Anda di halaman 1dari 12

Resume PPh PotPut

UAS

Pertemuan 9-10 Terutang & Terutang & dilunasi saat pembayaran


PPh Pasal 22 Pelunasan bea masuk

 Pemungut & objek PPh Ps. 22 Tapi kalo BM ditunda/dibebaskan:


saat penyelesaian dokumen pembelian
Pemungut Objek
impor barang
- atas impor barang
- ekspor komoditas tambang yg Penyetoran Paling lama sehari berikutnya
dilakukan eksportir kecuali WP yg Pelaporan Secara mingguan, paling lama pd hari
Bank Devisa & DJBC kerja terakhir minggu berikutnya
ada perjanjian kerjasama
pengusaha pertambangan &
kontrak karya Contoh Soal :
Bendahara Pemerintah Tgl 27 Agustus 2011, PT. Mentari mengimpor barang dg
Pembayaran/pembelian barang CIF $1.500.000, dgn kurs Menkeu: 8.965. BM = 20%
& KPA
Pembayaran atas pembelian barang  Nilai impor = CIF + BM
Bendahara = 1.500.000 (8.965) + (20% x CIF)
yg dilakukan dgn mekanisme
Pengeluaran = 13.447.500.000 + 2.689.500.000
persediaan
= 16.137.000.000
Pembayaran atas pembelian brg kpd
KPA/PPSPM  PPh Ps. 22 yg dipungut:
pihak ke-3 dgn pembayaran langsung
API : 2,5% x 16.137.000.000 = 403.425.000
Pembayaran atas
Tanpa API : 7,5% x 16.137.000.000 = 1.210.275.000
Badan usaha tertentu pembelian/pembelian brg &/ bahan2
 PPh Ps. 22 terutang dilunasi bersama dgn
u/ keperluan kegiatan usahanya
pembayaran BM yaitu pd 27 Agustus 2011
Badan usaha di bidang
Penjualan hasil produksinya kpd Disetor: Paling lambat 28 Agustus 2011
semen, kertas, baja,
distributor DN Lapor: Paling lambat 8 September 2011
otomotif dan farmasi
ATPM, ADM, & importir
2) Bend. Pemerintah, KPA, PPSPM, & Bend Pengeluaran
umum kendaraan Penjualan kendaraan bermotor di DN
- Bend. Pemerintah & KPA : Pembayaran a/ pembelian
bermotor
barang
Produsen/importir - Bend. Pengeluaran : Pembayaran a/ pembelian yg
Penjualan BBM, BBG & pelumas
BBM, BBG & Pelumas dilakukan dgn mekanisme UP
Industri/importir SP - KPA/PPSPM : Pembayaran a/ pembelian brg kpd pihak
(Perhutanan, Pembelian bahan2 u/ keperluan ke-3 yg dilakukan dgn mekanisme PL (pembayaran
perkebunan, pertanian, industry/ekspornya langsung)
peternakan &
perikanan) Tarif 1,5% dari harga pembelian
Industri/badan usaha
yg beli komoditas
Pembelian batubara, ML & MBL dari  Kecuali:
batubara, ML & MBL,
badan/OP pemeang izin usaha - Pemb. Yg dilakukan bend.
dari badan/OP
pertambangan Pemerintah dgn jumlah ≤ 2 juta & tdk
pemegang izin usaha
merupakan pemb yg terpecah2
pertambangan
- Pemb. u/ pembelian BBM, BBG,
Badan usaha yg
pelumas, benda2 pos, serta
memproduksi emas
pemakaian air & listrik
batangan & menerima Penjualan emas batangan
Penyetoran - KPA/PPSPM : pada hari yg sama saat
Ph atas penjualan emas
pelaksanaan pembayaran
batangan tsb di DN
- Bendahara pengeluaran : 7 hari setelah
pembayaran
 Perhitungan & Tarif PPh Ps. 22 Pelaporan 14 hari setelah masa pajak berakhir
1) Bank devisa & DJBC  Sifat tidak final
dilakukan saat ada objek pungutan
Contoh Soal
bisa jadi kredit pajak, kecuali kalo bersifat FINAL
PT. ABC menjual computer ke pemda Banten, sebesar
Sifat Tidak FINAL 16.500.000 (include PPN). Pembayaran dilakukan oleh
Tarif 2,5% x (dgn API) Bendahara Pemda Banten dgn dana APBD, pd tgl 7 Sept
0,5% x NILAI (dgn API u/ 2016.
IMPOR kedelai, gandum, PPh Ps 22 terutang:
T. terigu) 100
1,5% x 110 x 16.500.000 = 225.000
7,5% x (tanpa API)
Setor : 14 Sept 2016
7,5% x Harga Jual lelang (yg tidak Lapor : 14 Okt 2016
dikuasai)
Naik 100% bila tidak punya NPWP
Cie Kuis Resume PPh PotPut IR
3) Pedagang Pengumpul
“OP/badan yg kegiatan usahanya mengumpulkan hasil 5) Industri semen, kertas, baja, otomotif, & farmasi
kehutanan, perkebunan, pertanian, & perikanan (KP3) Industri Baja
serta menjual hasil2 tsb kpd badan usaha industry &/ Hulu: Barang mentah  setengah jadi
eksportir yg bergerak dlm sector kehutanan, perkeunan, Hilir: setengah jadi  barang jadi
pertanian & perikanan (KP3)” Terutang Saat penjualan
Pemungut Industri & eksportir di bidang KP3, yg Tarif 0,25% ---- Semen
ditunjuk o/ kepala KPP 0,1% ----- Kertas
Objek Pungut Pembelian bahan2 u/ keperluan 0,3% ----- Baja
industry/ekspor yg dibeli dr pedagang 0,45% --- Otomotif
pengumpul
0,3% ----- Farmasi
Tarif 0,25%
Penyetoran paling lama tgl 10 bulan berikutnya DPP = tidak termasuk PPN
Pelaporan Paling lama 20 hari stlh masa pajak Dipungut Saat Penjualan
berakhir Penyetoran Tgl 10 bulan berikutnya
Pelaporan Tgl 20 bulan berikutnya
Contoh soal
PT. Rubber adlh eksportir karet yg ditunjuk oleh kepala Apabila ada returns pada penjualan, maka PPh yg telah
KPP sbg pemungut PPh Ps. 22 kelebihan disetor, dapat dikurangkan pd PPh pd bulan ybs
Transaksi: (bulan dmn trdpt pengembalian)
Tgl 09/02/2011  PT Rubber beli bahan olahan karet dari
PT Perkebunan Nusantara dgn harga
jual 600juta 6) Barang sangat Mewah
Tgl 17/02/2011  Beli bahan di Tuan Eko (seorang
pedagang besar yg beli dari petani
Objek Penjualan brg sangat mewah
karet) : 100juta
Ex:
- Pesawat terbang & helicopter pribadi
Maka: PT. Rubber hanya melakukan pungutan PPh Ps. 22
- Kapal pesiar & yacht
thd Tuan Eko saja. Krn PT. Perkebunan Nusantara tdk
- Rumah beserta tanahnya  harga
termasuk sbg Pedagang Pengumpul
jualnya > 5 milyar / luas bangunannya
Yaitu: 0,25% x 100.000.000
> 400m2
= Rp 250.000
- Apartemen, kondominium, %
sejenisnya  Harga jual/
4) BBM, BBG & Pelumas
pengalihannya > 5 milyar / LB > 150m2
