
1 27,00 27,00 0
2 27,90 28,00 0,36
3 28,95 29,00 0,17
4 29,98 30,00 0,07
5 30,90 31,00 0,32
6 32,00 32,00 0
Nilai Rata-Rata Error 0,15
Berdasarkan hasil penelitian monitoring dan pengendalian suhu
dapat dilihat perbandingan antara sensor LM-35 dan sensor DHT-11, suhu
minimun yang digunakan 27oC dan suhu maksimum 32oC. Pada saat suhu
minimum 27oC maka secara otomatis heater atau pemanas air akan
menyala (ON) dan ketika suhu mendekati 32oC maka heater otomatis akan
mati (OFF). Dalam percobaan tersebut, bahwa heater diasumsikan sebagai
pengganti alat pengatur udara seperti kipas atau AC (Air Conditioner).
Kedua sensor (LM-35 dan DHT-11) tersebut mengukur kondisi
suhu ruangan yang dipantau (monitoring) dengan LabView dan
dikendalikan otomatis oleh mikrokontroler arduino tipe UNO, dimana
acuan dasar pengukuran suhu ruang menggunakan termometer digital.
Sehingga dapat diketahui kemampuan dari ke dua sensor suhu tersebut,
dimana tingkat akurasi kesalahan (error) pada LM-35 lebih besar sekitar
11,43% dibandingkan dengan DHT-11. Sedangkan sensor DHT-11
memiliki ketelitian atau tingkat akurasi kesalahan (error) sangatlah kecil
sekitar 0,15% dibandingkan dengan LM-35.

V. KESIMPULAN
 Monitoring atau pemantauan suhu ruangan melalui software LabView
serta dapat terkendali secara otomatis menggunakan mikrokontroler
Arduino, dapat dengan tepat serta akurat, pada saat suhu minimum
(27oC) dan suhu maksimum (32oC) tercapai dengan melalui
mikrokontroler arduino tipe UNO, Sehingga besarnya nilai suhu udara
diruangan kerja akan dapat mudah terpantau dan terkendali otomatis,
sesuai dengan standar kaidah peraturan perundangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K-3) tentang persyaratan udara atau suhu ruangan
yang baik atau normal.
 LabView yang digunakan dalam penelitian ini telah di coding
sedemikian hingga dengan mikrokontroler arduino sebagai kontrolnya
sesuai dengan karakteristik dari kedua sensor baik itu LM-35 dan
DHT-11 sehingga data yang ditampilkan pada tampilan LabView
langsung dalam satuan suhu celcius.
 Penelitian ini dapat memberikan manfaat yang lebih atau kontribusi
dibidang keilmuwan baik secara teori maupun praktikum terutama
dilaboratorium khususnya laboratorium Dasar Teknik Elektro program
studi Teknik Elektro mengenai pengenalan teknik instrumentasi
mengenai sensor suhu.

VI. SARAN

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut adalah


perlu dilakukan pengembangan penelitian sistem monitoring dan
pengendalian suhu ruangan dapat dikembangkan lebih lanjut, langsung
dapat diterapkan atau diaplikasikan kedalam alat pendingin udara (AC),
karena dalam penelitian ini menggunakan heater (pemanas air) sebagai
asumsi dalam simulasi sistem kerja dalam pemantauan dan kendali suhu
ruangan. Kemudian dalam monitoring suhu dapat dikembangkan lagi ke
dalam teknologi IOT (Internet of Things) atau Sistem Smart Home,
sehingga dalam pemantauan suhu dapat langsung dimonitor lewat alat
komunikasi yang berbasis android.
VII. DAFTAR PUSTAKA

Adi, Asri Awalludin. 2020. “PENGENDALIAN SUHU”.


https://www.coursehero.com/file/ 17812381/PENGENDALIAN-SUHU/
[online] diakses pada 19 Maret 2020

Adinandra, Sisdarmanto., (2017), Modul Praktikum Dasar Sistem Kendali,


Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Bagas, Kawarasan. 2012. “Teknik Kendali :Tanggapan-tanggapan Sistem”.


https://bagaskawarasan.wordpress.com/2012/11/21/teknik-kendali-
tanggapan-tanggapan-sistem/ [online] diakses pada 21 Maret 2020

Dickson, Kho. 2019. “Pengertian Sensor dan Jenis-jenis Sensor”.


https://teknikelektronika.com/ pengertian-sensor-jenis-jenis-sensor/
[online] diakses pada 19 Maret 2020

Firdaus. 2014. Wireless Sensor Network ; Teori dan Aplikasi, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Heryanto. 2010. “Pengendalian Proses”. Bandung, diakses pada 19 Maret 2020

Himpunan Peraturan Perundangan – Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K-3), (2016)., Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.13/MEN/X/2011
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia Di
Tempat Kerja, BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 8, 13 – 17,
Jakarta.

Indra, Pura. 2019. “Definisi Kalibrasi, Tujuan, Manfaat, dan Syarat”.


https://indrapura.co.id/2019/02/definisi-kalibrasi-tujuan-manfaat-dan-
prinsip/#Definisi_Kalibrasi [online] diakses pada 21 Maret 2020

Ipul. 2019. “Pengertian Suhu, Rumus, dan Alat Ukurnya”.


https://rumus.co.id/pengertian-suhu/ [online] diakses pada 19 Maret 2020

Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia. (2002)., Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri, Jakarta.

Sembiring. 2014. “BAB II Tinjauan Pustaka”. http://eprints.polsri.ac.id/1386/3/BAB


%20II.pdf [online] diakses pada 19 Maret 2020

Wulandari, Bekti. 2014. “Pengantar Sistem Kendali”. https://digilib.its.ac.id/


[online] diakses pada 18 Maret 2020
Yoga, Alif Kurnia Utama. (2016)., “Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu
dengan Menggunakan Arduino Pro Mini”. Jurnal NARODROID
Volume 2 Nomor2 Juli 2016 E-ISSN : 2407 – 7712.

Anda mungkin juga menyukai