Anda di halaman 1dari 51

APLIKASI SISTEM INFORMASI DI LEVEL-LEVEL ORGANISASI

(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN)

KELOMPOK 5
Yusuf Riyanto (C2C022003)
Wachid Priyadi (C2C022027)
Febri Arista Rahadian P (C2C022035)
Memi Dwi Kartika (C2C022045)
Amrina Rosyada D (C2C022060)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU MANAJEMEN
2023
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan.................................................................................................2
BAB II Pembahasan.................................................................................................3
A. Hakikat Sistem Informasi dan Fungsi Organisasi.............................................3
B. Aplikasi Sistem Informasi Pada Fungsi-Fungsi Organisasi..............................3
1. Sistem Pengolahan Transaksi....................................................................3
2. Sistem Informasi Fungsional.....................................................................4
3. Aplikasi Sistem Informasi Di Level-Level Organisasi...........................14
4. Enterprise Resource Planning (ERP)......................................................19
5. Studi Kasus..............................................................................................25
6. Analisis Jurnal.........................................................................................31
BAB III Penutup....................................................................................................44
A. Kesimpulan.....................................................................................................44
B. Saran...............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................46

1
BAB I
PENDAHULUAN

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan konsep integral dalam


dunia bisnis dan organisasi modern. Dalam lingkupnya, SIM menggabungkan
teknologi, proses, dan manusia untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola,
mengolah, dan menyebarkan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan yang efektif dan efisien oleh para manajer. SIM memiliki peran sentral
dalam membantu organisasi menghadapi tantangan yang semakin kompleks
dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah. Seiring dengan kemajuan teknologi
informasi, SIM telah bertransformasi dari sekadar menyediakan data menjadi alat
yang lebih kuat untuk menganalisis data secara mendalam, memahami tren,
meramalkan masa depan, dan merancang strategi berdasarkan informasi yang
akurat dan real-time. SIM tidak hanya berfokus pada aspek internal organisasi,
tetapi juga mencakup interaksi dengan pelanggan, pemasok, dan pihak luar
lainnya.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan salah satu elemen kunci
dalam pengelolaan organisasi modern, yang membantu dalam mengumpulkan,
mengelola, dan menganalisis informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan yang efektif. Namun, penting untuk diingat bahwa kebutuhan informasi
dan tingkat kompleksitas dalam pengambilan keputusan dapat bervariasi pada
berbagai tingkatan organisasi. Oleh karena itu, SIM juga beradaptasi untuk
melayani kebutuhan unik di setiap level organisasi. Di berbagai tingkatan
organisasi, SIM berperan dalam membantu manajer mengatasi tantangan dan
mengambil keputusan yang tepat.
Penting untuk diingat bahwa adaptasi SIM pada masing-masing level
tidaklah lemah. Seiring dengan perubahan kondisi pasar dan organisasi, informasi
dari level yang lebih rendah dapat membantu level yang lebih tinggi dalam
mengambil keputusan yang lebih baik. SIM yang efektif berfungsi sebagai alat
yang fleksibel untuk mendukung keputusan di seluruh hierarki organisasi,
memastikan bahwa informasi yang tepat mencapai pihak yang membutuhkannya,
tepat waktu, dan dalam bentuk yang paling bermanfaat.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Sistem Informasi dan Fungsi Organisasi


Interaksi antara teknologi informasi dan fungsi organisasi yang dipengaruhi
oleh banyak faktor penengah, termasuk struktur, proses bisnis, kebudayaan,
lingkungan sekitar, dan keputusan manajemen pada organisasi. Seorang manajer
untuk memutuskan sistem yang akan dibangun, melakukan tindakan dengan
melakukan sistem tersebut, dan menentukan sistem yang akan diterapkan. Sistem
informasi dalam organisasi dapat diterapkan dengan dua cara, yaitu internal
perusahaan dan eksternal perusahaan.
Secara eksternal, sistem informasi yang ada ditarik keluar untuk
menjangkau pelanggan. Sedangkan internal, sistem informasi dapat diterapkan
dalam fungsi- fungsi organisasi atau tingkatan organisai. Sistem informasi yang
diterapkan di fungsi-fungsi organisasi internal, yaitu sistem informasi akuntansi,
sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi
produksi, dan sistem informasi sumber daya manusia. Dalam sistem informasi
fungsional, fungsi manajemen dalam organisasi adalah sebagai manajer atas,
manajer menengah, dan manajer bawah.

B. Aplikasi Sistem Informasi Pada Fungsi-Fungsi Organisasi


1. Sistem Pengolahan Transaksi
Sistem ini menangkap transaksi-transaksi bisnis yang terjadi, mencatatnya
dalam dokumen-dokumen dasar, memasukkannya ke dalam sistem informasi,
merekamnya ke basis data, dan mengolahnya menjadi informasi-informasi
pencatatan nilai. Laporan-laporan yang berisi informasi pencatatan nilai
digunakan oleh orang-orang yang terlibat di transaksinya (contoh : pelanggan
yang menerima faktur karena pemesanan barang); manajer level bawah yang
menggunakan informasi ini untuk pengendalian operasi (contoh : mandor untuk
mengontrol karyawan yang tidak masuk); stakeholder yang meminta
pertanggungjawaban manajer (contoh : shareholder, kreditor).

4
2. Sistem Informasi Fungsional
Sistem informasi fungsional bertujuan untuk menyediakan informasi kepada
manajer-manajer fungsi. Misalnya, sistem informasi pemasaran menerapkan
fungsi pemasaran untuk menyediakan informasi bagi manajer-manajer di fungsi
pemasaran untuk semua tingkatan manajemen, yaitu manajer bawah, menengah,
dan atas. Sistem informasi di fungsi-fungsi organisasi yang memanfaatkan basis
data SPT untuk laporan manajemen disebut dengan sistem informasi fungsional
atau sistem informasi bisnis, yang terdiri atas sistem informasi akuntansi, sistem
keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi, dan sistem
informasi sumber daya manusia.

Gambar 1 Sistem Informasi di Fungsi-Fungsi Organisasi


a. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi yang mengubah data
transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang merekam dan melaporkan
transaksi bisnis aliran dana dalam organisasi dan menghasilkan laporan
keuangan yang berguna bagi pemakainya. Menurut (Bodnar & William,
2000), sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti
manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.
Adapun menurut (Baridwan, 1996), sistem informasi akuntansi adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah,
menganalisis dan mengomunikasikan informasi keuangan yang relevan
untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar, (seperti inspeksi
pajak, investor dan kreditur, dan pihak- pihak dalam (terutama manajemen).
Melalui informasi yang dihasilkan, sistem informasi akuntansi mempunyai

5
tiga tujuan utama (Wlkinson, Cerullo, & Raval, 2000), yaitu sebagai
berikut:
1. Mendukung operasi sehari-hari
Mempunyai SPT yang mengolah data transaksi menjadi informasi yang
berguna untuk melakukan kegiatan operasi sehari-hari. Pemakainya
adalah karyawan yang menerima cek pembayaran, supervisor yang
memeriksa penjualan setiap hari, pelanggan yang menerima faktur.
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen
Selain untuk pengambilan keputusan, informasi sistem informasi
manajemen dapat digunakan untuk melihat penyimpangan yang terjadi
antara yang dibudjetkan dengan nilai realisasi yang dilaporkan oleh
sistem informasi akuntansi.
3. Memenuhi kewajiban pertanggung jawaban
Informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh stakeholder adalah informasi
tentang laporan keuangan yang terdiri atasi neraca, laporan laba-rugi, dan
laporan arus kas. Sistem informasi akuntansi mempunyai beberapa sistem
bagian yang berupa siklus-siklus akuntansi, yaitu:
a) Siklus pendapatan, yang menunjukkan prosedur akuntansi dari sumber
data sampai ke proses pencatatan atau pengolahan akuntansinya.
b) Siklus pengeluaran kas, yang merupakan prosedur pengeluaran kas
dari proses pembelian sampai ke proses pembayarannya.
c) Siklus konversi, yang merupakan siklus produksi dari bahan mentah
sampai ke barang jadi.
d) Siklus manajemen sumber daya manusia, yang melibatkan prosedur
penggajian.
e) Siklus buku besar dan pelaporan keuangan, yang berupa prosedur
pencatatan atau perekaman ke jurnal dan buku besar dan pencetakan
laporan-laporan keuangan yang datanya diambilkan dari file buku
besar.
b. Sistem Informasi Produksi
Sistem informasi produksi adalah sistem informasi yang mendukung
perencanaan, kontrol dan penyelesaian manufaktur dari hasil produksi

6
penjualan. Sistem produksi terdiri atas dua macam, yaitu sistem produksi
fisik dan sistem informasi. Sistem produksi fisik merupakan sistem fisik
untuk mengendalikan alat-alat produksi yang disebut juga dengan sistem
pengendalian produksi atau production control system (PCS). Sistem
informasi produksi menghasilkan informasi kepada manajer di fungsi
produksi. Terdapat beberapa komponen dalam sistem informasi produksi,
diantaranya sebagai berikut:
1. Komponen output produksi
Macam-macam kelompok output dapat dihasilkan oleh sistem informasi
produksi, yaitu :
a) Informasi tentang proses produksi, menunjukkan kejadian selama
proses produksi langsung. Contohnya pengerjaan ulang karena terjadi
kesalahan proses, pemakaian bahan, dan pemakaian tenaga kerja.
b) Informasi tentang sediaan, menunjukkan status dari bahan mentah,
barang dalam proses, dan persediaan jadi. Contohnya permintaan
persediaan, penerimaan barang, dan sediaan awal.
c) Informasi tentang kualitas produk, menunjukkan informasi yang
berhubungan dengan penanganan kualitas selama proses produksi.
Contohnya CAM, kontrol pengerjaan, dan kontrol kualitas. Informasi
tentang biaya produksinya berhubungan dengan biaya yang
dibutuhkan untuk memproduksi meliputi informasi tentang biaya
pemakaian bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead.
2. Komponen model produksi
Beberapa model yang digunakan dalam sistem informasi produksi, yaitu:
a) Model matematis titik pemesanan kembali (reorder point) akan
menghitung unit akhir minimum yang harus ada di sediaan yang
menunjukkan kapan barang harus dipesan kembali.
b) Model matematis pemesanan kuantitas ekonomis (economic order
quantity) menunjukkan berapa unit harus dipesan agar kombinasi
biaya pemesanan dan biaya penyimpanan paling efisien.

7
c) Model matematis perencanaan kebutuhan material (material
requirements planning), digunakan untuk menunjukkan berapa banyak
material harus disediakan untuk memproduksi sejumlah unit barang
dan untuk merencanakan kebutuhan material agar selama proses
produksi tidak kekurangan material yang di butuhkan karena sudah
diperkirakan sebelumnya.
3. Komponen basis data produksi
Basis data produksi ini dibentuk dari tiga sumber input, yaitu data
eksternal produksi, data internal riset produksi, dan data internal
keuangan produksi.

Tabel 1 Komponen Basis Data Produksi


4. Komponen input produksi
Komponen input sistem informasi produksi terdiri atas tiga bagian, yaitu
dua bagian untuk mendapatkan data internal dan satu bagian untuk
mendapatkan data eksternal.
a) Sumber data produksi eksternal disebut juga dengan production
intelligent data yang berhubungan dengan data dari lingkungan luar,
seperti data pemasok, serikat pekerja, dan pemerintah.
b) Sumber data internal dapat terdiri atas dua bagian, yaitu data
keuangan dan data nonkeuangan. Data keuangan dapat diambilkan
dari basis data akuntansi. Data produksi nonkeuangan dapat diperoleh
melalui riset produksi.
5. Pemakaian Informasi dalam sistem informasi produksi

8
Pemakai informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi produksi
adalah manajer-manajer yang berada dalam fungsi produksi dan manajer-
manajer lainnya yang berkaitan, seperti manajer pemasaran, keuangan,
dan akuntansi.

Tabel 2 Pemakai Informasi Sistem Informasi pada Produksi


c. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Sistem informasi SDM merupakan sistem informasi untuk mendukung
kegiatan manajer di fungsi sumber daya manusia. Sistem informasi sumber
daya manusia adalah sistem informasi yang mendukung aktivitas informasi,
seperti perekrutan, seleksi dan penerimaan, penetapan dan penilaian
performa, serta pelatihan dan pengembangan. Fungsi ini awalnya bernama
fungsi atau departemen personalia, sekarang namanya diubah menjadi
fungsi sumber daya manusia untuk menunjukkan bahwa manusia dalam
organisasi adalah sumber daya ekonomis yang penting :
1. Komponen output sumber daya manusia
Macam-macam kelompok output yang dapat dihasilkan oleh sistem
informasi sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut:
a) Informasi tentang perencanaan tenaga kerja
Informasi yang dibutuhkan oleh manajer atas untuk me- rencanakan
kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Informasi ini meliputi informasi untuk analisis perputaran tenaga
kerja, anggaran biaya tenaga kerja dan perencanaan tenaga kerja.
b) Informasi tentang pengadaan tenaga kerja atau rekruitmen

9
Informasi yang dibutuhkan untuk pengadaan tenaga kerja secara
eksternal ataupun internal. Informasi ini di antaranya adalah informasi
pasar tenaga kerja, penjadwalan wawancara, perekruitan, dan analisis
rekruitmen.
c) Informasi tentang pengelolaan tenaga kerja
Informasi yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya manusia
dalam organisasi. Informasi ini meliputi informasi pelatihan, penilaian
atau evaluasi kerja, dan evaluasi keahlian.
d) Informasi tentang kompensasi
Informasi tentang penggajian atau kompensasinya yang meliputi
kehadiran dan jam kerja, perhitungan gaji dan bonus, analisis
kompensasi dan perencanaan kompensasi.
e) Informasi tentang benefit
Sebuah benefit yang diterima oleh karyawan, Benefit berbeda dengan
kompensasi. Kompensasi lebih ke insentif yang dihubungkan dengan
kinerja karyawannya, sedang benefit lebih pada manfaat tambahan
yang diterima karyawan seperti dana pensiun.
f) Informasi tentang lingkungan kerja
Informasi yang berhubungan dengan keluhan, kecelakaan selama
kerja, kesehatan karyawan, dan lingkungan kerja.
2. Komponen model sumber daya manusia
Beberapa model digunakan dalam sistem informasi sumber daya
manusia, misalnya model matematis untuk menghitung gaji, menghitung
bonus, menentukan kompensasi, dan menentukan besarnya benefit.
3. Komponen basis data sumber daya manusia
File-file basis data sumber daya manusia dibentuk dari tiga sumber input,
yaitu data eksternal sumber daya manusia, data internal riset sumber daya
manusia, dan data internal keuangan sumber daya manusia.

10
Tabel 3 Komponen Basis Data Sumber Daya Manusia
4. Komponen input sumber daya manusia
Komponen input sistem informasi sumber daya manusia terdiri atas
tiga bagian, yaitu dua bagian untuk mendapatkan data internal dan satu
bagian untuk mendapatkan data eksternal. Sumber data eksternal disebut
juga human resource intelligent data yang berhubungan dengan data
dari lingkungan luar, seperti data serikat pekerja, pemerintah, lulusan
universitas, dan lain-lain. Sumber data internal terdiri atas dua bagian,
yaitu data keuangan dan data non keuangan. Data keuangan dapat
diambil dari basis data akuntansi. Data sumber daya manusia
nonkeuangan dapat diperoleh melalui riset sumber daya manusia.

Tabel 4 Komponen Input Sumber Daya Manusia

11
d. Sistem Informasi Keuangan
Sistem informasi keuangan merupakan sistem informasi untuk mendukung
kegiatan-kegiatan manajer di fungsi keuangan. Sistem informasi keuangan
adalah sistem informasi yang mendukung manajemen keuangan dan
mengatur bisnis serta alokasi dan control terhadap sumber daya.
1. Komponen output keuangan
Macam-macam kelompok output yang dapat dihasilkan oleh sistem
informasi keuangan, yaitu sebagai berikut :
a) Informasi tentang forecast keuangan yaitu informasi tentang sebuah
forecast neraca, laba rugi, dan aliran kas untuk beberapa tahun ke
depan
b) Informasi tentang modal kerja adalah sebuah informasi tentang modal
kebutuhan modal jangka pendek yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk melakukan aktivitas operasi sehari-hari
c) Informasi tentang investasi menyangkut kegiatan investasi keuangan
yang dilakukan Perusahaan
d) Informasi tentang pendanaan jangka pendek dan jangka panjang
e) Informasi tentang budget keuangan digunakan untuk menganalisis dan
merencakan budget moda
f) Informasi tentang kinerja keuangan yang berguna untuk melihat
kinerja keuangan perusahaan dan untuk analisis profitabilitas, analisis
likuiditas, dan analisis manajemen utang
g) Informasi anggaran keuangan yang terdiri atas informasi pajak dan
informasi yang digunakan untuk analisis varian, untuk pertanggung
jawaban dan pusat pertanggung jawaban
2. Komponen model keuangan
Beberapa model digunakan dalam sistem informasi keuangan, misalnya
model matematis portofolio optimal untuk analisis investasi. Model net
present value, payback period, dan internal rate of return digunakan
untuk analisis capital budgeting.
3. Komponen basis data keuangan

12
File-file basis data keuangan juga dibentuk dari tiga sumber input, yaitu
data eksternal keuangan, data internal kebijakan keuangan, dan data
internal keuangan.
4. Komponen input keuangan
Komponen input sistem informasi keuangan terdiri atas tiga bagian, yaitu
dua bagian untuk mendapatkan data internal dan satu bagian untuk
mendapatkan data eksternal. Sumber data keuangan eksternal disebut
dengan financial intelligent data yang berhubungan dengan data dari
lingkungan luar, seperti data pemerintah, pasar modal, dan pasar uang.
Sumber data internal terdiri atas dua bagian, yaitu data kebijakan
perusahaan dan data keuangan dari akuntansi.
e. Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran adalah sistem informasi yang mendukung
perencanaan, kontrol dan pemprosesan transaksi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan aktivitas pemasaran, seperti manajemen penjualan produksi.
Sistem informasi pemasaran mempunyai enam komponen yang sama
dengan sistem informasi secara umum, yaitu komponen input, model,
output, basis data, teknologi dan kontrol.
1. Komponen output pemasaran
Ada lima komponen dari sistem informasi pemasaran, yaitu:
a) Product, berhubungan dengan informasi tentang produk yang dijual
oleh perusahaan sekaligus produk pesaing dan produk masa depan
b) Place, berhubungan dengan informasi tentang jaringan distribusi
pemasarannya
c) Promotion, berhubungan kegiatan pengiklanan produk
d) Price, merupakan informasi yang berguna bagi manajer untuk
menentukan dan menganalisis harga dari produk
e) Integration mix, berguna bagi manajer untuk membuat strategi yang
menggabungkan keempat aspek pemasaran tersebut.

13
2. Komponen model pemasaran
Model sistem informasi pemasaran banyak digunakan untuk
menghasilkan laporan anggaran operasi, strategi penentuan harga produk,
evaluasi produk baru, dan lain-lain.
3. Komponen basis data pemasaran
Basis data pemasaran dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh semua manajer pemasaran. Basis data ini terdiri atas
data riset pemasaran, data eksternal pemasaran, dan data keuangan
pemasaran.

Tabel 5 Komponen Basis Data Pemasaran


4. Komponen input pemasaran
Data sistem informasi pemasaran diperoleh dari dua sumber, yaitu
sumber internal dan eksternal. Sumber data pemasaran eksternal disebut
marketing intelligent data, yang berhubungan dengan data pesaing,
industri, dan aturan-aturan pemerintah. Sumber data internal terdiri atas
dua bagian, yaitu data keuangan dan nonkeuangan. Data keuangan sudah
disimpan di basis data akuntansi dalam sistem TPS dan tidak perlu
dikumpulkan lagi oleh sistem informasi pemasaran. Data pemasaran non-
keuangan dapat diperoleh melalui riset pemasaran.
5. Pemakai informasi sistem informasi pemasaran
Pemakai informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pemasaran
adalah manajer-manajer yang berada dalam fungsi pemasaran.

14
Tabel 6 Pemakai Informasi Sistem Informasi Pemasaran

C. Aplikasi Sistem Informasi Di Level-Level Organisasi


1. Sistem Pakar (Expert System)
Sistem pakar adalah suatu sistem untuk mengadopsi pengetahuan yang
dimiliki manusia ke komputer yang dirancang untuk memaksimalkan kemampuan
dalam menyelesaikan masalah, seperti layaknya seorang pakar atau orang yang
telah terbiasa menghadapi masalah. Dengan sistem pakar, orang awam dapat
menyelesaikan masalahnya atau mencari suatu informasi berkualitas yang
sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Dalam
penyusunannya, sistem pakar mengombinasikan kaidah-kaidah penarikan
kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan
oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal
tersebut disimpan dalam komputer, selanjutnya digunakan dalam proses
pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.
a. Ciri-ciri Sistem Pakar
Suatu sistem pakar yang baik harus memenuhi ciri-ciri berikut:
1. Memiliki informasi yang andal
2. Mudah dimodifikasi
3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis computer
4. Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi

15
b. Manfaat Sistem Pakar
Secara garis besar, manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar,
antara lain:
1. Memungkinkan orang awam dapat mengerjakan pekerjaan para ahli
2. Dapat melakukan proses secara berulang secara otomatis
3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar
4. Meningkatkan output dan produktivitas
5. Meningkatkan kualitas
6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang
termasuk keahlian langka)
7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya
8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan
9. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer
10. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap
dan mengandung ketidakpastian
11. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan
12. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah
13. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.
c. Beberapa Contoh dan Kemampunan Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan sistem yang meniru kepakaran (keahlian) seseorang
dalam bidang tertentu dalam menyelesaikan permasalahan. Sistem pakar
disebut sistem berbasis pengetahuan (knowledge-based system). Contoh sistem
pakar:
1. XSEL: bertindak sebagai asisten penjual yang membantu penjual komputer
DEC memilihkan pesanan pelanggan sesuai dengan kebutuhan
2. MYCIN: membantu juru medis dalam mendiagnosis penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, dikembangkan di Universitas Stanford pada
pertengahan 1970-an
3. PROSPECTOR: diciptakan oleh Richard, Peter Hard dan Rene Reboh pada
tahun 1978, menyediakan kemampuan seperti seorang pakar di bidang
geologi. Sebagai sebuah sistem, sistem pakar mempunyai kemampuan

