Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342599665

Mengukur Efektifitas Implementasi Sistem Informasi Model DeLONE dan


McLEAN

Article · May 2011

CITATIONS READS

0 1,060

1 author:

Heni Nurani Hartikayanti


Universitas Jenderal Achmad Yani
17 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Heni Nurani Hartikayanti on 01 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Mengukur Efektifitas Implementasi Sistem Informasi Model DeLONE dan McLEAN

MENGUKUR EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MODEL


DeLONE DAN McLEAN

Heni Nurani H

Abstrak

Globalisasi ekonomi yang terjadi sejak tahun 1990-an mendorong persaingan


usaha yang mendunia (Bentley & Whitten, 2007:17). Hal ini berdampak besar terhadap
meningkatnya nilai informasi dalam perusahaan dan menawarkan peluang baru terhadap
bisnis (Laudon, 2005:5, Bentley & Whitten, 2007:17)). Untuk menjadi perusahaan yang
efektif dan menguntungkan dalam pasar internasional, perusahaan perlu sistem informasi
dan komunikasi yang kuat (Laudon, 2005:5).
Penggunaan teknologi informasi sebagai alat pengolah data (Electronic Data
Processing = EDP) dalam sistem informasi atau proses akuntansi di era industri dalam
organisasi dilaksanakan dengan tujuan agar kecepatan dan akurasi pengolahan data
menjadi lebih baik (Susanto,2008:5). Untuk mengukur efektivitas implementasi sistem
informasi digunakan model De Lone dan Mc Lean yang dipandang sebagai suatu model
pengukur implementasi sistem informasi yang komprehensif dalam bidang sistem
informasi (Seddon, 1997).

Kata kunci : kualitas sistem informasi, kualitas informasi,kualitas pelayanan sistem


informasi, intensitas penggunaan sistem informasi, kepuasan pengguna
sistem informasi dan manfaat bersih

I. PENDAHULUAN
Untuk menghadapi era globalisasi maka para pengelola perusahaan harus berusaha
untuk menjadikan perusahaan bertahan dalam persaingan. Kondisi persaingan usaha ini
sarat dengan isu persaingan (competition), ketidakpastian (uncertainty), kekacauan
berbagai sektor (chaos), kebaruan (newelity), dan keberanekaragaman (diversity). Inilah
ciri-ciri era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan tekanan eksternal (Hana
Permana, 2006).
Dalam rangka pengelolaan organisasi secara sehat, perusahaan memerlukan sistem
informasi yang dirancang untuk membantu organisasi dalam menghadapi persaingan.
Susanto (2008:52) menjelaskan bahwa sistem informasi merupakan kumpulan dari sub
sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan
bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi
informasi yang berguna. Sebagai salah satu komponen dalam satu perusahaan maka
sistem informasi harus dapat berinteraksi dengan baik dan harmonis dengan berbagai
komponen lain dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus merancang dan
menerapkan sistem informasi sesuai dengan kondisi perusahaan.
Sistem informasi yang dirancang dan diimplementasikan dalam satu perusahaan
belum tentu merupakan sistem informasi yang dapat menunjang perusahaan dalam

1
Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011

menghadapi persaingan usaha karena belum tentu sistem informasi tersebut


menghasilkan informasi yang sesuai dengan harapan. Untuk itu, maka diperlukan
pengujian apakah sistem informasi yang ada telah efektif atau tidak. Menurut Sagar
(2006), beberapa peneliti telah menghasilkan model pengujian kesuksesan penerapan
sistem informasi diantaranya Theory of Reason Action (TRA) dari F.D Davis(1989),
Technology Acceptance Model (TAM) dari F.D Davis (1986), Theory of Planned Behavior
(TPB) dari Ajzen (1975), Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)
dari Venkatesh (2003) serta model D dari De Lone dan Mc Lean ( 2003). Untuk bagian
selanjutnya akan dibahas tentang komponen sistem informasi, pengembangan sistem
informasi dan model kesuksesan penerapan sistem informasi DeLone dan McLean.

II. KOMPONEN SISTEM INFORMASI


Untuk lebih memahami bagaimana mengukur efektifitas sistem informasi maka berikut
disampaikan pendapat O'Brien & Marakas (2008:4) tentang definisi sistem informasi sebagai
berikut:

"Can be any organized combination of people, hardware, software communications networks, data
resources, and policies and procedures that stores, retrieves, transforms, and disseminates
information in an organization.”

Pendapat di atas menyatakan bahwa satu sistem informasi merupakan kombinasi dari
manusia, perangkat keras, perangkat lunak jaringan komunikasi, sumber data kebijakan dan
prosedur yang bertugas untuk menghasilkan informasi pada organisasi. Hal yang sama
dikemukakan oleh Susanto (2008: 52) mengemukakan bahwa sistem informasi adalah kumpulan
dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan
bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi
yang berguna “
Peran utama dari sistem informasi sesuai dengan pendapat di atas adalah
menghasilkan informasi. Lebih jauh mengenai peran sistem informasi disampaikan oleh
O’Brien & Marakas (2008: 9) bahwa sistem informasi berperan dalam :
1. Support of business processes and operations
2. Support of decision making by employees and managers
3. Support of strategies for competitive advantage
Untuk mengolah data menjadi informasi maka sistem informasi haruslah
merupakan integrasi bari beberapa komponen yang bertugas untuk menghasilkan informasi
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Laudon & Laudon (2005:11) menyatakan
bahwa :
“Using information systems effectively requires an understanding of
organization, management, and technology shaping the systems. All information systems can
be described as organizational and management solutions to challenges posed by the
environment”
Jika kita berbicara mengenai penerapan sistem informasi yang efektif dalam sebuah
perusahaan maka kita harus memahami organisasi, manajemen dan teknologi yang
membentuk sistem itu Manajer dalam sebuah perusahaan bertugas mengelola

2
Mengukur Efektifitas Implementasi Sistem Informasi Model DeLONE dan McLEAN

perusahaan untuk dapat bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis dalam


lingkungannya, mereka harus dapat menentukan stategi organisasi untuk menghadapi
persaingan dan mengalokasikan sumber daya manusia dan keuangan untuk memenuhi
strategi usaha dan mengkoordinasikan pekerjaan (Laudon & Laudon, 2005: 12). Untuk
mengelola perusahaan maka adalah merupakan kewajiban manajer untuk mengambil
keputusan. Informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ini dihasilkan dari
pengolahan data yang dilakukan oleh sistem informasi perusahaan.
Penerapan sistem informasi perusahaan saat ini telah dibantu dengan adanya
kemajuan teknologi informasi yang maju. Menurut Laudon & Laudon (2005:12-13)
menyatakan bahwa teknologi sistem informasi merupakan satu alat yang tersedia bagi
manajer untuk menghadapi perubahan. Suatu sistem informasi berbasis komputer
merupakan integrasi dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, tempat penyimpanan
data, dan teknologi telekomunikasi. Secara terinci, komponen dari sistem informasi sebuah
perusahaan menurut O’Brien & Marakas (2008:30) terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.1. Komponen Sistem Informasi

3
Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011

Gambar di atas mengilustrasikan suatu model sistem informasi yang menunjukkan


kerangka konsep dasar untuk berbagai komponen dan aktivitas sistem informasi. Model
O’Brien & Marakas (2008:30) memberikan kerangka kerja yang menekankan pada empat
konsep utama yang dapat diaplikasikan kesemua jenis sistem informasi, yaitu :
1. People, hardware, software, data, dan networks are the five basic resources off
information system,
2. People resources include end users and IS specialist, hardware resources consist of
machine and media, software resources include both programs and procedurs, data
resources can include data and knowledge bases, and nerwork,
3. Data resources are transformed by information processing activities into a variety of
information products for end users,
4. Information processing consist of system activiiesof input, processing, output, storage,
and control.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Susanto (2008: 58), yang
mengelompokkan komponen-komponen sistem informasi sebagai berikut :
 Perangkat keras (hardware)
 Perangkat lunak ( software)
 Manusia (Brainware)
 Prosedur (Procedures)
 Basis data (Database)
 Jaringan komunikasi (Communication network).

III. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


Bentley dan Whitten (2007:76) mengemukakan bahwa pengembangan sistem
informasi perusahaan bermanfaat untuk peningkatan keuntungan usaha, mengurangi biaya
usaha, beban dan manfaat sistem, peningkatan nilai pasar, meningkatkan hubungan dengan
pelanggan, meningkatkan efisiensi, membantu pengambilan keputusan, kepatuhan terhadap
aturan, mengurangi kesalahan, meningkatkan keamanan dan peningkatan kapasitas.
Alasan utama pengembangan sistem informasi dalam perusahaan disebabkan
dalam pelaksanaan tugasnya perusahaan tersebut mengalami beberapa masalah sistem
yang potensial. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh James Wetherbe dalam
Bentley dan Whitten (2007:77) bahwa pengembangan sistem informasi perusahaan
disebabkan adanya masalah potensial yang dihadapi sistem.
Dalam mengembangkan sistem informasi mengikuti satu siklus yang merupakan
tahapan-tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam pengembangan sistem
informasi (Susanto, 2008:340). Susanto (2008;341) menyatakan terdapat beberapa
metodologi pengembangan sistem telah dikembangkan oleh beberapa ahli diantaranya
System Development Life Cycle (SDLC), metode prototyping, metode rapid application
development (RAD), metode soft system dan end user computing (EUC), James Wetherbe
(Bentley, 2007: 77) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan untuk membangun sistem
informasi sebuah perusahaan yang dikenal dengan istilah PIECES (the need to correct or
improve performance, the need to correct or improve information, the need to correct or
improve economics, control costs, or increase profits, the need to corect or improve ,control

4
Mengukur Efektifitas Implementasi Sistem Informasi Model DeLONE dan McLEAN

or security, the need to correct or improve efficiency of people and process and the need to
correct or improve service to customers, suppliers, partners, employees, and so on.)
Pengembangan sistem informasi suatu perusahaan tentu saja ditujukan untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif menurut Porter (1985) dalam
Turban et. al (2002:96) adalah suatu konsep yang luas tentang bagaimana perusahaan
akan bersaing, apa tujuan seharusnya, dan rencana serta kebijakan apa yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu Porter & Millar dalam Turban (1985)
menyampaikan satu model pencapaian keunggulan bersaing dengan istilah value chain
model. Menurut model ini aktivitas yang ada dalam sebuah perusahaan dibagi dalam 2 (dua)
bagian yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Menurut value chain model dari Porter (Turban et al, 2002:96) untuk sebuah
perusahaan manufaktur maka aktivitas utamanya adalah :
“1. Inbound logistics (inputs)
2. Operations (manufacturing and testing)
3. Outbound logistics (storage and distribution)
4. Marketing and sale
5. Service”
Porter & Millar dalam Turban et al. (2002:99) menyimpulkan bahwa kompetisi usaha
dipengaruhi oleh teknologi informasi dalam 2 (dua) hal yaitu struktur industri dan aturan
kompetisi berubah. Organisasi telah berubah karena pesaing menggunakan teknologi
informasi dan organisasi harus ditujukan ke bisnis baru dengan menggunakan teknologi
informasi. Oleh karena itulah peranan teknologi informasi, khususnya dalam pengembangan
sistem informasi, saat ini sangat diperlukan untuk menghadapi persaingan usaha.
Untuk mengembangkan sistem informasi berbasis teknologi informasi maka
diperlukan beberapa tahapan pekerjaan. Tahapan-tahapan pengembangan sistem informasi
meliputi setiap aktivitas yang dilakukan untuk membangun sebuah solusi sistem informasi
terhadap permasalahan yang dihadapi organisasi atau terhadap tantangan organisasi (
Laudon & Laudon, 2005:400). Tahapan-tahapan tersebut, menurut Laudon & Laudon
(2005:401) terdiri dari analisis sistem, rancangan sistem, pemograman, pengecek, konversi,
memproduksi dan memelihara.
Bentley & Whitten (2007:30), menyatakan bahwa proses pengembangan sistem yang
sederhana (tahapan klasik) terdiri dari : system initiation, system analysis, system design,
and system implementation. Sementara dalam pengembangan lebih lanjut Bentley & Whitten
(2007:77 - 79) mengemukakan suatu metodologi pengembangan sistem yang lebih luas
yang dikenalkan dengan istilah FAST ( Framework for the Application of Systems Thinking).
Dalam metode pengembangan sistem ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1 Scope definition
2. Problem analysis
3. Requirements analysis
4. Logical design
5. Decision analysis
6. Phisycal design and integration
7. Construction and testing
8. Installation and delivery.

5
Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011

Beberapa hal yang harus digaris bawahi dalam pengembangan sistem agar sistem
ini dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna di perusahaan, Bentley dan
Whitten (2007:72 – 76) menyatakan terdapat 10 (sepuluh) prinsip umum dalam
metodologi pengembangan sistem yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Get the System Users Involved
2. Use a Problem-Solving Approach
3. Establish Phases and Activities
4. Document throughout Development
5. Establish Standards
6. Manage the process and projects
7. Justify Information Systems as Capital Investments
8. Don’t be Afraid to cancel or Revise Scope
9. Divide and Conquer
10. Design Systems for Growth and Change.

IV. MODEL KESUKSESAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DE LONE DAN MC


LEAN
Dalam rangka membantu manajemen mengelola perusahaan, maka sistem informasi yang
dikembangkan dan diterapkan dalam perusahaan haruslah sistem informasi yang mempunyai
kualitas. Investasi yang dikeluarkan untuk pengembangan dan perancanganan system informasi
tentulah sangat besar. Inventasi tersebut dikeluarkan selain untuk membiayai pembelian perangkat
keras yang diperlukan, jaringan dan perangkat lunak yang dirancang, juga dikeluarkan untuk
pelatihan pengguna. Kondisi ini memdorong pengelola untuk mengukur apakah sistem informasi
yang telah dirancang berdampak negative ataukah positif terhadap kinerja perusahaan.
Kualitas menurut Susanto (2004:11) adalah kesesuaian antara spesifikasi yang dibutuhkan
dibandingkan dengan spesifikasi yang dihasilkan (digunakan) oleh perusahaan. Demikian juga
halnya dengan sistem informasi, bahwa apa yang diharapkan dari tujuan pengembangan sistem
informasi mungkin saja tidak sesuai dengan harapan (Bentley dan Whitten,2007:87). Jika kondisi ini
terjadi maka tujuan pengembangan sistem informasi seperti apa yang dikemukakan oleh Bentley
tidak tercapai. Kotler (2006:181) mendefinisikan kualitas sebagai keseluruhan ciri serta sifat suatu
produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan atau yang tersirat.
Telah banyak penelitian tentang penerapan sistem informasi yang dihubungkan dengan
efektivitas organisasi sebagai alat bantu organisasi dalam menghadapi persaingan dengan berbagai
indikator kesuksesan penerapan sistem informasi. Indikator yang sering diangkat adalah tentang
keakuratan dan keefektifan sistem informasi sebagai ukuran keberhasilan (De Lone & Mc Lean,
1992). Penelitian dari De Lone dan Mc Lean (1992) telah memperluas konsep pengukuran
kesuksesan penerapan sistem informasi dengan menghasilkan enam dimensi keberhasilan suatu
sistem informasi yang terdiri dari ; (1) kualitas sistem, (2) kualitas informasi, (3) penggunaan, (4)
kepuasan pengguna, (5) dampak terhadap individu dan (6) dampak terhadap organisasi. Model
kesuksesan penerapan sistem informasi yang diajukan oleh De Lone dan Mc Lean dapat
digambarkan sebagai berikut ;

6
Mengukur Efektifitas Implementasi Sistem Informasi Model DeLONE dan McLEAN

Kualitas Intensitas
Sistem Penggunaa
Informasi n Sistem
Dampak Dampak
Terhadap Terhadap
Individu Organisasi
Kualitas Kepuasan
Informasi Pengguna

Gambar 2.2. Model Kesuksesan Penerapan Sistem informasi DeLone dan McLean
(1992)

Masing-masing variabel ini merupakan suatu gabungan dari banyak dan macam-
macam gagasan dan ukuran. Kualitas sistem dan kualitas informasi secara sendiri-sendiri
dan secara bersama-sama mempengaruhi penggunaan sistem informasi dan kepuasan
pengguna. Intensitas penggunaan sistem dan kepuasan pengguna merupakan hal yang
menunjukkan bahwa sistem informasi yang ada telah efektif. Intensitas dan kepuasan
pengguna sistem informasi saling berhubungan secara erat. Intensitas penggunaan sistem
harus mendahului kepuasan pengguna dalam arti proses, tetapi pengalaman yang positif
dengan penggunaan akan menghasilkan kepuasan pengguna yang lebih besar. Akibat
sistem informasi yang efektif maka akan berdampak pada individu, dalam hal ini dampak
tersebut dapat berupa dampak terhadap kinerja pengambilan keputusannya ataupun pada
kinerja yang bersangkutan. Sebagai dampak kinerja indivdu yang tinggi maka akan
berdampak langsung terhadap kenaikan kinerja perusahaan/organisasi.
Selain itu, banyaknya penggunaan sistem informasi dapat mempengaruhi tingkat
kepuasan pengguna secara positif atau secara negatif dan sebaliknya. Kepuasan
penggunaan merupakan anteseden langsung dari dampak terhadap individu dan terakhir,
dampak terhadap kemampuan individu ini pada akhirnya akan memberikan dampak
tertentu terhadap organisasi (De Lone & Mc Lean, 1992). Dampak individual yang diukur
dalam model ini terdiri dari dimensi kinerja pegawai, kinerja keputusan, kualitas lingkungan
kerja, efektivitas pekerjaan, dan kualitas kerja. Sementara dampak terhadap organisasi
dilihat dari keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Model De Lone dan Mc Lean I (1992) mengisyaratkan beberapa hal yang saling
berhubungan dan menyimpulkan kesimpulan utama bahwa berbagai dimensi dan sifat
keterhubungan antar dimensi meminta perhatian yang hati-hati dalam mendefinisikan dan
mengukur setiap aspek dari variabel. Sangat penting untuk mengukur kemungkinan
interaksi antara dimensi itu agar terlihat pengaruh dari masing-masing variabel. Model ini
perlu terus dikembangkan dan validasi sebelum menetapkan kesuksesan implementasi
sistem informasi.

7
Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011

Penelitian terus dilakukan oleh berbagai pihak dan peneliti termasuk De Lone dan
Mc Lean sendiri dengan melakukan modifikasi baru terhadap model yang telah
digambarkan tadi. Pada pengembangan model ini, kualitas memiliki 3 (tiga) dimensi yaitu
kualitas sistem, kualitas pelayanan dan kualitas informasi.
Kualitas sistem dalam model ini digunakan dimensi kemanfaatan, ketersediaaan,
reliabilitas, kemudahan beradaptasi, waktu respon. mudah digunakan, reliabilitas,
fleksibilitas, kualitas data, integrasi, kemudahan untuk dikembangkan, dan pentingnya
sistem.
Kualitas informasi digunakan dimensi lengkap, dan relevan, aman, memperhatikan
personalisasi. akurasi, tepat waktu, kelengkapan, relevansi, dan konsistensi.
Dimensi intensitas penggunaan system yang digunakan dalam model ini adalah
frekwensi penggunaan, waktu penggunaan, banyaknya akses yangd apat dilakukan,
model penggunaan, dan ketergantungan. Sementara untuk kepuasan pengguna
digunakan dimensi membantu, mempermudah tugas dan integrasi dengan system yang
ada.
Intensitas penggunaan sistem dan kepuasan pengguna merupakan hal yang
menunjukkan bahwa sistem informasi yang ada telah efektif. Intensitas dan kepuasan
pengguna sistem informasi saling berhubungan secara erat. Intensitas penggunaan sistem
harus mendahului kepuasan pengguna dalam arti proses, tetapi pengalaman yang positif
dengan penggunaan akan menghasilkan kepuasan pengguna yang lebih besar. Demikian
pula, kepuasan pengguna yang meningkat akan menghasilkan perhatian yang meningkat
kepada penggunaan sistem informasi (De Lone dan Mc Lean,2003). Dimensi yang
digunakan dalam intensitas penggunaan sistem informasi pada model ini adalah sifat
penggunaan, pola navigasi, jumlah kunjungan dan jumlah transaksi yang dapat
diselesaikan. Untuk mengukur kepuasan pengguna dalam mdel ini digunakan dimensi
banyaknya transaksi selesai, kunjungan yang berhasil, dan survey pengguna
Penggunaan sistem informasi dan kepuasan pengguna selanjutnya akan
mempengaruhi kebutuhan individu. Pengaruh terhadap individu dan organisasi
digabungkan pada variabel manfaat bersih. Manfaat bersih dari dampak penerapan
system informasi diukur dengan dimensi penghematan biaya, perluasan pasar,
pertambahan penjualan, pengurangan biaya penelitian dan penghematan waktu.
Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Ahmed Elmorshidy (2005), John Jay
Kenagy (2007), variabel manfaat bersih digantikan dengan kinerja organisasi. Model yang
dikembangkan dalam mengukur keberhasilan sistem informasi oleh De Lone dan Mc Lean
(2003) ini dapat digambarkan sebagai berikut :

8
Mengukur Efektifitas Implementasi Sistem Informasi Model DeLONE dan McLEAN

Kualitas Sistem
Informasi
Intensitas
Penggunaan
Sistem
Kualitas
Informasi Net
Benefit

Kepuasan
Pengguna
Kualitas
Pelayanan
Sistem Informasi

Gambar 2.3. Model Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi De Lone dan Mc Lean
(2003)

IV. PENUTUP
Pengembangan dan implementasi sistem informasi yang cocok dan efektif
merupakan kebutuhan yang mendesak harus dirancang oleh perusahaan. Setiap investasi
yang telah dikeluarkan dalam merancang sistem informasi harus diukur keberhasilannya
terhadap individu dan organisasi secara keseluruhan. Efektifitas implementasi sistem
informasi diharapkan akan menyebabkan peningkatan efektifan pengelolaan perusahaan
sehingga berdampak kepada kemampuan perusahaan untuk bersaing dan tetap bertahan
dalam persaingan.

DAFTAR PUSTAKA
Alter, Steven. 1992. Information Systems, A Management Perspective. Second Edition,
Cummings Publishing Company Inc, Massachusetts

Alter, Steven. 2002. Information Systems Foundation of E-Business. Forth Edition,


Pearson Education Internationl, New Jersey

Azhar Susanto, 2004. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 3, Lingga Jaya, Bandung

Azhar Susanto, 2008. Sistem Informasi Akuntansi : Konsep dan Pengembangan


Berbasis Komputer, Edisi Perdana, Cetakan Pertama, Lingga Jaya, Bandung

9
Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011

Bentley, Lonnie D. & Whitten, Jeffrey L. 2007. Systems Analysis & Design for the Global
Enterprise. McGraw-Hill Irwin. Seventh Edition, New York

De Lone WH & MC Lean, ER.. 2002. Information Systems Success Revisited.


Proceedings of the 35th Hawaii International Conference on System Science

De Lone, WH & Mc Lean, ER. 2003. The DeLone and McLean Model of Information
Systems Success : a ten year Update, Journal of Management Information
Systems, Vol 19 No 4, pp-9-30

Elmorshidy, Ahmed, 2004, Information Systems (IS) Success in Non-Organizational


Contexts : Examining the De Lone & Mc Lean IS Model in The Context of an Online
Stock Trading Environment,ProQuest Information and Learning Company,

Hanna Permana. 2006. Persiapan RSUD Menjadi Badan Layanan Umum Daerah,
Seminar dan Workshop Nasional Badan Layanan Umum, pp. 1-12

Hall, A. James. 2001. Accounting Information Systems, Third Edition, South-Western


College Publishing, Cincinnati

Kenagy,John Jay . 2007. Computerized Provider Order Entry In Multi Specialty Ambulatory
care practices : A Quanti09otative Evaluation Of IS Success, Proquest Information
& learning Company, Umi Microform 3277687,disertasi

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2006. Marketing Management, 12 Edition, Pearson
International Edition, New Jersey.

Laudon Kenneth C & Jane P. Laudon, 2005, Management Information Systems : New
Approaches to Organization & Technology, International Edition, Prentice Hall,
New Jersey

Mc Leod, Raymond Jr & George P. Schell, 2007, Management Information


System,Pearson Education Inc, New Jersey

O’Brien, James A. & Marakas, George M. 2008. Introduction To Information Systems,


Fourteenth Edition, MCGraw-Hill Irwin, New York

Seddon, Peter B, 1997, A Respecification and Extension of the DeLone and McLean
Model of IS Succes, Information Systems Research Vol 8 No 3,pp. 240-253

BIODATA:
Dr. Heni Nurani H. SE., MSi., Ak adalah dosen Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
UNJANI.

10

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai