Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA


KINERJA INDIVIDU DENGAN INSENTIF KARYAWAN
SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA LPD KOTA
DENPASAR

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia sebagai penggerak sebuah organisasi baik perusahaan

umum maupun perusahaan perbankan memiliki peranan yang sangat penting, karena

tenaga manusia sampai saat ini belum mampu digantikan oleh tenaga mesin secara

keseluruhan. Sehingga individu sebagai tenaga kerja harus mendapatkan perhatian

dari manajemen perbankan untuk dapat menunjang tujuan yang hendak dicapai.

Kinerja individu adalah kemampuan individu untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan dengan berhasil dan efisien pada suatu perusahaan. Kinerja

yang baik akan terlihat jika individu dapat menyelesaikan dan melaksanakan

tugasnya dengan baik. (Alannita, 2014). Kinerja individu akan menurun jika

sistem informasi akuntansi dan penggunaan teknologi informasi tidak

diterapkan dengan baik. Kinerja individu bisa mendapatkan masalah dalam

pemakaian sistem informasi akuntansi (SIA) dan penggunaan teknologi

informasi, dan kesulitan yang didapat bisa membuat pemakai frustasi dan

menurunkan tingkat kinerja. Selain masalah penggunaan ada juga masalah

yang timbul karena pemberian suatu informasi yang diterima oleh kinerja

baik yang berkaitan terhadap pekerjaan maupun tidak berkaitan dengan

pekerjaan, seperti proses penilaian kinerja kurang dikomunikasikan dengan

baik.
Perkembangan sistem informasi akuntansi turut mempengaruhi kinerja

individu. Hasil penelitian Suaryana (2014) menujukkan bahwa pemanfaatan

teknologi informasi dan kepercayaan sistem informasi yang baru berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja individu. Salah satu sistem informasi akuntansi yang

digunakan dalam perusahaan adalah sistem informasi aku ntansi. Pemanfaatan

sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan memberikan kemudahan bagi

para individu pemakai sistem dalam mengintegrasikan, mengkomunikasikan, dan

saling berkoordinasi dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus

pemrosesan transaksi perusahaan. Sistem informasi akuntansi merupakan suatu

sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertugas menyiapkan

informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan

dan pengolahan transaksi (Baridwan 2013: 3).

Marlinawati (2013) Efektivitas sistem informasi akuntansi merupakan suatu

ukuran yang memberikan gambaran sejauh mana target dapat dicapai dari suatu

kumpulan sumber daya yang diatur untuk mengumpulkan, memproses, dan

menyimpan data elektronik, kemudian mengubahnya menjadi sebuah informasi yang

berguna serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan dengan baik secara

kualitas maupun waktu. Sistem informasi akuntansi juga dapat memudahkan para

karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Novita (2011) menyebutkan bahwa

semakin efektif sistem informasi akuntansi akan membuat kinerja semakin tinggi.

Oleh sebab itu, dalam suatu perusahaan baik itu perbankan maupun non perbankan

sistem informasi ini penting digunakan dan diterapkan didalamnya guna

mendapatkan hasil yang lebih efektif dan praktis.


Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya manusia

beserta modal yang memiliki tugas dalam menyiapkan informasi keuangan dan

informasi lainnya. Krismiaji (2015:23) berpendapat bahwa pemakaian sistem

informasi akuntansi dalam suatu perusahaan dilihat dari seorang pengguna komputer

meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan komputer, dengan demikian

semakin mahir pemakai maka akan semakin efektif penerapan sistem informasi

akuntansi di suatu perusahaan yang akan mengakibatkan meningkatnya kinerja

individu yang bersangkutan.

Penggunaan teknologi informasi dalam perusahaan akan memberikan

kemudahan bagi penggunanya dalam membuat, mengubah, menyimpan,

mengkomunikasikan dan menyebarkan suatu informasi. Menurut Maulina (2015),

teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah

data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi

data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu

informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan

pribadi, bisnis, pemerintah dan merupakan informasi yang strategis untuk

pengambilan keputusan. Namun jika teknologi informasi tidak diterapkan secara

maksimal oleh individu pengguna sistem informasi akuntansi, maka akan berakibat

pada menurunnya kinerja individu.

Alannita dan Suaryana (2014), menyatakan agar teknologi informasi dapat

dimanfaatkan secara efektif untuk memberikan kontribusi terhadap kinerja, maka

anggota dalam organisasi harus dapat menggunakan teknologi tersebut dengan baik.

Penerapan sistem informasi akuntansi dan teknologi informasi dapat dikatakan

berhasil jika dapat meningkatkan kinerja karyawan, yang pada akhirnya mampu
meningkatkan produktivitas perusahaan. Semakin efektif sumber daya manusia

dalam penggunaan teknologi informasi, maka akan semakin efektif pula informasi-

informasi yang dapat dihasilkan. Semakin akurat informasi yang dihasilkan dari

penggunaan teknologi informasi maka akan jauh lebih memudahkan kinerja

karyawan, dan kinerja karyawan tentu akan lebih efektif.

Secara umum sistem yang efektif didefinisikan sebagai sistem yang dapat

memberikan nilai tambah kepada perusahaan. Efektivitas penggunaan dan

pengimplementasian teknologi sistem informasi didalam perusahaan dapat dilihat

dari cara pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data, dan

menginterpretasikan data tersebut (Mulyadi, 2016:18). Peran teknologi informasi

dalam suatu perusahaan atau organisasi sangatlah penting untuk membantu dalam

perbaikan proses bisnis dan pengambilan keputusan. Proses bisnis dan pengambilan

keputusan akan lebih baik lagi apabila perusahaan melakukan penerapan teknologi

informasi dengan baik dan benar sehingga dibutuhkan proses pengendalian intern

yang baik terhadap aplikasi-aplikasi teknologi informasi yang ada dalam perusahaan.

Menurut Jogiyanto. (2011:242) TAM (technology acceptance model) bertujuan

untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap

suatu sistem informasi. Berdasarkan teori TAM, jika setiap karyawan pengguna SIA

mampu menerima manfaat dan merasakan kemudahan dari adanya suatu sistem

informasi akuntansi, maka kinerja tentu akan dipermudah dengan adanya suatu

sistem tersebut.

Efektivitas SIA dan Penggunaan teknologi informasi mempengaruhi kinerja

individu, cara lain yang digunakan untuk meningkatkan kinerja individu adalah

dengan pemberian insentif bagi karyawan yang melaksanakan tugasnya dengan baik.
Menurut Raymond (2013:3) insentif adalah suatu sarana memotivasi berupa materi,

yang diberikan sebagai suatu perangsang ataupun pendorong dengan sengaja kepada

para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang besar untuk

meningkatkan produktivitas kerjanya dalam organisasi. Verbeeten, (2008) Insentif

adalah penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh

pihak pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawannya dengan tujuan agar

karyawan dapat bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan, dengan kata lain

pemberian insentif adalah pemberian uang diluar gaji sebagai pengakuan perusahaan

terhadap prestasi kerja dan kontribusi karyawan.

Harly (2015) juga mengatakan insentif materiil dan non materiil

berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Maka dengan adanya beberapa

penelitian tersebut, membuat peneliti menggunakan insentif karyawan sebagai

variabel pemoderasi yang nantinya akan memberikan jawaban apakah insentif

karyawan akan memperkuat atau memperlemah pengaruh efektivitas sistem

informasi akuntansi dan penggunaan teknologi informasi pada kinerja individu.

Hasil penelitian Puji dan Dharmadiaksa (2014) mengenai “pengaruh

efektivitas penerapan SIA, pemanfaatan dan kesesuaian tugas pada kinerja

karyawan” menyatakan bahwa efektivitas penerapan SIA, pemanfaatan dan

kesesuaian tugas dengan teknologi informasi memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan koperasi simpan pinjam di kabupaten Gianyar.

Setara juga dengan penelitian Puja dan Suardikha (2013), juga menunjukkan hasil

bahwa efektivitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikan pada

kinerja individu dan karyawan. Namun disisi lain, terdapat juga penelitian yang

menunjukkan pengadopsian sistem informasi tidak dapat meningkatkan kinerja,


profitabilitas dan efisiensi operasi seperti pada penelitian Urquia et al. (2011), dan

Kouser et al. (2011). Hasil penelitian Soudani (2012) juga menunjukkan hasil yang

tidak mendukung adanya hubungan positif antara sistem informasi akuntansi pada

kinerja individu. Penelitian Christianto, dkk. (2007) juga menemukan bahwa

implementasi sistem informasi akuntansi berdampak negatif terhadap produktivitas

tenaga kerja.

Terdapat ketidak konsistenan hasil dari penelitian-penelitian tersebut,

sehingga peneliti melakukan penelitian ulang tentang pengaruh efektivitas sistem

informasi akuntansi dan penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja individu

dengan menambahkan insentif karyawan sebagai variabel pemoderasi. Karena

menurut Hani Handoko (2011:3) mengemukakan bahwa “insentif adalah perangsang

yang ditawarkan kepadapara karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih

tinggi dari standar-standar yang telah ditetapkan”.

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah badan usaha milik desa pakraman

yang merupakan unit operasional yang berfungsi sebagai wadah kekayaan milik desa

pakraman, yang berupa uang atau surat-surat berharga (Peraturan Daerah Propinsi

Bali Nomor 2 tahun 1988). Berdasarkan pada tujuan dan bidang usaha yang

dilakukan, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) pada dasarnya adalah lembaga

keuangan yang mempunyai aktivitas yang hampir sama dengan bank karena

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) menerima simpanan, memberikan pinjaman, dan

memberikan jasa-jasa lain, yang diarahkan pada usaha-usaha peningkatan taraf hidup

krama desa. Perkembangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam kondisi

persaingan yang semakin ketat menyebabkan aktivitas operasional dan manajerial

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) menjadi semakin kompleks. Volume transaksi


semakin besar, kompleksitas pengolahan transaksi semakin tinggi, serta adanya

tuntutan untuk menyediakan pelaporan keuangan dengan lebih cepat dan akurat,

menyebabkan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) perlu mengembangkan sistem

informasi berbasis komputer. Di samping itu, adanya perkembangan sistem

informasi di bidang perbankan, serta pelayanan yang lebih cepat pada nasabah juga

merupakan alasan perlunya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) mengembangkan

sistem informasi berbasis komputer

Sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

digunakan untuk pemrosesan transaksi tabungan, deposito, dan pinjaman untuk

menghasilkan dokumen operasional harian dan laporan lainnya. Sistem informasi

akuntansi Lembaga Perkreditan Desa (LPD) juga digunakan untuk pemrosesan

transaksi penerimaan kas, transaksi pengeluaran kas, transaksi bank dan transaksi

non kas untuk menghasilkan laporan keuangan dan laporan lainnya. Sistem

informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) perlu dikembangkan

karena adanya masalah kinerja operasional sistem yang kurang memadai. Masalah

kinerja operasional sistem yang kurang memadai dapat menyebabkan kerugian

karena adanya kesalahan dan ketidakberesan, keterlambatan dan kesalahan dalam

pengambilan keputusan, berkurangnya kepercayaan nasabah, dan lain-lain. Indikasi

adanya masalah kinerja operasional sistem yang kurang memadai dapat diketahui

dari kurangnya informasi spesifik tentang tabungan, deposito, dan pinjaman yang

diperlukan oleh pengurus, adanya kesalahan atau ketidaklengkapan isi laporan yang

dihasilkan, adanya kesalahan atau ketidaklengkapan dalam pemasukan dan

pemrosesan data, kurangnya pengamanan terhadap informasi yang dihasilkan,


kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan pemusnahan laporan yang sudah tidak

digunakan, dan lain-lain.

Adanya dukungan sistem informasi akuntansi dan Penggunaan teknologi

informasi dapat meningkatkan kinerja dari sebuah Lembaga Perkreditan Desa

meningkat penting didukung oleh kinerja sistem informasi yang baik. Keberhasilan

sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem tersebut dijalankan,

kemudahan sistem bagi para pemakai, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan.

B. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap

kinerja individu pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kota Denpasar?

2. Apakah tingkat penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap

kinerja individu pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kota Denpasar?

3. Apakah insentif karyawan memoderasi pengaruh efektivitas sistem informasi

akuntansi terhadap kinerja individu pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kota

Denpasar?

4. Apakah insentif karyawan memoderasi pengaruh penggunaan teknologi informasi

terhadap kinerja individu pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kota Denpasar?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Untuk menguji pengaruh efektivitas sistem informasi akuntansi terhadap

kinerja individu pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kota

Denpasar

b. Untuk menguji pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap

kinerja individu pada (LPD) di Kota Denpasar

c. Untuk menguji apakah insentif karyawan memoderasi pengaruh

efektivitas sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individu pada

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kota Denpasar

d. Untuk menguji apakah insentif karyawan memoderasi pengaruh

efektivitas penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja individu

pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kota Denpasar.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Mahasiswa

Dapat mengetahui masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan

serta mengetahui sampai sejauh mana efektivitas sistem informasi

akuntansi.

b. Bagi Perusahan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

terhadap perusahaan yang bersangkutan agar dapat melakukan

perbandingan atau perbaikan yang diperlukan.

c. Bagi Lembaga Pendidikan (Fakultas/Universitas)


Dapat memotivasi mahasiswa-mahasiswi lainnya terutama yang

berminat untuk mengambil judul yang sejenis pada penelitian yang

akan datang sehingga dapat melihat keterbatasan-keterbatasan yang

ada.

D. Landasan Teoritis

1. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang menggunakan

teknologi komputer untuk menyajikan informasi kepada para pemakainya dalam

mengambil keputusan. Sedangkan akuntansi adalah suatu proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu

organisasi. Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang

mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan

mengkomunikasikan informasi financial dan pengambilan keputusan yang

relevan kepada pihak eksternal dan internal. Sistem akuntansi adalah organisasi

formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa unruk

menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna

memudahkan pengelolaan perusahaan (Marshall, 2015:4).

