Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya sebuah perusahaan didirikan bertujuan untuk

mendapatkan profit atau keuntungan guna kelangsungan usaha itu sendiri,

untuk berkembang dan dapat memberikan pemenuhan kebutuhan hidup

bagi pelaku usaha yang terlibat di dalamnya, seperti pemilik, pekerja dan

juga lingkungan di sekitar perusahaan tersebut didirikan.

Dalam menjalankan sebuah perusahaan baik jasa, perdagangan

maupun manufaktur diperlukan adanya pengelolaan kegiatan usaha agar

suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik, efisien dan sistematis,

hingga terbentuknya iklim kerja yang harmonis. Hal ini bisa kita temukan

dalam usaha di lingkungan perusahaan besar dan menengah, bahkan

perusahaan tersebut telah menggunakan Teknologi Sistem Informasi untuk

menunjang seluruh kegiatannya. Berbeda dengan perusahaan yang

tergolong dalam usaha kecil menengah kebawah, yang sering disebut

dengan istilah UKM yang belum menggunakan Teknologi sistem informasi

didalamnya bahkan pencatatannyapun masih menggunakan cara yang

manual.

Dengan adanya teknologi terutama komputer dapat dimanfaatkan

untuk penerapan sistem informasi yang mampu meringkas pekerjaan

pencatatan manual menjadi lebih efisien, akurat, dan lebih cepat, tapi pada

1
kenyataannya tidak semua pelaku usaha dapat memanfaatkan teknologi

informasi yang ada.

Ragil (2016) berpendapat bahwa pencatatan manual memiliki

banyak sekali kelemahan terkait efisiensi dan efektifitas, human error,

maupun data yang rawan manipulasi menjadikan perlu adanya pencatatan

yang efektif, cepat, dan tentu saja akuntabel. Dengan pencatatan yang

terkomputerisasi maka pencatatan bisa dilakukan dengan model cash basic

maupun secara Akrual. Penerapan sistem yang terkomputerisasi akan

mempermudah proses bisnis terlebih jika volume penjualan terus melonjak

naik. Penggunaannya juga akan meningkatkan kepuasan konsumen

terhadap pelayanan.

Untuk itu perlu adanya perancangan sistem informasi akuntansi

pada usaha kecil mengingat usaha kecil akan berkembang di kemudian hari

yang mengakibatkan transaksi yang semakin banyak setiap harinya

sehingga diperlukan sistem yang cepat, tepat dan akurat untuk menunjang

usahanya.

Rumah makan Tondano adalah ukm yang bergerak dibidang kuliner

yang berdiri sejak tahun 2007 yang terkenal akan menu Milu Siram dan

Tinutuannya (Bubur Manado). Rumah makan ini beroperasi dari jam 7 pagi

sampai dengan jam 11 malam setiap hari sehingga terjadi ratusan transaksi

penjualan dalam sehari yang mengakibatkan pencatatan dalam usaha ini

membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui informasi keuangannya

2
setiap hari. Apalagi cara yang diterapkan pada usaha ini masih

menggunakan cara yang manual dan sangat sederhana.

Berdasarkan hasil wawancara pada awalnya pemilik rumah makan

Tondano hanya mencatat penjualannya setiap hari dan merekapnya setiap

minggu pada sebuah buku tapi kemudian pemilik tidak mengadakan

pencatatan lagi sampai dengan sekarang. Terakhir pencatatannya adalah

pada bulan April tahun 2016, selanjutnya dari bulan Mei 2016 sampai

dengan sekarang sudah tidak menggunakan pencatatan setiap harinya.

Alasannya adalah karena pemilik sibuk dengan beberapa urusan lainnya

dan bagian kasir sering diganti sehingga pemilik tidak mengetahui lagi

informasi tentang berapa penjualannya yang terjadi setiap hari. Karena

tidak adanya pencatatan setaip harinya maka usaha ini tidak memiliki

pembukuan.

Dengan demikian kita dapat memanfaatkan teknologi yang ada

untuk merancang sistem pembukuan yang dapat dilakukan oleh komputer

sehingga informasi yang didapat lebih cepat dan akurat. Untuk itu penelitian

ini akan difokuskan pada perancangan sistem informasi akuntansi pada

usaha Rumah Makan Tondano yang dapat memudahkan pemilik untuk

mendapatkan informasi tentang keuangannya setiap hari, karena itu

penelitian ini berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER PADA RUMAH MAKAN

TONDANO”.

3
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah terkait Sistem Informasi Akuntansi:

1. Pencatatan secara manual belum bisa menunjukan perhitungan data

penjualan yang cepat, tepat dan akurat.

2. Pencatatan secara manual sangat rawan terjadinya kesalahan maupun

data yang hilang.

3. Pemilik tidak lagi mengadakan pencatatan dikarenakan kesibukan

pemilik dan posisi kasir yang sering diganti sehingga susahnya

pengendalian pemilik terhadap usahanya.

4. Makin majunya perkembangan teknologi menjadikan persaingan tidak

hanya pada kualitas produk saja, namun juga di bidang teknologi dalam

hal ini pelayanan dalam sistem berbasis komputer.

5. Tidak megetahui secara akurat posisi keungannya pada saat ini.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan

pembahasan masalah maka pembatasan masalah yang dilakukan peneliti

akan difokuskan pada perancangan sistem informasi akuntansi berbasis

komputer yang sesuai diterapkan pada rumah makan Tondano.

4
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, penulis dapat

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil analisis Sistem Informasi Akuntansi yang sudah

berjalan pada usaha rumah makan Tondano.

2. Bagaimana perancangan Sistem Informasi Akuntansi berbasis

komputer yang sesuai dan layak diterapkan pada usaha Rumah Makan

Tondano.

1.5 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis Sistem Informasi Akuntansi yang sudah berjalan pada

usaha rumah makan Tondano.

2. Merancang sebuah Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer yang

sesuai dan layak diterapkan di rumah makan Tondano.

1.6 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian inii memberikan manfaat dari segi teoritis dan

praktis yaitu diuraikan sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis dari penelitian ini:

5
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

khususnya sistem informasi akuntansi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian

lebih lanjut, terutama penelitian yang berkaitan dengan perancangan

sistem informasi akuntansi.

1.6.2 Manfaat Praktis

Secara Praktis penelitian ini diharapkan:

a. Bagi Usaha, mempermudah pemilik usaha mendapatkan informasi

mengenai keuangannya secara real time.

b. Bagi Peneliti lainnya, dapat menambah pengetahuan dan wawasan

serta dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

c. Bagi Penulis, dapat lebih memahami tentang pembuatan sistem yang

bisa diterapkan langsung di dunia usaha.

6
BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Sistem

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:1) dalam bukunya Analisis dan Desain

bahwa terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem,

yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada

komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan

pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut:

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.

Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada

elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut:

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Nugroho Widjajanto (2001:2) sistem adalah sesuatu yang

memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan

tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses dan output.

7
INPUT PROSES OUTPUT

Selanjutnya menurut West Churchman (dalam Krismiaji 2010:1),

sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian komponen yang

dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Sesuai dengan definisi diatas menurut Krismiaji (2010:1), sebuah

system memiliki tiga karakteristik, yaitu:

1) Komponen, atau sesuatu yang dapat dilihat, didengar atau dirasakan;

2) Proses, yaitu kegiatan untuk mengkoordinasikan komponen yang

terlibat dalam sebuah system;

3) Tujuan, yaitu sasaran akhir yang ingin dicapai dari kegiatan koordinasi

komponen tersebut.

Selanjutnya menurut jogiyanto Hartono (2005:3) bahwa sistem

memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Komponen Sistem (Component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi

yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-

komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu

subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

8
2. Batasan Sistem (Boundary)

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara

suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem

tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun

diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan

luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat

merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem yang lainnya. Dengan penghubung satu

subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk

satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.

Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan

masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang

dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah

energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

9
6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau

kepada supra sistem.

7. Pengolahan Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan

merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem (Object) atau Tujuan (Goal)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran

(objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi

sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan

sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dlhasilkan

sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau

tujuannya.

2.2 Informasi

2.2.1 Pengertian Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh suatu

perusahaan, sehingga Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi

perusahaan dalam pengambilan keputusan. Suatu sistem yang kurang

mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya berakhir.

10
Menurut Jogiyanto Hartono (2005:8) informasi adalah data yang

diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerimanya. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah

sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Di dalam dunia bisnis,

kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu

nilai yang disebut dengan transaksi.

Menurut Krismiaji (2010:15) informasi adalah data (input) yang telah

diorganisasi, dan telah memiliki kegunaan dan manfaat.

2.2.2 Kualitas Informasi

Mennurut Jogiyanto (2005:10) kualitas dari suatu informasi (quality

of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat

(accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan (relevance).

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan

tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas

mencerminkan maksudnya. lnformasi harus akurat karena dari sumber

informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi

gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima

tidak beleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan

mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam

pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka

11
dapat berakibat fatal unluk organisasi. Dewasa ini mahalnya nilai

informasi disebabkan harus cepatnya informasl tersebut didapat,

sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir unluk mendapatkan,

mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk

pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan

yang lainnya berbeda.

2.2.3 Nilai informasi

Menurut Jogiyanto (2005:11) nilai dari informasi (value of

information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya

mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih

efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

2.3 Sistem Informasi

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting

bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh

dari sistem informasi (information systems) atau disebut juga dengan

processing system atau information processing systems atau information-

generating system.

Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis (dalam Jogiyanto

Hartono 2005:11) mendefinisikan sistem informasi sebagai berikut:

12
“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung

operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan

menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Menurut Oetomo (2006:11) sistem informasi dapat didefinisikan

sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang

membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan

menyimpan serta mendistribusikan informasi. Dengan kata lain Sistem

Informasi merupakan kesatuan elemen-elemen yang berinteraksi secara

sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi

yang akan mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol

terhadap jalannya perusahaan.

Menurut Romney (dalam Krismiaji 2010:16) sebuah sistem informasi

adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan,

mengolah dan menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasi untuk

menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi

sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

2.3.2 Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen sistem informasi menurut Jogiyanto

(2005:12) terdiri dari:

13
1. Hardware

Kumpulan dari perangkat keras yang terlihat memungkinkan

dapat membentuk sistem seperti komputer, printer dan jaringan.

2. Software

Kumpulan dari perintah-perintah/fungsi yang ditulis dengan

aturan tertentu, memerintahkan komputer agar melaksanakan fungsi

tertentu.

3. Data

Bahan dasar dari suatu informasi berupa fakta yang mengangkat

kejadian-kejadian nyata dan dituangkan kedalam suatu simbol.

4. Prosedur

Suatu tahapan yang berupa urutan kegiatan yang saling

berhubungan untuk mencapai tujuan yang berupa suatu dokumen

prosedur seperti: buku petunjuk operasional dan teknis.

5. Manusia

Merupakan pelaksana dari suatu sistem informasi seperti:

Operator, Programmer, Analyst, Designer dan sebagainya.

2.4 Akuntansi

2.4.1 Pengertian akuntansi

Akuntansi merupakan Bahasa bisnis. Setiap perusahaan

menerapkannya sebagai alat komunikasi. Secara klasik akuntansi

merupakan proses pencatatan (recording), pengelompokkan (classifying),

14
perangkuman (summarizing) dan pelaporan (reporting) dari kegiatan

transaksi perusahaan (jogiyanto Hartono 2005:17).

Financial Accounting Standard Boards dari Amerika dalam buku

Financial Accounting Standard -1999 (Teguh Wahyono 2004:9),

mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:

Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya menyediakan

informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai

satuan-satuan ekonomi, dan dimaksudkan untuk dipergunakan

dalam pengambilan keputusan ekonomi, yaitu dalam menetapkan

pilihan yang tepat diantara beberapa alternatif tindakan. Tujuan

umum akuntansi keuangan dan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi keuangan yang handal mengenai sumber

daya dan kewajiban-kewajiban ekonomi dari suatu badan usaha

2.4.2 Konsep Dasar Akuntansi

Menurut prinsip-prinsip akuntansi di Indonesia, pencatatan transaksi

akuntansi dan penyususnan laporan keuangan didasari oleh konsep-

konsep sebagai berikut (dalam Teguh Wahyono 2004:10)

1. Konsep Kesatuan Akuntansi (Bussines Entity Concept)

Konsep ini mengandung pengertian untuk memisahkan harta

perusahaan dan harta pemilik perusahaan. Semua setoran pemilik

pada perusahaan dicatat sebagai tambahan modal untuk

15
perusahaan sedangkan pengambilan kekayaan yang dilakukan oleh

pemilik dicatat sebagai pengurangan modal melalui perkiraan prive.

Karena faktor pemisahan itulah maka perusahaan sebagai satu

kesatuan akuntansi mempunyai beban dan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keuangannya kepada pemilik atau

pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Konsep periode akuntansi

Sebuah kegiatan akuntansi dimulai pada suatu waktu dan diakhiri

pada suatu waktu. Sebuah perusahaan akan bisa diukur tingkat

kesuksesan dan keberhasilannya jika perusahaan tersebut dianggap

menghentikan kegiatannya dan mencairkan semua hartanya dalam

bentuk kas. Padahal dalam prakteknya sebuah perusahaan tidak

boleh berhenti beroperasi hanya untuk menunggu laporan-laporan

tersebut. Hal itu mendorong penerapan konsep periode sehingga

kegiatan perusahaan dapat dibagi dalam beberapa periode.

Perkembangan usaha juga dapat dicatat secara periodik.

3. Konsep Kontinuitas Usaha (Going Concern)

Konsep kesinambungan, mengandung pengertian bahwa suatu

perusahaan diasumsikan akan terus melanjutkan usahanya dan

tidak akan dibubarkan kecuali ada bukti-bukti sebaliknya. Contoh

konsep ini adalah adanya penyajian aktiva berdasarkan harga

perolehan dan bukan berdasarkan atas nilai kontan aktiva atau nilai

yang dapat direalisasi jika terjadi likuidasi.

16
4. Konsep Pengukuran dalam Nilai Uang

Uang merupakan denominator umum dalam mengukur suatu aktiva

dan kewajiban perusahaan beserta perubahannya. Hal itu juga

dimaksudkan untuk memberi dasar penafsiran yang universal bagi

pembaca laporan akuntansi.

5. Konsep Harga Pertukaran

Konsep ini mengandung pengertian bahwa setiap transaksi

keuangan harus dicatat sebesar harga pertukaran transaksi

tersebut. Harga pertukaran adalah jumlah uang yang diterima atau

dibayarkan untuk transaksi.

6. Konsep Penetapan Beban dan Pendapatan

Konsep ini berhubungan dengan penentuan laba periodic dan posisi

keuangan perusahaan. Penentuan laba periodic berhubungan

dengan dua hal, yaitu pengakuan pendapatan dan penentuan

beban. Pendapatan dihitung berdasarkan prinsip realisasi, yaitu saat

transaksi pertukaran telah terjadi.

2.4.3 Siklus akuntansi

2.4.3.1 Pengertian siklus akuntansi

Siklus merupakan kumpulan prosedur yang saling berkaitan

dan berurutan. Siklus diawali dengan suatu prosedur dan diakhiri

dengan prosedur yang lain. Itulah sebabnya siklus memiliki beberapa

prosedur. Awal dan akhir dari suatu siklus dapat diidentifikasi. Suatu

17
siklus dirancang oleh perusahaan untuk menangani suatu peristiwa

yang terjadi dalam suatu rangkaian. Disebut rangkaian karena

peristiwanya dapat terdiri dari beberapa peristiwa yang lebih kecil

dan harus ditangani dengan cara berbeda. (Winarno, 2006: 4.3)

2.4.3.2 Macam-macam siklus akuntansi

Menurut Romney & Steinbart (2006), siklus akuntansi terdiri

dari empat siklus utama, yaitu:

1. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Siklus pendapatan adalah serangkaian kegiatan (kejadian) dalam

aktivitas bisnis dan berhubungan dengan pengoperasian

pemrosesan informasi yang dihubungkan dengan dengan

penyediaan (pengadaan) barang dan jasa kepada konsumen dan

penerimaan kas atas pembayaran transaksi penjualan tersebut.

2. Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle): Pembelian dan

Pengeluaran Kas

Siklus pengeluaran adalah serangkaian kegiatan dalam aktivitas

bisnis dan berhubungan dengan pengoperasian pemrosesan data

yang dihubungkan dengan pembelian dan pengeluaran atas

barang dan jasa.

3. Siklus Produksi (Production Cycle)

18
Siklus produksi adalah serangkaian kegiatan dalam aktivitas bisnis

dan berhubungan dengan pengoperasian pemrosesan data yang

dihubungkan dengan produk manufaktur.

4. Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan Penggajian

Siklus ini adalah serangkaian kegiatan dalam aktivitas bisnis dan

berhubungan dengan pengoperasian pemrosesan data yang

dihubungkan dengan efektivitas dalam mengatur karyawan dan

angkatan kerja.

2.4.3.3 Laporan keuangan

Hasil akhir dari siklus akuntansi adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan dirancang untuk para pembuat keputusan,

terutama pihak luar perusahaan mengenai posisi keuangan dan hasil

usaha perusahaan. Menurut soemarso (2005;356) laporan keuangan

adalah media komunikasi yang biasa digunakan perusahaan untuk

pihak luar. Di dalamnya tercantum sebagian besar informasi keuangan

yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pengabilan

keputusan”.

2.4.4 Karakteristik Informasi Akuntansi

Statement of financial accounting concepts (SFAC) no. 2 berisi

karakteristik informasi akuntansi (dalam Teguh Wahyono 2004:12).

19
Karakteristik tersebut dapat digambarkan seperti gambar berikut.

Benefit > Cost

Understandability

Decision Usefulnes

Relevance Reliability

Predictive Timeliness Verifiability Neutral Representational


Feedback
Value value faithfulness

Comparability including
consistency

Materiality

Bahwa informasi akuntansi harus mempertimbangkan sisi manfaat

dan biaya (benefit and cost analysis). Jika cost lebih besar daripada benefit,

tentu harus ditinjau kembali keberadaan sistem yang menghasilkan

informasi tersebut.

Informasi juga harus dapat dipahami (understandability). Mudah

dipahami disini menyangkut dua elemen pokok, yaitu informasi yang

dihasilkan dan sumber daya manusia yang menggunakannya. Menyangkut

informasi yang dihasilkan, maka informasi tersebut harus dibuat sedemikian

20
rupa sehingga tidak terlalu rumit, tidak menggunakan istilah yang kabur

serta menggunakan klasifikasi yang lazim. Kemudian menyangkut sumber

daya manusia pemakai sistem, yang dituntut untuk memiliki tingkat keahlian

akuntansi yang memadai atau paling tidak memiliki keinginan untuk terus

belajar dan mengasah kemampuannya.

Berikutnya, bahwa informasi akuntansi harus berguna bagi

pengambilan keputusan (decision usefulness). Agar berguna bagi

pengambil keputusan maka informasi tersebut harus memiliki sifat relevan

(relevance) dan dapat dipercaya (reliability). Informasi yang relevan berarti

memiliki sifat tepat waktu (timeliness), memiliki nilai prediksi (predictive

value) dan mampu diterapkan untuk keperluan review dan koreksi

(feedback value). Sedangkan informasi yang dapat dipercaya harus

memiliki sifat dapat dipercaya (veriability), netral (neutrality) dan menyajikan

kebenaran (representational faithfulness).

2.5 Sistem Informasi Akuntansi

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin (dalam Jogiyanto

Hartono 2005:10) Sistem Informasi Akuntansi didefinisikan sebagai berikut:

“SIA adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,

mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan

informasi pengambilan keputusan dengan orientasi finansial yang relevan

21
bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip

adalah manajemen)”.

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber

daya, seperti manusia, peralatan, yang dirancang untuk mengubah data

keuangan dan data lainnya kedalam informasi. Informasi tersebut

dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan (Bodnar, George H.

2006).

Menurut Nugroho Widjajanto (2001:4) sistem informasi akuntansi

adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer

dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan

laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk

mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan

manajemen.

Menurut Krismiaji (2010:4) Sistem informasi akuntansi adalah

sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan

informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan

mengoperasikan bisnis.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa data yang

diolah SIA (Sistem Informasi Akuntansi) adalah yang bersifat keuangan,

sehingga informasi yang dihasilkan oleh SIA hanya informasi keuangan

saja.

22
2.5.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Bagi suatu perusahaan, SIA dibangun dengan tujuan utama untuk

mengolah data akuntansi yang berasal dari berbagai sumber menjadi

informasi akuntansi yang diperlukan oleh berbagai macam pemakai untuk

mengurangi resiko saat mengambil keputusan. Menurut Atyanto Mahatmyo

dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi (2013:12) fungsi sistem

informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Mendukung kegiatan operasi sehari-hari (Transaction Processing

System)

2. Mendukung pengambilan Keputusan oleh pengambil keputusan internal

3. Memenuhi kewajiban terkait dengan pertanggungjawaban perusahaan

2.5.3 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Raymond Mcleod (2001:306) SIA mempunyai beberapa

karakteristik yaitu sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugas yang diperlukan. Perusahaan tidak

memutuskan untuk melaksanakan pengolahan data atau tidak.

Perusahaan diharuskan oleh undang-undang untuk memelihara

catatan kegiatannya. Elemen-elemen dalam lingkungan seperti

pemerintah, pemegang saham dan pemilik, serta masyarakat

keuangan menuntut perusahaan agar melakukan pengolahan data.

Tetapi bahkan jika lingkungan tidak memintanya, manajemen

23
perusahaan pasti menerapkan SIA sebagai cara mencapai dan

menjaga pengendalian.

2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar. Peraturan dan

praktek yang diterima menentukan cara pelaksanaan pengolahan

data. Segala jenis organisasi mengolah datanya dengan cara yang

pada dasarnya sama.

3. Menangani data yang rinci. Karena berbagai catatan pengolahan

data menjelaskan kegiatan perusahaan secara rinci, catatan

tersebut menyediakan jejak audit (audit trail). jejak audit adalah

kronologi kegiatan yang dapat ditelusuri dari awal hingga ke akhir,

dan dari akhir ke awal.

4. Terutama berfokus historis. Data yang dikumpulkan oleh SIA

umumnya menjelaskan apa yang terjadi di masa lampau. Ini

terutama terjadi jika pengolahan berkelompok (batch) digunakan.

5. Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal. SIA

menghasilkan sebagian output informasi bagi manajer perusahaan.

Laporan akuntansi standar seperti laporan rugi laba dan neraca

merupakan contohnya.

2.6 Sistem Informasi Berbasis Komputer

Menurut Teguh Wahyono (2004:28) Istilah komputerisasi berarti

bahwa sebagian besar proses pengelolaan data dilakukan dengan

24
menggunakan komputer sebagai alat bantu. Proses komputerisasi ini

melibatkan “komputer” sebagai perangkat utama sarana pemrosesan dan

“manusia” sebagai pengatur, operator, serta pengendali perangkat

tersebut.

Kegiatan Operasional Perusahaan

Pengumpulan Data
Transaksi dan Jurnal
Data Data Data
input data jurnal ke
komputer

Prosedur Simpan

Prosedur Posting

Pengolahan Data
Prosedur Hitung
PROSES

Menampilkan laporan-
Neraca R/L Lain-lain laporan
Penyampaian Hasil

Kegiatan Perusahaan

Komputerisasi akuntansi seperti yang terlihat pada gambar dimulai

dari aktivitas perusahaan yang menggunakan data-data sebagai bahan

baku yang nantinya akan diolah menjadi laporan keuangan. Setelah data

25
dikumpulkan dan di jumal secara manual, maka akan masuk ke tahap input

data, tahap input data ini dilakukan oleh seorang operator komputer yang

bertugas memasukkan data mentah ke dalam komputer.

Setelah data masuk ke komputer, proses akan dilakukan oleh

komputer itu sendiri. Di dalam komputer, data diolah menggunakan

prosedur-prosedur yang terdapat pada program aplikasi tertentu. Dalam hal

ini komputerisasi membutuhkan suatu sistematika kegiatan yang lengkap,

baik tentang prosedur, aliran data, algoritma pemrosesan data, sampai

pada bentuk keluaran yang diinginkan. Prosedur yang dimaksud adalah

prosedur pengolahan data yang sebelumnya dilakukan secara manual,

seperti bagaimana melakukan proses posting data, proses penghitungan

rugi laba, dan sebagainya. Hal itu berarti bahwa komputer telah

menggantikan prosedur-prosedur yang berlaku secara manual dengan

program khusus di mana operator tidak perlu lagi memikirkan bagaimana

data diproses dan tinggal menunggu hasil pemrosesannya saja.

Hasil pengolahan data dari komputer akan dikeluarkan dalam bentuk

laporan-laporan yang dibutuhkan. Laporan-laporan tersebut selanjutnya

akan dikembalikan kepada perusahaan dan pihak-pihak yang

membutuhkan untuk berbagai keperluan.

Selanjutnya menurut Teguh Wahyono (2004:29) Sistem Informasi

Akuntansi Berbasis Komputer ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu

sebagai berikut:

26
1. Proses pengolahan yang cepat

2. Tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi

3. Efisiensi sumber daya manusia

2.7 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti

menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama

secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto,

2005: 35). Begitu juga menurut pendapat Nugroho Widjayanto (2001: 521)

pengembangan sistem sebagai “daur dari suatu perkembangan sistem

informasi mulai dari konsepsi yang berwujud gagasan, proses

pengembangannya, hingga implementasi operasionalnya”.

Menurut Jogiyanto (2005:35) sistem yang lama perlu diperbaiki atau

diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

5. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di

sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:

a) Ketidakberesan

Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang

lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

Ketidakberesan ini dapat berupa:

27
 Kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak

amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data

menjadi kurang terjamin;

 Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat

menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin

 Tidak efisiennya operasi;

 Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

b) Pertumbuhan organisasi

Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya

sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah

kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data

semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. Karena

adanya perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak

efektif lagi, sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat memenuhi

lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.

6. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities)

Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat

keras komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu

cepat berkembang. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi

informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi

sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang

akan dilakukan oleh manajemen. Dalam keadaan pasar bersaing,

kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil

28
atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk

meraih kesempatan-kesempatan yang ada. Bila pesaing dapat

memanfaatkannya, sedang perusahaan tidak dapat memanfaatkan

teknologi ini, maka kesempatan-kesempatan akan jatuh ke tangan

pesaing. Kesempatan-kesempatan ini dapat berupa peluang-peluang

pasar, pelayanan yang meningkat kepada langganan dan lain

sebagainya.

7. Adanya instruksi-instruksi (directives)

Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya

instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi,

seperti misalnya peraturan pemerintah.

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan

akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-

peningkatan ini disingkat dengan kata PIECES (Jogiyanto, 2005:37).

Peningkatan-peningkatan tersebut yaitu:

a. Kinerja (performance)

Peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga

menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response

time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan

suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda

diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response

untuk menanggapi pekerjaan tersebut.

b. Informasi (information)

29
Peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.

c. Ekonomis (economy)

Peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan

atau penurunan-penurunan niaya yang terjadi.

d. Pengendalian (control)

Peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan

memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang

akan terjadi.

e. Efisiensi (efficiency)

Peningkatan terhadap efisinsi operasi. Efisiensi berbeda dengan

ekonomis. Bila ekooonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya

yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber

daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling

minimum.efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inputnya.

f. Pelayanan (services)

Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

2.8 Analisis Sistem

Analisis sistem (systems analysis) didefinisikan oleh Jogiyanto

(2005:129) dalam bukunya analisis dan desain sebagai berikut:

“Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian

komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-

30
hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan

sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya”.

Tahapan didalam analisis sistem dilakukan setelah perencanaan

sistem (systems planning) dan sebelum tahap desain sistem (systems

design). Tahap yang paling kritis dan penting adalah tahap analisis, karena

kesalahan di dalam tahap ini dapat menyebabkan kesalahan juga pada

tahap berikutnya.

Analisis sistem atau disebut juga investigasi sistem menurut Teguh

Wahyono (2004:59) dimaksudkan untuk menganalisis sistem yang sudah

berjalan, tentang kelebihan dan kekurangannya serta hal-hal apa yang

perlu diubah pada sistem baru. Kegiatan ini mencakup investigasi terhadap

setiap anggota kelompok yang terdapat dalam perusahaan mengingat

perusahaan terdiri dari berbagai kelompok yang tentu mempunyai pendapat

yang berbeda-beda tentang penerapan sistem tersebut. Dalam fase ini

harus dicapai kesepakatan mengenai permasalahan yang ada dan juga hal-

hal yang nantinya harus dipenuhi oleh sistem baru.

1. Memahami sistem sebelumnya

Untuk memahami sistem ini dapat dilakukan dengan melihat dan

mengamati dokumen sistem yang telah ada, seperti bagan alir arus

dokumen (Paper Work Flow Chart), bagan alir sistem (System

Flowchart), struktur organisasi, deskripsi jabatan, kode rekening (Chart

of Account) dan salinan dokumen-dokumen bukti transaksi. Dengan

31
cara ini akan dapat diperoleh pemahaman tentang apa yang dilakukan

sistem lama, siapa yang menjalankan, siapa yang memakai, dan lain-

lain.

2. Menentukan kebutuhan pemakai

Langkah selanjutnya adalah menentukan kebutuhan pemakai untuk

dapat mencapai sistem yang direncanakan. Hal itu dapat dilakukan

dengan mengumpulkan data secara langsung, baik dengan wawancara

ataupun penelitian di lapangan sehingga analis sistem mendapatkan

informasi tentang volume transaksi yang harus ditangani dan output

yang harus dihasilkan oleh sistem tersebut. Di samping itu analis akan

mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang metode sistem

yang akan diterapkan, seperti pembuatan menu, pemilihan warna, dan

lain sebagainya.

3. Inventarisasi Permasalahan

Inventarisasi permasalahan dilakukan dengan mencatat hal-hal yang

menyebabkan sasaran sistem tidak dapat dicapai secara optimal. Untuk

melakukan investigasi sistem, seorang analis harus dapat melakukan

estimasi sebelum menggunakan ukuran-ukuran yang real. Beberapa hal

yang diestimasi antara lain biaya, kebutuhan perangkat, beban

prosesing dan kombinasi tipe transaksi, termasuk juga jadwal kerja

untuk penyelesaian proyek.

Dengan demlkian dari kegiatan investigasi ini akan didapatkan

kesimpulan lengkap dan detail tentang apa yang dilakukan sistem lama,

32
apa yang harus dihasilkan sistem baru, serta permasalahan apa saja yang

harus bisa dipecahkan oleh sistem baru.

2.9 Studi kelayakan

Menurut Teguh Wahyono (2004:60) Studi Kelayakan (Feasibility

Study) adalah suatu studi yang digunakan untuk menentukan apakah

pengembangan suatu proyek layak atau tidak untuk diteruskan.

Studi kelayakan dilakukan dengan melakukan penelitian

pendahuluan atau Preliminary Survey. Penelitian ini dimaksudkan untuk

memahami sistem sebelumnya, menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk

mencapai sasaran sistem, serta melakukan inventarisasi permasalahan

yang manyebabkan sistem tersebut tidak dapat berjalan sebagaimana yang

diharapkan.

Dari hasil penelitian pendahuluan tersebut juga bisa dinilai kelayakan

sebuah proyek sistem. Penilaian tersebut antara lain mencakup kelayakan

operasi (Operational Feasibility), kelayakan teknik (Technical Feasibility),

kelayakan ekonomi (Economical Feasibility), kelayakan jadwal (Schedule

Feasibility) dan kelayakan hukum (Law Feasibility).

1. Kelayakan Teknik

Kelayakan teknik digunakan untuk menilai dan menjawab pertanyaan

“apakah teknologi dapat diterapkan pada sistem?” Kelayakan ini

mencakup dua hal pokok, yaitu:

33
b. Ketersediaan teknologi di pasar.

c. Ketersediaan ahli yang mengoperasikannya.

Ketersediaan dari tenaga ahli yang mengoperasikan juga tidak boleh

diabaikan. Sebuah sistem akan disebut layak secara teknik jika sistem

tersebut dapat user friendly, mudah dioperasikan oleh pemakainya.

2. Kelayakan Ekonomi

Kelayakan ekonomi digunakan untuk menilai dan menjawab pertanyaan

“apakah sistem baru nanti dapat dibiayai dan akan menguntungkan?”.

Ada dua hal pokok dalam menilai kelayakan sistem secara ekonomi,

yaitu biaya dan manfaat. Kedua hal pokok tersebut adalah:

a. Berapa besar biaya yang diperlukan untuk mengembangkan sistem

tersebut.

b. Seberapa besar manfaatnya yang diperoleh dengan pengembangan

sistem tersebut.

Sistem dikatakan menguntungkan atau layak secara ekonomi jika

manfaat yang diberikan oleh sistem lebih besar daripada biaya yang

dikeluarkan untuk mengembangkan sistem.

Beberapa jenis biaya dan manfaat memang mudah untuk ditetapkan

kuantitasnya. Seperti penghematan biaya yang bisa terjadi karena

menurunnya biaya operasi, atau juga adanya kenaikan pendapatan

langsung yang bisa terjadi karena beberapa faktor yang diterapkan

dalam sistem baru.

34
Tetapi beberapa hal yang kurang diperhatikan adalah adanya biaya dan

manfaat yang tidak berwujud. Biaya dan manfaat yang tidak berwujud

tersebut merupakan aspek-aspek yang timbul karena adanya sistem

yang baru yang tidak mempengaruhi biaya atau manfaat secara

kuantitatif tetapi tetap harus diperhitungkan. Contoh manfaat yang tidak

berwujud tetapi sangat vital adalah adanya kualitas informasi yang

dihasilkan dari sistem baru, yaitu informasi yang tepat, cepat dan akurat.

Sesungguhnya pendorong utama pembuatan sistem informasi adalah

keinginan untuk memperoleh informasi yang lebih akurat dan tepat

waktu, juga format laporan yang lebih baik dan output laporan yang lebih

terpusat pada suatu permasalahan tertentu.

3. Kelayakan operasional

Kelayakan operasional digunakan untuk menilai dan menjawab

pertanyaan “apakah sistem itu nantinya dapat dioperasikan dengan

baik?”. Sedikitnya ada empat permasalahan yang harus

dipertimbangkan untuk menentukan layak dan tidaknya sistem

dioperasikan. Keempat hal tersebut antara lain:

a. Kemungkinan bahwa sistem tidak praktis dan terlalu rumit sehingga

sulit untuk dijalankan oleh operator.

b. Kemungkinan adanya keengganan pemakai untuk meninggalkan

sistem lama yang telah ditekuni selama bertahun-tahun.

c. Kualitas informasi yang dihasilkan sistem apakah sudah cukup

memuaskan pemakainya?

35
d. Kemungkinan terjadinya kesulitan pada pihak manajemen untuk

mengendalikan sistem.

4. Kelayakan Waktu

Kelayakan waktu digunakan untuk menilai dan menjawab pertanyaan

“apakah sistem dapat dikembangkan sesuai waktu yang ditetapkan?”.

Pihak manajemen sebagai pemakai sistem dan analis sebagai pembuat

sistem dapat menilai apakah waktu yang disediakan untuk

mengembangkan sistem dapat diterima dan disepakati bersama.

5. Kelayakan Hukum

Kelayakan hukum yang dimaksud adalah peninjauan kembali hal-hal

yang menyangkut penerapan sistem dan dampak yang ditimbulkan.

Dengan kata lain faktor kelayakan hukum ini harus dapat menjawab “ya”

pada pertanyaan “apakah sistem dapat dikembangkan dan tidak

menyimpang dari hukum yang berlaku?”.

2.10 Diagram Arus Data/DAD (Data Flow Diagram/DFD)

Menurut krismiaji (2010:69) sebuah DFD secara grafis menjelaskan

arus data dalam sebuah organisasi. Teknik ini digunakan untuk

mendokumentasikan sistem yang digunakan sekarang dan untuk

merencanakan serta mendesain sistem yang baru. Tidak ada cara standar

dalam menyusun DFD, karena persoalan yang berbeda memerlukan

metode yang berbeda pula. Pada dasarnya, DFD memfokuskan pada aliran

data dalam organisasi.

36
Pembuatan DAD terdiri atas 3 langkah, yaitu:

1. Pembuatan diagram konteks (top level diagram)

Yaitu diagram yang menggambarkan sistem secara garis besar.

2. Pembuatan diagram nol (overview diagram)

Yaitu diagram yang merinci diagram konteks.

3. Pembuatan diagram rinci

Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD terdiri dari empat macam,

yaitu: process, data flow, data store dan external entity. Berikut uraian

singkat mengenai keempat simbol tersebut:

1. Process. Merupakan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh

orang atau mesin komputer, dimana aliran masuk ditransformasikan

ke aliran data keluar. Suatu proses harus diberi penjelasan yang

lengkap, meliputi (1) identifikasi proses yang umumnya berupa suatu

angka yang menunjukkan nomor acuan dari proses dan ditulis pada

bagian atas simbol proses, dan (2) nama proses yang menunjukkan

apa yang dikerjakan oleh proses tersebut.

2. Data flow (Arus Data). Disimbolkan dengan anak panah, dimana

arus data mengalir diantara proses dan simpanan proses. Arus data

ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk

sistem atau hasil dari proses sistem dan dapat berbentuk formulir

atau dokumen yang digunakan perusahaan, laporan tercetak yang

dihasilkan sistem, output dilayar komputer, masukan untuk

37
komputer, komunikasi ucapan, surat atau memo, data yang dibaca

atau direkam di file, suatu isian yang dicatat pada buku agenda, dan

transmisi data dari suatu komputer ke komputer lain.

3. Data Store (Simpanan Data). Adalah tempat penyimpanan data

dalam suatu sistem, baik secara manual maupun secara elektonik.

Simpanan data digunakan jika suatu proses perlu menggunakan lagi

data tersebut. Bentuk dari penyimpanan data diantaranya adalah

suatu file atau database di sistem komputer, suatu arsip atau catatan

manual, suatu kotak tempat data di meja seseorang, suatu tabel

acuan manual, dan suatu agenda atau buku.

4. External Entity (Data source). Kesatuan diluar sistem yang akan

memberikan input atau menerima output dari sistem, dapat berupa

orang, organisasi, sumber informasi lain atau penerima akhir dari

suatu laporan.

Simbol Nama

Sumber dan tujuan data

Arus data

Proses transformasi

38
Penyimpanan data

2.11 Basis Data (Database)

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar

komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya.

Database merupakan salah satu komponen yang penting di sistem

informasi, karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para

pemakainya (Jogiyanto, 2005:217).

2.12 Perancangan

Dalam tahap desain, tim penyusun harus dapat menerjemahkan

saran-saran yang dihasilkan dari analisis sistem ke dalam bentuk yang

dapat diimplementasikan” (Nugroho Widjajanto, 2001:525). Tahap-tahap

perancangan/desain sistem adalah sebagai berikut:

a. Perancangan Output

Perancangan output atau keluaran merupakan hal yang tidak dapat

diabaikan, karena laporan atau keluaran yang dihasilkan harus

memudahkan bagi setiap unsur manusia yang membutuhkannya.

Langkah-langkah perancangan output antara lain:

a) Mementukan kebutuhan output dari sistem yang baru

39
Output yang akan dirancang dapat ditentukan dari DFD sistem baru

yang telah dibuat.

b) Menentukan parameter dari output

b. Perancangan Input

Tujuan dari perancangan input adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengefektifkan biaya pemasukan data

b) Untuk mencapai keakuratan yang tinggi

c) Untuk menjamin pemasukan daya dapat diterima dan dimengerti

oleh pemakai.

Tahapan-tahapan utama dalam proses input:

a) Data capture/penangkapan data

b) Data preparation/penyiapan data

c) Data entry/pemasukan data

c. Perancangan proses system

Tujuan dari perancangan proses sistem adalah sebagai berikut:

1) Untuk menjaga agar proses data lancar dan teratur sehingga

menghasilkan informasi yang benar.

2) Untuk mengawasi proses dari sistem.

Perancangan proses sistem ini bisa digambarkan dengan

menggunakan Diagram Alur Data atau Data Flow Diagram (DFD) yaitu

diagram yang menggambarkan suatu sistem dengan cara sangat

sederhana.

40
d. Perancangan database

Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database

system. Sistem database ini adalah suatu sistem informasi yang

mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya. Langkah-langkah perancangan database adalah

sebagai berikut:

1) Menentukan kebutuhan file database untuk sistem baru.

2) Menentukan parameter dari file database.

2.13 Implementasi

Implementasi adalah pendidikan atau pelatihan pemakai informasi,

pelatihan dan koordinasi teknisi yang akan menjalankan sistem, pengujian

sistem yang baru, dan pengubahan yang dilakukan untuk membuat sistem

informasi yang telah dirancang menjadi dapat dilaksanakan secara

operasional (Mulyadi, 2001:53). Tahap implementasi meletakkan sistem

agar siap untuk dioperasikan. Pada tahap implementasi ini tahap yang perlu

dilakukan yaitu:

1) Persiapan Implementasi Sistem

Rencana implementasi dimaksudkan untuk mengatur dan

mengendalikan semua biaya dan waktu yang akan digunakan dalam

waktu implementasi.

2) Pendidikan dan Pelatihan Karyawan

41
Kegiatan implementasi merupakan kegiatan utama untuk menerapkan

rancangan sistem yang dibuat. Sistem yang dihasilkan akan

dioperasikan oleh karyawan, oleh karena itu harus diadakan pendidikan

dan pelatihan bagi Karyawan.

3) Konversi Sistem

Perubahan dari sistem lama ke sistem baru memerlukan pendekatan

konversi tertentu. Terdapat empat pilihan pendekatan yang digunakan

untuk mengubah sistem lama ke sistem baru, yaitu:

a) Konversi Langsung

Konversi langsung dilakukan dengan mengganti sistem lama dengan

sistem baru secara langsung.

b) Konversi Paralel

Konversi paralel dilakukan dengan menjalankan sistem baru dan

sistem lama secara bersamaan selama jangka waktu tertentu.

c) Konversi Modular

Konversi modular dilakukan dengan mengganti sistem lama dengan

sistem baru secara sebagian-sebagian.

d) Konversi Phase-in

Konversi phase-in mirip dengan konversi modular. Perbedaannya

adalah konversi modular membagi organisasi untuk implementasi

sistem baru, sedangkan pada konversi phase-in, yang dibagi adalah

sistemnya sendiri.

42
2.14 Kerangka pemikiran

Informasi Akuntansi merupakan informasi yang sangat penting untuk

pengambilan keputusan, sehingga banyak cara yang dapat ditempuh untuk

memperbaiki sistem informasi akuntansi pada suatu perusahaan, mulai dari

cara tradisional sampai cara-cara modern. Banyak usaha-usaha kecil

seperti UMKM mengalami kesulitan untuk berkembang lebih besar lagi

dikarenakan belum mampu mengikuti perkembangan pesaing dalam

inovasi terlebih dalam hal pemanfaatan teknologi.

Teknologi dikembangkan sebagai sarana memperoleh informasi

yang nantinya akan digunakan untuk penentuan langkah perusahaan

dalam strategi bisnis agar bisa bersaing dengan perusahaan lain yang

sejenis. Saat ini rumah makan Tondano masih menggunakan sistem

pencatatan transaksi secara manual sehingga menyulitkan pemilik untuk

memperoleh informasi yang akurat dalam waktu yang cepat. Hal ini

dikarenakan saat jam ramai misalnya jam makan siang sering terjadi

kekeliruan dalam pencatatan dan karena masih pencatatan menggunakan

kertas tentunya tidak bisa dikatakan valid karena rawan manipulasi dan

human error.Makin banyak dan kompleksnya transaksi maka peluang

terjadi kesalahan makin besar dan kesulitan dalam menyajikan laporan

keuangan yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan dan mengukur

perkembangan usaha.

43
Dengan adanya perancangan sistem informasi akuntansi berbasis

komputer diharapkan dapat membantu rumah makan Tondano dalam

mengatasi permasalahan dalam memperoleh informasi tentang usahanya.

Perancangan sistem ini juga diharapkan mampu meningkatkan kinerja

perusahaan sehingga perusahaan dapat memanfaatkan teknologi untuk

menghasilkan laporan keuangan yang lebih cepat dan akurat.

Manfaat yang bisa didapatkan perusahaan dengan sistem informasi

akuntansi adalah tingkat keakuratan informasi. Keakuratan berhubungan

dengan informasi yang cepat dan tepat. Sistem manual memiliki tingkat

keakuratan yang rendah, sehingga kesalahan rentan sekali terjadi.

Sedangkan sistem yang berbasis komputer memiliki tingkat keakuratan dan

kecepatan informasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sistem

manual. Perancangan sistem informasi akuntansi akan menggunakan

desain utama yaitu desain database, desain input, desain output.

2.15 Pertanyaan penelitian

1. Fungsi apa saja yang terkait dalam sistem informasi akuntansi pada

rumah makan Tondano?

2. Dokumen apa saja yang terkait dengan sistem informasi akuntansi pada

rumah makan Tondano?

3. Bagaimana prosedur akuntansi dalam sistem informasi akuntansi pada

rumah makan Tondano?

4. Bagaimana tahap analisis dalam perancangan sistem informasi

akuntansi pada rumah makan Tondano?

44
5. Bagaimana tahap desain dalam perancangan sistem informasi

akuntansi pada rumah makan Tondano?

6. Bagaimana implementasi perancangan sistem informasi akuntansi pada

rumah makan Tondano?

45
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

development) guna mengembangkan Sistem Informasi Akuntansi yang

sesuai dan layak diterapkan pada rumah makan Tondano. Penelitian ini

diharapkan membantu membuat desain Sistem Informasi Akuntansi yang

mudah digunakan pada usaha dengan perputaran cepat. Proses

pengembangan yang dilakukan oleh penulis adalah mengembangkan

sistem yang sudah ada menjadi sistem informasi akuntansi yang berbasis

komputer, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang ada di proses

manual.

3.2 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha kecil menengah (UKM) dalam

hal ini Rumah Makan Tondano tepatnya berada di Jl. Tondano kelurahan

Bulota Daa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Waktu penelitian dimulai

pada bulan May 2017.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah pemilik dan karyawan rumah makan

Tondano, sedangkan objek penelitiannya adalah Sistem Informasi

Akuntansi yang dilaksanakan oleh rumah makan Tondano.

46
3.4 Definisi operasional Variabel

Perancangan adalah suatu proses uuntuk merencanakan,

menggambarkan dan membuat suatu rancangan dari beberapa elemen

yang terpisah menjadi suatu kesatuan yang berguna untuk memecahkan

suatu permasalahan.

Sistem informasi akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi

bisnis yang terdiri dari sekumpulan prosedur, pencatatatan, perhitungan,

dan menghasilkan output berupa informasi akuntansi yang digunakan pihak

manajemen dan juga pihak lain yang membutuhkan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah satu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dari suatu penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi

data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang berisi

informasi tentang segala sesuatu mengenai objek yang akan dijadikan

fokus dalam penelitian atau yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Data sekunder atau data tambahan berisi informasi tentang hal-hal

lain yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

dikelompokkan menjadi dua yaitu: data utama dan data pendukung. Data

utama adalah data yang diperoleh dari para informan. Informan yaitu orang-

orang yang terlibat langsung dalam kegiatan sebagai fokus penelitian.

Sedangkan data pendukung bersumber dari dokumen-dokumen yang

47
berupa catatan, serta bahan-bahan lain yang dapat mendukung dalam

penelitian ini. Berikut adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Observasi

Observasi merupakan metode mengamati secara langsung di lapangan

pada objek penelitian dengan tujuan memperoleh gambaran kondisi

yang terjadi berdasarkan persepsi dari peneliti.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung

kepada narasumber di perusahaan yang dilakukan penelitian.

Wawancara ini dilakukan dengan berdialog langsung dengan pemilik

rumah makan Tondano, kemudian dicatat seperlunya guna memperoleh

informasi tertulis atau lisan mengenai gambaran umum perusahaan,

sistem yang ada, serta hal-hal yang berkaitan dengan sistem informasi

akuntansi perusahaan. Hal ini dibutuhkan guna mendapatkan informasi

yang lebih detail terkait hal-hal apa saja yang ada di perusahaan guna

menunjang penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan yang diperoleh dari dokumen-

dokumen fisik maupun non fisik di lokasi penelitian terkait. Metode ini

dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan sistem informasi akuntansi di perusahaan.

48
3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara yang di

dalamnya berisi pertanyaan mengenai kegiatan usaha. Wawancara yang

dilakukan mencakup beberapa aspek dan indikator yang dibutuhkan oleh

penulis sebagai informasi dalam penelitian dan perancangan sistem. Data

yang digunakan adalah adalah data primer. Peneliti mengambil informasi

langsung ke usaha yang dijadikan objek penelitian dengan cara observasi,

wawancara dan dokumentasi.

3.7 Metode Pengembangan Sistem

1. Tahap Analisis Sistem

Tahap analisis sistem ini digunakan untuk menganalisis sistem lama

perusahaan dan menggambarkan kebutuhan pemakai pada rumah

makan Tonadano. Metode yang digunakan adalah:

a. Analisis PIECES

Analisis ini mengidentifikasi kelemahan dari sistem lama

berdasarkan Analisis PIECES yaitu Performance, Information,

Economy, Control, Eficiency dan Service.

b. Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis ini akan didapatkan kesimpulan lengkap dan detail tentang

apa yang dilakukan sistem lama, apa yang harus dihasilkan sistem

baru, serta permasalahan apa saja yang harus bisa dipecahkan oleh

sistem baru dengan tahapan berikut:

1) Memahami sistem sebelumnya

49
2) Menentukan kebutuhan pemakai

3) Inventarisasi Permasalahan

c. Analisis Kelayakan

Dalam analisis kelayakan sistem terdapat lima tahapan, yaitu:

1) Kelayakan Teknis

2) Kelayakan operasional

3) Kelayakan Legal

4) Kelayakan Sosial

5) Kelayakan ekonomi

2. Perancangan Sistem

Tahap-tahap perancangan/desain sistem adalah sebagai berikut:

a. Perancangan Output

Perancangan output atau keluaran merupakan hal yang tidak dapat

diabaikan, karena laporan atau keluaran yang dihasilkan harus

memudahkan bagi setiap unsur manusia yang membutuhkannya.

b. Perancangan Input.

Tahapan-tahapan utama dalam proses input:

 Data capture/penangkapan data

 Data preparation/penyiapan data

 Data entry/pemasukan data

c. Perancangan Proses Sistem

Perancangan proses sistem ini bisa digambarkan dengan

menggunakan Diagram Alur Data (DAD) dengan tahapan:

50
1) Diagram konteks

2) Diagram nol

3) Diagram rinci (level diagram)

d. Perancangan Database

Mengidentifikasi terlebih dahulu file-file yang diperlukan oleh sistem

informasi. File-file database yang dibutuhkan oleh sistem dapat

dilihat pada desai model yang digambarkan dalam bentuk diagram

arus data (DAD). Langkah-langkah perancangan database adalah

sebagai berikut:

 Menentukan kebutuhan file database untuk sistem baru.

 Menentukan parameter dari file database.

3. Implementasi Sistem

Setelah dilakukan perancangan sistem, tahap selanjutnya adalah

implementasi sistem. Ditahap ini sistem yang sudah dibuat dioperasikan

sehingga diketahui secara langsung apa yang terjadi. Tahap

implementasi ini terdiri dari:

b. Persiapan Rencana Implementasi

Pada tahap ini akan dipersiapkan segala kebutuhan sebelum

implementasi dilakukan, seperti Software dan Hardware. Selain itu

data-data yang akan digunakan diinput terlebih dahulu guna

mengefisienkan proses selanjutnya.

c. Implementasi Sistem

51
Implementsi sistem dibagi kembali menjadi beberapa tahap

diantaranya:

1) Pengenalan Sistem

Pada tahap ini akan diajarkan tentang cara pengoperasian

sistem, fitur-fitur yang ada, dan penanganan ketika terjadi

masalah. Sasaran pertama untuk pengenalan ini adalah pemilik

usaha.

2) Pengembangan dan Pengujian Program

Pada tahap ini dilakukan praktek secara langsung terhadap

penerapan sistem. Tahap ini diperlukan agar pengguna mulai

terbiasa dalam pengoperasian sistem. Selain itu pengujian ini

juga sebagai pembanding antara sistem yang lama dengan

sistem yang baru. Proses ini menggunakan konversi panel, yaitu

dengan melakukan implementasi sistem baru secara bersamaan

dengan sistem lama. Pendekatan ini memberikan pelindungan ini

untuk mengantisipasi kegagalan sistem yang baru.

3) Analisis Hasil Implementasi

Analisis ini dimaksud untuk mengetahui hasil implementasi

sistem jika ada kekurangan maka sistem akan diperbaiki. Analisis

ini digunakan untuk mengetahui konversi yang tepat untuk

menerapkan sistem tersebut.

4) Konversi Sistem

52
Konversi ini digunakan untuk mengubah sistem lama ke dalam

sistem baru. Konversi ini diterapkan sesuai dengan hasil analisis

sistem.

53

Anda mungkin juga menyukai