Anda di halaman 1dari 74

PEMANFAATAN TEKNIK PULSE WIDTH MODULATION UNTUK

KONTROL KECEPATAN MOTOR PADA ALAT CENTRIFUGE

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

OKTO H SITUMORANG
20204011303

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI ELEKTROMEDIS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINALITA SUDAMA MEDAN
2023
PEMANFAATAN TEKNIK PULSE WIDTH MODULATION UNTUK
KONTROL KECEPATAN MOTOR PADA ALAT CENTRIFUGE

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program


Pendidikan Diploma III Teknologi Elektromedis
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama Medan

Oleh :

OKTO H SITUMORANG
20204011303

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI ELEKTROMEDIS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINALITA SUDAMA MEDAN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PEMANFAATAN TEKNIK PULSE WIDTH MODULATION UNTUK


KONTROL KECEPATAN MOTOR PADA ALAT CENTRIFUGE

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

OKTO H SITUMORANG
20204011303

Menyetuji : Menyetuji :
Pembimbing I Pembimbing II

Zuhrina Kustanti, ST, M.Kes Ana Uzla BatuBara, S.Si, M.Si

Mengetahui :
Ketua Program Studi

Tuful Zuchri Siregar, BE, ST, MPH

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Karena


dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah (KTI).
Adapun maksud dan tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Diploma Tiga (D3) Teknologi
Elektromedis dalam program studi Teknologi Elektromedis Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Binalita Sudama Medan dengan judul “PEMANFAATAN TEKNIK
PULSE WIDTH MODULATION UNTUK KONTROL KECEPATAN
MOTOR PADA ALAT CENTRIFUGE”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak
menerima bantuan berupa masukan-masukkan dari berbagai pihak, untuk
itu penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan ikhlas kepada:
1. dr. Ismi Dian Rochimah Siregar, selaku Ketua Yayasan Binalita Sudama
Medan.
2. Ibu Arya Novika Naulista Siregar, RO, M.Pd selaku Ketua STIKes Binalita
Sudama Medan.
3. Bapak Tuful Zuchri Siregar, BE, ST, MPH sebagai Ketua Program Studi
Teknologi Elektromedis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama
Medan.
4. Ibu Zuhrina Kustanti, ST, M.Kes sebagai dosen Pembimbing I KTI yang
dengan penuh kesabaran dan ketulusan memberikan ilmu dan bimbingan
terbaik kepada saya.
5. Ibu Ana Uzla Batubara, S.Si, M.Si sebagai dosen Pembimbing II KTI yang
dengan penuh kesabaran dan ketulusan memberikan ilmu dan bimbingan
terbaik kepada saya.
6. Kepada keluarga yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada
saya.
7. Serta seluruh dosen dan segenap Karyawan/I di lingkungan Program Studi
Teknologi Elektromedis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama
Medan.

ii
8. Kepada teman-teman yang ada di lingkungan Program Studi Teknologi
Elektromedis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama Medan.
9. Dan kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Pada akhirnya penulis sampaikan permintaan maaf yang setulus-tulusnya
dan kepada Allah SWT penulis memohon ampun, bila terdapat kata-kata yan
kurang berkenan baik disengaja maupun tidak disengaja, karena penulis
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) ini, kesalahan hanya milik manusia dan kebenaran hanya milik
Allah SWT semata, untuk itu penulis mengharapkan masukkan berupa kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan. Semoga Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya mahasiswa Program Studi
Teknologi Elektromedis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama Medan
di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2023


Penyusun,

Okto H Situmorang
NIM: 20204011303

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 3
1.4.1. Manfaat Teoritis.......................................................................... 3
1.4.2. Manfaat Praktis............................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Centrifuge................................................................................................ 3
2.1.1 Metode dan Prinsip Kerja............................................................ 5
2.1.2 Blok Diagram Centrifuge............................................................ 6
2.1.3 Jenis-Jenis Centrifuge................................................................. 7
2.2 Pulse Width Modulation.......................................................................... 8
2.2.1. Teknik Penggunaan Pulse Width Modulation............................. 9
2.3 Motor AC................................................................................................ 10
2.4 Arduino Uno............................................................................................ 12
2.4.1. Konfigurasi Pin............................................................................ 13
2.4.2. Tegangan Kerja........................................................................... 13
2.4.3. Organisasi Memori...................................................................... 14
2.4.4. Modul LCD I2C 16x2................................................................. 14
2.5 Modul Dimmer........................................................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian..................................................................................... 17
3.2 Lokasi dan waktu penelitian.................................................................... 19
3.3.1. Lokasi.......................................................................................... 19
3.3.2. Waktu.......................................................................................... 19
3.3 Metode Pengumpulan Data..................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Centrifuge merupakan peralatan laboratorium klinik yang banyak

digunakan untuk memisahkan suatu senyawa yang memiliki berat molekul yang

berbeda dengan memanfaatkan gaya sentrifugal (Hamrin & Sutiari, n.d.). Prinsip

gaya sentrifugal didasarkan atas fenomena bahwa partikel yang tersuspensi dalam

suatu wadah (tabung atau bentuk lain) akan mengendap ke dasar kuvet, karena

pengaruh gaya gravitasi (Tamrin et al., 2018).

Laju pengendapan dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar

pengaruh gaya gravitasi terhadap partikel. Salah satu cara memperbesar gaya

gravitasi dengan meningkatkan gaya sentrifugal. Gaya tersebut digunakan untuk

melepaskan partikel-partikel terlarut tersebut dari ikatan antar partikelnya, dengan

demikian didapat partikel-partikel secara homogen berdasarkan berat molekulnya

(Ramadhayanti, 2019).

Besarnya gaya sentrifugal yang dihasilkan bergantung pada kecepatan

putar motor. Semakin tinggi kecepatan putar rotor, maka semakin besar gaya

sentrifugal yang dihasilkan. Dengan terpisahnya senyawa senyawa yang

terkandung dalam suatu larutan, maka akan dipergunakan untuk proses analisa

atau pemeriksaan selanjutnya (Panjang & Dan, 2014)

Alat dilengkapi dengan rangkaian pengontrol kecepatan motor. Untuk

menjaga tabung sampel agar tidak rusak karena kecepatan rotasi yang sangat

tinggi. Beberapa metode kontrol kecepatan yang digunakan pada centrifuge masih

1
2

menggunakan cara manual sehingga kecepatan putaran motor yang sesungguhnya

belum terdeteksi sehingga berpeluang terjadinya putaran motor yang tidak stabil.

Ketidakstabilan pada putaran kecepatan motor dapat mempengaruhi keamanan

sample, sehingga hasil yang diharapkan bisa tidak tercapai. Ada 3 jenis centrifuge

yang digolongkan berdasarkan jenis kecepatan nya, yaitu : centrifuge kecepatan

rendah yang memiliki kecepatan rotasi sampai 4000 rpm, centrifuge kecepatan

sedang dengan kecepatan rotasi diatas 7000 rpm dan centrifuge kecepatan tinggi

yang memiliki kecepatan lebih kurang 60.000 rpm. Jenis centrifuge hematocrit

memiliki kecepatan antara 7000 rpm-15000 rpm.

Pulse width modulation adalah suatu Teknik pengendalian dengan

memanfaatkan perbandingan lebar pulsa tinggi dari sebuah pulsa rendah (duty

cycle). Dengan Teknik pengendalian ini dapat dikontrol perbandingan waktu

hidup dan waktu mati dari sebuah motor.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis bermaksud mengajukan

karya tulis ilmiah dengan judul : “ PEMANFAATAN TEKNIK PULSE

WIDTH MODULATION UNTUK KONTROL KECEPATAN MOTOR

PADA ALAT CENTRIFUGE ”. Judul penelitian ini sengaja dipilih karena

berhubungan dengan dunia kerja peneliti yang berhubungan dengan alat kesehatan

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana merancang perubahan kecepatan motor dapat di kontrol

dengan teknik pulse width modulation ?


3

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja pulse width modulation dalam

mengontrol kecepatan motor pada alat centrifuge.

2. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan Teknik pulse width

modulation untuk control kecepatan motor pada alat centrifuge.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan tentang peralatan laboratorium klinik khususnya

pada alat penunjang medis yang sifatnya otomatis seperti “pemanfaatan

Teknik pulse width modulation untuk control kecepatan motor pada alat

centrifuge” serta bisa dijadikan sebagai referensi untuk peneliti

selanjutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Untuk memudahkan tenaga medis atau operator untuk mempercepat

proses pengendapan suatu cairan darah.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Centrifuge

Centrifuge adalah alat laboratorium yang digunakan untuk proses

pemisahan molekul (partikel) suatu larutan antara yang terlarut (filtrate) dengan

organel yang mengendap (substrat) melalui proses pemutaran melingkar

(sentripetal) berkecepatan tinggi.

Gambar 2.1 Bentuk Fisik Centrifuge Hematocrit

Centrifuge memiliki 3 komponen utama, yaitu motor, rotor, dan drive

shaft. Motor adalah mesin penggerak pemutar yang dihidupkan oleh sumber daya

listrik. Rotor adalah bagian bagian tempat menempatkan tabung yang berisi

sampel. Sementara drive shaft adalah sisi yang menopang rotor dan tersambung

dengan motor sebagai pengerak.

4
Centrifuge umumnya diaplikasikan pada laboratorium biokimia untuk

pemisahan protein-protein dalam sample, pemisahan sukrosa, selulosa, virus dan

beragam makromolekul lainnya. Dalam bidang farmasi digunakan untuk

5
6

memisahkan serum, pemeriksaan sel dasar (hematokrit) ataupun untuk

pemeriksaan mikroskopis urine.

Gambar 2.2 Bagian-Bagian Centrifuge

Penjelesan bagian-bagian pada alat centrifuge :

a. Motor, merupakan bagian terpenting dari sebuah centrifuge yang berfungsi

sebagai penggerak rotor sehingga dapat berputar dengan kecepatan

tertentu.

b. Rotor, yaitu bagian centrifuge yaang berfungsi untuk meletakkan tabung

sample yang akan diputar.

c. Control/ panel control, komponen yang berisi tombol-tombol seperti

ON/OFF, pengatur kecepatan dan pengatur waktur (timer)

d. Lid/ penutup, bagian atas centrifuge dilebgkapi dengan tutup yang

mekanismenya diatur dengan pengunci/lacth otomatis. Tidak dapat terbuka

sebelum proses centrifugisasi selesai.

2.1.1 Metode dan Prinsip Kerja


7

Metode kerja alat centrifuge adalah pemisahan molekul (partikel) dengan

dengan prinsip kerja pemutaran melingkar (sentripetal) dan pengendapan

(sedimentasi). Alat centrifuge memutar rotor secara melingkar (gaya sentripetal)

dengan kecepatan tinggi, sehingga molekul atau partikel pada sampel larutan

dengan massa jenis yang lebih besar akan terpisah menjauhi pusat putaran dengan

kekuatan sentrifugal. Sedangkan molekul dengan massa jenis yang lebih kecil

akan terkumpul di bagian tengah (axis). Selanjutnya molekul yang sudah

terpisahkan akan mengalami pengendapan (sedimentasi) ke bagian dasar karena

pengaruh gravitasi. Molekul bermassa besar berada paling bawah dan yang lebih

kecil akan berada diatasnya, serta lebih diatas berupa cairan zat terlarut, disebut

filtrate atau supernatan.

2.1.2 Blok Diagram Centrifuge

Tegangan yang berasal dari PLN masuk ke blok power supply dan

disearahkan sehingga mensupply seluruh rangkaian. Selanjutnya melakukan

setting kecepatan dan waktu. Setelah itu motor dapat berputar sesuai dengan yang

telah disetting.

Gambar 2.3 Blok Diagram Centrifuge

Pintu centrifuge tidak akan terbuka jika motor masih berputar. Motor

akan berputar saat pintu centrifuge ditutup. Perputaran motor ini akan
8

menggerakkan tempat sampel sehingga timbul gaya sentrifugal yang memisahkan

partikel pada sampel sesuai berat molekulnya. Setelah timer habis, maka motor

akan melambat dan berhenti berputar. Alasan mengapa motor pada centrifuge

tidak langsung berhenti saat waktu yang telah diatur habis adalah karena jika

putaran motor langsung berhenti ketika waktu habis akan membuat sample atau

larutan tercampur kembali.

2.1.3 Jenis-Jenis Centrifuge

Berdasarkan kecepatannya, centrifuge dapat di bedakan menjadi 3

macam yaitu:

a. Centrifuge kecepatan rendah, yaitu centrifuge dengan kecepatan sampai 4.000

rpm. Centrifuge ini biasanya jarang dilengkapi dengan pendingin karena

kecepatan pada centrifuge ini tidak terlalu besar. Centrifuge jenis ini biasanya

digunakan untuk memisahkan sample yang sederhana seperti darah dan urine.

b. Centrifuge kecepatan sedang, yaitu centrifuge dengan kecepatan diatas 7.000

rpm. Pada centrifuge ini harus dilengkapi dengan pendingin karena

kecepatannya lebih besar daripada centrifuge sederhana. Pendingin ini

digunakan untuk menjaga agar larutan yang diputar tidak terpengaruh pada

cairan yang hanya stabil pada temperature rendah.

c. Centrifuge kecepatan tinggi atau yang biasa disebut dengan ultracentrifuge ,

yaitu centrifuge dengan kecepatan lebih kurang 60.000 rpm, kecepatan yang

sangat tinggi ini mampu memisahkan partikel-partikel kecil sekalipun seperti

inti sel. Kecepatannya juga dapat ditingkatkan secara perlahan menggunakan

kontaktor. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya aus pada bantalan
9

poros. Centrifuge hematocrit termasuk dalam centrifuge yang memiliki

kecepatan sedang, yaitu dengan kecepatan antara 7.000–15.000 rpm.

Centrifuge hematocrit merupakan sebuah centrifuge yang digunakan untuk

memisahkan molekul-molekul pada darah.

2.2 Pulse Width Modulation

Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara

memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda,

untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda. Pulse Width Modulation

(PWM) merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan signal analog dari

sebuah piranti digital. Sebenarnya sinyal PWM dapat dibangkitkan dengan banyak

cara, dapat menggunakan metode analog dengan menggunakan rankaian op-amp

atau dengan menggunakan metode digital. Dengan metode analog setiap

perubahan PWM-nya sangat halus, sedangkan menggunakan metode digital setiap

perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi dari PWM itu sendiri.

Resolusi adalah jumlah variasi perubahan nilai dalam PWM tersebut.

Beberapa contoh aplikasi PWM adalah pemodulasian data untuk telekomunikasi,

pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban, regulator tegangan, audio

effect dan penguatan, serta aplikasi-aplikasi lainnya. Aplikasi PWM berbasis

mikrokontroler biasanya berupa pengendalian kecepatan motor DC, pengendalian

motor servo, pengaturan nyala terang LED dan lain sebagainya. Sinyal PWM

pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun

memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar Pulsa PWM berbanding lurus dengan

amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, Sinyal PWM memiliki
10

frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi (antara 0% hingga

100%).

Gambar 2.4 Duty Cycle PWM

2.2.1. Teknik Penggunaan Pulse Width Modulation

Cara paling sederhana untuk mendapatkan sinyal PWM adalah dengan

metode interseksi, yang membutuhkan gelombang gergaji atau gelombang

segitiga dan komparator. Frekuensi gelombang gergaji akan sama dengan

frekuensi PWM. Komparator digunakan sebagai penghasil gelombang kotak

dengan membandingkan masukannya.

Saat masukan sinyal segitiga masih lebih rendah dari sinyal DC

pembandingnya maka keluaran komparator akan rendah/LOW. Dan ketika sinyal

segitiga telah lebih tinggi dari sinyal DC maka keluaran komparator akan
11

tinggi/HIGH. Maka dengan mengubah nilai tegangan DC-nya akan

mempengaruhi perbandingan panjang gelombang tinggi terhadap tingginya atau

yang disebut dengan duty cycle(D).

Teknik pembangkitan gelombang PWM lainnya adalah secara digital.

Pembangkitan ini biasanya dilakukan menggunakan mikrokontroler dengan

metode time proportioning. Metode ini memanfaatkan fitur counter yang terdapat

pada mikrokontroler yang akan bertambah secara periodis yang terhubung

langsung dengan clock/pendetak rangkaian mikrokontroler. Counter akan tereset

pada akhir setiap periode dari PWM. Ketika nilai counter lebih dari nilai

referensinya, keluaran PWM berubah dari kondisi HIGH ke LOW(atau sebaliknya

sesuai dengan pengaturan).

Gambar 2.5 Pembangkitan PWM Secara Analog


2.3 Motor AC

Motor listrik atau yang sering disebut dengan electromotor adalah suatu

pesawat tenaga yang prinsip kerjanya mengubah daya listrik menjadi daya

mekanik. Motor listrik ini bekerja menggunakan tegangan AC ( Alternating

Current ). Motor listrik sudah menjadi kebutuhan kita dalam kehidupan sehari-
12

hari. Penggunaan motor listrik ini semakin berkembang karena mempunyai

keunggulan sendiri.

Keunggulan itu misalnya kebisingan dan getaran yang dihasilkan lebih

rendah, kecepatan putaran motor sudah bisa diatur, serta hemat pemeliharaannya.

Prinsip dasar pada motor yang berbasis elektromagnetik adalah memanfaatkan

gaya mekanis pada kawat pembawa arus yang berada dalam medan magnet.

Motor AC ini mempunyai dua komponen yaitu stator dan rotor.

Stator adalah bagian motor yang tidak bergerak atau statis. Stator berupa

kumparan yang dikelilingi arus bolak balik untuk menghasilkan medan magnet

yang berputar. Rotor adalah bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet

dari kumparan stator yang diinduksikan kepada rotor. Kutub magnet rotor dapat

dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, rotor kutub menonjol adalah tipe yang

dipakai untuk generator-generator dengan kecepatan rendah dan kecepatan

menengah. Kedua, rotor kutub tidak menonjol atau yang biasa disebut rotor

silinder, digunakan untuk generator-generator turbo atau yang berkecepatan

tinggi.

Terdapat dua jenis motor AC tergantung pada tipe rotor yang digunakan.

Tipe pertama, yaitu motor induksi dimana medan magnet pada motor ini

dihasilkan oleh arus induksi. Tipe kedua, yaitu motor sinkron dimana rotor ini

tidak bergantung pada induksi.


13

Gambar 2.6 Motor AC

2.4 Arduino Uno

Arduino Uno adalah sebuah board yang menggunakan mikrokontroler

ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 pin digital (6 pin dapat digunakan sebagai

output PWM), 6 input analog, sebuah 16 MHz osilator kristal, sebuah koneksi

USB, sebuah konektor sumber tegangan, sebuah header ICSP, dan sebuah tombol

reset.

Gambar 2.7 Arduino Uno

Untuk mendukung mikrokontroler Board Arduino Uno dihubungkan ke

komputer dengan menggunakan kabel USB adaptor-DC atau baterai Arduino Uno

dapat dikoneksikan USB-toserial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang

diprogram sebagai konverter USB-to-serial.


14

Arduino dikontrol penuh oleh mikrokontroler ATmega328 dapat

disambungkan dan mengontrol LED, motor DC, relay, servo, modul dan sensor-

sensor, serta komponen lainnya.