Informasi yang berkualitas apabila informasi tersebut memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

a. Accuracy (akurat) artinya informasi harus mencerminkan keadaan

yang sebenarnya. Pengujian akurasi dilakukan oleh dua orang atau

lebih yang berbeda, apabila pengujian tersebut menghasilkan hasil

yang sama maka data tersebut dianggap akurat.


b. Timely (tepat waktu) artinya informasi itu harus bersedia atau ada

pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak

beberapa jam lagi.

c. Relevant (relevan) artinya informasi yang diberikan harus sesuai

dengan yang dibutuhkan oleh individu yang ada di berbagai

tingkatan dan bagian dalam organisasi.

d. Complete (lengkap) artinya informasi harus diberikan secara

lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang harus

dilengkapi dengan data-data sepert tanggal, serta faktur. Adapun

tujuan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan yaitu sebagai

berikut (Marshall,2015: 13 ):

1) Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship)

manajemen. Kepengurusan merujuk ke tanggung jawab

manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara

benar. Sistem informasi akuntansi menyediakan informasi

tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eksternal

melalui laporan keuangan dan laporan-laporan yang

diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen

menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan

pertanggung jawaban.

2) Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.

Sistem informasi akuntansi memberikan para manager


informasi yang mereka perlukan untuk melakukan

tanggung jawab pengambilan keputusan. Untuk mendukung

kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem

informasi menyediakan informasi bagi pemakai untuk

membantu mereka melakukan rugas mereka setiap hari

dengan efisien dan efektif.

3) Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan dalam

meningkatkan efesiensi dan efektifitas kegiatan operasional

perusahaan, khususnya dalam proses arus informasi

akuntansi.

2. Teknologi Informasi

a. Technology-to-Performance Chain (TPC)

Jogiyanto (2011:284) mengatakan bahwa model rantai teknologi-

ke-kinerja atau Technology-to-Performance Chain (TPC) merupakan

suatu model komprehensif yang dibangun dari dua aliran penelitian yang

saling melengkapi, yaitu sikap pemakai (user attitude) sebagai predictor

dari pemakaian (utilization) dan kesesuaian tugas teknologi (task-

technology fit) sebagai predictor dari kinerja. Inti dari model gabungan

ini yang disebut dengan namaTechnology-to-Performance Chain (TPC)

agar suatu teknologi mempunyai dampak positif pada kinerja individu

maka teknologi tersebut harus digunakan (utilized) dan sesuai (fit) dengan

tugas-tugas yang mendukungnya.

b. Technology Acceptance Model (TAM)


Technology Acceptance Model (TAM) berteori bahwa niat

seseorang untuk menggunakan sistem atau teknologi ditentukan oleh dua

faktor, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) yang

didefinisikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa

penggunaan teknologi akan meningkatkan kinerjanya, dan persepsi

kemudahan penggunaan (perceived ease of use) yang didefinisikan

sebagai tingkat sejauh mana seseorang percaya bahwa penggunaan

teknologi akan membuat dirinya bebas dari upaya atau lebih mudah

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

c. Penggunaan Teknologi Informasi

Teknologi informasi adalah suatu kombinasi antara teknologi

komputer dan teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengolah

data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,

memanipulasi data dengan mendalam berbagai cara untuk menghasilkan

informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat

waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan

dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Antasari (2015) berpendapat bahwa teknologi informasi memiliki peran

yang strategis dan signifikan, selain itu bagi organisasi merupakan

keharusan untuk mampu menguasai secara teknis. Teknis kinerja dari

sebuah sistem informasi akuntansi adalah menangkap, mentransmisikan,

menyimpan, mengambil, memanipulasi, dan menampilkan informasi

guna meningkatkan kualitas yang diperlukan dalam proses pengambilan


keputusan. Oleh karena itu, pemakaian sebuah sistem informasi berperan

dalam organisasi.

3. Kinerja Individu

Organisasi atau perusahaan menanamkan investasi yang besar

untuk memperbaiki kinerja individu atau organisasi berkaitan dengan

implementasi teknologi dalam suatu sistem informasi akuntansi

(Murty dan Hudiwirsih, 2012). Secara umum kinerja (performance)

didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan seseorang dalam melakukan

kinerja, pencapaian kinerja individu dinyatakan berkaitan dengan

pencapaian serangkaian tugas-tugas individu dengan dukungan

teknologi informasi yang ada.Pengukuran kinerja ini melihat dampak

sistem terhadap efektifitas penyelesaian tugas.

Penilaian kinerja berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas

tertentu, oleh pekerja, apakah berhasil atau gagal. Pencapaian ini juga

perlu dikaitkan dengan perilaku dari pekerja selama proses penilaian.

Kinerja dalam penelitian ini berhubungan dengan pencapaian

serangkaian tugas-tugas oleh individu. Kinerja yang semakin tinggi

melibatkan kombinasi dari peningkatan efisiensi, peningkatan

efektivitas, peningkatan produktivitas dan peningkatan kualitas.

Kinerja yang lebih baik akan tercapai jika individu dapat memenuhi

kebutuhan individu dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas.


Tingkat kesesuaian tugas teknologi yang tinggi akan dapat

meningkatkan dampak kinerja pemakai teknologi tanpa

memperhatikan dalam situasi apa teknologi dimanfaatkan (sukarela

atau terpaksa). Pada suatu tingkat pemanfaatan tertentu yang lebih

besar dari nol, suatu teknologi yang memiliki tingkat kesesuain tugas-

teknologi yang tinggi akan menimbulkan kinerja yang lebih baik

karena teknologi tersebut lebih dapat memenuhi kebutuhan tugas

perusahaan. Dengan demikian kinerja individu merupakan fungsi dari

pemanfaatan teknologi dan kesesuaian tugas teknologi.

Penilaian kinerja seharusnya berdasarkan pada tugas-tugas

tertentu yang dapat atau gagal dicapai oleh individu (pemakai), dan

apabila cocok maka perlu dilakukan identifikasi perilaku individu

dalam melakukan pekerjaan selama periode penilaian.Dampak kinerja

dalam penelitian ini berhubungan dengan pencapaian serangkaian

tugas-tugas individu. Kinerja yang semakin tinggi melibatkan

kombinasi dari peningkatan efesiensi, peningkatan efektivitas,

peningkatan produktivitas dan peningkatan kualitas. Untuk dapat

meningkatkan kinerja ketingkat lebih tinggi maka aktifitas kerja harus

dapat diidentifikasi dan dianalisis.

Menurut Goodhue dan Thompson (2012) ukuran variabel dampak

kinerja dinyatakan dalam dua elemen, yaitu :


1. Persepsi dampak dari sistem dan pelayanan komputer terhadap

ke efektifan dan produktivitas.

2. Persepsi dampak dari sistem dan pelayanan komputer terhadap

kinerja mereka(pemakai).

Pengukuran kinerja individu ini melihat dampak sistem yang

baru terhadap efektifitas penyelesaian tugas, membantu

meningkatkan kinerja dan menjadikan pemakai lebih produktif

dan kreatif.

4. Insentif

a. Pengertian Insentif

Hasibuan (2013:10) mengemukakan bahwa Insentif adalah

tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang

prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat

yang di pergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian

kompensasi. Menurut Mangkunegara (2012:12) menemukan bahwa

Insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam

bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa

pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan

kontribusi terhadap organisasi atau perusahaan.

