Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era


globalisasidan modernisasi dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
membawa pengaruh yang sangat besar pada berbagai bidang kehidupan manusia,
tak terkecuali bidang ekonomi dan bisnis. Hal tersebut terlihat dari kondisi
perekonomian Indonesia saat ini masih berada pada fase yang penuh
ketidakpastian dimana pertumbuhan ekonominya semakin melemah.
Mengahadapi fenomena tersebut perusahaan dituntut untuk lebih peka dan aktif
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya serta meningkatkan efektivitas dan
efisiensi terhadap sumber daya yang dimiliki agar tujuan perusahaan dapat
tercapai.
Salah satu sumber daya yang berperan penting dalam
membantukelancaran aktivitas perusahaan adalah informasi. Informasi memegang
peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.Perusahaan sangat
membutuhkan informasi yang cepat, akurat, relevan, dan tepat waktu untuk
mempermudah dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Informasi
yang tidak akurat dapat menyebabkan kesalahan dalam penerjemahan suatu
informasi yang mempengaruhi kondisi suatu perusahaan.Informasi yang paling
sering dibutuhkan oleh pihak manajemen dalam mendukung pengambilan
keputusan dihasilkan dari suatu sistem informasi akuntansi berupa laporan
keuangan perusahaan.
Sistem informasi akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan untuk
pihak manajemen tersebut, dianggap sangat perlu bagi perusahaan. Untuk
mempermudah pekerjaan sumber daya manusia serta menghasilkan laporan
keuangan yang lebih cepat, akurat, dan relevan bagi perusahaan, sistem informasi
akuntansi yang digunakan harus terkomputerisasi karena dengan sistem yang
manual sangatlah tidak efektif. Efektif atau tidaknya penggunaan sistem informasi

1
2

yang digunakan dilihat dari sejauh mana output yang dihasilkan telah memenuhi
kriteria kualitatif laporan keuangan.
Potensi kegagalan sistem di dalam suatu perusahaan dapat mengurangi
ketidakefektivan sistem informasi akuntansi yang diterapkan. Fenomena yang
berkaitan dengan efektivitas sistem informasi akuntansi terjadi pada PT PLN di
Wilayah Palabuhanratu, Sukabumi.
Pada tanggal 26 April 2016 sistem jaringan pembayaran rekening listrik
melalui Payment Point Online Bank (PPOB) Palabuhanratu mengalami gangguan.
Akibatnya, sejumlah pelanggan listrik harus menangguhkan pelunasan rekening
gelombang kedua sampai jaringan berfungsi dengan baik. Antrean panjang para
pelanggan terlihat di Kantor Pos dan KUD Mina Palabuhanratu. Mereka tidak bisa
membayar rekening listriknya karena data pelanggan tidak terakses di unit
penerima pembayaran rekening.
Menanggapi adanya gangguan pada sistem PPOB, Manager PLN UPJ
Palabuhanratu Ade Sutisna saat ditemui Pelita mengakuinya. Dia menjelaskan,
jaringan online pembayaran listrik mengalami kelumpuhan sehingga Kantor Pos
dan KUD tidak bisa menerima pembayaran rekening listrik dari para pelanggan.
Para petugas di titik pembayaran tidak bisa membuka data pelanggan. Untuk itu
Ade menyampaikan permohonan maaf. Hal seperti ini terjadi di hampir semua
kota karena ada gangguan pada satelit, jelas Ade.
Mengenai tingkat gangguan, Ade menerangkan, sebenarnya tidak total.
Sistem yang terkena gangguan hanya data untuk transaksi pembayaran gelombang
kedua, sedangkan untuk gelombang pertama, sistem berjalan normal. Biasanya,
lanjut dia, gangguan satelit tidak berlangsung lama, paling lama satu hari.
Sejumlah warga yang akan melunasi rekening listriknya pada gelombang kedua
sempat marah-marah kepada petugas KUD. Pelanggan kecewa saat petugas KUD
tidak bisa mengakses data rekening listrik. Padahal, tanggal 20 merupakan batas
akhir pembayaran rekening listrik untuk gelombang kedua. Sebelumnya warga
tidak diberi tahu tentang adanya kemacetan pada sistem jaringan rekening listrik.
Nia Kurniawati, misalnya, datang pagi-pagi ke KUD Mina. Dia masuk ke
dalam antrean menuju loket pembayaran. Ketika tiba gilirannya, ternyata petugas
KUD tidak bisa mengakses data rekeningnya. Saya datang ke loket KUD Mina
3

pagi-pagi hanya mau bayar tagihan listrik. Sesampai di loket pembayaran listrik,
petugas KUD tidak menerima pembayaran rekening listrik tanpa memberi-
tahukan masalahnya. Saya baru tahu ada gangguan setelah cukup lama menunggu,
kata Nia.
Nia khawatir, kalau sampai batas waktu terakhir belum melunasi
rekening listrik, dia terkena denda sementara dirinya tidak bermaksud untuk
mengulurngulur pembayaran. Nia mengklaim, kesalahan bukan pada pelanggan,
jadi tidak boleh ada pengenaan denda terhadap mereka yang terlambat membayar
rekening listrik karena terjadi gangguan pada sistem jaringan. Kekhawatiran
seperti dialami Nia tersebut dijawab oleh Ade. Dalam hal ini dia menjelaskan,
denda yang dikenakan pada para pelanggan karena adanya keterlambatan input
data ke sistem jaringan akan dikembalikan oleh PLN. Dia memahami kalau ada
pelanggan yang kesal dan kecewa atas adanya gangguan sistem PPOB tersebut.
( http://www.pelita.or.id/baca.php?id=57463 )
Sistem informasi akuntansi yang efektif dapat mengukur keunggulan
daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan. Menurut Ismail (2009) dalam
penelitiannya, mengatakan bahwa kecanggihan teknologi akan membantu
perusahaan menghasilkan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu untuk
pengambilan keputusan yang efektif. Ismail dan King (2007), mengatakan
perusahan yang memiliki kecanggihan teknologi memiliki tingkat keselarasan SIA
yang baik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan. Dwitrayani (2012)
dalam Ratnaningsih dan Suaryana (2014) mengungkapkan bahwa kecanggihan
teknologi informasi dan partisipasi manajemen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.
Peningkatan efektivitas sistem informasi akuntansi memerlukan adanya
peran dan partisipasi manajemen dalam mendukung implementasi dan
pengembangan sistem informasi akuntansi (Ratnaningsih dan Suaryana, 2014).
Kegiatan operasional perusahaan selalu melibatkan peran manajemen di
dalamnya. Manajemen dihadapkan dengan berbagai persoalan organisasi yang
memerlukan pengambilan keputusan. Partisipasi manajemen berpengaruh
terhadap pengembangan organisasi. Partisipasi manajemen akan mendorong
pengguna untuk mengembangkan sikap positif terhadap sistem informasi
4

akuntansi (Ismail, 2009).


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dalam
penyusunan tugas akhir ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi Manajemen
Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi”.
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan

beberapa rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan kecanggihan teknologi informasi akuntansi?


2. Apa yang dimaksud dengan partisipasi manajemen akuntansi?
3. Bagaimana kecanggihan teknologi dan partisipasi manajemen
mempengaruhi efektivitas system informasi akuntansi?
2.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin


dicapai antara lain:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kecanggihan teknologi.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan partisipasi manajemen


akuntansi.

3. Untuk mengetahui apakah kecanggihan teknologi dan partisipasi


manajemen mempengaruhi efektivitas system informasi akuntansi.

2.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara


teoritis maupun secara praktis.
a. Manfaat Teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan mengenai pengaruh kecanggihan teknologi informasi, partisipasi
manajemen terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.
5

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan system


informasi akuntansi khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas sistem informasi akuntansi, serta sebagai salah satu syarat untuk
menempuh tugas akhir di Politeknik Pos Indonesia..

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran bagi


perusahaan dalam mengelola, mengevaluasi dan mengembangkan sistem
informasi akuntansi yang sedang dijalankan sehingga kedepannya sistem
yang ada dapat lebih disempurnakan serta diharapkan mampu meningkatkan
kinerja perusahaan.

3. Bagi Pihak Lain

Masyarakat akademik pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya


sebagai bahan referensi dan masukan bagi yang akan melakukan penelitian
lebih lanjut berkaitan dengan topik permasalahan yang ada di dalam tugas
akhirini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecanggihan Teknologi Informasi

2.1.1 Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi informasi turut berkembang sejalan dengan perkembangan


peradaban manusia.Teknologi informasi telah banyak membawa perubahan dalam
organisasi dan proses bisnis. Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan
bagi organisasi yang dapat membantu kinerja organisasi dan individu.

William dan Sawyer (2003) yang dikutip oleh Tata Sutabri (2014:2)
menyatakan bahwa: “Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan
komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang
membawa data, suara, dan video”.

Menurut Tata Sutabri (2014:3) teknologi informasi adalah: “Suatu


teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan
pemerintahan dan menerapkan informasi yang strategis untuk pengambil
keputusan”.

Haag dan Keen (1996) dalam Budiyanto (2013:66) menyatakan bahwa


“Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja
dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi.

”Information Technology Association of America (ITAA) dalam


Sutarman (2012:13) mendefinisikan teknologi informasi sebagai berikut:
“Teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,
implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer,
khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer”.

6
7

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi


informasi merupakan suatu alat berbasis komputer yang digunakan dalam proses
pengolahan data menjadi informasi yang berkualitas sehingga dapat membantu
pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Teknologi Informasi

Sutarman (2012:17) mengemukakan tujuan dari teknologi informasi


adalah sebagai berikut:

1. Untuk memecahkan masalah


2. Untuk membuka kreativitas
3. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan
pekerjaan

Fungsi teknologi informasi menurut Sutarman (2012:18) adalah:

1. Menangkap (Capture)
Mengkompilasikan catatan rinci dari aktivitas, misalnya menerima
inputdari keyboard, scanner, mic,dan sebagainya.
2. Mengolah (Processing)
Mengolah atau memproses data masukan yang diterima untuk menjadi
informasi. Pengolahan atau pemrosesan data dapat berupa konversi
(pengubahan data ke bentuk lain), analisis (kondisi), perhitungan
(kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data dan informasi.
a. Data processing,memproses dan mengolah data menjadi
suatu informasi.
b. Information processing, suatu aktivitas komputer yang
memproses dan mengolah suatu tipe atau bentuk dari
informasi dan mengubahnya menjadi tipe atau bentuk
yang lain dari informasi.
c. Multimedia System, suatu sistem komputer yang dapat
memproses berbagai tipe/bentuk dari informasi secara
bersamaan (simultan).

