Anda di halaman 1dari 24

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

(TRANSAKSI PRODUKSI)
PADA PT. RATNA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Paper Sistem Informasi Akuntansi

Disusun oleh:

Aulia Gandini

041611333165

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk mempelajari perihal Sistem Informasi Akuntansi sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Sistem Informasi
Akuntansi (Transaksi Produksi) pada PT. RATNA” ini.

Dalam pembuatan paper ini, banyak unsur yang terlibat dalam mendukung
dan memotivasi penulis. Sehingga, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:

1. Orang tua penulis yang tak ada hentinya selalu mendo’akan penulis
menjadi teladan yang baik bagi setiap orang.
2. Kakak dan adik-adik penulis, Puspa dan Amel yang selalu ada di saat suka
maupun duka dan dengan tanpa pamrih jauh-jauh membelikan makanan
dari Pacitan untuk penulis.
3. Ibu Debby Ratna Daniel, Dr., SE., Ak. yang senantiasa memberikan
dukungan serta bimbingan dalam mempelajari Sistem Informasi
Akuntansi.
4. Kakak Ichak Zulfikar yang dengan sabar mengajari penulis beberapa mata
kuliah di perkuliahan ini.
5. Serta sahabat kuliah penulis, Titi dan Upic dan Darin yang selalu
menemani penulis di dalam perkuliahan ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan paper ini menjadi lebih baik.

Harapan penulis, semoga paper ini bermanfaat bagi kami secara pribadi
dan bagi khalayak yang membutuhkannya.

Surabaya, 4 September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

….i
Halaman Judul…………………………………………………………….........
Kata Pengantar………………………………………………………………. ....ii
Daftar Isi…………………………………………………………………….. ...iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….... …1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………... …3
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………….... …3
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………….. …3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Kerja Sistem Informasi…………………………………........4
2.2 Sistem Informasi Akuntansi…………………………………………….4
2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi……………………..….4
2.2.2. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi……………………….. …5
2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi yang Efektif…………………… …5
2.3 Perancangan Sistem………………………………………………… …6
2.3.1 Tujuan Desain Sistem………………………………………… …6
2.3.2 Diagram Arus Data…………………………………………… …6
2.3.3 Diagram Relasi Entitas……………………………………….. …6
2.3.4 Diagram Alir…………………………………………………. …7
2.4 Sistem Pengendalian Internal……………………………………….. …7
2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal…………………………….. …7
2.4.2 Prinsip Pengendalian Internal………………………………… …7
2.4.3 Tujuan Pengendalian Internal………………………………… …8
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Struktur Organisasi pada Perusahaan PT. RATNA………………… ..10
3.2 Desain Sistem Informasi Akuntansi dalam Produksi Perusahaan….. ..10
PT. RATNA
3.2.1 Alur Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan…………………..10
PT. RATNA
3.2.2 Flowchart pada PT. RATNA…………………………………. ..12

iii
3.2.3 Data Flow Diagram PT. RATNA…………………………….. ..13
3.2.4 Diagram Relasi Entitas pada PT. RATNA……………………. ..16
3.3 Pengendalian Internal yang Efektif Diterapkan dalam……………… ..16
Perusahaan PT. RATNA
BAB 4 PENUTUP
4.1 Simpulan……………………………………………………………. ..18
4.2 Saran………………………………………………………………… ..19
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini jasa konstruksi merupakan bidang usaha yang banyak diminati
oleh masyarakat di berbagai tingkatan sebagaimana terlihat dari makin
banyaknya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi.
Hal itu dikarenakan jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis,
mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau
bentuk fisik lainnya, baik yang berupa prasarana maupun sarana yang berfungsi
mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang, terutama bidang
ekonomi, dan sosial. Selain berperan mendukung berbagai bidang
pembangunan, jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan
berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Sehingga, perkembangan jasa
konstruksi yang pesat membawa implikasi pada peningkatan persaingan antar
perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
Setiap badan usaha tentunya berdiri dengan tujuan utama yaitu untuk
memperoleh laba atau profit, dan untuk tumbuh terus menerus. Adapun cara
yang dapat dicapai oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan laba yang
menjadi tujuan utamanya adalah dengan menjual barang dan jasa. Semakin
besarnya jumlah barang atau jasa yang terjual maka semakin besar juga laba
yang dapat dihasilkan oleh perusahaan. Besarnya laba perusahaan tercermin
dalam laporan keuangan perusahaan. Sekarang ini, pertumbuhan usaha semakin
pesat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menimbulkan persaingan
yang competitive, khususnya dengan perusahaan sejenis. Ditengah ketatnya
kondisi persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para pelaku bisnis jasa konstruksi
di Indonesia, dalam hal ini adalah kontraktor jasa konstruksi, berupaya keras
untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaannya.

