Anda di halaman 1dari 87

PENGARUH KECANGGIHAN TEKNOLOGI INFORMASI,

DUKUNGAN MANAJEMEN DAN KEMAMPUAN PENGGUNA


TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
(Studi Pada Karyawan Perusahaan BUMN di Kota Palu)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tadulako

Oleh :
PINGKAN LADY KRISTIANI SAJOW
C 301 19 077

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

1
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan di dunia bisnis terjadi dengan cepat dan perusahaan mengalami

persaingan terutama pada sektor jasa dan manufaktur yang menyebabkan setiap

perusahaan dituntut untuk siap menghadapi perkembangan teknologi. Hal ini dapat

dibuktikan dengan banyaknya bermunculan perangkat teknologi yang digunakan

sebagai sarana penunjang dalam perusahaan. Teknologi informasi dapat

didefinisikan sebagai perpaduan beberapa teknologi berbasis komputer dan

telekomunikasi dengan teknologi berbagai lainnya, seperti perangkat lunak,

perangkat keras, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi

lainnya. Penyajian infomasi yang akurat dan relevan diperlukan adanya media

elektronik, apalagi dalam mengkomunikasikan hasil dari keuangan perusahaan,

hanya menggunakan media elektronik maka perusahaan akan mengalami kesulitan

terlebih lagi jika perusahaan yang ditangani tersebut perusahaan besar. Semakin

besar perusahaan maka dapat dipastikan data yang akan diolah itu juga semakin

banyak. Selain menghemat waktu dalam pengerjaannya, media elektronik juga

memiliki kelebihan lain yaitu menghemat penggunaan kertas dan dapat lebih

mudah di akses dimanapun tanpa membawa laporan keuangan perusahaan yang

tebal.

Salah satu kewajiban perusahaan yaitu memberikan suatu informasi dari hasil

proses akuntansi setiap periodenya untuk memenuhi kebutuhan infomasi keuangan

bagi pihak internal maupun eksternal. Hasil pengembangan teknologi infomasi

1
yang banyak dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan

operasionalnya adalah sistem infomasi akuntansi. Sistem infomasi akuntansi dapat

diartikan sebagai organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

sedemikian rupa untuk menyediakan infomasi keuangan yang dibutuhkan oleh

manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sistem informasi

akuntansi yang baik akan menghasilkan informasi yang baik juga, oleh karena itu

pihak perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap sistem infomasi akuntansi

yang mereka gunakan agar sistem yang digunakan selama ini dapat sesuai dengan

kebutuhan dan tuntutan kondisi perusahaan khususnya para pengguna sistem

tersebut.

Kecanggihan teknologi informasi yang ada tidak akan ada artinya jika dalam

perencanaan sistemnya jika tidak memperhatikan faktor manusia sebagai

pemakainya, maka dapat dipastikan akan terjadi banyak kesalahan yang disebabkan

adanya ketidaksesuaian antara teknologi yang digunakan dengan pemakainya.

Sistem Informasi dibutuhkan setiap perusahaan untuk menunjang visi, misi, dan

tujuan perusahaan. Sistem informasi akuntansi saat ini berkembang menjadi sistem

informasi berbasis komputer yang dapat meningkatkan kinerja, produktivitas,

efisiensi, serta kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi karena memudahkan

akses yang didapat dalam mengambil suatu keputusan. Kinerja sistem informasi

merupakan salah satu dari banyaknya faktor utama suatu keberhasilan pelaporan

informasi perusahaan, karena itu pengguna sistem harus menguasai teknologi yang

diterapkan dalam bidang pekerjaanya untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan

perusahaan. Dalam akuntansi, hal tersebut merupakan tolak ukur untuk mengetahui

2
seberapa besar kinerja sistem infomasi akuntansi. Wiyoga dan Cokerda (2022)

menambahkan bahwa teknologi dan kemampuan pengguna dapat memengaruhi

kinerja sistem infomasi akuntansi. Dukungan manajemen juga sangat berperan

penting dalam menjalankan suatu bisnis untuk meningkatkan kinerja dari

perusahaan dimana dukungan manajemen berkontribusi untuk mengfasilitasi

kebutuhann perusahaan guna menunjang keberlangsungan kinerja sistem informasi

berjalan lebh baik.

Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu perusahaan, karena

manusia memiliki peranan yang berpengaruh pada sebagian besar kegiatan

operasional seperti merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan, menjalankan

dan mengawasi praktek kerja. Hal ini nantinya akan membantu pencapaian tujuan

yang sudah ditentukan perusahaan sebelumnya. Terkadang terjadi hambatan

maupun kegagalan sistem infomasi dalam memberikan infomasi yang diperlukan,

dikarenakan kurang tepatnya pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

pengguna sistem tersebut. Sukses tidaknya karyawan dalam bekerja akan dapat

diketahui apabila perusahaan yang bersangkutan menerapkan sistem penilaian

kinerja. Namun, kemampuan pengguna harus didukung oleh komitmen untuk

memperoleh kinerja sistem informasi dapat optimal (Ella, dkk. 2019).

Badan Usaha Milik Negara atau yang biasa disebut BUMN ini merupakan

perusahaan milik negara, yang bertujuan untuk mensejahterakan dan memenuhi

kebutuhan masyarakat. BUMN adalah sebuah badan usaha yang mempunyai

peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan

kesejahteraan masyarakat. Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku

3
kegiatan ekonomi dan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi.

Peran Badan Usaha Milik Negara dalam perekonomian nasional untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat belum optimal. BUMN ikut berperan

menghasilkan barang dan atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan

sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Peran BUMN dirasakan semakin

penting sebagai pelaporan dan atau perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum

diminati usaha swasta. Disamping itu, BUMN juga mempunyai peran strategis

sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta

besar, dan turut membantu pengembangan usaha kecil/koperasi. Pentingnya

penataan yang berkelanjutan atas pelaksanaan peran BUMN dalam sistem

perekonomian nasional, terutama upaya peningkatan kinerja dan nilai (value)

perusahaan, terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai

kecanggihan teknologi informasi, dukungan manajemen, kemampuan pengguna

yang diterapkan perusahaan BUMN dengan mengambil lokasi di kota Palu yang

berjudul “Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Dukungan

Manajemen dan Kemampuan Pengguna Terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Studi Pada Karyawan Perusahaan BUMN di Kota Palu)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut:

4
1. Apakah Kecanggihan Teknologi Informasi, Dukungan Manajemen dan

Kemampuan Pengguna berpengaruh secara simultan terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi pada karyawan perusahaan BUMN di Kota Palu?

2. Apakah Kecanggihan Teknologi Informasi berpengaruh secara parsial

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada karyawan perusahaan

BUMN di Kota Palu?

3. Apakah Dukungan Manajemen berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi pada karyawan perusahaan BUMN di Kota Palu?

4. Apakah Kemampuan Pengguna berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi pada karyawan perusahaan BUMN di Kota Palu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disusun tujuan dari

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara simultan Kecanggihan

Teknologi Informasi, Dukungan Manajemen dan Kemampuan Pengguna

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada karyawan perusahaan

BUMN di Kota Palu.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial Kecanggihan

Teknologi Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada

karyawan perusahaan BUMN di Kota Palu.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial Dukungan

Manajemen terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada karyawan

perusahaan BUMN di Kota Palu.

5
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial Kemampuan

Pengguna terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada karyawan

perusahaan BUMN di Kota Palu.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun

manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

masukan dibidang sistem informasi akuntansi terutama mengenai kecanggihan

teknologi, dukungan manajemen dan kemampuan pengguna.

b. Secara praktisi, penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan untuk membantu

karyawan perusahaan BUMN memahami pentingnya pengaruh kecanggihan

teknologi informasi, dukungan manajemen dan kemampuan pengguna.

c. Bagi penelitian selanjutnya, hasil dalam penelitian ini dapat digunakan

sebagai literatur mengenai pengaruh kecanggihan teknologi informasi,

dukungan manajemen, dan kemampuan pengguna terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

6
BAB II

PENELITIAN TERDAHULU

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah

dilakukan oleh peneliti terdahulu

Dwinanto, Dadang, dan Surtikanti (2016) meneliti tentang Dukungan

Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik, Pelatihan Karyawan dan Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi Perbankan di Kota Sukabumi. Penelitian ini menggunakan

survei dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 73 pegawai bank di wilayah Kota

Sukabumi. Sampel yang diambil dari populasi tersebut adalah pemakai sistem

infomasi akuntansi. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data primer dan

melengkapi data yang telah didapat dalam hal ini digunakan angket, yaitu

membrikan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden yang menjadi sampel

dalam penelitian. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dukungan manajemen

puncak dan kemampuan pemakai sistem infomasi berpengaruh terhadap kinerja

sistem infomasi akuntansi tetapi pelatihan karyawan tidak berpengaruh terhadap

kinerja sistem infomasi akuntansi.

Ardiwinata dan Sujana (2019) meneliti tentang pengaruh kemampuan teknik

personal, keterlibatan pemakai, pelatihan dan pendidikan pada kinerja sistem

informasi akuntansi pada LPD di Kota Denpasar. Populasi penelitian ini adalah

seluruh pegawai LPD yang berada di Kota Denpasar. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah purposive sampling, sehingga diperoleh jumlah sampel

7
responden sebanyak 99 orang pegawai. Responden dalam penelitian ini adalah

ketua, tata usaha, kasir/admin dan pegawai di LPD yang sudah mempergunakan

SIA berbasis komputer secara langsung. Teknik analisis yang digunakan adalah

analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kemampuan teknik personal, keterlibatan pemakai, serta pelatihan dan pendidikan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja sistem informasi akuntansi

pada LPD di Kota Denpasar.

Ella, Diyah dan Nina (2019) meneliti tentang pengaruh kecanggihan

teknologi infomasi, partisapisai pengguna, dan kemampuan pengguna terhadap

kinerja sistem infomasi akuntansi pada PT. PLN (Persero) area Jember. Penelitian

ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian explanatory

(penjelasan). Populasi dalam penelitian ini adalah 35 karyawan bagian keuangan,

sumber daya manusia, administrasi, pemasaran, dan perencanaan di PT. PLN

(Persero) area Jember. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik puposive

sampling. Teknik pengambilan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

regresi linear berganda dan pengujian data yang dilakukan menggunakan program

SPSS (Statistical Product and Service Solution). Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel kecanggihan teknologi informasi dan kemampuan pengguna

berpengaruh positif terhadap kinerja sistem infomasi akuntansi, sedangkan

partisipasi pengguna berpengaruh negatif terhadap kinerja sistem infomasi

akuntansi.

Meisa, Arizona, dan Lisa (2021) meneliti tentang pengaruh kecanggihan

teknologi informasi, keterlibatan pengguna, tingkat pendidikan, ukuran organisasi,

8
dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada

Bank Perkreditan Rakyat di kecamatan kediri. Sampel penelitian ini adalah

purposive sampling dengan mempertimbangkan pertimbangan tertentu, sampel

sebanyak 155 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah Multiple Linear

Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecanggihan teknologi

informasi, keterlibatan pengguna, jenjang pendidikan, ukuran organisasi dan top

dukungan manajemen berpengaruh positif dan signifikan secara simultan dan

parsial terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Wiyoga dan Cokerda (2022) meneliti tentang pengaruh kecanggihan teknologi

informasi, kemampuan teknik pemakai, dan dukungan manajemen puncak

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada BPR di Denpasar. Dimana

sampel dalam penelitian ini berjumlah 147 karyawan yang terlibat dalam

penggunaan sistem informasi akuntansi. Metode pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Berdasarkan hasil

analisis uji diketahui bahwa pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi,

Kemampuan Teknis Pengguna dan Top Management Support berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Tabel 2.1
Matriks Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil
Terdahulu Penelitian
1. Dwinanto, 1. Menggunakan 1. Menggunakan Dukungan
Dadang, dan variabel variabel manajemen
Surtikanti (2016). independen independen puncak,
Dukungan yang sama yang berbeda kemampuan
manajemen yaitu yaitu teknik,
puncak,kemampuan dukungan kecanggihan pelatihan
teknik, pelatihan manajemen, teknologi karyawan
karyawan terhadap infomasi dan berpengaruh

9
No. Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil
Terdahulu Penelitian
kinerja sistem kemampuan pelatihan secara
infomasi akuntansi teknik. karyawan simultan dan
Perbankan di Kota 2. Menggunakan 2. Tempat signifikan
Sukabumi variabel penelitian terhadap
dependen terdahulu kinerja
yang sama meneliti di sistem
yaitu kinerja Perbankan di infomasi
sistem Kota akuntansi,
informasi Sukabumi tetapi secara
akuntansi. parsial
pelatihan
karyawan
tidak
berpengaruh
terhadap
kinerja
sistem
infomasi
akuntansi.
2. Ardiwinata dan 1. Menggunakan 1. Menggunakan Kemampuan
Sujana (2019). variabel variabel teknik
Pengaruh independen independen personal,
kemampuan teknik yang sama yang berbeda keterlibatan
personal, yaitu yaitu pemakai,
keterlibatan kemampuan pelatihan dan serta
pemakai, pelatihan pengguna. pendidikan. pelatihan
dan pendidikan 2. Menggunakan 2. Tempat dan
pada kinerja sistem variabel penelitian pendidikan
informasi akuntansi dependen terdahulu berpengaruh
pada LPD di Kota yang sama meneliti di positif dan
Denpasar yaitu kinerja LPD signifikan
sistem Denpasar secara
informasi parsial dan
akuntansi. simultan
terhadap
kinerja
sistem
informasi
akuntansi.
3. Ella, Diyah, dan 1. Menggunakan 1. Menggunakan kecanggihan
Nina (2019). variabel variabel teknologi
Pengaruh independen independen informasi
kecanggihan yang sama yang berbeda dan
teknologi infomasi, yaitu yaitu kemampuan

10
No. Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil
Terdahulu Penelitian
partisapisai kecanggihan dukungan pengguna
pengguna, dan teknologi manajemen. berpengaruh
kemampuan infomasi dan 2. Tempat positif secara
pengguna terhadap kemampuan penelitian terhadap
kinerja sistem pengguna. terdahulu kinerja
infomasi akuntansi 2. Menggunakan meneliti di sistem
pada PT. PLN variabel PT. PLN infomasi
(Persero) Area dependen Area Jember akuntansi,
Jember yang sama sedangkan
yaitu kinerja partisipasi
sistem pengguna
informasi berpengaruh
akuntansi. negatif
secara
parsial
terhadap
kinerja
sistem
infomasi
akuntansi.
4. Meisa, Arizona, 1. Menggunakan 1. Menggunakan kecanggihan
dan Lisa (2021). variabel variabel teknologi
Pengaruh independen independen informasi,
kecanggihan yang sama yang berbeda keterlibatan
teknologi yaitu yaitu tingkat pengguna,
informasi, kecanggihan pendidikan, jenjang
keterlibatan teknologi keterlibatan pendidikan,
pengguna, tingkat informasi dan pengguna dan ukuran
pendidikan, ukuran dukungan ukuran organisasi
organisasi, manajemen. organisasi dan top
dukungan 2. Menggunakan 2. Tempat dukungan
manajemen puncak variabel Penelitian manajemen
terhadap kinerja dependen terdahulu berpengaruh
sistem informasi yang sama meneliti di positif dan
akuntansi pada yaitu kinerja BPR signifikan
Bank Perkreditan sistem Kecamatan secara
Rakyat di informasi Kediri. simultan dan
Kecamatan Kediri akuntansi. parsial
terhadap
kinerja
sistem
informasi
akuntansi.

11
No. Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil
Terdahulu Penelitian
5. Wiyoga dan 1. Menggunakan 1. Tempat Kecanggihan
Cokerda (2022). variabel penelitian teknologi
Pengaruh independen terdahulu informasi,
Kecanggihan yang sama meneliti di kemampuan
Teknologi yaitu BPR teknis
informasi, kecanggihan Denpasar. pengguna
kemampuan teknik teknologi dan top
pemakai, dan informasi, management
dukungan dukungan support
manajemen puncak manajemen berpengaruh
terhadap kinerja dan positif dan
sistem informasi kemampuan signifikan
akuntansi pada pengguna. secara
BPR di Denpasar. 2. Menggunakan parsial
variabel terhadap
dependen kinerja
yang sama sistem
yaitu kinerja informasi
sistem akuntansi.
informasi
akuntansi.
Sumber : Data diolah, 2023
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Technology Acceptance Model (TAM)

Model penerimaan tekonologi (TAM) digunakan untuk menjelaskan

penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi infomasi. Teori ini

pertama kali dikenalkan oleh Davis (1986) yang dikembangkan dari teori

reasoned action (TRA). TAM menggantikan banyak ukuran sikap TRA dengan

dua ukuran penerimaan teknologi yaitu kemudahan penggunaan (ease of use) dan

kegunaan (usefulness). TRA dan TAM, keduanya memiliki elemen perilaku yang

kuat, berasumsi bahwa ketika seseorang membentuk niat untuk bertindak, bahwa

mereka akan bebas bertindak tanpa batasan. Di dunia nyata akan ada banyak

kendala, seperti kebebasan terbatas untuk bertindak. Persepsi kegunaan (PU) –

12
Ini didefiniskan oleh Fred Davis (1989) sebagai “sejauh mana seseorang percaya

bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya”.

Persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) – Davis mendefinisikan ini sebagai

“sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas

dari usaha”.

2.2.2 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Akuntansi pada dasarnya merupakan sebuah sistem informasi, sistem

informasi akuntansi disebut juga sebagai sistem informasi akuntansi yang hanya

berkaitan dengan fungsi akuntansi dalam mengolah data tentang aktivitas

organisasi perusahaan yang memiliki nilai ekonomi. Susanto (2013:72)

menyatakan definisi sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi

akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari sub-sub

sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan

bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang

berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.

Kinerja mengandung pengertian gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu keinginan dalam periode tertentu. Kinerja dalam organisasi

merupakan jawaban dari berhasil tidaknya tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Secara umum istilah kinerja juga digunakan untuk sebagian atau

seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisai pada suatu periode dengan

referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau proyeksian,

dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan

semacamnya, dalam penelitian ini teori yang digunakan sebagai grand theory

13
untuk menjelaskan hubungan kinerja sistem informasi akuntansi dengan variabel

lainnya menggunakan theory acceptance model.

1. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Melihat akuntansi sebagai bahasa bisnis dan sistem informasi, maka SIA

sangat diperlukan bagi sebuah organisasi. Dalam memenuhi kebutuhan informasi

yang baik untuk kebutuhan pihak internal maupun eksternal, sistem informasi

kuntansi harus didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya.

Menurut Susanto (2013:8) terdapat tiga fungsi sistem informasi akuntansi yang

harus dilihat secara bersamaan karena memiliki hubungan yang erat satu sama

lainnya.

1) Mendukung Aktivitas Perusahaan Sehari-hari.

Suatu perusahaan agar dapat tetap eksis perusahaan tersebut harus terus

beroperasi dengan melakukan sejumlah aktivitas bisnis yang peristiwa yang

disebut sebagai transaksi seperti melakukan pembelian, penyimpanan, proses

produksi dan penjualan.

2) Mendukung Proses Pengambilan Keputusan.

Tujuan yang sama pentingnya dari sistem dari sistem informasi akuntansi

adalah untuk memberi informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan

keputusan. Keputusan harus dibuat dalam kaitannya dengan perencanaan dan

pengendalian aktivitas perusahaan. Informasi yang tidak dapat diperoleh dari

SIA tapi diperlukan dalam proses pengambilan keputusan biasanya berupa

informasi kuantitatif yang tidak bersifat uang dan data kualitatif.

14
3) Membantu Pengelola Perusahaan dalam Memenuhi Tanggung Jawabnya

kepada Pihak Eksternal.

Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung jawab hukum. Salah satu

tanggung jawab penting adalah keharusannya memberi informasi kepada

pemakai yang berada di luar perusahaan atau stakeholder yang meliputi

pemasok, pelanggan, pemegang saham, kreditor, investor besar, serikat kerja,

analisis keuangan, asosiasi industri, atau bahkan publik secara umum.

2. Peran Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi suatu organisasi memainkan peranan yang sangat

penting dalam membantu organisasi untuk mengadopsi dan mempertahankan

posisi strategisnya. Mencapai kesesuaian yang baik antar aktivitas membutuhkan

pengumpulan data tiap aktivitas.

Menurut Krismiaji (2015:5) terdapat lima peran sistem informasi akuntansi

(SIA) antara lain :

a. Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkannya kedalam sistem.

b. Memproses data transaksi.

c. Menyimpan data untuk keperluan dimasa mendatang.

d. Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan, atau

memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang tersimpan

dikomputer.

e. Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi yang

dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.

15
Sedangkan menurut Susanto (2013:10) terdapat lima peran sistem informasi

akuntansi (SIA) antara lain:

1) Mengumpulkan dan Memasukkan Data ke dalam Sistem Informasi Akuntansi

Saat pengumpulan data, ada beberapa cara yang dilakukan:

a. Melalui formulir yang telah disiapkan.

b. Melalui terminal

2) Mengolah Data Transaksi Tersebut

Data yang sudah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam SIA melalui

komputer biasanya mengalami serangkaian pengolahan baik secara batch

maupun secara on-line agar bisa menjadi informasi yang sesuai dengan

kebutuhan.

3) Menyimpan Data untuk Tujuan di Masa Mendatang

Data disimpan dalam berbagai cara penyimpanan data. Data dapat disimpan

secara berurutan (squential), secara acak atau langsung (random), dengan

menggunakan rumus tertentu (hasing) dan berurutan yang diindek (index

squential).

4) Memberi Pemakai atau Pengambil Keputusan (Manajemen) Informasi yang

Mereka perlukan

Informasi biasanya disajikan dalam bentuk laporan atau bila format yang

diinginkan sering berubah-ubah maka harus disediakan suatu fasilitas untuk

mencari data dan membuat laporan dengan format yang sesuai dengan

kebutuhan mereka sendiri saat itu.

16
5) Mengontrol Semua Proses yang Terjadi

Pengontrolan dilakukan sejak data dikumpulkan kemudian dimasukkan dan

disimpan untuk diproses sehingga salah satu fungsi penting dari SIA adalah

untuk mengamankan data sehingga informasi yang akurat dapat dihasilkan.

3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Bagi suatu perusahaan, sistem informasi akuntansi dibangun dengan tujuan

utama untuk mengolah data akuntansi yang berasal dari berbagai sumber menjadi

informasi akuntansi yang diperlukan oleh berbagai macam pemakai untuk

mengurangi resiko saat mengambil keputusan.

Menurut Mardi (2011:4) terdapat tiga tujuan dari sistem informasi akuntansi,

antara lain, sebagai berikut:

a. Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan

kepada seseorang (to fulfill obligations relating tostewardship).

b. Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga bagi

pengambilan keputusan manajemen (to support decisison making by internal

decision makers).

c. Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional

perusahaan sehari-hari (to support the-day-to-day operations).

4. Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Komponen sistem informasi akuntansi berbeda-beda tetapi bekerjasama untuk

mencapai tujuan bersama. Perancang/pemakai sistem perlu memahami

komponen-komponen yang ada di dalam suatu sistem informasi, agar dapat

menjaga kelancaran berfungsinya sistem dan mendapat manfaat yang maksimum

17
dari sistem yang dimilikinya. Komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari

beberapa bagian yang saling berintegrasi yang membentuk sebuah sistem.

Ada enam komponen dari SIA menurut Romney dan Paul (2006) antara lain:

a. Orang yang menggunakan sistem

b. Prosedur dan intruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan

menyimpan data.

c. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya.

d. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data.

e. Infrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat periferal, dan

perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA.

f. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data SIA.

Susanto (2013:58) mengelompokkan komponen-komponen informasi

akuntansi sebagai berikut:

a) Perangkat Keras (Hardware)

Hardware merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan

hasil pengolahan data dalam bentuk informasi.

b) Perangkat lunak (software)

Software merupakan kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk

mengendalikan sistem komputer yang meliputi sistem operasi (operating

system), interpreter dan compiller (kompiler).

a. Operating System

18
Operating system berfungsi untuk mengendalikan hubungan antar

komponen-komponen yang terpasang dalam suatu sistem komputer

misalnya antara keyboard dan CPU, dengan layar monitor dan lain-lain.

b. Interpreter

Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penerjemah

bahasa yang dimengerti oleh manusia ke dalam bahasa yang dimengerti

oleh komputer (bahasa mesin) perintah per perintah.

c. Compiller

Compiller berfungsi untuk menterjemahkan bahasa yang dipahami

manusia ke dalam bahasa yang dipahami oleh komputer secara lansung

atau file.

c) Manusia (Brainware)

Brainware atau sumber daya manusia merupakan bagian terpenting dari

komponen SIA dalam dunia bisnis yang dikenal sebagai Sistem Informasi

Akuntansi.

d) Prosedur (Procedur)

Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara

berulang-ulang dengan cara yang sama.

e) Basis Data (Database)

Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan di dalam media

penyimpanan di siatu perusahaan (arti luas) atau di dalam komputer (arti

sempit).

19
f) Jaringan Komunikasi (Communication Network)

Telekomunikasi atau komunikasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan

media elektronik atau cahaya untuk memindahkan data atau informasi dari

satu lokasi ke satu atau beberapa lokasi lain yang berbeda.

5. Alat Pengolah Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi yang pertama kali muncul di dunia adalah sistem informasi

ciptaan Tuhan (sering disebut alamiah). Pada kehidupan manusia sudah ada

sistem informasi yang berpusat di otak manusia yang dikenal sebagai kognisi

(cognitive). Karena itu di dalam menyusun urutan daftar alat pengolah suatu

sistem informasi, susunannya diawali dengan otak sebagai alat pengolah pertama

yang digunakan oleh manusia, seperti yang dikemukakan oleh Susanto (2013:53)

bahwa alat pengolah sistem informasi terdiri dari:

1) Otak. Otak manusia memiliki dua macam memori yaitu memori jangka

panjang dan memori jangka pendek.

2) Manual. Kebutuhan umat manusia dalam mempertahankan kelangsungan

dalam suatu lingkungan tertentu menuntut umat manusia untuk mampu

mengingat lebih dari kemapuan otaknya. Alat pengolah manual ditandai

dengan penggunaan pena dan tinta.

3) Mekanik. Ada dua macam alat mekanik yang membantu otak manusia dalam

menghasilkan suatu informasi saat itu yaitu mesin tik dan mesin penjumlah.

Hasil dari pengolahan tersebut kemudian disimpan di dalam filling kabinet.

Mekanik memberikan hasil pengolahan yang lebih cepat, lebih rapih dan

sama/standar.

20
4) Elektrik. Peralatan elektrik digerakkan oleh listrik. Penggunaan listrik disini

dimaksudkan agar peralatan tersebut bisa bekerja jauh lebih baik misalnya

lebih cepat, lebih seragam dan tidak banyak menimbulkan kebisingan suara.

5) Elektronik. Elektronik memberikan kecepatan dan efisiensi pengolahan.

Pengolahan data yang menggunakan peralatan elektronik dikenal dengan

elektronik data prosesing. Peralatan ini bekerja jauh lebih cepat dan efisien.

6. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi

Pengguna sistem informasi akuntansi terdiri dari pengguna internal dan

pengguna eksternal. Sistem informasi akuntansi harus memberikan nilai atau

manfaat bagi para penggunanya.

Susanto (2013:54) menjelaskan mengenai para pengguna sistem informasi

sebagai berikut: “Para pengguna sistem informasi merupakan orang-orang yang

hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah dikembangkan seperti

operator dan manajer (end user).

Para pemakai akhir sistem informasi tersebut menetukan:


a. Masalah yang harus dipecahkan

b. Kesempatan yag harus diambil

c. Kebutuhan yang harus dipenuhi, dan

d. Batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi.

Susanto (2013:14) mengelompokkan pemakai informasi akuntansi ke dalam

dua bagian yaitu pemakai internal dan pemakai eksternal. Adapun penjelasannya

adalah sebagai berikut:

21
1. Pemakai Internal

Pemakai informasi akuntansi internal meliputi manajer diberbagai tingkatan

dan bagian dengan fokus pada manager operasional. Informasi akuntansi yang

disajikan terhadap pemakai internal sangat tergantung kepada tingkat

manajemen dan bagian dimana manajer tersebut bekerja.

2. Pemakai Eksternal

Pemakai eksternal adalah semua pihak yang terkait dengan perusahaan

sehingga sangat tergantung kepada informasi akuntansi yang dihasilkan oleh

sistem informasi akuntansi perusahaan.

7. Pengertian Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi

Salah satu tolak ukur kesuksesan penerapan sebuah sistem informasi adalah

dengan adanya kepuasan dari para pengguna sistem informasi tersebut. Kepuasan

pengguna dapat dikatakan sebagai perilaku dimana seorang pengguna akan

menggunakan sistem tersebut secara berulang-ulang karena ia telah merasakan

adanya manfaat dan memperoleh kepuasan dari sistem tersebut. Menurut

Jogiyanto (2007:23) pengertian kepuasan pengguna/pemakai adalah kepuasan

pemakai (user satisfaction) adalah respon pemakai terhadap penggunaan keluaran

sistem informasi.

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tjhai Fung Jen (2002), ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada

perusahaan, di antaranya ialah:

1) Keterlibatan pemakai

22
2) Kemampuan teknik personal sistem informasi

3) Ukuran organisasi

4) Dukungan manajemen puncak

5) Kecanggihan teknologi informasi

6) Program pelatihan dan pendidikan pemakai

7) Formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi

8) Keberadaan dewan pengarah sistem informasi

9. Mengukur Kinerja Sistem Informasi

Mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dapat melalui dua pendekatan

dalam Tjhai Fung Jen (2002) yaitu:

1. Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi

Dijelaskan bahwa kepuasan pengguna dapat menunjukkan seberapa besar

pengguna merasa puas dan percaya pada sistem informasi yang telah disediakan

dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Sedangkan kepuasan pengguna terdiri

dari komponen-komponen sebagai berikut:

a. Content (Isi)

Yaitu mengukur kepuasan pengguna ditinjau dari sisi isi suatu sistem

berupa fungsi dan modul. Mengukur apakah sistem menghasilkan

informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Semakin lengkap

modul dan informasi sistem maka tingkat kepuasan dari pengguna akan

semakin tinggi. Adapun indikator penelitian yaitu kesesuaian kebutuhan

bagi pengguna.

23
b. Accuracy (Akurasi)

Yaitu mengukur kepuasan pengguna dari sisi keakuratan data ketika sistem

menerima input dari pengguna, selain itu dapat dilihat pula seberapa sering

terjadi error atau kesalahan dalam proses pengolahan data. Adapun yang

menjadi indikator penelitian yaitu keakuratan aplikasi dalam mengolah data.

c. Format (Formasi)

Yaitu mengukur kepuasan pengguna dari sisi tampilan dan estetika antar

muka sistem, format laporan dan informasi yang dihasilkan oleh sistem

apakah sistem itu menarik dan apakah tampilan sistem itu memudahkan

pemakai ketika menggunakan sistem sehingga secara tidak langsung dapat

berpengaruh terhadap tingkat efektivitas dari pemakai. Adapun yang menjadi

indikator penelitian yaitu daya tarik tampilan aplikasi dan manfaat

kemudahan dalam mengoperasikannya.

d. Ease of use (Mudah digunakan)

Yaitu mengukur kepuasan pengguna dari sisi kemudahan pengguna atau

user friendly dalam menggunakan sistem seperti proses memasukkan data,

mengolah data, dan mencari informasi yang dibutuhkan. Adapun yang

menjadi indikator penelitian yaitu kemudahan dalam penggunaan aplikasi

serta keefisiennya.

e. Timelines

Yaitu mengukur kepuasan pengguna dari sisi ketepatan waktu, sistem

dalam menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan

oleh pengguna. Sistem yang tepat waktu dapat dikategorikan sebagai sistem

24
real-time dengan kata lain setiap permintaan atau input yang dilakukan oleh

pengguna akan langsung diproses dan output akan ditampilkan secara cepat

dan tepat tanpa harus menunggu lama. Adapun yang menjadi indikator

penelitian yaitu terdapat rekama catatan waktu saat operasional aplikasi.

2. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Pengguna sistem informasi merupakan orang-orang yang akan menggunakan

sistem informasi yang telah dikembangkan seperti operator, manajer, pengguna

sistem informasi lain yang bersangkutan (end user). Para pengguna akhir sistem

informasi biasanya hanya fokus dengan apa yang mereka kerjakan pada sistem

tersebut, sehingga lebih sering ditemukan karyawan yang tidak mengenali sistem

informasi akuntansi perusahaannya.

Kemudian untuk pengguna yang menggunakan aplikasi tertentu pada

pekerjaanya, mereka juga sebagian besar tidak mengetahui bahwa aplikasi

tersebut merupakan bagian dari sistem informasi akuntansi perusahaannya.

Perhatian utama dari pengguna sistem informasi tersebut adalah bagaimana agar

sistem informasi dapat membantu menyelesaikan pekerjaan mereka. Beberapa

perusahaan sengaja tidak memberitahu sistem informasi akuntansi yang

diganakan kepada user end dengan alasan merupakan bentuk sistem pengendalian

intern perusahaan tersebut. Maka dari itu yang menjadi garis besar penelitian

yakni:

1. Masalah yang harus dipecahkan

2. Kesempatan yang harus diambil

3. Kebutuhan yang harus dipenuhi

25
4. Batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi yang mana

pengguna cukup memperhatikan tayangan aplikasi di komputer baik dalam

bentuk form input maupun output.

Sehingga dikatakan jika kinerja sistem informasi akuntansi itu baik maka akan

mampu memenuhi kebutuhan pengguna sistem informasi akuntansi sehingga

dapat membantu pengguna sistem informasi akuntansi dalam menyelesaikan

pekerjaannya.

2.2.3 Kecanggihan Teknologi Infomasi

Keanekaragaman teknologi memberikan kemudahan bagi para pengguna

teknologi dalam implementasi. Perusahaan memiliki teknologi informasi canggih

(terkomputerisasi dan terintegrasi) dan didukung oleh aplikasi pendukung

teknologi modern, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi

kelangsungan kinerja perusahaan dengan menghasilkan laporan keuangan yang

tepat waktu, akurat dan dapat dipercaya.

Menurut Raymond & Pare (1992) adalah “information technology

sophistication is defined as multi-dimensional construct which refers to the

nature, complexity and indepedence of information technology usage and

management in an organization. Therefore, the concept of information

technology sophistication integrates both aspect related to System Information

usage and System Information Management”. Yang artinya kecanggihan

teknologi informasi didefinisikan sebagai konstruksi multi dimensi yang

mengacu pada sifat, kompleksitas dan indepedensi penggunaan dan manajemen

teknologi informasi dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, konsep kecanggihan

26
teknologi informasi mengintegrasikan baik aspek yang berkaitan dengan

penggunaan sistem informasi maupun manajemen informasi sistem.

Kecanggihan teknologi informasi digunakan oleh perusahaan dalam

menunjang aktivitasnya. Untuk mengetahui teknologi informasi tersebut sesuai

dengan perusahaan, dibutuhkan dimensi untuk mengetahui teknologi informasi

yang tepat pada perusahaan. Menurut Al Eqab dan Adel (2013) ada empat

dimensi kecanggihan teknologi informasi, yaitu:

1) Kecanggihan Tekonologi

a) Keragaman teknologi informasi yang digunakan

b) Karakteristik hardware

c) Perangkat pengembangan

d) Media komunikasi antara operator dengan perancangan yang mampu

memberikan informasi yang diperlukan

e) Cara pengolahan

f) Jenis operasi

2) Kecanggihan informasi

a) Jenis aplikasi portofolio

b) Integrasi aplikasi

3) Kecanggiham Fungsional

a) Tingkat keputusan

b) Partisipasi pengguna

4) Kecanggihan Manajerial

a) Dukungan manajemen puncak

27
b) Investasi TI

c) Proses adopsi TI

d) Kontrol TI

e) Evaluasi TI

Maka dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan terdapat empat dimensi

kecanggihan teknologi informasi, yaitu: kecanggihan teknologi, kecanggihan

informasi, kecanggihan fungsional, dan kecanggihan manajerial untuk mengukur

dampak teknologi informasi pada kecanggihan akuntansi karakteristik informasi.

2.2.4 Dukungan Manajemen Puncak

Setiap organisasi dalam usaha mencapai tujuan, dan mengukurnya sampai

sejauh mana keberhasilan yang dapat dicapai, dan itu memerlukan dukungan

manajemen puncak. Menurut Chen dan Paulraj (2004) mendefinisikan dukungan

manajemen puncak sebagai berikut: “Berkomitmen pada waktu, biaya, dan

sumber daya untuk mendukung supplier agar terjadi kemitraan pada jangka

panjang dan perusahaan juga dapat berlangsung berproses secara stabil. Salah

satu hal yang penting bagi manajemen puncak dalam menjalankan bisnis adalah

harus dapat selalu mengembangkan dan menciptakan satu nilai bagi perusahaan

agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Tugas utama dari pengembangan sistem adalah mengkomunikasikan

dengan manajemen puncak mengenai rencana strategis perusahaan, faktor-faktor

penentu kesuksesan dan tujuan keseluruhan. Dukungan manajemen puncak dapat

diartikan sebagai keterlibatan manajemen proyek dan sumber daya yang

diperlukan.

28
Oleh karena itu dukungan manajemen puncak memegang peranan penting

dalam menentukan semua kegiatan termasuk yang berhubungan dengan sistem

informasi akuntansi yang merupakan salah satu sub essensial dalam suatu

organisasi. Kinerja sistem informasi akan semakin baik jikalau manajemen

puncak mendukung dalam pengembangan sistem informasi akuntansi. Fungsi

manajemen menurut Fayol (2008) pada awal abad ke-20 ketika, itu ia

menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir,

memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Henry Mintzberg

mengemukakan dalam Griffin (2004) bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan

oleh manajer ditempat kerjanya. Kemudian ia mengelompokkan kesepuluh peran

itu ke dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Peran antar pribadi

Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat

seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak

buah, pemimpin, dam penghubung.

b. Peran informasional

Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta

peran sebagai juru bicara.

c. Peran pengambilan keputusan

Termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan,

pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.

29
2.2.5 Kemampuan Pengguna

Menurut Badudu dan Zain (2010:10) mengemukakan bahwa kemampuan

pengguna sebagai berikut: “Kemampuan pengguna adalah kesanggupan,

kecakapan, kekuatan pengguna berusaha dengan diri sendiri untuk mengerjakan

suatu pekerjaan”. Kemampuan pengguna merupakan kecakapan individu dalam

mengoperasikan sistem informasi akuntansi untuk mengerjakan berbagai tugas

memenuhi tanggung jawab pekerjaan di suatu perusahaan. Kemampuan

pengguna sistem informasi akuntansi menurut Robbins (2007:42) yaitu dapat

dilihat dari "Knowledge, Ability, and SkiIls". Berikut penjelasan dengan indikator-

indikator yang ada, yaitu :

1. Pengetahuan (Knowledge).

Pengetahuan diartikan sebagai dasar kebenaran atau fakta yang harus diketahui

dan diterapkan dalam pekerjaan. Pengetahuan sebagai pemakai sistem

informasi dapat dilihat dari :

1) Memiliki pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi.

2) Memahami pengetahuan tugas dari pekerjaannya sebagai pemakai sistem

informasi.

2. Kemampuan (Abilities)

Kemampuan diartikan sebagai kesanggupan bawaan sejak lahir atau hasil

praktek. Kemampuan sebagai pemakai sistem informasi dilihat dari :

1) Kemampuan menjalankan sistem informasi yang ada

2) Kemampuan untuk mengoperasikan kebutuhan informasi

3) Kemampuan mengekspresikan bagaimana sistem seharusnya

30
4) Kemampuan mengerjakan tugas dari pekerjaan yang menjadi tanggung

jawab

5) Kemampuan menyelaraskan kemampuan dengan tugas

3. Keahlian (Skill)

Keahlian diartikan sebagai kemampuan untuk mengekspresikan pekerjaan

mudah dan cermat dan membutuhkan kemampuan dasar. Keahlian sebagai

pemakai sistem informasi dapat dilihat dari:

1) Keahlian dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawab

2) Keahlian dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhannya dalam

pekerjaan

2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan

independen. Variabel dependen yang digunakan adalah kinerja sistem informasi

akuntansi. Peningkatan persaingan dan kemajuan teknologi yang sangat ketat

menyebabkan banyak organisasi yang beralih pada teknologi komputer. Teknologi

informasi telah mengubah pemrosesan dan akuntansi manual menjadi secara

otomatis. Pada mulanya sistem informasi perusahaan dikerjakan sepenuhnya oleh

manusia ditransformasikan ke dalam sistem berbasis komputerisasi. Dalam usaha

untuk mencapai tujuan perusahaan, sistem informasi akuntansi mempunyai peranan

yang penting. Sistem informasi akuntansi berfungsi untuk melayani kebutuhan

informasi dari berbagai tingkatan.

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu teori tentang

penggunaan sistem teknologi informasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan

31
penerimaan individual terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Teori ini

berasumsi bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem

yang baru, sejumlah faktor akan mempengaruhi keputusan pengguna dalam

menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam meningkatkan kinerjanya. Dalam

penelitian ini menggunakan teori TAM karena memiliki hubungan dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang digunakan untuk

mengolah data yang masih berupa formulir, catatan dan dokumen menjadi suatu

informasi keuangan yang dapat digunakan oleh pihak internal maupun pihak

eksternal untuk mengambil keputusan. Kinerja sistem informasi akuntansi diukur

dari pemakai sistem informasi dan kepuasan kerja. Kinerja sistem informasi

akuntansi merupakan penilaian terhadap pelaksanaan sistem informasi akuntansi

yang digunakan pada suatu perusahaan dalam pencapaiannya memberikan

informasi akuntansi (keuangan dan manajemen) yang efisien dan akurat sesuai

dengan tujuan perusahaan tersebut (Soegiharto, 2001:179).

Berdasarkan kajian teoritis dan hasil-hasil penelitian yang relevan, maka

diperoleh kerangka berfikir variabel independen sebagai berikut kecanggihan

teknologi informasi adalah buatan manusia terhadap proses penyampaian informasi

dari pengirim ke penerima sehingga penerimaan informasi akan lebih luas, lebih

cepat penyebarannya, dan lebih lama penyampaiannya. Kecanggihan teknologi

informasi merupakan sebuah sarana atau alat yang dapat membantu dan

meningkatkan kinerja dalam suatu perusahaan. Semakin besar perusahaan maka

data yang akan diolah juga semakin banyak. Selain menghemat waktu dalam

32
pengerjaannya, media elektronik juga memiliki kelebihan lain yaitu menghemat

penggunaan kertas dalam mengelola keuangan perusahaan dan dapat lebih mudah

di akses dimanapun tanpa membawa laporan keuangan perusahaan yang notabene

tebal.

Variabel independen kedua dukungan manajemen dapat diartikan dengan

pemahaman manajemen puncak tentang sistem komputer dan tingkat minat,

dukungan, dan pengetahuan tentang sistem informasi atau komputerisasi. Tingkat

dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi

dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan

semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi. Semakin besar dukungan

yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja sistem informasi

akuntansi dikarenakan adanya hubungan antar dukungan manajemen puncak dalam

proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi dengan

kinerja sistem informasi akuntansi.

Berdasarkan kemampuan dari pengguna sistem informasi akuntansi maksudnya

kemampuan dalam mengoperasikan aplikasi dari sistem informasi akuntansi yang

digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Kapabilitas teknik personal sistem

informasi akuntansi dibedakan ke dalam kemampuan spesialis dan kemampuan

generalis. Kemampuan pengguna sistem informasi akuntansi diukur dengan

menggunakan rata-rata tingkat pendidikan personal (pengguna) sistem informasi

akuntansi. Semakin tinggi kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi,

akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Kemampuan pengguna

33
sistem informasi akuntansi dapat dilihat dari knowledge (pengetahuan), ability

(kemampuan), dan skills (keahlian/kemahiran).

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas maka terbentuk satu kerangka

konseptual yang digambarkan pada gambar 2.1 dibawah ini terkait kecanggihan

teknologi informasi, dukungan manajemen dan kemampuan pengguna sebagai

variabel independen dan kinerja sistem informasi akuntansi sebagai variabel

dependennya.

Kecanggihan Teknologi Informasi (X1)

Kinerja Sitem Informasi


Dukungan Manajemen (X2) Akuntansi (Y)

Kemampuan Pengguna (X3)

Sumber: Diolah Oleh Peneliti, 2023


Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Keterangan :
: Pengaruh secara simultan
: Pengaruh secara parsial
2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, serta kerangka pemikiran yang

telah dibuat diatas, maka peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian

mengajukan beberapa hipotesis untuk menarik kesimpulan yaitu :

34
1. Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Dukungan Manajemen dan

Kemampuan Pengguna terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Kecanggihan teknologi informasi didefinisikan sebagai konstruksi multi

dimensi yang mengacu pada sifat, kompleksitas dan indepedensi penggunaan dan

manajemen teknologi informasi dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, konsep

kecanggihan teknologi informasi mengintegrasikan baik aspek yang berkaitan

dengan penggunaan Sistem Informasi maupun Manajemen Informasi Sistem yang

didukung oleh penelitian sebelumnya yakni, (Wiyoga dan Cokerda, 2022)

kecanggihan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja sistem infomasi akuntansi.

Berkomitmen pada waktu, biaya, dan sumber daya untuk mendukung supplier

agar terjadi kemitraan pada jangka panjang dan perusahaan juga dapat berlangsung

berproses secara stabil. Salah satu hal yang penting bagi manajemen puncak dalam

menjalankan bisnis adalah harus dapat selalu mengembangkan dan menciptakan

satu nilai bagi perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja organisasi. Oleh

karena itu dukungan manajemen puncak memegang peranan penting dalam

menentukan semua kegiatan termasuk yang berhubungan dengan sistem informasi

akuntansi yang merupakan salah satu sub essensial dalam suatu organisasi. Yang

didukung oleh penelitian sebelumnya yakni, (Meisa, Arizona dan Lisa, 2021) yang

menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dukungan manajemen

terhadap kinerja sistem infomasi akuntansi.

Kemampuan teknik personal yang baik akan mendorong pemakai untuk

menggunakan sistem informasi akuntansi sehingga kinerja sistem informasi

35
akuntansi lebih tinggi. Pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan

teknik baik yang diperolehnya dari pendidikan atau dari pengalaman

menggunakan sistem akan meningkatkan kepuasan dalam menggunakan sistem

informasi akuntansi, sehingga akan terus menggunakannya dalam membantu

menyelesaikan pekerjaannya karena pemakai memiliki pengetahuan dan

kemampuan memadai yang didukung oleh penelitian sebelumnya yakni

(Ardiwinata dan Sujana, 2019), yang menyatakan bahwa kemampuan pengguna

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem infomasi.

H1 : Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Dukungan Manajemen dan

Kemampuan Pengguna terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

2. Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi.

Kecanggihan teknologi informasi didefinisikan sebagai konstruksi multi

dimensi yang mengacu pada sifat, kompleksitas dan indepedensi penggunaan dan

manajemen teknologi informasi dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, konsep

kecanggihan teknologi informasi mengintegrasikan baik aspek yang berkaitan

dengan penggunaan Sistem Informasi maupun Manajemen Informasi Sistem yang

didukung oleh penelitian sebelumnya yakni (Ella, Diyah dan Nina, 2019), (Wiyoga

dan Cokerda, 2022), dan (Meisa, Arizona dan Lisa, 2021) kecanggihan teknologi

informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem infomasi

akuntansi.

H2 : Pengaruh Penggunaan Teknologi Infomasi Terhadap Kinerja Sistem Infomasi

Akuntansi

36
3. Pengaruh Dukungan Manajemen terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Menurut Chen dan Paulraj (2004) mendefinisikan dukungan manajemen

puncak sebagai berikut: “Berkomitmen pada waktu, biaya, dan sumber daya untuk

mendukung supplier agar terjadi kemitraan pada jangka panjang dan perusahaan

juga dapat berlangsung berproses secara stabil. Salah satu hal yang penting bagi

manajemen puncak dalam menjalankan bisnis adalah harus dapat selalu

mengembangkan dan menciptakan satu nilai bagi perusahaan agar dapat

meningkatkan kinerja organisasi. Oleh karena itu dukungan manajemen puncak

memegang peranan penting dalam menentukan semua kegiatan termasuk yang

berhubungan dengan sistem informasi akuntansi yang merupakan salah satu sub

essensial dalam suatu organisasi. Yang didukung oleh penelitian sebelumnya

yakni (Dwinanto, Dadang dan Surtikanti, 2016), (Wiyoga dan Cokerda, 2022) dan

(Meisa, Arizona dan Lisa, 2021) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

positif dan signifikan dukungan manajemen terhadap kinerja sistem infomasi

akuntansi.

H3 : Pengaruh Dukungan Manajemen Terhadap Kinerja Sistem Infomasi

Akuntansi

4. Pengaruh Kemampuan Pengguna terhadap Kinerja Sistem Informasi Akutansi.

Kemampuan teknik personal yang baik akan mendorong pemakai untuk

menggunakan sistem informasi akuntansi sehingga kinerja sistem informasi

akuntansi lebih tinggi. Pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan

teknik baik yang diperolehnya dari pendidikan atau dari pengalaman

menggunakan sistem akan meningkatkan kepuasan dalam menggunakan sistem

37
informasi akuntansi, sehingga akan terus menggunakannya dalam membantu

menyelesaikan pekerjaannya karena pemakai memiliki pengetahuan dan

kemampuan memadai yang didukung oleh penelitian sebelumnya yakni

(Ardiwinata dan Sujana, 2019), (Ella, Diyah dan Nina, 2019) dan (Dwinanto,

Dadang dan Surtikanti, 2016) yang menyatakan bahwa kemampuan pengguna

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem infomasi.

H4 : Pengaruh Kemampuan Pengguna Terhadap Kinerja Sistem Infomasi

Akuntansi

38
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah kecanggihan teknologi

informasi (X1), dukungan manajemen (X2), kemampuan pengguna (X3) diangkat

sebagai variabel independen (variabel bebas). Adapun yang merupakan variabel

dependen (variabel terikat) adalah kinerja sistem informasi akuntansi pada

karyawan perushaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kota Palu.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian verifikatif, metode penelitian ini

bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih atau metode yang

digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis (Sugiyono, 2019:36).

Pengaruh kecanggihan teknologi informasi, dukungan manajemen dan kemampuan

pengguna terhadap kinerja sistem informasi akuntansi akan diteliti dalam penelitian

ini untuk melihat bagaimana keterkaitan satu sama lain.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan daerah atau tempat dimana sebuah penelitian

tersebut akan dilaksanakan. Penelitian ini berlokasi di Kota Palu, yaitu pada kinerja

sistem informasi akuntansi yang berada pada karyawan perusahaan BUMN di Kota

Palu yang rencananya akan dilaksanakan Mei 2023 s/d Agustus 2023.

39
Tabel 3.1
Kantor BUMN di Kota Palu
No Kantor Alamat
1 PT. Pertamina Loli Saluran, Kec. Banawa,
Kabupaten Donggala, Sulawesi
Tengah 94351
2 PT. Telekomunikasi Indonesia Jl. Juanda No.25, Lolu Utara, Kec.
Palu Sel., Kota Palu, Sulawesi
Tengah 94111
3 PT. Pelabuhan Indonesia Pantoloan, Palu, Kota Palu,
Sulawesi Tengah 94352
4 PT. Pos Indonesia Jalan Professor Mohammad
Yamin, Tatura Utara, Palu Selatan,
Tatura Utara, Kec. Palu Sel., Kota
Palu, Sulawesi Tengah 94111
5 PT. Sucofindo Jl. R.A. Kartini No.51, Lolu Sel.,
Kec. Palu Sel., Kota Palu,
Sulawesi Tengah 94111
6 PT. PELNI Jl. R.A. Kartini No.96, Lolu Sel.,
Kec. Palu Tim., Kota Palu,
Sulawesi Tengah 94111
7 PT. PLN Lolu Sel., Kec. Palu Sel., Kota
Palu, Sulawesi Tengah 94111
8 PT. ASABRI Jl. Tanjung Dako No.22C, Lolu
Sel., Kec. Palu Sel., Kota Palu,
Sulawesi Tengah 94111
9 PT. Taspen Jl. Prof. Moh. Yamin No.21,
Tanamodindi, Kec. Mantikulore,
Kota Palu, Sulawesi Tengah
94234
10 Perum BULOG Jl. Prof. Moh. Yamin No.38,
Tanamodindi, Kec. Mantikulore,
Kota Palu, Sulawesi Tengah
94234
11 PT. Kimia Farma Jl. Masjid Raya No.5B, Lolu
Utara, Kec. Palu Sel., Kota Palu,
Sulawesi Tengah 90223
12 PT. Pegadaian Jl. Sam Ratulangi No.36, Besusu
Bar., Kec. Palu Tim., Kota Palu,
Sulawesi Tengah 94118
13 PT. Bhanda Ghara Reksa JL DR. Suharso, No. 85, Palu,
Central Sulawesi, Besusu Barat,
Palu Timur, Palu City, Central
Sulawesi 94111

40
No Kantor Alamat
14 PT. Jasa Raharja Jl. R.A. Kartini No.108, Lolu Sel.,
Kec. Palu Tim., Kota Palu,
Sulawesi Tengah 94235
15 PT. Semen Tonasa Desa Labuan, Baiya, Kec.
Tawaeli, Kota Palu, Sulawesi
Tengah 94352
16 PT. Adhi Karya Jl. Dr. Setiabudi No.67, Besusu
Tengah, Palu Timur., Kota Palu,
Sulawesi Tengah 94118
17 PT. Garuda Indonesia Jl. DR. Abdurrahman Saleh,
Birobuli Utara, Kec. Palu Sel.,
Kota Palu, Sulawesi Tengah
94111
18 Perum DAMRI Jalan P Diponegoro No.61, Baru,
Kec. Palu Bar., Kota Palu,
Sulawesi Tengah 94221
19 PT. Jembatan Nusantara Jl. Trans Sulawesi No.100, Talise,
Kec. Mantikulore, Kota Palu,
Sulawesi Tengah 94118
20 PT. Sang Hyang Seri JL. Cik Ditiro, No. 22-23, Besusu,
Palu Timur, Besusu Bar., Kec.
Palu Tim., Kota Palu, Sulawesi
Tengah 94111
Sumber : Data diolah, 2023
3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data kuantitatif adalah

data yang berupa angka atau bilangan (numeric)

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti ada dua yaitu data Primer dan data

Sekunder.

1. Data Primer

Data Primer yakni data yang didapatkan langsung melalui responden yang

berbentuk tulisan yang terkait pada objek yang diteliti melalui penggunaan alat

41
mengumpulkan data berupa angket yang nantinya disebarkan atau diberikan

kepada pegawai terkait.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yakni data pendukung yang didapatkan dari pengumpulan

serta pengelolaannya dilakukan oleh orang lain dan digunakan sebagai literature

tambahan seperti jurnal, dokumen-dokumen, artikel yang relevan dan sebagainya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara terlibat langsung ke lokasi

penelitian sehingga memberikan kejelasan dan kemudahan menemukan solusi

masalah yang terdapat dalam penelitian ini. Adapun teknik-teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pernyataan kepada responden untuk dijawab. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang tepat bila peneliti ingin tahu dengan

pasti variabel yang akan diukur dan tahu yang diharapkan dari responden cukup

besar dan tersebar di wilayah yang luas.

2. Dokumentasi, merupakan metode pengumpulan data dengan mengambil foto

terkait penelitian dan keadaan lapangan tempat peneliti melakukan penelitian.

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi menurut (Sugiyono, 2019) adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

42
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menggunakan sistem

infomasi akuntansi terkomputerisasi (aplikasi yang disediakan perusahaan baik

yang berhubungan langsung dengan Sistem Infomasi Akuntansi maupun tidak

langsung namun masih saling berkaitan satu sama lain) pada perusahaan BUMN

di Kota Palu yang berjumlah 20 diluar dari Sektor Perbankkan.

3.6.2 Sampel

Pengambilan sampel berdasarkan populasi yang mudah diakses untuk

memperoleh informasi, dengan mengambil sampel Pegawai di perusahaan BUMN

di Kota Palu. Sampel yang dimaksud adalah pengguna sistem informasi dalam

departemen akuntansi pada perusahaan BUMN di Kota Palu yang diperkirakan

berjumlah 40 karyawan atau lebih.

Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Jenis dari non-probability sampling yang digunakan

adalah sampling jenuh (sensus). Sampling jenuh adalah teknik penentuan sample

apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Tabel 3. 2
Populasi dan Sampel
No Populasi Sampel
1 PT. Pertamina 2
2 PT. Telekomunikasi Indonesia 2
3 PT. Pelabuhan Indonesia 2
4 PT. Pos Indonesia 1
5 PT. Sucofindo 2
6 PT. PELNI 1
7 PT. PLN 3
8 PT. ASABRI 2
9 PT. Taspen 3
10 Perum BULOG 3

43
No Populasi Sampel
11 PT. Kimia Farma 1
12 PT. Pegadaian 2
13 PT. Bhanda Ghara Reksa 2
14 PT. Jasa Raharja 2
15 PT. Semen Tonasa 2
16 PT. Adhi Karya 2
17 PT. Garuda Indonesia 2
18 Perum DAMRI 2
19 PT. Jembatan Nusantara 4
20 PT. Sang Hyang Seri 3
TOTAL 43
Sumber: Data diolah, 2023

3.7 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian terdiri dari 2 variabel yaitu, yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen). Masing masing variabel dijelaskan

sebagai berikut:

3.7.1 Variabel Independen (X)

Variabel independen biasanya disebut sebagai variabel stimulus, predictor

dan antecenden. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2019)

Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu:

1. Kecanggihan Teknologi Infomasi (X1)

Teknologi informasi berperan untuk mempermudah pekerjaan manusia

sehingga akan meningkatkan kinerja secara efektif dan efisien. Dengan adanya

bantuan teknologi maka akan mempermudah kegiatan serta akan meningkatkan ke

akuratan informasi tersebut. Adapun indikator dari variabel ini adalah keragaman

teknologi informasi yang digunakan, karakteristik hardware, perangkat

44
pengembangan, media komunikasi antara operator dengan perancangan yang

mampu memberikan informasi yang diperlukan, cara pengolahan, jenis operasi,

aplikasi portofolio, aplikasi yang terintegrasi, Partisipasi pengguna, Investasi TI,

Proses adopsi TI atau proses perencanaan TI, Pengendalian TI dan Evaluasi TI.

2. Dukungan Manajemen (X2)

Dukungan manajamen puncak adalah pihak yang bertanggung jawab atas

keberhasilan sistem informasi dan kelangsungan organisasi. Adapun indikator dari

variabel ini adalah perencanaan untuk pengembangan lebih lanjut dan penerapan

sistem.

3. Kemampuan Pengguna (X3)

Kemampuan pengguna sistem informasi adalah suatu kapasitas individu berupa

kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan diri sendiri untuk mengerjakan suatu

pekerjaan tertentu pada bidang sistem. Adapun indikator dari variabel ini adalah

memiliki kemampuan spesialis dengan menggunakan sistem informasi akuntansi,

memiliki kemampuan dengan mengembangkan sistem informasi akuntansi dan

mahir dalam mengoperasikan program-program komputer (aplikasi sistem

informasi akuntansi).

3.7.2 Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen sering juga disebut sebagai variabel output, criteria dan

consequen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel yang dipengaruhi atau dihasilkan dari variabel bebas disebut variabel

terikat. Variabel dependen penelitian ini adalah kinerja sistem informasi. Sistem

informasi akuntansi yang disajikan dapat memberikan kontribusi bagi

45
penggunanya. Adapun indikator dari variabel ini adalah kesesuaian program atau

software bagi kebutuhan pengguna, akurat dalam mengolah data, tampilkan sistem

yang menarik dan memudahkan pengguna, mudah digunakan dan lebih efisien,

rekaman catatan waktu operasional pengguna dan tingginya tingkat pengguna

sistem informasi akuntansi.

Berikut ini merupakan matriks operasional variabel penelitian yang

tercantum dalam tabel 3.3

Tabel 3.3
Matriks Operasionalisasi Variabel
Kinerja Sitem Informasi Akuntansi (Y)
Dimensi Indikator Skala
1. Kinerja Sistem 1) Content (kesesuaian program atau Likert 1 –
Informasi software bagi kebutuhan pengguna) 5
Akuntansi 2) Accurary (akurat dalam mengolah Likert 1 -
data) 5
3) Format (tampilkan sistem yang Likert 1 -
menarik dan memudahkan 5
pengguna)
4) Ease of use (mudah digunakan dan Likert 1 -
lebih efisien) 5
5) Time liner (rekaman catatan waktu Likert 1 -
operasional pengguna) 5
6) Tingginya tingkat pengguna sistem Likert 1 -
informasi akuntansi 5

Sumber: Tjhai Fung Jen (2002)


Kecanggihan Teknologi Informasi (X1)
Dimensi Indikator Skala
1. Kecanggihan 1) Keragaman TI yang digunakan Likert 1 –
Teknologi 5
2) Karakteristik hardware Likert 1 –
5
3) Perangkat pengambangan Likert 1 –
5
4) Media komunikasi antara operator Likert 1 -
dengan perancang yang mampu 5
memberikan informasi yang
diperlukan

46
5) Cara pengolahan Likert 1 –
5
6) Jenis operasi Likert 1 –
5
2. Kecanggihan 1) Aplikasi portofolio Likert 1 –
Informasi 5
2) Aplikasi yang terintegrasi Likert 1 –
5
3. Kecanggihan 1) Tingkat Keputusan Likert 1 –
Fungsional 5
2) Partisipasi pengguna Likert 1 –
5
4. Kecanggihan 1) Investasi TI Likert 1 –
Manajerial 5
2) Proses adopsi TI atau proses Likert 1 –
perencanaan TI 5
3) Pengendalian TI Likert 1 –
5
4) Evaluasi TI Likert 1 –
5
Sumber: Al Eqab dan Adel (2013)
Dukungan Manajemen {X2)
Dimensi Indikator Skala
1. Penerapan sistem 1. Penggantian sistem lama ke sistem Likert 1 –
yang baru 5
2. Pemahaman sistem baru Likert 1 –
5
2. Pemeliharaan sistem 1. Membuat perubahan Likert 1 –
dan pemecahan 5
masalah
2. Memperbaiki kesalahan sistem Likert 1 –
5
3. Memelihara sistem Likert 1 –
5
Sumber: Griffin (2004)
Kemampuan Pengguna (X3)
Dimensi Indikator Skala
1. Pengetahuan Mahir dalam mengoperasikan program- Likert 1 – 5
(Knowledge) program komputer (aplikasi sistem
informasi akuntansi)
2. Kemampuan Memiliki kemampuan dengan Likert 1 – 5
(Abilities) mengembangkan sistem informasi
akuntansi

47
3. Keahlian (Skill) Memiliki kemampuan spesialis dengan Likert 1 – 5
menggunakan sistem informasi
akuntansi.
Sumber: Robbins (2007)
Sumber : Data Diolah, 2023

Pengukuran untuk variabel independen dan variabel dependen dalam

penelitian ini menggunakan skala ordinal dengan teknik pengukuran skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan presepsi seseorang atau

sekelompok tertentu. Skala likert dapat membedakan subjek yang diamati

berdasarkan perbedaan derajat ciri ordinal yang mereka miliki secara khas terwujud

dalam gejala kesikapan (Sugiyono, 2019:93).

Setiap pernyataan yang terdapat dalam kuisioner penelitian, terdapat lima

opsi/pilihan dengan setiap bobot pertanyaan sebagai berikut:

Tabel 3.4
Instrumen Skala Likert
No. Jawaban Skor
1. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2. Tidak Setuju (TS) 2
3. Ragu-Ragu (KS) 3
4. Setuju (S) 4
5. Sangat Setuju (SS) 5
Sumber : Sugiyono, 2019

Berdasarkan kategori skala Likert, diketahui bahwa bobot nilai tertinggi

adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1. Tanggapan responden yang telah diberi

bobot kemudian dibuat ke dalam bentuk distribusi frekuensi dan diinterpretasikan

rata-ratanya (mean). Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dimaksudkan

untuk menyusun urutan data ke dalam kelas interval, agar kemudian dapat

ditentukan frekuensinya berdasarkan data yang sesuai dengan batas interval

kelasnya.

48
Langkah penentuan kelas interval dimulai dengan menetapkan range, yakni

selisih antara bobot nilai tertinggi dan bobot nilai terendah (5 − 1 = 4). Untuk

mengetahui panjang kelas (P) pada tiap interval kelas, digunakan rumus sebagai

berikut:

R 4
P= = = 0,8
B 5
Keterangan:
P = panjang kelas
R = range
B = banyak kelas
Berdasarkan nilai panjang kelas yang diperoleh sebesar 0,8, maka mean dari

tanggapan responden dikelompokkan ke dalam kelas interval dengan batasan

sebagai berikut:

Tabel 3.5
Dasar Interpretasi Skor Item dalam Variabel Penelitian
Nilai Skor Interpretasi
1,0 – 1,8 Tidak Baik / Sangat Rendah
1,8 – 2,6 Kurang Baik / Rendah
2,6 – 3,4 Cukup Baik / Cukup Rendah
3,4 – 4,2 Baik / Tinggi
4,2 – 5,0 Sangat Baik / Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono, 2019

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian

Validitas (validity) dan reliabilitas (reliability) suatu hasil penelitian

tergantung pada alat pengukur (instrument) yang digunakan. Instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data harus valid dan dapat diandalkan agar

menghasilkan data yang dapat dipercaya. Oleh karena itu perlu dilakukan uji

validitas dan reliabilitas.

49
3.8.1 Uji Validitas

Sugiyono (2019:121) mengungkapkan bahwa instrumen yang valid berarti

alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”. Lebih lanjut Sugiyono (2019:179) menyatakan bahwa bila mana koefisien

korelasi antar skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator adalah

positif dan lebih besar 0,3 ( r ≥ 0,3) maka instrument tersebut di anggap valid”.

Validitas atau kesalahan sangat berkaitan dengan ketepatan hasil pengukuran suatu

alat ukur.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2020). Pengujian instrumen

reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan atau dianalisis dengan teknik Cronbach

Alfa (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alfa>

0,60 (Ghozali, 2020:41).

3.9 Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan model

regresi yang dibuat telah memenuhi asumsi klasik pengujian sebagai berikut:

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

50
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji normalitas One Sample

Kolmogorof Smirnov-Test (nilai α = 5%). Pemilihan One Sample Kolmogorof

Smirnov-Test sebagai alat ukur normalitas bertujuan untuk mengetahui nilai

signifikannya. Nilai signifikan dari pengujian One Sample Kolmogorof Smirnov-

Test lebih dari 0,05 maka data mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2020:110).

3.9.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)

yang telah di studentized, (Ghozali, 2020:139).

3.9.3 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel indepeden, (Ghozali,

51
2018:105). Adanya korelasi yang tinggi di antara variabel independen

menyebabkan kita dapat untuk mengisolasi pengaruh individual dari variabel

independen terhadap variabel dependen. Mendeteksi adanya multikolinearitas

dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai toleran yang lebih

kecil dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF besar dari 0,10, maka terjadi

multikolonieritas.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

bebas yaitu kecanggihan teknologi informasi (X1), dukungan manajemen (X2) dan

Kemampuan Pengguna (X3) terhadap variabel terikat yaitu kinerja sistem

informasi akuntansi (Y). Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini

adalah model regresi linear berganda (multiple regression). Sugiyono (2019:275)

mengungkapkan bahwa analisis regresi linear berganda digunakan oleh peneliti,

bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor

predicor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi linear

berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.

Model persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e


Keterangan:

Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

β1;β2;β3 = Koefisien regresi berganda

52
X1 = Kecanggihan Teknologi Informasi

X2 = Dukungan Manajemen

X3 = Kemampuan pengguna

α = Konstanta

e = Standar Erorr

Penggunaan analisis regresi linear berganda melalui bantuan software

SPSS dilakukan pengolahan data yang menghasilkan koefisien regresi yang

menunjukkan hubungan fungsional antara variabel kecanggihan teknologi

informasi (X1), dukungan manajemen (X2) dan kemampuan pengguna (X3)

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Y) pada karyawan perusahaan

BUMN di Kota Palu.

3.11 Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji statistik t

dan uji statistik F.

3.11.1 Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menilai kelayakan model regresi yang telah terbentuk.

Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung.

Dalam menentukan nilai Ftabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%

dengan derajat kepercayaan (df) pembilang = k-1, dan df penyebut = n-k, dengan

keterangan n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria

pengujian yang digunakan adalah:

1. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

53
2. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.11.2 Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang diteliti

secara parsial atau terpisah mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Adapun caranya yaitu, dengan melakukan perbandingan t hitung > t tabel tingkat

kepercayaan 95% α ≤ 0,05 dengan pedoman sebagai berikut:

1. Jika thitung > ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α ≤ 0,05), maka terbukti secara

parsial bahwa kecanggihan teknologi informasi (X1), dukungan manajemen

(X2) dan kemampuan pengguna (X3) berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi (Y).

2. Jika thitung > ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α > 0,05) maka terbukti secara

parsial bahwa kecanggihan teknologi informasi (X1), dukungan manajemen

(X2) dan kemampuan pengguna (X3) tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi (Y).

Nilai thitung diperoleh dari hasil perhitungan statistik (SPSS) dalam ANOVA.

ttabel diperoleh dengan melihat tabel t (sesuai dengan tingkat kepercayaan yang

ditentukan) dengan cara df (degree of freedom) nilai df = N – k, dimana N = jumlah

sampel dan k = jumlah variabel penelitian.

3.11.3 Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) bertujuan untuk

menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel dependen yang

dapat dijelaskan oleh oleh variabel independen. Besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen diketahui dengan melihat koefisien dalam

54
kolom Adjusted R Square yang dapat ditemukan pada output SPSS tabel Model

Summary. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square dari model regresi maka hasil

regresi akan semakin baik. Nilai Adjusted R Square yang kecil memiliki arti bahwa

kemampuan variabel independen dalan menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

55
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Badan Usaha Milik Negara yang terdapat di Kota Palu diluar dari Perbankan

berjumlah 20 perusahaan. Penelitian ini menggunakan pengambilan sampel dengan

metode sensus yang berarti semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian.

Karyawan yang dijadikan sampel berjumlah 43 orang dalam departemen akuntansi

yang menggunakan sistem informasi pada masing-masing perusahaan.

4.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian yang dilakukan di Kota Palu ini melibatkan 20 perusahaan dan

kuesioner yang disebarkan berjumlah 43 eksemplar. Karakteristik responden dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4. 1
Karakteristik Responden
No. Uraian Frekuensi Presentase
1. Jenis Kelamin :
Laki-Laki 26 60,5%
Perempuan 17 39,5%
TOTAL 43 100%
2. Umur :
≤ 25 3 7%
> 25 – 40 31 72,1%
> 40 – 55 9 20,9%
> 55 0 0%
TOTAL 43 100%
3. Lama Bekerja :
≤ 1 Tahun 1 2,3%
> 1 – 10 Tahun 26 60,5%
> 10 – 20 Tahun 11 25,6%

56
No. Uraian Frekuensi Presentase
> 20 Tahun 5 11,6%
TOTAL 43 100%
4. Pendidikan Terakhir :
SMA/SMK 8 18,6%
Diploma 7 16,3%
Sarjana 22 51,2%
Pascasarjana 6 14%
TOTAL 43 100%
Sumber: Data diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat pengelompokkan karakteristik dari

responden dalam penelitian ini melalui empat kategori, yaitu jenis kelamin, umur,

lama bekerja dan pendidikan terakhir. Dari tabel diatas diketahui responden laki-

laki sebanyak 26 orang dengan persentase 60,5%, dan responden perempuan

sebanyak 17 orang dengan persentase 39,5%.

Kategori umur menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur di atas

25 tahun s/d 40 tahun dengan jumlah 31 orang dan persentase 72,1%. Tidak ada

responden di atas atau berumur 55 tahun. Responden berusia di atas 40 tahun s/d

55 tahun sebanyak 9 orang dengan persentase 20,9% dan reponden berusia di bawah

25 tahun sebanyak 3 orang dengan presentase 7%.

Pada kategori lama bekerja, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berkerja selama 1 tahun – 10 tahun dengan jumlah 26 dengan presentase 60,5%,

responden yang lama bekerja selama lebih dari 20 tahun sebanyak 5 orang dengan

presentase 11,6%, lama bekerja responden selama 10 tahun – 20 tahun dengan

jumlah 11 dengan presentase 25,6% dan responden yang lama bekerja selama

kurang dari 1 tahun hanya 1 orang dengan presentase 2,3%.

57
Pada kategori pendidikan terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar

responden merupakan lulusan Sarjana dengan jumlah 22 orang dan presantase

51,2%, responden pada lulusan Diploma sebanyak 7 orang dengan presentase

16,3%, tingkat SMA/SMK sebanyak 8 dengan presantase 18,6% dan lulusan

Pascasarjana sebanyak 6 orang dengan presentase 14%.

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian bertujuan untuk menguraikan hasil tabulasi

jawaban responden terhadap masing-masing item pernyataan berdasarkan indikator

yang telah diuraikan sebelumnya, Berikut pemaparan deskriptif masing-masing

variabel penelitian.

4.3.1 Deskripsi Variabel Kecanggihan Teknologi Informasi

Hasil tabulasi jawaban responden untuk pernyataan terkait kecanggihan

teknologi informasi (X1) dapat dilihat pada tabel 4.2 Dibawah ini:

Tabel 4. 2
Tabulasi Variabel Kecanggihan Teknologi Informasi
KECANGGIHAN TEKNOLOGI INFORMASI (X1)
STS(1) TS(2) RR(3) S(4) SS(5)
Item MEAN
F % S F % S F % S F % S F % S N
X1.1 0 0 0 3 7 6 16 37 48 17 40 68 7 16 35 43 3.65
X1.2 0 0 0 0 0 0 3 7 9 15 35 60 25 58 125 43 4.512
X1.3 0 0 0 0 0 0 3 7 9 18 42 72 22 51 110 43 4.442
X1.4 0 0 0 4 9.3 8 5 12 15 16 37 64 18 42 90 43 4.116
X1.5 0 0 0 7 16 14 4 9.3 12 19 44 76 13 30 65 43 3.884
X1.6 0 0 0 7 16 14 3 7 9 19 44 76 14 33 70 43 3.930
X1.7 0 0 0 1 2.3 2 5 12 15 20 47 80 17 40 85 43 4.233
X1.8 0 0 0 1 2.3 2 0 0 0 19 44 76 23 53 115 43 4.488
X1.9 0 0 0 2 4.7 4 4 9.3 12 15 35 60 22 51 110 43 4.326
X1.10 0 0 0 4 9.3 8 1 2.3 3 17 40 68 21 49 105 43 4.279
X1.11 0 0 0 5 12 10 3 7 9 15 35 60 20 47 100 43 4.163
X1.12 0 0 0 5 12 10 0 0 0 17 40 68 21 49 105 43 4.256
X1.13 0 0 0 2 4.7 4 3 7 9 20 47 80 18 42 90 43 4.26

58
KECANGGIHAN TEKNOLOGI INFORMASI (X1)
STS(1) TS(2) RR(3) S(4) SS(5)
Item MEAN
F % S F % S F % S F % S F % S N
X1.14 0 0 0 1 2.3 2 3 7 9 18 42 72 21 49 105 43 4.372
X1.15 0 0 0 1 2.3 2 2 4.7 6 22 51 88 18 42 90 43 4.33
X1.16 0 0 0 3 7 6 4 9.3 12 14 33 56 22 51 110 43 4.279
X1.17 0 0 0 4 9.3 8 1 2.3 3 20 47 80 18 42 90 43 4.209
X1.18 0 0 0 3 7 6 2 4.7 6 17 40 68 21 49 105 43 4.302
X1.19 0 0 0 3 7 6 0 0 0 22 51 88 18 42 90 43 4.279
X1.20 0 0 0 2 4.7 4 3 7 9 11 26 44 27 63 135 43 4.465
X1.21 0 0 0 0 0 0 2 4.7 6 14 33 56 27 63 135 43 4.58
X1.22 0 0 0 0 0 0 4 9.3 12 18 42 72 21 49 105 43 4.395
X1.23 0 0 0 4 9.3 8 5 12 15 15 35 60 19 44 95 43 4.140
X1.24 0 0 0 2 4.7 4 5 12 15 17 40 68 19 44 95 43 4.233
X1.25 0 0 0 0 0 0 4 9.3 12 19 44 76 20 47 100 43 4.372
RATA-RATA JAWABAN RESPONDEN UNTUK KECANGGIHAN TEKNOLOGI INFORMASI (X1) 4.260
Sumber: Data diolah peneliti, 2023

Berdasarkan tanggapan yang diberikan responden terhdap variabel

kecanggihan teknologi informasi pada tabel 4.2 Dapat dilihat bahwa nilai mean

yang paling tinggi yaitu pada item yang menyatakan “pengembangan teknologi

informasi di perusahaan melibatkan partisipasi pengguna” dengan nilai mean

sebesar 4.58. Dilihat pada dasar interpretasi nilai tersebut masuk dalam kategori

sangat tinggi yang artinya responden sudah sangat baik dalam pengembangan TI di

perusahaan melibatkan partisipasi pengguna agar perusahaan dapat

memaksimalkan kecanggihan teknologi informasinya. Sedangkan nilai mean

terendah menyatakan “perusahaan menggunakan beragam teknologi modern

berbasis offline” dengan nilai mean sebesar 3.65. Dilihat dari dasar interpretasi

nilai tersebut masuk dalam kategori tinggi yang berarti penggunaan beragam

teknologi modern berbasis offline sudah mulai dikurangi oleh perusahaan. Lalu

nilai rata-rata untuk variabel kecanggihan teknologi informasi adalah 4.26, nilai ini

59
masuk dalam kategori sangat tinggi. Artinya untuk variabel kecanggihan teknologi

informasi pada karyawan perusahaan BUMN di Kota Palu sudah sangat baik.

4.3.2 Deskripsi Variabel Dukungan Manajemen

Hasil tabulasi jawaban responden untuk pernyataan terkait variabel

dukungan manajemen (X2) dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4. 3
Tabulasi Variabel Dukungan Manajemn
DUKUNGAN MANAJEMEN (X2)
STS(1) TS(2) RR(3) S(4) SS(5)
Item MEAN
F % S F % S F % S F % S F % S N
X2.1 0 0 0 1 2.3 2 5 12 15 21 49 84 16 37 80 43 4.209
X2.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 53 92 20 47 100 43 4.465
X2.3 0 0 0 1 2.3 2 2 4.7 6 17 40 68 23 53 115 43 4.442
X2.4 0 0 0 0 0 0 1 2.3 3 21 49 84 21 49 105 43 4.465
X2.5 0 0 0 0 0 0 1 2.3 3 18 42 72 24 56 120 43 4.535
X2.6 0 0 0 1 2.3 2 0 0 0 16 37 64 26 60 130 43 4.558
X2.7 0 0 0 0 0 0 2 4.7 6 17 40 68 24 56 120 43 4.512
X2.8 0 0 0 1 2.3 2 3 7 9 17 40 68 22 51 110 43 4.395
X2.9 0 0 0 0 0 0 7 16 21 20 47 80 16 37 80 43 4.21
X2.10 0 0 0 0 0 0 3 7 9 21 49 84 19 44 95 43 4.372
RATA-RATA JAWABAN RESPONDEN UNTUK DUKUNGAN MANAJEMEN 4.416
Sumber:Data diolah peneliti, 2023

Berdasarkan tanggapan yang diberikan responden terhadap variabel

dukungan manajemen pada tabel 4.3 Dapat dilihat bahwa nilai mean yang paling

tinggi yaitu pada item yang menyatakan “manajemen melakukan perencanaan

untuk pengembangan lebih lanjut” dengan nilai mean sebesar 4.55. Dilihat pada

dasar Interpretasi nilai tersebut masuk dalam kategori sangat tinggi yang artinya

pemberian informasi yang dilakukan oleh fiskus sudah dilakukan dengan sangat

baik. Nilai mean terendah menyatakan “manajemen melakukan pergantian sistem

lama ke sistem yang baru” dengan nilai mean 4.20. Dilihat pada dasar interpretasi

60
nilai ini masuk dalam kategori sangat tinggi yang artinya sudah cukup banyak

manajemen melakukan pergantian sistem lama ke sistem yang baru. Nilai rata-rata

untuk variabel dukungan manajemen sebesar 4.41, dilihat pada dasar interpretasi

nilai ini masuk dalam kategori sangat tinggi. Yang berarti Dukungan Manajemen

pada karyawan perusahaan BUMN di Kota Palu sudah sangat baik.

4.3.3 Deskripsi Variabel Kemampuan Pengguna

Hasil tabulasi jawaban responden untuk pernyataan terkait variabel

kemampuan pengguna (X3) dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini

Tabel 4. 4
Tabulasi Variabel Kemampuan Pengguna
KEMAMPUAN PENGGUNA (X3)
STS(1) TS(2) RR(3) S(4) SS(5)
Item MEAN
F % S F % S F % S F % S F % S N
X3.1 0 0 0 0 0 0 2 4.7 6 15 35 60 26 60 130 43 4.558
X3.2 0 0 0 0 0 0 3 7 9 23 53 92 17 40 85 43 4.326
X3.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 42 72 25 58 125 43 4.581
X3.4 0 0 0 0 0 0 1 2.3 3 16 37 64 26 60 130 43 4.58
X3.5 0 0 0 1 2.3 2 0 0 0 18 42 72 27 63 135 43 4.860
X3.6 0 0 0 2 4.7 4 0 0 0 15 35 60 26 60 130 43 4.512
X3.7 0 0 0 0 0 0 3 7 9 14 33 56 26 60 130 43 4.535
RATA-RATA JAWABAN RESPONDEN UNTUK KEMAMPUAN PENGGUNA 4.565
Sumber:Data diolah peneliti, 2023

Berdasarkan tanggapan responden terhadap variabel kemampuan pengguna

pada tabel 4.4 Dapat dilihat nilai mean yang paling tinggi yaitu pada item yang

menyatakan “kemampuan pengguna memperoleh informasi yang dihasilkan oleh

sistem informasi akuntansi sesuai dengan yang dibutuhkan” dengan nilai mean

sebesar 4.86. Dilihat pada dasar interpretasi nilai tersebut masuk dalam kategori

sangat tinggi, yang artinya kemampuan pengguna atau responden memperoleh

informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi sesuai dengan yang

61
dibutuhkan. Sedangkan nilai mean terendah menyatakan “kemampuan pengguna

dapat meningkatkan kepuasan terhadap pengguna” dengan nilai 4.32. Dilihat pada

dasar interprestasi nilai ini masuk dalam kategori sangat tinggi yang artinya sudah

sangat baik kemampuan pengguna dapat meningkatkan kepuasan terhadap

pengguna. Nilai rata-rata untuk variabel kemampuan pengguna sebesar 4.56, dilihat

pada dasar interpretasi nilai ini masuk dalam kategori sangat tinggi. Yang berarti

Kemampuan Pengguna pada karyawan perusahaan BUMN di Kota Palu sudah

sangat baik.

4.3.4 Deskripsi Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Hasil tabulasi jawaban responden untuk pertanyaan terkait variabel kinerja

sistem informasi akuntansi (Y) dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4. 5
Tabulasi Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Y)
STS(1) TS(2) RR(3) S(4) SS(5)
Item MEAN
F % S F % S F % S F % S F % S N
Y.1 0 0 0 0 0 0 3 7 9 22 51 88 18 42 90 43 4.349
Y.2 0 0 0 0 0 0 3 7 9 18 42 72 22 51 110 43 4.442
Y.3 0 0 0 0 0 0 10 23 30 22 51 88 11 26 55 43 4.023
Y.4 0 0 0 0 0 0 3 7 9 16 37 64 24 56 120 43 4.488
Y.5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 49 84 22 51 110 43 4.512
Y.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 26 44 32 74 160 43 4.744
Y.7 0 0 0 0 0 0 2 4.7 6 18 42 72 23 53 115 43 4.49
Y.8 0 0 0 0 0 0 2 4.7 6 22 51 88 19 44 95 43 4.395
Y.9 0 0 0 0 0 0 1 2.3 3 25 58 100 17 40 85 43 4.372
Y.10 0 0 0 0 0 0 3 7 9 17 40 68 23 53 115 43 4.465
RATA-RATA JAWABAN RESPONDEN UNTUK KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 4.428
Sumber:Data diolah peneliti, 2023

Berdasarkan tanggapan responden terhadap variabel kinerja sistem

informasi (Y) pada tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa nilai mean tertinggi pada

62
item yang menyatakan “dengan sistem yang ada, departemen saya mampu

mengerjakan tugasnya dengan lebih mudah” dengan nilai mean sebesar 4.74.

Dilihat dari dasar interpretasi nilai ini masuk dalam kategori sangat tinggi, artinya

responden sangat setuju dam melaksanakan hal ini dengan sangat baik. Sedangkan

nilai mean terendah pada item yang menyatakan “pegawai senang menggunakan

sistem yang tersedia” dengan nilai 4.02. Dilihat pada dasar interpretasi nilai ini

masuk dalam kategori tinggi yang artinya sudah cukup banyak pegawai senang

menggunakan sistem tersedia. Nilai rata-rata untuk variabel kinerja sistem

informasi sebesar 4.42 dilihat dari interpretasi nilai ini masuk dalam kategori sangat

tinggi. Yang berarti Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada karyawan perusahaan

BUMN di Kota Palu sudah sangat baik.

4.4 Uji Instrumen Penelitian

4.4.1 Uji Validitas

Uji Validitas merupakan pengujian yang digunakan untuk mengukur sejauh

mana pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesiuoner tersebut. Dalam penelitian ini nilai r-hitung harus lebih besar dari

nilai r-tabel sehingga item-item pernyataan tersebut dapat dinyatakan valid.

1. Kecanggihan Teknologi Informasi

Tabel 4. 6
Hasil Pengujian Validitas Kecanggihan Teknologi Informasi
Item Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

X1.1 0,620 0,2542 Valid


X1.2 0,568 0,2542 Valid
X1.3 0,489 0,2542 Valid
X1.4 0,700 0,2542 Valid
X1.5 0,784 0,2542 Valid

63
Item Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

X1.6 0,708 0,2542 Valid


X1.7 0,508 0,2542 Valid
X1.8 0,629 0,2542 Valid
X1.9 0,637 0,2542 Valid
X1.10 0,633 0,2542 Valid
X1.11 0,744 0,2542 Valid
X1.12 0,743 0,2542 Valid
X1.13 0,627 0,2542 Valid
X1.14 0,513 0,2542 Valid
X1.15 0,580 0,2542 Valid
X1.16 0,550 0,2542 Valid
X1.17 0,637 0,2542 Valid
X1.18 0,676 0,2542 Valid
X1.19 0,674 0,2542 Valid
X1.20 0,564 0,2542 Valid
X1.21 0,495 0,2542 Valid
X1.22 0,619 0,2542 Valid
X1.23 0,527 0,2542 Valid
X1.24 0,516 0,2542 Valid
X1.25 0,616 0,2542 Valid
Sumber:Data diolah peneliti, 2023

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa hasil pengujian validitas

untuk variabel kecanggihan teknologi informasi nilai r-hitung lebih besar dari nilai

r-tabel, sehingga uji validitas variabel kecanggihan teknologi informasi dikatakan

valid.

2. Dukungan Manajemen

Tabel 4. 7
Hasil Pengujian Validitas Dukungan Manajemen
Item Peryantaan r-hitung r-tabel Keterangan

X2.1 0,654 0,2542 Valid


X2.2 0,689 0,2542 Valid
X2.3 0,703 0,2542 Valid

64
Item Peryantaan r-hitung r-tabel Keterangan

X2.4 0,612 0,2542 Valid


X2.5 0,678 0,2542 Valid
X2.6 0,697 0,2542 Valid
X2.7 0,724 0,2542 Valid
X2.8 0,724 0,2542 Valid
X2.9 0,590 0,2542 Valid
X2.10 0,729 0,2542 Valid
Sumber:Data diolah peneliti, 2023

Berdasarkan tabel 4.7 Diatas dapat bahwa hasil pengujian validitas untuk

variabel dukungan manajemen nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel, sehingga

uji validitas variabel dukungan manajemen dikatakan valid.

3. Kemampuan Pengguna

Tabel 4. 8
Hasil Pengujian Validitas Kemampuan Pengguna
Item Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

X3.1 0,746 0,2542 Valid


X3.2 0,775 0,2542 Valid
X3.3 0,629 0,2542 Valid
X3.4 0,591 0,2542 Valid
X3.5 0,694 0,2542 Valid
X3.6 0,744 0,2542 Valid
X3.7 0,694 0,2542 Valid
Sumber:Data diolah peneliti, 2023

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa hasil pengujian validitas

untuk variabel kemampuan pengguna nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel,

sehingga uji validitas variabel kemampuan pengguna dikatakan valid.

4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

65
Tabel 4. 9
Hasil Pengujian Validitas Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Item Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

Y.1 0,747 0,2542 Valid


Y.2 0,710 0,2542 Valid
Y.3 0,732 0,2542 Valid
Y.4 0,764 0,2542 Valid
Y.5 0,761 0,2542 Valid
Y.6 0,733 0,2542 Valid
Y.7 0,688 0,2542 Valid
Y.8 0,751 0,2542 Valid
Y.9 0,824 0,2542 Valid
Y.10 0,749 0,2542 Valid
Sumber;Data diolah peneliti, 2023

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa hasil pengujian validitas

untuk variabel kinerja sistem informasi akuntansi nilai r-hitung lebih besar dari nilai

r-tabel, sehingga uji validitas variabel kinerja sistem informasi akuntansi dikatakan

valid.

Berdasarkan semua hasil uji validitas variabel yang digunakan dalam

penelitian ini maka dapat dinyatakan bahwa pernyataan-pernyataan tiap variabel

dapat diikutsertakan dalam pengujian selanjutnya karena hasil koefisien korelasi(r-

hitung) seluruh item pernyataan lebih besar dari nilai r-tabel.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Seluruh item pernyataan pada variabel independen (X) dan dependen (Y)

dalm instrumen dinyatakan valid maka langka selanjutnya adalah pengujian

terhadap reliabilitas. Uji realiabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik

Cronbach Alpha (a) untuk melihat andal tidaknya suatu variabel, jika memberikan

nilai Cronbach Alpha >0,60 maka semua pernyataan dalam penelitian ini dapat

66
dikatakan reliabel. Uji reliabilitas dalm penelitian ini menggunakan bantuan

program komputer SPSS for windows versi 16.0. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. 10
Hasil Uji Reliabilitas
No Cronbach’s Alpha
Variabel Penelitian Alpha Toleransi Keterangan
1 Kecanggihan Teknologi 0,931 0,60 Reliabel
Informasi (X1)
2 Dukungan Manajamen 0,867 0,60 Reliabel
(X2)
3 Kemampuan Pengguna 0,823 0,60 Reliabel
(X3)
4 Kinerja Sistem Informasi 0,718 0,60 Reliabel
Akuntansi (Y)
Sumber:Data diolah peneliti, 2023

Bedasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha masing-

masing cariabel Kecanggihan Teknologi Informasi, Dukungan Manajmen,

Kemampuan Pengguna dan Kinerja Sistem Informasi Memiliki nilai lebih besar

dari 0,60. Maka seluruh variabel dalam penelitian ini dikatakan reliabel karena

memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60 mengacu pada Ghozali (2020).

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik

Model Penelitian akan diuji terlebih dahulu untuk melihat apakah memenuhi

uji asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik dimaksudkan untuk

mengetahui apakah koefisien regresi yang dihasilkan dapat diterima dan untuk

menghindari adanya penlanggaran asumsi klasik yang merupakan asumsi dasar

analisis regresi. Sehingga diharapkan pengambilan keputusan uji statistik

67
mendekati nilai estimasi yang sebenarnya. Adapun uji asumsi klasik dalam

penelitian ini menggunakan SPSS 16.

4.5.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

data telah terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

ketika data tersebut terdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini menggunakan

dua cara untuk menentukan normalitas data, yaitu dengan Normal P-Plot dan juga

Kolmogorov Smirnov seperti gambar di bawah ini.

Sumber: Output SPSS For Windows versi 16.0

Gambar 4. 1
Grafik Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan P-Plot diatas, menunjukan

bahwa data atau titik tersebar di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis

diagonal sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data telah terdistribusi secara

normal dan kriteria asumsi normalitas terpenuhi. Kemudian untuk pengujian

68
normalitas dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnov dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 11
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual

N 43

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.27496654

Most Extreme Differences Absolute .096

Positive .096

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .628

Asymp. Sig. (2-tailed) .826


a. Test distribution is Normal.

Sumber: Data diolah peneliti 2023

Berdasarkan pengujian dengan one-sample kolmogorov smirnov dapat

dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,826>0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.

4.5.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel

bebas memiliki hubungan atau tidak. Dalam penelitian ini untuk mengetahui

multikolinieritas dapat dilihat dari Varian Inflation Factor (VIF) dengan nilai

tolerance <0,10 atau sama dengan >10, seperti pada tabel dibawah ini:

69
Tabel 4. 12
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 8.568 5.522 1.552 .129

X1 .129 .037 .396 3.461 .001 .902 1.109

X2 .237 .106 .292 2.224 .032 .683 1.464

X3 .399 .187 .287 2.135 .039 .652 1.533

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS For Windows 16.0

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas diatas dapat dilihat bahwa seluruh

variabel memiliki nilai tolarance >0,10 dan nilai VIF dari seluruh variabel lebih

kecil <10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas

terhadap data yang diuji.

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah pada model

regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residu pengamatan ke pengamatan lain.

Penelitian yang baik adalah penelitian yang tidak terjadi heteroskedastisitas, dalam

penelitian ini menggunakan grafik scatterplot untuk menguji heteroskedastisitas.

Seperti pada gambar dibawah ini:

70
Sumber: Output SPSS For Windows Versi 16.0

Gambar 4. 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang

begitu jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi penelitian ini.

4.6 Teknik Analisis Data

4.6.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh kecanggihan teknologi informasi, dukungan manajemen, dan

kemampuan pengguna terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada karyawan

peruahaan BUMN di Kota Palu. Adapun fungsi dari regresi linear berganda untuk

menganalisis sejauh mana korelasi antar dua variabel atau lebih, serta menjadi

71
petunjuk arah korelasi antar variabel independen (bebas) variabel dependen

(terikat). Hasil analisis regresi linear berganda ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. 13
Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 8.568 5.522 1.552 .129

X1 .129 .037 .396 3.461 .001

X2 .237 .106 .292 2.224 .032

X3 .399 .187 .287 2.135 .039

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2023

Berdasarkan dari hasil analisis pada tabel 4.13 , kemudian dimasukkan ke dalam

model persamaan linear berganda sebagai berikut:

Y = α + β1X2 + β2X2 + β3X3 + ε

KWP = 8.568+0,129 X1+0,237 X2+0,399 X3+e

Berdasarkan model regresi linear berganda diatas, dapat diinterprerasikan

sebagai berikut:

1. Nilai konstanta (α) bernilai positif sebesar 8,568 maka dapat menjelaskan

variabel Kecanggihan Teknologi Informasi (X1), Dukungan Manajemen (X2),

dan Kemampuan Pengguna (X3) tidak mengalami perubahan (bernilai 0) maka

nilai Kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang dihasilkan adalah sebesar

8,568.

72
2. Nilai koefisien regresi beta (β1) dari kecanggihan teknologi informasi adalah

0,129 dan bertanda positif. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa setiap

perubahan satu satuan pada variabel kecanggihan teknologi Informasi dengan

asumsi bahwa variabel lainnya tetap, maka variabel kinerja sistem informasi

akuntansi mengalami perubahan yang searah sebesar 0,129.

3. Nilai koefisien regresi beta (β2) dari dukungan manajemen adalah 0,237 dan

bertanda positif. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa setiap perubahan satu

satuan pada variabel dukungan manajemen dengan asumsi bahwa variabel

lainnya tetap, maka variabel kinerja sistem informasi akuntansi mengalami

perubahan yang searah sebesar 0,237.

4. Nilai koefisien regresi beta (β3) dari kemampuan pengguna adalah 0,399 dan

bertanda positif. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa setiap perubahan satu

satuan pada variabel kemampuan pengguna dengan asumsi bahwa variabel

lainnya tetap, maka variabel kinerja sistem informasi akuntansi mengalami

perubahan yang searah sebesar 0,399.

4.7 Hasil Pengujian Hipotesis

4.7.1 Uji Simultan

Uji F Simultan adalah metode pengujian yang dilakukan untuk menguji

hipotesis pertama atau menguji keseluruhan variabel independen yang diteliti

apakah memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hasil Uji F dapat dilihat

pada tabel 4.14 berikut:

73
Tabel 4. 14
Hasil Uji F Simultan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 197.281 3 65.760 11.799 .000a

Residual 217.370 39 5.574

Total 414.651 42

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2023

Sesuai dengan hasil output pada uji Analysis of Varians (ANOVA) atau F-

test, diperoleh Fhitung sebesar 11,799 > Ftabel 2,85, dengan tingkat signifikansi lebih

kecil dari taraf ketidakpercayaan (0,000 < 0,05). Dengan demikian, dari hasil yang

didapatkan ini ditarik kesimpulan bahwa Pengaruh Kecanggihan Teknologi

Informasi, Dukungan Manajemen dan Kemampuan Pengguna terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi pada Karyawan perusahaan BUMN di Kota Palu

sehingga hipotesis pertama dinyatakan dapat diterima.

4.7.2 Uji Parsial

Uji t Parsial merupakan pengujian yang digunakan untuk melihat apakah

setiap variabel independen secara parsial atau masing-masing memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen, dengan cara membandingkan thitung

dengan ttabel pada tingkat kepercayaan yang ditentukan. Nilai thitung diperoleh

dari hasil perhitungan statistik (SPSS) dalam tabel ANOVA, dan ttabel diperoleh

dengan melihat tabel t sesuai dengan tingkat kepercayaan yang ditentukan melalui

df (degree of freedom). Hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.15 dibawah ini:

74
Tabel 4. 15
Hasil Uji t Parsial

Sumber: Data diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.15 diatas untuk setiap variabel adalah

sebagai berikut:

1. Variabel Kecanggihan Teknologi Informasi (X1) mempunyai nilai

signifikan sebesar 0,001 < 0,05 dan nilai t yaitu 3,461 > 2,022 yang

merupakan nilai t tabel. Dengan demikian nilai ini memberikan arti bahwa

secara individual atau pasrsial variabel kecanggihan teknologi informasi

dinyatakan berpengaruh. Maka H2 yang menyatakan bahwa kecanggihan

teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi diterima.

2. Variabel Dukungan Manajemen (X2) mempunyai nilai signifikan sebesar

0,032 < 0,05 dan nilai t yaitu 2,224 > 2,022 yang merupakan nilai t tabel.

Dengan demikian nilai ini memberikan arti bahwa secara individual atau

parsial variabel dukungan manajemen dinyatakan berpengaruh. Maka H3

75
yang menyatakan bahwa dukungan manajemen berpengaruh terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi diterima.

3. Variabel Kemampuan Pengguna (X3) mempunyai nilai signifikan sebesar

0,039 < 0,05 dan nilai t tabel yaitu 2,135 > 2,022 . Dengan demikian nilai

ini memberikan arti bahwa secara individual atau parsial variabel

kemampuan pengguna dinyatakan berpengaruh. Maka H4 yang menyatakan

bahwa kemampuan pengguna berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi diterima.

4.7.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) adalah pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen. Pada penelitian ini menggunakan nilai Adjusted R Square karena nilai

tersebut dianjurkan saat evaluasi mana model terbaik. Hasil koefisien determinasi

disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. 16
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Adjusted
R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate

1 .690a .476 .435 2.36084

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data diolah peneliti 2023

Berdasarkan tabel 4.16 diatas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square

sebesar 0,435 yang berarti hanya 43,5 % variabel independen mampu menjelaskan

76
variabel dependennya. Sisanya sebesar 56,5% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak sertakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang tidak diikutkan dalam

pengujian penelitian ini diantaranya pendidikan dan pelatihan penggunaan sistem,

pemanfaatan teknologi, ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem

informasi akuntansi.

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

4.8.1 Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Dukungan Manajemen

dan Kemampuan Pengguna Terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi

Berdasarkan hasil penelitian serta hasil perhitungan dan pengujian yang

telah dilakukan, diketahui bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.

Kecanggihan teknologi informasi, dukungan manajemen dan kemampuan

pengguna secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi pada Karyawan perusahaan BUMN di Kota Palu. Hasil ini

menggambarkan bahwa semakin canggih teknologi yang diterapkan, semakin

tinggi komitmen dukungan manajemen/pimpinan dan semakin tinggi kemampuan

pengguna akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja sistem

informasi akuntansi. Hasil ini juga memverifikasi keberlakuan Theory acceptance

Model (TAM), yang berarti kecanggihan teknologi informasi, dukungan

manajemen dan kemampuan pengguna berperan terhadap penerimaan sistem

informasi yang di ukur dengan kinerja sistem informasi akuntansi, Davis (1989).

77
4.8.2 Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi

Semakin canggih suatu teknologi tentunya akan semakin tinggi pula

kualitas teknologi, baik dalam kemudahan penggunaan, kelengkapan fitur-fitur

maupun kualitas output yang dihasilkan. Penerapan teknologi informasi pada

perusahaan BUMN di Kota Palu menunjukkan adanya pengaruh positif dan

signifikan kecanggihan teknologi informasi terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi.

Membuktikan bahwa teknologi informasi yang canggih akan meningkatkan

kinerja sistem informasi akuntansi, atau dengan kata lain bahwa semakin canggih

teknologi yang digunakan maka sistem informasi akuntansi di BUMN juga akan

semakin berkinerja tinggi, seperti akan terjadi ketepatan waktu pelaporan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa kecanggihan teknologi

informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil ini berarti

menerima hipotesis yang telah diajukan (H2) yaitu “Kecanggihan teknologi

informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi”. Hal ini juga

didukung oleh hasil kuesioner penelitian ini yang memberikan gambaran bahwa

sebagian besar responden menilai mengenai apa saja teknologi informasi yang

digunakan perusahaan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan

atau penurunan kecanggihan teknologi informasi dapat memberikan pengaruh

terhadap tinggi rendahnya kinerja sistem infromasi akuntansi oleh Karyawan

BUMN.

78
Pada indikator tingkat keputusan dan partisipasi pengguna, dapat diketahui

bahwa mayoritas Karyawan BUMN di Kota Palu memiliki pemahaman yang baik

terkait tingkat keputusan dan partisipasi pengguna terhadap sistem yang digunakan.

Dengan kecanggihan teknologi informasi yang baik, maka karyawan telah

menunjukkan kinerja sistem informasi yang positif mengenai pengembangan

sistem informasi yang harus melibatkan karyawannya, kecanggihan teknologi

informasi dapat dilihat melalui beberapa faktor yang memengaruhi, antara lain

melalui kecanggihan fungsional dan kecanggihan manajerial.

Penelitian ini juga sejalan dengan teori yang digunakan yaitu technology

acceptance model. Dalam technology acceptance model menjelaskan bahwa

penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi infomasi sejauh mana

seseorang percaya bahwa kegunaan sistem tertentu. Ketika karyawan yakin bahwa

teknologi informasi yang dipakai perusahaan dapat meningkatkan kinerja

perusahaan, maka karyawan mempercayai sistem tersebut. Hal ini berkaitan dengan

kecanggihan teknologi informasi, dalam kecanggihan teknologi informasi

mengenai memiliki teknologi informasi canggih (terkomputerisasi dan terintegrasi)

dan didukung oleh aplikasi pendukung teknologi modern, diharapkan dapat

memberikan dampak positif bagi kelangsungan kinerja perusahaan, teknologi

informasi tersebut sesuai dengan perusahaan, dibutuhkan dimensi untuk

mengetahui teknologi informasi yang tepat pada perusahaan. Sehingga hipotesis

pertama yang menyatakan bahwa variabel kecanggihan teknologi informasi

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi diterima.

79
Penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Ella, Diyah dan Nina (2019) serta Meisa, Arizona, dan Lisa (2021) yang

menyatakan bahwa kecanggihan teknologi informasi berpengaruh terhadap kienrja

sistem informasi akuntansi.

4.8.3 Pengaruh Dukungan Manajemen Terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa dukungan manajemen

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil ini berarti

menerima hipotesis yang telah diajukan (H3) yaitu “Dukungan manajemen

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi”. Hal ini juga didukung oleh hasil

kuesioner penelitian yang menggambarkan bahwa sebagian besar responden

menilai dukungan yang diberikan oleh manajemen dapat meningkatkan kinerja

sistem merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan atau penurunan

dukungan manajemen dapat memberikan pengaruh terhadap tinggi rendahnya

kinerja sistem infromasi akuntansi oleh karyawan BUMN.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang digunakan yaitu technology

acceptance model, teori ini menggambarkan sejauh mana seseorang percaya bahwa

kegunaan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Teori ini

menjelaskan bahwa penerimaan suatu sistem yang akan digunakan suatu

perusahaan, maka manajemen berperan dengan mendukung sistem teknologi

informasi. Sehingga hipotesis kedua yang menyatakan variabel dukungan

80
manajemen berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dapat

diterima.

Penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Dwinanto, Dadang, dan Surtikanti (2016) serta Wiyoga dan Cokerda (2022) yang

menyatakan bahwa variabel dukungan manajemen berpengaruh terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi.

4.8.4 Pengaruh Kemampuan Pengguna Terhadap Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa kemampuan pengguna

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil ini berarti

menerima hipotesis yang telah diajukan (H4) yaitu “Kemampuan Pengguna

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi”. Hal ini juga didukung oleh hasil

kuesioner penelitian ini yang menggambarkan bahwa sebagian besar responden

menilai kemampuan pengguna dapat dilihat dari pengetahuan, keahlian dan

kemampuan dalam menggunakan sistem teknologi informasi merupakan hal yang

sangat berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa peningkatan atau penurunan kemampuan pengguna dapat

memberikan pengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja sistem informasi

akuntansi oleh karyawan BUMN.

Teori technology acceptance model juga menjelaskan mengenai sejauh

mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari

usaha. Jika individu merasa bahwa kemampuan pengguna dapat mempermudah

pekerjaan, meningkatkan kinerja dan menjadi lebih hemat waktu dan tenaga. Maka

81
kemampuan pengguna merupakan hal yang berpengaruh positif bagi kinerja sistem.

Sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan variabel kemampuan pengguna

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dapat diterima.

Penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Dwinanto, Dadang, dan Surtikanti (2016) serta Ella, Diyah dan Nina (2019) yang

menyatakan bahwa variabel kemampuan pengguna berpengaruh terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi.

82
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kecanggihan Teknologi Informasi, Dukungan Manajemen dan

Kemampuan Pengguna secara simultan berpengaruh secara signifikan

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Karyawan Perusahaan

BUMN di Kota Palu.

2. Kecanggihan Teknologi Informasi secara parsial berpengaruh secara

signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Karyawan

Perusahaan BUMN di Kota Palu.

3. Dukungan Manajemen secara parsial berpengaruh secara signifikan

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Karyawan Perusahaan

BUMN di Kota Palu.

4. Kemampuan Pengguna secara parsial berpengaruh secara signifikan

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Karyawan Perusahaan

BUMN di Kota Palu.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan pengujian hipotesis yang dilakukan dan

hasil pengamatan selama penelitian, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai

berikut:

83
1. Bagi pihak Perusahaan BUMN diharapkan penggunaan beragam teknologi

modern berbasis offline dapat dikurangi, perkembangan sistem infromasi

akuntansi lebih diperhatikan lagi dan melibatkan penggunannya dan

dukungan manajemen berperan penting untuk kemajuan sistem informasi

disetiap perusahaan.

2. Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat menggunakan sampel lebih

banyak, serta diharapkan dapat menambah variabel lain yang sekiranya

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, seperti

pendidikan dan pelatihan penggunaan sistem, pemanfaatan teknologi,

ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem informasi

akuntansi.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan, serta kesimpulan yang diuraikan,

adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Keterbatasan penelitian ini terdapat pada metode pengumpulan data.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan kuesioner

online (google form). Metode ini memiliki kendala karena beberapa

responden mengisi kuesioner tidak konsisten sehingga mengakibatkan

pengujian instrumen beberapa item pernyataan tidak valid. Hal ini di

antisipasi dengan melakukan kunjungan langsung dan wawancara dengan

responden untuk mengkonfirmasi jawaban pada kuesioner online, walaupun

dalam metode penelitian ini tidak rencanakan melakukan wawancara.

84
85

Anda mungkin juga menyukai