2.4.1. Konfigurasi Pin

Tabel 2.1 Pin Digital Input – Output Aduino Uno


No Pin Fungsi Fungsi Alternatif
0 Digital I/O 0 RX (serial – receiver)
1 Digital I/O 1 TX (serial – transmiter)
2 Digital I/O 2 Interupsi external
3 Digital I/O 3 Interupsi external & PWM
4 Digital I/O 4 -
5 Digital I/O 5 PWM
6 Digital I/O 6 PWM
7 Digital I/O 7 -
8 Digital I/O 8 -
9 Digital I/O 9 PWM
10 Digital I/O 10 SPI – SS & PWM
11 Digital I/O 11 SPI – MOSI & PWM
12 Digital I/O 12 SPI – MISO
13 Digital I/O 13 SPI – SCK & LED
Arduino uno memiliki 6 pin analog input, berfungsi membaca sinyal

masukan analog seperti sensor analog. Berikut ini merupakan tabel dari pin

analog input.

Tabel 2.5 Pin Analog Input Arduino Uno


No Fungsi Fungsi Alternatif
A0 Analog Input 1 -
A1 Analog Input 2 -
A2 Analog Input 3 -
A3 Analog Input 4 -
A4 Analog Input 5 TWI – SDA
A5 Analog Input 6 TWI – SCL

2.4.2. Tegangan Kerja


15

Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu

daya eksternal, yang terpilih secara otomatis. Sumber daya eksternal (non-USB)

dapat berasal baik dari AC ke adaptor DC atau baterai. Adaptor ini dapat

dihubungkan dengan menancapkan plug jack pusat-positif ukuran 2.1 mm ke jack

konektor daya. Tegangan yang dibutuhkan board Arduino Uno adalah 7-12 Volt.

Pin-pin koneksi tegangan supplay yang tersedia adalah :

 VIN, tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu menggunakan

sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 Volt koneksi USB atau

sumber daya lainnya).

 5V, catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen lainnya.

 3V3, sebuah pasokan tegangan 3,3 Volt dihasilkan oleh regulator on- board.

 GND = pin pentanahan (gronding).

2.4.3. Organisasi Memori

Arduino Uno adalah board yang menggunakan atmega 328 maka

organisasi memori arduino uno sama dengan organisasi memori pada atmega 328.

Atmega 328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk bootloader), 2 KB

dari SRAM dan 1 KB EEPROM.

2.4.4. Modul LCD I2C 16 x 2

Modul LCD I2C adalah modul LCD yang dikendalikan secara serial

sinkron dengan protokol I2C/IIC (Inter Integrated Circuit) atau TWI (Two Wire

Interface). Normalnya, modul LCD dikendalikan secara parallel baik untuk jalur

data maupun kontrolnya.

Mode pengoperasian transfer data berdasarkan kondisi bit RW, ada dua
16

jenis transfer data yaitu: transfer data dari transmitter master ke receiver slave dan

transfer data dari transmitter slave ke receiver master.

 Transfer Data dari Transmitter Master ke Receiver Slave

Byte pertama yang dikirimkan oleh master adalah alamat slave, setelah itu

master mengirimkan sejumlah byte data. Slave atau receiver mengirimkan

sinyal acknowledge setiap kali menerima 1-byte data. Pada tiap byte, bit

pertama yang dikirim adalah MSB dan bit yang terakhir adalah LSB.

 Transfer Data dari Transmitter Slave ke Receiver Master

Meskipun master berperan sebagai receiver, byte pertama dikirimkan oleh

master berupa alamat slave. Setelah itu slave meengirimkan bit acknowledge,

dilanjutkan dengan pengiriman sejumlah byte dari slave ke master. Master

mengirimkan bit acknowledge untuk setiap byte yang diterimanya kecuali

byte terakhir. Pada akhir byte, master mengirimkan sinyal „not avknowledge‟,

setelah itu master mengirimkan sinyal STOP.

Fitur utama I2C adalah sebagai berikut:

 Hanya melibatkan 2 kabel yaitu serial data line (SDA) dan serial data

clock (SCL).

 Setiap IC yang terhubung dalam I2C memiliki alamat masing – masing

yang dapat diatur secara software dengan master slave protocol yang

sederhana dan mampu mengakomodasikan multi master.

 I2C merupakan serial bus dengan orientasi data 8 bit, komunikasi 2 arah

dengan kecepatan transmisi data sampai 100Kbs pada mode standard dan

3.4 Mbs pada mode kecepatan tinggi.


17

Untuk menghubungkan LCD dengan port serial arduino uno memerlukan

6 pin digital untuk mengendalikan sebuah modul LCD. Dengan menggunakan

modul I2C ini dapat mengurangi penggunaan pin pada board arduino yang hanya

menggunakan 2 pin analog A4 dan A5 yang dihubungkan dengan SDA dan SCL

untuk menghubungkan LCD dengan board arduino uno.

2.5 Modul Dimmer

Dimmer adalah rangkaian elektronik yang memodifikasi bentuk sinyal ac

murni menjadi sinyal terpotong-potong sehingga daya keluaran bisa diatur.

Pemotongan sinyal ac ini berguna sebagai peredup lampu, memperlambat motor,

mengatur pemanasan dan lainnya. Dimmer yang lebih komplek menggunakan

PWM sebagai pengendalinya. PWM bisa dihasilkan oleh rangkaian SCR, chip/IC

PWM atau mikrokontroller. Dimmer PWM ini mampu menghasilkan tingkatan

daya yang kecil, sehingga pengontrolan menjadi lebih presisi.

Dimmer PWM bisa dikategorikan menjadi dua macam yaitu :

1. Penyalaan berdasarkan titik nol.

2. Penyalaan bebas.

Sinyal PWM bisa diperoleh dari rangkaian pembangkit PWM (PWM

generator) atau dari mikrokontroller seperti arduino. Aplikasi rangkaian dimmer

lampu arduino (rangkaian dimmer arduino) bisa menggunakan perintah

analogWrite().

Perancangan dimmer PWM mengikuti kaidah berikut:


18

1. Waktu penyalaan, sinyal bolak-balik (AC) senantiasa bergerak naik dan

turun, maka sinyal pengontrol PWM haruslah dimulai saat sinyal AC

meninggalkan nilai nol.

2. Frekuensi AC, Sinyal pengontrol PWM juga harus memiliki frekuensi tepat

dengan frekuensi sinyal AC (listrik)

2.6 Modul Sensor Optocoupler

Optocoupler adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai

penghubung berdasarkan cahaya optic. Pada dasarnya optocoupler terdiri dari 2

bagian utama yaitu transmitter yang berfungsi sebagai pengirim cahaya optic dan

receiver yang berfungsi sebagai penerima cahaya. Masing-masing bagian

Optocoupler (transmitter dan receiver) tidak memiliki hubungan konduktif

rangkaian secara langsung tetapi dibuat sedemikian rupa dalam satu kemasan

komponen.

1. Transmitter

Bagian transmitter adalah bagian yang berfungsi untuk memancarkan

cahaya yang diarahkan ke bagian receiver, bagian ini menggunakan LED infra

merah sebagai sumber cahaya nya. LED infra merah dapat memancarkan cahaya

infra merah pada saat diode LED diberikan tegangan bias maju pada anodanya.

2. Receiver

Receiver adalah bagian optocoupler yang berfungsi sebagai penerima

cahaya dari transmitter, bagian transmitter ini umumnya menggunakan

phototransistor. Phototransistor adalah sebuah jenis transistor yang basisnya

dikendalikan oleh cahaya, jika basis phototransistor dikenakan cahaya, maka


19

phototransistor akan berlaku sebagai saklar tertutup, jika phototansistor tidak

mendapat cahaya maka phototransistor berlaku sebagai saklar terbuka.

Operasi Fototransistor

Dalam fototransistor, cahaya, dalam bentuk foton dikumpulkan di lapisan

dasar, yang menempati sebagian besar jendela yang terlihat di permukaan atas

perangkat. Oleh karena itu, area emitor diperkecil untuk memaksimalkan

penyerapan cahaya di basis. Konversi antara foton dan arus sebagian besar

terjadi di daerah penipisan di sekitar sambungan PN basis/kolektor di mana

foton yang diserap melalui lapisan anti-reflektif ke dalam lapisan dasar

melepaskan elektron untuk membuat pasangan elektron/lubang dengan cara

yang mirip dengan yang ada di fotodioda, tetapi sekarang elektron bebas yang

diciptakan oleh proses ini adalah sumber arus basis di transistor, dan sekarang

diperkuat dengan jumlah yang sama dengan hfe dari transistor.

Kolektor tipe N tepat di bawah lapisan penipisan memiliki resistansi yang

lebih tinggi daripada lapisan N+ di sebelah terminal kolektor. Karena resistansi

yang lebih tinggi ini dekat dengan sambungan PN, terdapat gradien tegangan

yang besar pada kolektor yang dekat dengan sambungan basis/kolektor. Ini

memberikan tegangan positif yang lebih tinggi dekat dengan lapisan penipisan

untuk menarik dan mempercepat elektron bermuatan negatif di lapisan

penipisan menuju terminal kolektor. Pada modul optocoupler terdapat beberapa

pin :

1. A0 merupakan pin Analog Input

2. D0 merupakan pin Digital Input


20

3. GND merupakan pin Ground

4. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya

Kelebihan :

1. Menggunakan sensor import groove coupler

2. Lebar celah 5mm

3. Terdapat lampu indikator status output high dan output low

4. Ketika celah tertutup output high, ketika terbuka output low

5. Sinyal output pembandingnya bersih, bergelombang bagus dengan arus

>15mA

6. Tegangan kerja 3.3-5V

7. Format output: Digital DO (0 dan 1)

8. Tersedia lubang baut mempermudah pemasangan

9. Ukuran 3.2x1.4cm

10. Menggunakan comparator wide voltage LM393

Gambar 2.10 Modul Optocoupler


21

Gambar 2.11 Wiring Modul Optocoupler

2.7 Modul Relay

Modul relay adalah salah satu piranti yang beroperasi berdasarkan prinsip

elektromagnetik untuk menggerakkan kontaktor guna memindahkan posisi ON ke

OFF atau sebaliknya dengan memanfaatkan tenaga listrik. Peristiwa tertutup dan

terbukanya kontaktor ini terjadi akibat adanya efek induksi magnet yang timbul

dari kumparan induksi listrik ,Modul relay berfungsi sebagai saklar elektrik.