1
Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam iklim
persaingan yang ketat, peranan informasi menjadi sangat penting demi
kemajuan perusahaan. Informasi yang cepat, akurat dan berdaya guna
merupakan sarana bagi pihak manajemen dalam mengelola perusahaan dan
sebagai pelaporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu
diperlukan suatu sistem akuntansi berupa formulir-formulir, catatan-catatan,
prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengelola data
mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis.
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya,
seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan
dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut dikomunikasikan
kepada para pembuat keputusan. Sistem informasi akuntansi melakukan hal
tersebut baik melalui sistem manual maupun melalui sistem terkomputerisasi
(George H. Bodnar, Sistem Informasi Akuntansi edisi 9, 2006, hlm 3).
PT. RATNA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
Pengadaan Jasa Konstruksi dan Barang. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak
H. Sudiro sejak tahun 1981 dan terus berkembang pesat hingga saat ini dengan
dukungan lebih dari 100 orang karyawan profesional dan peralatan pendukung
yang dimiliki. Di tengah banyaknya pesaing dalam dunia usaha khususnya
dalam bidang konstruksi, PT. RATNA mencoba terus mengembangkan
usahanya agar tetap eksis dan bertahan untuk berkarya dalam pelayanan.
Selain bergerak pada bidang pengadaan jasa konstruksi, PT. RATNA
juga merupakan perusahaan yang menjadi produsen dan bagi perusahaan lain
yang memiliki proyek konstruksi dalam bidang sipil, yaitu produksi batu pecah.
Produksi batu pecah inilah salah satu penyebab tetap eksis dan berkembangnya
perusahaan ini. Sehubungan dengan itu, dalam paper ini penulis akan
membahas mengenai alur sistem informasi akuntansi produksi pada PT.
RATNA agar pembaca dapat mengetahui sistem informasi akuntansi produksi
secara lebih baik.

2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.2.1. Bagaimana struktur organisasi pada perusahaan PT. RATNA?
1.2.2. Bagaimana sistem informasi akuntansi produksi perusahaan
PT. RATNA?
1.2.3. Bagaimana pengendalian internal yang efektif diterapkan dalam
perusahaan PT. RATNA?

1.3. Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Mengetahui struktur organisasi pada perusahaan PT. RATNA.
1.3.2. Mengetahui sistem informasi akuntansi produksi perusahaan
PT. RATNA saat ini.
1.3.3. Mengetahui pengendalian internal yang efektif diterapkan dalam
perusahaan PT. RATNA.

1.4. Manfaat Penelitian


Dari tujuan penelitian di atas, maka penulis dapat mendapat manfaat dari
penelitian sebagai berikut:
1.4.1. Bagi penulis mampu memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Akuntansi tentang sistem produksi.
1.4.2. Bagi pembaca dapat mengetahui mengenai sistem informasi akuntansi
khususnya sistem produksi dalam suatu perusahaan.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kerangka Kerja Sistem Informasi

Menurut James A.Hall (2007:9) Sistem Informasi adalah serangkaian


prosedur formal di maana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan
didistribusikan ke para pengguna. Gambar 2.1 menunjukkan sistem informasi
sebuah perusahaan manufaktur yang didekomosisikan menjadi berbagai
subsistem dasar.

Sistem
Informasi

SIA SIM

sistem sistem sistem sistem


sistem sistem
pelaporan pemrosesan pelaporan manajemen sistem SDM
pemasaran produksi
keuangan transaksi manajemen keuangan

siklus siklus siklus


pengeluaran konversi pendapatan

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Sistem Informasi

2.2. Sistem Informasi Akuntansi


2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Bodnar dan Hopwood (2004: 1) : “Sistem informasi
akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan
peralatan yang diatur untuk mengubah data keuangan dan data lainnya
menjadi informasi”.
Romney dan Steinbart (2004: 473) menyatakan bahwa “Sistem
informasi akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam

4
organisasi yang bertanggungjawab untuk (1) persiapan informasi keuangan
dan (2) informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses
berbagai transaksi perusahaan”.

2.2.2. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Manfaat dari sistem informasi akuntansi antara lain :


1. Menyediakan informasi yang akuratdan tepat waktu sehingga dapat
melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang
dihasilkan
3. Meningkatkan efisiensi
4. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
5. Meningkatkan sharing knowledge
6. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan

2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi yang Efektif


Sistem informasi akuntansi yang efektif menurut Mardi (2011:6)
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.
2. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan rinci sehingga
memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya untuk
pelaporan keuangan.
3. Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkan
pencatatan nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan.
4. Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan
pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang semestinya.
5. Menyajikan dengan semestinya transaksi dan pengungkapannya
dalam laporan keuangan.

5
2.3. Perancangan Sistem
2.3.1. Tujuan Desain Sistem
1. Menentukan secara tepat dan terperinci kebutuhan dan bentuk-bentuk
informasi yang sebenarnya diperlukan untuk menunjang keberhasilan
operasional perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pengolahan
data yang dikehendaki oleh manajemen.
2. Mengatur semua kebutuhan serta membaginya secara sistematis pada
beberapa tahap dan bagian, yang nantinya akan dioperasikan secara
standar untuk menghemat waktu dan biaya.
3. Menentukan cara pelaksanaan tiap-tiap tugas tersebut.
4. Menentukan tingkat ukuran mutu untuk menilai keberhasilan
dan ketidakberhasilan dari tiap-tiap performa tugas-tugas tersebut.
5. Menghilangkan sebanyak mungkin pekerjaan yang akan
menghambat implementasi sistem, seperti terjadinya duplikasi
(pengulangan yang tidak perlu) mengenai fungsi, tujuan, operasi,
data, formulir-formulir data masukan, dan laporan-laporan yang
sejenis
Sumber : http://jurnal-akuntansi.blogspot.com/2012/05/jurnal-pada-
akuntansi-sistem-informasi.html#ixzz2gvdaoxr1

2.3.2. Diagram Arus Data ( Data Flow Diagram – DFD )


DFD digunakan untuk menyajikan sistem dalam beberapa tingkat
perincian dari yang sangat umum ke yang sangat terperinci. DFD
banyak digunakan oleh analis sistem untuk mewakili elemen logis dari
sistem. Akan tetapi, teknik ini tidak mewakili sistem fisik. Dengan kata
lain, DFD menunjukkan tugas logis yang sedang dilakukan, namun
tidak menunjukkan cara melakukannya atau siapa (atau apa) yang
melakukannya.

2.3.3. Diagram Relasi Entitas ( Entity Relationship Diagram – ERD )


ERD adalah teknik dokumentasi yang digunakan untuk menyajikan
relasi antara entitas (James A.Hall, 2007 : 80).

6
2.3.4. Diagram Alir ( Flowchart )
Flowchart adalah representasi grafis dari sistem yang
mendeskripsikan relasi fisik di antara entitas – entitas intinya. Digunakan
untuk menyajikan aktivitas manual, aktivitas pemrosesan komputer, atau
keduanya.

2.4. Sistem Pengendalian Internal


2.4.1. Pengertian Pengendalian Internal
Arens, Alvin A, et al. (2012:310) berpendapat bahwa sistem
pengendalian internal terdiri dari peraturan dan prosedur yang dibuat
untuk memberi keyakinan yang dapat menjamin bahwa perusahaan
dapat mencapai tujuannya. Menurut Mulyadi (2014:163), “sistem
pengendian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi,
dan mendorong terjadinya kebijakan manajemen.” Secara umum,
pengendalian internal adalah bagian dari masing-masing sistem yang
digunakan untuk mengatur dan digunakan sebagai prosedur sekaligus
pedoman pelaksaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.
Terdapat tiga tipe objektif dalam sistem pengendalian internal yang
efektif, yaitu :
1. Tingkat reabilitas dari laporan keuangan.
2. Efisiensi dan efektivitas dari suatu operasional.
3. Berhubugan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

2.4.2. Prinsip Pengendalian Internal atas Pembelian


Pembelian merupakan salah satu aktivitas perusahaan dalam
pengadaan suatu barang yang akan digunakan dalam proses produksi.
Mulyadi (2014) berpendapat bawa sistem pembelian digunakan di
dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh
perusahaan.

7
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem informasi
akuntansi pembelian, yaitu:
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung
jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuatu dengan
posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan
barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam
pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada
pemasok yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab
untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas
barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau
tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan, fungsi ini juga
bertugas melakukan penerimaan barang dari pembeli karena
adanya retur penjualan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah
fungsi pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem
akuntansi pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab
untuk mencatat transaksi pembelian kedalam register bukti kas
keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti
kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau
menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang.
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatatan persediaan
bertangggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan
barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.

8
2.4.3. Tujuan Pengendalian Internal
Tujuan sistem pengendalian internal yang efektif adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi.
2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya.
3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha.
4. Untuk mendorong pentaatan kebijakan pemimpin yang telah
digariskan oleh manajemen.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Struktur Organisasi pada Perusahaan PT. RATNA

Direktur
Utama

Komisaris

Direktur

Wakil Direktur

Manajer Manajer Manajer Manajer


Akuntansi Penjualan Produksi Pembelian

3.2. Desain Sistem Informasi Akuntansi dalam Produksi Perusahaan

PT. RATNA

3.2.1. Alur Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan PT. RATNA

Sistem informasi akuntansi untuk proses produksi memiliki


prosedur-prosedur produksi yang dapat menjadikan siklus produksi lebih
efektif dan efisien. Oleh karena itu, PT. RATNA juga harus menerapkan
sistem informasi akuntansi dengan prosedur-prosedur produksi sebagai
berikut :

10
1. Prosedur Pelanggan
Pelanggan melakukan order melalui bagian penjualan. Kemudian,
bagian penjualan mengeluarkan tiga arsip faktur penjualan. Arsip 1
digunakan sebagai arsip bagian penjualan, arsip 2 diberikan kepada
bagian produksi, dan arsip 3 diberikan kepada bagian akuntansi.

2. Prosedur Order Produksi


Dalam prosedur order produksi dilakukan koordinasi pengolahan bahan
baku menjadi barang jadi dengan dikeluarkannya Surat Order Produksi
dari bagian produksi untuk arsip bagian produksi sendiri berdasarkan
pemesanan pelanggan melalui bagian penjualan ataupun sebagai
kebutuhan pemenuhan persediaan barang jadi. Prosedur produksi ini
dibagi menjadi dua, yaitu prosedur produksi massa dan prosedur
produksi khusus. Prosedur produksi massa dijalankan dalam rangka
memenuhi persediaan, sedangkan prosedur produksi khusus dijalankan
dalam rangka memenuhi permintaan order pelanggan.

3. Prosedur Permintaan dan Pembelian Bahan Baku


Prosedur permintaan bahan baku dilakukan apabila persediaan bahan
baku menipis atau ketika persediaan barang baku dan barang jadi tidak
mampu memenuhi permintaan order pelanggan.
Dalam prosedur ini, bagian produksi mengeluarkan Dokumen Surat
Permintaan Bahan Baku dua arsip, 1 arsip untuk bagian produksi
sendiri, dan 1 arsip diberikan kepada bagian pembelian. Kemudian,
bagian pembelian mengeluarkan Surat Pembelian Bahan Baku tiga
arsip, 1 arsip untuk diarsipkan, 1 arsip untuk pemasok, dan 1 arsip untuk
bagian akuntansi.

4. Prosedur Produk Selesai


Setelah bahan baku diolah menjadi barang jadi, output produksi
diberikan kepada pelanggan.

11
5. Prosedur Pencatatan Akuntansi dan Pelaporan Kepada Pemilik
Perusahaan
Bagian akuntansi akan menerima dokumen mengenai pendapatan dan
pengeluaran kas yang didapatkan dari bagian penjualan dan bagian
pembelian. Sehingga, hasil dari dokumen-dokumen tersebut akan
diproses menjadi laporan keuangan dan diarsipkan dua rangkap. 1 arsip
disimpan bagian akuntansi, dan 1 arsip diberikan kepada pemilik
perusahaan. Dengan mempertimbangkan laporan keuangan perusahaan,
pemilik perusahaan dapat mengambil keputusan untuk perusahaan di
waktu yang akan datang, termasuk keputusan untuk berinvestasi.

3.2.2. Flowchart pada PT. RATNA

Pelanggan Penjualan Produksi Pembelian Pemasok Akuntansi Owner

Mulai A B E F C G H

order

A tdk LK

ya

D
H
F G
C
B
t

12
3.2.3. Data Flow Diagram PT. RATNA

1. Diagram Konteks

Sistem Informasi
Pelanggan Akuntansi Persediaan
Penjualan

2. Diagram Level 0

Masterdata Order Penjualan


Data Penjualan

Pencocokan Data

Proses Proses
Proses Order Pembayaran Akuntansi
Pelanggan Mengolah Produksi Membayar
1.0 3.0 4.0
2.0

Faktur Pembayaran

13
3. DFD Level 1 Membuat
Laporan
Penjualan
Menginput 1.4
Pemesanan
Pesan Order
Pelanggan Makanan
Penjualan
1.1
1.1 1.2

Faktur
Penjualan

Memberikan
Faktur Order
2.0
Penjualan
1.3

4. DFD Level 2
Masterdata Order Penjualan

Menginput
Pesanan

yang
Telah Membuat Laporan
Diolah Persediaan dan
Produksi
Mengolah 2.3
Pesanan
1.0
Pelanggan
2.1

Memberikan
Pelanggan Diberikan Pesanan yang 2.0
Telah Diolah
2.2

14
5. DFD Level 3

Menginput
Masterdata Order Penjualan
Penerimaan
Pelunasan
Pembayaran
3.3

Mencocokkan dan
Menghitung Total Menerima
2.0 Pembayaran Uang Tunai
3.1 3.2

Melakukan Pembayaran

Pembuatan

Diberikan Faktur Pembayaran


Pelanggan

6. DFD Level 4
Laporan Penjualan Laporan Produksi Laporan Persediaan Laporan Penerimaan Kas Faktur-faktur

Masterdata
Mencocokkan
Laporan Pembelian Bahan
Baku
Membandingkan
Mencocokkan Laporan-laporan
dengan Masterdata dan
3.0 Laporan Pembeliaan Bahan
Baku
4.1

Membuat Laporan
Keuangan dan Laporan
Laba/Rugi
4.2

15
3.2.4. Diagram Relasi Entitas pada PT. RATNA

Faktur Pembayaran
Faktur Penjualan
Order Penjualan
No. Faktur Penjualan
No. Faktur No. Order Penjualan
No. Order Tanggal
No.Order
Nama Pelayan No. Meja
Tanggal
Tanggal Pemesanan List Pemesanan
No. Meja
Nomor Meja Total Pembayarn
List Pesanan
List Pesanan Kas
Total Pembayaran Pesanan
Kembali

Laporan
Penerimaan Kas
Akuntansi

Laporan Keuangan
Masterdata
Laporan Laba/Rugi
Order Penjualan Laporan
Faktur Penjualan Produksi
Persediaan
Pesanan yang Telah Diproses
Penerimaan Kas
Faktur Pembayaran

Laporan
Penjualan

Laporan
Persediaan

3.3. Pengendalian Internal yang Efektif Diterapkan dalam Perusahaan

PT. RATNA

Dalam melaksanakan kegiatan bisnis, sistem pengendalian internal


sangatlah dibutuhkan untuk mendukung segala proses operasional
perusahaan agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan
demikian, PT. RATNA juga harus mampu menerapkan sistem pengendalian
internal yang efektif. Sistem pengendalian internal tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Karyawan mampu dan dapat dipercaya


Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten, perusahaan dapat
memberikan gaji yang baik, pelatihan, dan selalu mengawasi tugas
masing-masing karyawan.

16
2. Pertanggungjawaban Tugas
Seluruh tugas /kewajiban telah didefinisikan dengan jelas dan
ditugaskan kepada masing-masing individu yang bertanggungjawab
untuk melaksanakan tugas tersebut.
3. Penerapan Standar Operasional Procedure
Suatu organisasi biasanya memiliki sekumpulan aturan-aturan tertulis
yang memuat prosedur-prosedur untuk melaksanakan pekerjaan yang
baik dan benar.
4. Pemisahan Tugas

Konsep pemisahan tugas dalam pengendalian internal akan membatasi


kesempatan terjadinya kesalahan dan mengurangi peluang terjadinya
kesalahan dalam pencatatan-pencatatan akuntansi.

Pemisahan tugas dalam pengendalian internal dapat dibagi menjadi


empat, antara lain :

a. Pemisahan antara operasi dan akuntansi.


Tugas-tugas akuntansi haruslah dipisahkan dari tenaga-tenaga kerja
lain agar tidak terjadi kesalahan dalam menjalankannya.
b. Pemisahan antara penanggungjawab dengan akuntan.
Contohnya, akuntan tidak seharusnya ikut dalam menangani tugas
penjaga kasir ataupun tugas dari penanggungjawab lainnya.
c. Pemisahan antara pemberian kuasa atas transaksi-tranaksi dengan
penanggung jawab aktiva yang bersangkutan.

Contohnya petugas yang memasukkan data ke dalam komputer tidak


boleh sekaligus menjadi petugas yang mengoperasikan mesin-mesin
tersebut.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembuatan Sistem Informasi


Akuntansi Produksi perusahaan PT. RATNA adalah sebagai berikut:
4.1.1. Sistem Informasi Akuntansi merupakan sebuah media yang
mempermudah bagian akuntansi dalam laporan keuangan, laporan laba
rugi, serta proses penjurnalan dan penggolongan ke dalam buku besar
tanpa ada batas ruang dan waktu.
4.1.2. Terdapat penerapan prosedur-prosedur mengenai sistem informasi pada
PT. RATNA, yaitu: Prosedur pelanggan, prosedur order produksi,
prosedur permintaan dan pembelian bahan baku, prosedur produk
selesai, prosedur pencatatan akuntansi dan pelaporan kepada pemilik
perusahaan.

4.1.3. Dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, PT. RATNA


menerapkan pengendalian internal agar seluruh kegiatan operasional
perusahaan mampu berjalan dengan efektif dan efisien. Pengendalian
internal tersebut, antara lain : karyawan mampu dan dapat dipercaya,
pertanggungjawaban tugas, penerapan SOP, dan juga pemisahan tugas.

4.1.4. Adanya penggunaan database di tiap-tiap bagian akan mempermudah


dan mempercepat proses penjualan tanpa adanya risiko besar dalam
kesalahan pencatatan pemesanan yang dapat merugikan pelanggan dan
pihak perusahaan.
4.1.5. Mempermudah untuk adanya akses dari satu bagian ke bagian lain.
Misal dari penjualan, bagian produksi hanya melihat monitor di mana
bagian penjualan telah menginput data pesanan yang dapat
mempersingkat waktu.

18
4.1.6. Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelangan dalam pelayanan
yang diberikan sehingga dapat mengatasi permasalahan adanya pesaing
sesama pasar.

4.2. Saran

Saran yang dapat diambil dari pembuatan paper ini sebagai berikut:

4.2.1. Makalah ini merupakan penelitian mengenai sistem informasi


akuntansi secara mendasar sehingga perlu penelitian lanjutan dengan
metode-metode yang lebih baik dan komprehensif.

4.2.2. Peningkatan kinerja yang efektif dan efisien sangat diperlukan dalam
bisnis melalui rancangan sistem informasi akuntasi perusahaan.

4.2.3. Diharapkan dengan makalah ini mahasiswa mampu memahami tentang


pentingnya sistem informasi akuntansi dalam sebuah bisnis serta dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan berbisnis.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.

Yogyakarta : ANDI

Mardi. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Anggota IKAPI : Ghalia, Indonesia

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Salemba Empat.

Romney, M. B. and P.J. Steinbart. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta :

Salemba Empat.

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2014-1-00222

MN%20Bab1001.pdf

Anda mungkin juga menyukai