- KB roda 4 pengangkutan org < 10
Pemungut Produsen/importir BBM, BBG, & Pelumas orang, berupa: sedan, jeep, SUV, MPV,
Tarif 0,25% dr penjualan kpd SPBU Pertamina minibus, dan sejenisnya, dgn harga > 2
0,3% dr penjualan kpd SPBU Non milyar / dg kapasitas silinder > 3.000 cc
Pertamina & Non SPBU - KB roda 2 & 3  Harga jual > 300 juta
0,3% atas BBG dan Pelumas / kapasitas silinder > 250 cc
Tarif 5% x harga jual (tdk termasuk PPN)
Semuanya tidak trmsk PPN
Dipungut Penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Dikecualikan:
saat Barang Apabila dilakukan oleh bukan subjek
Disetor Paling lambat tgl 10 bulan berikutnya pajak – Tanpa SKB
Lapor Paling lambat tgl 20 bulan berikutnya Dikenakan tarif 100% lebih tinggi kalo
Sifat FINAL : Penyalur/agen gak punya NPWP (tidak final)
Tidak FINAL : Selain penyalur/agen Penyetoran Tgl 10 bulan berikutnya
Pelaporan Tgl 20 bulan berikutnya
Contoh Soal
PT. Petro industry adlh penyalur BBM non SPBU  Yang dikecualikan dari PPh Ps. 22
Pertamina. Melakukan transaksi sbb: - Impor brg &/ penyerahan brg, bdsrkan per perUUan
Tgl 4 Juli 2013 : Beli BBM Pertamina 300juta (SPPB tgl 4) - Impor brg yg dibebaskan dr BM/PPN
Tgl 5 Juli 2013 : ngimpor BBM 200juta - Brg kiriman hadiah u/ keperluan ibadah umum, amal,
Tgl 5 Juli 2013 : Jual BBM yg dibeli dr pertamina kpd PT. sosial
Fosil Fuel 600juta (SPPB tgl 12) - Brg u/ keperluan museum, kebun binatang, konservasi &
Tgl 12 Juli 2013 : Jual BBM dr ngimpor kpd PT. Daya Motor tempat lain yg terbuka u/ umum
25juta (SPPB tgl 12) - Brg u/ keperluan Litbang Ilmu Pengetahuan
PPh Ps. 22 nya, sbb: - Brg u/ keperluan khusus u/ kaum tuna netra dll
Tgl 4 : PT. Pedro Industri (penyalur/agen) (sifat Final) - Peti jenazah
dipungut sebesar (0,3% x 300juta = 900rb) - Brg pindahan
Tgl 12 : memungut sbg importir kpd PT. Daya Motor; (0,3% - Brg yg diimpor oleh Pempus/Pemda u/ kepentingan
x 25juta = 75.000) umum
Cie Kuis Resume PPh PotPut IR
- Persenjataan u/ keperluan Hankam  DIVIDEN
- Brg yg digunakan u/ menghasilkan keperluan hankam Objek PPH Dikecualikan
- Vaksin Polio u/ pelaksanaan program pecan imunisasi Diterima oleh: Diterima oleh:
Nasional (PIN)  WPDN  PT sbg WPDN
- Buku2 ilmu pengetahuan  Badan  Ps. 23  Koperasi
 WP OP  Ps. 17  BUMN/BUMD
 WPLN  Ps. 26
Pertemuan 11-12
PPh Pasal 23  Sewa
Sewa Tanah & Sewa & pengh. lain
Pasal 23 Bangunan
 Cara pelunasan pajak dlm tahun berjalan melalui Objek PPh Final Penggunaan:
pemotongan pajak antara lain atas penghasilan berupa  Operating Lease (Sewa Guna)  Ps.
dividen, bunga, royalty, jasa teknik, dan jasa lainnya yg 23
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan atau telah jatuh  Finance Lease (Sewa Guna Usaha
tempo pembayarannya kpd WPDN/BUT. dgn Hak Opsi)  tidak dipotong ps.
 Pemotongan Pasal 23 dikenakan dari jumlah bruto, yaitu 23
seluruh jumlah penghasilan dgn nama dan dlm bentuk Penghasilan dari sewa
apapun yg dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau  Pengh. Yg diperoleh sehub dgn penggunaan harta gerak
telah jatuh tempo pembayarannya &/ tak gerak dlm hubungannya dgn kegiatan usaha
 Tidak punya NPWP -----> lebih tinggi 100%  Adanya penyerahan kenikmatan atas harta yg disewa
dr yg menyewakan kpd pihak penyewa
Pemotong PPh Pasal 23  Adanya perjanjian sewa-menyewa baik lisan/tulisan
 Badan Pemerintah}  Adanya kenyataan bahwa memang trdpt transaksi
 Subjek Pajak Badan Dalam Negeri  Modal sewa
 Penyelenggara kegiatan  Penyerahan
 BUT  Bunga
jasa
 Objek PPh Ps. 23 Bunga trmasuk premium, diskonto,
Perwakilan Perusahaan luar  Penyelenggara
negeri lainnya dan imbalan karena jaminan
an kegiatan
pengembalian utang
Tarif PPh Pasal 23 Tidak dipotong  Bunga yg dibayar atau terutang pd
15% 2% Bank
 Bunga yg dibayar/terutang kpd
 Dividen  Sewa dan Ph lain sehub dgn
BU/jasa keuangan sbg penyalur
 Bunga penggunaan harta
pinjaman
 Royalti  Imbalan jasa  jasa teknik,
Objek PPH FINAL  Bunga deposito dan tabungan serta
 Hadiah, Penghargaan, manajemen, konsultan,
diskonto sertifikat BI
bonus, dan sejenisnya konstruksi, dll.
 Bunga simpanan yg dibayarkan o/
selain yg dipotong PPh 21
koperasi kpd anggota koperasi OP
 Bunga obligasi
Penerima penghasilan yg dipotong PPH 23/26
PPh Pasal 23 PPh Pasal 26
 Hadiah dan Penghargaan
WPDN WPLN
Hadiah Undian PPh FINAL
BUT
Hadiah Sehub dgn Penerima: WPDN PPh Ps. 21
pekerjaan, jasa &
Objek PPH Pasal 23 kegiatan
 Dividen trmsk dividen dr perusahaan asuransi kpd Hadiah/penghargaa Penerima: WP PPh Ps. 23
pemegang polis dan pembagian SHU perusahaan n perlombaan Badan & BUT
 Bunga trmsk premium, diskonto dan imbalan sehub dgn
jaminan pengembalian utang Penghargaan Penerima: WPLN PPh Ps. 26
 Royalty Hadiah lgsg dlm penjualan B/J, syarat: Dikecualikan
 Hadiah, penghargaan dan bonus dan sejenisnya selain yg tlh  Diberikan kpd semua pembeli tanpa dr Objek Pajak
dipotong PPh 21 diundi
Sewa dan penghasilan lain sehub dgn penggunaan harta selain  Hadiah tsb diterima lgsg oleh
sewa tanah dan bangunan konsumen akhir
Imbalan sehub dgn:
Jasa teknikm manajemen, konstruksi, konsultan, lainnya.  Jasa Konsultan
Selain yg dipotong PPh 21. Pemberian advis professional dlm suatu bidang usaha,
kegiatan, atau pekerjaan yg dilakukan oleh tenaga ahli atau
perkumpulan tenaga ahli, yg tdk disertai dgn keterlibatan lgsg
para tenaga ahli tsb dlm pelaksanaannya

Cie Kuis Resume PPh PotPut IR


 Jasa Maklon Catt: Pemotongan PPh Pasal 26 atas
Pemberian jasa dlm rangka proses penyelesaian suatu brg penghasilan WPLN yg berubah status
tertentu yg proses pekerjaannya dilakukan pihak pemberi menjadi WPDN/BUT, pemotongan
jasa (disubkontrakkan), yg spesifikasi, bahan baku &/ barang pajaknya Tidak bersifat Final, sehingga
setengah jadi &/ bahan pembantu yg akan diproses Dapat dikreditkan dalam SPT Tahunan
sebagian/seluruhnya disediakan pengguna jasa, dan PPh
kepemilikan atas brg jadi berada pd pengguna jasa
Pemotong PPh Pasal 26
 Jasa Manajemen a. Badan Pemerintah
Pemberian jasa dgn ikut serta scr lgsg dlm melaksanakan b. Subjek pajak dalam negeri
manajemen, mendapatkan balas jasa berupa imbalan c. Penyelenggara kegiatan
manajemen (management fee) d. BUT
e. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
f. WP OP yg ditunjuk sbg pemotong pajak
Tata cara
Pemotongan Dilakukan pd saat pengh. dibayarkan atau Subjek Pajak Luar Negeri
telah jatuh tempo pembayarannya OP yg tidak OP yg berada di Badan yg tidak
menggunakan bukti potong bertempat Indo tidak lebih dr didirikan & tidak
Penyetoran Paling lambat tgl 10 bulan berikutnya tinggal di Indo 183 hari dlm jangka bertempat
Jika libur, pd hari kerja berikutnya waktu 12 Bulan kedudukan di Indo
Pelaporan Paling lambat tgl 20 bulan berikutnya Yg menerima/memperoleh penghasilan dr Indo
Jika libur, pd hari kerja sebelumnya Melalui BUT Tanpa BUT

Objek Pajak PPh 26


Yang Dikecualikan dari PPh Pasal 23 dan 26 a. Dividen
a. Pengh yg dibayar/terutang pd bank b. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehub dgn
b. Sewa yg dibayar/terutang sehub dgn sewa guna usaha dgn jaminan pengembalian utang
hak opsi c. Royalty, sewa dan pengh. lain sehub dgn penggunaan harta
c. Dividen yg diterima oleh WP OPDN d. Imbalan sehub dgn jasa, pekerjaan, dan kegiatan
d. Dividen/bagian laba yg diterima/diperoleh PT sbg WPDN, e. Hadiah dan penghargaan
koperasi, BUMN/D, dr penyertaan modal pd badan usaha yg f. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
didirikan & bertempat kedudukan di Indo dgn syarat: g. Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
1) Dividen berasal dr cadangan laba ditahan h. Keuntungan karena pembebasan utang
2) Bagi PT, BUMN/D yg menerima dividen, kepemilikan
saham pd badan yg memberikan dividen paling rendah
Tarif PPh 26
25% dr jmlh modal yg disetor
20% x Penghasilan Bruto 20% x Perkiraan Penghasilan
e. Bagian laba yg diterima/diperoleh anggota dr perseroan
Neto
komanditer yg modalnya tidak terbagi atas saham2,
1. Dividen 1. Penghasilan dr
persekutuan, perkumpulan firma & kongsi, trmsk pemegang
2. Bunga termasuk penjualan/pengalihan harta
unit penyertaan kontrak investasi kolektif
premium, diskonto, dan di Indo, kecuali yg diatur dlm
f. SHU koperasi yg dibayarkan kpd anggotanya
imbalan sehub dgn ps. 4 ayat (2) UU PPh, yg
g. Pengh yg dibayar/terutang kpd badan usaha atas jasa
jaminan pengembalian diterima/diperoleh WPLN
keuangan yg berfungsi sbg penyalur pinjaman &/ pembiayaan
utang selain BUT di Indo
yg diatur dgn PMK
3. Royalty, sewa dan pengh. 2. Premi asuransi yg dibayarkan
lain sehub dgn kpd perusahaan asuransi LN
Pertemuan 13
penggunaan harta 3. Penghasilan dr penjualan
PPh Pasal 26 4. Imbalan sehub dgn jasa, /pengalihan saham
pekerjaan, dan kegiatan perusahaan antara yg
PPh. Pasal 26 5. Hadiah dan penghargaan didirikan/bertempat
Dasar Hukum 6. Pensiun dan pembayaran kedudukan di negara yg
 Pasal 26 UU PPh berkala lainnya memberikan perlindungan
 PMK NO. 258/PMK.03/2008 tgl 31 DESEMBER 2008 7. Premi swap dan transaksi pajak yg mempunyai hub
 PMK NO. 14/PMK.03/2011 tgl 24 JANUARI 2011 lindung nilai lainnya istimewa dg badan yg
 PMK NO. 82/PMK.03/2009 tgl 22 APRIL 2009 8. Keuntungan karena didirikan/bertempat
 KMK NO. 434/KMK.04/1999 tgl 24 AGUSTUS 1999 pembebasan utang kedudukan di Indonesia atau
 KMK NO. 624/KMK.04/1994 tgl 27 DESEMBER 1994 BUT di Indonesia
 PERDIRJEN PAJAK NO. PER-52/PJ/2009 tgl 24 SEPT 2009 Catt :Apabila terdapat Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda
/ P3B (tax treaty) antara Indonesia dgn negara mitra, maka
Penghasilan WP Luar Negeri pengenaan PPh Pasal 26 mengacu pada ketentuan yang terdapat
Pemenuhan Sendiri Pemotongan dalam P3B tersebut.
 BUT
 Berubah Status

Cie Kuis Resume PPh PotPut IR


Perkiraan Penghasilan Neto PPh Ps. 26 PPh 26 atas Penjualan/Pengalihan Saham
Atas penghasilan berupa: Tarif: 20% x Perkiraan Pengh Neto
1. Penjualan/pengalihan harta di Indonesia Tarif: 20% x (25% x Harga Jual)
Perkiraan pengh. neto u/ penjualan harta = 25% dr harga jual  Terhadap WPLN berkedudukan di negara2 yg tlh mempunyai
PPh pasal 26 = (harga jual x 25%) x 20% P3B, maka pemotongan pajak hanya dilakukan apabila
2. Premi asuransi dan premi reasuransi yang dibayarkan pd brdsrkn P3B yg berlaku, hak perpajakannya ada pd pihak Indo.
perusahaan asuransi luar negeri  Pembayaran PPh bersifat final.
a. Atas premi yg dibayar tertangguh kpd perusahaan  Pengh dari penjualan saham di DN yg diperoleh /diterima
asuransi di luar negeri baik scr lgsg maupun melalui WPLN, dipotong pajak oleh pembeli yg ditunjuk sbg
pialang, sebesar 50% dr jumlah premi yg dibayar pemotong pajak & diberikan bukti pemotongan PPh Pasal 26.
PPh Ps. 26 = (jmlh premi yg dibayar x 50%) x 20%  Perseroan hanya mencatat akta pemindahan hak atas saham
= 10 % x jmlh premi yg dibayar yg dijual apabila kpdnya dibuktikan oleh WPLN bahwa PPh Ps.
b. Atas premi yg dibayar oleh perusahaan asuransi yg 26 yg terutang tlh dibayar lunas dgn menyerahkan fotocopy
berkedudakan di Indo kpd perusahaan asuransi di luar bukti pemotongan PPh Pasal 26 dgn menunjukkan aslinya.
negeri, sebesar 10% dr jumlah premi yg dibayar  Dalam hal pembelinya adalah WPLN, maka yg ditunjuk sbg
PPh pasal 26 = (Jmlh premi yang dibayar x 10%) x 20% pemungut pajak adalah Perseroan.
= 2% x jmlh premi yg dibayar
c. Atas premi yg dibayar oleh perusahaan reasuransi yg PPh Pasal 26 atas Premi Asuransi dan Premi Reasuransi
berkedudukan di Indo kpd perusahaan asuransi di luar kpd WPLN
negeri, sebesar 5% dr jumlah premi yg dibayar Pemotong PPh 26 atas asuransi dan reasuransi:
PPh pasal 26 = (Jmlh premi yang dibayar x 5%) x 20% 1. Tertanggung
= 1% x jmlh premi yg dibayar 2. Perusahaan asuransi yg berkedudukan di Indo
3. Atas penghasilan yg berupa penjualan/pengalihan saham 3. Perusahaan reasuransi yg berkedudukan di Indo
dipotong PPh Ps. 26 sebesar 20% dr perkiraan penghasilan Tarif sudah ada di halaman satu.
neto. Besarnya perkiraan pengh neto = 25% dr harga jual.
PPh pasal 26 = (harga jual x 25%) x 20%
PPh Pasal 26 atas Penjualan/Pengalihan harta di
Indonesia
PPh Ps. 26 ayat 4
Pengh yg diterima atas penjualan/pengalihan harta di Indo
PPh Pasal 26 = (PKP – PPh Terutang) x 20%
kecuali yg diatur dlm Pasal 4(2) UU PPH yg diterima/diperoleh
Kecuali pengh tsb ditanamkan kembali di Indonesia
WPLN
a. Dlm hal induk perusahaan dri WP BUT adalah WPDN dr
Selain BUT BUT
negara yg telah mempunyai P3B dgn Indonesia
20% x perkiraan pengh neto
b. Dlm hal pengh dr usaha yg diterima/diperoleh WP BUT
Bersifat final
dikenai PPh bersifat final, dasar pengenaan branch profit tax
Jenis harta yg dialihkan: perhiasan mewah, berlian, emas, intan,
adalah PKP yg dihitung bdsrkn pembukuan yg sdh dilakukan
jam tangan mewah, barang antic,
koreksi fiscal, dikurangi dgn jmlh PPh yg bersifat final.
lukisan, mobil, motor, kapal pesiar, &/
pesawat terbang ringan
P3B
Tarif: 20% x 25% x Harga Jual
Tujuan: mencegah seminimal mungkin terjadinya pengenaan
5% x Harga jual
pajak berganda & mncegah terjadinya lolosnya suatu
• dipotong PPh Pasal 26 oleh pembeli yang ditunjuk sebagai
objek pajak
pemotong pajak dan kepada WP LN selaku penjual diberikan
Tarif: menjadi lebih rendah atau bahkan bebas dri PPh pasal 26
bukti pemotongan PPh Pasal 26.
WP LN: WP wjb menyerahkan surat keterangan domisili (SKD) asli
• Bagi WP OP LN yang menerima atau memperoleh penghasilan
dari penjualan atau pengalihan harta yang besarnya tidak
PPh atas BUT melebihi Rp10.000.000,- untuk setiap jenis transaksi,
Pengertian BUT ada pada PPh pasal 2 ayat 5 dikecualikan dari pemotongan PPH Pasal 26
PPh pasal 26 = 20% x (PKP – PPH)
Dikecualikan dr pengenaan PPh apabila pengh tsb ditanamkan
Penyetoran dan Pelaporan
kmbali di Indo, dgn prsyratan sbb:
Penyetoran Paling lama tgl 10 bulan berikutnya
a. penanaman kembali dilakukan atas seluruh pengh kena pajak
Pelaporan Paling lama 20 hari stlh masa pajak berakhir
stlh dikurangi PPh dlm bentuk penyertaan modal pd
perusahaan yg baru didirikan & berkedudukan di Indonesia
sbg pendiri/peserta pendiri; Sifat Pemotongan
b. Perusahaan baru yg didirikan & berkedudukan di Indonesia Pemotongan PPh Pasal 26 bersifat Final, kecuali :
sbgmn dimaksud pd huruf a, hrs secara aktif melakukan 1. Pemotongan atas pengh kantor pusat dr usaha/kegiatan,
kegiatan usaha sesuai dgn akte pendiriannnya, paling lama 1 Penjualan barang/pemberian jasa di Indonesia yang sejenis
tahun sejak perusahaan tsb didirikan; dgn yang dijalankan atau dilakukan BUT di Indonesia.
c. penanaman kembali dilakukan dlm tahun pajak berjalan atau 2. Pemotongan atas penghasilan sbgmn tsb dlm PPh Pasal 26 yg
paling lama tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima/diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat
diterima/diperolehnya pengh tsb; hubungan efektif antara BUT dgn harta/kegiatan yg
d. tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali memberikan penghasilan dimaksud.
tersebut paling singkat dlm jangka waktu 2 tahun sesudah 3. Pemotongan atas pengh yg diterima/diperoleh OP/badan LN
perusahaan baru tersebut telah berproduksi komersial. yg berubah status menjadi WPDN atau BUT.

Cie Kuis Resume PPh PotPut IR


Pertemuan 14-15 bertempat kedudukan di Indonesia/ cabang bank luar
PPh Pasal 4 (2) negeri di Indonesia dikenai PPh yg bersifat final dgn tarif:
Tarif (dr jumlah bruto) Jangka waktu deposito
 Definisi Pasal 4 ayat 2 10% 1 bulan
PPh yg dikenakan kpd pengh yg mrpkn objek PPh Pasal 4 (2) 7,5% 3 bulan
UU PPh. PPh Pasal 4 (2) bersifat final shg apabila WP telah 2,5% 6 bulan
dipotong PPh Pasal 4(2) maka bukti potong tsb tidak dpt 0% > 6 bulan
dikreditkan.
 Atas bunga dari deposito dalam rupiah yg dananya
 Alasan adanya Pasal 4 (2) bersumber dari DHE & ditempatkan di dalam negeri pada
- Dorongan perkembangan investasi dan tabungan msyrkt bank yg didirikan/bertempat kedudukan di Indo/ cabang
- Kesederhanaan bank luar negeri di Indo dikenai PPh yang bersifat final
- Berkurangnya beban adm (WP dan DJP)
Tarif (dr jumlah bruto) Jangka waktu deposito
- Pemerataan pengenaan pajak
- Memperhatikan prkembangan ekonomi & moneter 7,5% 1 bulan
2,5% 3 bulan
 Ciri-ciri PPh Final 0% >= 6 bulan
- Semua usaha dianggap memiliki laba
- Margin laba sudah ditentukan  Pemotong, penyetor, dan Pelapor
- Tidak menggunakan tariff progresif  Bank yg membayarkan bunga dan diskonto
- Diatur berdasarkan PP  Dana pensiun yg disahkan Menkeu dan bank yg menjual
kembali SBI dan sertifikat deposito
 Kantor pusat Bank di Indo atas bunga tabungan dan
deposito yg ditempatkan di cabang LN
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN DAN DISKONTO SBI
 Kantor cabang bank LN atas bunga tabungan dan deposito
 Dasar hokum
yg ditempatkan di luar negeri
 PP 131/2000 (berlaku sejak 1 Januari 2001) ttg PPh atas
bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
 Objek yang dikecualikan
 KMK-51/KMK.04/2001 (berlaku sejak 1 Januari 2001) ttg
 Bunga dan diskonto atas deposito, tabungan, dan SBI yang
pemotongan PPh atas bunga deposito dan tabungan serta
< Rp 7.500.000,00
diskonto SBI
 Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank di
 SE-01/PJ.43/2001 (berlaku sejak 1 Januari 2001) ttg PP
Indonesia atau cabang bank LN.
131/2000
 Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh dana
pensiun yang disahkan Menkeu
 Tarif dan dasar pengenaan
 Bunga tabungan dalam rangka kepemilikan Rumah
WP DN dan BUT WPLN
Sederhana (RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS)
20% dr jumlah bruto 20% atau sesuai tariff
P3B dr jumlah bruto berikut kavling siap bangun
WP OP berpenghasilan rendah dpt mengajukan
permohonan restitusi  Contoh soal Bunga Deposito
Firda menyimpan bentuk deposito sebesar Rp. 100.000.000
 Objek dgn tingkat bunga 12% per tahun. menerima bunga setiap
Pengh berupa bunga deposito dan tabungan serta diskonto bulan Rp1.000.000. Berapa pajak?
Sertifikasi Bank Indonesia trmsk bunga yg diterima/diperoleh PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong Bank ABC adalah
dr deposito & tabungan yg ditempatkan di luar negeri melalui 20% x Rp1.000.000 = Rp200.000
bank yg didirikan/bertempat kedudukan di Indo atau cabang Pajak deposito per tahun = Rp200.000 x 12bln = Rp2.400.000
bank luar negeri di Indo.

 Definisi BUNGA OBLIGASI


 Deposito = deposito dgn bentuk & nama apapun,  Dasar Hukum
termasuk deposito berjangka, sertifikat deposito, dan  PP 16/2009 (berlaku sejak 1 Januari 2009) ttg PPh berupa
deposito “on call” baik dlm Rupiah maupun dlm mata bunga obligasi
uang asing yg ditempatkan pd / diterbitkan oleh bank  PMK-85/PMK.03/2011 (berlaku sejak 23 Mei 2011) ttg
 Tabungan = Simpanan pd bank dgn nama apapun, trmsk tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh
giro, yg penarikannya dilakukan menurut syarat2 trtntu yg atas bunga obligasi
ditetapkan oleh masing2 bank  PMK-07/PMK.11/2012 (berlaku setelah 20 hari terhitung
 Atas bunga dari deposito dalam mata uang dolar AS yang sejak tanggal diundangkan PMK ini) ttg perubahan atas
dananya bersumber dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2011 ttg
ditempatkan di dalam negeri pada bank yang didirikan/ tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh
atas bunga obligasi
Cie Kuis Resume PPh PotPut IR
 Definisi  Objek PPh Final
 Obligasi = surat utang dan surat utang Negara, yg Penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak berupa
berjangka waktu lebih dr 12 bulan Diskonto Surat Perbendaharaan Negara.
 Bunga/diskonto obligasi = imbalan yg diterima &/ Diskonto SPN adalah selisih lebih antara :
diperoleh pemegang obligasi dlm bentuk bunga &/ a. nilai nominal pada saat jatuh tempo dgn harga perolehan
diskonto di Pasar Perdana / Pasar Sekunder; atau
 Bunga obligasi = jumlah bruto bunga sesuai dgn masa b. harga jual di Pasar Sekunder dgn harga perolehan di Pasar
kepemilikan obligasi Perdana atau di Pasar Sekunder, tidak termasuk Pajak
 Diskonto obligasi dgn kupon (tingkat bunga) = selisih lebih Penghasilan yang dipotong.
harga jual/nilai nominal diatas harga perolehan obligasi,
tdk trmsk bunga berjalan  Tarif
 Diskonto obligasi tanpa bunga = selisih lebih harga WP penduduk/
jual/nilai nominal di atas harga perolehan obligasi WPDN dan BUT berkedudukan di luar
negeri dr Diskonto SPN
 Pemotong, Objek PPh, dan tariff atas Bunga Obligasi 20% 20% / Tax Treaty
terlampir

Bunga &/ diskonto dari Obligasi yang diterima &/ diperoleh


WP reksadana yg terdaftar pada Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan
2009 s.d 2010 0%
2011 s.d 2013 5%
2014 dan seterusnya 15%

Bunga dari obligasi dgn kupon dan Diskonto dari obligasi


tanpa bunga
WP DN dan BUT WPLN
20% dr jumlah bruto 20% atau sesuai tariff
P3B dr jumlah bruto

 Bunga Obligasi yg tidak dipotong PPh Final


Yaitu apabila penerima pengh berupa bunga obligasi:
 WP dana pensiun yang pendirian/pembentukannya telah
 SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) / Sukuk
disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi
Sukuk = Surat berharga negara yg diterbitkan berdasarkan
persyaratan sbgmn diatur dalam Pasal 4 ayat (3) UU PPh
prinsip syariah, sbg bukti atas bagian penyertaan thdp asset
(penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana
SBSN, baik dlm mata uang rupiah maupun valas.
pensiun dalam bidang2 tertentu yg ditetapkan dgn KMK
 WP bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank
 SPN yg dikecualikan dr pemotongan PPh Final
luar negeri di Indonesia
Pemotongan Pajak tidak dilakukan atas diskonto SPN yg
diterima oleh WP:
 Bank/cabang bank luar negeri di Indonesia;
SURAT UTANG NEGARA
 Dana Pensiun yg pendirian/ pembentukannya telah
 Dasar Hukum
disahkan oleh MenKeu;
 PP 27/ 2008 (berlaku sejak 4 April 2008) Ttg PPh atas
 Reksadana yang terdaftar pada Badan pengawas Pasar
diskonto Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Modal dan Lembaga, selama 5 tahun pertama sejak
 PMK-63/PMK.03/2008 Ttg tata cara pemotongan PPh atas
pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha.
diskonto Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
 PER-18/PJ/2008 Ttg tata cara pemotongan, penyetoran,
dan pelaporan PPh atas diskonto Surat Perbendaharaan
Negara (SPN) BUNGA SIMPANAN KOPERASI
 Dasar Hukum
 Definisi  Ps 4 ayat (2) dan Pasal 17 (7) UU PPh
 Surat utang Negara = surat berharga yg berupa surat  PP No 15/2009 (berlaku sejak 1 Januari 2009) tentang PPh
pengakuan utang baik dlm mata uang rupiah atau valas yg atas bunga simpanan yg dibayarkan oleh koperasi kepada
dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh NKRI anggota koperasi OP
sesuai dgn masa berlakunya.  PMK-112/PMK.03/2010 (berlaku sejak 14 Juni 2010) ttg
 Surat Perbendaharaan Negara (SPN) = surat utang negara tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh
yg berjangka waktu paling lama 12 bulan dgn pmbyrn atas bunga simpanan yg dibayarkan oleh koperasi kepada
bunga scr diskonto anggota koperasi OP
Cie Kuis Resume PPh PotPut IR
 Objek  Tarif
Imbalan berupa bunga simpanan yg diterima anggota 25% dari jumlah bruto nilai hadiah
koperasi OP dari dana yg disimpan anggota koperasi OP pada nilai hadiah adalah nilai uang atau nilai pasar apabila
koperasi tempat orang pribadi tersebut menjadi anggota. hadiah tersebut diserahkan dalam bentuk natura
Tidak termasuk = bunga simpanan yg diterima anggota misalnya mobil.
koperasi OP yang merupakan bagian dari sisa hasil usaha.
Ketentuan Khusus
 Tarif • Atas hadiah bernilai paling tidak Rp 5.000.000,00 wajib
0% Pengh berupa bunga simpanan smpai dgn dibuatkan bukti pemotongan.
Rp240.000/bulan • Atas hadiah bernilai kurang dari Rp 5.000.000,00 wajib
10% Jumlah bruto bunga u/ pengh berupa bunga dibuatkan daftar nominatif.
simpanan lebih dr Rp240.000/bulan  Tata cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan
Pajaknya dipotong oleh koperasi yang melakukan Saat Terutang dipotong pada saat pembayaran
pembayaran bunga simpanan kepada anggota koperasi orang atau penyerahan hadiah tsb
pribadi Penyetoran dilakukan paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya setelah bulan
 Kewajiban Pemotong saat terutangnya
 Melakukan pemotongan pada saat pembayaran. Pelaporan melalui SPT Masa PPh Final paling
 Memberikan tanda bukti pemotongan, tetap dilakukan lambat 20 hari setelah masa pajak
terhadap penghasilan dari bunga simpanan yg dikenai berakhir
tarif pemotongan sebesar 0%.
Setor Paling lambat tgl 10 bulan berikutnya
Lapor paling lambat tgl 20 bulan berikutnya PENJUALAN SAHAM BI
 Dasar Hukum
 UU PPh pasal 4 ayat (2)
HADIAH UNDIAN  PP 94/2010 (berlaku sejak 30 Desember 2010) ttg
 Dasar Hukum Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan PPh
 PP 132 TAHUN 2000 (berlaku sejak 1 Januari 2001) dalam Tahun Berjalan
 KEP-395/PJ/2001 (berlaku sejak 1 Januari 2001)  PP 41/1994 Jo. PP 14/1997
 SE-19/PJ.43/2001  KMK 282/KMK.04/1997

 Objek  Objek
Pengh berupa hadiah undian dgn nama & dlm bentuk apapun - penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi
yg diterima/diperoleh OP/badan baik DN maupun LN. atau badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek.
- Saham yang diperjualbelikan di bursa efek, terdiri dari
 Yang dikecualikan dri objek PPh Final saham pendiri dan saham bukan pendiri.
 Hadiah langsung dalam penjualan barang atau jasa
sepanjang diberikan kepada semua pembeli atau  Pemotong
konsumen akhir tanpa diundi Penyelenggaraan bursa efek melalui perantara pedagang efek
ditunjuk sebagai pemotong pajak final yang terutang
 Hadiah tersebut diterima langsung oleh konsumen akhir
pada saat pembelian barang atau jasa.
 Pendiri
OP/badan yg namanya tercatat dalam daftar pemegang
Hadiah Undian PPh final 4 (2)
saham perseroan terbatas/tercantum dlm anggaran dasar
Hadiah sehub dgn Penerima: PPh Pasal 21 perseroan terbatas. Termasuk dalam pengertian pendiri
pekerjaan, jasa & WP DN adalah orang pribadi atau badan yang menerima pengalihan
kegiatan saham dr pendiri karena :
Hadiah/penghargaan WP badan / PPh Pasal 23 • warisan;
perlombaan BUT • hibah dlm hub keluarga garis keturunan lurus satu derajat
Penghargaan WP LN PPh pasal 26
 Tarif
Hadiah langsung dalam Penjualan barang Dikecualikan
0,1% Atas semua transaksi penjualan
atau jasa, dgn syarat : dr obyek PPh
saham, baik saham pendiri ataupun
 Diberikan kepada semua pembeli atau
saham bukan pendiri
konsumen akhir tanpa diundi, dan
Tambahan Atas transaksi penjualan saham
 Hadiah tersebut diterima langsung
pajak 0,5% pendiri.
oleh konsumen akhir
tidak berlaku apabila saham yang
dijual tersebut milik perusahaan
modal ventura selaku pendiri dari
badan pasangan usahanya.

Cie Kuis Resume PPh PotPut IR


sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dgn
usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara
pihak-pihak yang bersangkutan;
 Pengalihan harta berupa tanah &/ bangunan krena waris;
 Badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah &/
bangunan dalam rangka penggabungan, peleburan atau
pemekaran usaha yang telah ditetapkan Menteri
Keuangan untuk menggunakan nilai buku;
 OP/badan yang melakukan pengalihan harta berupa
bangunan dalam rangka melaksanakan perjanjian bangun
guna serah, bangun serah guna, atau pemanfaatan barang
milik Negara berupa tanah &/ bangunan; atau
 OP/badan yang tidak termasuk subjek pajak yang
melakukan pengalihan harta berupa tanah &/ bangunan.
 Pembebasan tersebut diberikan dgn Surat Keterangan
Bebas (SKB).

PPH FINAL ATAS PERSEWAAN TANAH DAN BANGUNAN

 Dasar Hukum
 PP 29/1996 jo PP 5/2002 (berlaku sejak 1 Mei 2002)
PPH FINAL ATAS PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN  KMK-394/KMK.04/1996 jo KMK No.120/KMK.03/2002
BANGUNAN (berlaku sejak 1 Mei 2002)
 Pengertian  KEP-227/PJ./2002 (berlaku sejak 1 Mei 2002)
yang diterima/diperoleh oleh pihak yang mengalihkan hak
atas tanah &/ bangunan melalui penjualan, tukar-menukar,  Pemotong
pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, waris, atau Yang menjadi pemotong PPh Pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah
cara lain yang disepakati antara para pihak. &/ bangunan adalah apabila PENYEWA (pihak yang
menyewa/ yang membayar biaya sewa)
 Bentuk pengalihan lain  Badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri,
 Warisan. penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama
 Sewa dgn hak opsi. operasi, perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
 Sale and lease back.  Orang Pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (KEP-
 Penyetoran modal. 50/PJ./1996) (Harus ada Surat Keputusan Penunjukan
 Pengalihan sehubungan bangun guna serah. yang diterbitkan oleh Kepala KPP dgn menggunakan
 Penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan formulir yang ada di Lampiran KEP-50/PJ./1996), yaitu :
pengambialihan usaha. - Akuntan, arsitek, dokter, Notaris, Pejabat Pembuat
 Pembubaran badan hukum. Akte Tanah (PPAT) kecuali PPAT tersebut adalah
Camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan
 Putusan pengadilan.
pekerjaan bebas;
- Orang pribadi yang menjalankan usaha yang
 Yang dikecualikan dari pemotongan
menyelenggarakan pembukuan;
 OP dgn pengh di bawah PTKP yang melakukan pengalihan
- yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri
hak katas tanah &/ bangunan dgn jumlah bruto
pengalihan < Rp60 juta dan bukan merupakan jumlah
 Objek
yang dipecah2;
 Penghasilan berupa sewa atas tanah dan atau bangunan
 OP yang melakukan pengalihan harta berupa tanah &/
berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen,
bangunan dgn cara hibah kepada keluarga sedarah dalam
kondominium, gedung perkantoran, gedung pertokoan,
garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan,
atau gedung pertemuan termasuk bagiannya, rumah
badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,
kantor, toko, rumah toko, gudang dan bangunan industri
koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha
(KEP-227/PJ./2002).
mikro dan kecil sepanjang hibah tersebut tidak ada
 Pengertian bagian dari gedung perkantoran, pertokoan,
hubungannya dgn usaha, pekerjaan, kepemilikan/
penguasaan antara pihak2 yg bersangkutan; atau pertemuan termasuk areal baik di dalam gedung
maupun di luar gedung yang merupakan bagian dari
 Badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah &/
gedung tersebut (SE-22/PJ.4/1996)
bangunan kepada badan badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau
orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil

Cie Kuis Resume PPh PotPut IR


 Tarif • Jika dipotong oleh Pemotong Pajak: DPP adalah sebesar
10% dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/ atau Jumlah pembayaran (tidak termasuk PPN)
bangunan dan bersifat final • Jika disetor sendiri oleh Penyedia Jasa: DPP adalah sebesar
Jumlah penerimaan pembayaran (tidak termasuk PPN)
• Terutang pd saat menerima pmbyrnn uang muka & termin

 Penyetoran dan pelaporan


Setor Paling lambat tgl 10 bulan berikutnya
Lapor paling lambat tgl 20 bulan berikutnya

PPH FINAL ATAS DIVIDEN YANG DITERIMA OP


 Dasar Hukum
• UU No.36 tahun 2008 Pasal 17 ayat (2c)
• PP Nomor 19 Tahun 2009, dan
PPH ATAS JASA KONSTRUKSI • PMK-111/PMK.03/2010).
 Dasar Hukum
 PP 51/2008 jo. PP 40/ 2009  Tarif
 PMK 187/PMK.03/2008 jo. PMK 153/PMK.03/2009 Sejak 1 Januari 2009, penghasilan berupa dividen yang
(berlaku mulai 29 September 2009) diterima atau diperoleh WP OP DN, tidak lagi dipotong PPh
 UU 18/1999 tentang Jasa Konstruksi Pasal 23, tetapi dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dan
bersifat final.
 Definisi
Jasa Konstruksi adalah :  Mekanisme pengenaan PPh final (saat Pemotongan)
• layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan Melalui mekanisme pemotongan oleh pihak pembayar
konstruksi, dividen.
• layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan Saat pemotongan adalah saat dividen disediakan untuk
• layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. dibayarkan (pasal 2 ayat (2). Yang dimaksud dgn "saat
Tiga bagian umum kegiatan konstruksi : disediakan untuk dibayarkan" adalah : (Penjelasan PP Nomor
• Perencanaan konstruksi 94 Tahun 2010 Pasal 15 ayat (3)
• Pelaksanaan konstruksi  Untuk perusahaan yg tidak go public, adalah saat
• Pengawasan konstruksi dibukukan sbg utang dividen yang akan dibayarkan, yaitu
pada saat pembagian dividen diumumkan/ ditentukan
 Kualifikasi Jasa Konstruksi (Stratifikasi brdsrkn sertifikat LPJK) dlm Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.
• Kualifikasi usaha besar  Untuk perusahaan yg go public, adalah pada tanggal
• Kualifikasi usaha menengah penentuan kepemilikan pemegang saham yang berhak
• Kualifikasi usaha kecil termasuk usaha perseorangan atas dividen (recording date).

 Tarif  Penyetoran dan Pelaporan


Memliki kualifikasi usaha Setor Paling lambat tgl 10 bulan berikutnya
Bentuk Klasifikasi Lapor paling lambat tgl 20 bulan berikutnya
Tariff Sifat
Pekerjaan usaha
Kecil 2% Final
Pelaksanaan
Menengah
konstruksi 3% Final PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA
& besar
Perencanaan Kecil, YANG DITERIMA/DIPEROLEH WP YG MEMILIKI
& Menengah, 4% Final PEREDARAN BRUTO TERTENTU
Pengawasan & Besar  Ketentuan
Wajib Pajak OP yg menjalankan usaha apabila memiliki
Tidak memiliki kualifikasi usaha peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 dalam
Bentuk Pekerjaan Tariff Sifat satu Tahun Pajak harus melaksanakan kewajiban
Pelaksanaan konstruksi 4% Final perpajakannya sesuai dgn PP 46/2013.
Perencanaan & Pengawasan 6% Final
Konstruksi  Jasa sehubungan dgn pekerjaan bebas, yang atas
Keterangan : penghasilannya tidak termasuk dalam peredaran bruto yang
*Kualifikasi usaha kecil :Gred 4, Gred 3, Gred 2, Gred 1. dikenai PP 46/2013, adalah:
*Kualifikasi usaha mnengah/besar :Gred 5, Gred 6, Gred 7 • tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri
*Tidak memiliki kualifikasi = Tidak memiliki sertifikat dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan,
notaris, penilai, dan aktuaris;
 Dasar Pengenaan Pajak
Cie Kuis Resume PPh PotPut IR
• pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, b) Selisih lebih tsb dikenakan PPh 10% & sifatnya final
bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, c) Selisih dihitung dgn cara nilai aset setelah penilaian
kru film, foto model, peragawan/ peragawati, pemain dikurangi dgn nilai sisa buku aset saat belum direvaluasi
drama, dan penari; d) Selisih lebih penilaian aset setelah kompensasi kerugian
• olahragawan; dibukukan ke perkiraan “Selisih Penilaian Kembali Aset”
• penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan dalam perkiraan modal
moderator;
• pengarang, peneliti, dan penerjemah;
• agen iklan; PPH ATAS PENGHASILAN KONTRAKTOR BIDANG USAHA
• pengawas atau pengelola proyek; HULU MINYAK DAN GAS BUMI BERUPA UPLIFT ATAU
• perantara; IMBALAN YG SEJENISNYA & PENGHASILAN KONTRAKTOR
• petugas penjaja barang dagangan; DARI PENGALIHAN PARTICIPATING INTEREST
• agen asuransi; dan
 Dasar Hukum
• WP OP yang melakukan usaha perdagangan dan/ atau jasa
 PMK No 257/PMK.03/2011 tentang tata cara pemotongan
dgn menggunakan sarana atau prasarana yang dapat
dan pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan lain
dibongkar pasang dan menggunakan tempat umum yang
kontraktor berupa uplift / imbalan lain yg sejenis &/ pengh
tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.
kontraktor dr pengalihan participating interest

 Tarif
 Penjelasan
1% dikalikan dgn dasar pengenaan pajak berupa jumlah
Uplift = imbalan yg diterima oleh kontrakator sehubungan
peredaran bruto setiap bulan, u/ setiap tmpt kegiatan usaha.
dgn penyediaan dana talangan untuk pembiayaan operasi
kontrak bagi hasil yg seharusnya merupakan kewajiban
partisipasi kontraktor lain yg ada dlm satu kontrak kerja sama.
PPH ATAS SELISIH REVALUASI ASET Participating interest = hak dan kewajiban sebagai kontraktor
 Dasar Hukum kontrak kerja sama baik scr langsung maupun tidak langsung
 PMK No 79/PMK.03/2008 ttg penilaian kembali aset tetap a. Ph lain kontraktor di luar kontrak kerjasama berupa uplift/
perusahaan untuk tujuan perpajakan (PER-12/PJ/2009) imbalan lain dikenakan pph final dgn tarif 20% dr ph bruto
 PMK No 191/PMK.03/2015 ttg penilaian kembali aset b. Ph lain kontraktor di luar kontrak kerjasama berupa
tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan bagi pengalihan participating interest dikenakan pph final dgn
permohonan yang diajukan pada tahun 2015 dan tahun tarif
2016 (PER-12/PJ/2009) - sebesar 5% dr ph bruto untuk participating interest
masa eksplorasi
 Penjelasan - sebesar 7% dr ph bruto untuk participating interest
Revaluasi dilakukan untuk tujuan pajak, konsekuensinya selama masa eksploitasi
adalah:
 Membayar pph final atas revaluasi aset tetap sebesar 10%
dari selisih antara harga pasar dan nilai buku aset Pertemuan 16
 Meningkatkan biaya penyusutan aset tetap di masa PPh Pasal 15
datang sehingga biaya di masa datang semakin besar dan
beban pajak penghasilan semakin kecil
Pasal 15
 Menurunkan capital gain apabila terjadi pengalihan asset
Norma Perhitungan Khusus u/ menghitung pengh netto dr WP
tertentu yg tidak dpt dihitung brdsrkan ketentuan Pasal 16 ayat
 Syarat Revaluasi untuk tujuan pajak
(1) atau ayat (3) ditetapkan Menkeu.
- Dilakukan WP Badan DN termasuk BUT
- Telah memenuhi semua kewajiban perpajakannya sampai
Penjelasan
masa pajak terakhir sebelum revaluasi
NPK untuk menghitung penghasilan netto dari Wajib Pajak
- Aset yang perlu direvaluasi
tertentu yg tidak dapat dihitung berdasarkan ketentuan Pasal
o Aset tetap berwujud, termasuk tanah yang berstatus
16 ayat (1) atau ayat (3), ditetapkan Menteri Keuangan:
hak milik atau hak guna bangunan
 Perusahaan Pelayaran atau Penerbangan Internasional;
- Aset tetap berwujud tidak termasuk tanah, yang terletak
 Perusahaan Asuransi Luar Negeri;
atau berada di Indonesia,dimiliki, dan dipergunakan untuk
 Perusahaan pengeboran minyak,gas dan panas bumi;
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yg
merupakan objek pajak  Perusahaan dagang asing;
 Tidak bisa dilakukan setelah lewat jangka waktu 5  Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk bangun-
tahun guna-serah.
- Dilakukan berdasarkan nilai pasar

 Perhitungan pengenaan pajak atas revaluasi asset


a) Selisih penilaian kembali aset tetap mrpkn objek pajak
Cie Kuis Resume PPh PotPut IR
 Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri Perusahaan Pelayaran &/ Penerbangan luar negeri dari
KMK Nomor 475/KMK.04/1996 pengangkutan orang &/ barang yang dimuat dari satu
Perusahaan penerbangan yg bertempat kedudukan di pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia &/ dari
Indonesia yg memperoleh pengh brdsrkan perjanjian charter. pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri.
 Peredaran bruto: Semua imbalan/nilai pengganti berupa
uang / nilai uang yg diterima/diperoleh WP brdsrkan Objek Pajak Pengh dr pengangkatan orang/barang
perjanjian charter dr pengangkutan org &/ barang yg Subjek Pajak Perusahaan Pelayaran/Penerbangan
dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia Luar Negeri
&/ dr pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri. Tarif 2,64% dari Peredaran Bruto

Objek Pajak Pengh dr pengangkatan orang/barang Bersifat FINAL


Subjek Pajak Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri
Tarif 1,8% dari Peredaran Bruto
 WP yg Memiliki Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia
Merupakan kredit pajak KMK No. 634/KMK.04/1994
Kep Dirjen No. KEP-667/PJ./2001
 Nilai Ekspor Bruto: Semua nilai pengganti/imbalan yg
 Perusahan Pelayaran Dalam Negeri diterima/diperoleh WPLN yg mempunyai kantor
KMK No 416/KMK.04/1996 perwakilan dagang di Indonesia dr penyerahan brg kpd
 Peredaran Bruto: Semua imbalan/nilai pengganti berupa OP/badan yg berada/bertempat kedudukan di Indonesia.
uang / nilai uang yg diterima/diperoleh WP perusahaan
pelayaran DN dari pengangkutan orang &/ barang yg Objek Pajak Penyerahan barang kpd OP/Badan yg
dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia berada/bertempat kedudukan di
&/ dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan luar negeri Indonesia
&/ sebaliknya. Subjek Pajak WP Luar Negeri yg mempunyai Kantor
Perwakilan Dagang di Indonesia
Tarif 0,44% dari Nilai Ekspor Bruto
Objek Pajak Pengh dr pengangkatan orang/barang
Subjek Pajak Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri
Bersifat FINAL
Tarif 1,2% dari Peredaran Bruto

Bersifat FINAL
 Jasa Maklon Internasional bidang Produksi Mainan Anak2
Dalam terminologi jasa angkutan kapal: KMK Nomor 543/KMK.03/2002 Jo SE - 02/PJ.31/2003
Jasa Maklon Internasional = jasa pembuatan/perakitan brg
 Sewa berdasarkan pemakaian ruang (space charter)
berupa produk mainan anak2 dimana bahan2, spesifikasi,
 Sewa berdasarkan pemakaian waktu (time charter)
petunjuk teknis & imbalan ditentukan dari pemesan yg
 Sewa kapal tanpa awak (bare boat charter)
berkedudukan di luar negeri & mempunyai hubungan
 Sewa kapal dgn awak (fully-manned basis)
istimewa dgn WP
1. Jika perusahaan pelayaran menyewakan kapalnya kpd pihak
lain maka perusahaan pelayaran akan dipotong PPh Pasal 23
Objek Pajak imbalan yang diterima sesuai kontrak
oleh penyewa dgn tarif 2% dari jumlah bruto. Pengertian
dgn pemesan jasa maklon
mnyewakan = sewa kapal tanpa awak (bareboat charter).
Subjek Pajak Perusahaan Jasa Maklon Internasional
Penyewaan kapal selain bareboat tidak dikenakan PPh Pasal
Tarif 7% x tarif tertinggi Pasal 17 ayat (1)
23 tetapi PPh Pasal 15. huruf b UU PPh x total biaya
(S-852/PJ.341/2003 tgll 31 Desember 2003) pembuatan/perakitan brg tidak trmsk
2. Apabila charter / sewa kapal didasarkan atas pemakaian biaya pemakaian bahan baku.
ruang, waktu &/ sewa dgn awaknya & digunakan untuk Didalam SE 02/PJ.31/2003 disebutkan:
pengangkutan orang &/ brg yg dimuat dari satu pelabuhan ke 7% x 30% x total biaya pembuatan atau
pelabuhan lain di Indo &/ dari pelabuhan Indo ke pelabuhan perakitan barang tidak termasuk biaya
di luar negeri, maka dikenakan Pasal 15 UU PPh. pemakaian bahan baku
3. Khusus mengenai sewa ruangan kapal / pesawat udara baik
untuk orang &/ barang (“space charter’), apabila lebih dari
50% (lima puluh Persen) dari kapasitas angkut / pesawat Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 15
terbang yg disewa, maka sewa tsb digolongkan sbg charter. Pasal 15 Jatuh tempo Batas Akhir
Penyetoran Pelaporan
Dipotong oleh Paling lama tgl 10 Lapor paling lama
 Pelayaran atau Penerbangan Luar Negeri pemotong pajak bulan berikutnya 20 hari setelah
KMK No 417/KMK.04/1996 Harus dibayar Paling lama tgl 15 Masa Pajak
sendiri oleh WP bulan berikutnya berakhir
 Peredaran Bruto: Semua imbalan/nilai pengganti berupa
uang / nilai uang yg diterima/diperoleh Wajib Pajak

Cie Kuis Resume PPh PotPut IR

Anda mungkin juga menyukai