Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)

Disusun Oleh :

SUTIHAT (204200022)

PRODI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATHLAUL ANWAR
TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan saya
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaannya.
Dalam penulisan makalah ini saya mengucapkan banyak terima kasih
yang sebesar- besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
penyusunan ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu semoga Allah SWT
memberikan balasan yang setimpal kepada mereka amin yaa rabbal alamin.

Pandeglang,Januari2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………….......….i
KataPengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….... …1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………... …3
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………….... …3
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………….. …3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Kerja Sistem Informasi…………………………………... .....4
2.2 Sistem Informasi Akuntansi…………………………………………… .4
2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi…………………….. ….4
2.2.2. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi……………………….. …5
2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi yang Efektif………………………5
2.3 Perancangan Sistem………………………………………………… …6
2.3.1 Tujuan Desain Sistem……………………………………………6
2.3.2 Diagram Arus Data………………………………………………6
2.3.3 Diagram Relasi Entitas………………………………………..…6
2.3.4 Diagram Alir…………………………………………………. …7
2.4 Sistem Pengendalian Internal……………………………………….. …7
2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal…………………………….. …7
2.4.2 Prinsip Pengendalian Internal……………………………………7
2.4.3 Tujuan Pengendalian Internal……………………………………8
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Struktur Organisasi pada Perusahaan ………………… ..10
3.2 Desain Sistem Informasi Akuntansi dalam Produksi Perusahaan….. ..1
3.2.1 Alur Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan…………………..10
3.2.2 Flowchart pada Perusahaan…………………………………...12
3.2.3 Data Flow Diagram Perusahaan…………………………….. ..13
3.2.4 Diagram Relasi Entitas pada Perusahaan……………………...16

3
3.3 Pengendalian Internal yang Efektif Diterapkan dalam………………..16
Perusahaan
BAB 4 PENUTUP
4.1 Simpulan……………………………………………………………. ..18
4.2 Saran………………………………………………………………… ..19
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap badan usaha tentunya berdiri dengan tujuan utama yaitu untuk
memperoleh laba atau profit, dan untuk tumbuh terus menerus. Adapun cara
yang dapat dicapai oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan laba yang
menjadi tujuan utamanya adalah dengan menjual barang dan jasa. Semakin
besarnya jumlah barang atau jasa yang terjual maka semakin besar juga laba
yang dapat dihasilkan oleh perusahaan. Besarnya laba perusahaan tercermin
dalam laporan keuangan perusahaan. Sekarang ini, pertumbuhan usaha
semakin pesat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menimbulkan
persaingan yang competitive, khususnya dengan perusahaan sejenis. Ditengah
ketatnya kondisi persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para pelaku bisnis jasa
konstruksi di Indonesia, dalam hal ini adalah kontraktor jasa konstruksi,
berupaya keras untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaannya.
Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam iklim
persaingan yang ketat, peranan informasi menjadi sangat penting demi
kemajuan perusahaan. Informasi yang cepat, akurat dan berdaya guna
merupakan sarana bagi pihak manajemen dalam mengelola perusahaan dan
sebagai pelaporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu
diperlukan suatu sistem akuntansi berupa formulir-formulir, catatan-catatan,
prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengelola data
mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis.
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya,
seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan
dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut dikomunikasikan
kepada para pembuat keputusan. Sistem informasi akuntansi melakukan hal
tersebut baik melalui sistem manual maupun melalui sistem terkomputerisasi
(George H. Bodnar, Sistem Informasi Akuntansi edisi 9, 2006, hlm 3).

5
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut:
1.2.1. Bagaimana struktur organisasi pada perusahaan ?
1.2.2. Bagaimana sistem informasi akuntansi produksi perusahaan ?
1.2.3. Bagaimana pengendalian internal yang efektif diterapkan dalam
perusahaan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Mengetahui struktur organisasi pada perusahaan.
1.3.2. Mengetahui sistem informasi akuntansi produksi perusahaan saat
ini.
1.3.3. Mengetahui pengendalian internal yang efektif diterapkan dalam
perusahaan

1.4. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian di atas, maka penulis dapat mendapat manfaat dari
penelitian sebagai berikut:
1.4.1. Bagi penulis mampu memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Akuntansi tentang sistem produksi.
1.4.2. Bagi pembaca dapat mengetahui mengenai sistem informasi akuntansi
khususnya sistem produksi dalam suatu perusahaan.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kerangka Kerja Sistem Informasi

Menurut James A.Hall (2007:9) Sistem Informasi adalah serangkaian


prosedur formal di maana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan
didistribusikan ke para pengguna. Gambar 2.1 menunjukkan sistem informasi
sebuah perusahaan manufaktur yang didekomosisikan menjadi berbagai
subsistem dasar.

Sistem
Informasi

SIA SIM

sistem sistem sistem sistem


sistem sistem
pelaporan pemrosesan pelaporan manajemen sistem SDM
pemasaran produksi
keuangan transaksi manajemen keuangan

siklus siklus siklus


pengeluaran konversi pendapatan

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Sistem Informasi

7
2.2. Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Bodnar dan Hopwood (2004: 1) : “Sistem informasi
akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan
peralatan yang diatur untuk mengubah data keuangan dan data lainnya
menjadi informasi”.
Romney dan Steinbart (2004: 473) menyatakan bahwa “Sistem
informasi akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam
organisasi yang bertanggungjawab untuk (1) persiapan informasi keuangan
dan (2) informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses
berbagai transaksi perusahaan”.

2.2.2. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Manfaat dari sistem informasi akuntansi antara lain :


1. Menyediakan informasi yang akuratdan tepat waktu sehingga dapat
melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang
dihasilkan
3. Meningkatkan efisiensi
4. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
5. Meningkatkan sharing knowledge
6. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan

2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi yang Efektif


Sistem informasi akuntansi yang efektif menurut Mardi (2011:6)
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.
2. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan rinci sehingga
memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya untuk
pelaporan keuangan.

8
3. Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkan pencatatan
nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan.
4. Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan
pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang semestinya.
5. Menyajikan dengan semestinya transaksi dan pengungkapannya
dalam laporan keuangan.

2.3. Perancangan Sistem

2.3.1. Tujuan Desain Sistem


1. Menentukan secara tepat dan terperinci kebutuhan dan bentuk-
bentuk informasi yang sebenarnya diperlukan untuk menunjang
keberhasilan operasional perusahaan yang berkaitan dengan
kegiatan pengolahan data yang dikehendaki oleh manajemen.
2. Mengatur semua kebutuhan serta membaginya secara sistematis
pada beberapa tahap dan bagian, yang nantinya akan dioperasikan
secara standar untuk menghemat waktu dan biaya.
3. Menentukan cara pelaksanaan tiap-tiap tugas tersebut.
4. Menentukan tingkat ukuran mutu untuk menilai keberhasilan
dan ketidakberhasilan dari tiap-tiap performa tugas-tugas tersebut.
5. Menghilangkan sebanyak mungkin pekerjaan yang akan
menghambat implementasi sistem, seperti terjadinya duplikasi
(pengulangan yang tidak perlu) mengenai fungsi, tujuan, operasi,
data, formulir-formulir data masukan, dan laporan-laporan yang
sejenis
Sumber : http://jurnal-akuntansi.blogspot.com/2012/05/jurnal-
padaakuntansi-sistem-informasi.html#ixzz2gvdaoxr1

9
2.3.2. Diagram Arus Data ( Data Flow Diagram – DFD )
DFD digunakan untuk menyajikan sistem dalam beberapa tingkat
perincian dari yang sangat umum ke yang sangat terperinci. DFD
banyak digunakan oleh analis sistem untuk mewakili elemen logis dari
sistem. Akan tetapi, teknik ini tidak mewakili sistem fisik. Dengan kata
lain, DFD menunjukkan tugas logis yang sedang dilakukan, namun
tidak menunjukkan cara melakukannya atau siapa (atau apa) yang
melakukannya.

2.3.3. Diagram Relasi Entitas ( Entity Relationship Diagram – ERD )


ERD adalah teknik dokumentasi yang digunakan untuk menyajikan
relasi antara entitas (James A.Hall, 2007 : 80).

2.3.4. Diagram Alir ( Flowchart )


Flowchart adalah representasi grafis dari sistem yang
mendeskripsikan relasi fisik di antara entitas – entitas intinya.
Digunakan untuk menyajikan aktivitas manual, aktivitas pemrosesan
komputer, atau keduanya.

2.4. Sistem Pengendalian Internal

2.4.1. Pengertian Pengendalian Internal


Arens, Alvin A, et al. (2012:310) berpendapat bahwa sistem
pengendalian internal terdiri dari peraturan dan prosedur yang dibuat
untuk memberi keyakinan yang dapat menjamin bahwa perusahaan
dapat mencapai tujuannya. Menurut Mulyadi (2014:163), “sistem
pengendian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan
ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi, dan mendorong terjadinya kebijakan manajemen.”
Secara umum, pengendalian internal adalah bagian dari masing-masing
sistem yang digunakan untuk mengatur dan digunakan sebagai prosedur

10
sekaligus pedoman pelaksaan operasional perusahaan atau organisasi
tertentu. Terdapat tiga tipe objektif dalam sistem pengendalian internal
yang efektif, yaitu :
1. Tingkat reabilitas dari laporan keuangan.
2. Efisiensi dan efektivitas dari suatu operasional.
3. Berhubugan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

2.4.2. Prinsip Pengendalian Internal atas Pembelian


Pembelian merupakan salah satu aktivitas perusahaan dalam
pengadaan suatu barang yang akan digunakan dalam proses produksi.
Mulyadi (2014) berpendapat bawa sistem pembelian digunakan di
dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh
perusahaan.

Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi


pembelian, yaitu:
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung
jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuatu dengan
posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang
yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam
pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada
pemasok yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab
untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas
barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau
tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan, fungsi ini juga

11
bertugas melakukan penerimaan barang dari pembeli karena
adanya retur penjualan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah
fungsi pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem
akuntansi pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab
untuk mencatat transaksi pembelian kedalam register bukti kas
keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti
kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau
menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang.
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatatan persediaan
bertangggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan
barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.

2.4.3. Tujuan Pengendalian Internal


Tujuan sistem pengendalian internal yang efektif adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi.
2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya.
3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha.
4. Untuk mendorong pentaatan kebijakan pemimpin yang telah
digariskan oleh manajemen.

BAB III

12
PEMBAHASAN

3.1. Struktur Organisasi pada Perusahaan


Direktur
Utama

Komisaris

Direktur

Wakil Direktur

Manajer Manajer Manajer Manajer


Akuntansi Penjualan Produksi Pembelian

3.2. Desain Sistem Informasi Akuntansi dalam Produksi Perusahaan

3.2.1. Alur Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan

Sistem informasi akuntansi untuk proses produksi memiliki


prosedur-prosedur produksi yang dapat menjadikan siklus produksi lebih
efektif dan efisien. Oleh karena itu, Perusahaan juga harus menerapkan
sistem informasi akuntansi dengan prosedur-prosedur produksi sebagai
berikut :
1. Prosedur Pelanggan
Pelanggan melakukan order melalui bagian penjualan. Kemudian,
bagian penjualan mengeluarkan tiga arsip faktur penjualan. Arsip 1
digunakan sebagai arsip bagian penjualan, arsip 2 diberikan kepada
bagian produksi, dan arsip 3 diberikan kepada bagian akuntansi.

13
2. Prosedur Order Produksi
Dalam prosedur order produksi dilakukan koordinasi pengolahan
bahan baku menjadi barang jadi dengan dikeluarkannya Surat Order
Produksi dari bagian produksi untuk arsip bagian produksi sendiri
berdasarkan pemesanan pelanggan melalui bagian penjualan ataupun
sebagai kebutuhan pemenuhan persediaan barang jadi. Prosedur
produksi ini dibagi menjadi dua, yaitu prosedur produksi massa dan
prosedur produksi khusus. Prosedur produksi massa dijalankan dalam
rangka memenuhi persediaan, sedangkan prosedur produksi khusus
dijalankan dalam rangka memenuhi permintaan order pelanggan.

3. Prosedur Permintaan dan Pembelian Bahan Baku


Prosedur permintaan bahan baku dilakukan apabila persediaan bahan
baku menipis atau ketika persediaan barang baku dan barang jadi tidak
mampu memenuhi permintaan order pelanggan.
Dalam prosedur ini, bagian produksi mengeluarkan Dokumen Surat
Permintaan Bahan Baku dua arsip, 1 arsip untuk bagian produksi
sendiri, dan 1 arsip diberikan kepada bagian pembelian. Kemudian,
bagian pembelian mengeluarkan Surat Pembelian Bahan Baku tiga
arsip, 1 arsip untuk diarsipkan, 1 arsip untuk pemasok, dan 1 arsip
untuk bagian akuntansi.

4. Prosedur Produk Selesai


Setelah bahan baku diolah menjadi barang jadi, output produksi
diberikan kepada pelanggan.
5. Prosedur Pencatatan Akuntansi dan Pelaporan Kepada Pemilik
Perusahaan
Bagian akuntansi akan menerima dokumen mengenai pendapatan dan
pengeluaran kas yang didapatkan dari bagian penjualan dan bagian
pembelian. Sehingga, hasil dari dokumen-dokumen tersebut akan
diproses menjadi laporan keuangan dan diarsipkan dua rangkap. 1
arsip disimpan bagian akuntansi, dan 1 arsip diberikan kepada pemilik

14
perusahaan. Dengan mempertimbangkan laporan keuangan
perusahaan, pemilik perusahaan dapat mengambil keputusan untuk
perusahaan di waktu yang akan datang, termasuk keputusan untuk
berinvestasi.

3.2.2. Flowchart pada Perusahaan

3.2.3. Data Flow Diagram Perusahaan

1. Diagram Konteks

15
Sistem
Pelang Akunt
Informasi Persed
ganga Penju
ansi iaan
n alan

2. Diagram Level 0

Masterdata Order
Data Penjualan
Penjualan
Pencocokan
Data

Prose Prose
Proses Akunta
Pelang Mengol Produ
s Memba Pembaya
s
1.
Order ran3. nsi4.
gan ah ksi2. yar
0 0 0
0

Faktur
Pembayaran

16
3. DFD Level 1 Membuat
Laporan
Penjualan
Menginput 1.4
Pemesanan
Pesan Order
Pelanggan Makanan
Penjualan
1.1
1.1 1.2

Faktur
Penjualan

Memberikan
Faktur Order
2.0
Penjualan
1.3

4. DFD Level 2
Masterdata Order Penjualan

Menginput
Pesanan

yang
Telah Membuat Laporan
Diolah Persediaan dan
Produksi
Mengolah 2.3
Pesanan
1.0
Pelanggan
2.1

Memberikan
Pelanggan Diberikan Pesanan yang 2.0
Telah Diolah
2.2

5. DFD Level 3

17
Menginput
Masterdata Order Penjualan
Penerimaan
Pelunasan
Pembayaran
3.3

Mencocokkan dan
Menghitung Total Menerima
2.0 Pembayaran Uang Tunai
3.1 3.2

Melakukan Pembayaran

Pembuatan

Diberikan Faktur Pembayaran


Pelanggan

6. DFD Level 4
Laporan Penjualan Laporan Produksi Laporan Persediaan Laporan Penerimaan Kas Faktur-faktur

Masterdata
Mencocokkan
Laporan Pembelian Bahan
Baku
Membandingkan
Mencocokkan Laporan-laporan
dengan Masterdata dan
3.0 Laporan Pembeliaan Bahan
Baku
4.1

Membuat Laporan
Keuangan dan Laporan
Laba/Rugi
4.2

18
3.2.4. Diagram Relasi Entitas pada Perusahaan
Faktur Pembayaran
Faktur Penjualan
Order Penjualan
No. Faktur
No. No. Order
Penjualan
No. Tangga
Penjualan
No.Orde
Faktur
Nama
Order lNo.
T
r angga
Tanggal
Pelayan List
Meja
lNo.
Nomor
Pemesanan Total
Pemesanan
List
Meja
List
Meja Ka
Pembayarn
Total Pembayaran
Pesanan
Pesanan sKembal
Pesanan
i
Laporan
Penerimaan Kas
Akuntans
i
Laporan
Masterdat Keuangan
a Laporan
Order Laba/Rugi
Laporan
Faktur
Penjualan Produks
Persediaa
Penjualan i
Pesanan yang Telah
n
Penerimaan
Diproses
Faktur
Kas
Pembayaran
Laporan
Penjualan

Laporan
Persediaan

3.3. Pengendalian Internal yang Efektif Diterapkan dalam Perusahaan

Dalam melaksanakan kegiatan bisnis, sistem pengendalian internal


sangatlah dibutuhkan untuk mendukung segala proses operasional
perusahaan agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan
demikian, Perusahaan juga harus mampu menerapkan sistem pengendalian
internal yang efektif. Sistem pengendalian internal tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Karyawan mampu dan dapat dipercaya


Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten, perusahaan dapat
memberikan gaji yang baik, pelatihan, dan selalu mengawasi tugas
masing-masing karyawan.
2. Pertanggungjawaban Tugas

19
Seluruh tugas /kewajiban telah didefinisikan dengan jelas dan
ditugaskan kepada masing-masing individu yang bertanggungjawab
untuk melaksanakan tugas tersebut.
3. Penerapan Standar Operasional Procedure
Suatu organisasi biasanya memiliki sekumpulan aturan-aturan tertulis
yang memuat prosedur-prosedur untuk melaksanakan pekerjaan yang
baik dan benar.
4. Pemisahan Tugas

Konsep pemisahan tugas dalam pengendalian internal akan membatasi


kesempatan terjadinya kesalahan dan mengurangi peluang terjadinya
kesalahan dalam pencatatan-pencatatan akuntansi.

Pemisahan tugas dalam pengendalian internal dapat dibagi menjadi


empat, antara lain :

a. Pemisahan antara operasi dan akuntansi.


Tugas-tugas akuntansi haruslah dipisahkan dari tenaga-tenaga kerja
lain agar tidak terjadi kesalahan dalam menjalankannya.
b. Pemisahan antara penanggungjawab dengan akuntan.
Contohnya, akuntan tidak seharusnya ikut dalam menangani tugas
penjaga kasir ataupun tugas dari penanggungjawab lainnya.
c. Pemisahan antara pemberian kuasa atas transaksi-tranaksi dengan
penanggung jawab aktiva yang bersangkutan.

Contohnya petugas yang memasukkan data ke dalam komputer


tidak boleh sekaligus menjadi petugas yang mengoperasikan
mesin-mesin tersebut.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembuatan Sistem Informasi


Akuntansi Produksi perusahaan adalah sebagai berikut:
4.1.1. Sistem Informasi Akuntansi merupakan sebuah media yang
mempermudah bagian akuntansi dalam laporan keuangan, laporan
laba rugi, serta proses penjurnalan dan penggolongan ke dalam buku
besar tanpa ada batas ruang dan waktu.
4.1.2. Terdapat penerapan prosedur-prosedur mengenai sistem informasi pada
Perusahaan, yaitu: Prosedur pelanggan, prosedur order produksi,
prosedur permintaan dan pembelian bahan baku, prosedur produk
selesai, prosedur pencatatan akuntansi dan pelaporan kepada pemilik
perusahaan.

4.1.3. Dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, menerapkan


pengendalian internal agar seluruh kegiatan operasional perusahaan
mampu berjalan dengan efektif dan efisien. Pengendalian internal
tersebut, antara lain : karyawan mampu dan dapat dipercaya,
pertanggungjawaban tugas, penerapan SOP, dan juga pemisahan tugas.

4.1.4. Adanya penggunaan database di tiap-tiap bagian akan mempermudah


dan mempercepat proses penjualan tanpa adanya risiko besar dalam
kesalahan pencatatan pemesanan yang dapat merugikan pelanggan
dan pihak perusahaan.
4.1.5. Mempermudah untuk adanya akses dari satu bagian ke bagian lain.
Misal dari penjualan, bagian produksi hanya melihat monitor di mana
bagian penjualan telah menginput data pesanan yang dapat
mempersingkat waktu.

21
4.1.6. Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelangan dalam pelayanan
yang diberikan sehingga dapat mengatasi permasalahan adanya
pesaing sesama pasar.

4.2. Saran

Saran yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:

4.2.1. Makalah ini merupakan penelitian mengenai sistem informasi


akuntansi secara mendasar sehingga perlu penelitian lanjutan dengan
metode-metode yang lebih baik dan komprehensif.

4.2.2. Peningkatan kinerja yang efektif dan efisien sangat diperlukan dalam
bisnis melalui rancangan sistem informasi akuntasi perusahaan.

4.2.3. Diharapkan dengan makalah ini penulis mampu memahami tentang


pentingnya sistem informasi akuntansi dalam sebuah bisnis serta dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan berbisnis.

22
DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.

Yogyakarta : ANDI

Mardi. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Anggota IKAPI : Ghalia, Indonesia Mulyadi.

2014. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Salemba Empat.

Romney, M. B. and P.J. Steinbart. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta :

Salemba Empat. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2014-1-00222

MN%20Bab1001.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai