Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


“KONSEP SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL BERBASIS
KOMPUTER”
Dosen Pengampu : DR. GUSMIARNI, SE., M.Ak

Senin (09.30 – 12.00)

Disusun oleh Kelompok 2

1. 2021031025 Zakia Sabania

2. 2021031039 Divi Fatihah Bilkis

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN ADMINISTRASI
INDONESIA JAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
mana telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya bagi kami melalui ilmu-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL BERBASIS KOMPUTER” pada tepat waktunya dengan segala tantangan dan
hambatan yang kami lalui. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada Dosen
Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi, Ibu DR. GUSMIARNI, SE., M.Ak. yang telah
memberikan tugas dan tanggung jawab kepada kami.

Kami bersyukur kepada Ibu DR. GUSMIARNI, SE., M.Ak. karena telah
mempercayai kami untuk membuat makalah ini. Dan kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang selalu setia dalam membantu dalam mengumpulkan
data-data dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa materi makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna, baik dalam penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca, guna
menjadi acuan agar kami sebagai penyusun makalah bisa menjadi lebih baik lagi dimasa
mendatang.

Semoga makalah yang kelompok 2 telah buat ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Jakarta, 28 September 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.................................................................................................................................4
A. SISTEM KOMPUTERISASI AKUNTANSI & SISTEM PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK...........4
B. SISTEM PENGENDALIAN INTERN........................................................................................10
C. SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB PADA SPI.................................................................13
D. PENENDALIAN INFORMASI BERBASIS KOMPUTER.............................................................14
BAB III...................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................16
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................16
B. SARAN............................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyadari bahwa perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi telah


berkembang dengan sangat pesat. Hal ini menuntut setiap individu untuk peka terhadap
perkembangan tersebut, karena perkembangan tersebut sangat berpengaruh terhadap dunia
perekonomian, industri, dan bisnis.

Sistem akuntansi merupakan salah satu alat bantu manajemen dalam rangka
pengendalian aktivitas perusahaan untuk menghasilkan informasi yang baik bagi perusahaan.
Maka diharapkan dapat membantu pihak manajemen dapat mengatasi hambatan dan masalah
yang timbul untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Electronic Data Prosessing (EDP) atau komputer merupakan suatu contoh hasil dari kemajuan
teknologi. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan modern.

Akuntansi juga memegang peranan penting dalam dunia usaha, karena akuntansi dapat
memberikan informasi mengenai data yang dinyatakan dalam satuan uang. Untuk dapat
mengumpulkan suatu data keuangan yang baik diperlukan suatu sistem informasi yang baik,
karena dengan sistem informasi yang baik dapat diciptakan internal control yang memadai.

Sebelum hadirnya komputer, pengelolahan data dilakukan secara manual. hal ini
mengakibatkan aktivitas perusahaan menjadi terganggu dan terhambat karena proses
pengolahan data dilakukan oleh sumber daya manusia. Oleh karena itu, manajemen perusahaan
kesulitan dalam mengambil keputusan dikarnakan keterlambatan dalam memperoleh informasi.

Perkembangan ini memberikan kemudahan bagi perusahaan khususnya manajemen dan


pimpinan perusahaan dalam menyusun rencana-rencana serta dalam pengambilan keputusan
yang cepat, relevan, dan akurat.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses komputerisasi akuntansi dalam mengolah akuntansi ?


2. Jelaskan pengaruh bagaimana akuntansi manual berkembang menjadi akuntansi digital ?
3. Mengapa komputerisasi akuntansi sangat dibutuhkan pada mas ini ?
4. Apa yang dimaksud sistem pengendalian intern ?
5. Komponen apa saja yang termasuk dalam sistem penendalian intern ?
6. Siapa yang bertanggungjawab terhadap sistem pengendalian intern ?
7. Bagaimana cara menjaga informasi data akuntansi yang berbasis computer ?
8. Bagaimana pentingnya proses pengendalian dan pengendalian tindakan akuntansi ?

C. Tujuan

Salah satu elemen penting dalam menunjang kegiatan operasional (bisnis) suatu
perusahaan adalah pencatatan keuangan (laporan keuangan). Pencatatan keuangan yang
dilakukan dan disajikan dengan baik dan benar, akan memudahkan stakeholders perusahaan
dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan.

2
Pada awalnya, pencatatan data keuangan ini dilakukan secara manual, yaitu dengan
menggunakan kertas, dan itu berlangsung hingga tahun 1980-an. Namun, dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat, pencatatan keuangan sistem manual secara
perlahan mulai ditinggalkan.

Saat ini, sebagian besar atau bahkan hampir semua perusahaan sudah menggunakan
pencatatan keuangan dengan menggunakan sistem komputer karena dinilai lebih efisien dan
efektif. Pencatatan keuangan (akuntansi) dengan menggunakan komputer inilah yang kemudian
disebut sebagai komputerisasi akuntansi (sistem akuntansi berbasis komputer). Inilah latar
belakang dan sejarah komputer akuntansi yang perlu sobat ketahui.

Manfaat

Semua perhitungan dilakukan oleh perangkat lunak sehingga dapat menghilangkan


banyak proses yang memakan waktu dibandingkan dengan akuntansi secara manual. Akuntansi
sebagai sistem informasi yang dikomputerisasi bisa menyederhanakan proses penyimpanan
catatan transaksi dalam bentuk elektronik.

Pada saat yang sama, transaksi diposting secara otomatis ke akun-akun dalam buku besar dan
buku besar pembantu. Contohnya, stok barang yang dikeluarkan akan tercatat sehingga faktur
akan diproses secara otomatis. Pencatatan akuntansi bisa dilakukan dengan lebih efisien.

Penggunaan perangkat lunak akuntansi semakin memudahkan setiap individu untuk


mengakses data akuntansi di luar kantor dengan aman. Kemudahan dan keamanan akses bisa
dirasakan jika solusi akuntansi online digunakan.

Perhitungan transaksi bisnis perusahaan dengan software tentu saja sangat akurat
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan sangat andal. Reliabilitas bisa terwujud karena data
bisa diakses dengan cepat akibat adanya pemakaian alat perhitungan yang sudah tersistem.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM KOMPUTERISASI AKUNTANSI & SISTEM PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK

1. SISTEM INPUT

1.1 Sistem Input Berbasis Kertas

Input ke dalam sistem akuntansi di sebagian sistem akuntansi didasarkan pada dokumen
sumber yang diisi secara manual dengan tulisan tangan. Dokumen tersebut dikumpulkan dan
dikirim ke operasi computer untuk dicek apakah ada kesalahan dan untuk diproses.

Persiapan dan Pengisian Dokumen Sumber

Dokumen sumber seperti order penjualan disiapkan secara manual.Kesalahan yang


mungkin terjadi pada tahap ini diminimalkan dengan merancangdokumen sumber yang baik dan
mudah dipahami.

Pengiriman Dokumen Sumber ke Bagian Pengolahan Data

Batch control total dan register data yang dikirimkan merupakan pengendalian dasar
atas transfer data antara departemen pengguna dengan departemen pengolahan data.
Pengguna batch control di keseluruhan pengolahan data input-proses-output merupakan satu
hal yang mendasar bagi independensi organisasional.

Penyerahan data input harus dilengkapi dengan formulir pengendalian dokumen input.
Penghitungan dokumen merupakan salah satu bentuk pengendalian batch yang paling
sederhana.

Data Entry Setelah dokumen sumber, seperti faktur, diterima oleh Departemen
Pengolahan Data, dokumen tersebut secara manual diketikkan menggunakan terminal data atau
PC dan kemudian disimpan di dalam disk. Berikutnya, file input akan dicek. Key verification
merupakan satu prosedur pengendalian yang berguna untuk mendeteksi kesalahan pengetikan.

Teknik Program Editing Data Pengeditan data bisa jadi diterapkan untuk setiap struktur
data karakter, field, record, dan file. Teknik editing yang paling mendasar berperan untuk
memastikan bahwa semua field data memuat hanya karakter yang valid.

Check Digit merupakan satu digit ekstra yang ditambahkan pada suatu kode, misal
penambahan bit parity ke dalam sebuah byte.

Ilustrasi Editing Data

Completeness Check : Pengecekan untuk memastikan bahwa field yang harus diisi memang telah
diisi, jika belum diisi, tidak akan dapat diproses.

Field Format Check : Pengecekan bahwa setiap karakter di dalam sebuah field memiliki tipe data
yang benar (alphabet atau numerik).

4
Field Length Check : Pengecekan dalam sebuah field bahwa data yang diinputkan memiliki
jumlah karakter tertentu.

Field Sign Check : Pengecekan tanda (positif atau negatif) suatu field numerik untuk memastikan
data tersebut diisi dengan nilai yang b ag benar.

Limit Check : Nilai suatu field numerik dibandingkan dengan batas atas dan batas bawah nilai
data yang telah ditentukan di muka.

Reasonable Check : Nilai suatu field numerik dibandingkan dengan field numerik yang lain di
dalam record yang sama.

Valid Code Check : Mencocokkan nilai suatu kode dengan file tabel yang memuat nilai kode yang
legal.

Check Digit : Validasi kode numerik dengan penggunaan algoritma check digit.

Combination Field Check : Nilai sebuah field dibandingkan dengan field lain untuk memastikan
adanya validitas.

Internal Label Check : Label file internal dibaca untuk memvalidasi karakteristik sebuah file.

Sequence Check : Sebuah field di dalam serangkaian record dicek urutannya (ascending maupun
discending).

Record Cont Check: Jumlah record di dalam sebuah file dihitung selama pemrosesan data dan
dicocokkan dengan pengendalian input.

Hash Total Check : Hash total suatu field di dalam sebuah file dihitung selama pemrosesan data
dan dicocokkan dengan pengendalian input.

Financial Total Check: Financial total suatu field dalam suatu file dihitung selama pemrosesan
dan dicocokkan dengan pengendalian input.

Istilah Editing Data yang diilustrasikan di atas merupakan istilah yang lumrah dipakai, tetapi ada
kalanya digunakan juga istilah lain untuk menjelaskan satu tipe editing data. Valid Code Check
merupakan salah satu variasi dari table lookup jika filetabel tersebut memuat kode-kode yang
valid.

1.2 Sistem Input Tanpa Kertas

Dalam system input tanpa kertas. (paperless), sering disebut system input online,
transaksi dokumen rekam langsung ke dalam jaringan komputer, dan kebutuhan untuk
mengetik dokumen sumber dieliminasi System tanpa kertas menawarkan otomatisasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan system berbasis kertas. Salah satu masalah dengan system tanpa
kertas adalah hilangnya peluang untuk melakukian pemisahan tugas dan hilangnya jejak audit.
Dalam system input berbasis kertas persiapan dokumen sumber dan entry data biasanya
dipisahkan, sama seperti yang terjadi dalam system manual.

Pada system tanpa kertas, kedua fungsi tersebut dijalankan oleh orang yang sama, atau
bahkan tidak ada keterlibatan manusia sama sekali. Hilangnya pengendalian internal dapat

5
dikompensasi dengan menggunakan log transaksi. Log transaksi atau register transaksi dibuat
dengan merekam semua input ke dalam file khusus yang secara otomatis memuat tanda (tag)
unuk mengidentifikasi transaksi. Taggingn (penandaan) adalah informasi yang terkait dengan
audit ditambahkan ke dalam data transaksi semula. Informasi seperti tanggal dan kode otorisasi
pengguna dimasukkan untuk memperluas jejak audit yang tersedia. log transaksi berguna untuk
membackup dan termasuk sebagai sumber untuk penghitungan control total.

Sistem Input Tanpa Kertas yang Memerlukan Intervensi Manusia Dalam sistem entry
data manual online, pengguna secara manual mengetikkan transaksi ke dalam system computer
transaksi di dalam system input tanpa kertas yang melibatkan intervensi manusia biasanya
diproses melalui dua fase: (1) input data dan editing data, dan (2) pengiriman data ke system
apliksi host.

Entry Data dan Editing Data. Program pengeditan data secara utuh pada system input
tanpa kertas sering dijalankan pada saat transaksi direkam kedalam system. Sekali transaksi
telah diterima oleh system, transaksi akan diproses secra ataupun pada suatu waktu nanti jika
transaksi tersebut masih menunggu untuk diproses, maka tambahan editing dapat dijalankan.

Pengiriman Data Sistem Aplikasi Host. Dalam system tanpa kertas yang terpusat,
transaksi biasanya diinputkan langsung ke dalam computer pusat melalui terminal data. Dalam
system yang terdesentralisasi dan terdistribusi, transaksi mungkin saja dimasukkan ke dalam
salah satu computer dan kemudian segera ditransfer ke computer lain untuk diproses.

System Tanpa Kertas yang Tidak Memerlukan Intervensi Manusia Salah satu aplikasi
yang menggunakan teknologi ini adalah Network Vending Machine (NVM). Pompa bahan bakar
POS merupakan salah satu teknologi POS. Sedangkan system ini, pelanggan memasukkan kartu
kredit atau kartu ATM kedalam pompa gas. Pompa gas tersebut mengirimkan gas dan
perusahaan kartu kredit mengirimkan tagihan secara elektonik

2. SISTEM PEMROSESAN

2.1 Sistem Pemrosesan Berbasis

Kertas Dalam system pemrosesan berorientasi batch, transaksi direkam ke dalam


computer secara perkelompok dan diproses secara periodik. System ini tepat dikapai jika file
tidak perlu diperbaharui segera setelah transaksi terjadi, dan laporan dibutuhkan hanya pada
waktu tertentu. Pemrosesan batch dapat dijalankan dengan memperbaharui file yang diakses
secara berurutan atau secara acak (langsung atau berindeks). Adapun pendekatan yang
deugunakan, yaitu:

1. Pemrosesan Batch dengan Memperbaharui File Berurutan

2. Pemrosesan Batch dengan Memperbaharui File Akses-Acak

Pemrosesan Batch dengan Memperbaharui File Berurutan Pemrosesan di dalam system ini
seperti biasanya mencakup beberapa tahap:

1) Mempersiapkan file transaksi.

6
Pertama, melakukan editing data dan validasi. Kemudian record data dalam file
transaksi diurutkan sesuai urutan di dalam master file

2) Memperbaharui master file.

Record di dalam file transaksi dan master file (buku pembantu) dibaca satu demi satu,
dicocokkan dan dituliskan ke satu master file baru untuk mencerminkan pembaharuan sesuai
dengan yang diinginkan. Pada proses ini, master file yang lama dan file transaksi harus disimpan
untuk backup. Konsep backup yang sering digunakan adalah son-father-grandfather.

3) Memperbaharui huku besar.

Buku besar diperbaharui untuk mencerminkan perubahan di dalam master file.


Pembuatan laporan memerlukan kaitan antara rekening buku besar dengan laporan yang akan
ditampilkan. Proses ini dinamakan line coding. Line Coding adalah langkah procedural yang
biasanya dilaksanakan dengan membuat lookup antara file buku besar yang telah diperbaharui
dengan file tabel line coding. Membuat laporan buku hesar.

4) Membuat neraca saldo laporan-laporan yang lain.

Selain laporan keuangan dan jadwal, laporan buku besar akan mencakup kelima item
berikut:

1. Ayat jurnal dalam urutan tertentu

2. Ayat jurnal dalam rekening umum

3. Buku besar per nomor rekening

4. Ringkasan buku besar

5. Neraca saldo

Pemrosesan Bacth dengan Memperbarui File Akses-Acak

Pembaruan akses-acak tidak memerlukan urutan file transaksi dengan urutan yang sama
seperti urutan data di dalam master file, juga tidak perlu membuat file master baru. Setiap
record di dalam file transaksi dibaca satu demi satu dan digunakan untuk memperbaharui record
terkait di dalam master file. Berikut tahapan yang dijalankan:

a. Sebuah record di dalam file transaksi dibaca.

b. Kunci record transaksi digunakan untuk mengakses secara acak (dengan


menggunakan indeks) record yang terkait di dalam master file.

c. Record di dalam master file diperbarui di dalam memori dan kemudian ditulis
ulang ke dalam file data.

Tentu saja, backup master file perlu dibuat sebelum pembaruan dimulai dan register
transaksi juga mesti dibuat saat pembaruan berlangsung.

7
2.2 Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas

Pemrosesan Bacth dalam Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas

Pemrosesan Batch dalam sistem tanpa kertas serupa dengan pemrosesan batch dalam
sistem berbasis-kertas. Perbedaan utama adalah ayat jurnal diganti dengan ekuivalen
elektroniknya, dan buku besar diperbaharui secara otomatis pada saat program batch dijalankan
secara periodik. Penbaruan file berurutan maupun akses-acak dapat digunakan.

Pemrosesan Real-time dalam Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas

Manfaat utama sistem tanpa kertas adalah memungkinkan pemrosesan dijalankan real-
time. Sistem real-time online (OLRS) memproses transaksi langsung setelah transaksi diinputkan
ke dalam sistem dan dapat langsung menghasilkan output untuk pengguna. Transaksi tidak
diakumulasi per kelompok tetapi pada saat mereka diinputkan, transaksi langsung digunakan
untuk memperbarui master file dengan menggunakan pembaruan file akses-acak. Pemrosesan
transaksi satu per satu dan bukan perkelompok transaksi disebut pemrosesan real-time,
langsung dan segera. Pemrosesan segera saat transaksi diinputkan merupakan karakteristik
utama OLRS. Master file selalu baru karena mester file diperbarui segera setelah data transaksi
diinputkan. Respons terhadap pertanyaan pengguna dapat segera dijawab karena informasi di
dalam file yang dapat diakses secara acak dapat diakses dengan cepat.

Tipe Pemrosesan pada OLRS

Ada banyak jenis pemrosesan real-time dalam OLRS. Para pengguna, pada sistem
respon/inquiry, tidak meninput data untuk pemrosesan, mereka hanya meminta informasi.
Sistem respon/inquiry hanya didesain untuk memberikan respon yang cepat kepada pengguna
untuk menyediakan informasi.

Para pengguna pada sistem entri data, berinteraksi secara aktif dengan data input. Data
disimpan oleh OLRS, tetapi diproses secara periodik. sekelompok demi sekelompok. Pengguna
pada sistem pemrosesan file juga secara aktif berinteraksi dengan data input, sebagaimana yang
mereka lakukan di dalam sistem data entry. Perbedaan sistem pemrosesan file dengan sistem
data entry adalah sistem pemrosesan file satu langkah lebih jauh dan langsung memproses data
ke dalam master file yang relevan.

Pada sistem pemrosesan penuh, atau sistem pemrosesan transaksi, pengguna juga
berinteraksi secara aktif dengan input. Perbedaan sistem pemrosesan penuh dengan sistem
pemrosesan file adalah sistem pemrosesan penuh satu tahap lebih jauh dengan menyelesaikan
seluruh transaksi pada saat transaksi diinputkan ke dalam sistem.

Tingkat Ekonomis OLRS

Sistem reservasi online, pengendalian persediaan dalam toko eceran dan file rekening
konsumen di sebuah bank merupakan contoh sistem yang lazim menerapkan OLRS, Kekuranga
OLRS dibandingkan dengan sistem batch adalah biaya penerapan yang sangat tinggi dan operasi
sistem yang cukup rumit. OLRS secara khusus lebih sensitif terhadap kesalahan perangkat keras
dan perangkat lunak. juga lebih rentan terhadap kesalahan pemrosesan sebagai akibat adanya
kesalahan atau kecurangan input data. Tidak berfungsinya perangkat keras dan perangkat lunak

8
pada OLRS akan langsung berpengaruh terhadap pengguna. Transaksi yang tidak benar pada
OLRS akan segera diproses dan bisa jadi mengontaminasi banyak file yang diperbaharui pada
saat bersamaan. Tambah lagi, dampak dari pemrosesan transaksi yang salah tersebut langsung
tersedia bagi pengguna OLRS.

2.3 Sistem Penjualan Real-Time

Sistem pemjualan real-time menggunakan teknologi informasi kontemporer untuk


memaksimumkan kinerja sistem. Dalam sistem penjualan real-time, order penjualan atas item
persediaan dibuat atas dasar tarikan permintaan, bukan atas dasar dorongan untuk mengisi
level persediaan secara berkala dalam interval waktu tertentu. Barang baru datang pada saat
barang tersebut dibutuhkan atau just in time (JIT). Order ke pemasok didasarkan atas penjualan
aktual untuk mengisi kembali item persediaan yang terjual.

Ada tiga teknologi yang memungkinkan terlaksananya sistem penjualan real-time yaitu:

Sistem POS UPC (uniform product code) bar code yang di-scan oleh teknologi POS di
kantor checkput suatu took eceran merupakan titik awal dari serangkaian kejadian yang akan
berakhir pada saat item yang tepat dengan cepat kembali dimasukkan ke dalam persediaan
sehinga persediaan baru tersebut dapat dijual kembali. Sebuah sistem yang mengumpulkan
data penjualan eceran dengan cara semacam itu disebut sistem point-of-sale (POS) karena data
dikumpulkan pada titik saat penjualan tersebut selesai. Cash register yang diracang khusus
disebut terminal point-of-sale. Data dapat dimasukkan secara manual atau secara otomatis
melalui penggunaan perangkat khusus, seperti wand dan scanner yang dapat mengenalin UPC
barcode.

Teknologi Bar-coding identifikasi input penjualan secara otomatis merupakan satu hal
yang esensial bagi sistem real-time; oleh karena itu, barcode yang dapat dibaca oleh mesin dan
teknologi scanner menjadi komponen kritis dari sistem penjualan eceran yang real-time.
Penggunaan sistem UPC barcode memungkinkan perusahaan mendapatkan manfaat maksimum
dari sistem penjualan real-time.

Sistem Pemesanan EDI merupakan pertukaran dokumen bisnis langsung dari komputer
ke komputer melalui jaringan komunikasi. Hubungan Edi dengan sistem komputer pengecer dan
sistem komputer pemasok memungkinkan terjadinya pembuatan dan pemrosesan order
pembelian secara instan sehingga memfasilitasi pengiriman barang yang cepat. Pelasok juga
dapat mengirimkan tagihan ke pengecer melaui EDI. Standar EDI publik menyediakan arsitektur
untuk pertukaran data dan mengeliminasi proses referensi silang yang mahal dan rentan
terhadap kesalahan. EDI juga dapat digunakan untuk mentransmisi data penjualan yang direkam
di dalam toko eceran ke pemasok. Katalog yang memuat informasi harga ke pengecer juga dapat
digunakan pemasok untuk mengirimkan secara elektronik dengan memanfaatkan EDI.

Pemrosesan Transaksi pada Sistem Penjualan Real-Time

Urutan pemrosesan pesanan biasanya akan mencakup tujuh langkah: mengirim katalog
elektronik ke pelanggan, memperkirakan pesanan penjualan pelanggan, menerima dan
menerjemahkan pesanan yang diterima, mengirim surat pemberitahuan bahwa pesanan telah
diterima, mengirim informasi pesanan ke gudang atau ke proses produksi, membuat dan
mengirim pemberitahuan bahwa barang telah dikirim, dan mengirim barang.
9
Pertimbangan Khusus Pengendalian Internal

Ada pengendalian internal tertentu yang terkait dengan sistem penjualan real-time.
Pertama, order pelanggan dapat diproses tanpa campur tangan dan otorisasi manusia.
Akibatnya, pelanggan dapat membuat sendiri order penjualan karena order penjualan dihasilkan
secara otomatis pada saat order pembelian EDI valid diterima oleh sistem. Kedua, pemisahan
tugas ala- tradisional benar-benar tidak dapat diterapkan. Komputer menangani transaksi dari
awal sampai akhir. Terakhir, banyak dokumen tradisional dieliminasi dalam sistem berbasis-EDI

3. SISTEM OUTPUT

Pengendalian output dirancang untuk mengecek apakah hasil proses merupakan output
yang valid dan apakah output didistribusikan dengan benar. Distribusi output harus dikendalikan
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya akses ilegal terhadap data rahasia. Distribusi
output dikendalikan melalui dokumentasi dan supervisi. Registrasi distribusi output harus
disimpan untuk mengendalikan disposisi laporan. Register tersebut, dan dokumentasi yang
terkait, harus dikaji ulang secara periodik oleh fungsi internal audit.

B. SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Sistem pengendalian internal di dalam perusahaan meliputi struktur organisasi, metode,


dan seluruh ukuran yang dikoordinasikan demi menjaga kekayaan perusahaan, memantau
ketelitian dan keandalan data akuntansi, membantu mengefisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen perusahaan.

Pengendalian Internal Menurut Ahli

Pengendalian internal sebelumnya sudah pernah dibahas oleh para ahli. Berikut adalah
beberapa pengertian pengendalian internal.

1. Horngren (2009:390)

Pengendalian internal adalah semua rencana dan tindakan dalam organisasional yang dirancang
untuk mengamankan aktiva, mendorong karyawan agar mengikuti kebijakan perusahaan,
memastikan catatan akuntansi yang tepat, dan meningkatkan efisiensi operasional.

2. Hery (2016:159)

Pengendalian internal adalah sebuah kesatuan perangkat kebijakan dan prosedur yang dibuat
untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari penyalahgunaan, menjamin informasi
akuntansi yang akurat, serta untuk memastikan bahwa semua peraturan dan undang-undang
dan kebijakan manajemen telah dipatuhi oleh seluruh karyawan.

3. Dasaratha, V. Rama-Frederick, L. Jones (2008:132)

Pengendalian internal adalah suatu proses kebijakan perusahaan yang dipengaruhi oleh dewan
direksi entitas, manajemen, dan personel-personel lainnya. Hal ini dibuat untuk memastikan
kepastian terkait beberapa pencapaian meliputi, efektivitas dan efisiensi operasional,
keakuratan laporan keuangan, dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.

1
4. IAPI (2011:319.2) dalam Thorman Lumbanraja

Pengendalian internal adalah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, serta
personel lainnya untuk meyakinkan beberapa pencapaian meliputi, keandalan laporan
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan yang
berlaku.

5. Mulyadi (2013:163)

Pengendalian internal adalah struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang telah
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan sebuah perusahaan yang tugasnya meliputi, mengecek
ketepatan laporan keuangan, mendorong efisiensi operasional, dan mendorong karyawan untuk
mematuhi kebijakan manajemen yang ada.

Dalam pengertian yang sempit, sistem pengendalian internal adalah suatu sistem dan
juga prosedur yang secara otomatis setiap pihak bisa saling memeriksa. Artinya, seluruh data
akuntansi yang dihasilkan pada suatu bagian ataupun fungsinya secara otomatis akan bisa
diperiksa oleh bagian ataupun fungsi lain di dalam suatu perusahaan.

Sedangkan dalam pengertian yang luas, American Institute of Certified Public


Accountants (AICPA) menjelaskan sistem pengendalian internal sebagai berikut:

Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi dan seluruh cara dan juga alat
yang dikoordinasikan dan digunakan di dalam perusahaan untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memeriksa ketelitian dan juga ketepatan data akuntansi, meningkatkan efisiensi di
dalam operasional serta membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang
sebelumnya sudah ditetapkan.

Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Jadi, sistem pengendalian internal adalah suatu upaya yang dipengaruhi oleh dewan
komisaris, manajemen, dan juga personel satuan usaha lainnya yang dibuat untuk memiliki
keyakinan yang cukup terkait pencapaian tujuan dalam hal keandalan laporan keuangan,
ketepatan dengan aturan yang ada, efektifitas, dan juga efisiensi operasional perusahaan.

Sifat Pengendalian

Pihak manajemen perusahaan memiliki tanggung jawab dalam mempertahankan dan


juga membangun kerangka pengendalian atas struktur perusahaannya seperti sistem informasi
akuntansi (SIA), sistem informasi operasional atau manajemen, dan juga sistem organisasi.

Hal ini menjadi sangat penting karena pengendalian dan berbagai langkah keamanan
harus diterapkan dalam struktur formal perusahaan dan harus terjalin kuat. Dalam hal ini,
kerangka pengendalian disebut sebagai pengendalian internal atau struktur pengendalian
internal (SPI).

Struktur ini menyediakan sarana melalui adanya proses pengendalian internal. Bila
perusahaan mampu menerapkan SPI yang tepat, maka seluruh operasional, sumber daya fisik
dan data akan bisa dipantau dan dikendalikan dengan baik agar mudah dikendalikan. Sehingga,

1
tujuan

1
perusahaan akan lebih mudah tercapai, dan berbagai risiko akan bisa lebih diminimalisir dengan
baik dengan adanya hasil informasi yang lebih terpercaya.

Pentingnya Proses Pengendalian dan Pengendalian Tindakan Akuntan

Sebagai pihak pengguna utama dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA), seorang akuntan
harus memiliki peranan yang aktif dalam mengembangkan dan juga mengkaji SPI dan kerangka
kerja. Mereka juga harus bisa bekerja sama dengan desainer sistem dalam tahap pengembangan
sistem informasi agar bisa memastikan bahwa tindakan pengendalian yang sudah direncanakan
bisa sesuai dan juga auditable.

Komponen Sistem Pengendalian Internal

Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) mengatakan


bahwa sistem pengendalian internal meliputi lima komponen utama, yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah dasar dari seluruh komponen sistem pengendalian internal
yang mampu membuat suatu organisasi perusahan menjadi lebih disiplin dan terstruktur.

Lingkungan pengendalian ini mencakup suasana organisasi dan sikap manajemen serta
karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang terdapat di dalam organisasi.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko adalah identifikasi analisis dan pengelolaan risiko pada suatu perusahaan.
Sebuah risiko yang sudah diidentifikasi akan bisa lebih mudah dianalisis sehingga akan lebih
mudah dalam memperkirakan tindakan untuk kemudian diminimalisir.

3. Prosedur Pengendalian (Control Activities)

Prosedur pengendalian merupakan kebijakan ataupun prosedur yang diciptakan untuk bisa
memastikan tercapainya tujuan perusahaan dan juga mencegah terjadinya kecurangan yang
mungkin bisa terjadi.

4. Pengawasan (Monitoring)

Pengawasan adalah suatu upaya untuk menilai kualitas performa sistem pengendalian internal
pada suatu perusahaan. Pengawasan ini dilakukan demi menemukan kekurangan dan juga
meningkatkan efektivitas pengendalian internal.

5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi ini sangat diperlukan oleh pihak luar perusahaan. Manajemen bisa menggunakan
informasi ini dalam menilai standar eksternal. Komunikasi dalam hal ini juga melibatkan
penyediaan atas suatu pemahaman yang lebih jelas terkait peran dan tanggung jawab seseorang
yang berkaitan dengan pengendalian internal pada laporan keuangan.

1
Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Berdasarkan penjelasan di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa tujuan dilakukannya sistem
pengendalian internal adalah untuk menjaga kekayaan perusahaan, memeriksa ketelitian dan
ketepatan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, dan meningkatkan
dipatuhinya kebijakan yang sudah dibuat manajemen.

Berdasarkan tujuannya tersebut, maka sistem pengendalian internal bisa dibedakan menjadi dua,
yaitu:

 Pengendalian sistem internal akuntansi yang meliputi struktur organisasi, metode dan
berbagai ukuran yang bisa dikoordinasikan, khususnya untuk bisa menjaga kekayaan
perusahaan dan memeriksa ketepatan data akuntansi.
 Pengendalian internal administrasi yang meliputi struktur organisasi, metode, dan
berbagai ukuran yang bisa dikoordinasikan, khususnya untuk meningkatkan
dilaksanakanannya kebijakan manajemen yang sudah dibuat.

C. SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB PADA SPI

Untuk melaksanakan sistem pengendalian intern dalam mencapai tujuan pokok, SPI suatu
perusahaan terdiri dari unsur-unsur berikut:

Struktur yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi
merupakan kerangka “frame work” pembagian tanggung jawab fungsional pada unit-unit
organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian
tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

 Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpangan dari fungsi akuntansi.


 Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua
tahap suatu transaksi.

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, uang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi biaya hanya
terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

Pratik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, pembagian
wewenang tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik-praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Berikut ini cara-cara yang dapat
digunakakan oleh perusahaan dama melaksanakan praktik yang sehat ialah:

 Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggung


jawabkan oleh yang berwenang.
 Pemeriksaan mendadak “surprised audit” dengan jadwal yang tidak teratur.
 Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau
satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.

1
 Perputaran jabatan “job diskripsion” yang diadakan secara rutin yang akan menghindari
persekongkolan para pejabat dalam melaksanakan tugasnya.
 Keharusan mengabil cuti bagi karyawan yang berhak.
 Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya untuk menjaga
kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansi.
 Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur SPI
yang lain.

Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Untuk mendapat karyawan yang
kompeten dan dapat dipercaya berbagai cara berikut ditempuh oleh perusahaan:

 Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.


 Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai
dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

D. PENENDALIAN INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

Semakin berkembang teknologi berbagai kemudahan untuk mengakses informasi menjadi


bagian yang ditawarkan dari perkembangan teknologi ini, perusahaan yang memiliki sistem
informasi berbasis komputer tentu memerlukan keamanan data dan asetnya dari gangguan-
gangguan yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, untuk menjaga data dan
mengendalikan sistem informasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Pengendalian sistem operasi dengan komputer. Suatu sistem komputer dimungkinkan


dapat dioperasikan secara bersama-sama. Semakin besar fasilitas komputer, maka
semakin besar pula skala potensi kerusakannya. Oleh karena itu sistem operasi harus
mewujudkan perlindungan dirinya dari para pemakai yang tidak memiliki wewenang,
melindungi pemakai dari pemakai lainnya, dan terlindung dari lingkungannya.
2. Pengendalian manajemen database, baik melalui pengendalian akses maupun
pengendalian pendukung. Pengendalian akses dirancang untuk mencegah pengambilan,
pengrusakakn, atau pemusnahan data perusahaan dari pihak yang tidak
bertanggungjawab.
3. Pengendalian struktur organisasi, meliputi pemisahan tugas dan wewenang dalam
perusahaan secara sentralisasi, ataupun membuat fungsi jasa komputer perusahaan.
4. Pengendalian pengembangan sistem seperti pengesahan sistem, proses penentuan
spesifikasi pengguna, kegiatan mendesain terlibat dalam audit internal, tes program,
dan evaluasi pemakai dan prosedur penerimaan sistem.
5. Pengawasan pemeliharaan sistem operasi, terdiri atas otorisasi pemeliharaan,
pengujian, dan dokumentasi, serta pengendalian referensi dari sumber yang berfungsi
melindunngi program dari pihak yang tidak memiliki wewenang.
6. Pengamanan induk/terminal komputer dari gangguan. Oleh karena induk komputer
rawan gangguan, maka pengamanan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Penjagaan kondisi fisik, konstruksi ruangan, kemudahan akses, pengatur


udara, pemadam api, dan stabilitas daya listrik.
b. Semua tindakan darurat atau pemulihan kerusakan harus diambil bai
sebelum, selama, dan setelah bencana terjadi, yang tertuang dalam SOP.

1
7. Pengawasan terhadap jaringan komputer dapat berupa:

1. Pengawasan terhadap resiko srebuan para perusak atau kriminalisasi program,


sabotase jaringan atau memasukkan virus. Pengendalian yang dapat dilakukan.
a. Menyiapkan firewall, yaitu pembatas antarjaringan yang menghalangi keluar
masuknya informasi yang tidak diinginkan.
b. Pengendalian penolakan terhadap serangan pelayanan.
c. Menyiapkan sistem enkripsi data, yaitu konversi data menjadi kode rahasia untuk
disimpan dalam database dan dtransmisi melalui jaringan.
d. Menyediakan tanda tangan digital dan sertifikasi digital kepada petugas.
2. Pengawasan terhadap resiko alat yang tidak berfungsi sehingga menyebabkan
kehilangan pangkalan data dan program yang disimpan dalam server jaringan.
Tindakan yang dilakukan periksa saluran komunikasi dan backup jaringan.

8. Pengendalian aplikasi, seperti pada sistem aplikasi pembayaran, pembayaran gaji,


pembelian, dan sistem pengeluaran kas atau sistem aplikasi tertentu.

1
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut :

Sistem akuntansi merupakan salah satu alat bantu manajemen dalam rangka
pengendalian aktivitas perusahaan untuk menghasilkan informasi yang baik bagi perusahaan.
Penggunaan perangkat lunak akuntansi semakin memudahkan setiap individu untuk mengakses
data akuntansi di luar kantor dengan aman. Kemudahan dan keamanan akses bisa dirasakan jika
solusi akuntansi online digunakan.

Perhitungan transaksi bisnis perusahaan dengan software tentu saja sangat akurat
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan sangat andal. Reliabilitas bisa terwujud karena data
bisa diakses dengan cepat akibat adanya pemakaian alat perhitungan yang sudah tersistem.
Sistem pengendalian internal di dalam perusahaan meliputi struktur organisasi, metode, dan
seluruh ukuran yang dikoordinasikan demi menjaga kekayaan perusahaan, memantau ketelitian
dan keandalan data akuntansi, membantu mengefisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen perusahaan.

Tujuan dilakukannya sistem pengendalian internal adalah untuk menjaga kekayaan


perusahaan, memeriksa ketelitian dan ketepatan data akuntansi, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan, dan meningkatkan dipatuhinya kebijakan yang sudah dibuat
manajemen.

B. SARAN

Sebagai pihak pengguna utama dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA), seorang akuntan harus
memiliki peranan yang aktif dalam mengembangkan dan juga mengkaji SPI dan kerangka kerja.
Mereka juga harus bisa bekerja sama dengan desainer sistem dalam tahap pengembangan
sistem informasi agar bisa memastikan bahwa tindakan pengendalian yang sudah direncanakan
bisa sesuai dan juga auditable.

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, uang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi biaya hanya
terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

Pratik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, pembagian
wewenang tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik-praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.

1
DAFTAR PUSTAKA

536813-none-120630da.pdf (neliti.com)

Bodnar, George H., Hopwood, William S., 2006. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9. Andi
Yogyakarta: Yogyakarta.

http://ekonomister.blogspot.com/2010/09/sistem-pengolahan-data-elektronik-rmk-6.html

Komputerisasi dan 9 Manfaatnya dalam Akuntansi|D4 Komputerisasi Akuntansi S.Tr.Kom


(stekom.ac.id)

Pengendalian Informasi Berbasis Komputer - ANUGERAH DINO

Pengertian Komputerisasi Akuntansi: Sejarah, Manfaat, & Peluang Kerja Jurusan - Edusaham

Pengertian Komputerisasi dan 9 Manfaatnya dalam Akuntansi (jurnal.id)

Pengertian Sistem Pengendalian Internal Menurut Ahli dan Komponen di Dalamnya - Accurate
Online

Anda mungkin juga menyukai