Disusun oleh :
NIM : 220100751011
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur dan hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademis
dalam mata kuliah Sistem Organisasi Manajemen. Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan apresiasi kepada semua yang telah membantu.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kompleksitas dunia bisnis, sistem
organisasi manajemen menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan
sebuah organisasi. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang sistem organisasi manajemen, dengan fokus pada informasi dan
manajemen, data dan informasi, motivasi dalam manajemen organisasi, kepemimpinan,
serta hubungan antara semua elemen tersebut.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...iii
iii
BAB 1
INFORMASI DAN MANAJEMEN
Sistem informasi dan manajemen memiliki hubungan yang erat dalam konteks
bisnis modern. Sistem informasi merupakan kumpulan prosedur, perangkat lunak,
perangkat keras, basis data, dan orang-orang yang digunakan untuk memperoleh,
menyimpan, memanipulasi, mengelola, mentransmisikan, dan menyebarkan informasi
yang berguna bagi organisasi. Di sisi lain, manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu. Hubungan antara sistem informasi dan manajemen dapat
dilihat dari beberapa aspek yang saling terkait.
Pertama-tama, sistem informasi memainkan peran penting dalam mendukung
fungsi manajemen. Sistem informasi membantu manajer dalam mengumpulkan data
yang relevan, menganalisis informasi tersebut, dan membuat keputusan yang tepat.
Dengan adanya sistem informasi yang efisien, manajer dapat memperoleh informasi
secara cepat dan akurat untuk mendukung proses pengambilan keputusan mereka.
Kedua, sistem informasi juga mempengaruhi struktur organisasi dan proses bisnis.
Dengan adanya teknologi informasi yang canggih, organisasi dapat mengubah cara
mereka melakukan bisnis dan berinteraksi dengan pelanggan serta pemasok. Hal ini
memungkinkan manajemen untuk merancang ulang proses bisnis mereka agar lebih
efisien dan responsif terhadap perubahan pasar.
Ketiga, Kontribusi Sistem Informasi dalam Manajemen. Sistem informasi
berkontribusi secara signifikan dalam proses manajemen dengan menyediakan
informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan kepada para pemimpin bisnis. Informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi membantu manajer dalam pengambilan
keputusan yang lebih baik. Sistem informasi juga memungkinkan manajer untuk
memantau kinerja bisnis secara real-time dan membuat perubahan strategis sesuai
kebutuhan.
Keempat, Integrasi Sistem Informasi dengan Proses Manajemen. Integrasi
sistem informasi dengan proses manajemen memungkinkan aliran informasi yang lancar
di seluruh organisasi. Sistem informasi membantu dalam pemantauan kinerja
operasional dan memberikan wawasan yang diperlukan bagi manajer untuk
mengidentifikasi peluang atau masalah yang memerlukan tindakan segera. Dengan
adanya integrasi yang baik antara sistem informasi dan proses manajemen, organisasi
dapat mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi.
Kelima, Penggunaan Sistem Informasi dalam Pengambilan Keputusan
Manajerial. Sistem informasi memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan
manajerial. Dengan adanya sistem informasi yang baik, manajer dapat mengakses
informasi secara cepat dan akurat untuk mengevaluasi situasi bisnis, menganalisis
pilihan strategis, dan merencanakan langkah-langkah ke depan. Hal ini membantu
manajer dalam membuat keputusan yang lebih terinformasi dan berdampak positif bagi
keseluruhan organisasi.
Keenam, Penerapan Teknologi Informasi dalam Praktik Manajemen .
Penerapan teknologi informasi telah mengubah cara praktik manajemen dilakukan.
Dengan adanya sistem informasi berbasis teknologi, manajer dapat mengelola operasi
bisnis secara lebih efisien dan efektif. Teknologi seperti analitik data, kecerdasan buatan
(AI), dan komputasi awan telah memungkinkan manajer untuk melakukan analisis
mendalam, meramalkan tren pasar, dan berkomunikasi secara lebih efektif dengan para
pemangku kepentingan.
Ketujuh, Tantangan Integrasi Sistem Informasi dengan Manajemen. Meskipun
integrasi sistem informasi dengan proses manajemen memiliki banyak manfaat, ada
juga tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah keamanan informasi. Dengan
semakin kompleksnya ancaman keamanan cyber, organisasi harus memastikan bahwa
sistem informasinya aman dari serangan cyber. Selain itu, integrasi sistem informasi
juga memerlukan investasi waktu dan sumber daya yang signifikan untuk memastikan
bahwa sistem tersebut beroperasi dengan baik.
Hubungan antara sistem informasi dan manajemen sangat penting dalam konteks
bisnis modern. Sistem informasi tidak hanya menyediakan aliran informasi yang
diperlukan bagi para pemimpin bisnis untuk mengambil keputusan strategis, tetapi juga
memungkinkan efisiensi operasional yang lebih tinggi melalui integrasinya dengan
proses manajemen.
BAB II
DATA DAN INFORMASI
Pada hakekatnya tujuan pemberian motivasi kepada para karyawan adalah untuk
mengubah perilaku karyawan agar sesuai dengan keinginan perusahaan;
meningkatkan gairah dan semangat kerja; meningkatkan disiplin kerja; 12
meningkatkan prestasi kerja; mempertinggi moral kerja karyawan; meningkatkan
rasa tanggung jawab, meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta menumbuhkan
loyalitas karyawan pada perusahaan.
Tujuan motivasi mencakup berbagai aspek dalam konteks individu dan organisasi.
Berikut adalah beberapa tujuan umum dari proses motivasi:
1. Meningkatkan Produktivitas:
Salah satu tujuan utama motivasi adalah meningkatkan produktivitas
individu atau kelompok kerja. Karyawan yang termotivasi cenderung
bekerja lebih efisien dan efektif.
2. Meningkatkan Kualitas Kerja:
Motivasi dapat membantu meningkatkan kualitas hasil kerja. Karyawan
yang termotivasi memiliki kecenderungan untuk lebih fokus dan
berusaha mencapai standar kualitas yang lebih tinggi.
3. Mengurangi Turnover Karyawan:
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi, organisasi
dapat mengurangi tingkat pergantian karyawan. Karyawan yang merasa
termotivasi memiliki kecenderungan untuk tetap setia pada organisasi.
2) Teori ERG
Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer. Pada prinsipnya setuju dengan
teori Maslow, tetapi hanya dengan 3 peringkat kebutuhan yaitu :
a) Eksistensi (Existence) : Kebutuhan yang dipenuhi oleh faktor-faktor sepertim
makanan, udara, air, upah (gaji).
b) Keterkaitan (Relatedness) : Kebutuhan yang dipenuhi oleh hubungan antar
personal.
c) Pertumbuhan (Growth) : Kebutuhan yang dipenuhi dengan perbuatan kreatif.
Menurut prinsip ini suatu kebutuhan tingkat yang lebih rendah yang sudah
terpuaskan dapat terpenuhi kembali dan mempengaruhi perilaku apabila kebutuhan
tingkatan yang lebih tinggi tidak dapat terpuaskan.
b. Pendekatan Proses
1) Teori Pengharapan, oleh Victor Vroom, teori ini mengatakan bahwa seorang
individu cenderung bertindak dengan cara tertentu berdasarkan pengharapan bahwa
tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan berdasarkan daya tarik hasil
tersebut bagi orang itu. Teori pengharapan menekankan perilaku yang diharapkan.
Selain itu juga berkaitan dengan persepsi. Realitas itu tidak relevan. Persepsi
individu itu sendiri terhadap kinerja, imbalan, dan hasil pencapaian sasaran akan
menentukan motivasinya, dan bukan hasil obyektif itu sendiri.
2) Teori Penguatan, Teori ini dikemukakan oleh B.F. Skinner. Teori ini menyatakan
bahwa perilaku adalah fungsi dari akibat. Teori penguatan menyatakan bahwa
perilaku itu ditimbulkan dari luar. Kunci teori penguatan ialah bahwa teori ini
mengabaikan factor – factor seperti, sasaran, harapan, dan kebutuhan. Sebagai
gantinya, teori ini hanya memusatkan perhatian pada apa yang terjadi pada
seseorang ketika ia mengambil tindakan tertentu.
3) Teori Keadilan, Teori ini dikemukakan oleh J. Stacy Adam. Teori ini juga
dikenal dengan Teori Equity. Teori keadilan menyatakan bahwa individuindividu
membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan masukan atau
keluaran orang-orang lain berdasarkan jenis kelamin, masa kerja, tingkat dalam
organisasi, pendidikan, dan profesionalisme.
4) Teori Penetapan Tujuan, Orang akan bekerja lebih baik jika mereka
mendapatkan umpan balik mengenai sejauh mana mereka maju menuju sasaran
mereka karena umpan balik membantu mengidentifikasi kesenjangan antara apa
yang telah mereka lakukan dan apa yang ingin mereka lakukan. Umpan balik yang
timbul sendiri, dimana karyawan mampu memantau kemajuannya sendiri telah
terbukti merupakan motivator yang lebih hebat daripada umpan balik yang
dihasilkan dari luar.
2.1 KEKUASAAN
Kekuasaan (authority) adalah kemampuan untuk memerintah dan memberi keputusan
yang baik secara
langsung maupun tidak mempengaruhi tindakan - tindakan pihak lainnya. Melihat sifat
ilmu sosial yang
tidak etis - normatif maka kekuasaan memiliki pengertian yang netral untuk melihat
baik dan buruknya
perlu di lihat penggunaannya bagi keperluan masyarakat.
Definisi kekuasaan, manurut para ahli sosiologi, yaitu :
Max weber, kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya
di dalam suatu
hubungan social yang ada termasuk dengan kekuatan atau tanpa mengiraukan landasan
yang menjadi
pijakan kemungkinan itu.
Selo soemardjan dan soelainan soemardi, menjelaskan bahwa adanya kekuasaan
tergantung dari yang
berkuasa dan yang dikuasai.
Ralf dahrendorf, kekuasaan adalah milik kelompok, milik individu dari pada milik
struktur social.
Soerjono soekanto, kekuasaan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain
menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut.
Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta - juta manusia.
Oleh karena itu,
kekuasaan (power) sangat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan
kemasyarakatan. Adanya
wewenang maupun kekuasaan merupakan suatu pengaruh yang nyata atau potensial.
Mengenai
pengaruh tersebut, lazimnya diadakan perbedaan sebagai berikut:
1.Pengaruh bebas yang didasarkan pada komunikasi dan bersifat persuasif.
2. Pengaruh tergantung atau tidak bebas menjadi aktif yang terbagi menjadi dua hal,
yaitu:
Pihak yang berpengaruh membantu pihak yang dipengaruhi untuk mencapai tujuannya.
Pihak yang berpengaruh mempunyai pengaruh di dalam kemampuan.
2.2 HAKIKAT KEKUASAAN DAN SUMBERNYA
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang - orang lain. Melalui
pemahaman
tersebut, di manapun juga manusia berada dan bermasyarakat, fenomena kekuasaan,
dalam bentuk
yang bermacam-macam, pasti dimiliki oleh masyarakat tersebut. Max Weber (1946,
dalam Soekanto,
2003:268) mengatakan, kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang
untuk
menyadarkan masyarakat akan kemauan - kemauan sendiri, dengan sekaligus
menerapkannya terhadap
tindakan - tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan - golongan tertentu.
Kekuasaan memiliki berbagai macam bentuk dan sumber untuk mendapatkannya.
Sumber - sumber
kekuasaan diantaranya adalah hak milik kebendaan dan kedudukan. Birokrasi pun
merupakan salah satu
sumber kekuasaan, disamping kemampuan khusus di bidang-bidang ilmu pengetahuan
tertentu, serta
atas dasar peraturan-peraturan hukum.
Kekuasaan sesungguhnya terjadi di mana - mana. Pada umumnya kekuasaan tertinggi
berada dalam
sebuah organisasi masyarakat yang sangat besar yang bernama negara. Secara formal
negara memiliki
hak melaksanakan kekuasaan tertinggi, dan bilaman perlu, digunakan paksaan dalam
melaksanakan
kekuasaan tersebut. Negara pun membagi - bagikan kekuasaan yang lebih rendah
derajatnya, hal
demikian dinamakan dengan kedaulatan. Kedaulatan dijalankan oleh sekelompok kecil
masyarakat
sebagai ruling class dan setiap ruling class selalu ada pemimpinnya.
Pelaksanaan kekuasaan pada kenyataannya seringkali tidak semulus yang diharapkan
oleh kaum yang
berkuasa. Rasa ketidakpuasan dari yang dikuasai dapat saja muncul karena perbedaan -
perbedaan
alam pikiran yang menguasai dengan yang dikuasai. Untuk menjalankan kekuasaan
secara lancar, pihak
penguasa senantiasa berusaha untuk mendapatkan dukungan dari yang dikuasai. Hal ini
untuk
menyatakan bahwa kekuasaan yang diselenggarakan memiliki legitimasi atau legal dan
baik bagi
masyarakat bersangkutan. Untuk mendapatkan dukungan dari pihak lain, golongan yang
berkuasa harus
berupaya menanamkan kekuasaannya melalui jalan menghubungkan dengan
kepercayaan dan perasaan
-perasaan yang kuat di dalam masyarakat. Cara ini pada dasarnya terwujud dalam nilai
dan norma
(Mosca, 1939, dalam Soekanto, 2003:269).
2.3 Sumber-sumber Kekuasaan
Sumber-sumber kekuasaan yang dimiliki para penguasa atau pemimpin, dalam
masyarakat informal
maupun formal adalah :
Seseorang yang mempunyai harta benda (kekayaan) yang lebih banyak, sehingga
mempunyai
keleluasan untuk bergerak dan mempengaruhi pihak lain.
Dengan status tertentu, seseorang dapat memberikan pengaruhnya atau memaksa pihak
lain supaya
melakukan sesuatu sesuai kehendaknya.
Wewenang legal atas dasar peraturan-peraturan formal (hukum) yang dimiliki
seseorang, dapat
memberikan kekuasaan pada seseorang untuk mempengaruhi pihak lain sesuai dengan
hak dan
kewajibannya sesuai dengan ketetapan dalam peraturan.
Kekuasaan dalam pula tumbuh dari adanya kepercayaan khalayak, seperti tradisi,
kesucian, dan adat
istiadat.
· Kekuasaan yang tumbuh dari khrisma atau wibawa seseorang.
· Kekuasaan yang didasarkan pada pedelegasian wewenang.
· Kekuasaan yang tumbuh dari pendidikan, keahlian, serta kemampuan.
2.4 UNSUR-UNSUR SALURAN KEKUASAAN DAN DIMENSINYA
Kekuasaan yang dapat dijumpai pada interaksi sosial antara manusia maupun antara
kelompok
mempunyai beberapa unsur pokok, yaitu:
1) Rasa takut, perasan takut kepada penguasa membuat pihak lain memunculkan sikap
patuh terhadap
segala kemauan dan tindakan penguasa yang ditakuti.
2) Rasa cinta, kecintaan akan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik.
Sebagaimana halnya rasa
takut, kecintaan terhadap penguasa akan menimbulkan kepatuhan karena rasa
menyenangkan semua
pihak.
3) Kepercayaan, kepercayaan merupakan hasil dari hubungan simetris yang asosiatif.
Dasar
kepecayaan didapatkan karena masing-masing pihak telah mengetahui pihak lain.
Melalui rasa
kepercayaan, segala keinginan suatu pihak akan dilaksanakan pencapaiannya oleh pihak
lain, meski
dalam tataran tertentu pihak ynag melaksanakan keinginan tidak mengetahui secara
pasti maksud dari
pihak yang memiliki keinginan.
4) Pemujaan, memberi arti bahwa penguasa adalah pihak yang dipuja. Akibatnya,
apapun yang
dilakukan oleh pihak yang dipuja selalu benar, atau setidaknya dianggap sebagai
kebenaran.
Apabila dilihat dalam masyarakat, maka kekuasaan di dalam pelaksanaannya melalui
saluran-saluran,
sebagai berikut:
1. Saluran Militer, penguasa lebih cenderung menggunakan paksaan dengan maksud
menimbulkan
rasa takut masyarakatnya, sehingga tunduk pada kemauan penguasa.
2. Saluran Ekonomi, penguasa cenderung menguasai sendi-sendi kebutuhan masyarakat
dalam
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Penguasaan atas sendi pemenuhan kebutuhan hidup
tersebut
membuat rakyat tidak memiliki pilihan lain dan penguasa dapat melaksanakan perintah-
perintahnya
melalui peraturan-peraturan yang disertai atribut sanksi.
3. Saluran Politik, penguasa membuat peraturan melalui badan-badan yang bewenang
dan sah
menurut masyarakat. Hal ini dibuat untuk meyakinkan dan memaksa masyarakat
mentaati peraturan
yang dikeluarkan penguasa.
4. Saluran Tradisional, terjadi menyesuaian antara tradisi pemegang kekuasaan dengan
tradisi yang
ada dalam masyarakat. Kesesuaian tersebut membuat pelaksaan kekuasaan dapat
berjalan lancar.
5. Saluran Ideologi, doktrin-doktrin atau ajaran dikeluarkan penguasa yang bertujuan
menerangkan
sekaligus menjadi pembenaran pelaksanaan kekuasaannya. Doktrin dan ajaran yang
dikeluarkan
disampaikan secara berulang dan masuk ke dalam ranah bawah sadar masyarakat,
sehingga doktrin
tersebut terinternalisasi dalam jiwa masyrakatnya.
2.5 Bentuk lapisan kekuasaan
Bentuk dan system kekuasaan selalu menyesuaikan diri pada masyarakat dengan adat-
istiadat dan pola-
pola perilakunya. Pada umumnya garis tegas antara yang berkuasa dengan yang
dikuasai selalu ada
sehingga menimbulkan lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan. Karena integrasi
masyarakat
dipertahankan oleh tata tertib social yang dijalankan oleh penguasa, maka masyarakat
mengakui adanya
lapisan kekuasaan tersebut. Adanya paktor pengikat antara warga-warga masyarakat
adalah atas dasar
gejala, bahwa ada yang memerintah ada yang diperintah.
Menurut maclever ada tiga pola umum system lapisan kekuasaan atau piramida
kekuasaan, yaitu :
1.Tipe kata
Tipe kata adalah system lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku.
Tipe semacam
ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta. Garis pemisah antara masing-masing
lapisan hampir
tak mungkin ditembus.
Pada puncak piramida paling atas, duduk penguasa tertinggi (misalnya maharaja dan
raja) dengan
likungannya, yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara, dan para pendeta. Lapisan
kedua terdiri dari
para petani dan buruh tani yang kemudian diikuti dengan lapisan terendah dalam
masyarakat yang
terdiri dari para budak.
2.Tipe oligarkis
Tipe oligarkis adalah tipe yang dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh
kebudayaan
masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada para warga untuk
memperoleh
kekuasaan-kekuasaan tertentu. Kedudukan para warga pada tipe oligarkis masih
didasarkan pada
kelahiran ascribed status tetapi individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan.
Kaum industry, pedagangan dan keuangan memegang peran penting. Ada bermacam-
macam cara di
mana warga dari lapisan bawah naik tingkat lapisan dan ada juga ada kesempatan bagi
warga lapisan
menengah untuk menjadi penguasa.
Variasi tipe oligarkis dijumpai pada Negara-negara yang didasarkan pada aliran fasisme
dan juga pada
Negara-negara totaliter (misalnya soviet dan rusia). Bedanya adalah bahwa kekuasaan
yang sebenarnya,
berada di tangan partai politik yang mempunyai kekuasaan menentukan.
3. Tipe demokratis
Tipe demokratis menunjukan kenyataan akan adanya garis pemisah antara lapisan yang
yang sifatnya
mobile. Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan
kadang-
kadang juga factor keberuntungan.
Gambaran pola piramida kekuasaan merupakan tipe-tipe ideal atau tipe-tipe idaman. Di
dalam kenyataan
dan perwujudannya tidak jarang mengalami penyimpangan, disebabkan karena
masyarakat yang
mengalami perubahan social dan kebudayaan.
2.6 CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN
Setiap penguasa memiliki kecenderungan untuk mempertahankan kekuasaannya.
Manusia menurut
hakikatnya selalu memiliki hasrat untuk berkuasa, baik berkuasa untuk dirinya maupun
berkuasa untuk
pihak lain. Karenanya mempertahankan kekuasaan menjadi hal yang penting dalam
konteks penguasa,
diperlukan suatu cara untuk mempertahankannya, yaitu:
· Menghilangkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama dalam bidang politik
· Mengadakan sistem-sistem kepercayaan (belief-systems) yang akan dapat
memperkokoh
kedudukan penguasa atau golongannya.
· Melaksanakan adminitrasi dan birokrasi yang baik.
· Mengadakan konsolidasi horizontal dan vertikal.
2.7 WEWENANG
A. Pengertian Wewenang
Wewenang merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan
kegiatan/aktivitas dalam suatu
perusahaan.
B. Definisi Wewenang Menurut Para Ahli
1. Menurut Louis A. Allen dalam bukunya, Management and Organization :
Wewenang adalah jumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada
suatu jabatan.
2. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya, The Principles of
Management
Authority adalah suatu hak untuk memerintah / bertindak.
3. Menurut G. R. Terry :
Wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain
supaya bertindak
dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu.
4. Menurut R. C. Davis dalam bukunya, Fundamentals of Management :
Authority adalah hak yang cukup, yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan
suatu
tugas/kewajiban tertentu. Jadi, wewenang adalah dasar untuk bertindak, berbuat dan
melakukan
kegiatan/aktivitas perusahaan. Tanpa wewenang orang-orang dalam perusahaan tidak
dapat berbuat
apa-apa.
C. Jenis-Jenis Wewenang
a. Wewenang garis (Line authority)
Wewenang garis adalah kekuasaan, hak dan tanggung jawab langsung berada pada
seseorang atas
tercapainya tujuan. Ia berwewenang mengambil keputusan dan berkuasa, berhak serta
bertanggung
jawab langsung untuk merealisasi keputusan tersebut. Disimbolkan dengan garis
(_______).
b. Wewenang staff (Staff authority),
Wewenang staff adalah kekuasaan dan hak, hanya untuk memeberikan data, informasi
dan saran-saran
saja untuk membantu lini, supaya bekerja efektif dalam mencapai tujuan. Seseorang
yang mempunyai
wewenang staf, tidak berhak mengambil keputusan dan merealisasikan keputusan serta
tidak
bertanggung jawab langsung atas tercapainya tujuan. Tegasnya pemegang wewenang
staf hanya
merupakan pembantu lini untuk menyediakan data, informasi, dan saran-saran dipakai
tidaknya
tergantung manajer lini. Disimbolkan dengan garis terputus-putus (---------).
c. Wewenang Fungsional (Functional authority)
Wewenang Fungsional kekuasaan seorang manajer adalah karena proses-proses,
praktek-praktek,
kebijakan-kebijakan tertentu atau soal-soal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
kegiatan-
kegiatan oleh pegawai-pegawai lain dalam bagian-bagian lain pula. Disimbolkan
dengan garis terputus-
putus dan titik-titik (-●-●-●-●-●-●-).
d. Wewenang wibawa, kewibawaan seseorang adalah karena kecakapan, perilaku,
ketangkasan, dan
kemampuan, sehingga ia disegani.
D. Sumber Sumber Wewenang
a. Teori wewenang formal (Formal Authority Theory)
Wewenang yang dimiliki seseorang bersumber dari barang-barang yang dimilikinya,
sebagaimana yang
diatur oleh undang-undang, hokum, dan hukum adat dari lembaga tersebut.
Contoh : pemilik saham mempunyai wewenang karena saham yang
dimilikinya.
b. Teori penerimaan wewenang (Acceptance Authority Theory)
Wewenang bersumber dari penerimaan, kepatuhan, dan pengakuan para bawahan
terhadap perintah,
dan kebijakan-kebijakan atas kuasa yang dipegangnya.
Contoh : Rakyat memilih presiden, sehingga presiden memiliki wewenang
untuk memerintah. Presiden memiliki wewenang selama rakyat
mentaati dan mematuhi perintah-perintahnya. Jika rakyat tidak
lagi mematuhi perintah-perintahnya maka wewenang akan
hilang.
c. Wewenang dari situasi (Authority of the Situation)
Wewenang bersumber dari situasi darurat atau kejadian-kejadian luar biasa. Pemimpin
yang
wewenangnya bersumber dari situasi sering disebut pemimpin sejati dan tanpa pamrih,
begitu situasi
normal kembali maka wewenangnya akan hilang.
Contoh : sebuah kapal laut terbakar, kemudian seorang penumpang
memerintahkan agar sekoci diturunkan dan perinyahnya ini
ditaati serta dilaksanakan penumpang lainnya. Orang tersebut
mempunyai wewenang hanya karena situasi, serta mengambil
alih wewenang kapten kapalnya.
d. Wewenang dari jabatan (Position Authority)
Wewenang bersumber dari posisi yang dijabatnya di dalam organisasi yang
bersangkutan.
Contoh : Seorang dosen mempunyai wewenang untuk meluluskan seorang
mahasiswa, karena ia mempunyai wewenang (kedudukan=posisi)
untuk itu.
e. Wewenang dari faktor teknis (Technical Authority)
Wewenang bersumber dari computer yang dipakainya untuk memproses data. Operator
berwenang
menginformasikan dan menjelaskan hasil proses data itu, menjadi suatu keputusan yang
diterima oleh
orang lain.
f. Wewenang dari hukum (Yuridis Authority)
Wewenang bersumber dari hukum atau undang-undang yang berlaku.
Contoh : Polisi mengatur lalu lintas karena ada hokum yang mengaturnya.
E. Batasan Batasan Wewenang
© Kemampuan jasmaniah (fisik)
© Alamiah
© Teknologi
© Pembatasan Ekonomi
© Partnership agreement
© Lembaga
© Hukum-hukum
F. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban/tugas-tugas yang
dibebankan
kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya.
Tanggung jawab tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Wewenang diterima maka
tanggung jawab
harus juga diterima dengan sebaik-baiknya. Inilah sebabnya top manager yang menjadi
penangung
jawab terakhir mengenai maju/mundurnya suatu perusahaan.
Tanggung Jawab (Responsibility), tanggung jawab tercipta karena penerimaan
wewenang
Manajer (Top Management) harus bertanggung jawab kepada: Pemilik perusahaan, Kar
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kekuasaan dan wewenang merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat
penting dalam
kehidupan kelompok sosial di masyarakat.
Kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya di dalam
suatu hubungan
sosial yang ada termasuk dengan kekuatan atau tanpa mengiraukan landasan yang
menjadi pijakan
kemungkinan itu.
wewenang merupakan hak jabatan yang sah untuk memerintahkan orang lain bertindak
dan untuk
memaksa pelaksanaannya. Dengan wewenang, seseorang dapat mempengaruhi aktifitas
atau tingkah
laku perorangan dan grup.
Sumber kekuasaan terdiri dari harta benda, status, wewenang legal, kharisma, dan
pendidikan. Selain itu
unsure kekuasaan juga berpengaruh yaitu meliputi: rasa takut, rasa cinta, kepercayaan,
dan pemujaan.
Lapisan kekuasaan yaitu tipe kata, tipe oligarkis, dan tipe demokratis.
Bentuk wewenang terdiri dari:
1. Wewenang karena charisma, tradisional, dan rasional.
2. Wewenang resmi dan tidak resmi.
3. Wewenang pribadi dan teritorial.
4. Wewenang terbatas dan menyeluruh.
3.2.Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga kalian dapat memahami dan mengerti tentang
KEKUASAAN dan
WEWENANG dalam study Pengantar Manajemen selain dari itu saya juga
mengharapkan kritikan dari
kalian semua, agar dapat membangun atau untuk menyempurnakan pembuatan makalah
yang
selanjutnya