Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA DANA

DESA, DENGAN MENGANALISIS KEPERILAKUAN PENGGUNAAN (UTAUT)


(studi kasus pada Kantor Desa Sanoba, Kabupaten Nabire)

Tugas Proposal Penelitian (Metil)

Disusun Oleh:
Klarita M. Manyakori
2019-67-018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tak henti penulis lantunkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkatnya dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi pada Dana Desa, dengan
Menganalisis Keperilakukuan Penggunaan UTAUT (pada Kantor Desa Sanoba
Nabire).
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Manokwari, 19 November 2022

Klarita M. Manyakori
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………….....1
1.2. Rumusan masalah…………………………………………………………….2
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….3
2.1 Landasan Teori………………………………………………………………3
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi…………………………………………...3
2.1.2 Fungsi penggunaan Sistem Informasi Akuntansi……………………...3
2.1.3 Kualitas Informasi Akuntansi…………………………………………4
2.2 Otonomi Daerah………………………………………………………………5
A. Pengertian Desa……………………………………………………….5
B. Dana Desa…………………………………………………………......6
C. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)………………......6
D. Fungsi Akuntabilitas…………………………………………………...7
2.3 Penggunaan UTAUT
(Unified Teory of Acceptence and use of Technology)……………………….8
2.4 Penelitian Terdahulu…………………………………………………………...10
2.5 Pengembangan Hipotesis………………………………………………………11
2.5.1 Pengaruh SIA terhadap mengelolaan dana desa…………………….11
2.5.2 Pengaruh keperilakuan dengan menggunakan UTAUT…………….11
2.6 Kerangka Teoritis……………………………………………………………….12
BAB III METODE
PENELITIAN…………………………………………………......13
3.1 Populasi dan Sampel……………………………………………………………13
3.1.1 Populasi……………………………………………………………...13
3.1.2 Sampel……………………………………………………………….13
3.2 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang didesain
untuk mentrasformasikan data keuangan dan data lainnya menjadi informasi.
Informasi yang dihasilkan akan digunakan dalam berbagai bentuk untuk kepentingan
dan pengambilan keputusan. Informasi yang dihasilkan dari system informasi
akuntansi akan digunakan oleh para pengambil keputusan untuk menyusun keputusan,
baik yang bersifat teknis maupun nonteknis. Sitem informasi akuntansi mewujidkan
perubahan ini dengan fungsinnya secara menual ataupun komputerisasi.
Pemerintah Desa atau kelurahan harus dapat menerapkan prinsip akuntabilitas
dalam penyelenggaraan keuangan Desa, dan segala kegiatan administrasi
pemerintahan Kelurahan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
sesuai dengan aturan yang berlaku. Menurut Halim (2007) (dalam Martini et al.,
2019) Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah merupakan proses pengelolaan
keuangan daerah yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan, melaporkan kepada masyarakat dan camat
tentang kegagalan atau kesuksesan sebagai evaluasi untuk tahun berikutnya.
Menurut Baridwan (2009) (dalam Wahyuni et al., 2018) Sistem Informasi
Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan,
menghasilkan dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk
mengambil keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan
kreditor) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen). Suatu organisasi sektor
publik dalam mengelola dana masyarakat dituntut harus mampu memberikan laporan
keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan. Kepala kelurahan menjadi
penanggungjawab pengelolaan keuangan dan asset kelurahan. PP No 56 tahun 2005
pasal 9 memberikan pernyataan pemerintah. Pemanfaatan teknologi informasi
memberikan kemudahan bagi pegawai dengan menghemat waktu dan tenaga.
Pemanfaatan teknologi juga dimanfaatkan aparat kelurahan di tingkat pemerintahan
kelurahan dalam pengelolaan data dan menyimpan informasi. Teknologi informasi
dapat juga digunakan sebagai media untuk mengurangi terjadinya kesalahan yang
disengaja atau tidak disengaja (Rahadi, 2017). Pemerintah berhak untuk meminta
pertanggungjawaban pemerintah kelurahan atas pemerintahan dan pengelolaan
keuangan kelurahan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka beberapa masalah yang dapat dirumuskan
adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan system informasi akuntansi dalam
kinerja aparatur desa Sanoba Nabire?
2. Apakah penggunaan teknologi pada kantor desa Sanoba Nabire menjadi
bermanfaan dalam menjalankan Sistem informasi akuntansi?

1.3 Tujuan Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terlibat dalam penggunaan Teknologi dalam menerapkan system informasi akuntansi
di kantor desa Sanoba Nabire.
1. Untuk mengetahui seberapa besar penggunaan system informasi akuntansi
dalam kinerja aparatur Desa Sanoba
2. Untuk mengetahui seberapa penting penggunaan teknologi dalam
menjalankan system kinerja dari kantor desa Sanoba Nabire.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Robert A. Laitch dan Roscoe Bavis Sistem Informasi adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi
dari suatu organisasi dan menyediakan pihak tertentu dengan laporan-laporan
yang diperlukan. Sehingga adapun yang dimaksud dengan Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan,
yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam
informasi, dimana informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat
keputusan. Kemudian Simkin menegaskan lebih lanjut bahwa Sistem Infromasi
Akuntansi bukanlah sistem yang mengharuskan adanya penggunaan komputer,
sistem informasi akuntansi merupakan sebuah pengembangan dari siklus
akuntansi secara umum.

2.1.2 Fungsi penggunaan Sistem Informasi Akuntansi


Adapun fungsi dari penggunaan sistem informasi akuntansi adalah sebagai
berikut:
1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari
Agar dapat tetap eksis, perusahaan harus terus beroperasi dengan
melakukan sejumlah aktivitas bisnis yang peristiwanya disebut sebagai
transaksi seperti melakukan pembelian, penyimpanan, proses produksi,
penjualan dan lain sebaginya. Informasi akuntansi akan mendukung
setiap kegiatan perusahaan karena dapat dijadikan acuan untuk
menjalankan aktivitas operasionalnya.
2. Mendukung proses pengambilan keputusan
Keberadaaan SIA tentunya akan mempermudah ketersediaan informasi
akuntansi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan untuk
masa depan perusahaan.
3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memenuhi tanggung
jawabnya kepada pihak ekternal
Setiap perusasaan harus memenuhi tanggung jawabnya secara hukum.
Salah satu tanggung jawab penting adalah keharusannya memberikan
informasi kepada pemakai yang berada diluar perusahaan yaitu
stakeholder yang meliputi pemasok, pelanggan, pemegang saham,
kreditor, investor, pemerintah, dan serikat kerja.

2.1.3 Kualitas Informasi Akuntansi


Informasi adalah data yang telah diolah /diproses untuk disajikan sesuai
dengan kebutuhan pemakainya. Infomasi memiliki nilai apabila dapat
meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai informasi dalam
pengambilan keputusan. Informasi akuntansi yang berkualitas harus
memenuhi beberapa syarat, antara lain:
1. Perbandingan antara manfaat dan biaya
Manfaat laporan keuangan paling tidak harus sama dengan biaya untuk
membuat laporan tersebut. Biaya laporan sebuah akuntansi tidak boleh
lebih besar daripada manfaat yang diterima oleh pemakai informasi
tersebut.
2. Dapat dimengerti
Dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan
batas pengertian atau pengetahuan pemakai.
3. Relevam
Diberi metode pengukuran dan pelaporan akuntansi keuangan yang
akan membantu para pemakai dalam pengambilan keputusan yang
memerlukan penggunaan data akuntansi.
4. Dapat dipercaya
Informasi akuntansi tergantung pada tiga hal, antara lain:
a. Dapat diuji: informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para
penguji independen dengan menggunakan metode pengukuran
yang sama.
b. Netral: diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak
tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu
5. Nilai prediksi
Informasi tentang keadaan keuangan masa sekarang atau kinerja
masa lalu bisa memiliki nilai prediksi.
6. Feedback (umpan balik)
Berupa prediksi, pembenaran, atau penolakan atas perencanaan
sebelumnya.
7. Tepat waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin agar dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
8. Dapat dibandingkan/konsisten
Bila dibandingkan, dimaksudkan agar pembaca laporan
keuangan dapat lebih mudah mengetahui persamaan dan perbedaan
antara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan.
9. Materiality (cukup berarti)
Tuntutan prinsip-prinsip akuntansi bisa diabaikan jika suatu
laporan keuangan dianggap penting bagi pemakai laporan keuangan
tersebut. Jadi, tuntutan prinsip akuntansi bisa diabaikan selama tidak
menyebabkan kesalahan laporan keuangan yang mempengaruhi
keputusan pembaca laporan.

2.2 Otonomi Daerah


A. Pengertian Desa
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah menjelaskan bahwa pemerintah daerah adalah
penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantu dengan prinsip otonomi seluas
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa menjelaskan yang dimaksud dengan desa adalah desa dan
desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa adalah sekumpulan warga yang berkelompok bertempat
di suatu wilayah dengan batas wilayah tertentu dan berwenang mengurus
dan mengatur kepemerintahan serta kepetingan masyarakat dalam hal
pemerintahan yang berguna untuk kepentingan warga itu sendiri sesuai
peraturan yang berlaku yang dipimpin oleh kepala desa yang telah dipilih
dan ditetapkan oleh warga itu sendiri. Sedangkan Pemerintahan Desa
yang dijalankan oleh perangkat desa sebagai unsur dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
B. Dana Desa
Suatu desa pasti membutuhkan dana untuk memenuhi
kebutuhan desa itu sendiri guna untuk mensejahterakan rakyatnya, dana
tersebut sering disebut keuangan desa. Keuangan desa adalah hal yang
berkaitan dengan hak dan kewajiban desa yang dinilai dengan uang serta
semua yang berupa uang maupun barang yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan dan kewajiban desa. Disisi lain pemerintah desa juga berhak
mengelola keuangan desa tersebut yang meliputi proses perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa tersebut.
Dana desa yaitu dana yang diperoleh dari APBDes yang
digunakan untuk desa dengan cara di transfer melalui anggaran
kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembiayaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat.
C. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang biasanya disebut
dengan APBDes adalah pertanggungjawaban dari pemegang
manajemen desa untuk memberikan informasi – informasi tentang
segala aktifitas dan kegiatan desa kepada masyarakat dan pemerintah
atas pengelolaan dana desa dan pelaksanaan berupa rencana – rencana
program yang dibiayai oleh uang desa yang terdiri dari pendapatan,
belanja dan pembiayaan.
APBDes merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah
desa. APBDes juga merupakan dokumentasi formal hasil kesepakatan
pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berisi
tentang pendapatan dan belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan
kegiatan Pemerintah desa selama satu tahun dan sumber pendapatan
yang diharapkan untuk menutup semua keperluan belanja tersebut atau
pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau
surplus. APBDes disusun dengan memperhatikan RPMJDesa,
RKPDesa, dan APBDes tahun sebelumnya. APBDes adalah instrumen
penting dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
dalam pengelolaan Pemerintah Desa. Tata kelola pemerintahan yang
baik dapat dilihat dari proses penyusunan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban APBDes. Aparatur desa wajib memahami
tahapan atau siklus pengelolaan APBDes yang baik, karena dalam hal
tersebut akan berdampak pada model penyelenggaraan pemerintah
desa itu sendiri.
D. Fungsi Akuntabilitas
APBDes memberikan landasan penilaian kinerja pemerintah
desa, hasil pelaksanaan anggaran yang dituangkan dalam laporan
keuangan pemerintah desa sebagai pernyataan pertanggungjawaban
pemerintah desa kepada public
Disamping fungsi – fungsi tersebut, anggaran desa juga disusun
mempunyai dasar tujuan untuk memenuhi pembiayaan pembangunan
dan sumber – sumber dananya untuk pembangunan desa. Secara rinci
manfaat penyusunan anggaran desa sebagai berikut:
1. Sebagai panduan bagi pemerintah desa dalam menentukan strategi
kegiatan operasional dengan melihat kebutuhan dan ketersediaan
sumber daya.
2. Sebagai salah satu indikator untuk menentukan besarnya biaya
pelayanan yang akan dibebankan kepada masyarakat.
3. Bahan pertimbangan untuk menggali sumber pendapatan lain
seperti menggunakan pinjaman.
4. Memberikan kewenangan pada pemerintah desa dalam
penyelenggaraan administrasi desa
5. Memberikan arahan bagi pemerintah desa dalam penyelenggaraan
dan pengawasan pemerintah desa
6. Menggambarkan kebijakan pembangunan desa dalam periode
anggaran
7. Meningkatkan pelayanan masyarakat melalui perencanaan yang
matang.

2.3 Penggunaan UTAUT (Unified Teory of Acceptence and use of Technology)


Sistem informasi telah menjadi aset yang sangat penting bagi manusia
untuk membantu pekerjaan dari yang semula rumit dan membutuhkan waktu
yang lama, menjadi lebih efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. Sistem informasi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia
dan dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk aplikasi yang mempermudah
kehidupan manusia khususnya di bidang keuangan (financial technology/fin-
tech) seperti sistem e-payment (Riskinanto, Kelana, & Hilmawan, 2017).
Perkembangan sistem informasi serta pemanfaatannya yang luas, dimanfaatkan
untuk membantu kegiatan operasional di sektor swasta, pendidikan,
pemerintahan dan lain sebagainya. Pada sektor pemerintahan semakin luasnya
penggunaan serta kebutuhan sistem informasi untuk mendukung kinerja
operasionalnya, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan
sistem informasi terpadu atau terintegrasi dalam lingkup tertentu yang
menghubungkan pengelolaan sistem informasi dan penyebaran informasi antar
bagian, antar unit atau antar tempat dengan akses internet (Iriani, Suyanto, &
Amborowati, 2014). Kebermanfaatan sistem informasi yang bisa dikembangkan
setiap saat, mendorong pemerintah daerah untuk mempermudah dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan keuangan memanfaatkan
aplikasi sistem informasi akuntansi. Pemanfaatan sistem informasi akuntansi
tidak hanya digunakan untuk pengelolaan keuangan pada tingkat daerah (Sistem
Keuangan Pemerintah Daerah/SKPD), akan tetapi juga diintegrasikan sampai
dengan pemerintahan paling bawah yaitu pemerintah desa yang dapat digunakan
untuk pengelolaan keuangan desa. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang
tertuang pada Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, yaitu kewajiban
menggunakan sistem informasi desa agar besarnya dana yang tersalurkan dapat
diminimalisir potensi penyalahgunaannya serta mewujudkan pengelolaan
anggaran yang transparan dan sesuai penggunaannya.
Implementasi sistem informasi akuntansi pengelolaan keuangan desa
mulai dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk
membantu kinerja perangkat desa dalam proses penganggaran keuangan desa
(Iswahyudi, 2017). Sistem yang digunakan merupakan sistem yang terhubung
secara online dan didesain untuk mempermudah pelaporan penggunaan
keuangan desa pada pemerintah. Penerapan sistem penganggaran desa yang
terintegrasi dalam jaringan tentunya tidak lepas dari beberapa kendala,
terutama pada proses transisi dari sistem manual ke penggunaan teknologi
dapat menimbulkan masalah bagi perangkat desa untuk mengadopsi
sepenuhnya. Permasalahan yang terjadi dalam penggunaan sistem informasi
akuntansi keuangan desa pada kantor desa di Kabupaten Banyuwangi antara
lain proses input data rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam satu
periode harus melalui banyak tahapan yang dilewati dan diisi oleh perangkat
desa. Hal ini dinilai rumit dan kurang ringkas oleh pengguna sistem,
menyebabkan kesalahan input data masih sering terjadi karena ada tahapan
yang belum diisi. Selain itu, terdapat beberapa data yang hilang ketika
disimpan dan terpaksa harus mengunggah data tersebut sebanyak dua kali.
Kualitas server dan jaringan internet masing-masing kantor desa yang belum
maksimal berpengaruh pada sistem yang berjalan lambat sampai dengan error,
sehingga berpengaruh pula pada proses entry data (Iswahyudi, 2017).
Beberapa permasalahan tersebut menyebabkan perangkat desa mengalami
hambatan untuk menggunakan sistem, sehingga berdampak pula pada persepsi
dan minat perangkat desa untuk mengimplementasikan sistem informasi dalam
mengelola keuangan desa.
Studi Maksum, Baridwan dan Subekti (2017) serta Bendi dan Aliyanto
(2014) menjelaskan bahwa tidak sedikit organisasi yang telah menyediakan
dana besar di dalam sistem informasi akuntansi berbasis teknologi informasi
mengalami kegagalan karena ketidakbersediaan pengguna (user) untuk
menerima dan menggunakan sistem yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
konsep penelitian keperilakuan individu yang dapat menjelaskan faktor
penerimaan sistem informasi oleh individu.

2.4 Penelitian Terdahulu


No Nama Judul Peneliti Variabel Alat Hasil Penelitian
Peneliti Peneliti Analisis
1 Willy Analisis Faktor Faktor faktor Empiris 1. Rata -rata jenjang
Pesoth Penentu Kinerja penentu (X), Pendidikan formal yang
(2014) Pemerintah Kinerja berhasil ditamatkan oleh
Kelurahan pemerintah perankat kelurahan berada
kelurahan (Y) pada kategori sedang atau
bervariasi antara tamatan
SLTA sampai denga
diploma.
2. Hasil penelitian
menunjukan bahwa faktor
Pendidikan formal,
keterampilan, kompentensi
atau skil yang diterima
perangkat kelurahan,
walau masih terkategori
sedang namun
berhubungan secara
kontributif dan signifikan
atau sangat bermakna
dengan kinerja perangkat
kelurahan.
2 Siska Pengaruh Kualitas Regresi 1. system pengendalian
Wahyuni, system system (X1), Lenear intern, syste informasi
Novita pengendalian kualitas Berganda akuntansi dan kompetensi
Indrawati intern, system Informasi aparat berpengaruh positif
, Al informasi akuntansi(X2), terhadap akuntabilitas
Azhar L akuntansi, dan kompetensi pengelolaan dana desa.
(2018) konpetensi aparat
aparat terhadap Terhadap
akuntabilitas Akuntabilitas
pengelolaan Penggelolaan
alokasi dana (Y)
desa
3 Bibit Pengaruh System empiris 1. Sistem Informasi
Sumartini system informasi Akuntansi berpengaruh
(2021) Informasi akuntansi (X), signifikan terhadap kinerja
akuntansi Kinerja keuangan pada Kantor
terhadap kinerja Keuangan Balaidesa
keuangan pada pada kantor Karangkembang.
kantor balai balai desa (Y)
desa
Karangkembang

2.5 Pengembangan Hipotesis


2.5.1 Pengaruh system informasi akuntansi terhadap mengelolaan dana desa
Menurut Diana & Setiawati (2011), mendefinisikan system informasi
akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses
data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan.
Sistem informasi akuntansi pada Pemerintah Daerah mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 yang direvisi oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 2010 yang mewajibkan setiap Pemerintah Daerah menerapkan
Sistem Keuangan Daerah (SIKD) dalam mengelola keuangan daerah. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 menyatakan bahwa sistem keuangan
daerah adalah system yang menganalisis, mendokumentasikan,
mengadministrasikan serta mengelola dan merealisasikan data keuangan dan data-
data keuangan yang terkait menjadi suatu informasi yang disajikan kepada para
pengguna dan masyarakat. Berdasarka uraian tersebut, maka hipotesis dapat
dikemukakan sebagai berikut
H1: kualitas system informasi akuntansi berpengaruh terhadap
pengelolaan dana desa

2.5.2 Pengaruh keperilakuan dengan menggunakan UTAUT


Model UTAUT merupakan salah satu model keperilakuan dalam sistem
informasi. Studi Alshehri, Drew, Alhussain dan Alghamdi (2012) menjelaskan
bahwa model penyatuan teori penerimaan dan penggunaan teknologi (UTAUT)
merupakan model terakhir yang dikembangkan secara umum mengenai konsep
penerimaan teknologi yang bertujuan untuk menjelaskan minat penggunaan
sistem informasi. Model UTAUT yang dikembangkan oleh Venkatesh et al.
(2003) dengan mensintesiskan model keperilakuan yang dihubungkan dengan
penerimaan teknologi informasi. Model UTAUT menunjukkan bahwa minat
berperilaku (behavioral intention) dan perilaku untuk menggunakan suatu sistem
informasi (use behavior) dipengaruhi oleh ekspektansi kinerja, ekspektansi
usaha, pengaruh sosial, dan kondisi yang memfasilitasi (Handayani & Sudiana,
2015). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dapat dikemukakan sebagai
berikut.
H2: kualitas penggunaan UTAUT mempengaruhi perilaku pengguna
system informasi

2.6 Kerangka Teoritis


Kerangka teiritis merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
tersebut berhubungan dengan faktor yang didefinisikan sebagai masalah yang
penting. Penelitian ini bertujuan mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
hubungan antara variabel bebas yaitu system informasi akuntansi, variabel
terikat pengelolaan dana desa, dan juga variabel intervening penggunaan
UTAUT terhadap keperilakuan. Kerangka pemikiran ini digunakan untuk
mempermudah rumusan permasalahan yang akan dibahas. Adapun kerangka
pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
penggunaan
system informasi
akuntansi H1
(X1)
Dana desa (Y)
Perilaku penggunaan H2
UTAUT
(X2)

Keterangan :
= Diduga mepengaruhi
Gambar 2.4. Kerangka Teoritis
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel


3.1.1 Populasi
Populasi adalah wilaya generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang
mempunyai kulitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Berdasarkan
pengertian tersebut maka yang dijadikan populasi adalah 15 aparatur Desa Sanoba
yang bekerja menggunakan teknologi system informasi akuntansi.

3.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dumiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Berdasarkan populasi yang dijadikan sampel
adalah 15 aparatur pegawai desa Sanoba. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah
Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dugunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang,
atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil
(sugiyono, 2011).

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Data yang akan dikumpulkan berdasarkan survey, observasi, dokumentasi, dan
kuisioner. Data yang diperoleh tidak akan berguna jika instrument yang digunakan
dalam pengumpulan data tidak memiliki tingkat keabsahan dan tingkat keandalan

DAFTRA PUSTAKA

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.23.3.Juni (2018): 1955-1979 DOI:


https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v23.i03.p13

JURNAL KARMA ( Karya Riset Mahasiswa Akuntansi ) VOL. 1 NO. 4 AGUSTUS 2021

Fair Value :JurnalIlmiahAkuntansi dan Keuangan Volume 4, Number 11, 2022 P-ISSN: 2622-
2191 E-ISSN : 2622-2205 Open Access: https://journal.ikopin.ac.id/index.php/fairvalue

Jurnal Ekonomi dan Bisnis: Journal homepage: www.ejournal.uksw.edu/jeb

Kusrini, Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan
Miscrosoft SQL Server, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2009), hlm. 8

Imam Ariono dan Bambang Sugiyanto, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Atas Informasi Akuntansi Keuangan, Journal Of Economic, Management,Accounting adn
Technology(JEMATech), Vol. 1 No. 1, Agustus 2018, hlm. 1-14
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuatitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed methoss).
Bandung. Alfabeta.

Yuliansyah dan Rusmianto, Akuntansi Desa, (Jakarta:Salemba Empat.2015), hal. 5

Anda mungkin juga menyukai