Oleh :
OKTO H SITUMORANG
20204011303
Oleh :
OKTO H SITUMORANG
20204011303
Oleh :
OKTO H SITUMORANG
20204011303
Menyetuji : Menyetuji :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Program Studi
i
KATA PENGANTAR
ii
8. Kepada teman-teman yang ada di lingkungan Program Studi Teknologi
Elektromedis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama Medan.
9. Dan kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Pada akhirnya penulis sampaikan permintaan maaf yang setulus-tulusnya
dan kepada Allah SWT penulis memohon ampun, bila terdapat kata-kata yan
kurang berkenan baik disengaja maupun tidak disengaja, karena penulis
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) ini, kesalahan hanya milik manusia dan kebenaran hanya milik
Allah SWT semata, untuk itu penulis mengharapkan masukkan berupa kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan. Semoga Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya mahasiswa Program Studi
Teknologi Elektromedis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama Medan
di masa yang akan datang.
Okto H Situmorang
NIM: 20204011303
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 3
1.4.1. Manfaat Teoritis.......................................................................... 3
1.4.2. Manfaat Praktis............................................................................ 3
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
digunakan untuk memisahkan suatu senyawa yang memiliki berat molekul yang
berbeda dengan memanfaatkan gaya sentrifugal (Hamrin & Sutiari, n.d.). Prinsip
gaya sentrifugal didasarkan atas fenomena bahwa partikel yang tersuspensi dalam
suatu wadah (tabung atau bentuk lain) akan mengendap ke dasar kuvet, karena
pengaruh gaya gravitasi terhadap partikel. Salah satu cara memperbesar gaya
(Ramadhayanti, 2019).
putar motor. Semakin tinggi kecepatan putar rotor, maka semakin besar gaya
terkandung dalam suatu larutan, maka akan dipergunakan untuk proses analisa
menjaga tabung sampel agar tidak rusak karena kecepatan rotasi yang sangat
tinggi. Beberapa metode kontrol kecepatan yang digunakan pada centrifuge masih
1
2
belum terdeteksi sehingga berpeluang terjadinya putaran motor yang tidak stabil.
sample, sehingga hasil yang diharapkan bisa tidak tercapai. Ada 3 jenis centrifuge
rendah yang memiliki kecepatan rotasi sampai 4000 rpm, centrifuge kecepatan
sedang dengan kecepatan rotasi diatas 7000 rpm dan centrifuge kecepatan tinggi
yang memiliki kecepatan lebih kurang 60.000 rpm. Jenis centrifuge hematocrit
memanfaatkan perbandingan lebar pulsa tinggi dari sebuah pulsa rendah (duty
berhubungan dengan dunia kerja peneliti yang berhubungan dengan alat kesehatan
Teknik pulse width modulation untuk control kecepatan motor pada alat
selanjutnya.
2.1 Centrifuge
pemisahan molekul (partikel) suatu larutan antara yang terlarut (filtrate) dengan
shaft. Motor adalah mesin penggerak pemutar yang dihidupkan oleh sumber daya
listrik. Rotor adalah bagian bagian tempat menempatkan tabung yang berisi
sampel. Sementara drive shaft adalah sisi yang menopang rotor dan tersambung
4
Centrifuge umumnya diaplikasikan pada laboratorium biokimia untuk
5
6
tertentu.
dengan kecepatan tinggi, sehingga molekul atau partikel pada sampel larutan
dengan massa jenis yang lebih besar akan terpisah menjauhi pusat putaran dengan
kekuatan sentrifugal. Sedangkan molekul dengan massa jenis yang lebih kecil
pengaruh gravitasi. Molekul bermassa besar berada paling bawah dan yang lebih
kecil akan berada diatasnya, serta lebih diatas berupa cairan zat terlarut, disebut
Tegangan yang berasal dari PLN masuk ke blok power supply dan
setting kecepatan dan waktu. Setelah itu motor dapat berputar sesuai dengan yang
telah disetting.
Pintu centrifuge tidak akan terbuka jika motor masih berputar. Motor
akan berputar saat pintu centrifuge ditutup. Perputaran motor ini akan
8
partikel pada sampel sesuai berat molekulnya. Setelah timer habis, maka motor
akan melambat dan berhenti berputar. Alasan mengapa motor pada centrifuge
tidak langsung berhenti saat waktu yang telah diatur habis adalah karena jika
putaran motor langsung berhenti ketika waktu habis akan membuat sample atau
macam yaitu:
kecepatan pada centrifuge ini tidak terlalu besar. Centrifuge jenis ini biasanya
digunakan untuk memisahkan sample yang sederhana seperti darah dan urine.
digunakan untuk menjaga agar larutan yang diputar tidak terpengaruh pada
yaitu centrifuge dengan kecepatan lebih kurang 60.000 rpm, kecepatan yang
kontaktor. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya aus pada bantalan
9
memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda,
(PWM) merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan signal analog dari
sebuah piranti digital. Sebenarnya sinyal PWM dapat dibangkitkan dengan banyak
pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban, regulator tegangan, audio
motor servo, pengaturan nyala terang LED dan lain sebagainya. Sinyal PWM
pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun
memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar Pulsa PWM berbanding lurus dengan
amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, Sinyal PWM memiliki
10
frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi (antara 0% hingga
100%).
segitiga telah lebih tinggi dari sinyal DC maka keluaran komparator akan
11
metode time proportioning. Metode ini memanfaatkan fitur counter yang terdapat
pada akhir setiap periode dari PWM. Ketika nilai counter lebih dari nilai
Motor listrik atau yang sering disebut dengan electromotor adalah suatu
pesawat tenaga yang prinsip kerjanya mengubah daya listrik menjadi daya
Current ). Motor listrik sudah menjadi kebutuhan kita dalam kehidupan sehari-
12
keunggulan sendiri.
rendah, kecepatan putaran motor sudah bisa diatur, serta hemat pemeliharaannya.
gaya mekanis pada kawat pembawa arus yang berada dalam medan magnet.
Stator adalah bagian motor yang tidak bergerak atau statis. Stator berupa
kumparan yang dikelilingi arus bolak balik untuk menghasilkan medan magnet
yang berputar. Rotor adalah bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet
dari kumparan stator yang diinduksikan kepada rotor. Kutub magnet rotor dapat
dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, rotor kutub menonjol adalah tipe yang
menengah. Kedua, rotor kutub tidak menonjol atau yang biasa disebut rotor
tinggi.
Terdapat dua jenis motor AC tergantung pada tipe rotor yang digunakan.
Tipe pertama, yaitu motor induksi dimana medan magnet pada motor ini
dihasilkan oleh arus induksi. Tipe kedua, yaitu motor sinkron dimana rotor ini
ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 pin digital (6 pin dapat digunakan sebagai
output PWM), 6 input analog, sebuah 16 MHz osilator kristal, sebuah koneksi
USB, sebuah konektor sumber tegangan, sebuah header ICSP, dan sebuah tombol
reset.
komputer dengan menggunakan kabel USB adaptor-DC atau baterai Arduino Uno
disambungkan dan mengontrol LED, motor DC, relay, servo, modul dan sensor-
masukan analog seperti sensor analog. Berikut ini merupakan tabel dari pin
analog input.
Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu
daya eksternal, yang terpilih secara otomatis. Sumber daya eksternal (non-USB)
dapat berasal baik dari AC ke adaptor DC atau baterai. Adaptor ini dapat
konektor daya. Tegangan yang dibutuhkan board Arduino Uno adalah 7-12 Volt.
sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 Volt koneksi USB atau
5V, catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen lainnya.
3V3, sebuah pasokan tegangan 3,3 Volt dihasilkan oleh regulator on- board.
organisasi memori arduino uno sama dengan organisasi memori pada atmega 328.
Modul LCD I2C adalah modul LCD yang dikendalikan secara serial
sinkron dengan protokol I2C/IIC (Inter Integrated Circuit) atau TWI (Two Wire
Interface). Normalnya, modul LCD dikendalikan secara parallel baik untuk jalur
Mode pengoperasian transfer data berdasarkan kondisi bit RW, ada dua
16
jenis transfer data yaitu: transfer data dari transmitter master ke receiver slave dan
Byte pertama yang dikirimkan oleh master adalah alamat slave, setelah itu
sinyal acknowledge setiap kali menerima 1-byte data. Pada tiap byte, bit
pertama yang dikirim adalah MSB dan bit yang terakhir adalah LSB.
master berupa alamat slave. Setelah itu slave meengirimkan bit acknowledge,
byte terakhir. Pada akhir byte, master mengirimkan sinyal „not avknowledge‟,
Hanya melibatkan 2 kabel yaitu serial data line (SDA) dan serial data
clock (SCL).
yang dapat diatur secara software dengan master slave protocol yang
I2C merupakan serial bus dengan orientasi data 8 bit, komunikasi 2 arah
dengan kecepatan transmisi data sampai 100Kbs pada mode standard dan
modul I2C ini dapat mengurangi penggunaan pin pada board arduino yang hanya
menggunakan 2 pin analog A4 dan A5 yang dihubungkan dengan SDA dan SCL
PWM sebagai pengendalinya. PWM bisa dihasilkan oleh rangkaian SCR, chip/IC
2. Penyalaan bebas.
analogWrite().
2. Frekuensi AC, Sinyal pengontrol PWM juga harus memiliki frekuensi tepat
bagian utama yaitu transmitter yang berfungsi sebagai pengirim cahaya optic dan
rangkaian secara langsung tetapi dibuat sedemikian rupa dalam satu kemasan
komponen.
1. Transmitter
cahaya yang diarahkan ke bagian receiver, bagian ini menggunakan LED infra
merah sebagai sumber cahaya nya. LED infra merah dapat memancarkan cahaya
infra merah pada saat diode LED diberikan tegangan bias maju pada anodanya.
2. Receiver
Operasi Fototransistor
dasar, yang menempati sebagian besar jendela yang terlihat di permukaan atas
penyerapan cahaya di basis. Konversi antara foton dan arus sebagian besar
yang mirip dengan yang ada di fotodioda, tetapi sekarang elektron bebas yang
diciptakan oleh proses ini adalah sumber arus basis di transistor, dan sekarang
yang lebih tinggi ini dekat dengan sambungan PN, terdapat gradien tegangan
yang besar pada kolektor yang dekat dengan sambungan basis/kolektor. Ini
memberikan tegangan positif yang lebih tinggi dekat dengan lapisan penipisan
pin :
Kelebihan :
>15mA
9. Ukuran 3.2x1.4cm
Modul relay adalah salah satu piranti yang beroperasi berdasarkan prinsip
OFF atau sebaliknya dengan memanfaatkan tenaga listrik. Peristiwa tertutup dan
terbukanya kontaktor ini terjadi akibat adanya efek induksi magnet yang timbul
dari kumparan induksi listrik ,Modul relay berfungsi sebagai saklar elektrik.
diberikan.
tegangan rendah
delay function
22
penyebab korsleting.
Penyangga (Armature)
Kumparan (Coil)
Pegas (Spring)
relay dapat bekerja karena adanya gaya elektromagnetik. Ini tercipta dari inti besi
yang dililitkan kawat kumparan dan dialiri aliran listrik. Saat kumparan dialiri
listrik, maka otomatis inti besi akan jadi magnet dan menarik penyangga sehingga
kondisi yang awalnya tertutup jadi terbuka (Open). Sementara pada saat
kumparan tak lagi dialiri listrik, maka pegas akan menarik ujung penyangga dan
Secara umum kondisi atau posisi pada relay terbagi menjadi dua, yaitu:
dimana relay dalam posisi tertutup karena tak menerima arus listrik.
1. COM (Common) adalah pin yang wajib dihubungkan pada salah satu dari dua
hampir sama, tetapi dengan rumusan masalah yang berbeda. Judul pembahasan
sejenis ini dibuat sebagai pembanding dalam penelitian dan akan dicantumkan
Yogyakarta, Tahun 2017 dengan judul “ Centrifuge Dengan Rotor Sudut Tetap
Besarnya gaya bergantung pada kecepatan putar rotor. Kecepatan putar rotor
derajat. Kecepatan putar rotor 1000 hingga 3000 RPM dengan kenaikan
pengaturan sebesar 100 RPM, dan terdapat pemilihan waktu. Serta untuk
mengetahui pengaruh kecepatan dan waktu putar rotor dalam proses pemisahan
25
2000, 2500, dan 3000 RPM, sedangan pada pemisahan larutan kopi manis
menggunakan durasi waktu 5, 10, 15, dan 20 menit pada tiap titiknya. Hasil
pengujian modul ini, didapatkan kecepatan rotor yang masih berada pada nilai
yang diizinkan yaitu kurang dari 10%. Pada pengujian menggunakan larutan
kopi manis didapatkan fakta bahwa terjadi pemisahan kopi, air, dan gula secara
disini, khususnya hematocrit centrifuge, karena alat ini dapat digunakan dalam
seluruh sel darah merah yang ada dalam darah yang diambil dalam volume
telah bekerja dengan baik dan nilai error masih dalam toleransi yaitu dibawah
10%. Dengan demikian alat hematocrit centrifuge ini mampu beroperasi layak
operation manual dan sumber - sumber lain dapat beasal dari user
(operator) alat.
dicapai.
27
28
sudah ditetapkan.
dengan teoritis.
tersebut meliputi :
3.3.1 Alat
alat
keselamatan kerja
titik pengukuran
A442U (Software)
3.3.2 Bahan
digunakan dalam
perancangan adalah :
3 U3 Modul Relay
4 U4 Modul Dimmer
5 M1 Motor Servo
9 R1 Resistor 3K3
sebagai berikut :
gambar 3.2-3.4:
TP 1
TP 2
TP 3
digunakan adalah perubahan kecepatan (Rpm) yaitu 8000 rpm, 9000 rpm dan
10000 rpm.
meliputi :
b
a c
Keterangan gambar :
c. Sensor RPM
e. Motor
f. Display
g. Panel Setting
35
Secara operasional, sistim kerja alat centrifuge pada gambar 3.5 adalah
dengan terlebih dahulu memberikan nilai set point RPM dari panel setting,
motor yang terjadi dicacah oleh sebuah sensor dengan memberikan umpan balik
bagiannya. Blok diagram rangkaian alat Centrifuge pada perancangan ini disusun
a. Panel setting berfungsi untuk memberikan nilai set point untuk setting rpm
dan waktu
c. Display berfungsi sebagai tampilan setting rpm dan waktu yang di setting
36
g. Alarm berfungsi sebagai penanda ketika timer sudah habis dan alat telah
selesai bekerja.
menerima data dari rangkaian panel setting, dan menampilkannya pada display.
Ketika alat mulai bekerja maka mikrokontroller akan mengaktifkan motor driver
Gambar 3.5. Kolom K1–K4 setting dihubungkan ke mikrokontroller pada pin 10-
Adapun fungsi dari tiap-tiap tombol pada setting adalah sebagai berikut :
dan untuk menyimpan program rangkaian yang telah di program. Pada bagian
A0, A1, A2, A3, A4, A5 pada port C terhubung dengan rangkaian Display. Pada
pin 4 port D terhubung dengan modul relay. Pada pin 5 port D terhubung dengan
Dimmer Motor yang berfungsi untuk menjalan motor. Pada pin 3 port D
terhubung dengan pin Buzzer dan pin 2 pada port D terhubung dengan pin Sensor
Optocoupler.
display berfungsi untuk dapat menampilkan hasil satuan kecepatan dan waktu.
Bagian ini merupakan tampilan setting rpm pada nilai 8000,9000,10000 dan
setting timer 1 menit dari hasil yang telah disetting dan parameter yang akan
diatur yaitu setting rpm dan setting timer. Rangkaian display terdiri dari 14 pin
dan 1 buah resistor 3300Ω yang terhubung ke pin 3. Hubungan pin LCD adalah
sebagai berikut, pin 1 (VSS) dihubungkan ke + 5 Volt, pin 3 (VEE), pin 5 (RW)
Arduino, dari pin 11 (D4) dihubungkan ke pin 10 Arduino, dari pin 11 (D5)
a b cdef
mikrokontroller, VCC terhubung pada supply tegangan dan GND terhubung pada
grounding. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi
sudut putaran dari poros servo dan memutar potensio pada modul dimmer yang
Berfungsi sebagai pengendali dari modul relay. Ketika modul relay aktif pin
4 terhubung ke Arduino uno berlogika 1, maka modul control ON. Dan motor
akan mulai berputar. Dimmermotor akan OFF ketika modul relay berlogika 0.
Pada pin out L pada dimmer dihubungkan dengan NO pada relay, pin out N pada
Motor bekerja ketika modul kontrol dan modul relay aktif dan akan berhenti
ketika modul control off. Motor ini berputar menghasilkan tegangan pada dynamo
dan kecepatan yang akan berputar sangat dipengaruhi oleh besarnya tegangan
yang di terima oleh dynamo. Semakin besar tegangan yang diterima dinamo maka
kecepatan pada alat yang dibuat oleh penulis. Prinsip kerja dari rangkaian ini
adalah infrared akan mengirimkan sinyal menuju photodiode dan jika ada benda
menghasilkan output dan jika tidak ada yang menghalangi pancaran sinyalnya
maka output akan 0, dan output tersebut akan diteruskan dan dibaca sebagai data
(lubang) pada piringan motor berfungsi untuk melewatkan cahaya yang dihasilkan
oleh transmitter. Pulsa akan berkondisi low (0) jika cahaya yang dihasilkan oleh
transmitter melewati hole (lubang) pada piringan motor dan pulsa akan berkondisi
high (1) jika cahaya yang dihasilkan oleh transmitter terhalangi oleh piringan
motor. Piringan
Motor
Hole
Rangkaian alarm dirancang seperti pada Gambar 3.12. Salah satu kaki pada
alarm merupakan kaki Grounding (GND) dan kaki yang lain terhubung ke pin 3
berkondisi high (1) maka buzzer akan berbunyi. Jika pin yang terhubung pada pin
Arduino Uno tidak bias bekerja tanpa didukung dengan perangkat lunak.
tidak dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Sangat diperlukan ketelitian
saja, tetapi diperlukan adanya perangkat lunak (software), yaitu berupa program
yang bertujuan untuk menggerakkan hardware sesuai dengan fungsi alat yang
diinginkan. CPU (Central Processing Unit) pengendali utama yaitu Arduino Uno
menjadi lebih mudah dan terarah telebih dahulu dirancang diagram alir ( Flow
3.9 Flowchart
melakukan inisialisasi data maka mikrokontroler akan menampilkan info pada lcd.
Setelah info di tampilkan pada lcd lalu mikrokontroler akan melakukan cek
44
keypad lalu membandingkan apakah tombol # telah ditekan atau tidak. Jika ya
maka dilanjutkan ke mode setting rpm namun jika tidak maka system
ya maka mikrokontroler akan melakukan mode setting timer. Setelah setting rpm
dan timer dilakukan, maka system akan beroperasi dan menampilkan jumlah rpm
dan waktu kerja alat akan dihitung secara mundur. Jika timer sudah
untuk memberikan serta mendirikan tugas nilai awal (data awal) yang dilakukan
saat deklarasi variabel atau objek untuk pengenalan setiap port-port yang
Keypad
byte rowPins[ROWS] = {13, 12, 11, 10}; //connect to the row pinouts of the
yang digunakan untuk tampilan awal sub yang bertujuan untuk menampilkan
proses tampilan awal atau bertujuan untuk menampilkan tulisan awal pada
display. Pada perancangan program untuk tampilan awal alat yang digunakan
attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(3),depan,FALLING);
customKey = customKeypad.getKey();
yang bertujuan untuk setting Rpm. Pada perancangan program untuk setting Rpm
display
customKey = customKeypad.getKey(); =
if(set_rpm < 8000){ :Jika setting RPM lebih kecil dari 8000
else if(set_rpm > 10000){ :Jika setting RPM lebih besar dari 10000
else if(set_rpm >=10000){ :Jika setting Rpm lebih kecil dari 10000
bertujuan untuk setting timer. Pada perancangan program untuk setting timer yang
customKey = customKeypad.getKey();
:Konfgurasi keypad
pressing(); :Ditekan
data_sensor = digitalRead(sensor);
attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(3),depan,FALLING);
waktu--; :Waktu
bertujuan untuk alarm pada saat menekan tombol stop. Pada perancangan program
untuk alarm saat menekan tombol stop yang digunakan dapat dijelaskan sebagai
berikut :
program yang bertujuan untuk alarm saat alat selesai bekerja. Pada perancangan
program untuk alarm saat alat selesai bekerja yang digunakan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
2. Setting kecepatan dengan menggunakan panel setting 8000 lalu tekan # yang
3. Setting waktu dengan menggunakan panel setting dan tekan tombol # yang
4. Kecepatan motor akan ditampilkan melalui display yang dihitung oleh sensor
optocoupler dan waktu dapat ditampilkan pada display dan dihitung secara
mundur.
