Anda di halaman 1dari 3

Phaseolus lunatus Linnaeous.

(Kacang Koro)

Disusun oleh:

RONALDO HUDZON MANYAKORI


2018-59-022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAPUA
2019
Phaseolus lunatus Linnaeous.(Kacang Koro)
Kacang koro (Phaseolus lunatus Linnaeous.) merupakan salah satu kacang potensial
Indonesia yang belum maksimal dimanfaatkan. Tingginya kandungan nutrisi dari kacang
koro dan kemampuan adaptasi yang cukup luas menyebabkan kacang koro perlu lebih
ditingkatkan produktivitasnya.
Kacang koro (Phaseolus lunatus L.) termasuk dalam genus Phaseolus dan famili
Leguminosae. Di Amerika terkenal dengan nama lima bean, dan sudah dibudidayakan meluas
menjadi beragam aksesi lokal di berbagai wilayah di Amerika, Eropa, Asia dan Afrika.
Beradaptasi baik di daerah kering, tropis basah sampai dataran tinggi. Di Costa Rica,
Amerika Selatan, kacang koro diketahui dapat tumbuh di 30 tipe tanah yang berbeda, 46%
populasi ditemukan tumbuh di tanah Inceptisol dan tanah dengan kesuburan rendah.
Kacang koro termasuk tanaman tahunan dan bertipe merambat. Tinggi kandungan protein,
serat, vitamin dan mineral sehingga menjadi genus Phaseolus kedua yang banyak dikonsumsi
setelah kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.). Selain itu dapat digunakan sebagai tanaman
rotasi karena kemampuannya untuk fiksasi nitrogen dan juga relatif membutuhkan sedikit
pestisida.
Di Indonesia kacang koro belum banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan apabila
dibandingkan dengan tanaman legum yang lain. Di Amerika Serikat yang merupakan
penghasil kacang koro terbesar di dunia, kacang koro dikonsumsi dalam bentuk makanan
proses, dikaleng atau sebagai biji muda beku. Peluang pengembangan kacang koro masih
terbuka lebar, oleh karena itu perlu peneitian lebih lanjut mengenai teknik pengembangan
kacang koro agar dapat berproduksi optimal.
Gambar 1. Biji kacang koro dari kiri ke kanan aksesi G1, G4, G5, G6, dan G7

Warna bunga terdiri dari dua warna putih dan ungu (Gambar 2). Aksesi yang mempunyai
warna hipokotil dan batang hijau, umumnya bunga berwarna putih. Sedangkan aksesi yang
mempunyai warna hipokotil dan batang ungu, bunga berwarna ungu. Perlakuan pemupukan
tidak berpengaruh terhadap karakter kualitatif kacang koro pada masing-masing aksesi.
Kacang koro tanpa pupuk maupun yang diberi pupuk mempunyai karakter kualitatif yang
sama. Keragaman karakter kualitatif terlihat pada masing-masing aksesi terutama warna biji.

Gambar 2. Aksesi G1 warna hipokotil hijau (7 hst), G7 warna hipokotil ungu (7 hst), G1
warna bunga putih, G7 warna bunga ungu (gambar dari kiri ke kanan).

Anda mungkin juga menyukai