3. Menghasilkan (Generating)
Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang
berguna. Misalnya laporan, tabel, grafik, dan sebagainya.

4. Menyimpan (Storage)
8

Merekam atau menyimpan data dan informasi dalam suatu media yang
dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Misalnya disimpan ke
hardisk, tape, disket, compact disk (CD), dan sebagainya.
5. Mencari kembali (Retrival)
Menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin (copy) data
dan informasi yang sudah tersimpan, misalnya mencari supplier yang
sudah lunas, dan sebagainya.
6. Transmisi (Transmission)
Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui
jaringan komputer. Misalnya mengirimkan data penjualan dari user A
ke userlainnya, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, teknologi informasi saat ini menjadi hal


yang sangat penting bagi banyak organisasi karena manfaatnya telah dirasakan
dapat membantu mempermudah dalam mendukung aktivitas organisasi. Teknologi
informasi juga dapat mendukung proses pengelolaan informasi karena dapat
meningkatkan kompleksitas tugas manajemen, mempengaruhi ekonomi
internasional (globalisasi), mempercepat waktu tanggap (response time), dan
mengurangi tekanan dari pihak luar akibat adanya persaingan bisnis.

2.1.3 Pengertian Kecanggihan Teknologi Informasi

Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk


teknologi informasi telah mengubah pemrosesan data akuntansi dari secara
manual menjadi secara otomatis. Dengan menggunakan komputer informasi yang
akan disajikan akan menjadi lebih tepat, cepat dan akurat. Pengaruh komputer
sangat besar bagi perusahaan dalam hal sistem informasi, dan pengambilan
keputusan manajemen.

Raymondand Pare (1992) dalam Granell (2014:57) mendefinisikan


kecanggihan teknologi informasi sebagai berikut:“Information technology
sophistication is defined as a multi-dimensional construct which refers to the
nature, complexity and interdependence of informationtechnology sophistication
usage and management in an organization. Therefore, the concept of information
technology sophistication integrates both aspects related to System Information
usage and System Information management.” Pernyataan tersebut menjelaskan
9

bahwa, kecanggihan teknologi informasi didefinisikan sebagai multi-dimensi yang


mengacu pada sifat, kompleksitas dan saling ketergantungan penggunaan
kecanggihan teknologi informasi dan manajemen dalam suatu organisasi. Oleh
karena itu, konsep kecanggihan teknologi informasiter integrasi baik aspek yang
berkaitan dengan penggunaan Sistem Informasi maupun Sistem Informasi
Manajemen.

Menurut Lehman (1985) dalam Cragg et al., (2010) kecanggihan


teknologi informasi adalah:“Technological sophistication basically reflects the
number or diversity of information technologies used by small businesses,
referring to various domains such as computer graphics, CAD/CAM, local and
wide area networking.” Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, kecanggihan
teknologi informasi pada dasarnya mencerminkan jumlah atau keanekaragaman
teknologi informasi yang digunakan oleh usaha kecil, mengacu pada berbagai
domain seperti komputer, grafis, CAD/CAM, lokal dan wilayah jaringan yang
luas.

Faktor yang Mempengaruhi Kecanggihan Teknologi Informasi

Menurut Thomson et al. (1991) dalam Diana Rahmawati (2008) faktor-


faktor yang mempengaruhi kecanggihan teknologi informasi adalah:

1. Faktor Sosial merupakan internalisasi kultur subyektif kelompok dan


persetujuan interpersonal tertentu yang dibuat individual dengan yang
lain, dalam situasi sosial tertentu.
2. Perasaan Individu dapat diartikan bagaimana perasaan individu atas
pekerjaan yang dilakukannya, apakah menyenangkan atau tidak
menyenangkan, rasa suka atau tidak suka dalam melakukan dan
penyelesaian tugas oekerjaan individu dengan menggunakan teknologi
informasi.
3. Kompleksitas didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang dipersepsikan
sesuatu yang relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan.
4. Kesesuaian Tugas dengan teknologi dipengaruhi oleh interaksi antara
karakteristik-karakteristik individu pemakai, teknologi yang digunakan,
dan tugas yang berbasis teknologi.
10

