Anda di halaman 1dari 31

9/20/17

AKUNTANSI
PAJAK
Pajak Penghasilan
Pasal 22 & Pasal 23

PEMBUKUAN -- SAP (Satuan Acara Perkuliahan)


2017/2018

Akuntansi PPh Pasal 22


Menghitung PPh Pasal 22
Saat terutangnya PPh Pasal 22
Tata Cara Penghitungan PPh Pasal 22 dan tata
cara pencatatan :
Untuk PPh Pasal 22 atas impor barang
Untuk PPh Pasal 22 atas penjualan produk2 yang
dikenakan PPh Pasal 22
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh pemungut PPh
Pasal 22
Pencatatan PPh Pasal 22 jika penghasilannya
menggunakan mata uang asing

1
9/20/17

PEMBUKUAN -- SAP (Satuan Acara Perkuliahan)


2017/2018

Akuntansi PPh Pasal 23


Menghitung PPh Pasal 23
Saat terutangnya PPh Pasal 23
Tata Cara Penghitungan PPh Pasal 23 dan
tata cara pencatatan :
Pencatatan PPh Pasal 23 jika penghasilannya
menggunakan mata uang asing

PPh Pasal 22 & PPh Pasal 23 Hutang


Piutang Pajak
Hutang Pajak
Bagi pihak yang memungut/
memotong pajak

Piutang Pajak (Uang muka pajak/Pajak dibayar


dimuka)
Bagi pihak yang dipungut/dipotong
pajak

2
9/20/17

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22


Dasar Hukum
UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas UU No. 7
Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan
PMK No. 16 Tahun 2016, Perubahan Kelima Atas Peraturan Menteri
Keuangan No. 154/PMK.03/2010 Tentang Pemungutan PPh Pasal
22 Sehubungan Dengam Pembayaran Atas Penyerahan Barang
Dan Kegiatan Di Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang
Lain (berlaku sebelum 1 Maret 2017)
PMK No. 34 Tahun 2017 Tentang Pemungutan Pajak Penghasilan
Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran Atas Penyerahan
Barang dan Kegiatan Di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di
Bidang Lain (berlaku sejak 1 Maret 2017)
PP No 94 Tahun 2010 Tentang Penghitungan Penghasilan Kena
Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan
PMK No.90/PMK.03/2015 Tentang Perubahan Atas PMK No. 253/
PMK.03/2008 Tentang Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai
Pemungut Pajak Penghasilan Dari Pembeli Atas Penjualan Barang
Yang Tergolong Sangat Mewah.

PEMUNGUT PPh PASAL 22 (PMK 34)


a. Bank Devisa, dan Ditjen Bea & Cukai, atas impor barang dan
ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan
mineral bukan logam yang dilakukan oleh eksportir, kecuali yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang terikat dalam perjanjian
kerjasama pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya;

b. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


baik pemerintah pusat /daerah atau lembaga pemerintah dan
lembaga2 negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas
pembelian barang;

c. Bendahara pengeluaran berkenaan dengan pembayaran atas


pembelian barang dgn mekanisme uang persediaan (cash);

d. KPA atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar (SPM) yg


diberi delegasi KPA, berkenaan dengan pembayaran atas
pembelian barang kpd Pihak ke-3 dg mekanisme Langsung (LS)/
Transfer)

3
9/20/17

PEMUNGUT PPh PASAL 22 (PMK. 34)


e. Badan Usaha tertentu meliputi:
BUMN;
Badan Usaha atau BUMN yang direstrukturisasi melalui pengalihan
saham milik negara kepada Badan Usaha Milik Negara lainnya;
badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh Badan Usaha
Milik Negara, meliputi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Petrokimia
Gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar
Muda, PT Telekomunikasi Selular, PT Indonesia Power, PT Pembangkitan
Jawa-Bali, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, PT Elnusa Tbk, PT
Krakatau Wajatama, PT Rajawali Nusindo, PT Wijaya Karya Beton Tbk,
PT Kimia Farma Apotek, PT Kimia Farma Trading & Distribution, PT Badak
Natural Gas Liquefaction, PT Tambang Timah, PT Terminal Petikemas
Surabaya, PT Indonesia Comnets Plus, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank
BRISyariah, dan PT Bank BNI Syariah

berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang dan/atau


bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usahanya;

f. Badan Usaha yg bergerak dibidang usaha industri:


semen, kertas, baja, otomotif, dan farmasi atas
penjualan hasil produksinya kepada distributor di
dalam negeri

PEMUNGUT PPh PASAL 22 PMK 34


g. Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM), Agen Pemegang Merk (APM)
dan importir umum kendaraan bermotor, atas penjualan kendaraan
bermotor di dalam negeri;

h. Produsen atau Importir bahan bakar minyak (BBM), Gas, dan pelumas
atas penjualan BBM, gas dan pelumas;

i. Industri atau Eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan,


perkebunan, pertanian & perikanan atas pembelian bahan-bahan
untuk keperluan industri atau ekspor mereka;

j. industri atau badan usaha yang melakukan pembelian komoditas


tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari
badan atau orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan;

k. badan usaha yang melakukan penjualan emas batangan di dalam


negeri ( sebelumnya PMK 16 Tahun 2016, badan usaha yang
memproduksi emas batangan, termasuk badan usaha yang
memproduksi emas batangan melalui pihak ketiga) atas penjualan
emas batangan di dalam negeri.

l. Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai Pemungut Pajak Penghasilan dari


Pembeli atas Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah

4
9/20/17

OBJEK PEMUNGUTAN PPh PASAL 22


Ada empat jenis, yaitu:

1. Impor & ekspor barang;


2. Pembelian barang oleh Bendaharawan Pemerintah, badan
pemerintah tertentu, dan eksportir/pengusaha industri tertentu;
3. Penjualan hasil produksi industri tertentu:
a. industri semen
b. industri kertas
c. industri otomotif
d. industri baja
e. industri farmasi
f. ATPM dan APM
g. Produsen BBM, Gas, dan Pelumas
h. Badan Usaha yang melakukan penjualan emas batangan
(PMK. 16, Produsen emas batangan)
4. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah

Dikecualikan dari Pemungutan PPh Pasal 22 Pasal 3


PMK No. 16 Tahun 2016

TARIF, SIFAT & SAAT TERHUTANG PPh PASAL 22 (PMK 34)


Kegiatan Tarif Sifat Saat Terhutang
Impor Barang
- Barang tertentu Lamp. 1 10% x Nilai Impor Tidak Final Terutang dan dilunasi
- Barang tertentu Lamp. 2 7,5% x Nilai Impor bersamaan dengan saat
pembayaran Bea Masuk.
- Impor kedelai, gandum, 0,5% x Nilai Impor
Jika ada fasilitas
tepung terigu - Lamp 3
penundaan &
API pembebasan, PPh Pasal
- Selain barang dlm Lamp. 2,5% X Nilai Impor 22 terutang dan dilunasi
1, 2 & 3 (Importir API) pada saat penyelesaian
- Barang dlm Lamp 3 & 7,5% x Nilai Impor dokumen Pemberitahuan
Selain barang tertentu Impor Barang (PIB).
lamp.1 & 2
(Importir - non API)
7,5% x Harga lelang
- Lelang atas barang yang
tidak dikuasai

1,5% x Nilai Ekspor


Ekspor Barang Lamp. 4

Pembayaran atas pembelian 1,5% x Harga Tidak Final Terutang dan dipungut
barang pembelian (tidak pada saat pembayaran.
termasuk PPN)

5
9/20/17

TARIF, SIFAT & SAAT TERHUTANG PPh PASAL 22 (PMK 34) -


Lanjutan
Kegiatan Tarif Sifat Saat Terhutang

Penjualan barang produksi Terutang dan


-Industri Semen 0,25% Tidak Final dipungut pada
-Industri Kertas 0,10% saat penjualan
kepada
-Industri Baja 0,30% distributor
-Industri Otomotif (tidak 0,45% dalam negeri
termasuk alat berat) 0,30%
-Industri Farmasi
DPP : dasar pengenaan PPN
Penjualan barang produksi Ke SPBU Pertamina/ 0.25 % Final Terutang dan
atau impor oleh Produsen / agen dipungut pada
Importir dalam bidang BBM, Ke SPBU Swasta/agen 0.30% Final saat penerbitan
Pelumas dan Gas Ke Non SPBU dan Non Surat Perintah
0.30% Tidak final Pengeluaran
Agen
Barang
Bahan bakar gas 0,3% Agen (Final) (delivery
Non Agen order).
(Tidak Final)
Pelumas 0,3% Tidak Final

DPP: Penjualan bruto tidak


termasuk PPN

TARIF, SIFAT & SAAT TERHUTANG PPh PASAL 22 (PMK 34)-


Lanjutan

Kegiatan Tarif Sifat Saat Terhutang

Penjualan oleh ATPM, APM 0,45% Tidak Final Terutang dan


& penjualan emas batangan dipungut pada
DPP: tidak termasuk PPN saat penjualan

Pembelian bahan untuk 0,25% x harga Tidak Final Terutang dan


keperluan industri atau pembelian dipungut pada
ekspor bidang perkebunan, saat pembelian
kehutanan, perikanan, DPP: Tidak termasuk
peternakan dan pertanian PPN

Penjualan barang yang 5% x harga jual Tidak Final Terutang dan


tergolong sangat mewah dipungut pada
DPP: Tidak termasuk saat penjualan
PPN & PPN BM

6
9/20/17

TARIF, SIFAT & SAAT TERHUTANG PPh PASAL 22 (PMK 16)


Kegiatan Tarif Sifat Saat Terhutang
Impor Barang
- Barang tertentu Lamp. 1 10% x Nilai Impor Tidak Final Terutang dan dilunasi
- Barang tertentu Lamp. 2 7,5% x Nilai Impor bersamaan dengan saat
pembayaran Bea Masuk.
- Selain barang tertentu 2,5% X Nilai Impor
(Importir API) Jika ada fasilitas
penundaan &
- Selain barang tertentu 7,5% x Nilai Impor pembebasan, PPh Pasal
(Importir - non API) 22 terutang dan dilunasi
- Impor kedelai, gandum, 0,5% x Nilai Impor pada saat penyelesaian
tepung terigu API dokumen Pemberitahuan
- Lelang atas barang yang Impor Barang (PIB).
7,5% x Harga lelang
tidak dikuasai

Ekspor Barang Lamp.3 1,5% x Nilai Ekspor

Pembayaran atas pembelian 1,5% x Harga Tidak Final Terutang dan dipungut
barang pembelian (tidak pada saat pembayaran.
termasuk PPN)

TARIF, SIFAT & SAAT TERHUTANG PPh PASAL 22 (PMK 16)-


Lanjutan
Kegiatan Tarif Sifat Saat Terhutang

Penjualan barang produksi Terutang dan


-Industri Semen 0,25% Tidak Final dipungut pada
-Industri Kertas 0,10% saat penjualan
kepada
-Industri Baja 0,30% distributor
-Industri Otomotif 0,45% dalam negeri
-Industri Farmasi 0,30%

DPP : dasar pengenaan PPN

Penjualan barang produksi Ke SPBU Pertamina/ 0.25 % Final Terutang dan


atau impor oleh Produsen / agen 0.30% Final dipungut pada
Importir dalam bidang BBM, Ke SPBU Swasta/agen 0.30% Tidak final saat penerbitan
Pelumas dan Gas Ke Non SPBU dan Non Surat Perintah
Agen Pengeluaran
Barang
Bahan bakar gas 0,3% Agen (Final) (delivery
Pelumas 0,3% Non Agen order).
(Tidak Final)
DPP: Penjualan bruto tidak
termasuk PPN

7
9/20/17

TARIF, SIFAT & SAAT TERHUTANG PPh PASAL 22 (PMK 16) -


Lanjutan

Kegiatan Tarif Sifat Saat Terhutang

Penjualan oleh ATPM, APM 0,45% Tidak Final Terutang dan


& produsen emas batangan dipungut pada
DPP: tidak termasuk PPN saat penjualan

Pembelian bahan untuk 0,25% x harga Tidak Final Terutang dan


keperluan industri atau pembelian dipungut pada
ekspor bidang perkebunan, saat pembelian
kehutanan, perikanan, DPP: Tidak termasuk
peternakan dan pertanian PPN

Penjualan barang yang 5% x harga jual Tidak Final Terutang dan


tergolong sangat mewah dipungut pada
DPP: Tidak termasuk saat penjualan
PPN & PPN BM

DASAR PEMUNGUTAN PPh PASAL 22

Nilai Impor

Nilai Pabean (CIF) + Bea Masuk + Pungutan lainnya

C=Cost I=Insurance F = Freight

Harga Jual Lelang


Harga yang terjadi dalam lelang

Harga Pembelian
Nilai berupa uang atas harga barang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan
barang, tidak termasuk PPN/PPNBM, potongan harga yang
dicantumkan dalam faktur

8
9/20/17

BAGI PENERIMA PENGHASILAN YG TIDAK


BER NPWP

dikenakan pemotongan PPh pasal 22


dengan tarif 100% lebih tinggi dari
tarif normal

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22


A. PPh 22 atas Impor
PT EMKA (Importir dengan API) membeli mesin dari Jerman dengan harga CIF Rp.
1.500.000.000 secara tunai. Bea Masuk sebesar 5%, PPN impor 10%. Bagaimana
pencatatan yang dibuat oleh PT EMKA?

Perhitungan:
Nilai Pabean (CIF) 1,500,000,000
Bea Masuk (5%) 75,000,000
Nilai Impor 1,575,000,000
PPN Impor 157,500,000
(10% x Nilai impor)
PPh 22 ( dengan API) 39,375,000
(2,5% x Nilai Impor)

Jurnal yang dibuat oleh PT EMKA


Debet Kredit
Mesin 1,575,000,000
PPN Masukan 157,500,000
Uang Muka PPh Pasal 22 39,375,000
Kas 1,771,875,000

9
9/20/17

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22


B. Pembelian Barang oleh Pemungut Pajak
PT.Pupuk Kujang (BUMN), membeli sejumlah unit laptop dari
PT.Toshiba Indonesia (punya NPWP) senilai Rp.99.000.000,. Jumlah
pembayaran tersebut sudah termasuk PPN 10%. Berapa besarnya
PPh Pasal 22 yang harus dipungut oleh PT.Pupuk Kujang?
Bagaimana pencatatan yang dilakukan oleh PT Pupuk Kujang
dan PT Toshiba Indonesia?

Perhitungan

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = 90,000,000


100/110 X 99,000,000

PPh Pasal 22 = 1,350,000


1,5% x DPP

PPN = 9,000,000

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22


Pencatatan yang dilakukan oleh PT Toshiba Indonesia

Saat mengirimkan tagihan


Debet Kredit
Piutang 99,000,000
PPN Kepada pemungut 9,000,000
Penjualan 90,000,000

Saat menerima pembayaran

Kas 88,650,000
PPN kepada pemungut 9,000,000
PPh 22 dibayar dimuka 1,350,000
Piutang 99,000,000

10
9/20/17

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22


Pencatatan yang dilakukan oleh PT Pupuk Kujang

Saat menerima tagihan

AkTva tetap (komputer) 90,000,000


PPN Masukan 9,000,000
Hutang usaha 99,000,000

Saat melakukan pembayaran

Hutang Usaha 99,000,000


Hutang PPh 22 1,350,000
Kas 88,650,000
Hutang PPN 9,000,000

Saat penyetoran pajak

Hutang PPh 22 1,350,000


Hutang PPN 9,000,000
Kas/bank 10,350,000

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22


C. Penjualan Hasil Industri
PT.Sinar Dunia pada bulan Mei 2015 menjual beberapa jenis
kertas hasil produksinya dengan total harga Rp.82.500.000
(termasuk PPN 10%) kepada distributor PT.Kompas (ber-NPWP).
Berapa PPh Pasal 22 terhutang? Bagaimana pencatatan yang
dilakukan oleh PT Sinar Dunia dan PT Kompas.

Perhitungan

DasarPengenaan Pajak (DPP) = 75,000,000


(100/110 X 82,500,000)

PPh Pasal 22 = 75,000


(0,1% x 75,000,000)

PPN = 7,500,000

11
9/20/17

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22


Pencatatan yang dilakukan oleh PT Sinar Dunia
Debet Kredit
Saat penjualan
Kas/bank 82,575,000
Hutang PPh 22 75,000
PPN Keluaran 7,500,000
Penjualan 75,000,000

Saat penyetoran PPh 22 & PPN yang dipungut


Hutang PPh 22 75,000
PPN Keluaran 7,500,000
Kas/bank 7,575,000

Pencatatan yang dilakukan oleh PT Kompas


Saat pembelian
Persediaan/Pembelian 75,000,000
PPN Masukan 7,500,000
PPh 22 dibayar dimuka 75,000
Kas/bank 82,575,000

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22


D. Penjualan BBM, Gas & Pelumas oleh produsen
PT. SPBU Pertamina melakukan pembelian Pertamax ke PT.Exon Oil
senilai Rp.150.000.000,- (tidak termasuk PPN). Berapa PPh Pasal 22
yang harus dipungut oleh PT Exxon Oil? Bagaimana pencatatan
yang dilakukan oleh PT Exxon Oil dan PT SPBU Pertamina?

Perhitungan
Dasar Pengenaan Pajak = 150,000,000

PPh Pasal 22 = 375,000


(0,25% x 150,000,000)

PPN = 15,000,000
(10% x 150,000,000)

12
9/20/17

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22

Pencatatan yang dilakukan oleh PT Exxon Oil Debet Kredit


Saat Penjualan
Kas/bank 165,375,000
Hutang PPh 22 375,000
PPN Keluaran 15,000,000
Penjualan 150,000,000

Saat Penyetoran Pajak


Hutang PPh 22 375,000
PPN Keluaran 15,000,000
Kas/bank 15,375,000

Pencatatan yang dilakukan oleh PT SPBU Pertamina


Saat pembelian
Pembelian/persediaan 150,000,000
PPN Masukan 15,000,000
PPh 22 ( nal) 375,000
Kas/bank 165,375,000

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22

E. Penjualan Barang Sangat Mewah


PT Eurocopter menjual pesawat pribadi kepada Tn.Ahmad
dengan harga 15 M (belum termasuk PPN 10% dan PPnBM 50%).
Berapa PPh 22 yang harus dipungut oleh PT Eurocopter?
Bagaimana pencatatan yang dilakukan oleh PT Eurocopter?

Perhitungan
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = 15,000,000,000
PPh Pasal 22 = 750,000,000
(5% x DPP)
PPN = 1,500,000,000
(10% x DPP)
PPnBM = 7,500,000,000
(50% x DPP)

13
9/20/17

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22


Pencatatan yang dilakukan oleh PT Eurocopter Debet Kredit
Saat penjualan
Kas/ Bank 24,750,000,000
PPN Keluaran 1,500,000,000
Hutang PPh Pasal 22 750,000,000
Hutang PPn BM 7,500,000,000
Penjualan 15,000,000,000

Saat Penyetoran Pajak


PPN Keluaran 1,500,000,000
Hutang PPh Pasal 22 750,000,000
Hutang PPnBM 7,500,000,000
Kas/ Bank 9,750,000,000

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22 Atas


Transaksi Menggunakan Mata Uang Asing
Dalam hal penjualan/pembelian dalam mata uang asing, maka
penjualan/pembelian tersebut dikonversikan dengan nilai tukar (kurs)
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat terutangnya
pajak.

1. Impor Barang dengan Mata Uang Asing

PT.BERSOLEK (dengan API) adalah sebuah perusahaan yang bergerak


di bidang perdagangan kosmetika. Pada tanggal 5 April 2016
PT.BERSOLEK melakukan impor sejumlah kosmetika dari Prancis
(termasuk golongan impor Barang Tertentu dalam lamp.1) dengan
harga faktur US$ 7,000 (tujuh ribu US dolar), asuransi dan ongkos
angkut masing-masing sebesar 10% & 20% dari harga faktur. Selain itu,
atas impor tersebut juga dikenakan Bea Masuk 10%, PPN 10% serta
PPnBM 20%. Kurs Menteri Keuangan yang berlaku pada saat impor
adalah Rp.13.150/ 1 USD dan KTBI adalah sebesar Rp.13.100/1 USD.
Hitunglah berapa besarnya PPh Pasal 22 yang dikenakan atas impor
tersebut? Bagaimana PT Bersolek melakukan pencatannya?

14
9/20/17

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22 Atas


Transaksi Menggunakan Mata Uang Asing
Perhitungan
Cost USD 7,000
Insurance USD 700
Freight USD 1,400
Nilai Pabean (CIF) USD 9,100

Nilai Pabean Rp 119,665,000


9,100 x 13,150
Bea Masuk
10% x Nilai Pabean Rp 11,966,500
Nilai Impor Rp 131,631,500

PPh pasal 22 Rp 13,163,150


10% x Nilai Impor
PPN Rp 13,163,150
10% x Nilai Impor
PPnBM Rp 26,326,300
20% x Nilai Impor

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22 Atas


Transaksi Menggunakan Mata Uang Asing

Pencatatan yang dilakukan oleh PT Bersolek


Saat mengimpor barang Debet Kredit
Pembelian / Persediaan 157,502,800
PPN Masukan 13,163,150
PPh 22 dibayar dimuka 13,163,150
Kas 183,829,100

15
9/20/17

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22 Atas


Transaksi Menggunakan Mata Uang Asing
2. Transaksi Penjualan Barang Dalam Mata Uang Asing

PT Istimewa perusahaan pembuat baja, pada tanggal 15 Mei


menjual plat baja ke PT Indah Sentosa dengan harga USD 25.000
dan syarat pembayaran 1 bulan setelah barang dikirim
Atas penjualan ini PT Istimewa membuat tagihan kepada PT
Indah Sentosa. Kurs yang berlaku adalah sebagai berikut:

Tanggal KTBI KMK Kurs Transaksi


15 Mei 13.100 13.150 13.155
30 Mei 13.120 13.155 13.160
15 Juni 13.125 13.160 13.165

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22 Atas


Transaksi Menggunakan Mata Uang Asing
Perhitungan

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = 328,750,000


25.000 X 13.150

PPh Pasal 22 = 986,250


0.3% x DPP

PPN = 32,875,000
10% x DPP

Pencatatan yang dibuat oleh PT IsTmewa


Saat penjualan plat baja kepada PT Indah Sentosa ( Tgl 15 Mei) Debet Kredit

Piutang Usaha 361,361,250


Hutang PPh Pasal 22 986,250
PPN Keluaran 32,875,000
Penjualan 327,500,000

16
9/20/17

Perhitungan & Pencatatan PPh Pasal 22 Atas


Transaksi Menggunakan Mata Uang Asing
Saat menyetorkan pajak ke kas negara
Hutang PPh Pasal 22 986,250
PPN Keluaran 32,875,000
Kas/Bank 33,861,250

Saat pelunasan (Tanggal 15 Juni)


Kas/Bank 362,986,250
Piutang Usaha 361,361,250
Laba selisih kurs 1,625,000

Perhitungan Piutang Usaha


Dicatat tanggal 15 Mei 327,500,000
PPh 22 986,250
PPN Keluaran 32,875,000
Saldo piutang 361,361,250

Piutang saat pelunasan oleh PT Indah Sentosa 329,125,000
PPh 22 986,250
PPN Keluaran 32,875,000
Piutang yang dibayar oleh PT Indah Sentosa 362,986,250

PAJAK PENGHASILAN
PASAL 23

17
9/20/17

PIHAK YANG BERKEWAJIBAN MEMOTONG PENGHASILAN


YANG MERUPAKAN OBJEK PPh PASAL 23

1. Badan Pemerintah;
2. Subjek Pajak Badan Dalam Negeri;
3. Penyelenggara Kegiatan;
4. Bentuk Usaha Tetap;
5. Perwakilan Perusahaan Luar Negeri Lainnya;
6. Orang Pribadi Yang Ditunjuk Sebagai Pemotong (Akuntan,Dokter,Konsultan
Arsitek,Notaris,Pengacara,PPAT); Khusus Objek : Sewa (Kep 50/PJ./1994)
7. Orang Pribadi Yang Menjalankan Usaha Dan Menyelenggarakan Pembukuan ;
Khusus Objek : Sewa. (Kep 50/PJ./1994)

Yang memberikan penghasilan yang berasal dari

MODAL PENYERAHAN PENYELENGGARAAN


JASA KEGIATAN selain
yang telah dipotong
PPh Ps. 21

TARIF PEMOTONGAN PPh PASAL 23/26

1. BUNGA;
2. ROYALTI;
3. HADIAH , PENGHARGAAN, SEWA DAN JASA
BONUS.
4. DIVIDEN
SAJA
BUROHADI

TARIF 2%
TARIF
15%

DPP : PENGH. BRUTO DPP : PENGH .BRUTO


(TIDAK FINAL) (NON FINAL)

18
9/20/17

SAAT TERHUTANGNYA PPh 23


PP No. 94 Tahun 2010
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 dilakukan
pada akhir bulan:
dibayarkannya penghasilan;
disediakan untuk dibayarkannya penghasilan;
atau
jatuh temponya pembayaran penghasilan
yang bersangkutan,
tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.

SAAT TERHUTANGNYA PPh 23

DIVIDEN

Tidak Go
Go Public
Public

Recording Declaration
Date Date

19
9/20/17

DIVIDEN / PEMBAGIAN LABA / SHU

YANG DITERIMA OLEH

KOPERASI
BADAN USAHA MILIK NEGARA ANGGOTA CV,
ANGGOTA PERKUMPULAN,
BADAN USAHA MILIK DAERAH KOPERASI (SHU) PERSEKUTUAN,
PERSEROAN TERBATAS
FIRMA, KONGSI ,
UNIT PENYERTAAN
DENGAN SYARAT: INVESTASI KOLEKTIF

1. KEPEMILIKAN SAHAM MIN. 25%


2. BERASAL DARI CAD. LABA DITAHAN

(SYARAT INI BERLAKU BAGI PT & BUMN & BUMD)

Obyek Tdk Dipotong Non Obyek


Non Obyek
BUKAN OBJEK PA PPh 23

Pasal 23 Tidak Final

PPh Final Pasal 4 ayat 2


BUNGA

TARIF 15% x
Ph Bruto Bukan Objek PPh 23

20
9/20/17

HADIAH

UNDIAN LOMBA / BUKAN OBJEK


PENGHARGAAN /
25% FINAL SEHUB. JASA Diberikan ke semua
pembeli/konsumen
akhir tanpa diundi

Bagi WP OP dikenakan PPh pasal 21 dengan


tarif pasal 17 dari Ph. Bruto
Bagi WP Badan / BUT dikenakan PPh Pasal 23
sebesar 15% dari Ph Bruto
Bagi WP LN selain BUT dikenakan PPh Pasal 26
sebesar 20% ( P3B) dari Ph Bruto ( Final )

Selain Tanah /
Bangunan :
PPh 23 tidak final
2% x Ph Bruto

SEWA

Tanah / Bangunan :
PPh 4 (2) Final

10% x Ph Bruto

21
9/20/17

JASA TEKNIK

JASA MANAJEMEN

JASA
JASA KONSTRUKSI

2% x Ph Bruto JASA KONSULTASI

JASA LAIN
(PMK 141 TAHUN 2015)

DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN


PPh PASAL 23
Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
Sewa yang dibayar atau terutang sehubungan dengan sewa guna
usaha dengan hak opsi;
Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai WP dalam negeri, koperasi, BUMN/BUMD, dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat:
dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
bagi perseroan terbatas, BUMN/BUMD, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% ( dua puluh lima persen) dari jumlah
modal yang disetor;
Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi termasuk pemegang unit
penyertaan kontrak investasi kolektif;
SHU koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas
jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau
pembiayaan.

22
9/20/17

BAGI PENERIMA PENGHASILAN YG TIDAK


BER NPWP

dikenakan pemotongan PPh pasal 23


dengan tarif 100% lebih tinggi dari tarif
normal

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23
A. PPh 23 Terutang Saat Pembayaran dan Pencatatan

Pada tanggal 12 Mei 2016, PT Rajawali membayar uang muka Jasa


KAP Hery & Rekan sebesar 30,000,000 (blm termasuk PPN) untuk audit
LK. Pada tanggal 15 Juli 2016, KAP Hery menyerahkan laporan
audit PT Rajawali beserta dengan tagihan atas kekurangan fee
jasa audit sebesar 70,000,000. Sesuai dengan kebijakan internal,
PT Rajawali baru akan menyelesaikan tagihan dalam jangka
waktu 1 bulan ( tgl 15 Augustus 2016).

23
9/20/17

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23
Perhitungan

PPh 23 Terhutang saat pembayaran tanggal 12 Mei 2016


2% x
30,000,000 = 600,000

PPh 23 Terhutang akhir bulan saat tersedia untuk dibayarkan , tanggal 31 Juli
2016
2% x
70,000,000 = 1,400,000

Pencatatan yang dilakukan oleh PT Rajawali


Saat membayar uang muka Jasa Audit tanggal 12 Mei 2014 Debet Kredit
Uang Muka Jasa Audit 30,000,000
PPN Masukan 3,000,000
Hutang PPh Pasal 23 600,000
Kas/Bank 32,400,000

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23

Saat menerima tagihan tanggal 15 Juli


2016
Beban Jasa Audit 100,000,000
PPN Masukan 7,000,000
Uang Muka Jasa Audit 30,000,000
Hutang Usaha 77,000,000

Saat mencatat terutangnya PPh 23 tanggal 31 Juli 2016


Hutang Usaha 1,400,000
Hutang PPh Pasal 23 1,400,000

Saat membayar tagihan tanggal 15 Agustus 2016


Hutang Usaha 75,600,000
Kas/Bank 75,600,000

24
9/20/17

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23
Pencatatan yang dilakukan oleh KAP Hery & Rekan
Saat menerima uang muka pembayaran Jasa Audit tanggal 12 Mei
2016
Kas/Bank 32,400,000
PPh 23 dibayar dimuka 600,000,000
PPN Keluaran 3,000,000
Uang Muka Jasa Audit 30,000,000

Saat mengirimkan tagihan tanggal 15 Juli 2016


Piutang Usaha 77,000,000
Uang Muka Jasa Audit 30,000,000
Penjualan Jasa Audit 100,000,000
PPN Keluaran 7,000,000

Saat menerima pembayaran tanngal 15 Agustus 2016


Kas/Bank 75,600,000
PPh 23 dibayar dimuka 1,400,000
Piutang Usaha 77,000,000

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23
B. PPh Pasal 23 atas Dividen Perusahaan Tidak Go Public

PT CDE adalah perseroan terbatas dengan pemegang saham PT Abadi


25%, PT Sinar 30%, PT Sentosa 15%, PT Rosalia 20% dan Tn. Amir 10%. Pada
tanggal 25 Agustus 2016 mengadakan RUPS pembagian dividen sebesar
500,000,000 yang akan dibagikan tanggal 15 November 2016. Bagaimana
jurnal yang dilakukan oleh PT CDE sehubungan dengan hasil RUPS
tersebut?
Perhitungan

Pembagian Dividen = Jumlah Dividen (DPP) PPh Pasal 23 PPh Final 4(2)
PT Abadi (25%) = 125,000,000 -
PT Sinar (30%) = 150,000,000 -
PT Sentosa (15%) = 75,000,000 11,250,000
PT Rosalia (20%) = 100,000,000 15,000,000
Tn. Amir (10%) = 50,000,000 - 5,000,000
500,000,000 26,250,000 5,000,000

25
9/20/17

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23

Pencatatan yang dilakukan oleh PT CDE

Saat RUPS tanggal 25 Agustus 2016 Debet Kredit


Laba ditahan 500,000,000
Hutang PPh 23 26,250,000
Hutang PPh 4 (2) 5,000,000
Hutang Dividen 468,750,000

Saat Pajak dibayarkan paling lambat tanggal 10 September 2016


Hutang PPh 23 26,250,000
Hutang PPh Pasal 4(2) 5,000,000
Kas 31,250,000

Saat Dividen dibagikan tanggal 15 November


Hutang Dividen 468,750,000
Kas 468,750,000

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23

C. PPh Pasal 23 atas Dividen Perusahaan Go Public


Pada tanggal 25 Juni PT Alpha Romeo Tbk mengadakan RUPS untuk
pembagian dividen sebesar 1,000,000,000 untuk para pemegang saham.
Dividen akan dibayarkan tanggal 30 September dan syarat penerima
dividen adalah pemegang sham yang tercatat pada daftar pemegang
saham paling lambat tanggal 30 Agustus, pukul 16.00. Bagaimana PT Alpha
Romeo melakukan pencatatan berdasarkan data transaksi dalam RUPS
tersebut?

Pencatatan yang dilakukan oleh PT Alpha Romeo pada saat RUPS tanggal
25 Juni (Declaration Date)

Tidak ada pencatatan.

Pada perusahaan go public, belum ada transaksi pada saat pembagian


dividen diumumkan.

26
9/20/17

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23
Saat penentuan kepemilikan pemegang saham (recording date)
tanggal 30 Agustus

Pajak telah terhutang pada saat recording date, sehingga


pencatatan adalah sebagai berikut:

Laba Ditahan XXXX


Hutang PPh pasal 23 XXXX
Hutang PPh pasal 4(2) XXXX
Hutang Dividen XXXX

Saat penyetoran pajak paling lambat 10 September

Hutang PPh pasal 23 XXXX


Hutang PPh pasal 4(2) XXXX
Kas/Bank XXXX

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23
D. PPh Pasal 23 Dibayar oleh Penerima Penghasilan/ Pemotong Pajak
Pada tanggal 18 Januari 2016, PT Aliansi membayar royalti sebesar 20 juta
kepada PT Bima. Atas penghasilan royalrti ini, PT Bima memungut PPN 10% dan PT
Aliansi melakukan pemotongan PPh 23. Bagaimana jurnal pencatatan yang
dibuat oleh PT Aliansi, jika:
a. PT Bima membayar sendiri PPh 23 terutang (Royalti-gross)

b. PT Bima menerima royalti (nett)

Perhitungan PPh Pasal 23


PPh pasal 23
(dipotong dari
Dasar penghasilan/ PPh pasal 23
Pengenaan ditanggung (ditunjang oleh
Pajak (DPP) perusahaan) perusahaan)
(15/(100-15) x
(15% x DPP) DPP)

20,000,000 3,000,000 3,529,411.76

27
9/20/17

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23
PPh Pasal 23 dipotong dari penghasilan (RoyalT-gross)
Pencatatan yang dilakukan oleh PT
Aliansi
Saat pembayaran royalT Debet Kredit

Biaya RoyalT *) 20,000,000

PPN Masukan 2,000,000


Hutang PPh pasal
23 3,000,000
Kas/Bank 19,000,000

*)Biaya Royalti
Saat penyetoran pajak yang dapat
Hutang PPh pasal 23 3,000,000 secara fiskal
Kas/Bank 3,000,000 oleh PT Aliansi
sebesar
Pencatatan yang dilakukan oleh PT 20,000,000
Bima
Saat menerima pembayaran royalT

Kas/Bank 19,000,000
PPh pasal 23 bayar dimuka 3,000,000
PPN Keluaran 2,000,000
Penghasilan (RoyalT) 20,000,000

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh


PASAL 23
PPh 23 ditanggung oleh PT Aliansi
(RoyalT-Ne[)
Pencatatan yang dilakukan oleh PT
Aliansi
Saat pembayaran royalT
Biaya
RoyalT**) 20,000,000
Biaya PPh pasal 23 3,000,000
PPN Masukan 2,000,000
Hutang PPh pasal 23 3,000,000 **)Biaya Royalti
Kas/Bank 22,000,000 yang dapat
dibiayakan
Saat penyetoran PPh 23 secara fiskal
Hutang PPh pasal 23 3,000,000
oleh PT Aliansi
sebesar
Kas/Bank 3,000,000
20,000,000

Pencatatan yang dilakukan oleh PT Bima
Saat menerima pembayaran royalT
Kas/Bank 22,000,000
PPN Keluaran 2,000,000
Penghasilan (RoyalT) 20,000,000

28
9/20/17

PPh 23 ditunjang oleh PT Aliansi


(RoyalT-Ne[)
Pencatatan yang dilakukan oleh PT
Aliansi
Saat pembayaran RoyalT
Biaya RoyalT***) 23,529,412
PPN Masukan 2,000,000
Hutang PPh pasal
23 3,529,412
Kas/Bank 22,000,000

Saat penyetoran PPh 23
***)Biaya
Hutang PPh 23 3,529,412 Royalti yang
Kas/Bank 3,529,412 dapat
dibiayakan
Pencatatan yang dilakukan oleh PT secara fiskal
Bima oleh PT
Saat menerima pembayaran Aliansi
royalT
sebesar
Kas/Bank 22,000,000 23,529,412
PPN Keluaran 2,000,000
Penghasilan/RoyalT 20,000,000

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh PASAL 23


ATAS TRANSAKSI YANG DILAKUKAN DALAM MATA
UANG ASING

PT Delta Utama menerima invoice atas jasa manajemen dari PT


Ausdoc Consulting tanggal 24 April sebesar USD20,000. Tagihan
tersebut akan dibayarkan tanggal 20 Mei.
Kurs yang berlaku adalah sbb:
KTBI KMK
Tgl 24 April 13,000 13,050
Tgl 30 April 13,100 13,125
Tgl 20 Mei 13,075 13,100

Berapa PPh 23 yang dipotong oleh PT Delta dan bagaimana


jurnal yang dilakukan oleh PT Delta?

29
9/20/17

PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN PPh PASAL


23 ATAS TRANSAKSI YANG DILAKUKAN DALAM
MATA UANG ASING
Pencatatan yang dibuat oleh PT Delta
Saat menerima tagihan tgl 24 april Debet Kredit
Biaya jasa manajemen 260,000,000
PPN Masukan 26,250,000
Hutang PT ABC 286,250,000

Saat mencatat PPh 23 terhutang tanggal 30 April


Hutang PT ABC 5,250,000
Hutang PPh Pasal 23 5,250,000

Perhitungan Pajak
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = 262,500,000
USD 20,000 X 13,125
PPN (10% x DPP) = 26,250,000
PPh 23 ( 2% X 262,500,000) = 5,250,000

Saat penyetoran PPh 23 paling lambat tgl 10 Mei


Hutang PPh pasal 23 5,250,000
Kas/Bank 5,250,000

Saat pembayaran tagihan tanggal 20 Mei


Hutang PT ABC 254,750,000
Beban Selisih Kurs 1,500,000
Kas/Bank 256,250,000

Perhitungan Hutang
Hutang dicatat tgl 24 April 260,000,000
Dipotong PPh 23 5,250,000
Saldo Hutang 254,750,000

Hutang berdasarkan kurs transaksi tgl 30 Mei
20,000 x 13,075 261,500,000
Dipotong PPh 23 5,250,000

Hutang PT ABC yang harus


dibayar pada tanggal 30
Mei 256,250,000

30
9/20/17

Thank You

31

Anda mungkin juga menyukai