Dimana ia akan bekerja secara otomatis berdasarkan perintah logika yang

diberikan.

Beberapa fungsi lain dari modul relay, yaitu :

 Menjalankan fungsi logika dari mikrokontroler Arduino

 Sarana untuk mengendalikan tegangan tinggi hanya dengan menggunakan

tegangan rendah

 Meminimalkan terjadinya penurunan tegangan

 Memungkinkan penggunaan fungsi penundaan waktu atau fungsi time

delay function
22

 Melindungi komponen lainnya dari kelebihan tegangan

penyebab korsleting.

 Menyederhanakan rangkaian agar lebih ringkas.

Cara Kerja Relay Arduino

Berikut beberapa komponen penyusun relay :

 Penyangga (Armature)

 Kumparan (Coil)

 Pegas (Spring)

 Saklar (Switch Contact)

 Inti Besi (Iron Core)

Gambar 2.12 Prinsip Relay

Berdasarkan gambar komponen relay tersebut, kita dapat memahami bahwa

relay dapat bekerja karena adanya gaya elektromagnetik. Ini tercipta dari inti besi

yang dililitkan kawat kumparan dan dialiri aliran listrik. Saat kumparan dialiri

listrik, maka otomatis inti besi akan jadi magnet dan menarik penyangga sehingga

kondisi yang awalnya tertutup jadi terbuka (Open). Sementara pada saat

kumparan tak lagi dialiri listrik, maka pegas akan menarik ujung penyangga dan

menyebabkan kondisi yang awalnya terbuka jadi tertutup (Close).


23

Secara umum kondisi atau posisi pada relay terbagi menjadi dua, yaitu:

 NC (Normally Close), adalah kondisi awal atau kondisi

dimana relay dalam posisi tertutup karena tak menerima arus listrik.

 NO (Normally Open), adalah kondisi dimana relay dalam posisi terbuka

karena menerima arus listrik.

Pada modul relay terdapat beberapa pin, yaitu :

1. COM (Common) adalah pin yang wajib dihubungkan pada salah satu dari dua

ujung kabel yang hendak digunakan.

2. NO (Normally Open) adalah pin tempat menghubungkan kabel pada kondisi

posisi awal yang terbuka atau arus listrik tidak terhubung.

3. NC (Normally Close) adalah pin tempat menghubungkan kabel pada kondisi

posisi awal yang tertutup atau arus listrik terhubung.

Gambar 2.13 Modul Relay


.
24

Gambar 2.14 Wiring Modul Relay

2.8 Judul Penulisan Sejenis

Judul Penulisan Sejenis adalah judul yang memiliki pembahasan yang

hampir sama, tetapi dengan rumusan masalah yang berbeda. Judul pembahasan

sejenis ini dibuat sebagai pembanding dalam penelitian dan akan dicantumkan

beberapa penelitian terlebih dahulu :

1. Rico Pradana Nugraha Saputra, Nomor Mahasiswa 20143010056, Jurusan

Teknik Elektromedik Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Tahun 2017 dengan judul “ Centrifuge Dengan Rotor Sudut Tetap

Berbasis Microcontrol Atmega 8 ”. Pada pemeriksaan laboratorium diperlukan

metode pemisahan untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam sampel.

Salah satunya menggunakan teknik sentrifugasi, dengan alat yang bernama

centrifuge. Teknik ini, bekerja dengan memanfaatkan gaya sentrifugal.

Besarnya gaya bergantung pada kecepatan putar rotor. Kecepatan putar rotor

diatur dengan memanfaatkan PWM pada microcontroller. Penelitian ini

merancang modul centrifuge rotor sudut tetap dengan sudut kemiringan 45

derajat. Kecepatan putar rotor 1000 hingga 3000 RPM dengan kenaikan

pengaturan sebesar 100 RPM, dan terdapat pemilihan waktu. Serta untuk

mengetahui pengaruh kecepatan dan waktu putar rotor dalam proses pemisahan
25

sampel. Dilakukan uji kalibrasi dengan menggunakan tachometer Dekko (DT-

2236B) untuk melihat kecepatan putar rotor, dan melakukan pengujian

menggunakan sampel berupa kopi manis. Uji kalibrasi menggunakan alat

pembanding tachometer dilakukan pada pengaturan kecepatan 1000, 1500,

2000, 2500, dan 3000 RPM, sedangan pada pemisahan larutan kopi manis

dilakukan pada pengaturan kecepatan seperti uji kalibrasi dengan

menggunakan durasi waktu 5, 10, 15, dan 20 menit pada tiap titiknya. Hasil

pengujian modul ini, didapatkan kecepatan rotor yang masih berada pada nilai

yang diizinkan yaitu kurang dari 10%. Pada pengujian menggunakan larutan

kopi manis didapatkan fakta bahwa terjadi pemisahan kopi, air, dan gula secara

sempurna pada kecepatan 3000 RPM.

2. Ade Setiawan, Nomor Mahasiswa 20153010087, Jurusan Teknik Elektromedik

Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tahun 2018 dengan

judul “ Hematocrit Centrifuge Berbasis Microcontroller ”. Centrifuge yaitu alat

yang digunakan untuk memisahkan sampel, dimana alat ini bekerja

berdasarkan putaran motor. Centrifuge juga banyak jenisnya tergantung

kecepatan dan sample yang diuji. Penggunaan centrifuge sangatlah dibutuhkan

disini, khususnya hematocrit centrifuge, karena alat ini dapat digunakan dalam

pegujian atau pengecekan hematocrit. Hematocrit adalah persentase volume

seluruh sel darah merah yang ada dalam darah yang diambil dalam volume

tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat Centrifuge Hematocrit

berbasis microcontroller ATmega8 guna untuk mendapatkan hasil nilai

hematocrit yang ada di dalam tubuh dengan pemilihan kecepatan, penampil


26

kecepatan dan juga pengatur waktu untuk mempermudah penggunaanya. Dari

penelitian yang telah dilakukan yaitu dengan membandingkan kecepatan

putaran motor dari modul TA hematocrit centrifuge dan tachometer dimana

percobaan tersebut dilakukan sebanyak 20 kali dengan persentase error 0,2%.

Secara keseluruhan system alat yaitu kecepatan dan penyimpangan datanya

telah bekerja dengan baik dan nilai error masih dalam toleransi yaitu dibawah

10%. Dengan demikian alat hematocrit centrifuge ini mampu beroperasi layak

nya alat laboratorium sesungguhnya.


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain peneltian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam

perancangan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi

yang menghasilkan model penelitian. Desain penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah seperti pada gambar 3.1.

Fungsi dari setiap tahapan desain penelitan yaitu :

a. Studi Literatur merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan

informasi terkait dengan permasalahan alat yang akan diteliti. Informasi

dapat bersumber dari buku-buku referensi, jurnal, artikel, Servis Manual,

operation manual dan sumber - sumber lain dapat beasal dari user

(operator) alat.

b. Kerangka Konsep, yaitu menjelasakan tentang konsep perancangan berupa

spesifikasi arah perancangan yang akan dibuat sebagai patokan untuk

membandingkan dengan hasil perancangan dan keluaran yang akan

dicapai.

c. Perancangan Hardware merupakan kegiatan perancangan perangakat

keras yang terdiri dari perancangan sistem mekanik dan perancangan

sistem rangkaian elektronik.

27
28

Gambar 3.1 Desain Penelitian


d. Perancangan Software merupakan kegiatan perancangan perangkat lunak

berupa program-program yang bertujuan untuk menggerakkan hardware

sesuai dengan fungsi alat yang diiginkan dalam perancangan

e. Pembuatan Modul merupakan proses perakitan pembuatan modul/alat


29

f. Upload Program, yaitu kegiatan pengisian (Upload) program atau

software yang telah disusun ke dalam chip mikrokontreoler menggunakan

uploader yang sesuai.

g. Pengujian merupakan kegiatan proses pengujian sistem atau alat secara

keseluruhan dengan membandingkannya terhadap kerangka konsep yang

sudah ditetapkan.

h. Pengukuran Dan Pengambilan Data, yaitu kegiatan melakukan

pengukuran dari setiap titik pengukuran yang ditentukan serta melakukan

pengambilan data yang akan di buat dalam tabel pengukuran.

i. Analisa dan pembahasan, yaitu kegiatan untuk menganalisa data yang

didapatkan dari hasil pengukuran dan membahas tentang hal-hal yang

menyebabkan terjadinya selisih antara hasil pengukuran secara praktis

dengan teoritis.

j. Kesimpulan, yaitu menjelaskan tentang kesimpulan dari seluruh hasil

penelitian yang didapatkan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.3.1. Lokasi Penelitian

Pembuatan Tugas Akhir ini dikerjakan di Labolatorium Elektronika

Program Studi Teknologi Elek tromedis STIKes Binalita Sudama Medan.

3.3.2. Waktu Penelitian

Jadwal penelitian disusun berdasarkan jadwal kalender akademik

Program Studi Teknologi Elektromedis STIKes Binalita Sudama Medan.


30

3.3 Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan pendataan penulis melakukan beberapa persiapan

agar dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan seharusnya, kegiatan

tersebut meliputi :

3.3.1 Alat

Dalam proses pembuatan alat tugas akhir ini, penulis menggunakan

beberapa alat. Berikut merupakan alat-alat yang dipergunakan dalam proses

pembuatan tugas akhir dapat dilihat pada :

Tabel 3.2 Daftar Alat

No Nama Alat Merk/Type Fungsi

1 Tachometer DT-2234C+ Mengukur putaran motor pada

alat

2 Multimeter Sanwa Sebagai alat ukur untuk tegangan

listrik pada rangkaian

3 Tool Set Lokal Sebagai alat bantu dalam

pembuatan modul dan

keselamatan kerja

4 Oscilloscope Instek Untuk mengukur tegangan dan

mengetahui bentuk pulsa pada

titik pengukuran

5 Handphone Realme 5 pro Untuk mengambil dokumentasi

selama pengukuran berlangsung

6 Laptop Asus VivoBook Untuk menyusun perangkat lunak


31

A442U (Software)

3.3.2 Bahan

Penulis menguraikan beberapa bahan yang akan digunakan untuk

menunjang pelaksanaan pembuatan rangkaian Centrifuge. Bahan yang

digunakan dalam

perancangan adalah :

Tabel 3.3 Bahan Yang Digunakan

No Simbol Bahan/ Komponen

1 U1 Modul Arduino Uno

2 U2 Modul Sensor Optocoupler

3 U3 Modul Relay

4 U4 Modul Dimmer

5 M1 Motor Servo

6 M2 Motor 220 VAC

7 K1 Keypad Matrix 4x4

8 LCD1 Display LCD 16x2

9 R1 Resistor 3K3

10 BUZ1 Buzzer 5VDC

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tegangan dan

kecepatan terhadap variabel pengukuran yang ditetapkan.


32

3.4.1 Titik Pengukuran

Sebelum dilakukan pengujian maka terlebih dahulu ditetapkan Titik

pengukuran. Titik pengukuran yang ditetapkan sebanyak 4 TP (Titik pengukuran),

sebagai berikut :

1. Titik pengukuran 1 (TP1) untuk mengukur suplay tegangan yang

mengaktifkan modul relay.

2. Titik pengukuran 2 (TP2) untuk mengukur input motor servo yang

tersambung dengan pin 5 pada Arduino Uno

3. Titik pengukuran 3 (TP3) untuk mengukur output dari sensor optocoupler

yang tersambung dengan pin 2 Arduino Uno.

Adapun posisi titik pengukuran dalam rangkaian seperti ditunjukkan pada

gambar 3.2-3.4:

TP 1

Gambar 3.2 Posisi Titik Pengukuran TP 1

TP 2

Gambar 3.3 Posisi Titik Pengukuran TP 2


33

TP 3

Gambar 3.4 Posisi Titik Pengukuran TP 3

3.4.2 Variabel Pengukuran

Variabel Pengukuran ditetapkan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

perubahan input (variabel) terhadap kestabilan keluaran. Adapun variabel yang

digunakan adalah perubahan kecepatan (Rpm) yaitu 8000 rpm, 9000 rpm dan

10000 rpm.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam penelitian metode analisis data yang akan dilakukan penulis

meliputi :

1. Menghitung perubahan variable dari data pengukuran

2. Membandingkan hasil pengukuran dengan perhitungan tachometer digital

3. Menganalisa hasil pengukuran

3.6 Perancangan Perangkat Keras


34

Perancangan Perangkat Keras (Hardware) terdiri dari perancangan system

mekanik dan perancangan sistem elektronik.

3.6.1 Perancangan Sistem Mekanik Kontruksi Alat Centrifuge

Perancangan sistem kontruksi alat centrifuge adalah cara kerja dari

penggunaan centrifuge dapat dilihat pada gambar 3.3.

b
a c

Gambar 3.5 Sistem Kontruksi Alat Centrifuge

Keterangan gambar :

a. Piringan Tabung Sample

b. Hole Sensor RPM

c. Sensor RPM

d. Penutup Alat (Hard Cover)

e. Motor

f. Display

g. Panel Setting
35

Secara operasional, sistim kerja alat centrifuge pada gambar 3.5 adalah

dengan terlebih dahulu memberikan nilai set point RPM dari panel setting,

kemudian nilai tersebut akan dikirim ke mikrokontroler. Nilai setting ditampilkan

pada display. Mikrokontroler selanjutnya menggerakkan motor, kecepatan putaran

motor yang terjadi dicacah oleh sebuah sensor dengan memberikan umpan balik

ke mikrokontroler . Hasil pencacahan kecepatan motor, ditampikan ke display.

3.6.2 Blok Diagram Perancangan

Untuk mempermudah dalam perancangan, maka terlebih dahulu disusun

blok diagram rangkaian yang mewakili system kerja dari masing-masing

bagiannya. Blok diagram rangkaian alat Centrifuge pada perancangan ini disusun

seperti pada gambar 3.4 :

Gambar 3.6 Blok Diagram Rangkaian

Fungsi Tiap-Tiap Blok

a. Panel setting berfungsi untuk memberikan nilai set point untuk setting rpm

dan waktu

b. Mikrokontroler sebagai pengontrol kerja seluruh rangkaian .

c. Display berfungsi sebagai tampilan setting rpm dan waktu yang di setting
36

d. Driver Motor berfungsi sebagai pengontrol arus dan tegangan yang

dibutuhkan oleh motor.

e. Motor berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak.

f. Sensor sebagai pendeteksi jumlah putaran motor.

g. Alarm berfungsi sebagai penanda ketika timer sudah habis dan alat telah

selesai bekerja.

Cara Kerja Blok Diagram

Setting rpm dan waktu diinput melalui panel setting. Mikrokontroller

menerima data dari rangkaian panel setting, dan menampilkannya pada display.

Ketika alat mulai bekerja maka mikrokontroller akan mengaktifkan motor driver

sehingga motor berputar. Sensor digunakan untuk menghitung jumlah putaran

motor dan mengumpanbalikkannya kembali ke mikrokontroller. Jumlah putaran

motor yang dicacah oleh sensor ditampilkan ke display.

3.6.3 Perancangan Setting

Rangkaian panel setting dirancang menggunakan keypad 4 x 4 seperti pada

Gambar 3.5. Kolom K1–K4 setting dihubungkan ke mikrokontroller pada pin 10-

13 sedangkan baris B1-B4 dihubungkan ke mikrokontroller melalui pin 6-9.

Adapun fungsi dari tiap-tiap tombol pada setting adalah sebagai berikut :

1. Tombol 1, berfungsi untuk menampilkan angka 1

2. Tombol 2, berfungsi untuk menampilkan angka 2

3. Tombol 3, berfungsi untuk menampilkan angka 3

4. Tombol 4, berfungsi untuk menampilkan angka 4

5. Tombol 5, berfungsi untuk menampilkan angka 5


37

6. Tombol 6, berfungsi untuk menampilkan angka 6

7. Tombol 7, berfungsi untuk menampilkan angka 7

8. Tombol 8, berfungsi untuk menampilkan angka 8

9. Tombol 9, berfungsi untuk menampilkan angka 9

10.Tombol 0, berfungsi untuk menampilkan angka 0

11. Tombol D, berfungsi untuk mereset program alat.

12. Tombol #, berfungsi sebagai tombol START (mulai)

13. Tombol *, berfungsi sebagai tombol stop.

Gambar 3.7 Rangkaian Setting

3.6.4 Rangkaian Mikrokontroller

Rangkaian mikrokontroller berfungsi untuk pengontrol rangkaian elektronik

dan untuk menyimpan program rangkaian yang telah di program. Pada bagian

kontrol utama menggunakan Arduino Uno R3 sebagai pengendali rangkaian. Pin


38

A0, A1, A2, A3, A4, A5 pada port C terhubung dengan rangkaian Display. Pada

pin 4 port D terhubung dengan modul relay. Pada pin 5 port D terhubung dengan

Dimmer Motor yang berfungsi untuk menjalan motor. Pada pin 3 port D

terhubung dengan pin Buzzer dan pin 2 pada port D terhubung dengan pin Sensor

Optocoupler.

Gambar 3.8 Mikrokontroler


3.6.5 Rangkaian Display

Pada perancangan ini dirancang menggunakan LCD 2x16. Rangkaian

display berfungsi untuk dapat menampilkan hasil satuan kecepatan dan waktu.

Bagian ini merupakan tampilan setting rpm pada nilai 8000,9000,10000 dan

setting timer 1 menit dari hasil yang telah disetting dan parameter yang akan

diatur yaitu setting rpm dan setting timer. Rangkaian display terdiri dari 14 pin

dan 1 buah resistor 3300Ω yang terhubung ke pin 3. Hubungan pin LCD adalah

sebagai berikut, pin 1 (VSS) dihubungkan ke + 5 Volt, pin 3 (VEE), pin 5 (RW)

dihubungkan ke ground, dari pin 2 (VDD) dihubungkan ke +5 volt, dari pin 4

(RS) dihubungkan ke pin 13 Arduino, dari pin 6 (E) dihubungkan ke pin 12


39

Arduino, dari pin 11 (D4) dihubungkan ke pin 10 Arduino, dari pin 11 (D5)

dihubungkan ke pin 10 Arduino, dari pin 13 (D6) dihubungkan ke pin 9 Arduino,

dari pin 14 (D7) dihubungkan ke pin 8 Arduino.

a b cdef

Gambar 3.9 LCD 16 x 2

3.6.6 Rangkaian Servo

Pada rangkaian ini dirancang menggunakan servo SG909G. Servo ini

dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar pulsa (Pulse Width

Modulation/PWM). Input pada servo dihubungkan dengan pin 5 pada

mikrokontroller, VCC terhubung pada supply tegangan dan GND terhubung pada

grounding. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi

sudut putaran dari poros servo dan memutar potensio pada modul dimmer yang

dihubungkan secara kopel dengan motor servo.

Gambar 3.10 Rangkaian Motor Servo


40

3.7.7 Rangkaian Driver Motor

Berfungsi sebagai pengendali dari modul relay. Ketika modul relay aktif pin

4 terhubung ke Arduino uno berlogika 1, maka modul control ON. Dan motor

akan mulai berputar. Dimmermotor akan OFF ketika modul relay berlogika 0.

Pada pin out L pada dimmer dihubungkan dengan NO pada relay, pin out N pada

dimmer dihubungkan ke motor, pin in L berfungsi sebagai masukan supplay

tegangan pada dimmer motor, pin in N terhubung ke catu daya.

Gambar 3.11 Dimmer Motor


3.6.8 Motor

Motor bekerja ketika modul kontrol dan modul relay aktif dan akan berhenti

ketika modul control off. Motor ini berputar menghasilkan tegangan pada dynamo

dan kecepatan yang akan berputar sangat dipengaruhi oleh besarnya tegangan

yang di terima oleh dynamo. Semakin besar tegangan yang diterima dinamo maka

semakin tinggi kecepatan putaran rpm.

Gambar 3.12 Motor AC


41

3.6.9 Rangkaian Sensor

Rangkaian sensor ini terdiri dari infrared sebagai transmitter dan

photodiode sebagai receiver dimana rangkaian ini berfungsi sebagai pembaca

kecepatan pada alat yang dibuat oleh penulis. Prinsip kerja dari rangkaian ini

adalah infrared akan mengirimkan sinyal menuju photodiode dan jika ada benda

yang menghalangi pancaran dari infrared menuju photodiode maka akan

menghasilkan output dan jika tidak ada yang menghalangi pancaran sinyalnya

maka output akan 0, dan output tersebut akan diteruskan dan dibaca sebagai data

kecepatan putaran motor oleh microcontroller melalui pin 2 (PD2/INT0). Hole

(lubang) pada piringan motor berfungsi untuk melewatkan cahaya yang dihasilkan

oleh transmitter. Pulsa akan berkondisi low (0) jika cahaya yang dihasilkan oleh

transmitter melewati hole (lubang) pada piringan motor dan pulsa akan berkondisi

high (1) jika cahaya yang dihasilkan oleh transmitter terhalangi oleh piringan

motor. Piringan
Motor

Hole

Gambar 3.13 Rangkaian Modul Optocoupler


3.6.10 Rangkaian Alarm

Rangkaian alarm dirancang seperti pada Gambar 3.12. Salah satu kaki pada

alarm merupakan kaki Grounding (GND) dan kaki yang lain terhubung ke pin 3

pada mikrokontroller. Jika pin yang terhubung pada pin 3 mikrokontroller


42

berkondisi high (1) maka buzzer akan berbunyi. Jika pin yang terhubung pada pin

3 mikrokontroller berkondisi low (0) maka buzzer tidak akan berbunyi.

Gambar 3.14 Rangkaian Alarm


3.7 Perancangan Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) rangkaian elektronika yang menggunakan

Arduino Uno tidak bias bekerja tanpa didukung dengan perangkat lunak.

Kesalahan dalam penyusunan perangkat lunak mengakibatkan perangkat keras

tidak dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Sangat diperlukan ketelitian

dan ketepatan dalam menyusun perngkat lunak.

3.7.1 Metode Penulisan Perangkat Lunak

Untuk menjalankan rangkaian tidak cukup merancang bagian hardware

saja, tetapi diperlukan adanya perangkat lunak (software), yaitu berupa program

yang bertujuan untuk menggerakkan hardware sesuai dengan fungsi alat yang

diinginkan. CPU (Central Processing Unit) pengendali utama yaitu Arduino Uno

yang dirancang dengan menggunakan program bahasa C. Agar penulisan program

menjadi lebih mudah dan terarah telebih dahulu dirancang diagram alir ( Flow

Chart ) dari program yang akan dibuat.

3.7.2 Program Utama

Program utama merupakan diagram alir (Flowchart) dari program

keseluruhan yang diisikan ke Arduino Uno untuk menjalankan perangkat keras


43

sistem secara keseluruhan. Berikut merupakan diagram alir (Flowchart) alat

Centrifuge dapat dilihat pada gambar 3.11

3.9 Flowchart

Gambar 3.15 Flowchart


Start adalah intruksi awal untuk memulai program. Setelah permulaan

program maka dilakukan inisialisasi data untuk memasukkan program. Setelah

melakukan inisialisasi data maka mikrokontroler akan menampilkan info pada lcd.

Setelah info di tampilkan pada lcd lalu mikrokontroler akan melakukan cek
44

keypad lalu membandingkan apakah tombol # telah ditekan atau tidak. Jika ya

maka dilanjutkan ke mode setting rpm namun jika tidak maka system

mikrokontroler akan melakukan pengecekan tombol secara berulang-ulang. Jika

ya maka mikrokontroler akan melakukan mode setting timer. Setelah setting rpm

dan timer dilakukan, maka system akan beroperasi dan menampilkan jumlah rpm

dan waktu kerja alat akan dihitung secara mundur. Jika timer sudah

menunjukkan nilai “0” maka mikrokontroler akan memerintahkan untuk

mematikan motor dan mikrokontroler akan mengaktifkan alarm.

3.8.1 Sub Program Inisialisasi dan Deklarasi

Pada perancangan program untuk inisialisasi yang digunakan bertujuan

untuk memberikan serta mendirikan tugas nilai awal (data awal) yang dilakukan

saat deklarasi variabel atau objek untuk pengenalan setiap port-port yang

digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut :

#include <LiquidCrystal.h> :Menyertakan fungsi-fungsi pada library LCD

#include <Servo.h> :Menyertakan fungsi-fungsi pada library Servo

#include <Wire.h> :Menyertakan fungsi-fungsi pada library serial

sinkron secara l2C

#include <EEPROM.h> :Untuk menyimpan variabel

#include <Keypad.h> :Menyertakan fungsi-fungsi pada library

Keypad

const byte ROWS = 4; //four rows

:Menghitung baris pada keypad


45

const byte COLS = 4; //four columns

:Menghitung kolom pada keypad

byte rowPins[ROWS] = {13, 12, 11, 10}; //connect to the row pinouts of the

keypad :Pendaftaran pin pada keypad

byte colPins[COLS] = {9, 8, 7, 6}; //connect to the column pinouts of the

keypad :Pendaftaran pin pada keypad

Keypad customKeypad :Keypad( makeKeymap(hexaKeys), rowPins,

colPins, ROWS, COLS); :Konfigurasi Keypad

String nilai; :Pendaftaran variabel data

int waktu; :Pendaftaran variabel waktu

int set_rpm; :Pendaftaran setting Rpm

int count_down; :Pendaftaran hitung mundur

#define motor 4 :Pendeklarasian motor

#define alarm 2 :Pendeklarasian alarm

#define sensor 3 :Pendeklarasian sensor

unsigned int count; :Variabel perhitungan data

unsigned long rpmtime; :Variabel perhitungan lamanya waktu Rpm

float rpmfloat; :Variabel data Rpm

unsigned long rpm; :Variabel perhitungan lamanya Rpm

byte data_sensor; :Variabel sensor data

Serial.begin(9600); :Konfigurasi data serial

lcd.begin(16, 2); :Konfigurasi display

PWM.attach(5); :Konfigurasi untuk mengaktifkan PWM


46

PWM.write(0); :Konfigurasi untuk mengirimkan PWM

delay(500); :Waktu jeda

PWM.detach(); :Konfigurasi untuk mematikan PWM

pinMode(motor, OUTPUT); :Pin keluaran motor

pinMode(alarm, OUTPUT); :Pin keluaran alarm

digitalWrite(motor, HIGH); :Memberikan logika 1 pada motor

3.8.2 Sub Program Tampilan Awal

Setelah dilakukan inisialisasi selanjutnya dilakukan perancangan program

yang digunakan untuk tampilan awal sub yang bertujuan untuk menampilkan

proses tampilan awal atau bertujuan untuk menampilkan tulisan awal pada

display. Pada perancangan program untuk tampilan awal alat yang digunakan

dapat dijelaskan sebagai berikut :

lcd.setCursor(0, 0); lcd.print(" Centrifuge ");

:Menampilkan Centrifuge pada display

lcd.setCursor(0, 1); lcd.print(" Stikes BSM ");

:Menampilkan Stikes BSM pada display

delay(2000); :Waktu jeda selama 2000 ms

lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("181226 ");

:Menampilkan 181226 pada display

lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Gabriel Tarigan");

:Menampilkan Gabriel Tarigan pada display

delay(3000); :Jeda selama 3000 ms

lcd.clear(); :Mengosongkan display


47

lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Press # for Sett");

:Menampilkan “ Press # for Sett ” pada display

lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("================");

:Menampilkan “======” pada display

attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(3),depan,FALLING);

:Mengaktifkan sistem interrupt pada Arduino

check_Keypad(); :Cek keypad

if(customKey =='#'){ :Jika tombol “#” pada keypad ditekan

sett_RPM(); :Setting RPM

sett_Timer(); :Setting timer

3.8.3 Sub Program Cek Keypad

Setelah tampilan awal muncul selanjutnya dilakukan perancangan program

yang bertujuan untuk pemeriksaan keypad. Pada perancangan program untuk

pemeriksaan keypad yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut :

customKey = customKeypad.getKey();

:Jika keypad ditekan maka nilainya akan

sama dengan yang terbaca

Serial.println(customKey); :Tampilkan keypad yang ditekan

pressing(); :Lompat ke pressing

3.9.4 Sub Program Setting RPM

Setelah pemeriksaan keypad selanjutnya dilakukan perancangan program

yang bertujuan untuk setting Rpm. Pada perancangan program untuk setting Rpm

yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut :


48

lcd.setCursor(0, 0); lcd.print(" Setting RPM ");

:Menampilkan “Setting RPM” pada display

lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("Rpm= "+nilai+" ");

:Menampilkan "Rpm= "+nilai+" " pada

display

customKey = customKeypad.getKey(); =

:Jika keypad ditekan maka nilainya akan sama

dengan yang terbaca

if(customKey == '*'){ :Jika tombol * menjadi tombol input

else if(customKey =='#'){ :Jika tombol # menjadi tombol input

set_rpm = nilai.toInt(); :Setting RPM

if(set_rpm < 8000){ :Jika setting RPM lebih kecil dari 8000

lcd.setCursor(0, 0); lcd.print(" Nilai SetPoint ");

:Display akan menampilkan “Nilai set point”

lcd.setCursor(0, 1); lcd.print(" Terlalu Rendah ");

:Display akan menampilkan “Terlalu Rendah”

delay(3000); :Jeda waktu selama 3000 ms

else if(set_rpm > 10000){ :Jika setting RPM lebih besar dari 10000

lcd.setCursor(0, 0); lcd.print(" Nilai SetPoint ");

:Display akan menampilkan “Nilai set point”

lcd.setCursor(0, 1); lcd.print(" Terlalu Tinggi ");

:Display akan menampilkan “Terlalu Tinggi”

delay(3000); :Jeda waktu selama 3000 ms


49

if(set_rpm >=8000 && set_rpm <9000){

:Jika setting Rpm pada variabel 8000 dan 9000

val = 8000; :Variabel 8000

PWM.attach(5); :Mengaktifkan PWM

PWM.write(100); :Mengirimkan PWM

delay(500); :Jeda waktu selama 500 ms

PWM.detach(); :Menonaktifkan PWM

delay(500); :Jeda waktu selama 500 ms

else if(set_rpm >=10000){ :Jika setting Rpm lebih kecil dari 10000

val = 10000; :Variabel 10000

PWM.attach(5); :Mengaktifkan PWM

PWM.write(125); :Mengirimkan PWM

delay(700); :Jeda waktu selama 700 ms

PWM.detach(); :Menonaktifkan PWM

a=2; :Variabel data sama dengan 2

delay(500); :Jeda waktu selama 500 ms

3.8.5 Sub Program Setting Timer

Setelah setting Rpm selanjutnya dilakukan perancangan program yang

bertujuan untuk setting timer. Pada perancangan program untuk setting timer yang

digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut :

byte a=1; :Variabel a sama dengan 1

while(a==1){ :Ketika a sama dengan 1


50

lcd.setCursor(0, 0); lcd.print(" Setting Timer ");

:Display akan menampilkan “Setting Timer”

lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("Time = "+String(nilai)+" Mnt ");

: Display akan menampilkan “Time”

customKey = customKeypad.getKey();

:Konfgurasi keypad

pressing(); :Ditekan

if(customKey == '*'){ :Jika tombol * ditekan

else if(customKey =='#'){ :Jika tombol # ditekan

a=2; :Variabel a sama dengan 2

digitalWrite(motor, LOW); :Memberikan logic low ke motor

3.8.6 Sub Program Pembacaan Sensor

Setelah setting timer selanjutnya dilakukan perancangan program yang

bertujuan untuk pembacaan sensor. Pada perancangan program untuk pembacaan

sensor yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut :

data_sensor = digitalRead(sensor);

:Sensor Rpm membaca data Rpm

if(data_sensor == 0){ :Jika data sensor=0

count++; :Menghitung tambah 1

3.8.7 Sub Program Pengulangan Rutin

Setelah pembacaan sensor selanjutnya dilakukan perancangan program yang

bertujuan untuk pengulangan rutin. Pada perancangan program untuk

pengulangan rutin yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut :


51

Setelah dilakukan inisialisasi selanjutnya

delay(1000); :Waktu jeda selama 1000 ms

detachInterrupt(0); :Mematikan sistem interrupt pada Arduino

rpm = count *42; :Nilai penghitungan Rpm x42

rpm = val; :Rpm adalah variabel

lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("RPM = "+ String(rpm)+"

"); :Menampilkan "RPM = "+ String(rpm)+"

" pada display

attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(3),depan,FALLING);

:Mengaktifkan sistem interrupt pada Arduino

if(waktu == 0 && count_down ==0){

:Jika perhitungan waktu habis alat berhenti

count_down--; :Menghitung mundur

if(count_down < 0){ :Jika penghitungan mundur lebih kecil dari 0

waktu--; :Waktu

count_down = 59; :Menghitung mundur 59

3.8.8 Sub Program Alarm Pada Saat Penekanan Tombol

Setelah pengulangan rutin selanjutnya dilakukan perancangan program yang

bertujuan untuk alarm pada saat menekan tombol stop. Pada perancangan program

untuk alarm saat menekan tombol stop yang digunakan dapat dijelaskan sebagai

berikut :

digitalWrite(alarm,HIGH); :Memberikan logic high ke alarm

delay(50); :Jeda waktu selama 50 ms


52

digitalWrite(alarm,LOW); :Memberikan logic low ke alarm

3.8.9 Sub Program Alarm Pada Saat Alat Selesai Bekerja

Setelah alarm saat menekan tombol stop selanjutnya dilakukan perancangan

program yang bertujuan untuk alarm saat alat selesai bekerja. Pada perancangan

program untuk alarm saat alat selesai bekerja yang digunakan dapat dijelaskan

sebagai berikut :

digitalWrite(alarm,HIGH); } :Memberikan logic high pada alarm

digitalWrite(alarm,LOW); :Memberikan logic low pada alarm

intervalON = millis(); :Interval aktif = ms

3.8.10 Sub Program Proses Selesai

Setelah alarm saat alat selesai bekerja selanjutnya dilakukan perancangan

program yang menandakan alat selesai bekerja. Pada perancangannya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

digitalWrite(motor, HIGH); :Memberi logika 1 pada relay

lcd.setCursor(0, 0); lcd.print(" Process Fhinis ");

:Menampilkan “Proses Selesai” pada display

lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("Press D => Reset");

:Menampilkan “Press D=Reset” pada display

while(a==1){ :Ketika a==1

check_Keypad(); :Cek Keypad

alarmON(); :Alarm aktif


53
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Alat

Setelah perancangan selesai, selanjutnya dilakukan pengujian dan

pengukuran. Pengujian bertujuan untuk mengetahui kinerja alat secara

keseluruhan. Pengujian dilakukan pada rangkaian-rangkaian yang sangat

berpengaruh terhadap kinerja alat secara keseluruhan meliputi, rangkaian

mikrokontroler, rangkaian penggerak motor, rangkaian sensor dan rangkaian

display, pada titik-titik pengukuran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pengujian alat adalah sebagai berikut :

1. Hubungkan catu daya ke rangkaian

2. Setting kecepatan dengan menggunakan panel setting 8000 lalu tekan # yang

berfungsi sebagai tombol enter

3. Setting waktu dengan menggunakan panel setting dan tekan tombol # yang

berfungsi sebagai tombol enter.

4. Kecepatan motor akan ditampilkan melalui display yang dihitung oleh sensor

optocoupler dan waktu dapat ditampilkan pada display dan dihitung secara

mundur.

5. Lakukan pengamatan dan pengukuran terhadap pulsa keluaran pada TP1 dan

TP3 dengan menggunakan oscilloscope, lakukan juga pengamatan tegangan

logika pada TP2 dengan menggunakan multimeter.

6. Lakukan pengukuran kecepatan dengan menggunakan tachometer

54
55

7. Pulsa yang dihasilkan akan ditampilkan pada oscilloscope.

8. Ulangi prosedur ke 2-6 untuk setting kecepatan 9000 dan 10000

9. Catat hasil pengamatan pada tabel pengukuran

4.2 Hasil Pengujian dan Pengukuran

4.2.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler

Pengujian rangkaian mikrokontroler dilakukan pada titik pengukuran 1 dan

2 (TP1 dan TP2). Adapun hasil pengujian yang didapatkan adalah seperti pada

Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan Pada TP1

Setting Hasil Pengukuran Pada TP1


Rata-rata
No. Kecepatan Pengukuran ke- (Volt)
(Volt)
(RPM) 1 2 3 4 5 6

1 8000 3.8 3.7 3.9 3.8 4.1 4 3.88

2 9000 3.9 3.8 4 4.1 4 3.8 3.93

3 10000 4.1 3.9 3.8 4.1 4.2 3.9 4

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Pulsa Keluaran Pada TP2

Setting Kondisi

No. Kecepata Hasil Pengukuran Pengukura Keterangan

n (RPM) n
56

X1=1.040s
1 8000 X1X2=2.090s
X2=-1.050s

X1=1.340s
2 9000 X1X2=3.300s
X2=-1.960s

X1=1.880s
3 10000 X1X2=4.200s
X2=-2.320s

4.2.2. Pengujian Rangkaian Motor Driver

Hasil pengujian pada rangkaian motor driver yang didapatkan adalah seperti

diuraikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Rangkaian Motor Driver

No. Setting (RPM) Motor Display (RPM)

1 8000 Berputar 8000

2 9000 Berputar 9000

3 10000 Berputar 10000


57

4.2.3. Pengujian Rangkaian Sensor RPM

Pengujian rangkaian sensor RPM dilakukan pada Titik Pengukuran 3 (TP3).

Hasil pengujian pada rangkaian sensor RPM yang didapatkan adalah seperti

diuraikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Pulsa Keluaran Pada TP3

Setting
Kondisi
No. kecepata Hasil Pengukuran Keterangan
Pengukuran
n (RPM)

Vpp = 5.40V
V/D= 5V
1 8000 Vmin=800mV
T/D= 2.5 ms
f= 152.2 Hz

Vpp = 5.20V
V/D= 5V
2 9000 Vmin=1.20V
T/D= 2.5 ms
f= 178.9 Hz
58

Vpp = 5.80V
V/D= 5V
3 10000 Vmin=800mV
T/D= 2.5 ms
f= 282.5 Hz

4.2.4. Pengujian Rangkaian Display

Pengujian rangkaian display dilakukan dengan membadingkan tampilan

RPM pada display dengan hasil pengukuran menggunakan Tachometer. Hasil

pengujian yang didapatkan adalah seperti pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Menggunakan Tachometer

Settin Tachometer
No Displa Rata-
g Pengukuran ke-
. y rata
RPM 1 2 3 4 5 6

790 7800 780 790 800 790 7883.3


1 8000 8000
0 0 0 0 0 3

880 8900 900 899 890 880 8899.1


2 9000 9000
0 0 5 0 0 6

994 1000 995 980 990 980 9900.0


3 10000 10000
5 0 5 0 0 0 0

4.3 Analisa Data dan Pembahasan


59

Analisa data diperlukan untuk mengetahui rasio penyimpangan hasil rata-

rata pengukuran yang diperoleh terhadap dengan nilai perancangan yang

sesungguhnya. Hasil analisis data ditunjukkan dengan persentase penyimpangan

rata-rata rangkaian terhadap nilai perancangan secara tertentu, yang dihitung

dengan menggunakan persamaan :

selisih pengukuran perancangan


% selisih= x 100 %
hasil perancangan

Persentase hasil dari pengukuran terhadap tegangan supply dapat dilihat

pada tabel 4.6. Pada saat setting kecepatan sebesar 8000 RPM, relay yang

memiliki spesifikasi tegangan sebesar 5V dan telah diukur sebanyak 6 kali

percobaan memiliki rata-rata tegangan sebesar 3.88V dan selisih sebesar 22.4 %.

Pada saat setting kecepatan sebesar 9000 RPM, relay yang memiliki spesifikasi

tegangan sebesar 5V dan telah diukur sebanyak 6 kali percobaan memiliki rata-

rata tegangan sebesar 3.93V dan selisih sebesar 21.4 %. Pada saat setting

kecepatan sebesar 10000 RPM, relay yang memiliki spesifikasi tegangan sebesar

5V dan telah diukur sebanyak 6 kali percobaan memiliki rata-rata tegangan

sebesar 4V dan selisih sebesar 20 %.

Tabel 4.6 Persentase Selisih Rata-rata Hasil Pengukuran Terhadap Tegangan


Supply
Rata-rata Hasil
Tegangan Supply
Setting RPM Pengukuran Selisih (%)
(Volt)
(Volt)
8000 5 3.88 22.4
9000 5 3.93 21.4
10000 5 4 20
60

Persentase hasil dari pengukuran menggunakan Tachometer terhadap panel

setting dapat dilihat pada tabel 4.7. Pada saat setting kecepatan sebesar 8000

RPM, rata-rata pengukuran yang telah didapat menggunakan Tachometer adalah

sebesar 7883,33 dan memiliki selisih sebesar 1,45 %. Pada saat setting kecepatan

sebesar 9000 RPM, rata-rata pengukuran menggunakan Tachometer adalah

sebesar 8899,16 dan memiliki selisih sebesar 1,12 %. Pada saat setting kecepatan

sebesar 10000 RPM, rata-rata pengukuran menggunakan Tachometer adalah

sebesar 9900,00 dan memiliki selisih sebesar 1%.

Tabel 4.7 Persentase Selisih Rata-rata Pengukuran Tachometer Terhadap Setting


RPM
Rata-Rata Pengukuran
Setting RPM Selisih (%)
Tachometer RPM
8000 7883,33 1,45
9000 8899,16 1,12
10000 9900,00 1

Hasil dari pengukuran menggunakan sensor dapat dilihat pada gambar 4.1.

Pada saat setting kecepatan sebesar 8000 RPM, frekuensi yang dihasilkan adalah

sebesar 152,2 Hz. Pada saat setting kecepatan sebesar 9000 RPM, frekuensi yang

dihasilkan adalah sebesar 178,9 Hz dan pada saat setting kecepatan sebesar 10000

RPM, frekuensi yang dihasilkan adalah sebesar 282,5 Hz.

Grafik RPM Sensor


300

250

200

150

100

50

0
8000 9000 10000
61

Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor

Hasil dari pengukuran menggunakan motor servo dapat dilihat pada gambar

4.2. Pada saat setting kecepatan sebesar 8000 RPM, X1X2 yang dihasilkan adalah

sebesar 2.090s. Pada saat setting kecepatan sebesar 9000 RPM, X1X2 yang

dihasilkan adalah sebesar 3,300s dan pada saat setting kecepatan sebesar 10000

RPM, X1X2 yang dihasilkan adalah sebesar 4,200s.

Grafik RPM Motor Servo


4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
8000 9000 10000

Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengukuran Motor Servo

Timbulnya nilai selisih antara perancangan dengan hasil pengukuran lebih

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Tidak melaksanakan pengukuran dengan benar

2. Tingkat kepresisian alat ukur yang digunakan

3. Perancangan tidak mempertimbangkan nilai toleransi komponen yang

digunakan dalam rangkaian


62
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian, pembuatan modul dan pengujian yang telah dilakukan

dengan judul “ Pemanfaatan Teknik Pulse Width Modulation Untuk Kontrol

Kecepatan Motor Pada Alat Centrifuge ” dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Perancangan control kecepatan motor dengan Teknik pulse width modulation

telah berhasil dirancang dengan menggunakan sensor optocoupler yang

berfungsi sebagai pencacah kecepatan motor dan Tachometer yang berfungsi

sebagai pembanding kecepatan motor.

2. Hasil pengujian bahwa pada saat setting kecepatan 8000 RPM, relay memiliki

rata-rata tegangan sebesar 3,88V dan selisih sebesar 22,4%. Pada saat setting

kecepatan 9000 RPM, relay memiliki rata-rata tegangan sebesar 3,93V dan

selisih sebesar 21,4% dan pada saat setting kecepatan sebesar 10000 RPM,

rata-rata tegangan yang dimiliki relay adalah sebesar 4V dan selisih sebesar

20%.

3. Pada saat setting kecepatan 8000 RPM, rata-rata pengukuran yang didapat

menggunakan Tachometer adalah sebesar 7883,33 dan selisih sebesar 1,45%.

Pada saat setting kecepatan 9000 RPM, rata-rata pengukuran yang didapat

menggunakan Tachometer adalah sebesar 8899,16 dan selisih sebesar 1,12%

dan pada saat setting kecepatan 10000 RPM, rata-rata pengukuran yang didapat

menggunakan Tachometer adalah sebesar 9900,00 dan selisih sebesar 1%.

63
64

4. Hasil pengujian menggunakan motor servo adalah pada saat setting kecepatan

sebesar 8000 RPM, X1X2 yang dihasilkan adalah sebesar 2.090s. Pada saat

setting kecepatan sebesar 9000 RPM, X1X2 yang dihasilkan adalah sebesar

3,300s dan pada saat setting kecepatan sebesar 10000 RPM, X1X2 yang

dihasilkan adalah sebesar 4,200s.

5.2 Saran

1. Pada saat melakukan pengukuran, sebaiknya dilakukan pada ruangan yang

memiliki tegangan stabil agar hasil yang didapatkan tidak berubah-ubah.

2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan Solid State Relay agar

hasil yang didapatkan lebih baik lagi.

3. Pada saat melakukan pengukuran terhadap modul pemanfaatan pulse width

modulation untuk kontrol kecepatan motor pada alat centrifuge sebaiknya

menggunakan alat ukur yang sesuai dengan satuan output masing-masing

pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Asep Kurniawan, (2018), Dimmer PWM Arduino


https://www.semesin.com/project/2018/05/01/Dimmer-pwmarduino/

Badi,(2021), PWM adalah : Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Rangkaian, Jenis,


Kelebihan dan Kekurangannya https://thecityfoundry .com/pwm-pulse-
width-modulation-adalah/

Budi,(2013), Pengenalan PWM (Pulse Width Modulation)


https://budihasian.wordpress.com/2013/10/18/pengenalan-pwm-pulse-
width modulation/

Centralalkes,(2019), Bahasan Lengkap Tentang Alat Centrifuge


https://sentralalkes.com/blog/alat-centrifuge/

Erwin Brahmantyo,(2016), Pengertian Pulse Width Modulation (PWM)


Lengkaphttps://www.tambangilmu.com/2016/05/pulse-width-modulation-
pwm.html
Frank Weithoner,(2016), Laboratory Centrifuges
http://www.Frankshospitalworkshop.com/equipment/Centrifuges
_equipment.html

Hamrin, L. O., & Sutiari, D. K. (n.d.). Otomatisasi Waktu Kerja Sesuai Kecepatan
Putar Centrifuge Pada Berbagai Kekentalan Sampel.

Panjang, P., & Dan, C. (2014). the Influence of Cone Length and Pressure on
Hydrocyclone To Remove Total Suspended Solid.

Ramadhayanti, D. (2019). Sistem pengolahan air bersih di perumda air minum


tirta raharja IPA Cimahi. Jurnal Lingkungan, 2(1), 1–12.

Shandika Rama Yuda, 2020, Rancang Bangun Pengatur Kecepatan Motor pada
Alat Centrifuge Dengan Tampilan Lcd Menggunakan Arduino
Atmega 328P

Tamrin, Lanya, B., Oktafri, & Wibisono, R. A. (2018). Pengembangan Alat


Penebar Pakan Ikan Dengan. Perteta, 136–144.
Lampiran 1. Foto Bentuk Fisik Alat Centrifuge
Lampiran 2. Foto Rangkaian Pengatur Kecepatan Motor
Lampiran 4 Wiring Diagram Alat Centrifuge

Anda mungkin juga menyukai