16
berdialog dengan pemakai, kemudian memberikan saran, pandangan, atau
kesimpulan. Contohnya:
 Sistem pakar : Apakah buah berbentuk bulat?
 Pemakai : Ya
 Sistem pakar : Apakah buah berwarna hijau ketika muda dan kuning
ketika sudah tua?
 Pemakai : Tidak
 Sistem pakar : Apakah buah berwarna hijau ketika muda dan merah
ketika sudah tua?
 Pemakai : Ya
 Sistem pakar : Apakah buah berbatang?
 Pemakai : Ya
d. Komponen Sistem Pakar
Sistem pakar memiliki beberapa komponen di antaranya:
1) User interfase: pemakai dapat berinteraksi dengan sistem pakar
2) Knowledge base: menyimpan pengetahuan gabungan yang digunakan untuk
memecahkan masalah tertentu
3) Inference engine: memberikan kemampuan penalaran yang
menginterpretasikan isi dari knowledge base
4) Development engine: digunakan oleh ahli dan analisis sistem untuk
menciptakan sistem pakar
e. Elemen Sistem Pakar
Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki
kelemahan, antara lain:
1) Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal
2) Sulit dikembangkan. Hal ini berkaitan erat dengan ketersediaan pakar di
bidangnya, dan
3) Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.
2. Sistem Jaringan Artificial Neural Network (ANN)
Artificial Neural Network (ANN) merupakan salah satu contoh model
nonlinear yang mempunyai bentuk fungsional fleksibel dan mengandung beberapa
parameter yang tidak dapat diinterpretasikan seperti pada model parametrik. ANN

17
juga dikenal dengan kotak hitam (black box technology) atau tidak transparan
(opaque) karena tidak dapat menerangkan cara suatu hasil didapatkan. Hal inilah
yang membuat ANN mampu digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang
tidak terstruktur dan sulit didefinisikan. (Wutsqa, Subanar, & & Sujuti, 2006)
dalam laporan penelitiannya menyebutkan bahwa ANN terbentuk dari suatu
pengembangan model matematika yang menyimulasikan suatu teknologi
inteligensi manusia dengan didasari oleh beberapa asumsi berikut:
a. Proses informasi terjadi pada banyak elemen sederhana yang disebut neuron
b. Sinyal-sinyal dikirim antarneuron melalui connection-links (sinapsis)
c. Setiap sinapsis mempunyai bobot tertentu, bergantung pada tipe ANN
d. Setiap neuron menggunakan fungsi aktivasi yang merupakan penjumlahan dari
sinyal-sinyal input untuk menentukan sinyal-sinyal output.
(Suhartono & Guritno, 2007) menyatakan bahwa secara umum, aplikasi non-
linear least squares pada ANN terbagi dalam dua pendekatan untuk mengupdate
bobot-bobot, yaitu yang dikenal dengan adaptasi off-line dan on-line. Pada
adaptasi off- line, bobot-bobot di-update pada setiap pasangan input-output,
sedangkan adaptasi on-line atau yang dikenal dengan batch mode, bobot-bobot
hanya di-update setelah seluruh pasangan data input-output pada data training
terproses. (Wutsqa, Subanar, & & Sujuti, 2006) menambahkan, ANN merupakan
model regresi non-linear, yaitu kompleksitas modelnya dapat diubah. Pada level
kompleksitas yang rendah, ANN hanya terdiri atas satu lapisan input dan satu
lapisan output. ANN memungkinkan untuk mengubah kompleksitas jaringan
sehingga dapat mengakomodasi efek non-linear. Hal ini dilakukan dengan
menambahkan satu atau lebih hidden layer pada jaringan. Jaringan Artificial
Neural Network (ANN) merupakan jaringan buatan yang mencoba meniru
jaringan neural manusia.
3. Sistem Penunjang Keputusan (SPK)
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) didefinisikan sebagai suatu sistem
informasi untuk membantu manajer level menengah untuk pengambilan
keputusan setengah terstruktur agar lebih efektif dengan menggunakan model-
model yang teranalisis. Tujuan Sistem Penunjang Keputusan (SPK), yaitu:

18
a. Membantu manajer mengambil keputusan setengah terstruktur yang dihadapi
manajer level menengah
b. Membantu atau mendukung manajer mengambil keputusan, bukan
menggantikannya
c. Meningkatkan efektivitas keputusan manajemen, bukan untuk meningkatkan
efisiensi, walaupun waktu manajer penting atau efektivitas merupakan tujuan
utama sistem penunjang keputusan. Komponen utama penunjang sistem
keputusan, yaitu dialog manajemen, model manajemen, dan data manajemen.
4. Sistem Informasi Eksekutif
Sistem informasi eksekutif (EIS) adalah satu jenis dari manajemen
informasi untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan
keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan
akses. Penekanan dari sistem informasi eksekutif berada di atas peraga grafis dan
mudah untuk pergunakan interface pemakaian. Pada tahun terbaru, masa sistem
informasi eksekutif yang telah kehilangan ketenaran disokong dari inteligen bisnis
(dengan area sub dari laporan, analitis, dan papan peralatan digital). Komponen
sistem informasi eksekutif dapat tergolong seperti berikut ini:
a. Perangkat keras (hardware)
Ketika membicarakan perangkat keras untuk satu lingkungan sistem informasi
eksekutif, kita harus memfokuskan pada perangkat keras yang dibutuhkan
pertemuan eksekutif. Eksekutif harus diletakkan yang pertama dan kebutuhan
eksekutif harus didefinisikan sebelum perangkat keras dapat terpilih. Perangkat
keras computer dasar diperlukan untuk suatu sistem informasi eksekutif
meliputi empat komponen, yaitu:
1. Input data - masukkan alat. Alat ini mengizinkan eksekutif untuk memasuki,
memverifikasi, dan memperbaharui data dengan seketika.
2. Central processing unit (CPU), yaitu untuk mengontrol komponen mesin
komputer yang lain
3. File penyimpanan data, eksekutif dapat mempergunakan ini secara terpisah
untuk menyimpan keterangan bisnis berguna dan bagian ini juga membantu
eksekutif mencari keterangan informasi bisnis historis dengan mudah

19
4. Output device, perangkat keras dalam sistem komputer atau perangkat
elektronik yang digunakan untuk menampilkan atau menghasilkan informasi
atau data yang telah diolah oleh komputer. Alat ini meyerahkan ke visual
output device atau printer.
b. Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak dasar diperlukan untuk sistem informasi eksekutif meliputi
empat komponen, yaitu :
1. Teks mendasari perangkat lunak. Bentuk paling umum dari teks mungkin
mendokumentasikan
2. Database. Database heterogen bercokol pada satu jangkauan spesifik Vendor
dan platform komputer buka akses eksekutif pertolongan keduanya internal
dan eksternal data
3. Dasar grafis. Grafis dapat mengarahkan volume dari teks dan statistik ke
dalam keterangan visual untuk eksekutif
4. Dasar model. Sistem informasi eksekutif memodelkan mengandung data
statistik rutin dan khusus, keuangan, dan analisis kuantitatif lain.
c. Telekomunikasi
Integrasi dari database ataupun sistem informasi manajemen untuk
menampilkan data yang selalu update setiap saat.
5. Enterprise Resource Planning (ERP)
Secara historis, sistem informasi area fungsional dikembangkan secara
independen satu sama lain, sehingga menghasilkan silo informasi. Silo-silo ini
tidak berkomunikasi dengan baik satu sama lain, dan kurangnya komunikasi dan
integrasi membuat organisasi menjadi kurang efisien. Inefisiensi ini terutama
terlihat pada proses bisnis yang melibatkan lebih dari satu fungsi area, seperti
pengadaan dan pemenuhan.
Sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) dirancang untuk
memperbaiki kurangnya komunikasi antar area fungsional IS. Sistem ERP
mengatasi masalah ini dengan mengintegrasikan area fungsional IS melalui
database umum. Oleh karena itu, para ahli memuji sistem ERP yang mampu
meningkatkan produktivitas organisasi secara signifikan. Sistem ERP mengadopsi
pandangan proses bisnis organisasi secara keseluruhan untuk mengintegrasikan

20
perencanaan, pengelolaan, dan penggunaan semua sumber daya organisasi,
menggunakan platform perangkat lunak dan database yang umum (Rainer &
Prince, 2016).
Tujuan utama dari sistem ERP adalah untuk mengintegrasikan secara erat
area fungsional organisasi dan memungkinkan informasi mengalir dengan lancar
di seluruh area tersebut. Integrasi yang ketat berarti bahwa perubahan dalam satu
bidang fungsional segera tercermin dalam semua bidang fungsional terkait
lainnya. Intinya, sistem ERP menyediakan informasi yang diperlukan untuk
mengendalikan proses bisnis organisasi. Meskipun beberapa perusahaan telah
mengembangkan sistem ERP mereka sendiri, sebagian besar organisasi
menggunakan perangkat lunak ERP yang tersedia secara komersial. Vendor
perangkat lunak ERP terkemuka adalah SAP. Vendor besar lainnya termasuk
Oracle dan PeopleSoft, yang sekarang menjadi perusahaan Oracle. (Dengan lebih
dari 700 pelanggan, PeopleSoft adalah pemimpin pasar dalam pendidikan tinggi).
a) Modul-Modul ERP
1) Manajemen Keuangan
Modul-modul ini mendukung akuntansi, pelaporan keuangan, manajemen
kinerja, dan tata kelola perusahaan. Mereka mengelola data akuntansi dan
proses keuangan seperti buku besar, hutang, piutang, aset tetap, pengelolaan
dan peramalan kas, akuntansi biaya produk, akuntansi pusat biaya,
akuntansi aset, akuntansi pajak, manajemen kredit, penganggaran, dan
manajemen aset.
2) Manajemen Operasi
Modul-modul ini mengelola berbagai aspek perencanaan dan pelaksanaan
produksi seperti perkiraan permintaan, pengadaan, manajemen inventaris,
pembelian bahan, pengiriman, perencanaan produksi, penjadwalan produksi,
perencanaan kebutuhan bahan, pengendalian kualitas, distribusi,
transportasi, dan pemeliharaan pabrik dan peralatan.
3) Manajemen Sumber Daya Manusia
Modul-modul ini mendukung administrasi personalia (termasuk
perencanaan tenaga kerja, rekrutmen karyawan, pelacakan penugasan,
perencanaan dan pengembangan personel, serta manajemen dan peninjauan

21
kinerja), akuntansi waktu, penggajian, kompensasi, akuntansi tunjangan,
dan persyaratan peraturan.
4) Manajemen Hubungan Pelanggan
Modul-modul ini mendukung semua aspek hubungan pelanggan dengan
organisasi. Mereka membantu organisasi untuk meningkatkan loyalitas dan
retensi pelanggan, dan dengan demikian meningkatkan profitabilitasnya.
Mereka juga memberikan pandangan terintegrasi tentang data dan interaksi
pelanggan, membantu organisasi menjadi lebih responsif terhadap
kebutuhan pelanggan.
5) Manajemen Rantai Pasok
Modul-modul ini mengelola arus informasi antara tahapan dalam rantai
pasokan untuk memaksimalkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokan.
Mereka membantu organisasi merencanakan, menjadwalkan,
mengendalikan, dan mengoptimalkan rantai pasokan mulai dari perolehan
bahan mentah hingga penerimaan barang jadi oleh pelanggan.
6) Intelijen Bisnis
Modul-modul ini mengumpulkan informasi yang digunakan di seluruh
organisasi, mengaturnya, dan menerapkan alat analisis untuk membantu
manajer dalam pengambilan keputusan.
7) E-Bisnis
Pelanggan dan pemasok memerlukan akses ke informasi ERP termasuk
status pesanan, tingkat inventaris, dan rekonsiliasi faktur. Selain itu, mereka
menginginkan informasi ini dalam format yang disederhanakan dan dapat
diakses melalui Web. Hasilnya, modul ini menyediakan dua saluran akses ke
informasi sistem ERP—satu saluran untuk pelanggan (B2C) dan satu lagi
untuk pemasok dan mitra (B2B).
b) Manfaat dan Kelemahan ERP
Sistem ERP dapat menghasilkan manfaat bisnis yang signifikan bagi suatu
organisasi. Manfaat utama terbagi dalam kategori berikut:
1) Fleksibilitas dan ketangkasan organisasi: Seperti yang telah Anda lihat,
sistem ERP memecah banyak silo departemen dan fungsional dari proses
bisnis, sistem informasi, dan sumber daya informasi. Dengan cara ini,

22
mereka menjadikan organisasi lebih fleksibel, tangkas, dan adaptif. Oleh
karena itu, organisasi dapat merespons dengan cepat terhadap perubahan
kondisi bisnis dan memanfaatkan peluang bisnis baru.
2) Pendukung keputusan: Sistem ERP memberikan informasi penting
mengenai kinerja bisnis di seluruh area fungsional. Informasi ini secara
signifikan meningkatkan kemampuan manajer untuk membuat keputusan
yang lebih baik dan tepat waktu.
3) Kualitas dan efisiensi: Sistem ERP mengintegrasikan dan meningkatkan
proses bisnis organisasi, menghasilkan peningkatan signifikan dalam
kualitas produksi, distribusi, dan layanan pelanggan.
Terlepas dari semua kelebihannya, sistem ERP juga memiliki kelemahan.
Keterbatasan utama implementasi ERP meliputi hal-hal berikut:
1) Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan
organisasi harus mengubah cara berbisnis. Kesulitan penerapan Enterprise
Resource Planning (ERP) ditambah dengan adanya resistance to change dari
personel yang terkena imbasnya akibat perubahan dari proses bisnisnya.
2) Biaya implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) yang sangat
mahal dan membutuhkan waktu yang lama
3) Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan
Enterprise Resource Planning (ERP), tetapi tidak mempersiapkan
personelnya untuk berubah
4) Para personel dibebani dengan tanggung jawab yang besar dengan kesiapan
yang kurang, baik mental maupun keahliannya.
Di hampir setiap kegagalan implementasi ERP, manajer bisnis dan
profesional TI perusahaan meremehkan kompleksitas perencanaan,
pengembangan, dan pelatihan yang diperlukan untuk mempersiapkan sistem
ERP baru yang secara mendasar akan mengubah proses bisnis dan sistem
informasi mereka. Berikut ini adalah penyebab utama kegagalan implementasi
ERP:
1) Kegagalan untuk melibatkan karyawan yang terkena dampak dalam fase
perencanaan dan pengembangan serta proses manajemen perubahan

23
2) Mencoba mencapai terlalu banyak hal dengan terlalu cepat dalam proses
konversi
3) Pelatihan yang tidak memadai dalam tugas-tugas kerja baru yang
dibutuhkan oleh sistem ERP
4) Kegagalan untuk melakukan konversi data dan pengujian yang tepat untuk
sistem baru.
c) Aplikasi ERP - SAP (Systems, Applications, and Products)
SAP-ERP adalah paket perangkat lunak terintegrasi yang dirancang untuk
mengelola proses bisnis utama di berbagai departemen dan fungsi dalam
sebuah organisasi ayang dikembangkan oleh perusahaan Jerman, SAP SE.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi operasional, koordinasi, dan
transparansi melalui penggunaan satu sistem terpadu. Sejarah SAP dimulai
pada tahun 1972 di Mannheim, Jerman, ketika lima mantan karyawan IBM,
Dietmar Hopp, Hasso Plattner, Claus Wellenreuther, Klaus Tschira, dan Hans-
Werner Hector, bersama dengan rekan mereka, mendirikan perusahaan mereka
sendiri. Perusahaan ini diberi nama Systemanalyse und Programmentwicklung,
atau dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai "Systems Analysis and
Program Development," yang kemudian disingkat menjadi SAP.
Pada awalnya, SAP fokus pada pengembangan perangkat lunak khusus
yang digunakan untuk memproses data keuangan dan akuntansi. Namun, visi
mereka melampaui itu, dan pada tahun 1973, mereka mulai mengembangkan
produk pertama mereka yang benar-benar terintegrasi, yaitu "SAP R/1" (SAP
Real-Time Data Processing System). SAP R/1 adalah sistem manajemen yang
mengintegrasikan berbagai proses bisnis dalam satu platform. Kemudian, pada
tahun 1979, SAP meluncurkan SAP R/2, yang merupakan pengembangan lebih
lanjut dari R/1 dan mencakup lebih banyak modul dan fungsi bisnis. Ini juga
menjadi titik awal di mana SAP mulai merambah pasar internasional, dengan
ekspansi ke luar Jerman.
Tahun 1992 adalah tahun penting dalam sejarah SAP karena mereka
meluncurkan SAP R/3. Ini adalah terobosan besar yang memperkenalkan
arsitektur klien/server dan platform terbuka yang dapat dijalankan di berbagai
sistem operasi. SAP R/3 menjadi sangat populer dan mendefinisikan standar

24
baru untuk solusi ERP. Selama tahun 2000-an, SAP terus berevolusi dengan
peluncuran produk-produk seperti SAP NetWeaver, yang berfungsi sebagai
platform integrasi dan pengembangan aplikasi, serta SAP Business Suite yang
mencakup berbagai modul dan solusi bisnis terintegrasi. Pada tahun 2015, SAP
memperkenalkan SAP S/4HANA, platform terbaru yang berbasis in-memory
computing dan teknologi canggih lainnya untuk mendukung proses bisnis yang
lebih cepat dan real-time.
Seiring waktu, SAP telah berkembang menjadi salah satu perusahaan
perangkat lunak terbesar di dunia, dengan berbagai solusi yang mencakup
hampir semua aspek bisnis. Perusahaan ini memiliki pelanggan dari berbagai
industri dan wilayah, dan berperan penting dalam membantu organisasi
mengelola operasi mereka dengan lebih efisien dan inovatif. SAP ERP
mencakup berbagai modul yang masing-masing ditujukan untuk mengelola
aspek tertentu dari operasi bisnis. Beberapa modul umum dalam SAP ERP
meliputi:
a) Modul Keuangan dan Akuntansi: Mengelola keuangan perusahaan,
termasuk akuntansi umum, akuntansi piutang, akuntansi utang, pengeluaran,
dan pelaporan keuangan.
b) Modul Sumber Daya Manusia (SDM): Mengelola aspek sumber daya
manusia seperti rekruitment, manajemen karyawan, penggajian, dan
manajemen kinerja.
c) Modul Manufaktur: Mengelola proses produksi dan rantai pasokan, meliputi
perencanaan produksi, pengendalian persediaan, dan manajemen pesanan.
d) Modul Penjualan dan Distribusi: Mengelola penjualan, pengiriman, dan
distribusi produk kepada pelanggan.
e) Modul Pengadaan dan Pembelian: Mengelola proses pengadaan bahan baku
dan barang jadi, termasuk pemesanan, pembelian, dan evaluasi pemasok.
f) Modul Manajemen Proyek: Mengelola proyek-proyek dalam organisasi,
termasuk perencanaan, penjadwalan, alokasi sumber daya, dan pelaporan.
g) Modul Manajemen Inventaris: Mengelola persediaan barang yang dimiliki
perusahaan, termasuk pengawasan, pemantauan, dan optimisasi persediaan.

25
h) Modul Manajemen Kualitas: Mengelola kontrol kualitas dan pelacakan
kinerja produk atau layanan.

3. Studi Kasus
A. Google Data Center Efficiency Best Practices
Selain dari pusat data berskala besar yang digunakan untuk menyediakan
layanan web kami, kami juga memiliki beberapa titik kehadiran jaringan (POPs)
kecil. Bacalah bagaimana kami menerapkan beberapa praktik efisiensi selama
retrofit untuk menghemat uang dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Di
Google, kami telah menghabiskan lebih dari satu dekade berusaha meningkatkan
efisiensi energi dari pusat data kami. Meskipun kami mendesain sebagian besar
dari apa yang ada di fasilitas kami, tingkat efisiensi yang tinggi yang kami capai
disebabkan oleh penerapan praktik terbaik secara ketat.
Terdapat banyak pilihan desain sederhana yang dapat Anda terapkan baik
untuk pusat data kecil maupun besar guna meningkatkan efisiensi fasilitas.
Menghemat energi akan mengurangi dampak terhadap lingkungan dan juga
mengarah pada penghematan finansial yang signifikan. Berikut adalah 5 praktik
terbaik yang direkomendasikan oleh para ahli pusat data kami:
1) Ukur PUE
Anda tidak dapat mengelola apa yang tidak Anda ukur, oleh karena itu,
karakterisasikan kinerja efisiensi pusat data Anda dengan mengukur
penggunaan energi. Kami menggunakan rasio yang disebut PUE - Power
Usage Effectiveness - untuk membantu kami mengurangi energi yang
digunakan untuk hal-hal selain komputasi, seperti pendinginan dan distribusi
daya. Untuk efektif menggunakan PUE, penting untuk mengukur secara teratur
- kami mengambil sampel setidaknya sekali per detik. Lebih penting lagi untuk
mengumpulkan data energi sepanjang tahun penuh - variasi cuaca musiman
memiliki dampak yang signifikan pada PUE.
2) Kelola Aliran Udara
Manajemen aliran udara yang baik adalah dasar dari operasi pusat data yang
efisien. Mulailah dengan meminimalkan pencampuran udara panas dan dingin
dengan menggunakan penyekatan yang dirancang dengan baik. Hilangkan

26
titik-titik panas dan pastikan menggunakan pelat-pelat penutup untuk slot yang
tidak terisi di rak Anda. Kami telah menemukan bahwa sedikit analisis dapat
memberikan manfaat besar. Sebagai contoh, pemodelan termal menggunakan
dinamika fluida komputasi (CFD) dapat membantu Anda dengan cepat
memahami dan mengoptimalkan aliran udara untuk fasilitas Anda tanpa
banyak reorganisasi yang mengganggu di ruangan komputasi Anda. Pastikan
juga untuk mengukur beban pendinginan sesuai dengan peralatan IT yang
diharapkan, dan jika Anda membangun kapasitas ekstra, pastikan pendekatan
pendinginan Anda proporsional secara energi.
3) Sesuaikan Termostat
Meningkatkan suhu lorong dingin akan mengurangi penggunaan energi
fasilitas. Jangan mencoba menjalankan lorong dingin Anda pada suhu 70F; atur
suhu pada 80F atau lebih tinggi -- hampir semua produsen peralatan
mengizinkan hal ini. Bagi fasilitas yang menggunakan perangkat ekonomizer
(kami sangat merekomendasikannya), menjalankan suhu lorong dingin yang
lebih tinggi adalah kritikal karena ini memungkinkan lebih banyak hari
"pendinginan gratis" dan penghematan energi yang lebih besar.
4) Gunakan Pendinginan Gratis
"Pendinginan gratis" adalah menghilangkan panas dari fasilitas Anda tanpa
menggunakan pendingin. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan udara
ambien suhu rendah, menguapkan air, atau menggunakan reservoir termal
besar. Pendingin adalah komponen yang paling banyak menggunakan energi
dari infrastruktur pendinginan; meminimalkan penggunaannya biasanya adalah
peluang terbesar untuk penghematan. Tidak ada satu cara yang 'benar' untuk
mendinginkan secara gratis - namun ekonomizer sisi air atau udara terbukti dan
mudah ditemukan.
5) Optimalkan Distribusi Daya
Minimalkan kerugian distribusi daya dengan menghilangkan sebanyak
mungkin langkah konversi daya. Untuk langkah-langkah konversi yang harus
Anda miliki, pastikan untuk menentukan transformator peralatan dan unit
distribusi daya (PDUs) yang efisien. Salah satu kerugian terbesar dalam
distribusi daya pusat data berasal dari sumber daya tak terputus (UPS);

27
pastikan untuk menentukan model yang sangat efisien. Juga, pertahankan
tegangan se-tinggi mungkin di dekat beban yang memungkinkan untuk
mengurangi kerugian jalur.

28
Apa yang dapat dipelajari?
a) Desain Arsitektur yang Efisien: Google merancang pusat data mereka dengan
arsitektur yang mengoptimalkan aliran udara, distribusi panas, dan
pendinginan. Mereka menggunakan desain hot/cold aisle containment untuk
meminimalkan campuran udara panas dan dingin, mengurangi beban
pendingin.
b) Pemantauan Real-time: Google menggunakan sistem pemantauan canggih
untuk mengawasi kinerja setiap aspek pusat data secara real-time. Data yang
diperoleh membantu mengidentifikasi potensi masalah dan area yang
memerlukan perbaikan.
c) Pemantauan Energi: Praktik ini melibatkan pemantauan konsumsi energi di
seluruh pusat data. Dengan memahami bagaimana dan di mana energi
digunakan, Google dapat mengambil tindakan untuk mengoptimalkan
penggunaan energi.
d) Pengaturan Suhu dan Kelembaban: Google mengatur suhu dan kelembaban di
dalam pusat data mereka dengan hati-hati. Suhu yang lebih tinggi dari pada
standar industri dapat mengurangi beban pendingin, sementara tetap menjaga
perangkat keras tetap aman.
e) Penggunaan Teknologi Terkini: Google senantiasa mencari teknologi terbaru
dalam hal perangkat keras dan perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi.
Mereka sering merancang peralatan sendiri yang dioptimalkan untuk bekerja
dalam lingkungan pusat data.
f) Manajemen Daya: Penggunaan peralatan hemat daya dan teknik manajemen
daya yang cerdas membantu mengurangi konsumsi listrik. Praktik ini
mencakup penggunaan server dengan mode hemat daya saat beban rendah dan
penggunaan teknologi seperti power capping.
g) Energi Terbarukan: Google berinvestasi dalam sumber energi terbarukan
seperti tenaga surya, angin, dan lainnya. Mereka berusaha untuk menggantikan
energi dari sumber fosil dengan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
h) Virtualisasi dan Konsolidasi: Google menggunakan teknologi virtualisasi untuk
menjalankan beberapa beban kerja pada satu server fisik. Hal ini mengurangi
jumlah server yang diperlukan, menghemat energi dan ruang fisik.

29
i) Pengelolaan Thermal: Google mengembangkan sistem pendingin canggih yang
mengoptimalkan distribusi panas di seluruh pusat data. Ini termasuk
penggunaan udara luar untuk pendinginan di daerah dengan suhu rendah.
j) Inovasi dalam Pendingin: Google telah mengembangkan pendingin inovatif
seperti sistem evaporative cooling dan penggunaan air dingin untuk membantu
menjaga suhu di pusat data.
k) Pelatihan dan Kesadaran Karyawan: Google memberikan pelatihan kepada
karyawan mereka tentang praktik terbaik dalam efisiensi energi dan
pengelolaan pusat data. Hal ini memastikan semua anggota tim terlibat dalam
upaya efisiensi.
l) Pengembangan Berkelanjutan: Praktik terbaik Google terus berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi dan penemuan baru. Mereka tetap
berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi pusat data mereka seiring waktu
(Laudon & Laudon, 2015)
B. IT and Geo-Mapping Help a Small Business Succeed
Latar Belakang:
Bayangkan Anda memiliki bisnis kecil yang berfokus pada layanan
pengiriman barang lokal. Anda mengantarkan berbagai jenis barang dari toko-toko
kecil ke pelanggan di daerah sekitar. Tantangan yang dihadapi adalah
mengoptimalkan rute pengiriman sehingga Anda dapat menghemat waktu, bahan
bakar, dan biaya operasional sambil tetap memberikan layanan yang efisien
kepada pelanggan Anda.
Solusi IT dan Geo-Mapping:
a) Pemetaan Geografis: Anda dapat menggunakan teknologi pemetaan geografis
untuk mengidentifikasi lokasi toko dan pelanggan dengan akurasi. Ini akan
membantu Anda membuat peta visual yang memperlihatkan lokasi yang harus
dikunjungi dalam setiap pengiriman.
b) Pemrosesan Data: Mengumpulkan data tentang pesanan, jarak antar lokasi,
waktu yang diperlukan untuk pengiriman, dan lalu lintas jalan adalah langkah
awal. Dengan menggunakan perangkat lunak pengolahan data, Anda dapat
menghasilkan daftar pengiriman harian dengan urutan optimal.

30
c) Algoritma Optimisasi Rute: Teknik-teknik seperti algoritma TSP (Traveling
Salesman Problem) atau algoritma genetika dapat diterapkan untuk
menghitung rute terpendek yang melibatkan semua titik pengiriman. Ini akan
membantu menghindari rute yang panjang dan tidak efisien.
d) Sistem Informasi Geografis (GIS): Dengan memanfaatkan sistem informasi
geografis, Anda dapat memvisualisasikan data pada peta. Ini memungkinkan
Anda melihat keseluruhan gambaran dan membuat keputusan yang lebih
cerdas tentang rute dan jadwal pengiriman.
e) Pelacakan Real-time: Pemasangan perangkat pelacakan di kendaraan
pengiriman akan memungkinkan Anda dan pelanggan untuk melacak posisi
dan perkiraan waktu kedatangan secara real-time. Ini memberikan transparansi
kepada pelanggan dan memungkinkan Anda untuk mengatasi kendala yang
mungkin muncul selama perjalanan.
Manfaat yang Diperoleh:
1) Penghematan waktu dan bahan bakar karena penggunaan rute yang lebih
efisien.
2) Penyampaian yang tepat waktu dan konsisten kepada pelanggan.
3) Penurunan biaya operasional karena pengelolaan logistik yang lebih baik.
4) Kemampuan untuk merespons perubahan jadwal atau situasi lalu lintas dengan
cepat.
5) Peningkatan kepuasan pelanggan karena pengiriman yang lebih efisien dan
prediktabil.
6) Dalam contoh kasus ini, integrasi antara teknologi informasi dan pemetaan
geografis membantu bisnis kecil mengoptimalkan operasi pengiriman mereka.
Dengan menggunakan data dan analisis, bisnis dapat menghemat biaya,
meningkatkan efisiensi, dan memberikan layanan yang lebih baik kepada
pelanggan (Laudon & Laudon, 2015).
C. GEA Group Menggunakan SAP untuk Pelaporan Keuangan
Dengan 25.000 karyawan di seluruh dunia, GEA Group (GEA)
(www.gea.com) mengembangkan, memproduksi, dan menjual sistem inovatif dan
hemat energi dalam industri makanan dan energi. Tujuan perusahaan adalah
membantu pelanggannya memproses makanan menggunakan metode yang sangat

31
efisien dan menghemat sumber daya energi yang langka. Penjualan di kedua
industri ini menyumbang 70 persen pendapatan perusahaan, yang berjumlah
sekitar $8 miliar pada tahun 2014. Sebagai perusahaan publik yang sahamnya
tercatat di indeks MDAX (indeks saham yang mencantumkan perusahaan-
perusahaan Jerman), GEA wajib mempublikasikan laporan keuangan triwulanan,
tengah tahun, dan akhir tahun dengan tenggat waktu tertentu. GEA menyediakan
neraca konsolidasi, laporan laba rugi (P&L), laporan arus kas, laporan ekuitas
pemegang saham, catatan mengenai laporan ini, serta pelaporan manajemen,
prospek bisnis perusahaan, dan informasi terkait saham lainnya.
Membuat laporan keuangan ini adalah proses yang memakan waktu. Di
GEA, tanggung jawab untuk tugas ini terletak pada tim yang relatif kecil di
departemen akuntansi, yang berbasis di kantor pusat perusahaan yang berlokasi di
Düsseldorf, Jerman. Tim memulai dengan mengumpulkan data keuangan yang
diperlukan dari divisi bisnis, yang kemudian dikonsolidasikan untuk membuat
rancangan laporan. Seiring dengan penambahan data dan angka keuangan yang
baru dan terkini, tim harus terus-menerus memodifikasi dan memperbarui konten
dan grafik laporannya. Proses ini sangat memakan waktu karena sebagian besar
proses pembuatan laporan dilakukan secara manual dan tidak terstandarisasi.
Selain itu, manipulasi data secara manual mempunyai risiko tinggi terjadinya
kesalahan dan menyebarkan versi berbeda dari laporan yang sama. Singkatnya,
GEA tidak memiliki solusi yang memuaskan atas kelemahan yang ada dalam
proses yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangannya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, GEA mengimplementasikan
aplikasi SAP (www.sap.com) Disclosure Management, salah satu solusi SAP
untuk manajemen kinerja perusahaan. Perangkat lunak ini memberikan semua
data dan informasi keuangan yang diperlukan untuk menyiapkan laporan
keuangan. Ini memberi GEA penyimpanan data yang konsisten, yang
memungkinkan perusahaan mengatur alur kerja end-to-end (proses bisnis) dalam
akuntansi. Selain itu, ini memungkinkan banyak pengguna untuk memproses satu
laporan secara bersamaan, secara paralel. Bekerja sama dengan mitra SAP cundus
AG, departemen akuntansi di GEA berhasil mengimplementasikan solusi baru
hanya dalam delapan minggu. Sekitar 20 pengguna hanya memerlukan pelatihan

32
minimal karena aplikasi ini mudah digunakan dan lugas. Banyak fungsinya yang
cukup jelas. Implementasinya terjadi bersamaan dengan pembuatan laporan
keuangan triwulanan perusahaan.
GEA kini mengumpulkan semua data dan informasi yang diperlukan untuk
membuat laporan keuangan, dan mengelola data tersebut di departemen akuntansi.
Bagi anggota tim, banyak proses menjadi lebih sederhana. Semua data yang
diperlukan untuk menghasilkan laporan keuangan—angka neraca, catatan, teks,
grafik, dan tabel dari divisi bisnis—kini mengalir dengan lancar ke dalam solusi
SAP. Pada saat yang sama, semua langkah proses didokumentasikan dengan cara
yang sesuai dengan audit, sementara persyaratan otorisasi yang ada di dalamnya
mengatur hak akses secara tepat.
Oleh karena itu, baik manajemen perusahaan maupun auditor eksternal
dapat menggunakan jejak audit yang dibuat oleh solusi tersebut untuk melacak
sumber angka keuangan dan untuk menentukan siapa yang mengubahnya dan
kapan. Selain itu, GEA kini dapat menghasilkan laporan dalam semua format
yang diinginkan dan diperlukan—termasuk file Microsoft Word, Microsoft Excel,
Microsoft PowerPoint, dan Adobe PDF. Penyederhanaan proses meluas ke agensi
desain grafis eksternal, yang kini dapat membuat laporan keuangan versi cetak
dengan lebih cepat. Departemen akuntansi GEA sekarang memiliki pandangan
yang jelas tentang status laporan terkini kapan saja. Hasilnya adalah peningkatan
nyata dalam aliran informasi kepada manajemen GEA. Solusi baru ini juga
menawarkan kontrol versi terintegrasi, sebuah fitur yang mencegah beberapa versi
laporan yang sama diedarkan (Rainer & Prince, 2016).

4. Analisis Jurnal
A. Combining User Behavioural Information at The Feature Level to
Enhance Continuous Authentication Systems
Latar Belakang:
Pencurian kredensial menggunakan phishing, atau pembajakan sesi,
hanyalah dua contoh serangan spoofing atau peniruan identitas yang
memungkinkan musuh mengakses informasi pribadi atau bertindak atas nama
pengguna yang sah. Aplikasi dan layanan biasanya memiliki satu titik otentikasi

33
tempat pengguna memasukkan kata sandi mereka. Sejak saat itu dan seterusnya,
sistem percaya bahwa pengguna adalah siapa yang mereka klaim. Terkadang,
aplikasi dan layanan ini menyertakan faktor otentikasi kedua, dengan
mengirimkan One-Time Password (OTP) kepada pengguna ke smartphone atau
dengan menggunakan token perangkat keras untuk melakukan login awal atau
untuk melakukan aktivitas berisiko tinggi. Namun, serangan pembajakan sesi, di
antara pola-pola lain, dapat membuat mekanisme keamanan tambahan ini tidak
memadai, dan mereka harus dilengkapi dengan sistem otentikasi berkelanjutan
untuk memberikan tingkat keamanan yang diinginkan (Martín, de Diego,
Fernández-Isabel, Beltrán, & Fernández, 2022).
Otentikasi berkelanjutan terdiri dari memperpanjang proses otentikasi dari
waktu ke waktu, tidak menganggapnya sebagai tindakan satu kali yang dilakukan
hanya sekali di awal sesi. Hal ini memungkinkan sistem untuk mengotentikasi
pengguna sebanyak yang diperlukan selama sesi. Cara efektif untuk melakukan
otentikasi berkelanjutan adalah menganalisis informasi perilaku.
Mengintegrasikan informasi perilaku ini ke dalam sistem meningkatkan
keamanan dengan beralih dari penggunaan satu kali "sesuatu yang diketahui
pengguna" (kata sandi) atau "sesuatu yang dimiliki pengguna" (OTP pada
smartphone atau token perangkat keras) ke pemeriksaan berkelanjutan "sesuatu
yang dilakukan atau dilakukan pengguna" (perilaku yang ditunjukkan),
membuatnya semakin sulit untuk menyamar sebagai pengguna.
UEBA adalah disiplin ilmu yang muncul sebagai solusi yang baik untuk
meningkatkan sistem otentikasi. Ini difokuskan pada pemahaman, pemodelan dan
memprediksi perilaku pengguna dan entitas masa lalu, sekarang dan masa depan.
UEBA mengandalkan Machine Learning (ML) untuk menentukan dan
mengekstrak fitur perilaku, mengkarakterisasi perilaku normal untuk setiap
pengguna, dan mendeteksi perilaku anomali yang dapat mengindikasikan
serangan cyber. Selanjutnya, masalah ini dapat dibingkai sebagai masalah deteksi
anomali.
Selain itu, berkat evolusi teknologi dan peningkatan sumber daya
komputasi, penggunaan perangkat, layanan, atau aplikasi apa pun menghasilkan
banyak dinamika perilaku baru yang dapat dianalisis. Dengan demikian, dinamika

34
keystroke, dinamika mouse, penggunaan sensor di perangkat pintar seperti
smartphone atau bahkan dinamika sensor itu sendiri dengan munculnya Internet
of Things (IoT) menjadi sorotan saat ini. Dinamika perilaku baru ini
diintegrasikan ke dalam solusi bagi perusahaan atau bahkan bagi pengguna akhir
untuk meningkatkan keamanan sistem teknologi. Selain itu, solusi ini mulai
digunakan dalam solusi manajemen identitas federasi, yang selanjutnya
meningkatkan minat pada mereka.
Beberapa pendekatan menganalisis fitur perilaku terbaik untuk digunakan
tergantung pada sumber informasi (penekanan tombol, interaksi mouse, sensor
smartphone, dll.) atau mengevaluasi model ML yang berbeda untuk
mengidentifikasi yang menunjukkan performa terbaik. Namun, beberapa proposal
menggabungkan informasi dari sumber yang berbeda karena kompleksitas
masalah, meskipun manfaat konsolidasi dalam hal efisiensi, efektivitas, dan
kinerja.
Kombinasi informasi perilaku ini dapat dilakukan pada dua tingkat.
Pertama, pada tingkat keputusan, model ML dihasilkan untuk setiap sumber
informasi. Kemudian, output dari model ini digabungkan untuk memberikan
prediksi pada waktu tertentu. Kedua, pada tingkat fitur, karakteristik perilaku yang
diekstraksi dari setiap sumber informasi digabungkan untuk memberi makan
model ML yang unik. Dengan demikian, interaksi ketika pengguna beralih dari
satu sumber informasi ke sumber informasi lainnya juga dapat dipertimbangkan
secara bersamaan.
Motivasi utama dari pekerjaan ini adalah untuk meningkatkan tingkat
keamanan yang diberikan agen mana pun (yaitu layanan atau aplikasi) kepada
pengguna akhir dalam hal otentikasi berkelanjutan, menggunakan teknik UEBA.
Lebih khusus lagi, saat ini, ada beberapa pendekatan di bidang ini untuk
menyelesaikan otentikasi berkelanjutan. Namun, masih ada jalan panjang,
terutama menggunakan teknik kombinasi informasi untuk mengembangkan
metode yang lebih akurat untuk integrasi yang lebih baik di lingkungan nyata.
Makalah ini mengusulkan metode untuk mencapai otentikasi berkelanjutan
yang memungkinkan menggabungkan informasi perilaku pengguna di tingkat
fitur. Selanjutnya, metode ini dievaluasi melalui beberapa percobaan pada dataset

35
state-of-the-art terkenal yang memperoleh hasil yang menjanjikan. Kontribusi
utama dari makalah ini dirangkum sebagai berikut:
a) Kombinasi informasi dari sumber informasi heterogen menggunakan
representasi baru dari informasi perilaku.
b) Usulan teknik penyelarasan urutan DNA untuk menghitung kesamaan antara
dinamika perilaku.
c) Proposal teknik pengelompokan berbasis kepadatan untuk mengekstrak inti
perilaku.
d) Pengembangan model risiko berdasarkan teknik yang diusulkan untuk
mendeteksi anomali perilaku dan memungkinkan otentikasi berkelanjutan.
Dengan demikian, metode ini menyediakan agen dengan mekanisme yang
diperlukan untuk menggunakan analisis perilaku menggabungkan informasi yang
dikumpulkan dari sumber data heterogen untuk meningkatkan tingkat keamanan
pengguna akhir. Hal ini sejalan dengan metode otentikasi tanpa kata sandi, yang
saat ini sedang dikembangkan dan diterapkan oleh akademisi dan perusahaan
seperti Microsoft dan Google. Kasus penggunaan yang jelas menerapkan metode
ini dapat dilihat di. Pendekatan ini mengusulkan alur kerja untuk
mengintegrasikan metode seperti yang disajikan di sini, dalam skema manajemen
identitas federasi utama seperti OpenID Connect, yang saat ini menjadi arsitektur
yang paling banyak digunakan untuk melakukan manajemen identitas.
Hasil Penelitian
Sebuah metode untuk menggabungkan informasi dari berbagai sumber yang
ditujukan untuk meningkatkan solusi otentikasi berkelanjutan telah disajikan. Ini
termasuk teknik baru untuk mewakili informasi temporal berdasarkan penerapan
SAX melalui RTE. Hal ini memungkinkan produksi urutan simbol yang
diskretisasi informasi. Teknik penyelarasan urutan DNA telah digunakan untuk
membandingkannya secara akurat. Kemudian, inti perilaku diekstraksi
menggunakan model pengelompokan berbasis kepadatan untuk membuang
sampel pencilan. Akhirnya, model risiko telah ditentukan untuk mengevaluasi
dinamika perilaku baru.
Metode yang diusulkan telah secara empiris menunjukkan bahwa
penggunaan teknik RTE memberikan representasi yang sangat akurat meskipun

36
kehilangan informasi selama proses diskritisasi. Telah ditunjukkan bahwa
menggabungkan informasi pada tingkat fitur meningkatkan hasil pendekatan
sebelumnya dan memberikan wawasan baru untuk penelitian lebih lanjut. Namun,
implementasi metode ini dapat memperkenalkan beberapa overhead dalam
pelatihan model yang diusulkan dan dalam tugas prediksi, yang dapat
mengakibatkan latensi tambahan dalam pengoperasian sistem di mana solusi
terintegrasi. Namun demikian, overhead ini diterjemahkan menjadi peningkatan
yang cukup besar dalam tingkat keamanan, sehingga kemungkinan banyak
layanan atau aplikasi akan memilih untuk menerapkannya.
Penelitian di masa depan akan fokus pada pengujian lebih banyak sumber
informasi dan meningkatkan skalabilitas dan kinerja metode yang diusulkan.
Dalam hal ini, perangkat IoT, sensor smartphone, dan perangkat yang dapat
dikenakan menarik untuk dipertimbangkan. Mengenai kinerja, ukuran sensitif
biaya untuk menimbang hukuman ketidakcocokan karakter dapat
dipertimbangkan dalam teknik penyelarasan global. Variasi ukuran kedekatan
Breiman dapat digunakan, misalnya, untuk memberikan tingkat kesamaan yang
berbeda.
Selanjutnya, mengkategorikan informasi perilaku dapat menyederhanakan
kompleksitas masalah tanpa mempengaruhi kinerja. Teknik logika fuzzy dan NN
untuk menghasilkan embeddings adalah opsi penting untuk diuji di masa depan.
Akhirnya, perlu dicatat bahwa teknik yang disajikan dalam proposal sangat
spesifik untuk domain aplikasi otentikasi berkelanjutan. Namun, perhatian khusus
harus dibuat dari SAX. Teknik ini berdasarkan RTE telah terbukti
mendiskretisasikan data longitudinal yang berbeda secara memuaskan. Fakta ini
telah menyebabkan memasukkannya ke dalam banyak domain lain seperti deret
waktu. Dalam pengertian ini, deteksi anomali temporal di pasar saham, atau di
bidang kesehatan untuk memantau perubahan detak jantung adalah contoh
terkenal dari kegunaannya (Martín, de Diego, Fernández-Isabel, Beltrán, &
Fernández, 2022).
Implementasi:
Penggunaan dinamika penggabungan perilaku untuk meningkatkan
keamanan pengguna juga telah dilakukan oleh PT Karya Anak Bangsa dalam

37
produk mereka yakni Gojek. Sistem yang dibuat adalah untuk mempelajari
perilaku dari GPS ponsel mitra gojek. Hal ini dilakukan agar mitra gojek tidak
melakukan kecurangan dengan memanfaatkan aplikasi pihak ketiga seperti fake
GPS maupun aplikasi berbahaya lainya.
Sistem tersebut dibentuk berdasarkan kebiasaan GPS Mitra gojek sehingga
ketika terjadi anomaly atau perilaku yang cukup aneh dari GPS Mitra Gojek,
system langsung memberikan peringatan atau bahkan dilakukannya pemblokiran
permanen atas anomaly GPS Mitra Gojek (Kompas.com, 2018).
B. A Useful Tool for Data Scanning in Executive Information Systems:
Schematic Faces
Latar Belakang:
Sistem Informasi Eksekutif (EIS) merupakan sistem informasi berbasis
komputer yang memberikan eksekutif akses mudah terhadap informasi strategis
tingkat tinggi tentang perusahaan dengan status saat ini. Sistem tersebut mengatur
dan mengambil data penting dari area fungsional bisnis (internal) dan dari sumber
eksternal dan menyajikan informasi kepada eksekutif senior untuk membantu
pengambilan keputusan strategi. Eksekutif menggunakan EIS sebagai alat untuk
di akses, dianalisis, dan disajikan dalam informasi yang tepat waktu dan akurat.
Dimana hal ini akan menjadi relevan bagi operasional organisasi. EIS sendiri telah
berevoluasi dari informasi yang lambat seperti system pelaporan historis data
akuntansi pada awal tahun 1980an hingga menjadi canggih saat ini. Meskipun
EIS dapat menangkap informasi internal namun untuk analisis taktis belum bisa
memenuhi pertanyaan tidak terstruktur. Karena keterbatasan pembelajaran dalam
menggabungkan data dari berbagai sumber EIS masih dianggap belum bisa
mengintegrasikan informasi dari sumber yang berbeda dan keterbatasan pada
penyediaan laporan berskala standar.
Dalam beberapa dekade terakhir, prosedur EIS telah dikembangkan
dengan menampilkan data multidimensi secara grafis. Salah satunya dengan
representasi titik dalam ruang k-dimensi wajah kartun untuk fitung wajahnya baik
dari hidung lengkungan mulut atau mata dll. Sesuai dengan variable yang diminati
penelitian dilakukan untuk memanfaatkan wajah sebagai mekanisme dalam
eksperimen.

38
Mengembangkan dengan skema wajah untuk sejumlah variabl
menggambarkan data multi-atribut yang memiliki sifat agregasi alami untuk
memfasilitasi respon Tunggal atau penilaian global mengenai emosi di wajah.
Oleh karena itu memahami perasaaan atau emosi yang mereka sampaikan ada
kemungkinan penggunaan wajah sebagai format yang efektif untuk pengguna
yang canggih dan tidak canggih. Contohnya menyelaraskan keadaan emosi yang
bersifat polat (kebahagiaan, kesedihan) dengan hasil keuangan yang bersifat polar
(pengambilan investasi yang tinggi, laba investasi yang rendah). Dengan skema
wajah dapat digunakan untuk merangkun keadaan keuangan Perusahaan secara
keseluruhan.
Mengenai skema wajah telah ada semenjak pada tahun 1970, dengan
kemajuan tekhnologi telah memberikan peningkatan pada perangkat keras
maupun lunak yang memungkinkan untuk menyediakan fitur desain tampilan
yang hemat biaya seperti ikon dan gambar grafis. Skema wajah mungkin tidak
dapat menyampaikan informasi dengan rinci dan baik tetapi sangat baik sebagai
alat untuk membatu para eksekutif dalam memindai data dalam jumlah besar,
mengidentifikasi tren dan menemukan outliner. Dengan menggunakan wajah para
eksekutif dapat memprosesnya lebih banyak informasi dengan cepat sekaligus
dapat dengan cepat menemukan pengecualian terhadap norma.
Hasil Penelitian:
Berdasarkan EIS yang telah dikembangkan dan diimplementasikan,
beberapa karakteristik berkontribusi terhadap keberhasilan EIS yaitu dengan
sebagai berikut:
a) Integrasi data dari berbagai sumber.
Integrasi data dari berbagai sumber bertujuan untuk EIS menjadi lebih efektif
dan dapat diterima. Hal tersebut harus mampu mengintegrasi data dari banyak
orang sumber, seringkali tidak kompatibel, dengan cara yang mudah
ditemukan, mudah digunakan dan terkini. Bukan hanya tentang system yang
harus kuat untuk mengintegrasikan banyak sumber informasi yang berbeda,
tetapi juga perlu mudah digunakan oleh para eksekutifnya
b) Pelaporan informasi tepat waktu.

39
Laporan Informasi yang tepat waktu menjadi salah satu tujuan penting seperti
dalam Lembaga keuangan yang memproses transaksi pelanggan seperti
persyaratan pinjaman atau berinvestasi. Memantau arah penggunaan pelanggan
dalam akun dan layanan yang berikan menjadi salah satu hal yang termasuk
dalam rutin dan berkala dalam pembuatutn laporannya baik untuk pelanggan
maupun manajer. Hal tersebut menjadi tujuan dari laporan adalah untuk
memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat kepada manajer, pemilik
dan pihal lain yang mencerminkan kondisi dalam Lembaga keuangan.
c) Dirancang untuk eksekutif (individualisasi).
Dirancang untuk eksekutif (individual) merupakan faktor penting lainnya
sebagai keberhasilan suatu EIS. Dengan memperhatikan bagiamana system
tersebut dapat berfungsi atau tidak dirancang untuk mendukung pekerjaan
masing-masing style eksekutif. Salah satunya style yang digunakan oleh
manajer dalam menghadapi permasalahan dan peluang bisnis, yang harus
ditawarkan dalam EIS secara fleksibilitas untuk mendukung manajemen yang
berbeda.
d) Keramahan dalam penggunanya.
Kemudahan dalam penggunaan EIS dirancang secara ekstrim mudah dalam
penggunaannya. Meski banyak manajer menggunakan perangkat lain tetapi
masih ada beberapa proses informasi dan pelaporan yang digunakan dengan
EIS. Sehingga, manajer merasa nyaman dengan menggunakan EIS dengan
menggunakan ikon dan grafis untuk mempermudah dipahami.
Beberapa peneliti melihat adanya kebutuhan keberlanjutan yang perlu di
perhatikan, sebagaimana yang dicatat oleh Robey (1983) meningkatnya
fleksibilitas dan kemampuan alat bantu pengambilan keputusan membutuhkan
beberapa pemeriksaan. Dengan menggunakan gaya kognitif sebagai alat bantu
karakteristik pengambilan keputusan dan apakah sifatnya akan cocok dalam
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa banyak pertimbangan dalam desain
informasi yang harus dikembangkan secara berkala. Dalam menyajikan informasi
yang relevan dengan cara jelas dan setepat mungkin. Dengan alat bantu
pengambilan keputusan membantu mengurangi beban pemrosesan informasi.

40
Sekaligus menyusun masalah untuk mempermudah dalam pengambilan
keputusan.
Waktu pengambilan keputusan dan keakuratan keputusan menghasilkan tidak
berkorelasi signifikan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan jauh lebih cepat
dengan menampikan skematis debandingkan dengan grafik batang. Oleh karena
itu, terdapat keuntungan dalam kecepatan keputusan untuk pengambilan
keputusan multivariat dengan melihat skema wajah dibandingkan dengan grafik
batang atau tabel. Hal ini juga sama akuratnya dengan penggunaan melihat tabel
atau grafik batang. Namun tidak hanya dari skema wajah yang perlu diperhatikan
namun format wajah skematis adalah salah satunya yang memungkinkan
pengambilan keputusan analitik tinggi danrendah dengan akurasi yang serupa
(DeVries, Mulig, & Lowery, 2004).

C. The Impact of Enterprise Resource Planning (Erp) on The Audit in The


Context of Emerging Technologies
Latar Belakang:
Audit merupakan salah satu kegiatan penting Perusahaan karena audit
tidak hanya tentang pemeriksaan terhadap catatan, keuangan, dan inventaris fisik
perusahaan. Ini semua tentang memeriksa ulang segala sesuatunya, dan sangat
penting untuk memperbaikinya karena uang pajak, kepatuhan pemerintah, dan
reputasi perusahaan semuanya dipertaruhkan. Pada tahun 1967 Haskins and Sells
memperkenalkan AUDITAPE, alat audit berbantuan komputer (CAAT) berbasis
kartu, yang mengarahkan banyak auditor untuk mengeksplorasi memasuki bidang
otomatis. Sejak tahun 1968 hingga akhir tahun 1970-an, AUDITAPE
memungkinkan auditor non-teknis untuk melakukan audit yang lebih efisien
menggunakan komputer dan membantu mengembangkan beberapa Sistem
Perangkat Lunak Audit Umum. CAATS Core menyediakan fitur untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi audit. Namun, mereka tidak beroperasi
24/24, dan dengan demikian gagal menciptakan lingkungan audit yang
sepenuhnya persisten dimana pengecualian dan anomali dapat ditangkap ketika
hal tersebut terjadi. Sistem ini juga tidak berfungsi dengan aliran data real-time
atau hampir real-time, dan akibatnya, sistem ini tidak mampu menangani

41
peristiwa yang tidak diinginkan seperti dugaan penipuan atau anomali secara
optimal. Selain itu, audit dengan bantuan komputer memerlukan penyebaran file
yang berbeda di beberapa lokasi, sehingga membuat audit menjadi sulit dan rumit,
terutama bagi mereka yang memiliki pengetahuan teknologi yang lebih sedikit.
Oleh karena itu perlunya solusi real-time dan terintegrasi.
Subyek penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana peran ERP
dalam audit internal Perusahaan. Audit internal adalah audit yang dapat dilakukan
oleh siapa pun di perusahaan yang mengetahui elemen kunci keuangan seperti
menghasilkan laporan keuangan, akuntansi, dan cara mengevaluasi proses bisnis
internal. Audit internal dilakukan untuk berbagai tujuan, termasuk memastikan
bahwa angka-angka dalam keuangan perusahaan bertambah, serta untuk
memastikan bahwa catatan perusahaan disimpan dengan benar, prosedur bisnis
berjalan dengan baik, dan terdapat pengendalian keuangan yang berfungsi dengan
baik. Lantas, apa kaitan ERP dengan audit internal?. Karena audit internal
dianggap sebagai suatu jasa yang dilakukan oleh auditor untuk memastikan bahwa
angka-angka dalam laporan keuangan perusahaan yang diberikan oleh akuntan
tidak disalahartikan secara mendasar, dan sistem ERP dianggap sebagai suatu
program terintegrasi yang memuat seluruh data perusahaan, termasuk data
keuangan dan akuntansi. Oleh karena itu, Auditor mengandalkan data dan laporan
yang dihasilkan oleh sistem ini untuk melakukan proses audit.
Hasil penelitian:
Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa penelitian terdahulu yang
dikumpulkan dari tahun 2011 di bidang ERP dan audit internal, hasilnya
menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan sistem ERP, semua
informasinya tersedia dalam satu database yang memudahkan proses audit bagi
penanggung jawabnya. Bayangkan kemudahan menyimpan semua informasi di
satu tempat tanpa harus berpindah dari satu database ke database lainnya.
Kemudahan akses data memang penting, namun yang terpenting adalah data
tersebut aman dan tidak disalahgunakan. Sistem ERP sampai batas tertentu dapat
bertanggung jawab atas keamanan data dengan mengaktifkan fitur “Cegah Akses
Tidak Sah” selama implementasi sistem. Penelitian mengungkapkan pentingnya

42
partisipasi penanggung jawab audit internal di perusahaan dalam proses penerapan
sistem ERP.
Selain itu, penelitian mengungkapkan adanya perubahan peran dan
keterampilan mereka yang bertanggung jawab atas audit internal selama dan
setelah penerapan teknologi ERP. Selama implementasi, auditor internal perlu
mempelajari proses operasional modul ERP, terutama modul keuangan dan
akuntansi yang akan mereka gunakan dalam menjalankan tugasnya. Setelah
penerapan ERP, akuntan manajemen bertanggung jawab atas lebih banyak
pendidikan, pelatihan, dan analisis keuangan dibandingkan akuntan non-
manajemen.
Perusahaan yang menggunakan sistem ERP dapat menangani informasi dengan
lebih tepat dibandingkan sebelumnya, memodifikasi dan meningkatkan kualitas
operasi akuntansi dan keuangan, yang tentunya akan mempengaruhi proses audit
internal. Hasil penelitian ini mengungkapkan pentingnya sistem ERP dalam
kaitannya dengan efisiensi operasional perusahaan sehari-hari. Penyelesaian
operasional sehari-hari perusahaan yang akurat dan efektif mencerminkan proses
audit internal secara positif. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan
penggunaan ERP dalam proses audit:
Kelebihan Kelemahan
1. Berkat fitur bawaan ERP, ERP 1. Perencanaan Sumber Daya
meningkatkan sistem pengendalian Perusahaan (ERP) adalah sistem
internal dan kinerja audit internal. yang kompleks dan auditor
Misalnya, teknik visualisasi dalam mungkin memerlukan waktu untuk
lingkungan ERP dapat sepenuhnya memahami dan dapat
meningkatkan kemampuan auditor memanfaatkan semua fiturnya.
untuk mengidentifikasi aktivitas Oleh karena itu, auditor harus lebih
mencurigakan dan menentukan memperhatikan risiko yang ada
penipuan. dalam sistem ERP.
2. Proses audit yang efektif dan cepat 2. Implementasi sistem ERP
dapat dilakukan dengan membutuhkan biaya yang besar.
menggunakan sistem ERP. 3. Penggunaan sistem ERP
3. ERP mempertahankan dan tidak mengharuskan auditor untuk

43
mengubah keseluruhan tujuan dan terampil dalam teknologi
ruang lingkup audit informasi.
4. Setelah penerapan sistem ERP, 4. ERP adalah sistem yang dapat
tanggung jawab auditor dan menyebabkan hilangnya pekerjaan
akuntan manajemen beralih ke karena mengotomatiskan banyak
tanggung jawab administratif pekerjaan.
seperti pendidikan, pelatihan, dan
analisis keuangan.
5. Sistem ERP membantu mengurangi
latensi laporan audit.
6. Sistem ERP mengurangi penipuan
karena mengadopsi fungsi audit
berkelanjutan.
7. Penggunaan sistem ERP dinilai
kompatibel dengan standar audit
internasional.
8. ERP terdiri dari beberapa modul
terintegrasi, termasuk modul
keuangan, yang memungkinkan
auditor mengakses data keuangan
apa pun dan membuat laporan
keuangan apa pun yang
diperlukannya hanya dengan satu
klik mouse.
9. ERP memungkinkan auditor untuk
membuat keputusan terbaik dengan
biaya serendah mungkin dan dalam
waktu sesingkat-singkatnya.
10.Dengan modul perangkat lunak
ERP bawaannya, dan kemampuan
untuk mengintegrasikan sistem AIS
dengannya, ERP telah terbukti

44
menjadi sistem yang layak
digunakan oleh organisasi.
11. ERP menyediakan audit
terintegrasi daripada audit terpisah
karena salah satu kelebihan ERP
adalah sistem terintegrasi yang
menyatukan semua divisi
perusahaan menjadi satu.

45
Partisipasi auditor internal dalam proses implementasi ERP mungkin
berdampak pada kinerja departemen audit internal karena partisipasi, pengalaman,
persyaratan, dan kemampuan auditor internal dalam menggunakan teknologi
informasi biasanya dianggap berguna untuk mengendalikan risiko, biaya
pemeliharaan, dan pekerjaan audit (Salur & Kattar, 2021).

46
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada kesimpulan makalah ini, kita telah menjelajahi tema yang relevan dan
penting mengenai aplikasi sistem informasi di berbagai level organisasi. Sistem
Informasi Manajemen (SIM) memiliki peran yang krusial dalam mendukung
operasi bisnis, pengambilan keputusan, dan keunggulan kompetitif. Dengan
teknologi informasi yang terus berkembang, aplikasi SIM telah mengalami
transformasi besar, mulai dari sekadar penyedia data hingga menjadi alat analitik
yang kuat untuk mencapai tujuan bisnis. Pentingnya SIM pada level operasional,
taktis, strategis, dan eksekutif tidak bisa diabaikan. Pada level operasional, SIM
membantu mengelola transaksi sehari-hari, persediaan, dan aktivitas rutin lainnya.
Pada level taktis, SIM membantu manajer merencanakan dan mengkoordinasikan
kegiatan serta mengidentifikasi peluang untuk perbaikan proses. Di tingkat
strategis, SIM memberikan informasi yang diperlukan untuk merumuskan tujuan
jangka panjang, menavigasi perubahan pasar, dan memahami tren industri. Pada
level eksekutif, SIM memberikan gambaran keseluruhan tentang kinerja
organisasi, membantu dalam pengambilan keputusan strategis yang besar.
Penerapan SIM di berbagai level ini menghasilkan pengoptimalan operasional,
pengurangan biaya, peningkatan efisiensi, dan daya saing yang lebih baik.
Namun, penting untuk diingat bahwa keberhasilan SIM tidak hanya tergantung
pada teknologi, tetapi juga pada dukungan manajemen yang kuat dan pemahaman
mendalam tentang proses bisnis.

B. Saran
Sebagai langkah pertama, disarankan untuk melakukan analisis mendalam
tentang kebutuhan bisnis di setiap level organisasi. Ini akan membantu
mengidentifikasi area di mana aplikasi sistem informasi dapat memberikan
manfaat terbesar. Selanjutnya, penting untuk memilih platform SIM yang sesuai
dengan skala bisnis dan kompleksitas operasional. Melakukan pelatihan yang
efektif kepada pengguna juga krusial untuk memastikan pemahaman yang baik

47
tentang sistem yang diterapkan. Selain itu, perhatikan integrasi data yang baik di
seluruh level dan fokus pada analisis data untuk menghasilkan wawasan yang
lebih dalam. Terus pertimbangkan teknologi terbaru yang dapat meningkatkan
fungsionalitas SIM, sambil menjaga keamanan data dengan lapisan perlindungan
yang memadai. Komunikasi yang baik dan kolaborasi antara departemen serta
fleksibilitas dalam pengembangan sistem juga harus diperhatikan. Dengan
mengadopsi langkah-langkah ini, organisasi dapat memaksimalkan manfaat dari
aplikasi sistem informasi di berbagai tingkatan organisasi dan mencapai
keunggulan kompetitif.

48
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Z. (1996). Sistem Informasi Akuntansi (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE.


Bodnar, G., & William, H. (2000). Sistem Informasi Akuntansi (1st ed.). Jakarta:
Salemba Empat.
DeVries, P., Mulig, E., & Lowery, K. (2004). A useful tool for data scanning in
executive information systems: schematic faces. Industrial Management
& Data Systems, 104(8), 644–649.
Kompas.com. (2018). Go-Jek Inisiasi Gerakan #HapusTuyul. Retrieved Agustus
27, 2023, from https://tekno.kompas.com/read/2018/03/22/08330087/go-
jek-inisiasi-gerakan-hapustuyul
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2015). Management information system (13th
ed.). India: Pearson.
Martín, A. G., de Diego, I. M., Fernández-Isabel, A., Beltrán, M., & Fernández, R.
R. (2022). Combining user behavioural information at the feature level to
enhance continuous authentication systems. Knowledge-Based Systems,
244, 1-13.
Rainer, R., & Prince, B. (2016). Introduction to Information Systems: Supporting
and Transforming Business (6th ed.). Online Rresource: John Wiley &
Sons, Inc.
Salur, M., & Kattar, W. (2021). The Impact of Enterprise Resource Planning (Erp)
on The Audit in The Context of Emerging Technologies. Ekonomi Maliye
İşletme Dergisi, 4(2), 115-123.
Suhartono, S., & Guritno, S. (2007). Asymptotic Normality and Model Selection
in Neural Networks by Using Inference Of R2 Incremental and Wald Test
for Time Series Forecasting. Yogyakarta: SEAMS Conference, Gadjah
Mada University.
Wlkinson, J., Cerullo, M., & Raval, V. (2000). Accounting Information system
essential Concepts and Applications (4th ed.). New Jersey: John Wiley &
Sons.
Wutsqa, D. U., Subanar, S. G., & & Sujuti, Z. (2006). Forecasting performance of
VAR-NN and VARMA models. Proceedings of the 2nd IMT-GT Regional

49
Conference on Mathematics.

50

Anda mungkin juga menyukai