5. Konsekuensi Jangka Panjang dilihat dari output yang dihasilkan


apakah pengguna dapat merasakan keuntungan di masa yang akan
dating, seperti peningkatan fleksibilitas dalam perubahan pekerjaan atau
meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik.
6. Kondisi Yang Memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi meliputi
faktor objektif di luar lingkungan yang memudahkan pemakai dalam
melakukan suatu pekerjaan.
2.2 Partisipasi Manajemen
2.2.1 Pengertian Partisipasi Manajemen
Partisipasi manajemen diharapkan dapat membantu meningkatkan
kinerja dan perilaku yang baik bagi karyawan. Pengendalian manajemen
merupakan proses dimana manajer dapat mempengaruhi masing-masing
anggotaorganisasi lainnya termasuk para bawahannya untuk
mengimplementasikan sebuah strategi organisasi.
Menurut Tapomoy Deb (2009:568) partisipasi manajemen adalah:
“Management participation refers to the work structures and relationships within
an organization, which embraces information sharing, work re-organization, joint
consultations, joint decision-making and self-management.” Pernyataan tersebut
menjelaskan bahwa, partisipasi manajemen mengacu pada struktur kerja dan
hubungan dalam suatu organisasi, yang mencakup berbagi informasi, reorganisasi
kerja, konsultasi bersama, pengambilan keputusan bersama dan manajemen diri.
Menurut Ogbeide dan Harrington (2011) dalam Namada et al., (2014)
partisipasi manajemen adalah: “Management participation definied as the
collective level of the management involvement within and across the firm.”
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, partisipasi manajemen didefinisikan
sebagai tingkat kolektif dari keterlibatan manajemen dalam dan di perusahaan.
Ratnaningsih dan Suaryana (2014) mendefinisikan partisipasi manajemen
sebagai berikut: “Partisipasi manajemen adalah peran dan dukungan manajemen
dalam implementasi dan pengembangan sistem informasi akuntansi untuk
meningkatkan efektivitas sistem informasi akuntansi.
Partisipasi manajemen dapat didefinisikan sebagai keterlibatan seorang
manajemen dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi dan strategi
pengembangan sistem yang dilakukan dalam rangka menghindari kecurangan
serta meningkatkan efektivitas sistem informasi akuntansi.
11

2.2.2 Dimensi Partisipasi Manajemen


Guinea et al., (2005), Jarvenpaa dan Ives (1999) dalam Kouser et al.,
(2011) menyatakan dimensi partisipasi manajemen yaitu:
1. Pemilihan perangkat keras dan perangkat lunak (Choice of hardware and
software)
a. Software dan hardware berintegrasi secara harmonis,
b. Software dan hardware sesuai dengan kondisi perusahaan,
c. Software dan hardware sesuai dengan keadaan keuangan perusahaan,
d. Software dan hardware sesuai dengan kebutuhan manajemen.
2. Implementasi sistem (Implementation of system)
a. Penggantian sistem lama ke sistem yang baru,
b. Memahami sistem yang baru dikembangkan.
3. Pemeliharaan sistem dan pemecahan masalah (System maintenance and
problems solving)
a. Melakukan perubahan pada sistem yang ada,
b. Melakukan perbaikan pada sistem jika sistem mengalami kesalahan/
kegagalan sistem,
c. Memelihara bagian program yang sudah benar dalam sistem.
4. Perencanaan untuk pengembangan lebih lanjut (Planning of further
developments)
a. Merencanakan penggunaan sistem yang akan dilakukan
pengembangan lebih lanjut agar sistem yang ada mengalami
pembaharuan,
b. Menghindari perubahan ke arah kemunduran kinerja sistem informasi,
c. Seluruh proses bisnis perusahaan bergantung pada sistem informasi.
2.3 Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia, begitu pula dengan organisasi, akan senantiasa memerlukan informasi
terutama sistem informasi akuntansi. Karena hampir semua bidang kegiatan dalam
organisasi tidak terlepas dari dukungan informasi yang menunjang kelancaran
setiap program yang telah ditetapkan dalam organisasi.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2010:1) sistem informasi akuntansi
adalah: “An accounting information system is a collection of resources, such
aspeople and equipment, design to transform financial and other data
intoinformation”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, sistem informasi
akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi.
Menurut Romney dan Steinbart (2009:28) sistem informasi akuntansi
adalah : “An accounting information system is a system that collect, records,
12

storesand processes data to produce information for decision makers.”


Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa,sistem informasi akuntansi merupakan
sistem yang mengumpulkan,mencatat,menyimpan dan memproses data sehingga
menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan.
Azhar Susanto (2013:72), menjelaskan sistem informasi akuntansi
sebagai berikut: “Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai
kumpulan (integarsi) dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik
yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk
mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi
informasi keuangan.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka sistem informasi akuntansi dapat
didefinisikansebagai sistem informasi di dalam sebuahperusahaan yang
menghasilkan informasi atau laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak
berkepentingan baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan yang
diperoleh melalui proses pengumpulan dan pengolahan data transaksi mengenai
kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.
2.3.2 Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Suatu organisasi memerlukan sistem informasi akuntansi agar mencapai
tujuannya. Dalam memenuhi fungsinya sistem informasi akuntansi harus
mempunyai tujuan utama maupun tujuan khusus yang keduanya dapat
menghasilkan informasi-informasi yang berguna dalam perancangan dan
pengendalian.
Menurut Azhar Susanto (2013:8) tujuan sistem informsi akuntansi
sebagai berikut:
1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari
2. Mendukung proses pengambilan keputusan
3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memenuhi tanggung
jawabnya kepada pihak eksternal
4. Mengumpulkan dan memasukkan data transaksi ke dalam sistem
informasi akuntansi
5. Mengolah data transaksi
6. Menyimpan data untuk tujuan di masa mendatang
7. Memberi pemakai atau pemberi keputusan (manajemen) informasi
yang mereka perlukan
8. Mengontrol semua proses yang terjadi
13

Menurut Azhar Susanto (2013:8) terdapat tiga fungsi sistem informasi


akuntansi yang harus dilihat secara bersamaan karena memiliki hubungan yang
erat satu sama lainnya. Ketiga fungsi tersebut antara lain:

1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari.


2. Mendukung proses pengambilan keputusan.
3. Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggungjawabnya
kepada pihak eksternal.
Ketiga fungsi sistem informasi akuntansi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Mendukung Aktivitas Perusahaan Sehari-hari.
Suatu perusahaan agar dapat tetap eksis perusahaan tersebut harus terus
beroperasi dengan melakukan sejumlah aktivitas bisnis yang
peristiwanya disebut sebagai transaksi seperti melakukan pembelian,
penyimpanan, proses produksi dan penjualan.
2. Mendukung Proses Pengambilan Keputusan.
Tujuan yang sama pentingnya dari SIA adalah untuk memberi informasi
yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan harus
dibuat dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengendalian aktivitas
perusahaan. Informasi yang tidak dapat diperoleh dari SIA tapi
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan biasanya berupa
informasi kuantitatif yang tidak bersifat uang dan data kualitatif.
3. Membantu Pengelola Perusahaan dalam Memenuhi Tanggung
Jawabnya kepada Pihak Eksternal.
Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung jawab hukum. Salah satu
tanggungjawab penting adalah keharusannya memberi informasi kepada
pemakai yang berada di luar perusahaan atau stakeholder yang meliputi
pemasok, pelanggan, pemegang saham, kreditor, investor besar, serikat
kerja, analisis keuangan, asosiasi industri, atau bahkan publik secara
umum.

2.3.3 Pengertian Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

Efektivitas dapat diartikan sebagai tingkatan pencapaian hasil yang


diharapkan. Efektivitas sistem informasi akuntansi merupakan suatu ukuran yang
memberikan gambaran sejauh mana target dapat dicapai dari suatu kumpulan
sumber daya yang diatur untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data
14

elektronik, kemudian mengubahnya menjadi sebuah informasi yang berguna serta


menyediakan laporan formal yang dibutuhkan dengan baik secara kualitas
maupun waktu (Marlinawati dan Suaryana, 2013).

Menurut Azhar Susanto (2013:39) efektivitas adalah: “Efektivitas artinya


informasi harus sesuai dan secara lengkap mendukung kebutuhan pemakai dalam
mendukung proses bisnis dan tugas pengguna serta disajikan dalam waktu dan
format yang tepat, konsisten dengan format sebelumnya sehingga mudah
dimengerti.”

Handoko (2008:7) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:


“Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan atau peralatan yang
tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan menyangkut bagaimana
melakukan pekerjaan yang benar.” Berdasarkan penjelasan tersebut pada
umumnya efektivitas sering dihubungkan dengan efisiensi dalam mencapai tujuan
perusahaan, tujuan atau sasaran yang telah dicapai sesuai dengan rencana dapat
dikatakan efektif tetapi belum tentu efisien.

Efektivitas sistem akuntansi tergantung pada persepsi pengambil


keputusan tentang kegunaan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang
dibutuhkan untuk manajemen proses bisnis, pelaporan, penganggaran dan kontrol,
untuk menjalankan organisasi. Sistem informasi akuntansi dikatakan efektif
apabila informasi yang diberikan oleh mereka melayani banyak kebutuhan
pengguna sistem. Sistem yang efektif harus sistematis memberikan informasi
yang memiliki potensi dampak pada proses pengambilan keputusan.

2.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

Faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi efektivitas sistem


informasi akuntansi diharapkan dapat menunjukan tingkat keberhasilan sistem
dalam menjalankan fungsinya. Menurut Ismail (2009), faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi efektivitas sistem informasi akuntansi diantaranya:

1. Kecangihan Sistem Informasi Akuntansi (AIS sophistication)


2. Partisipasi Manajer dalam pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi
(Manager participation in AIS implementation)
15

3. Pengetahuan Manajer Sistem Informasi Akuntansi (Manager AIS


knowledge)
4. Pengetahuan Manajer Akuntansi (Manager accounting knowledge)
5. Efektifitas Konsultan (Consultants effectiveness)
6. Efektivitas Vendor (Vendors effectiveness)
7. Agensi Pemerintahan (Government agencies effectiveness)
8. Efektivitas Kantor Akuntan(Accounting firms effectiveness).

”Menurut Al-Eqab dan Ismail (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi


efektivitas sistem informasi akuntansi antara lain:

1. Kecanggihan TI (IT Sophistication)


Penggunaan teknologi informasi yang canggih membuat pengguna
mendapatkan ketersediaan informasi dan lebih cepat mendapatkan
informasi yang akan akan diambil, termasuk informasi eksternal dan
informasi internal sehingga menyebabkan peningkatan aksesibilitas
informasi.
2. Strategi Bisnis (Business Strategy)
Untuk merencanakan dan menerapkan strategi bisnis secara efektif,
perusahaan membutuhkan informasi bisnisyang sudah diperbaharui.
Kouser et al., (2011) menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi
efektivitas sistem informasi akuntansi diantaranya:
1. Partisipasi Manajer dalam Pelaksanaan SIA (Manager Participation in
AIS Implementation)
Manajer harus terlibat dalam pelaksanaan dan pengembangan sistem
informasi akuntansi serta memiliki pengetahuan dan pengalaman
tentang bisnis agar terhindar dari ketidakefektivan bagi perusahaan.
2. Pengetahuan Manajer Akuntansi (Manager Accounting Knowledge)
Memiliki pengetahuan akuntansi yang memadai merupakan komponen
terpenting bagi seorang manajer akuntansi. Menjadi orang yang paling
memahami operasi bisnis perusahaan, para manajer dapat
memanfaatkan pengetahuan akuntansi untuk mengidentifikasi
kebutuhan informasi bisnis, dan mungkin dengan bantuan
vendorberkualitas dan efektif, akan mampu memilih teknologi yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas
sistem informasi akuntansiakan terwujud apabila mampu menghasilkan informasi
yang berkualitas dan dapat diterima sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
16

Dengan demikian, sistem informasi akuntansi harus dirancang


sedemikian rupa agar dapat memenuhi kriteria informasi efektif yang dibutuhkan
perusahaan dan memberikan kepuasan bagi pengguna sistem informasi tersebut.
2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelititelah melakukan penelitian yang berkaitan dengan


kecanggihan teknologi informasi, partisipasi manajemen, dan pengetahun manajer
akuntansi yang berhubungan dengan efektivitas sistem informasi akuntansi.
Penelitian tersebut memiliki hasil yang berbeda dan dapat digunakan sebagai
bahan referensi sertaperbandingan dalam penelitian ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


1 Noor Azizi Factor Influencing Hasil penelitian menunjukan
Ismail (2009) AIS (Accounting bahwa varaiabel kecanggihan
Information System) system informasi akuntansi,
Effectiveness Among partisipasi manajer, pengetahuan
Manufacturing SMKs manajer system informasi
akuntansi, efektivitas konsultan
dan agensi pemerintah, memiliki
hubungan yang signifikan dengan
efektivitas system informasi
akuntansi.
2 Rehana Kouser Determinants of AIS Hasil dari penelitian menunjukan
e Rana, dan (Accounting bahwa variabel pengetahuan
Farasat Ali Information System) manajer system akuntansi dan
Shahzad Effectiveness. pengetahuan manajer akuntansi
(2011) memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan efektivitas
system informasi akuntansi.
3 Kadek Indah Pengaruh Hasil penelitian menunjukan
Ratnaningsih Kecanggihan bahwa variabel kecanggihan
dan I Gusti Teknologi Informasi, teknologi informasi, partisipasi
17

Ngurah Agung Partisipasi Manajemen manajemen dan pengetahuan


Suryana dan Pengetahuan manajer akuntansi memberikan
(2014) Manager Akuntansi pengaruh yang positif dan
pada Efektivitas signifikan pada efektivitas system
Sistem Informasi innformasi akuntansi.
Akuntansi
4 Ni Putu Pengaruh Hasil penelitian menunjukan
Alannita dan I Kecanggihan bahwa variabel kecanggihan
Gusti Ngurah Teknologi Informasi, teknologi informasi, partisipasi
Agung Partisipasi Manajemen manajemen dan kemampuan
Suryana Dan Kemampuan teknik pemakaian system
Teknik Pemakaian informasi akuntansi berpengaruh
System Informasi positif pada kinerja individu.
Akuntansi Pada
Kinerja Individu

2.5 Kerangka Berfikir

Untuk memperoleh hasil empiris lebih jauh mengenai pengaruh


keterkaitan antara variabel kecanggihan teknologi informasi, partisipasi
manajemen dan pengetahuan manajer akuntansi dengan efektivitas sistem
informasi akuntansi, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi Manajemen


Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi
18

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)

X1 : Kecanggihan Teknologi Informasi Variabel Y : Produktivitas Tenaga


1. Kecanggihan Teknologi (Technological Kerja
Sophistication)
1. Kualitas Informasi (Information
2. Faktor Sosial
Quality)
3. Perasaan Individu
2. Kualitas Sistem (System Quality)
4. Kompleksitas
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality)
5. Kesesuaian
6. Konsekuensi Jangka Panjang 4. Penggunaan (Use)
7. Kondisi yang Memfasilitasih 5. Kepuasan Pengguna (User Satisfction)
Menurut Lehman (1985); Thomson et al. 6. Manfaat Bersih (Net Benefits)
(1991) dalam Diana Rahmawati (2008)
X2 : Partisipasi Manajemen Menurut DeLone and McLean (2003)
dalam Jogiyanto (2007:14)
1. Pemilihan perangkat keras dan perangkat
lunak (Choice of hardware and software)
2. Implementasi sistem (Implementation of
system)
3. Pemeliharaan sistem dan pemecahan
masalah (System maintenance and
problems solving)
4. Perencanaan untuk pengembangan lebih
lanjut (Planning of further developments)
Menurut Guinea et al., (2005); Jarvenpaa &
Ives (1999) dalam Ismail (2009)

Hipotesis
Ha : teknologi Informasi dan partisipasi manajemen mempengaruhi efektivitas system
informasi akuntansi.
Ho : teknologi Informasi dan partisipasi manajemen tidakh mempengaruhi efektivitas
system informasi akuntansi.

Analisis Data:
Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Normalitas, Analisis Koefisien Determinasi, Uji t,
Uji F

Kesimpulan
19

2.6 Rancangan Hipotesis


Hipotesis awal yang penulis buat dalam penelitian ini menurut kerangka

pemikiran yang ada yaitu:

1. Terdapat pengaruh kecanggihan teknologi informasi terhadap efektivitas

sistem informasi akuntansi.

2. Terdapat pengaruh partisipasi manajemen terhadap efektivitas sistem

informasi akuntansi.

4. Terdapat pengaruh pengetahuan manajer akuntansi terhadap efektivitas

sistem informasi akuntansi.

5. Terdapat pengaruh kecanggihan teknologi informasi, partisipasi manajemen

dan pengetahuan manajer akuntansi terhadap efektivitas sistem informasi

akuntansi.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan teknik pelaksanaan penelitian yang

berkaitan dengan pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka memberikan

solusi atas permasalahan yang ada dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono

(2018:2) “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti

kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,

dan sistematis”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2018:7) menyatakan “metode

kuanitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai

analisis statistic yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan”.

Selain itu metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2018:8)

3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2014:402) bila dilihat dari sumber datanya, maka

sumber data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

20
21

1. Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data.

2. Sumber Sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Sumber data yang digunakan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

sumber data primer, seperti data kuesioner, survey, dan observasi. Selain itu, data

yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai literatur seperti

penelitian sebelumnya, dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Kegunaan literatur ini adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin dasar-

dasar teori yang diharapkan akan menunjang data yang akan dikumpulkan dan

digunakan dalam penelitian ini.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2014:193) teknik pengumpulan data dapat dilakukan

dengan interview (wawancara), kuisioner (angket), observasi (pengamatan), dan

gabungan ketiganya. Adapun penjelasan dari masing-masing teknil pengumpulan

data, sebagai berikut:

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.

2. Kuisioner (Angket)
22

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.

3. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar.

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data

dengan cara kuisioner (angket), dengan pertimbangan bahwa kuisioner dirasakan

akan lebih efisien dilkukan dan penulis mengetahui dengan pasti variabel yang

akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Masing-masing jawaban diukur

berdasarkan skala, dimana variabel X dan Y dalam skala ordinal, dengan

perincian sebagai berikut :

a. Sangat Setuju (SS) : Nilai 5

b. Setuju (S) : Nilai 4

c. Ragu-Ragu (RR) : Nilai 3

d. Tidak Setuju (TS) : Nilai 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) : Nilai 1

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:80) populasi dapat didefinisikan sebagai


berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.”
Sugiyono (2014:116) menyatakan teknik sampling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan
23

dalam penelitian. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua


yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan terkait. Untuk sampel

penelitian ini adalah manajemen akuntansi tiap perusahaan. Untuk teknik

pemilihan sampel (sampling) yang digunakan yaitu metode non probabillity

sampling dengan teknik purposive sampling.

3.4 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel

Skala
Variabel Indikator Alat Analisi
ukur
Kecanggihan  Berdasarkan teknologi yang Ordinal  Uji Validitas
Teknologi Informasi digunakan  Uji Reliabilitas
X1  Berdasarkan aplikasi yang  Uji Normalitas
digunakan  Analisis Koefisien
 Berdasarkan kecanggihan  Determinasi
perangkat yang digunakan  Uji T
 Partisipasi pengguna  Uji F
Partisipasi  Merencanakan penggunaan Ordinal  Uji Validitas
Manajemen X2 sistem yang akan dilakukan  Uji Reliabilitas
pengembangan lebih lanjut  Uji Normalitas
agar sistem yang ada  Analisis Koefisien
mengalami pembaharuan  Determinasi
 Menghindari perubahan ke  Uji T
arah kemunduran kinerja
 Uji F
sistem informasi
 Seluruh proses bisnis
perusahaan bergantung pada
sistem informasi.

Efektivitas Sistem  Faktor yang berpengaruh Ordinal  Uji Validitas


Informasi Akuntansi  Aspek-aspek yang  Uji Reliabilitas
Y berpengaruh pada SIA  Uji Normalitas
24

 Indikator yang mempengaruhi  Analisis Koefisien


Efektivitas SIA  Determinasi
 Uji T
 Uji F

3.4.1 Definisi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:3) variabel penelitian sebagai berikut: “Variabel

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulannya.”

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen

dan variabel dependen. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Sugiyono (2013:4) mendefinisikan variabel independen sebagai:

“Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,

antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya varaiabel dependen

(terikat).”

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen yang diteliti,

diantaranya:

a. Kecanggihan Teknologi Informasi (X1)

Menurut Raymond and Pare (1992) dalam Granell (2014:57),

information technology sophistication is defined as a multi-dimensional construct

which refers to the nature, complexity and interdependence of information


25

technology sophistication usage and management in an organization. Therefore,

the concept of information technology sophistication integrates both aspects

related to System Information usage and System Information management.

b. Partisipasi Manajemen (X2)

Menurut Tapomoy Deb (2009:568), management participation refers to

the work structures and relationships within an organization, which embraces

information sharing, work re-organization, joint consultations, joint decision-

making and self-management.

2. Variabel Dependen

Sugiyono (2013:4) mendefinisikan variabel dependen sebagai:

“Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen (Y) yaitu Efektivitas

Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Handoko (2008:8) efektivitas sistem

informasi akuntansi dapat dikatakan sebagai berikut:

“Efektivitas sistem informasi akuntansi merupakan suatu ukuran yang

memberikan gambaran sejauh mana target dapat dicapai dari suatu kumpulan

sumber daya yang diatur untuk mengumpulkan, memproses dan menyimpan data

elektronik, kemudian mengubahnya menjadi sebuah informasi yang berguna serta

menyediakan laporan formal yang dibutuhkan dengan baik secara kualitas

maupun waktu.”

3.4.2 Definisi Operasional Variabel


26

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan konsep, dimensi,

indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait penelitian, sehingga

pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

Untuk keperluan pengujian, variabel bebas (independent variable) dan variabel

terikat (dependent variable) perlu dijabarkan ke dalam indikator-indikator variabel

yang bersangkutan agar dapat diukur dan dianalisa sesuai dengan tujuan

penelitian. Adapun opersionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2018:147) adalah: “Analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti,melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan.” Teknik analisis yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Menurut Sugiyono

(2018:13) “Analisis Kualitatif menyajikan data dalam bentuk uraian dan bukan

berupa angka-angka metode ini menganalisis dengan menggunakan penjelasan

sebagai pelengkap dan penyempuraan dalam analisis”. Analisis kualitatif dalam

penelitian ini adalah melakukan pembahasan dengan mengajukan beberapa

pertanyaan melalui kuesioner kepada para narasumber. Menurut Sugiyono

(2018:14) “Metode kuantitatif adalah mengolah data dalam bentuk angka-angka

atau data dalam bentuk kualitatif yang diangkakan dan metode penelitian
27

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu”. Teknik analisis kuantitatif yang digunakan dalam peneitian ini berupa

perhitungan tabulasi jawaban responden terhadap pernyataan kuesioner.

Menurut Sugiyono (2018:14) “Metode kuantitatif adalah mengolah

data dalam bentuk angka-angka atau data dalam bentuk kualitatif yang

diangkakan dan metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu. Teknik analisis kuantitatif yang digunakan

dalam peneitian ini berupa perhitungan tabulasi

jawaban responden terhadap pernyataan kuesioner.

3.5.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2018:121) “Validitas adalah tingkat kemampuan

suatu instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi susunan pokok

pengukuran dengan instrumen tersebut. Suatu instrument dikatakan valid jika

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dan variabel

yang diteliti secara tepat”. Uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji

validitas (ketepatan) tiap bulir atau instrumen. Dengan demikian data yang valid

adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan

data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Terdapat dua macam

validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas

internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang

dicapai, sedangkan validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah

penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana sampel


28

tersebut di ambil. Peneliti pada penelitian ini menggunakan alat uji yang disebut

dengan program SPSS for windows version 25.00 (Statistical Product and Service

Solution).

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2018:270) “Uji reliabilitas dilakukan terhadap item

pernyataan yang dinyatakan valid”. Kriteria reliabilitas dapat dikatakan baik jika

nilai Cronbach’s Alpha > nilai Cronbach’s Alpha Standar (0,6). Pengujian

reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan internal

consistency, yaitu dilakukan dengan cara menguji coba instrument sekali saja,

kemudian dianalisis dengan menggunakan suatu teknik perhitungan reliabilitas.

Teknik yang digunakan untuk menguji keandalan kuisioner pada penelitian ini

adalah uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6. Pada penelitian ini

penulis menggunakan alat uji yang disebut dengan program SPSS for windows

version 25.00 (Statistical Product and Service Solution).

3.5.3 Uji Normalitas

Menurut Priyanto (2014:69) “Pengujian Asumsi Klasik digunakan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal”. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik digunakan

adalah Uji Normalitas. Normalitas data penting dikarenakan dengan adanya data

yang terdistribusi normal maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut

normal atau tidak. Cara yang digunakan yaitu metode kolgomorov smirnov.

Dengan kriteria sebagai berikut (Priyanto, 2014:74):


29

1. Jika nilai Sig (signifikansi) > 0,05, maka data berdistribusi normal.

2. Jika nilai Sig (signifikansi) < 0,05, maka data berdistribusi tidak

normal.

3.5.4 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dengan simbol r2 merupakan proporsi variabilitas

dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistic (Sugiyono,

2016:487). Koefisien determinasi ini berguna untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel independen X terhadap variabel dependen Y.

3.5.5 Uji t (Pengujian Hipotesis)

Kriteria penerimaan hipotesis menggunakan uji t adalah sebagai berikut :

a. Ho ditolak, Ha diterima: apabila thitung < ttabel

b. Ho diterima, Ha ditolak: apabila thitung ≤ ttabel

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% (α = 0,05), yang secara

umum digunakan dalam penelitian sosial. Teknik pengujian dilakukan dengan

pengujian satu arah, dengan uji sebelah kanan (one-tailed) dengan asumsi hasil

dari penelitian ini sudah diketahui memiliki kecenderungan terhadap suatu

karakteristik tersebut dan dk = (n-k-1), dimana k merupakan jumlah variabel

independen. Sehingga untuk mengetahui apakah hipotesis yang menyatakan

bahwa variabel independen berpengaruh signifikan atau tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen, perlu dibandingkan besarnya nilai t hitung

dengan besarnya nilai t tabel . Dalam penelitian ini peneliti memperoleh hasil t

hitung dari hasil output analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan

program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 25.00.

3.5.6 Uji F
30

Sedangkan untuk menghitung F tabel digunakan taraf signifikan 5% dan

derajat kebebasan yaitu dk pembilang (V1 = k) dan dk penyebut (V2 = n-k-1)

dimana n merupakan jumlah responden dan k merupakan jumlah variabel

independen. Selanjutnya dilihat apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka

terdapat pengaruh yang signifikan dari varibel bebas secara simultan. Untuk

menguji signifikan secara simultan.

Anda mungkin juga menyukai