5. Lakukan pengamatan dan pengukuran terhadap pulsa keluaran pada TP1 dan
54
55
2 (TP1 dan TP2). Adapun hasil pengujian yang didapatkan adalah seperti pada
Setting Kondisi
n (RPM) n
56
X1=1.040s
1 8000 X1X2=2.090s
X2=-1.050s
X1=1.340s
2 9000 X1X2=3.300s
X2=-1.960s
X1=1.880s
3 10000 X1X2=4.200s
X2=-2.320s
Hasil pengujian pada rangkaian motor driver yang didapatkan adalah seperti
Hasil pengujian pada rangkaian sensor RPM yang didapatkan adalah seperti
Setting
Kondisi
No. kecepata Hasil Pengukuran Keterangan
Pengukuran
n (RPM)
Vpp = 5.40V
V/D= 5V
1 8000 Vmin=800mV
T/D= 2.5 ms
f= 152.2 Hz
Vpp = 5.20V
V/D= 5V
2 9000 Vmin=1.20V
T/D= 2.5 ms
f= 178.9 Hz
58
Vpp = 5.80V
V/D= 5V
3 10000 Vmin=800mV
T/D= 2.5 ms
f= 282.5 Hz
Settin Tachometer
No Displa Rata-
g Pengukuran ke-
. y rata
RPM 1 2 3 4 5 6
pada tabel 4.6. Pada saat setting kecepatan sebesar 8000 RPM, relay yang
percobaan memiliki rata-rata tegangan sebesar 3.88V dan selisih sebesar 22.4 %.
Pada saat setting kecepatan sebesar 9000 RPM, relay yang memiliki spesifikasi
tegangan sebesar 5V dan telah diukur sebanyak 6 kali percobaan memiliki rata-
rata tegangan sebesar 3.93V dan selisih sebesar 21.4 %. Pada saat setting
kecepatan sebesar 10000 RPM, relay yang memiliki spesifikasi tegangan sebesar
setting dapat dilihat pada tabel 4.7. Pada saat setting kecepatan sebesar 8000
sebesar 7883,33 dan memiliki selisih sebesar 1,45 %. Pada saat setting kecepatan
sebesar 8899,16 dan memiliki selisih sebesar 1,12 %. Pada saat setting kecepatan
Hasil dari pengukuran menggunakan sensor dapat dilihat pada gambar 4.1.
Pada saat setting kecepatan sebesar 8000 RPM, frekuensi yang dihasilkan adalah
sebesar 152,2 Hz. Pada saat setting kecepatan sebesar 9000 RPM, frekuensi yang
dihasilkan adalah sebesar 178,9 Hz dan pada saat setting kecepatan sebesar 10000
250
200
150
100
50
0
8000 9000 10000
61
Hasil dari pengukuran menggunakan motor servo dapat dilihat pada gambar
4.2. Pada saat setting kecepatan sebesar 8000 RPM, X1X2 yang dihasilkan adalah
sebesar 2.090s. Pada saat setting kecepatan sebesar 9000 RPM, X1X2 yang
dihasilkan adalah sebesar 3,300s dan pada saat setting kecepatan sebesar 10000
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, pembuatan modul dan pengujian yang telah dilakukan
sebagai berikut :
2. Hasil pengujian bahwa pada saat setting kecepatan 8000 RPM, relay memiliki
rata-rata tegangan sebesar 3,88V dan selisih sebesar 22,4%. Pada saat setting
kecepatan 9000 RPM, relay memiliki rata-rata tegangan sebesar 3,93V dan
selisih sebesar 21,4% dan pada saat setting kecepatan sebesar 10000 RPM,
rata-rata tegangan yang dimiliki relay adalah sebesar 4V dan selisih sebesar
20%.
3. Pada saat setting kecepatan 8000 RPM, rata-rata pengukuran yang didapat
Pada saat setting kecepatan 9000 RPM, rata-rata pengukuran yang didapat
dan pada saat setting kecepatan 10000 RPM, rata-rata pengukuran yang didapat
63
64
4. Hasil pengujian menggunakan motor servo adalah pada saat setting kecepatan
sebesar 8000 RPM, X1X2 yang dihasilkan adalah sebesar 2.090s. Pada saat
setting kecepatan sebesar 9000 RPM, X1X2 yang dihasilkan adalah sebesar
3,300s dan pada saat setting kecepatan sebesar 10000 RPM, X1X2 yang
5.2 Saran
pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Hamrin, L. O., & Sutiari, D. K. (n.d.). Otomatisasi Waktu Kerja Sesuai Kecepatan
Putar Centrifuge Pada Berbagai Kekentalan Sampel.
Panjang, P., & Dan, C. (2014). the Influence of Cone Length and Pressure on
Hydrocyclone To Remove Total Suspended Solid.
Shandika Rama Yuda, 2020, Rancang Bangun Pengatur Kecepatan Motor pada
Alat Centrifuge Dengan Tampilan Lcd Menggunakan Arduino
Atmega 328P