Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Sistem Informasi Terhadap Management dan

Performansi Organisasi

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak Sistem Informasi (SI) pada kinerja organisasi. Implementasi
SI yang sukses semakin penting bagi perusahaan-perusahaan di Yordania karena kompleksitas operasi mereka.
Kebutuhan akan SI modern didorong oleh perkembangan teknologi dan lingkungan administratif. Kinerja
organisasi (OP) menjadi fokus utama dalam penelitian manajemen, tetapi definisi dan teori OP dapat bervariasi
dan saling bertentangan. Namun, pentingnya informasi dalam pengambilan keputusan dan perencanaan bisnis
telah membuat SI menjadi kunci untuk efisiensi dan efektivitas organisasi. SI berperan dalam memfasilitasi
fungsi manajerial dan menyederhanakan alur kerja organisasi. Selain itu, SI membantu manajer dalam
mengambil keputusan yang lebih baik dan meningkatkan produktivitas karyawan. Namun, implementasi SI juga
dapat memiliki dampak negatif seperti penghilangan pekerjaan dan pelanggaran privasi. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mengumpulkan data dari perusahaan telekomunikasi di
wilayah selatan Yordania. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih lanjut tentang
hubungan antara SI dan kinerja organisasi.

Keywords:Sistem Informasi, Kinerja Organisasi, Implementasi SI

1. Latar Belakang
Dalam konteks bisnis industri, informasi, yang dipadukan dengan kemajuan teknologi, telah menjadi
elemen krusial. Saat kita memasuki abad ke-21, informasi menjadi faktor penting (Agyabeng, dkk 2019). .
Organisasi menganggap implementasi Sistem Informasi (SI) yang sukses sangat penting dalam upaya mereka
untuk mendorong dan mencapai tujuan. Pentingnya SI semakin meningkat, menjadi kebutuhan yang tidak
terpisahkan bagi perusahaan-perusahaan di Yordania, baik yang berstatus publik maupun swasta, terutama
karena semakin kompleksnya operasi mereka (Zayed, 2019). Kemajuan teknologi yang cepat, evolusi metode
produksi, dan peralatan serta metode komunikasi yang semakin canggih telah semakin memperumit proses
administratif dan produktif. Namun, hal tersebut juga telah mempermudah dan menyederhanakan alur kerja
perusahaan, menyebabkan peningkatan kinerja (Guan, 2019_.
Dalam manajemen modern, perspektif strategis menekankan pada pengejaran terus-menerus dalam
meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas output perusahaan (Gunasekaran, dkk 2017), (Turban, 2003).
Kebutuhan akan SI modern dengan sistem komputer otomatis terlihat di negara-negara dunia ketiga, didorong
oleh faktor lingkungan dan kemajuan administratif. Permintaan akan perangkat teknologi modern sangat tinggi
karena mereka menawarkan kemampuan teknis yang handal (Cacio, 2016).
Kinerja organisasi (OP) menjadi salah satu konsep paling penting dalam penelitian manajemen
(Richard, dkk 2009), (Yunis, dkk 2018). Hal ini telah menjadi subjek penelitian yang terus menerus, dengan
banyak studi yang menganggapnya sebagai variabel dependen (Cameron, 2020). Fokus yang semakin meningkat
pada OP telah menghasilkan definisi dan teori yang beragam dan terkadang saling bertentangan (Selden, 2004),
(Yoon, 2019). Definisi OP menjadi sulit karena ada banyak sudut pandang tentang kinerja dan kompleksitas
indikatornya (Boschken, 1994), (Lakhal, 2009). Karena itu, banyak penulis telah menyajikan definisi kinerja
yang berbeda (Nazri, 2018), (Ramayah, dkk 2011). Kinerja organisasi dapat dipahami sebagai pengukuran
kemajuan suatu organisasi, melalui analisis kinerjanya dalam kaitannya dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan (Anjomshoae, dkk 2017), (Broadbent, 2009(. Beberapa peneliti, seperti Venkatraman & Ramanujam
dan (Yunis dkk., 2018), mengklasifikasikan tiga tingkat kinerja dalam perusahaan, yaitu kinerja keuangan,
kinerja kerja, dan efektivitas organisasi, yang kemudian dikenal sebagai OP (Kuci, 2001), (Sutduean, dkk 2019).
Namun, banyak peneliti menyatakan OP sebagai indeks organisasi untuk menilai prestasinya (Farrukh, dkk
2019), (Naquin, 2002).
Sistem Informasi (SI) lebih berfokus pada proses sistematis pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,
dan pengiriman informasi yang relevan untuk mendukung operasi manajemen dalam suatu organisasi. Menurut
Drucker, kehidupan seorang manajer adalah serangkaian aktivitas pengambilan keputusan yang berkelanjutan.
Keberhasilan keputusan tersebut, yang menjadi inti dari proses administratif, sangat bergantung pada
ketersediaan informasi (Shergill dkk., 2012). Todd (2001) dan Harizanova (2003) menjelaskan bahwa para
manajer harus menghadapi jumlah data yang besar, mengubahnya menjadi informasi yang bermakna, menarik
kesimpulan dari informasi tersebut, dan membuat keputusan yang mengarah pada pencapaian tujuan bisnis. Bagi
setiap organisasi, informasi adalah sumber daya yang krusial sebagaimana halnya modal keuangan, mesin, dan
tenaga kerja terampil. Pentingnya informasi menjadi kunci untuk kelangsungan dan kemakmuran perusahaan
(Tripathi, 2011). Oleh karena itu, manajemen yang efektif terhadap sistem informasi menjadi penting untuk
1
kesuksesan setiap organisasi bisnis (Davies, 2009).
Dalam konteks saat ini, operasi organisasi yang efisien sangat terkait dengan efektivitas sistem
informasi. "Sistem informasi bisnis (BIS)" diakui luas sebagai krusial bagi kelangsungan dan persaingan
perusahaan (Lucas, 1993). BIS membantu perusahaan memperluas bisnis mereka, menawarkan layanan,
menyederhanakan pekerjaan, merancang alur kerja, dan menyesuaikan metode pengendalian bisnis. Penanganan
dan pengolahan informasi dengan tepat menjadi sangat penting karena dapat berdampak signifikan pada nasib
keseluruhan suatu organisasi. Saat sistem informasi digunakan dengan efektif dalam operasi, organisasi dapat
mencapai tujuan mereka dengan sukses, sementara mengabaikan pentingnya informasi dapat menyebabkan hasil
yang tidak diinginkan. Meskipun begitu, tidak semua SI berhasil dalam mencapai efisiensi dan efektivitas
organisasi.

2. Batasan Permasalahan
Di tengah lanskap kontemporer, Sistem Informasi (SI) telah menjadi keharusan bagi setiap organisasi
(Porter dan Miller, 2002). Irani (2001) menekankan bahwa SI yang sukses dan berkualitas tinggi dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional, yang berpotensi menghasilkan kinerja bisnis yang lebih baik
dan budaya organisasi yang lebih kuat. Menurut Stair dan Reynold (2010), SI tidak hanya sekadar
mengumpulkan, memproses, dan menyebarkan informasi; tetapi juga berarti memiliki sistem informasi yang
baik dan berkualitas. Sistem informasi berkualitas adalah sistem yang mencakup berbagai atribut, termasuk
relevansi, akurasi, kelengkapan, komprehensif, rinci, fleksibilitas, keandalan, dan ketepatan waktu informasi.
Sistem seperti ini memastikan bahwa operasi dalam organisasi berfungsi secara kohesif sebagai satu kesatuan,
mendukung pengambilan keputusan bisnis dengan menyediakan data kritis bagi manajemen, meningkatkan
komunikasi dalam organisasi, mengurangi kebutuhan tenaga kerja yang luas, membantu mencapai tujuan
organisasi jangka pendek dan jangka panjang, meningkatkan produktivitas karyawan, dan memfasilitasi
distribusi efisien informasi yang kompleks (Shaukat, 2009).

3. Tujuan
Tujuan utama dari jurnal ini adalah mengevaluasi pengaruh sistem informasi terhadap kinerja organisasi, yang
mencakup tujuan-tujuan khusus berikut:
1. Mengevaluasi tingkat komitmen manajemen puncak dalam meningkatkan dan mendukung sistem
informasi di dalam organisasi.
2. Meneliti bagaimana karyawan dapat mendapatkan manfaat dari implementasi sistem informasi, yang
mengarah pada peningkatan kinerja organisasi.
3. Mengidentifikasi karakteristik organisasi yang memainkan peran penting dalam menentukan kinerja
organisasi melalui penggunaan sistem informasi secara efektif.

4. Manfaat
Adapun manfaat utama dari jurnal ini meliputi manfaat akademis dan manfaat bagi mahasiswa adalah sebagai
berikut :
a) Manfaat Akademis
1. Penelitian ini akan menyumbangkan pengetahuan baru dalam bidang Sistem Informasi dan kinerja
organisasi. Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan lebih dalam tentang bagaimana SI
mempengaruhi kinerja organisasi dan faktor-faktor yang memainkan peran penting dalam hubungan
tersebut.
2. Penelitian ini berkontribusi pada literatur akademis dengan menyediakan data dan temuan empiris
tentang dampak SI pada kinerja organisasi. Hal ini dapat membantu dalam mengisi kesenjangan
pengetahuan dan meningkatkan pemahaman tentang topik tersebut.
3. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mengumpulkan data. Oleh
karena itu, dapat memberikan wawasan tentang aplikasi metode penelitian yang berbeda dalam studi
tentang SI dan kinerja organisasi.

b) Manfaat Mahasiswa
1. Mahasiswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya Sistem Informasi dalam
pengambilan keputusan dan perencanaan bisnis sehingga akan memahami bagaimana SI dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
2. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian ini dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi
tantangan dalam konteks bisnis nyata dan memahami bagaimana SI dapat diterapkan untuk
meningkatkan kinerja organisasi.
3. Hasil penelitian ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk mengeksplorasi topik serupa atau
melanjutkan studi di bidang Sistem Informasi dan manajemen organisasi. Selain itu Mahasiswa yang
terlibat dalam pembelajaran dari penelitian ini akan mendapatkan pengalaman praktis dalam
pengumpulan data, analisis, dan interpretasi hasil. Ini akan meningkatkan keterampilan penelitian
2
mereka.
4. Literature Review
4.1 Sistem Informasi
Sistem informasi (SI) dalam suatu organisasi ibarat sistem saraf dalam tubuh manusia: merupakan
koneksi yang menghubungkan semua komponen organisasi (sumber daya manusia, pemasaran, akuntansi dan
keuangan, operasi (yaitu produksi dan layanan), dll.) bersama-sama dan menyediakan fungsi yang lebih baik
serta kelangsungan hidup di lingkungan yang kompetitif. Memang, saat ini organisasi berjalan berdasarkan
informasi (Dandago,2012).Selain itu, manajer membutuhkan akses cepat ke informasi untuk membuat keputusan
tentang isu-isu strategis, keuangan, pemasaran, dan operasional, dan mereka berhasil mengelola informasi dan
menerapkannya dalam pengambilan keputusan. Mereka menganggap informasi sebagai aset berharga, dan
menciptakan etos informasi adalah bagian dari proses berkelanjutan, dan perusahaan yang telah berhasil
mengimplementasikan perubahan dan menciptakan etos informasi telah melakukannya dengan dukungan dan
kepemimpinan dari manajer senior, terutama CEO (Owens dkk., 1995).
Ketersediaan informasi yang relevan secara tepat waktu sangat penting untuk kinerja efektif dalam
fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Sistem informasi
dalam suatu organisasi ibarat sistem saraf dalam tubuh manusia: merupakan koneksi yang menghubungkan
semua komponen organisasi bersama-sama dan menyediakan fungsi yang lebih baik serta kelangsungan hidup di
lingkungan yang kompetitif. Memang, saat ini manajer organisasi beroperasi berdasarkan informasi (Sama
seperti sebelumnya). Turban (2001) menyatakan bahwa sistem informasi mempengaruhi individu dalam berbagai
cara. SI memiliki kontribusi besar dalam menyelesaikan karir dengan efektif, mengurangi kesalahan, mengurangi
waktu untuk mencari dokumen, meningkatkan produktivitas, dan menyediakan informasi berkualitas untuk
membuat keputusan dan merencanakan (jangka pendek dan jangka panjang).
Setiap hari, komputer membantu jutaan orang melakukan pekerjaan mereka dengan lebih efektif.
Misalnya, mereka dapat membantu manajer memutuskan tindakan apa yang paling efektif untuk organisasi,
komputer membantu dalam perencanaan kegiatan masa depan, dan juga membantu dalam tindak lanjut dan
pengendalian kegiatan yang sedang berlangsung. Dengan menggunakan fakta-fakta yang diberikan oleh
komputer yang tepat waktu, relevan, dan akurat, seorang manajer dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik
dalam mengidentifikasi masalah, peluang, dan solusi. Dalam mengukur efeknya terhadap hasil, berbagai penulis
sepakat dengan gagasan ini, dan mengungkapkan secara langsung bahwa tujuan dari SI manajemen harus
mencapai peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Sebagai contoh, penulis menyatakan bahwa Analisis Biaya
Aktivitas (ABC) harus membantu perusahaan mengambil keputusan yang lebih baik atau meningkatkan kinerja
keuangan mereka (Dopuch, 1993); tujuan ABC adalah untuk meningkatkan kinerja keuangan, bukan untuk
mendapatkan biaya yang lebih tepat (Cooper & Kaplan, 1992); perusahaan mengadopsi inovasi untuk mencapai
manfaat yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi indikator kinerja keuangan (Cagwin &
Bouwman, 2002); atau tujuan utama dari SI adalah untuk meningkatkan dan meningkatkan peran potensial
sistem dalam meningkatkan kinerja keuangan keseluruhan perusahaan (Ranganathan & Kannabiran, 2004).
Menggunakan kinerja keuangan sebagai indikator keberhasilan atau kegagalan SI memiliki berbagai keuntungan.
Di satu sisi, pengukuran kinerja penting untuk kesuksesan perusahaan karena menciptakan
pemahaman, membentuk perilaku, dan meningkatkan daya saing (Gunasegaran, Williams, & McGaughey,
2005). Di sisi lain, kinerja keuangan mewakili tujuan bersama dari semua SI perusahaan dan/atau teknik
manajemen, yang membuatnya lebih mudah untuk mengevaluasi utilitasnya. Akhirnya, meskipun memiliki
keterbatasan, data keuangan memiliki keuntungan berupa keakuratan dan objektivitas (Parker, 2000), sementara
tujuan-tujuan menengah, non-keuangan seringkali bersifat subjektif, karena tergantung pada pendapat pribadi.
Oleh karena itu, evaluasi tujuan-tujuan non-keuangan dapat bergantung pada pekerjaan yang dipegang oleh
responden (Anderson & Young, 1999).

4.2 Kinerja Organisasi


Kinerja organisasi (OP) adalah salah satu konstruk paling penting dalam penelitian manajemen
(Richard, dkk 2009), (Yunis, dkk 2018). OP merupakan pertanyaan penelitian yang tidak pernah berakhir,
dengan banyak studi yang menganggapnya sebagai konstruk yang bergantung (Cameron, 2020). Penelitian yang
meningkat tentang OP telah menghasilkan definisi dan teori yang berbeda dan sebagian saling bertentangan
(Selden, 2004), (Yoon, 2019). OP sulit didefinisikan karena ada banyak perspektif yang berbeda tentang kinerja,
dan juga indikator kinerjanya kompleks (Boschken, 1994), (Lakhal, 2009). Meskipun demikian, banyak penulis
memiliki definisi kinerja yang berbeda (Nazri, dkk 2018), (Ramayah, 2011). OP merupakan ukuran kemajuan
suatu organisasi, yaitu analisis dari kinerja institusi dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
(Anjomshoae, dkk 2017), (Broadbent, 2009). Menurut Venkatraman & Ramanujam dan (Yunis dkk, 2019), ada
tiga tingkat kinerja dalam perusahaan. Tingkat kinerja tersebut tergolong kinerja keuangan, kinerja kerja, dan
efektivitas organisasi, walaupun yang terakhir kemudian dikenal sebagai OP (Kuei, dkk 2001), (Sutduean, dkk
2019)
Manajemen, seperti yang didefinisikan oleh Robbin dan Coulter (2003), adalah proses untuk
menyelesaikan aktivitas secara efisien dan efektif melalui orang lain. Proses tersebut mencakup fungsi atau
3
aktivitas utama yang dilakukan oleh manajer. Fungsi-fungsi ini biasanya disebut perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian. Setiap organisasi memiliki tujuan tertentu, dan tujuan utama setiap organisasi
adalah untuk memperoleh keuntungan dengan meningkatkan kinerjanya (Shaukat, 2012).
Sushil dan Agrawal (2003) menjelaskan bahwa organisasi terdiri dari lima komponen utama: TI/SI,
struktur organisasi & budaya korporat, manajemen & proses bisnis, strategi organisasi, individu dan peran.
Komponen-komponen ini berada dalam kondisi stabil, disebut keseimbangan, selama tidak ada perubahan
signifikan yang terjadi di lingkungan atau di salah satu komponen tersebut. Namun, begitu terjadi perubahan
signifikan, sistem menjadi tidak stabil dan perlu menyesuaikan beberapa atau semua komponen internal karena
semuanya saling terkait. Organisasi yang tidak stabil mungkin tidak dapat berkembang atau bahkan bertahan
hidup; oleh karena itu, organisasi perlu merespons dengan apa yang disebut kegiatan respons kritis, yang
berurusan tidak hanya dengan strategi jangka panjang, tetapi juga dengan kegiatan bisnis sehari-hari yang
mendasar. Saat ini, TI/SI telah menjadi fasilitator utama aktivitas bisnis di dunia untuk membuat organisasi
responsif dan tetap stabil.
Kinerja, seperti yang dinyatakan oleh Wheelen dan Hunger (2000), adalah hasil akhir dari suatu
aktivitas, dan kinerja organisasi adalah hasil akumulasi dari semua proses kerja dan aktivitas organisasi. Manajer
mengukur dan mengontrol kinerja organisasi karena hal ini mengarah pada pengelolaan aset yang lebih baik,
kemampuan yang lebih besar untuk memberikan nilai kepada pelanggan, meningkatkan ukuran pengetahuan
organisasi, dan ukuran kinerja organisasi memiliki dampak pada reputasi organisasi. Ketika kinerja organisasi
dievaluasi, keputusan manajemen masa lalu yang membentuk investasi, operasi, dan pembiayaan diukur untuk
mengetahui apakah semua sumber daya digunakan secara efektif, apakah profitabilitas bisnis memenuhi atau
bahkan melebihi harapan, dan apakah pilihan pembiayaan dibuat secara bijaksana. Ukuran kinerja organisasi
yang paling sering digunakan meliputi efisiensi organisasi (produktivitas), efektivitas organisasi, dan peringkat
industri.

4.2 Dampak sistem informasi terhadap kinerja organisasi , parafrase dan ubahlah menjadi bahasa
Indonesia dan Karyawan
Sistem Informasi (SI) sangat penting dalam sebuah organisasi karena tanpa informasi, tidak ada
organisasi yang dapat bertahan. Oleh karena itu, pentingnya Sistem Informasi Manajemen tidak bisa diabaikan di
seluruh dunia pada abad ke-21 Kehinde and Yusuf (2012). Informasi memungkinkan organisasi untuk membuat
keputusan yang lebih akurat. Karena itu, jumlah informasi yang tepat pada waktu yang tepat adalah faktor kunci
bagi setiap organisasi. Manajer perusahaan mengambil keputusan, menyusun rencana, dan mengendalikan
aktivitas perusahaan mereka menggunakan informasi.(Caranana, 2012)
SI memainkan peran yang sangat penting dalam organisasi, menciptakan dampak pada fungsi, kinerja,
dan produktivitas organisasi. Dampak SI pada fungsi organisasi terlihat dalam manajemennya. Dengan dukungan
yang baik, manajemen pemasaran, keuangan, produksi, dan sumber daya manusia menjadi lebih efisien (Everest,
1976).. SI menciptakan dampak lain dalam organisasi yang terkait dengan pemahaman tentang bisnis itu
sendiri.Karena SI bekerja pada sistem-sistem dasar seperti pemrosesan transaksi dan database, pekerjaan rutin
pekerjaan klerikal dialihkan ke sistem terkomputerisasi, melegakan pikiran manusia untuk bekerja lebih baik dan
menciptakan budaya kerja berbasis informasi di organisasi.(Baker, 1993)
Penggunaan komputer dan teknologi informasi/sistem informasi telah membawa banyak perubahan
bagi organisasi Sekhar (2012). Perubahan ini dirasakan dalam berbagai bidang termasuk pekerjaan manajer,
struktur, wewenang, kekuatan, dan konten pekerjaan; tangga karier karyawan dan pengawasan. Tugas paling
penting manajer adalah membuat keputusan. SI dapat mengubah cara banyak keputusan dibuat, dan akibatnya
mengubah pekerjaan manajer. Banyak manajer melaporkan bahwa komputer akhirnya memberi mereka waktu
untuk "keluar dari kantor dan terjun ke lapangan."Turban (2010)
Setiap manajemen organisasi membuat keputusan, menyusun rencana, dan mengendalikan aktivitas
dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari dua sumber utama, yaitu sumber formal dan informal seperti
percakapan tatap muka, panggilan telepon, kontak sosial, dan sebagainya. Setiap orang dalam perusahaan
membutuhkan atau menghasilkan informasi, dan oleh karena itu tidak ada orang dalam sebuah organisasi yang
dapat sepenuhnya terpisah dari sistem informasinya.Walaupun memiliki dampak positifnya, sistem informasi
juga memiliki dampak negatifnya. Keterbatasan utama atau dampak negatif SI termasuk pemindahan karyawan
(penghilangan pekerjaan), pelanggaran privasi, kecemasan informasi (frustrasi, stres, cedera, dll.).Akewukereke
dkk(2010)

4.2 Peran dan Tanggung Jawab Mahasiswa


Peran dan tanggung jawab mahasiswa sangatlah penting dalam menciptakan lingkungan akademik yang
produktif, berkualitas, dan beretika. Mahasiswa adalah salah satu pilar utama dalam sistem pendidikan dan
memegang peran krusial dalam mencapai tujuan pembelajaran dan pengembangan diri. Sebagai calon pemimpin
masa depan, mahasiswa memiliki tanggung jawab besar dalam menggali potensi diri, mengasah keterampilan,
dan berkontribusi secara positif bagi masyarakat dan bangsa. Salah satu peran utama mahasiswa adalah sebagai
pelaku pembelajaran. Mereka memiliki tanggung jawab untuk aktif dan serius dalam mengikuti proses
4
pembelajaran di dalam kelas, mengerjakan tugas-tugas dengan baik, dan berpartisipasi aktif dalam diskusi dan
kegiatan akademik lainnya. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan untuk memiliki inisiatif dalam mencari
sumber belajar tambahan di luar kelas, seperti membaca buku, mengikuti seminar, atau bergabung dengan
kelompok studi. Semangat belajar yang kuat akan membantu mereka memahami materi dengan lebih baik dan
meningkatkan prestasi akademik. Kehinde and Yusuf (2012).
Selain peran dalam pembelajaran, mahasiswa juga diharapkan aktif dalam kegiatan di luar kelas.
Mereka dapat berpartisipasi dalam organisasi mahasiswa, klub, atau kegiatan sosial lainnya. Berpartisipasi dalam
kegiatan ekstrakurikuler akan membantu mahasiswa mengembangkan soft skill, seperti kepemimpinan,
kerjasama tim, dan komunikasi yang efektif. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menjadi wadah untuk
menyalurkan minat dan bakat yang dimiliki oleh mahasiswa. Sebagai anggota masyarakat akademik, mahasiswa
juga memiliki tanggung jawab moral dan etika. Mereka diharapkan untuk berperilaku dengan integritas dan
menghormati hak-hak dan keberagaman orang lain. Mahasiswa harus menghindari perilaku plagiat dan
kecurangan dalam tugas-tugas akademik, serta menghormati hak kekayaan intelektual orang lain. Selain itu,
mereka juga harus menghormati norma-norma sosial dan etika yang berlaku di lingkungan kampus. Kehinde and
Yusuf (2012).
Tanggung jawab mahasiswa juga meliputi peran sebagai warga negara yang aktif dan peduli terhadap
masyarakat dan lingkungan sekitar. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk berkontribusi bagi masyarakat
melalui kegiatan sosial atau proyek-proyek kemanusiaan. Mereka dapat berpartisipasi dalam kampanye
lingkungan, bakti sosial, atau kegiatan amal lainnya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Dalam
mencapai tanggung jawab dan peran mereka, mahasiswa juga harus memprioritaskan keseimbangan antara
akademik dan kehidupan sosial. Mengelola waktu dengan baik dan memiliki disiplin diri dalam belajar akan
membantu mereka tetap fokus pada tujuan akademik mereka tanpa mengabaikan kegiatan sosial dan rekreasi
yang penting untuk kesehatan mental dan keseimbangan hidup. Kehinde and Yusuf (2012).
Secara keseluruhan, peran dan tanggung jawab mahasiswa sangatlah penting dalam memastikan kualitas
dan efektivitas sistem pendidikan. Dengan berperan aktif dalam pembelajaran, berpartisipasi dalam kegiatan di
luar kelas, berperilaku etika, dan berkontribusi bagi masyarakat, mahasiswa akan menjadi agen perubahan yang
positif dalam masyarakat. Selain itu, tanggung jawab dan peran yang baik sebagai mahasiswa juga akan
membantu mereka dalam mengembangkan diri, mempersiapkan masa depan yang cerah, dan menjadi pemimpin
yang berkualitas dalam masyarakat dan bangsa.

5. Metodologi Penelitian
5.1 Desain Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dampak sistem informasi pada kinerja organisasi.
Dalam melakukannya, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
penelitian kuantitatif mengumpulkan data yang dapat diukur dan dianalisis secara statistik. Pendekatan ini
berfokus pada data numerik. Sementara itu, pendekatan penelitian kualitatif dirancang untuk mengumpulkan
atribut atau data non-kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan realitas seperti yang dialami oleh
responden (John Adams, 2007).
Studi ini merupakan studi deskriptif dengan memilih wilayah kasus Ethio telecom, wilayah selatan.
Alasannya adalah karena studi semacam ini dilakukan untuk menetapkan dan dapat menggambarkan
karakteristik variabel-variabel yang menarik dalam suatu situasi. Tujuan dari studi deskriptif, oleh karena itu,
adalah untuk menawarkan profil atau menggambarkan aspek-aspek yang relevan dari fenomena yang menarik
bagi peneliti dari perspektif individu, organisasi, industri, atau perspektif lainnya (Sekaran, 1999).
Adapun mengenai horizon waktu penelitian, peneliti menerapkan studi lintas-seksi. Tujuan utama
survei lintas-seksi adalah untuk mengumpulkan data pada titik waktu tertentu dengan tujuan menggambarkan
kondisi yang ada, atau mengidentifikasi standar terhadap kondisi yang ada dapat dibandingkan, atau menentukan
hubungan yang ada antara peristiwa-peristiwa tertentu. Survei ini berguna karena biasanya: mengumpulkan data
hanya dalam satu kali kesempatan sehingga ekonomis dan efisien; mewakili populasi target yang luas;
menghasilkan data numerik; memberikan informasi deskriptif, inferensial, dan penjelasan, dll. (Sekaran, 1999,
dan Kothari, 2004).

5.2 Sumber Data


Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan tentang area di mana penelitian dilakukan,
digunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan menggunakan kuesioner dan data
sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya dan dapat diandalkan, termasuk laporan organisasi.
Peneliti telah menerapkan Cronbach's Alpha untuk menguji reliabilitas dan validitas skala variabel dalam
kuesioner. Reliabilitas didefinisikan sebagai "indikator konsistensi internal pengukuran". Validitas didefinisikan
sebagai "akurasi suatu pengukuran atau sejauh mana nilai secara benar mewakili suatu konsep". Koefisien alpha
berkisar antara 0 (tidak ada konsistensi internal) hingga 1 (konsistensi lengkap). Skala dengan koefisien alpha
antara 0,8 dan 0,95 dianggap memiliki kualitas yang sangat baik, skala dengan koefisien alpha antara 0,7 dan 0,8
dianggap memiliki reliabilitas yang baik, dan koefisien alpha antara 0,6 dan 0,7 mengindikasikan reliabilitas
yang cukup (Zikmund et. al., 2010).
5
Penelitian ini menggunakan teknik konsistensi internal untuk menguji reliabilitas skala. Koefisien
alpha diterapkan untuk mengukur estimasi reliabilitas skala likert 5 poin. Skala yang digunakan dalam penelitian
ini menunjukkan tingkat konsistensi internal yang sangat baik untuk dampak SI pada kinerja (0,869) dan manfaat
SI (0,825), serta tingkat reliabilitas yang baik untuk karakteristik organisasi (0,775).
5.3 Metode Analisis Data
Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan tentang area di mana penelitian dilakukan,
digunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan menggunakan kuesioner dan data
sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya dan dapat diandalkan, termasuk laporan organisasi.
Peneliti telah menerapkan Cronbach's Alpha untuk menguji reliabilitas dan validitas skala variabel dalam
kuesioner. Reliabilitas didefinisikan sebagai "indikator konsistensi internal pengukuran". Validitas didefinisikan
sebagai "akurasi suatu pengukuran atau sejauh mana nilai secara benar mewakili suatu konsep". Koefisien alpha
berkisar antara 0 (tidak ada konsistensi internal) hingga 1 (konsistensi lengkap). Skala dengan koefisien alpha
antara 0,8 dan 0,95 dianggap memiliki kualitas yang sangat baik, skala dengan koefisien alpha antara 0,7 dan 0,8
dianggap memiliki reliabilitas yang baik, dan koefisien alpha antara 0,6 dan 0,7 mengindikasikan reliabilitas
yang cukup (Zikmund et. al., 2010). Penelitian ini menggunakan teknik konsistensi internal untuk menguji
reliabilitas skala. Koefisien alpha diterapkan untuk mengukur estimasi reliabilitas skala likert 5 poin. Skala yang
digunakan dalam penelitian ini menunjukkan tingkat konsistensi internal yang sangat baik untuk dampak SI pada
kinerja (0,869) dan manfaat SI (0,825), serta tingkat reliabilitas yang baik untuk karakteristik organisasi (0,775).

5.4 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini mencakup eksplorasi dampak Sistem Informasi (SI) pada kinerja
organisasi, wilayah selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi dan efektivitas SI dalam mencapai tujuan organisasi. Studi ini berfokus pada bagaimana SI dapat
meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan organisasi serta meningkatkan
produktivitas karyawan. Salah satu aspek kunci yang dipelajari dalam penelitian ini adalah tingkat komitmen
manajemen puncak dalam mendukung dan mengimplementasikan sistem informasi. Komitmen ini dianggap
sebagai faktor penting dalam menentukan keberhasilan dan efektivitas SI dalam organisasi. Selain itu, penelitian
ini juga akan mengeksplorasi bagaimana karyawan dapat memanfaatkan implementasi SI untuk meningkatkan
kinerja mereka dan kontribusi terhadap tujuan organisasi. (Sekaran, 1999).
Dalam kerangka berpikir penelitian ini, peran SI dianggap sebagai variabel independen, sedangkan
kinerja organisasi sebagai variabel dependen. Beberapa variabel pengaruh yang akan dipelajari termasuk fasilitas
SI, etos informasi organisasi, tenaga kerja terampil, sistem kualitas dan informasi, dan karakteristik organisasi
lainnya. Metode penelitian yang akan digunakan adalah kombinasi antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif akan digunakan untuk mengumpulkan data numerik melalui kuesioner dan analisis
statistik untuk mengidentifikasi hubungan antara SI dan kinerja organisasi. Sementara itu, pendekatan kualitatif
akan digunakan untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang bagaimana SI diimplementasikan dan
diterima di dalam organisasi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Smith, J. (2022).
Data primer akan dikumpulkan melalui kuesioner yang akan disebar kepada responden yang terdiri dari
manajer, karyawan, dan staf teknis di berbagai tingkatan dalam organisasi manajemen. Data sekunder akan
dikumpulkan dari sumber terpercaya, seperti laporan organisasi, studi sebelumnya, dan literatur terkait. Hasil
penelitian diharapkan akan memberikan wawasan yang berharga bagi manajemen dan organisasi lainnya dalam
hal ini juga dapat memberikan kontribusi pada literatur akademis dalam bidang Sistem Informasi dan manajemen
organisasi. Davies, R. (2009).

5.4 Objek Penelitian


Penelitian ini akan berfokus pada dampak Sistem Informasi (SI) pada kinerja organisasi korporasi.
Objek penelitian mencakup evaluasi sistem basis data, perangkat lunak, dan aplikasi yang digunakan dalam
perusahaan. Selain itu, penelitian juga akan memperhatikan aspek kinerja organisasi seperti efisiensi operasional,
produktivitas karyawan, kepuasan pelanggan, inovasi produk/jasa, dan pertumbuhan pendapatan. Implementasi
SI juga akan menjadi objek penelitian yang relevan, termasuk strategi implementasi, integrasi SI ke dalam
operasional perusahaan, serta tantangan yang dihadapi selama proses tersebut. Komitmen manajemen dan peran
karyawan dalam menggunakan SI juga akan dianalisis untuk melihat dampaknya terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Penelitian juga akan melihat faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan SI, seperti
budaya organisasi, dukungan manajemen, ketersediaan sumber daya, dan kendala teknis. Analisis efek jangka
panjang dari implementasi SI akan menjadi bagian penting, termasuk keberlanjutan SI dalam meningkatkan
kinerja organisasi dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi. Smith, J. (2022).

6. Kerangka Berpikir
Sebuah organisasi memperkenalkan sistem informasi dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas. Untuk memenuhi kebutuhan pengolahan informasinya, organisasi harus menangkap data relevan
yang kemudian dimanipulasi, atau diproses, untuk menghasilkan output yang akan berguna bagi pengguna yang
tepat, baik internal maupun eksternal perusahaan (Shaukat, 2009). Sistem informasi yang dirancang dengan baik
6
membantu organisasi untuk membuat keputusan yang tepat dan mencapai kinerja organisasi, yaitu efisiensi dan
efektivitas, memberikan layanan yang lebih baik, dan meningkatkan produktivitas karyawan. Kerangka
konseptual ini dibangun berdasarkan saran dari Hurber (1990) yang menyatakan bahwa IS adalah variabel yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu dari inteligensi organisasi dan pengambilan
keputusan, sehingga meningkatkan kinerja organisasi. Hurber menganggap beberapa karakteristik organisasi
sebagai variabel independen, IS sebagai moderator, dan hasil organisasi sebagai variabel dependen.

Gambar6.1.Kerangka Berpikir
Dari model di atas, dapat diamati bahwa berbagai karakteristik/faktor organisasi, seperti komitmen dan
dukungan manajemen puncak, fasilitas sistem informasi, etos informasi organisasi, tenaga kerja terampil, sistem
kualitas dan informasi, dan lain-lain, dapat membuat sistem informasi menjadi efektif bagi organisasi sehingga
mencapai efektivitas dan efisiensi. Hurber pada tahun 1990 menganggap sistem informasi sebagai variabel
moderator, tetapi di sini sistem informasi dijadikan sebagai variabel independen dan faktor-faktor organisasi
sebagai variabel pengaruh, sedangkan kinerja organisasi sebagai variabel tergantung.

7. Kesimpulan
Informasi merupakan salah satu faktor krusial dalam produksi, oleh karena itu, informasi harus
diperlakukan dengan sama pentingnya seperti sumber daya manusia dan sumber daya finansial perusahaan.
Namun, sikap karyawan terhadap informasi sebagai sumber daya krusial cenderung lebih baik di tingkat
manajemen atas daripada tingkat bawah. Manajemen tingkat atas perusahaan tidak sepenuhnya berkomitmen
untuk meningkatkan sistem informasi dalam organisasi. Namun, sejauh ini manajemen organisasi cukup
mengandalkan sistem informasi untuk membuat keputusan. Selain itu, terdapat korelasi tinggi antara sistem
informasi dan produktivitas karyawan. Sistem informasi memungkinkan mereka menyelesaikan pekerjaan
mereka secara efektif, mendapatkan informasi yang tepat pada waktu yang tepat, berbagi informasi, karyawan
tidak perlu mengumpulkan data secara manual untuk penyimpanan dan analisis, mengurangi kesalahan dan
pengulangan, serta membantu mereka menyediakan informasi berkualitas kepada para pengambil keputusan.
Dengan demikian, sistem informasi memainkan peran penting dalam produktivitas karyawan. Sistem informasi
saat ini dalam organisasi mempengaruhi operasinya dalam berbagai cara: misalnya, sistem informasi
memungkinkan organisasi membuat keputusan yang tepat, memberikan layanan yang lebih baik kepada
pelanggan, mengambil data dengan efisien, integrasi departemen yang kuat, dan memiliki mode operasi yang
efisien, secara keseluruhan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.

7
Reference
A. Anjomshoae, A. Hassan, N. Kunz, K. Y. Wong, and S. de Leeuw, “Toward a dynamic balanced scorecard
model for humanitarian relief organizations’ performance management,” J. Humanit. Logist. Supply
Chain Manag., vol. 7, no. 2, pp. 194–218, 2017.
A. Gunasekaran, N. Subramanian, and T. Papadopoulos, “Information technology for competitive advantage
within logistics and supply chains: A review,” Transp. Res. Part E Logist. Transp. Rev., vol. 99, no. 2,
pp. 14–33, 2017.
Baker, R. ( 1993 ). "Boom Time on the New Frontier. Fortune Special Issue, Making High Tech Work for
You,153.
C.-H. Kuei, C. N. Madu, and C. Lin, “The relationship between supply chain quality management practices and
organizational performance,” Int. J. Qual. Reliab. Manag., vol. 18, no. 8, pp. 864–872, 2001.
Caranana, R. L. (2012). introduction to management information system. castello da la plana: universitat Jaume
I.Coulter, R. S.(2003).Management, 7th edtion. masachuessette :prenticehall.
D. Otley, “Performance management: a framework for management control systems research,” Manag. Account.
Res., vol. 10, no. 4, pp. 363–382, 1999.
Davies,P.B.(2009).Businessinformationsystems.NewYork,:PalgraveMacmillan.
Everest,G.B.(1976).introductiontomanagementinformationsystem.NewYork:McGrawHill.
FDRE.(2010).Growthandtransformationplan.Addisababa:MinistryofFinanceandEconomicDevelopment.
H. L. Boschken, “Organizational performance and multiple constituencies,” Public Adm. Rev., vol. 54, no. 3, pp.
308–312, 1994.
Huber,G.P.
(1990).Atheoryoftheeffectsofadvancedinformationtechnologiesonorganizationaldesign,intelligence,and
decision making.AcademyofManagementReview, 15(1), 47–71.
Irani,Z.S.
(2001).TransformingfailureintosuccessThroughorganisationallearning:Ananalysisofamanufacturinginfor
mation system.European JournalofInformation Systems, 10(1), 55-66.
J. Broadbent and R. Laughlin, “Performance management systems: A conceptual model,” Manag. Account. Res.,
vol. 20, no. 4, pp. 283–295, 2009.
J. Sutduean, A. Singsa, T. Sriyakul, and K. Jermsittiparsert, “Supply chain integration, enterprise resource
planning, and organizational performance: The enterprise resource planning implementation approach,”
J. Comput. Theor. Nanosci., vol. 16, no. 7, pp. 2975–2981, 2019.
J. Yoon and M.-G. Suh, “Determinants of organizational performance: some implications for top executive
leadership in Korean firms,” Asia Pac. Bus. Rev., vol. 25, no. 2, pp. 251–272, 2019.
John Adams, H. T. (2007). Research Methods for graduate business and scocial science students. New
Delhi:sagepublicationinc.
K. Cameron, “Effects of Virtuous Leadership on Organizational Performance,” in Positive Psychological
Science, 2020, pp. 145–158.
KabiruI.Dandago.(2012).Impactofinvestmentininformationtechnologyonthereturnonassetsofselectedbanksin
nigeria. InternationalJournalofArtsandCommerceVol. 1No.5,235-236.
Kehinde O., Yusuf S., (2012). Management Information System as a Catalyst to Organisational Performance
inthe 21 Century: A Study of Selected Banks in Nigeria. American Journal of Business and
ManagementVol. 1,No.1,2012,,12-17.
L. Lakhal, “Impact of quality on competitive advantage and organizational performance,” J. Oper. Res. Soc., vol.
60, no. 5, pp. 637–645, 2009.
L. M. M. Zayed and R. Sinha, “Effectiveness of Accounting Information System in Manufacturing SMEs in
Jordan - A Review of Literature,” Int. J. Soc. Sci. Econ. Res., vol. 4, no. 2, pp. 819–825, 2019.
L. Ma and E. Turban, “Strategic Information Systems for Competitive Advantage,” in In: Decision Modelling
and Information Systems. Operations Research/Computer Science Interfaces Series, vol. 26, Springer,
Boston, MA, 2003, pp. 217–252.
M. A. Nazri, N. A. Omar, and A. J. M. Hashim, “Corporate social responsibility and market orientation: An
integrated approach towards organizational performance,” J. Pengur. UKM J. Manag., vol. 52, pp. 121–
132, 2018.
M. Farrukh, C. W. Ying, and S. Mansori, “Organizational commitment: an empirical analysis of personality
traits,” J. Work-Appl. Manag., vol. 9, no. 1, pp. 18–34, 2017.
M. Yunis, A. Tarhini, and A. Kassar, “The role of ICT and innovation in enhancing organizational performance:
The catalysing effect of corporate entrepreneurship,” J. Bus. Res., vol. 88, pp. 344–356, 2018.
N. Venkatraman and V. Ramanujam, “Measurement of business performance in strategy research: A comparison
of approaches,” Acad. Manage. Rev., vol. 11, no. 4, pp. 801–814, 1986.
8
Naresh,M.(2007).marketingresearch:anappliedapproach.newdelhi:prenticehall.
O'brien,j.A.(2004).ManagementInformationSystem.london:McgrawhillI6.
Owens,Wilson,Abell.(1995).Informationandbusinessperformance:astudyofinformationsystemsandservicesin
high-performingcompanies.InformationResearch, Vol.1No. 2,8-9.
P. Guan and J. Wu, “Effective Data Communication Based on Social Community in Social Opportunistic
Networks,” IEEE Access, vol. 7, pp. 12405–12414, 2019.
P. J. Richard, T. M. Devinney, G. S. Yip, and G. Johnson, “Measuring organizational performance: Towards
methodological best practice,” J. Manag., vol. 35, no. 3, pp. 718–804, 2009.
Pallant,J.(2010).SPSSSurvivalManual.4thedition,McGrawHill
Reynolds,R.M.(2012).Principlesofinformationsysten10th,edition.boston:Cengagelearning.Senn,J.A.
(1990).InformationSystemsinManagement.Belmont, CA::WadsworthPublishing.
S. C. Selden and J. E. Sowa, “Testing a multi-dimensional model of organizational performance: Prospects and
problems,” J. Public Adm. Res. Theory, vol. 14, no. 3, pp. 395–416, 2004.
S. S. Naquin and E. F. Holton, “The effects of personality, affectivity, and work commitment on motivation to
improve work through learning,” Hum. Resour. Dev. Q., vol. 13, no. 4, pp. 357–376, 2002.
Shaukat, M. (2009). Impact of Information Technology on management efficiency: a case study pakistani
firmas.PhD desserttion: Institute of Management Sciences Bahauddin Zakariya University,
Multan(Pakistan),27-58.
Shergill S., Lal, Khan. (2012). Applications of Management Information Systems (MIS) in Decision Making
intheprivatecolleges. GIANJYOTI E-JOURNAL, Volume1, Issue2 (Jan – Mar2012), 1-2.
Sushil,Argawal.(2003).Thecontributionof ITtocriticalresponseactivitiesinbusinesstransformation,Working
paper,. NewDelhi: IndianInstituteoftechnology.
T. Ramayah, N. Samat, and M.-C. Lo, “Market orientation, service quality and organizational performance in
service organizations in Malaysia,” Asia-Pac. J. Bus. Adm., vol. 3, no. 1, pp. 8–27, 2011.
Todd Dewett, G. R. (2001). The role of information technology in the organization: a review, model,
andassessment.journal pf management,313-346.
Tripathi, K. P. (2011 ). Role of management information system (MIS) in human resource. International
JournalofComputerScience andTechnology, 2(1),,58–62.
Turban, M. a. (2001). information technology for managemnt: transforming business in the digital economy
3rdedition. london: prentice Hall.
W. Cascio and R. Montealegre, “How Technology Is Changing Work and Organizations,” Annu. Rev. Organ.
Psychol. Organ. Behav., vol. 3, pp. 349–375, 2016.
Y. Agyabeng-Mensah, E. N. K. Ahenkorah, and E. Osei, “Impact of Logistics Information Technology on
Organizational Performance: Mediating Role of Supply Chain Integration and Customer Satisfaction,”
J. Supply Chain Manag. Syst., vol. 8, no. 4, pp. 30–43, 2019.
Zikmund, W., Babin, B., Carr, J., Griffin, M. (2010).Business Research Methods. 8 th edition, South
Westrn,Cengage.Learni.

Anda mungkin juga menyukai