Raymond (2013:6) menyatakan bahwa sistem insentif

dalam kerangka konseptual dipandang sebagai kombinasi dari

kedua insentif keuangan dan non-keuangan yang disediakan oleh


perusahaan dalam pencapaian target individu tunggal dan

kelompok sebagai akibat dari tanggung jawab kolektif oleh tim

profesional dalam keberhasilan tugas yang diberikan. Menurut

Wibowo (2014:146) ada tiga cara pemberian insentif:

1. Berdasarkan waktu pemberian insentif, yaitu berupa uang yang

dibayarkan perbulan kepada seorang pekerja.

2. Berdasarkan hasil pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk

pembayaran yang dibayarkan berdasarkan besar kecilnya

pekerjaan.

3. Gabungan waktu dan hasil kerja yang diwujudkan dalam

bentuk pembayaran yang berdasarkan besar kecilnya pekejaan.

Kenneth (2014:248) menyelidiki pengaruh insentif pada

tingkat kinerja dalam industry tekstil di Irak. Dia menemukan

bahwa ada hubungan yang kuat antara sistem insentif dan

tingkat kinerja dan antara sistem upah dan tingkat kinerja. Juga

ada korelasi kuat antara imbalan dan tingkat kinerja keuangan,

sistem promosi yang tepat dalam tingkat kinerja.

b. Dimensi Insentif

Wibowo (2014:198) menunjukan adanya beberapa bentuk dalam

pemberian insentif, yaitu sebagai berikut:


1) Piecework merupakan pembayaran diukur menurut

banyaknya unit atau satuan barang atau jasa yang

dihasilkan.

2) Production bonuses merupakan penghargaan yang

diberikan atas prestasi yang melebihi target yang

ditetapkan.

3) Commissions merupakan presentase harga jual atau jumlah

tetap atas barang yang dijual.

4) People skills merupakan kompensasi karena kemampuan

menumbuhkan inovasi.
E. Publikasi Penelitian Sebelumnya

Tabel 1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Lokasi Rumusan Masalah Indikasi Teknik Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian Variabel Analisis
Sebelumnya
1 Suratini Pengaruh Pt. Bank 1. Apakah efektivitas Variabel Bebas 1. Secara parsial
(2015) Efektivitas SIA Pembangunan sistem informasi - SIA dan purposive efektivitas sistem
dan penggunaan Daerah Bali akuntansi Pengguna sampling, informasi akuntansi
teknologi Kantor berpengaruh terhadap an berpengaruh secara
informasi Cabang kinerja individual? teknologi positif dan
signifikan terhadap
akuntansi terhadap Singaraja 2. Apakah penggunaan Variabel
kinerja individual.
kinerja individual teknologi informasi Terikat 2. Penggunaan
berpengaruh terhadap - Kinerja teknologi informasi
kinerja individual? Individual berpengaruh secara
3. Apakah efektivitas positif dan
sistem informasi signifikan terhadap
akuntansi dan kinerja individual.
penggunaan teknologi 3. Sedangkan secara
informasi simultan efektivitas
berpengaruh secara sistem informasi
akuntansi dan
simultan terhadap
penggunaan
kinerja individual
teknologi informasi
berpengaruh secara
positif dan
signifikan.
2 Antasari dan Pengaruh Perusahaan 1. Apakah Efektivitas Variabel Analisis 1. Efektivitas SIA
Yaniartha Efektivitas SIA Daerah Parkir SIA berpengaruh Bebas yaitu regresi berpengaruh
(2015) dan Penggunaan positif pada kinerja linear positif terhadap
Kota efektivitas
Teknologi Denpasar individual.? berganda kinerja individual.
SIA dan
Informasi Pada 2. Apakah Penggunaan 2. Penggunaan
Kinerja Individual teknologi informasi Penggunaan teknologi informasi
dengan Kepuasan berpengaruh positif Teknologi berpengaruh positif
Kerja Sebagai pada kinerja Informasi terhadap kinerja
Variabel individual? individual.
Pemoderasi 3. Apakah Kepuasan Variabel 3. Kepuasan kerja
kerja memperkuat Terikat yaitu tidak memoderasi
pengaruh efektivitas pengaruh
sistem informasi - Kinerja efektivitas SIA
akuntansi pada kinerja Individual pada kinerja
individual? Variabel individual,
4. Apakah Kepuasan Moderasi 4. Kepuasan kerja
kerja memperkuat juga tidak
pengaruh penggunaan - Kepuasan memoderasi
teknologi informasi Karyawan pengaruh hubungan
pada kinerja penggunaan
individual? teknologi informasi
pada kinerja
individual.
3 Burhanudin Pengaruh PT. Bank 1. Apakah Penggunaan - Variabel Analisis 1. Penggunaan
(2016) Penggunaan Pembangunan Teknologi Bebas yaitu Regresi Teknologi
Teknologi Daerah Jawa berpengaruh positif linear informasi
penggunaan
Informasi, Tengah Kantor terhadap Kinerja berganda berpengaruh positif
Cabang Cilacap teknologi
Efektivitas Sistem Karyawan? informasi, pada kinerja
Informasi 2. Apakah Efektivitas karyawan.
efektivitas
Akuntansi dan Sistem Informasi 2. Efektivitas sistem
Kepercayaan atas Akuntansi sistem informasi akuntansi
Sistem Informasi berpengaruh positif informasi berpengaruh positif
Akuntansi terhadap Kinerja akuntansi terhada kinerja
Terhadap Kinerja Karyawan? dan karyawan.
Karyawan 3. Apakah Kepercayaan kepercayaan 3. kepercayaan atas
atas Penggunaan atas sistem penggunaan
Teknologi informasi teknologi informasi
berpengaruh Positif akuntansi berpengaruh
terhadap Kinerja - Variabel terhadap kinerja
Karyawan? karyawan.
Terikat
4. Apakah Kerpecayaan 4. Kepercayaan atas
yaitu kinerja
atas Sistem Informasi efektivitas sistem
Akuntansi karyawan informasi akuntansi
berpengaruh positif berpengaruh
terhadap kinerja terhadap kinerja
karyawan? karyawan.
4 Arsiningsih Pengaruh Bank 1. Apakah penggunaan - Variabel Multiple 1. Terdapat pengaruh
(2015) Penggunaan Perkreditan teknologi informasi bebas yaitu Regressi yang positif dan
Teknologi Rakyat di berpengaruh positif on signifikan antara
penggunaan
Informasi, Kabupaten terhadap kinerja Analysis penggunaan
Buleleng dan teknologi
Efektivitas SIA, Bangli karyawan? infomasi, teknologi informasi
Kepercayaan atas 2. Apakah efektivitas efektivitas terhadap kinerja
Sistem Informasi sistem informasi SIAi, karyawan.
Akuntansi, Sistem akuntansi kepercayaan 2. Terdapat pengaruh
Pengendalian berpengaruh positif atas SIA, yang positif dan
Intern Terhadap terhadap kinerja signifikan antara
sistem
Kinerja Karyawan karyawan? efektivitas SIA
3. Apakah kepercayaan pengendalian terhadap kinerja
sistem informasi interne karyawan.
akuntansi - Variable 3. Terdapat pengaruh
berpengaruh positif Terikat yaitu yang positif dan
terhadap kinerja kinerja signifikan antara
karryawan? karyawan kepercayaan atas
4. Apakah sistem SIA terhadap
pengendalian intern kinerja sistem
berpengaruh positif informasi
terhadap kinerja akuntansi.
karyawan? 4. Terdapat pengaruh
yang positif dan
signifikan antara
sistem
pengendalian intern
terhadap kinerja
karyawan.
5 Dita (2016) Pengaruh BPR 1. Apakah penerapan Regresi 1. Penerapan sistem
penerapan sistem Kabupaten sistem informasi Variabel Linear informasi akuntansi
informasi Karangasem akuntansi bebas: Berganda berpengaruh positif
akuntansi terhadap berpengaruh positif - Penerapan dan signifikan pada
kinerja karyawan dan signifikan SIA kinerja karyawan.
dengan integritas terhadap kinerja 2. Integritas karyawan
karyawan sebagai karyawan? Variabel berpengaruh positif
variable 2. Apakah integritas terikat : dan signifikan
terhadap kinerja
pemoderasi karyawan - Kinerja
karyawan.
berpengaruh positif karyawan. 3. Integritas karyawan
dan signifikan sebagai pemoderasi
terhadap kinerja penerapan sistem
karyawan? informasi akuntansi
3. Apakah integritas dan integritas
karyawan dapat karyawan,
meperkuat pengaruh menunjukkan
hubungan antara integritas karyawan
penerapan sistem dapat memoderasi.
informasi akuntansi
dan kinerja karyawan?
6 Widayati Pengaruh SKPD 1. Apakah efektivitas Variabel bebas Regresi 1. Efektivitas
(2017) Efektivitas Kabupaten penggunaan Sistem : linier penggunaan sistem
Penggunaan Sleman Informasi Akuntansi berganda informasi akutansi
Sistem Informasi berpengaruh Kinerja tidak berpengaruh
Akuntansi, signifikan terhadap Individu terhadap kinerja
individu
Kepercayaan kinerja Kinerja Variabel 2. Kepercayaan
Terhadap Sistem individu ? terikat : terhadap sistem
Informasi 2. Apakah kepercayaan informasi akuntansi
Akuntansi dan terhadap sistem Efektivitas berpengaruh
Keahlian Pemakai informasi penggunaan signifikan terhadap
Sistem Informasi berpengaruh sistem kinerja individu
Akuntansi Terhdap signifikan terhadap informasi 3. Keahlian pemakai
Kinerja Individu kinerja individu ? akuntansi sistem informasi
akuntansi
3. Apakah keahlian
Kepercayaan berpengaruh
pemakai sistem signifikan terhadap
informasi akuntansi terhadap
sistem kinerja individu
berpengaruh
signifikan terhadap informasi
kinerja individu ? akuntansi
Keahlian
pemakai

7 Ahmad Pengaruh Study Empiris 1. Apakah Pemanfaatan, Variabel Bebas: Purposive 1. Hasil menunjukan
2013 Pemanfaatan, pada Baitul keahlihan pengguna Sampling bahwa Pemanfataan,
Pemanfaatan, keahlian pengguan,
keahlihan Maal Tamwil dan efektivitas
keahlihan dan efektivitas tidak
pengguna, di Sragen dan berpengaruh terhadap pengguna,
efektivitas Karanganyar. kinerja individual? berpengaruh
efektivitas terhadap kinerja
penggunaan dan 2. Apakah Efektivitas penggunaan individual.
kepercayaan pada penggunaan teknologi dan 2. Efektivitas
teknologi sistem informasi berpengaruh kepercayaan penggunaan
informasi terhadap terhadap kinerja pada teknologi teknologi informasi
kinerja individual individual? system tidak berpengaruh
3. apakah kepercayaan informasi terhadap kinerja
pada teknologi individual.
informasi berpengaruh Variabel 3. Sedangkan
terhadap kinerja Terikat: kepercayaan pada
Individual? teknologi informasi
Kinerja individu berpengaruh pada
kinerja individual.
8 Fidelia Pengaruh Denpasar 1. Apakah tingkat Variabel bebas:
Antonio Efektivitas Sistem efektivitas sistem
Sistem
Bonito Informasi informasi akuntansi
Informasi
(Sedang Akuntansi dan berpengaruh positif Akuntansi
Meneliti) Penggunaan terhadap kinerja (X1) dan
Teknologi individu pada Penggunaan
Informasi Pada Lembaga Perkreditan Teknologi
Kinerja Individu Desa (LPD) Kota Informasi
Dengan Insentif Denpasar? (X2)
Karyawan Sebagai 2. Apakah tingkat
Variabel
Variabel Moderasi penggunaan teknologi
Terikat:
pada LPD Kota informasi berpengaruh Kinerja
Denpasar positif terhadap kinerja Individu (Y)
individu pada
Lembaga Perkreditan Variabel
Desa (LPD) Kota Moderasi:
Denpasar? Insentif
Karyawan (M)
3. Apakah insentif
karyawan memoderasi
pengaruh efektivitas
sistem informasi
akuntansi terhadap
kinerja individu pada
Lembaga Perkreditan
Desa (LPD) Kota
Denpasar?
4. Apakah insentif
karyawan memoderasi
pengaruh penggunaan
teknologi informasi
terhadap kinerja
individu pada
Lembaga Perkreditan
Desa (LPD) Kota
Denpasar?
F. Kerangka Pemikiran

Secara umum kinerja didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan

seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan dengan berhasil dan efisien.

Organisasi atau perusahaan menanamkan investasi yang besar untuk

memperbaiki kinerja individu atau organisasi berkaitan dengan

implementasi teknologi dalam suatu sistem informasi akuntansi. (Murty

2012). Kinerja individu bisa mendapatkan masalah dalam pemakaian SIA

dan Penggunaan teknologi informasi,dan kesulitan yang didapat bisa

membuat pemakai frustasi dan menurunkan tingkat kinerja. Pencapaian

kinerja individu dinyatakan berkaitan dengan pencapaian serangkaian

tugas-tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada.

Perkembangan sistem informasi akuntansi turut mempengaruhi

kinerja individu. Sistem Informasi Akuntansi adalah serangkaian prosedur

formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi infromasi dan

didestribusikan ke para pengguna. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang

berkenaan dengan akuntansi. Marlinawati (2013) menyatakan efektivitas

SIA merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran sejauh mana

target dapat dicapai dari suatu kumpulan Sumber Daya Manusia (SDM)

yang diatur untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data

elektronik, kemudian mengubahnya menjadi sebuah informasi yang


berguna serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan dengan baik

secara kualitas maupun waktu.

Technology Performance Chain (TPC) merupakan sebuah model

yang mana technologi akan memberikan peran terhadap kinerja pada

tingkat individual. Inti dari model tersebut adalah supaya teknologi

informasi dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja pada tingkat

individual maupun organisasi, maka teknologi harus dimanfaatkan dan

harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Goodhue dan

Thompson (2012) telah menguji sebagian dari model TPC, dengan hasil

bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan teknologi informasi terhadap

kinerja individu.

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu

model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor

yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi. Kenneth

(2014;98) TAM adalah sebuah teori sistem informasi yang didesign guna

menerangkan bagaimana pengguna mengerti dan mengaplikasikan sebuah

teknologi informasi. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

pengaruh efektivitas SIA dan Penggunaan Teknologi informasi pada

kinerja individu dengan insentif karyawan.

Insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam

bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa
pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi

terhadap organisasi atau perusahaan. (Mangkunegara 2014:46). Raymond

(2013:6) menyatakan bahwa sistem insentif dalam kerangka konseptual

dipandang sebagai kombinasi dari kedua insentif keuangan dan non-

keuangan yang disediakan oleh perusahaan dalam pencapaian target

individu tunggal dan kelompok sebagai akibat dari tanggung jawab

kolektif oleh tim profesional dalam keberhasilan tugas yang diberikan.

Hasil – hasil penelitian terdahulu yang diperoleh tidak konsisten.

Berdasarkan kajian pustaka, kajian teoritis dan penelitian sebelumnya,

maka dapat disusun kerangka berpikir dan kerangka konseptual. Berikut

adalah kerangka berpikir (Gambar 1):

Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Fenomena :
Sistem akuntansi pada LPD karena
adanya masalah kinerja operasional
sistem yang kurang memadai karena
kurang pengawasan
Kajian Teoritis : Kajian Empiris :
1. Sistem 1. Suratini (2015)
informasi 2. Antasari dan
akuntansi Yaniartha (2015)
2. Technology- 3. Burhanudin (2016)
Performance 4. Arsiningsih (2015)
Chain (TPC) 5. Dita (2016)
3. Tehnology 6. Widayati (2017)
Acceptance 7. Ahmad 2013
Model (TAM)

Hipotesis
H1 : Tingkat efektivitas sistem informasi
akuntansi berpengaruh positif terhadap
kinerja individu
H2 : Tingkat penggunaan teknologi informasi
berpengaruh positif terhadap kinerja
individu
H3 : Insentif karyawan memperkuat pengaruh
efektivitas sistem informasi akuntansi
terhadap kinerja individu
H4 : Insentif karyawan memperkuat pengaruh
penggunaan teknologi informasi terhadap
kinerja individu

Uji Statistik
MRA (Moderated
Regression Analysis)

Simpulan dan Saran


Berdasarkan kerangka berpikir Gambar 1 dapat digambarkan konsep

penelitian yang simetris. Konsep penelitian adalah hubungan logis dari landasan

teori dan kajian yang telah dijelaskan sebelumnya.berikut kerangka konsep

(Gambar 2)

Gambar 2

Model Penelitian

H (+)

Efektivitas SIA
X1
H (+)

Intensif Karyawan Kinerja


M Individu

Y
Penggunaan
Teknologi
H (+)
informasi
X2
H (+)

Sumber: Data Diolah (2018)


G. Hipotesis

1. Pengaruh efektivitas sistem informasi akuntansi terhadap kinerja

individu

George (2017: 86) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah

subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi

akuntansi dan keuangan. Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang

mengumpulkan, mencatat, menyimpang dan memproses data menjadi

informasi untuk pengambilan keputusan. Sugiartini (2016) menemukan bahwa

efektivitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja

individu. Penelitian dengan hasil serupa dari Ambara (2016) juga mengatakan

bahwa efektivitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja individu. Dengan di dukung juga oleh pernyataan

Salehi, dkk. (2010) yang mengatakan beberapa organisasi bisnis mendapatkan

keunggulan kompetitif dengan melengkapi sistem informasinya, dengan

demikian kinerja individu karyawan juga akan semakin efektif. Pangesso

(2014) menunjukkan bahwa efektivitas penggunaan system informasi

akuntansi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja individu. Pemakai sistem

informasi akuntansi akan memanfatkan sistem dalam menjalankan tugas yang

dibebankan jika sistem informasi yang disediakan sesuai dengan tugas yang

harus diselesaikan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H1: tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif

terhadap kinerja individu.


2. Pengaruh tingkat penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja

individu

Jogiyanto (2011: 240) menyatakan Technology Acceptance Model

merupakan sebuah sistem informasi (sistem yang terdiri dari jaringan semua

saluran komunikasi yang digunakan dalam sebuah organisasi) tentang

bagaimana pengguna datang untuk menerima dan menggunakan teknologi.

Adikusuma (2014) mengatakan bahwa penggunaan teknologi informasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individu. Penelitian dari

Suratini (2015) juga mengatakan bahwa penggunaan teknologi informasi

akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja individu. Dengan didukung

oleh pernyataan Soudani (2012), yang mengatakan teknologi informasi dapat

menjadi senjata strategis untuk mendukung objek dan strategi organisasi.

Teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara efektif untuk memberikan

kontribusi terhadap kinerja kinerja, maka anggota dalam organisasi harus

dapat menggunakan teknologi tersebut dengan baik, jadi semakin efektif

sumber daya manusia dalam penggunaan teknologi informasi, maka akan

semakin efektif pula informasi-informasi yang dapat dihasilkan. Semakin

akurat informasi yang dihasilkan dari penggunaan teknologi informasi maka

akan jauh lebih memudahkan kinerja karyawan. Dan kinerja karyawan tentu

akan lebih efektif. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H2: tingkat penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap

kinerja individu.
3. Pengaruh moderasi insentif karyawan terhadap hubungan efektivitas

sistem informasi pada kinerja individu

Insentif dapat dikatakan sebagai sarana motivasi yang mendorong para

pegawai untuk bekerja dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan

sebagai pendapatan ekstra di luar gaji atau upah yang telah ditentukan. Jadi

dengan kata lain dengan adanya insentif maka kinerja karyawan akan menjadi

lebih baik dan tingkat produktivitas semakin tinggi.

Menurut Dwijayanthi (2013) mengatakan bahwa insentif berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja individu pengguna sistem informasi

akuntansi. Dan penelitian Tiksnayana (2015) juga menyimpulkan variabel (1)

pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas penggunaan sistem

informasi akuntansi, (2) pelatihan berpengaruh positif terhadap efektivitas

penggunaan sistem informasi akuntansi, (3) tingkat pendidikan berpengaruh

positif terhadap efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi, (4)

insentif berpengaruh positif terhadap efektivitas penggunaan sistem informasi

akuntansi.

Novita (2011) menyebutkan bahwa semakin efektif sistem informasi akuntansi

akan membuat kinerja semakin tinggi. Dengan adanya insentif sebagai

motivasi yang mendorong kinerja karyawan menjadi lebih baik diharapkan

dapat meningkatakan pengaruh efektivitas sistem informasi karyawan

terhadap kinerja individu. efektivitas sistem informasi akuntansi yang baik

serta didukung oleh pemberian insentif yang baik dapat meningkatkan kinerja

individu. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:
H3: insentif karyawan memperkuat pengaruh efektivitas sistem informasi

akuntansi terhadap kinerja individu.

4. Pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja individu

melalui insentif karyawan

Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin,

material dan proses yang menolong manusia dalam menyelesaikan

masalahnya. Kebutuhan akan informasi yang tepat, andal dan akurat dalam

kondisi lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian mutlak diperlukan.

Kualitas informasi yang baik merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki

oleh perusahaan (Soudani, 2012). Menurut Baig and Gururajan (2011)

teknologi informasi merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja

perusahaan dan bisnis. Kinerja individu dan organisasi berpotensi diperbaiki

melalui teknologi informasi khususnya teknologi komputer.

Besarnya manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi

informasi membuat teknologi semakin diterima sebagai sesuatu yang wajib

dimanfaatkan dan menjadi kebutuhan di dalam organisasi. Salah satu faktor

yang dapat meningkatkan kinerja individu karyawan di perusahaan baik itu

pengguna teknologi informasinya adalah tingkat insentif karyawan. Penelitian

dari Gracetiara (2015) mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara Insentif terhadap kinerja karyawan. Menurut Raymond

(2013:3) insentif adalah suatu sarana memotivasi berupa materi, yang

diberikan sebagai suatu perangsang ataupun pendorong dengan sengaja

kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang besar untuk

meningkatkan produktivitas kerjanya dalam organisasi.


Dikatakan juga oleh Cascio (2013:377), insentif adalah variabel

penghargaan yang diberikan kepada individu dalam suatu kelompok, yang

diketahui berdasarkan perbedaan dalam mencapai hasil kerja. Ini di rancang

untuk memberikan rangsangan atau memotivasi karyawan berusaha

meningkatkan produktivitas kerjanya. Jadi dengan adanya insentif, maka

diharapkan akan meningkatkan kinerja individu karyawan baik itu

penggunaan teknologi informasi perusahaan.

Penggunaan teknologi informasi yang diopersikan dengan baik oleh

karyawan sebagai user dan ditunjang dengan pemberian insentif kepada

karyawan dapat meningkatkan kinerja individu. Berdasarkan uraian tersebut,

maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H4: insentif karyawan memperkuat pengaruh penggunaan teknologi informasi

terhadap kinerja individu.


H. Hipotesis

1. Tempat lokasi/daerah dan Obyek Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang

terdapat di Kota Denpasar. Jumlah LPD yang berada di Kota Denpasar

adalah sebanyak 35 (tiga puluh lima) yang tersebar di 4 kecamatan yaitu

Denpasar Selatan, Denpasar Utara, Denpasar Timur, Denpasar Barat.

b. Obyek penelitian

Objek yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah efektivitas sistem

informasi akuntan, teknologi informasi, insentif karyawan dan kinerja

individu.

2. Populasi dan Metode Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2016:72). Jumlah populasi sebanyak 524 orang

pegawai yang bekerja di 35 Lembaga Perkreditan Desa yang ada di

Denpasar. 35 Lembaga Perkreditan Desa tersebut tersebar di 4 (empat)

kecamatan yaitu sebanyak 10 (sepuluh) LPD di Kecamatan Denpasar

Utara, 12 (dua belas) LPD di Kecamatan Denpasar Timur, 11 (sebelas)


LPD di Kecamatan Denpasar Selatan dan 2 (dua) LPD di Kecamatan

Denpasar Barat.

3. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2016:168). Bila populasi besar dan penelitian

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Penyampelan

atas responden dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu

berdasarkan atas pertimbangan tertentu. Kriteria LPD yang digunakan

dalam penelitian ini adalah LPD yang aktif selama periode penelitian.

Adapun sampel yang dipilih adalah kepala LPD, akunting dan kasir karena

merupakan bagian yang selalu berkaitan dengan sistem informasi.

Berdasarkan hal tersebut jumlah sampel yang digunakan dapat dilihat pada

Tabel 2.
Tabel 2

Penentuan Sampel Penelitian

No Kecamatan Jumlah LPD Jumlah Karyawan Jumlah karyawan sebagai sampel


LPD (Kepala LPD, Akunting dan Kasir)

1 Kecamatan Denpasar Utara 10 138 3 Orang x 10 LPD = 30

2 Kecamatan Denpasar Timur 12 191 3 Orang x 12 LPD = 36

3 Kecamatan Denpasar Selatan 11 156 3 Orang x 11 LPD= 33

4 Kecamatan Denpasar Barat 2 39 3 Orang x 2 LPD = 6

5 Total 35 524 105 Orang


Berdasarkan hal tersebut, pihak yang akan dijadikan responden adalah

Kepala LPD, akunting dan kasir pada masing-masing LPD sehingga jumlah

sampel yang digunakan sebanyak 3 orang x 35 LPD = 105 orang responden.

1. Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab berubah atau timbulnya variabel terikat

(Sugiyono, 2017:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

efektivitas sistem informasi akuntansi (X1) dan pengguaan teknologi

informasi (X2).

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi

atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:39).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja individu yang

disimbolkan dengan (Y).

3. Variabel moderasi adalah variabel yang dapat memperlemah atau

memperkuat hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas

(Sugiyono,2017:39). Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah

insentif karyawan (M).


2. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel yang digunakan pada penelitian ini

yakni sebagai berikut:

1. Efektivitas Sistem informasi akuntansi (X1)

Efektivitas penggunaan atau pengimplementasian sistem informasi

akuntansi dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari bagaimana pemakai

sistem tersebut dapat mengidentifikasi data, mengakses data, dan

menginterpretasikan data dengan baik. Indikator yang digunakan untuk

mengukur Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi mengacu pada

pendapat (Marshall, 2015:4) yaitu, ukuran efektivitas sistem informasi

akuntansi adalah dilihat dari kemananan data, waktu, ketelitian,

relevansi, dan variasi laporan.

2. Penggunaan teknologi informasi (X2)

Penggunaan teknologi informasi adalah perilaku dalam menggunakan

teknologi pada saat melakukan pekerjaan, seperti berapa banyak software

yang dikuasai penggunaannya, persepsi atas manfaat software tersebut

serta frekuensi penggunaan software tersebut. Indikator penggunaan

teknologi informasi mengacu pada penelitian Antasari (2015) yaitu

menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi,

dan menampilkan informasi.


3. Insentif karyawan (M)

Insentif karyawan adalah dorongan yang diberikan kepada karyawan agar

dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas yang dimiliki agar mampu

menjadi lebih baik atau ditingkatkan. Pemberian insentif juga dapat

dilakukan pada karyawan yang telah melaksanakan pekerjaan dengan

baik dan mampu mencapai target atau tujuan yang dimiliki perusahaan

sehingga insentif dapat dikatakan sebagai penghargaan yang diberikan

kepada karyawan yang berprestasi dalam bekerja. Indikator insentif

karyawan mengaju pada penelitian Wibowo (2014) yaitu berdasarkan

pada banyaknya satuan jasa yang dihasilkan, melebihi target.

4. Kinerja Individu (Y)

Kinerja karyawan atau kinerja individu adalah pencapaian atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan kemungkinan, seperti

standar hasil kerja, target atau kriteria yang telah yang telah ditentukan

terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Indikator yang digunakan

untuk mengukur variabel ini mengacu pada penelitian Goodhue dan

Thompson (2012) yaitu efektif, produktivitas, peningkatan hasil kerja.

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menurut sifatnya adalah: Data

kuantitatif adalah data dalam bentuk angka-angka (Sugiyono, 2017:7). Data


kuantitatif dalam penelitian ini yaitu jumlah karyawan Lembaga Perkreditan

Desa (LPD) yang dijadikan responden penelitian.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi

dengan teknik kuisioner (Sugiyono, 2017:142). Teknik kuisioner adalah

teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan atau

pertanyaan yang disebarkan kepada responden penelitian mengenai insentif

karyawan sebagai pemoderasi pengaruh sistem informasi akuntansi dan

penggunaan teknologi informasi pada kinerja individu. Kuisioner yang

digunakan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert 5

dengan pemberian Skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS), Skor 2 untuk

Tidak Setuju (TS), Skor 3 untuk Kurang Setuju (KS), Skor 4 untuk Setuju (S)

dan Skor 5 untuk Sangat Setuju (SS).

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah uji interaksi antar variabel yaitu Moderated

Regression Analysis (MRA). Berikut penjelasan mengenai pengujian yang

digunakan dalam penelitian ini:

1. Uji Instrumen
Sugiyono (2017:109), Pengujian instrumen penelitian dilakukan

terlebih dahulu untuk mengetahui kesungguhan responden dalam mengisi

kuesioner. Validitas suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat

pengukur instrumen yang digunakan dan data yang diperoleh Berdasarkan

hal tersebut maka dalam penelitian ini dilakukan pengujian apakah

instrumen dan data penelitian berupa jawaban responden pada kuesioner

telah dijawab dengan benar atau tidak. Pengujian tersebut meliputi

pengujian validitas dan pengujian reliabilitas.

a. Uji Validitas

Sugiyono (2017:354). Uji validitas digunakan untuk

mengukur valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuisioner tersebut Menurut (Ghozali, 2016:54)

suatu instrumen dikatakan valid jika nilai signifikansi correlation

pearson <  0,05. Uji validitas dilakukan dengan bantuan fasilitas

program SPSS (Statistical Product and Service Solution).

b. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2016:147), pengujian reliabilitas atau

keandalan instrumen menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran

dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran

kembali dengan gejala yang sama. Menurut Ghozali (2013:49), uji

reliabilitas dilakukan terhadap instrumen dengan koefisien cronbach’s


alpha lebih besar dari 0,70 maka instrumen yang digunakan reliabel.

Untuk menguji reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terhadap model regresi dilakukan dalam

penelitian untuk menguji apakah model regresi tersebut baik atau

tidak.Pengujian asumsi klasik yang peneliti gunakan adalah uji normalitas,

uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui

distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Uji

normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada sampel data

sampel memenuhi pesyaratan distribusi normal. Untuk mendeteksi

suatu normalitas data dilakukan dengan Uji Kolmgorov-Smirnov (K-S).

Caranya yaitu dengan melihat nilai signifikansinya. Jika Asymp.Sig. (2-

tailed) > 0,05 maka data residual tersebut terdistribusi secara normal.

Sedangkan jika Asymp Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak

terdistribusi secara normal (Ghozali, 2016:154).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji keberadaan

korelasi antara variabel independen dan model regresi. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Uji multikolonieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu


dengan melihat VIF (variance inflation factor) dan nilai tolerance. jika

VIF ≥10 dan nilai tolerance ≤ 0,10 maka terjadi gejala

multikolineritas, demikian sebaliknya bila nilai VIF kurang dari 10 dan

nilai tolerance diatas 0,10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heterokedasitas dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Model

regresi yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap atau yang biasa disebut homoskedastisitas

dan tidak mengalami heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134).

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Glesjer, dimana langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Mencari nilai residual dari persamaan regresi;

2) Menghitung nilai residual absolut dari residual persamaan regresi;

3) Meregresikan nilai absolut residual dengan variabel bebas.

Persamaan regresi dikatakan tidak mengandung

heteroskedastisitas jika nilai signifikansi variabel bebasnya terhadap

nilai absolute residual lebih besar dari α=5% (Ghozali, 2016:143).

3. Moderated Regression Analysis (MRA)


MRA merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan

kemampuan variabel pemoderasi dalam dalam memoderasi pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. MRA merupakan analisis

regresi linier berganda yang mengandung unsur interaksi, yaitu perkalian

dua atau lebih variabel independen (Ghozali 2016, 229). MRA dalam

penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh sistem infromasi

akuntansi dan penggunaan teknologi informasi pada kinerja individu

dengan insentif karyawan sebagai variabel moderasi. Model persamaan

regresi dalam penelitian ini sebagai berikut:

Y =α + β 1 X 1+ β2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 1 X 3 + β 5 X 2 X 3 +e

Keterangan:

Y = Kinerja individu

α = Konstanta

β 1- β 3 = Koefesien regresi

X1 = Sistem informasi akuntansi

X2 = Penggunaan teknologi informasi

X3 = Insentif karyawan

X1X3 = Interaksi antara sistem informasi akuntansi dengan


insentif karyawan
X2X3 = Interaksi antara penggunaan teknologi informasi dengan
insentif karyawan

Persamaan regresi diatas digunakan untuk menguji apakah

insentif karyawan merupakan variabel moderasi yang dapat

memperkuat hubungan antara efektivitas sistem informasi

akuntansi dan penggunaan teknologi informasi yang ditunjukan

dengan nilai koefisien β4 dan β5.

4. Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat yang diuji pada

tingkat signifikan 0,05. Apabila tingkat signifikansi F ≤ α = 0,05, maka H0

ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel independen berpengaruh

secara signifikan serempak atau bersama-sama pada variabel dependen,

sehingga model regresi yang dirumuskan layak untuk digunakan dalam

penelitian. Sedangkan apabila tingkat signifikansi F > α = 0,05, maka H0

diterima dan H1 ditolak yang berarti variabel independen tidak

berpengaruh signifikan secara serempak atau bersama-sama pada variabel

dependen, sehingga model regresi yang dirumuskan tidak layak untuk

digunakan dalam penelitian. (Ghozali 2016, 96).


5. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

yang signifikan secara individu antara variabel penjelas atau independen

dalam menerangkan variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan

dengan membandingkan tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas

dengan α = 5% atau 0,05. Apabila tingkat signifikansi thitung < α = 0,05

maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel independen

berpengaruh signifikan secara parsial pada variabel dependen. Apabila

tingkat signifikansi thitung > α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

yang berarti variabel independen tidak berpengaruh signifikan secara

parsial pada variabel dependen.

I. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini terdiri dari beberapa bab dengan rincian penyajian

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab I merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II terdiri dari tiga sub, yaitu menguraikan landasan teori,

publikasi penelitian sebelumnya, dan kerangka pemikiran.

Landasan teori merupakan sub bab yang menguraikan secara


singkat teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian

sebelumnya merupakan sub bab yang menguraikan secara singkat

perbandingan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III menguraikan tentang tempat dan obyek penelitian,

identifikasi variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan

sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

Bab IV membahas sejarah singkat tempat yang digunakan untuk

melakukan penelitian, struktur organisasi, uraian tugas dan

tanggungjawab serta personalia.

BAB V DATA DAN PEMBAHASAN

Bab V menguraikan deskripsi data, analisis data dan pembahasan.

BAB VI PENUTUP

Bab VI menjelaskan tentang simpulan dan saran-saran penulis

kepada perusahaan dan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai