Anda di halaman 1dari 15

Perhitungan Harga Pokok

Oleh Ahmad Prayudi, SE, MM


• Menyusun anggaran harga pokok produksi harus
dimulai dari menyusun anggaran peijualan baik
dalam unit maupun dalam nilai rupiah, kemudian
dilanjutkan menyusun anggaran produksi dalum
unit. Setelah diketahui anggaran produksi dalam
unit, dilanjutkan untuk menyusun anggaran
bahan baku (pembelian dan penggunaan),
anggaran biaya tenaga kerja atau anggaran upah
buruh, dan anggaran biaya overhead pabrik
• Contoh, PT ABC, rencana penjualan: Produk X
60.000 unit @ Rp 200, Y 40.000 unit @ Rp
250. Proyeksi Persediaan: Awal: X 20.000 unit,
Y 8.000 unit Akhir: X 25.000 unit, Y 9.000 unit.
Penjualan dibayar tunai 70% dan sisanya
kredit. Data yang tersedia antara lain sebagai
berikut:
TABEL
Harga dan Penggunaan Bahan Baku
Bahan Baku A Bahan Baku B Bahan Baku C
Produk X 4 2 0
Produk Y 5 3 1
Persediaan awal 32.000 29.000 6.000
(unit)
Persediaan akhir 36.000 32.000 7.000
(unit)
Harga per unit (Rp) 12 5 3
• Keterangan Tabel
• Upah Buruh: Untuk membuat satu unit produk X
membutuhkan waktu 2 jam, tarif Rp 12 dan Y 3 jam tarif
Rp 16. Biaya Overhead Pabrik: Tarif berdasar jam tenaga
kerja langsung, tarif variabel Rp 8 per jam, juga tarif tetap
Rp12,per jam; dari tarif tetap

sebesar 20% adalah


beban penyusutan aset tetap pabrik. Asumsi: Pembelian
material dibayar tunai 50%, sisanya kredit. Persediaan
barang jadi produk X awal period Rp 125.000 (1.000 unit)
dan akhir 500 unit, untuk produk Y Rp 90.000 (500 unit)
dan akhir 400 unit.
Penyajian Anggaran Harga Pokok
Produksi PT ABC
• Dalam menyusun Anggaran harga pokok produksi
dan harga pokok penjualan dimulai dari
menyusun anggaran penjualan dalam unit
volume penjualan dan dalam nilai penjualan,
kemudian dilanjutkan menyusun anggaran
produksi dalam unit, anggaran kebutuhan bahan
baku, anggaran pembelian bahan baku, anggaran
biaya tenaga kerja, anggaran biaya overhead
pabrik, anggaran harga pokok produksi dan
anggaran harga pokok penjualan. Tahap-tahap
tersebut dilakukan seperti berikut ini.
Anggaran Penjualan
Keterangan Jumlah(Rp)
Produk X = 60.000 X Rp 200 12.000.000
Produk Y = 40.000 X Rp 250 10.000,000
Jumlah 22.000.000

Keterangan :
1) Penjualan tunai 70% x Rp 22.000.000 = Rp 15.400.000/
penerimaan kas
2) Piutang dagang 30% x Rp 22.000.000 = Rp 6.600.000
Anggaran Produksi (dalam unit)
Keterangan Produk X Produk Y
Penjualan 60.000 40.000
Ditambah 25.000 9.000
persediaan akhir
Total 85.000 49.000
Dikurangi 20.000 8.000
persediaan awal
Unit yang diproduksi 65.000 41.000
Anggaran Penggunaan Bahan Baku
Bahan Baku A Bahan Baku B Bahan Baku C
Ketgrangan @ Rp12 @ Rp5 @ Rp 3
ProdukX, 65.000 unit 260.000 130.000 0
(4,2,0)
ProdukY, 41 ,000 unit 205.000 123.000 41.000
(5,3,1)
Jumlah dalam unit 465.000 253.000 41.000
Jumlah dalam Rupiah 5.580.000 1.265.000 123.000
Anggaran Pembelian Bahan Baku
Keterangan Bahan Baku A @ Rp12 Bahan Baku B @ Rp5 Bahan Baku C @ Rp3

Penggunaan 465.000 253.000 41.000

Ditambah persediaan akhir 36.000 32.000 7.000

Jumlah 501.000 285.000 48.000

Dikurangi persediaan awal 32.000 29.000 6.000

Jumlah dalam unit 469.000 256.000 42.000

Jumlah dalarn Rupiah 5.628.000 1.280.000 126.000

• Keterangan :
• Jumlah pembelian = (5.628.000 + 1.280.000 + 126.000) = 7.034.000
• Pembelian tunai 50% x Rp 7.034.000 = Rp 3.517,000/pengeluaran kas
• Pembelian kredit 50% x Rp 7.034.000 = Rp 3.517.000
Anggaran Upah Buruh
Keterangan Jumlah (Rp)
Produk X = 65.000 X 2 jam X Rp 12 1.560.000
Produk Y = 41 .000 X 3 jam X Rp 16 1.968.000
Jumlah 3.528.000

Keterangan : Seluruh upah buruh dibayar tunai


Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Keterangan Jumlah (Rp)
Produk X 65.000 X 2 jam X Rp 20 2.600.000
Produk Y 41.000 X 3 jam X Rp 20 2.460.000
Jumlah 5.060.000

• Keterangan :
• Penyusutan diperhitungkan 20% x Rp 5.060.000 = Rp 1.012.000
• Bop per kas 80% x Rp 5.060.000 = Rp 4.048,000
• Dibayar tunai 80% x Rp 4.048.000 = Rp 3.238.400/pengeluaran kas
• BOP terhutang = Rp 809.600
Anggaran Harga Pokok Produksi
(dalam Rupiah)
Produk X Produk Y
Keterangan
65.000 unit 41.000 unit
Bahan A 3.120.000 2.460.000
Bahan B 650.000 615.000
Bahan C 123.000
Upah buruh 1.560.000 1.968.000
Biaya overhead pabrik 2.600.000 2.460.000
Jumlah 7.930.000 7.626.000
Per unit Rp122 Rp 186
Anggaran Harga Pokok Penjualan
Produk X
Keterangan Unit Rp
Persediaan awal barang jadi 1.000 125.000
Produksi 65.000 7.930.000 .
Total barang jadi siap dijual 66.000 8.055.000
Persediaan akhir barang jadi 500 61.023
Harga pokok penjualan 65.500 7.993.977

• Keterangan :
• Total biaya barang jadi yang siap dijual Rp 8.055.000 (66.000 unit), biaya pabrik per
unit (Rp 8.055.000/66.000 unit = Rp 122,04545, atau disebut harga pokok penjualan
per unit.
• Barang .dijual atau harga pokok penjualan (coat of goods sold) 85.500 unit, harga
pokoknya 65.500 x Rp 122,04545 = Rp 7.993.977.
• Nilai persediaan awal barangjadi per unit. Rp 125.000 dibagi 1.000 unit =Rp125,
sedangkan nilai persedian akhir barang jadi per unit Rp 122,04545
Anggaran Harga Pokok Penjualan
Produk Y
Keterangan Unit Rp
Persediaan awal barang jadi 500 90.000
Produksi 41.000 7.626.000
Total barang jadi slap dijual 41.500 7.716.000
Persediaan akhir barang jadi 400 74.371
Harga pokok penjualan 41.100 7.641.629

• Keterangan
• Total biaya barang jadi yang siap dijual Rp 7.716.000 (41.500 unit), biaya pabrik
per unit (Rp 7.716.000/41.500 unit = Rp 185,92771, atau disebut harga pokok
penjualan per unit.
• Barang yang dijual atau harga pokoK penjualan (cost of goods sold) 41.100 unit,
harga pokoknya 41.100 x Rp 185,92771 = Rp 7.641.629.
• Nilai persediaan awal barang jadi per unit Rp 90.000 dibagi 500 unit = Rp 180,
sedangkan nilai persedian akhir barang jadi per unit Rp 185,92771.

Anda mungkin juga menyukai