PENDAHULUAN
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
adalah
proses
pengendalian
berdasarkan fungsi manajemen terhadap daya yang bersumber dari manusia.
Ada lima prinsip pendekatan terhadap manajemen sumber daya manusia yaitu :
1. Sumber daya manusia adalah merupakan kekayaan yang paling penting, yang dimiliki
oleh
suatu
organisasi.
Sedangkan
manajemen
yang
efektif
adalah
kunci bagi keberhasilan organisasi tersebut.
2. Keberhasilan sangat mungkin dicapai manakala peraturan atau kebijaksanaan
dan prosedur serta mekanisme kerja yang bertalian dengan manusia dan
perusahaan tersebut saling berhubungan dan memberikan sumbangan terhadap
pencapaian strategis.
3. Budaya dan nilai perusahaan, suasana organisasi dan perilaku manajerial yang
berasal dari kultur tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap
hasil pencapaian terbaik.
4. Manajemen sumber daya manusia berhubungan secara integrasi yang dapat
menjadikan semua anggota organisasi terlibat untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
5. Empat prinsip tersebut harus tertanam dalam diri setiap anggota (manusia).
Hubungan manajemen dengan sumber daya manusia merupakan proses
usaha pencapaian tujuan melalui kerjasama dengan orang lain. Ini berarti menunjukkan
pemanfaatan
daya
yang
bersumber
dari
orang
lain
untuk
mencapai
tujuan. Sumber daya manusia sering disebut sebagai Human Resource yaitu
tenaga atau kekuatan manusia (energi atau power). Sumber daya yang juga
disebut sumber tenaga, kemampuan, kekuatan, keahlian yang dimiliki oleh
manusia, dipunyai juga oleh makhluk organisme lainnya. Misalnya pada hewan,
tumbuh-tumbuhan, bahkan dipunyai juga oleh unsur dalam.
Manajemen sumber daya manusia dalam sebuah organisasi merupakan
salah satu faktor terpenting, karena bisa dikatakan bahwa pengelolaan organisasi
pada dasarnya adalah pengelolaan manusia.Proses yang terjadi adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya
manusia dalam rangka pencapaian tujuan. Manusia sebagai perencana,
pelaksana,pengendali dan evaluasi suatu pembangunan dan menikmati hasil
evaluasi suatu pembangunan. Disini SDM sangat mempengaruhi keberhasilan
pembangunan karena manusia mempunyaiperan yang sangat menentukan dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan.
penentuan strategi organisasi ialah analisis SWOT, yaitu Strengths (Kekuatan), Weakness
(Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Agar analisis SWOT
benar-benar ampuh sebagai instrumen pembantu dalam penentuan dan pelaksanaan strategi
organisasi, diperlukan informasi menngenai kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman
yang mungkin dihadapi oleh organisasi tersebut.
Strategi yang telah dirumuskan dan ditetapkan memerlukan penjabaran melalui
penelenggaraan fungsi perencanaan. Karena perencanaan merupakan salah satu hal yang
penting dalam organisasi, perlu diketahui secepat mungkin berbagai resiko dan faktorfaktor yang dapat menjadi penyebab kegagalan pelaksanaan tujuan dan strategi organisasi.
Informasi-informasi yang dibutuhkan dalam proses perencanaan adalah 5 W 1 H, yaitu
what(apa), when(kapan), where(di mana), who(siapa), why(mengapa), dan
how(bagaimana).
Penyusunan program kerja merupakan rincian sistematis dari rencana kerja jangka
waktu menengah. Keenam pertanyaan di atas harus terjawab dalam penyusunan program
kerja dimana ia harus bersifat kuantitatif, menyatakan secara jela dan konkrit hasil yang
diharapkan, standar kinerja jelas, mutu hasil pekerjaan ditetapkan secara pasti, dan
program kerja disusun sedemikian rincinya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan operasional.
Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang terikat secara formal
dan hierarkis serta bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Organisasi dapat menjadi wadah dimana sekelompok orang bergabung dan
menempati wilayah-wilayah tertentu untuk melakukan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya. Organisasi dapat pula menjadi tempat berinteraksi antar anggota
organisasi tersebut maupun dengan anggota organisasi lainnya.
Tolok ukur keberhasilan suatu organisasi tidak dilihat secara inkremental dari apa
yang dicapai oleh masing-masing satuan kerja melainkan dari sudut pandang yang bersifat
holistik dalam arti keberhasilan organisasi secara keseluruhan.Penyelesaian tugas yang
menjadi tanggung jawab fungsional satuan kerja tertentu memerlukan interaksi,
interdependensi dan interrelasi dengan semua satuan kerja lainnya. Dan tentunya proses
seperti ini memerlukan suatu sistem informasi yang baik.
Penggerakan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan fungsi yang teramat penting
dalam manajemen sekaligus paling sulit.Penggerakan SDM yang tepat dan efektif
memerlukan informasi yang handal. Misalnya, informasi tentang klasifikasi jabatan,
informasi tentang uraian dan analisis pekerjaan,informasi tentang standar mutu yang
diterapkan dalam manajemen, dan berbagai informasi lainnya yang memungkinkan satuan
kerja yang mengelola SDM dalam organisasi menyelenggarakan berbagai fungsinya
dengan baik.
Penyelenggaraan kegiatan operasional merupakan bagian yang sangat penting dari
keseluruhan proses manajerial dan bahkan merupakan tes apakah sebuah organisasi
berjalan di atas rel yang benar atau tidak. Hal ini dikarenakan manajemen bersifat
4
bentuk aplikasi lain yang pernah dibuat sebelumnya, menjadikan aplikasi ini lebih fleksibel
namun juga lebih kaku dengan aturan-aturannya.
BAB II
PEMBAHASAN
6
yang canggih lainnya untuk memproses data sehingga dapat mencerminkan aktivitasaktivitas harian sebuah perusahaan, diorganisasikan dalam bentuk informasi untuk
memudahkan proses pengambilan keputusan.
Sistem informasi SDM tidak perlu terlalu rumit atau bahkan terkomputerisasi. Sistem
informasi SDM bisa saja hanya berupa catatan-catatan gaji ataupun kartu hadir untuk
restoran-restoran kecil atau butik-butik. Atau secara formal sebagaimana sebuah bank data
SDM yang terkomputerisasi dari perusahaan-perusahaan besar seperti bank, pabrik, dan
lembaga pemerintah.
Sistem informasi SDM yang baik adalah bila dapat menunjang perencanaan dengan
informasi untuk suplai tenaga kerja dan ramalan-ramalan permintaan; penyusunan
menyangkut kesempatan kerja yang sama, pemberhentian, dan mengetahui kualifikasi
pelamar; dan untuk pengembangan karyawan dengan informasi tentang biaya-biaya
program pelatihan dan kinerja kerja.
Sistem informasi SDM juga menunjang kompensasi dengan diperolehnya informasi
mengenai kenaikan-kenaikan bayaran, hubungan karyawan dengan informasi tentang
negosiasi-negosiasi kontrak dan kebutuhan-kebutuhan bantuan karyawan.
Sebuah sistem informasi SDM haruslah dirancang untuk menyediakan informasi.
Informasi yang dikehendaki pada umumnya meliputi:
1. Tepat waktu, yakni manajer atau departemen SDM haruslah memiliki akses untuk
memutkhirkan informasi. Jika selama ini masih menggunakan sarana informasi yang
relative sederhana, maka tugas maanajer harus mengejar sarana informasi yang mutakhir;
2. Akurat, yaitu manajer atau departemen SDM harus mampu bergantung pada akurasi
informasi yang disediakan. Segala bentuk informasi yang tidak akurat-perkiraan, dugaan,
taksiran-akan berdampak buruk juga bagi sebuah perusahaan atau organisasi;
3. Ringkas, yaitu seorang manajer atau departemen SDM harus dapat pula menyerap banyak
informasi pada setiap saat;
4. Relevan, yaitu manajer atau departemen SDM harus mendapatkan informasi, tidak hanya
informasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu. Sementara bentuk informasi lain yang
belum dapat difungsikan dapat disimpan atau cukup diketahui secara terbatas;
5. Lengkap, yakni seorang manajer atau departemen SDM harus mampu mendapatkan
informasi secara lengkap; tidak sepotong-sepotong. Jika mendapat informasi yang masih
simpang siur, belum jelas dari mana sumbernya, manajer harus segera mencari
potongan informasi yang terpotong untuk dipadukan, sehingga menjadi informasi yang
lengkap dan dipercaya oleh semua pihak.
Hanya sepotong informasi yang diperoleh atau dimiliki, bahkan mungkin tidak ada
sama sekali, keadaan tersebut berdampak mengurangi efektivitas sebuah system informasi
SDM, dan akhirnya akan menyulitkan dalam proses pengambilan keputusan pada
perusahaan, organisasi, atau departemen itu sendiri. Sebaliknya, system yang memiliki
karakteristik ini berarti dapat memudahkan dan terjamin akurasi proses pengambilan
keputusan. System informasi SDM yang efektif juga menghasilkan beberapa laporan dan
8
- Pendidikan
- Pengalaman
- Data pribadi
Kedua :
System computer yang terpisah dan berdiri sendiri;
Memperluas file daftar gaji;
Menambahkan penilaian data optional:
- Kinerja/kualitas
- Potensi
Dasar manajemen pelaporan;
Membatasi akses sepanjang organisasi perusahaan.
Ketiga:
Memisahkan system komputerisasi telah dimulai untuk menjadi terintegrasi;
Kapabilitas kemampuan cakupan dasar berupa kalkulasi SDM yang penting dengan
proyeksi yang cukup jelas;
Memperluas informasi file, dengan menambah data individu dan data perilaku yang
meliputi:
- Perhatian
- Penilaian sendiri
- Pilihan pekerjaan
Tersedia secara luas di dalam perusahaan.
Keempat:
Terkomputerisasi dan terintegrasi secara penuh;
Kemampuan untuk cakupan kalkulasi SDM dan proyeksi;
Penggunaan informasi yang luas secara mikro untuk pengguanaan individu, akses
online;
Memperluas file informasi, dengan mendesain data yang mencerminkan aspek
pekerjaan serta tingkah laku seseorang;
Sebagai dasar untuk taksiran kebutuhan biaya;
Mendukung tindakan untuk rekrutmen SDM.
Sistem ini pada tahap ketiga telah berkembang secara modern dan luas. Hal ini
biasanya dikembangkan dari data base yang terpisah yang tidak mungkin dapat
dipertukarkan. Oleh karena itu, data yang berhubungan dengan SDM tersedia pada laporan,
dan data yang spesifik yang diseleksi oleh orang yang berkualitas. Secara karakteristik,
informasi file bergerak melalui perluasan yang dapat dipertimbangkan pada beberapa
perusahaan tersebut. Contohnya, data individu berupa penghargaan, taksiran, ketertarikan
10
pada pekerjaan, dan preferensi lokasi menjadi hal umum. Persamaannya, perencanaan
informasi mengenai total kebutuhan tenaga kerja, informasi historis pada tingkat
pengembalian, pola perekrutan masa lalu, dan bahkan beberapa trend pangsa pasar buruh
eksternal (seperti ketersediaan arsitek atau sistemnya) juga digabungkan pada sistem
informasi tersebut.
inventory ) dalam cara yang paling sesuai dengan cara yang paling sesuai dengan kebtuhan
perencanaan SDM. Manfaat-manfaat khusus dari system informasi SDM adalah menilai
suplai SDM yang meliputi :
Mempelajari komposisi usia, suku, dan jaenis kelamin dari berbagai pekerjaan
guna memastikan apakah semua itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Relevan. Relevansi informasi dinilai dari : (a) Nilai prediktif (predictive value)
agar dapat digunakan untuk meramalkan kinerja di waktu yang akan datang.
(b) Nilai umpan balik (feedback value) agar dapat memberikan penilaian
terhadap status kinerja berdasarkan standar. (c) Tepat waktu (timeliness) agar
informasi itu tersedia pada saaat dibutuhkan.
13
Sebagai contoh dari hasil penelitian terhadap 10 bank ( 5 bank swasta dan bank
pemerintah), bahwa kemajuan pada system informasi SDM bervariasi dari berbagai
berbagai bank. Hasil study tersebut mengindasikan bahwa :
1.
Kepentingan yang lebih baik yang masuk data internal dari pada informasi data
eksternal.
2.
3.
4.
Diperoleh informasi yang sangat berguna untuk audit sebagai dasar dalam
membuat perencanaan SDM, yang meliptui :
a.
Eksternal
Area pekerjaan
Level pengangguran
14
Peluang kerja
Pergerakan/perubahan karyawan
Peran system informasi itu sendiri bahwa manajemen itu sendiri tidak akan
pernah lepas dari system informasi manajemen utnuk menganmbil salah satu keputusan
yang akan di ambilnya, mengelola pegawainya, membuat rencana, serta meningkatkan
sasaran kinerja yang hendak dicapai. Yaitu untuk menetapkan bobot dan nilai dari setiap
tujuan atau sasaran, menetapkan standar pelayanan minimum, dan bagaimana
menetapkan standard an prosedur pelayanan baku kepada masyrakat.
Perubahan lain dalam hubungan system informasi dengan organisasi adalah
semakin besarnya cakupan dan ruang lingkup dari system informasi dan apalikasinya.
Pengembangan dan pengelolaan system informasi ini butuh banyak ketrlibatan banyak
pihak dari dalam organisasi tersebut. Dibandingkan peran dan keterlibatanya pada
periode-periode lalu. Sebagaimana sudah dibicarakan dengan meningkatnya
kecendrungan organisasi berteknologi digital, maka system informasi dalam organisasi
dapat meliputi jangkauan yang semakin luas hingga ke masyarakat.
Satu alasan mengapa system informasi manajemen memainkan peran yang sangat
besar dan berpengaruh di dalam organisasi karena semakin tingginya kemampuan
teknologi dan semakin murahnya biaya pemanfaatan teknolgi tersebut.
Sebagai contoh dari hasil penelitian terhadap 10 bank ( 5 bank swasta dan bank
pemerintah ), bahwa kemajuan pada system informasi SDM bervariasi dari berbagai
berbagai bank. Hasil study tersebut mengindasikan bahwa :
1.
Kepentingan yang lebih baik yang masuk data internal dari pada informasi
data eksternal.
2.
4.
Diperoleh informasi yang sangat berguna untuk audit sebagai dasar dalam
membuat perencanaan SDM, yang meliptui :
a.
b.
Eksternal
Area pekerjaan
Level pengangguran
Peluang kerja
Pergerakan/perubahan karyawan
Ramalan karyawan
Rencana bisnis
Rencana fasilitas
Ramalan pasar
16
Umum
Pengawasan
Manajerial
Pemilihan waktu
Persentase syarat pekerjaan
Distribusi usia
Pensiun normal dan pensiun dini
Masa persiapan pensiun
Kesehatan karyawan
Pengalaman kerja/umum
Sebelum bekerja di tempat kerja sekarang
Hingga posisi di saat ini
Corak manajerial
Keterampilan khusus
Keahlian khusus
Perilaku dan sikap
17
Gaji
Sekarang
Yang diharapkan
c.
Kebutuhan staf:
Tingkatan aktivitas berbeda
Di dalam departemen
Di dalam divisi
Dampak perubahan
Cakupan aktivitas
Para petugas
Manajerial
Pengawas
Bakat
Rencana karir individu
Pilihan penempatan
Pilihan pekerjaan
Keterampilan yang dihargai
Rencana pengembangan karyawan
18
Ukuran prduktivitas
Prestasi kerja
Potensi kerja
Ketelitian
Keahlian khusus
Akses ke system
Para petugas
Para manajer
Para penyelia
Pimpinan puncak
bahan mentah yang akan diolah menjadi informasi, pengumpulan data ini
dapat dilakukan dengan cara pengamatan langsung, menggunakan
pertanyaan, ataupun menggunakan metode khusus lainnya. Adapun sumber
data yang dapat digarap dapat bersifat internal ataupun eksternal dalam
artian bahwa pada sumber data internal, semua komponen organisasi dari
berbagai satuan kerja dan bidang-bidang fungsional dapat menjadi sumber
data. Sedangkan pada sumber data eksternal, dat ayang didapat harus
merupakan cerminan situasi lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan
yang apda umumnya diperoleh dari pihak luar perusahaan.
2.
3.
penyimpanan yang tidak tepat ataupun kemungkinan dicuri oleh orang atau
pihak yang tidak berhak memiliki informasi tersebut. Kerahasian informasi
semua organisasi memiliki informasi yang dipandang bersifat rahasia
sehingga segala upaya harus dilakukan yntuk menjamin bahwa informasi
tersebut tidak jatuh ketangan orang atau pihak yang tidak berhak. Biaya
penyimpanan informasi, mengenai pertimbangan ini faktor efisiensi harus
diperhatikan mengingat perusahaan memiliki banyak informasi yang
sengaja dikumpulkan untuk kepentingan organisasi di masa yang akan
datang sehingga pemilihan teknologi akan tepat guna dalam rangka
menghemat biaya penyimpanan dan apabila sudah tidak diperlukan lagi,
baik data atau informasi sebaiknya ditindak dengan penghapusan, selain
untuk menghemat tempat penyimpanan yang terpenting adalah untuk
menjaga kerahasian dari data atau informasi tersebut.
2.
Pembuatan laporan yang bersifat rutin dan berkala akan cepat dan mudah
dikerjakan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
teknologi sistem informasi telah menjadi suatu komponen yang tidak terpisahkan dari
mekanisme kantor. Penggunaan teknologi system informasi yang tepat dan didukung
oleh keahlian personel yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja
perusahaan dan kinerja individual yang bersangkutan. Bahkan berbasis teknologi sistem
informasi sangat meungkinkan untuk dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan cukup
oleh seorang SDM saja. Dengan demikian manajemen berbasis teknologi sistem
informasi dapat menyederhanakan birokrasi.
Pemanfaatan teknologi informasi dapat menghasilkan efisiensi dalam berbagai
aspek pengelolaan informasi yang ditunjukkan oleh kecepatan dan ketepatan waktu
pemrosesan, serta ketelitian dan kebenaran informasi (validitas) yang dihasilkan.
Hal ini berkaitan dengan penggunaan perangkat keras komputer (hardware),
program aplikasi pendukung (software), perangkat komunikasi dan internet sebagai
sarana pengelolaan informasi. Perencanaan adalah proses di mana manajer secara
matang dan bijaksana memikirkan dan menetapkan sasaran serta tindakan berdasarkan
beberapa metode yang diperlukan untuk mencapainya, dan proses itu sendiri merupakan
suatu cara sistematik yang ditetapkan untuk malakukan kegiatan. Dengan merujuk pada
definisi di atas, maka manajemen berarti suatu proses yang menekankan keterlibatan
dan aktivitas yang saling terkait untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Sebuah kebijakan informasi organisasi biasanya memberikan arahan baik bagi para
pengelola maupun para pengguna informasi. Bagi para pengelola kebijakan informasi
merupakan sebuah kerangka kerja yang berisi prinsip-prinsip organisasi yang
berhubungan dengan informasi, penggunaannya dan pengelolaannya. Di antaranya
menjamin pengalokasian sumber-sumber informasi penting dalam manajemen
informasi. Sedangkan dari perspektif pengguna, kebijakan informasi merupakan sebuah
jaminan bahwa organisasi mempunyai komitmen untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkannya. Dengan demikian dalam konteks perencanaan sebuah organisasi,
manajemen informasi merupakan data base dimana pembuatan perencanaan menjadi
lebih mudah, lengkap dan matang serta akurat.
Memahami karakteristik dari manajemen system informasi yang cenderung terdiri
dari subsistem-subsistem yang sistematis dalam mengelola informasi baik secara
prosedural maupun interaksional antar eleman, hal ini memungkinkan terjadinya
prosedur analisis umpan balik antar elemen yang mudah,akurat,danefesien.
23
Guna memastikan bahwa sistem informasi manajemen SDM telah bekerja bagi
organisasi, harus memenuhi beberapa kriteria yang melibatkan dua isu kunci:
1. Pelatihan para pemakai, dan
2. Mengaitkan strategi-strategi dan keputusan-keputusan.
Departemen SDM perlu memastikan bahwa karyawan-karyawannya dan
pemakai-pemakai lainnya dilatih secara benar guna memanfaatkan sistem informasi
SDM. Pelatihan sering meliputi pengenalan istilah-istilah baru kepada pemakai dan
mengakrabkan mereka dengan kapabilitas sistem yang ada.
Langkah kedua dalam membuat sistem informasi SDM yang bermanfaat adalah
mengaitkan strategi-strategi dan keputusan-keputusan. Bahkan, kendatipun para
pemakai mengerti bagaimana menggunakan sistem itu, sistem ini tidak akan melayani
organisasi jika mereka tidak dapat merasakan faedah-faedah dari penggunaannya. Maka
dari itu, perusahaan hendaknya memastikan bahwa sistem ini melakukan fungsi-fungsi
yang diperlukan dan memberikan informasi yang bakal membantu para pengambil
keputusan mencapai tujuan-tujuan dan strategi-stratedi organisasi. Jika manajemen
meyakini bahwa sistem informasi sumber daya manusia tidak digunakan secara efektif,
maka dapat dilakukan audit sistem informasi SDM.
24
25
lain, demikian juga sebaliknya. Pengategorian masalah riset SDM hanya bertujuan
memudahkan pengindetifikasianmasalh riset. Untuk itu ditinjau dari luang lingkupnya,
masalah riset SDM bias dibedakan menjadi dua macam : masalah yang berhubungan
dengan lingkungan makro atau lingkungan luar (politik,ekonimi,social,budaya,hokum)
dan masalah yang berhubungan dengan lingkungan mikro (kebijakan rekrutmen,
promosi jabatan, rotasi kerja, pelatiahn atau training, PHK).
Contoh masalah SDM yang berhubungan dengan lingkungan makro : berapakah
besar UMR yang harus ditetapakan perusahan untuk setiap kantor cabang? Kapan THR
dibayar dan berapa besarnya? Informasi ini berkaitan dengan lingkungan hokum atau
peraturan. Tentu saja informasi ini dengan mudah dapat dijumpai dalam UU tenaga
kerja yang berlaku, sehingga riset yang dilakukan cukup sederhana. Sedangkan contoh
masalah SDM berkaitan dengam lingkungan mikro : apakah karyawan puas denagn
jenis pekerjaan yang mereka jalankan selama ini ? apakah progam pelatihan atau
training yang telah dilaksanakan bermanfaat bagi karyawan? Informasi ini berhubungan
dengan kebijakan perusahaan dan belum tersedianketika karyawan direkrut, sehingga
perusahan peru melakukan riset sendiri untuk memperoleh informasi.
Riset SDM juga dapat dikelompokan atas dasr tujuannya: riset untuk
mengindentifikasikan masalah dan riset untuk memecahkan masalah (Malhotra,2004)
riset indentifikasi masalah dilakukan untuk membantu menemukan atau melihat
masalah yang mungkin belum tanpak atau berpontesi muncul diwaktu mendatang. Riset
memecahkan masalah dijalankan untuk membantu memecahkan masalah SDM yang
spesifik.
Pada dasrnya desain riset dibagi menjadi tiga : riset eksploratori, riset deskritif,
dan riset kausal. Ketiga macam riset ini menghasilkan informasi yang berbeda-beda.
Sehingga penentuan riset yang digunakan tergantung pada informasi yang akan dicari
dalam riset SDM. Jika informasi yang dicari sekedar untuk mengetahui permasalahan
awal atau ada tidaknya masalah, riset eksploratori dapat dilakukan sedangakn jika
informasi yang dibutuhkan bertujuan mengambarkan sesuatu, riset dekritif bias
diterapkan. Selanjutnya, jika informasi yang dinginkan diperoleh adalah menguji
28
Riset Eksploratori
Sesuai denagn kata eksploratori yang berasal dari kata kerja bahasa inggris to
explore (menyelidiki), riset eksploratori (exploratory reseanch) berusaha menemukan
masalah yang mungkin dihadapi manajer SDM. Riset eksploratori bersifat merabaraba masalah atau peluang SDM perusahaan. Dengan demikian, riset eksploratori
merupakan desain riset yang bertujuan utama untuk memperoleh pandangan mendalam
dan menyeluruh tentang masalah manajemen SDM yang sebenarnya. Hasil riset
eksploratori dapat digunakan sebagi pedoman menentukan jenis informasi yang
dibutuhkan.
Sebagi contoh : produktivitas kerja karyawan bagian perakitan menuru dratis.
Disini manajer atau periset berupaya menggali penyebab-penyebab yang mungkin
menimbulakn penurunan tersebut, sehingga masalah SDM yang spesifik dapat
ditetapkan. Karena merupakan riset awal, riset eksporatori biasanya ditindak lanjuti
dengan riset berikutnya, yaitu riset deskriptif.
Riset Deskriptif
Riset deskriptif berasal dari kata to describe (berarti menggambarkan),
bertujuan utama menggambarkan sesuatu. Contoh hal yang isa digambarkan dalam riset
deskriptif adalah profil SDM, sikap karyawan terhadap pekerjaan,motivasi ekrja,
tingkat kepuasan karyawan, aliran komuikasi antarkaryawan, dsb.
Sering kali riset ini merupakan lanjutan dari riset eksploratori yang dijalankan
29
sebelumnya, sehingga tidak menutup kemungkinan riset eksploratori dan riset deskriptif
dilakukan berurutan.
Sebagai contoh, kasus produktivitas kerja yang menurun. Dari hasil riset
eksploratori sdiidentifikasikan penyebabnya adalah factor kepuasan kerja karyawan.
Peranan riset deskriptif dalam hal ini adalah mengungkapkan informasi yang
menggamabrkan seberapa besar tingkat kepuasan/ketidakpuasan kerja karyawan secara
keseluruhan, apa variable yang menyebabkan karyawan tidak puas, ada-tidaknya
perbedaan kepuasan kerja antarbagian, dsb. Riset deskriptif relative banyak dilakukan
dalam riset SDM.
Riset Kasual
Kata kasual berasal dari kata kerja bahasa inggris to cause yang berarti
menyeabkan atau memengaruhi. Artinya, riset kasual merupakan riset yang bertujuan
utama membuktikan hubungan sebab-akibat atau hubungan memengaruhi and
dipegaruhi dari variable-variabel yang diteliti. Periset berusaha mengungkapkan
variable yang memengaruhi atau menyebabkan perubahan variable lain. Variable yang
memengaruhi ini disebut variable inependen, sedangkan variable yang dipengaruhi oleh
perubahan variable independent disebut variable dependen.
Dalam riset SDM, variable independent bisa berwujud kebijakan SDM (seperti
perubahan kompensasi, pakaian seragam kerja, pelatihan kerja, rotasi jabatan, piknik
karyawan) maupun kondisi lingkungan luar (seperti adanya perubahan UU Tenaga
Kerja, perubahan UMR). Variable dependen dapat berupa produktivitas kerja karyawan,
tingkat kepuasan kerja karyawan, loyalitas karyawan dan sebagainya.
Intelijen Sumber Daya Manusia. Berfungsi mengumpulkan data yang
30
berhubungan dengan sumber daya manusia dari lingkungan perusahaan yang meliputi :
a. Intelijen Pemerintah. Pemerintah menyediakan data dan informasi yang
membantu perusahaan mengikuti berbagai peraturan ketenagakerjaan.
b. Intelijen Pemasok. Pemasok mencakup perusahaan seperti perusahaan asuransi,
yang memberikan tunjangan pegawai, dan lembaga penempatan lulusan
universitas serta agen tenaga kerja yang berfungsi sebagai sumber pegawai
baru. Para pemasok ini menyediakan data dan informasi yang
memungkinkan
perusahaan
melaksanakan
fungsi
perekrutan
dan
peneriamaan.
c. Intelijen Serikat Pekerja. Serikat pekerja memberikan data dan informasi yang
digunakan dalam mengatur kontrak kerja antara serikat pekerja dan
perusahaan.
d. Intelijen Masyarakat Global. Masyarakat global menyediakan imnformasi yang
menjelaskan sumber daya lokal seperti perumahan, pendidikan, dan
rekreasi. Informasi ini digunakan untuk merekrut pegawai dalam skala
lokal, nasional dan internasional, dan untuk mengintegrasikan pegawai yang
ada ke dalam komunitas lokalnya.
e. Intelijen Masyarakat Keuangan. Masyarakat keuangan memberikan data dan
informasi ekonomi yang digunakan dalam perncanaan personil.
f. Intelijen Pesaing. Dalam industri tertentu yang memerlukan pengetahuan dan
keahlian yang sangat khusus, seperti industri komputer, sering terjadi
perpindahan pegawai dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Beberapa
perusahaan memandang pesaing mereka sebagai sumber pegawai baru yang
baik, dan mengumpulkan informasi mengenai praktek personalia pesaing,
dan mungkin informasi perorangan yang berpotensi untuk direkrut.
Kemudian dari model subsistem input HRIS dimasukkan ke dalam suatu database
yang telah dirancang oleh perusahaan tersebut. Database HRIS bukan hanya data
mengenai pegawai tetapi juga mengenai perorangan dan organisasi dilingkungan
31
32
departemen
peluang SIM
perencanaan SDM
input
dasar
pendekatan SIM
ramalan
kegunaan
pengalaman,
skill,
perencanaan
promosi,
analisis
organisasi
33
rekruitmen
supply
dan
sekarang
dan
pengetahuan
permintaan
di
masa
mendatang
karyawan
internal
versus
rekrut
memperbaiki
kebutuhan
datang,
dan
memperbaiki
pelatihan manajemen
dan
persyaratan
pekerjaan
34
Sistem
informasi
berbasiskan
komputer
menyatukan
tugas-tugas
yang
menunjukkan bahwa seni dan keahlian-keahlian mereka sekarang akan dibutuhkan pada
tingkat yang lebih lanjut dan konsekuensinya lebih bernilai dari proses pengambilan
keputusan. Penjadwalan, percepatan, peramalan, akuntansi, penggajian, dan fungsi
pengendalian, sedangkan yang lainnya memungkinkan akan berkurangarti pentingnya
pada saat komputer mengambil tugas-tugas rutin. Di lain pihak, riset, perencanaan,
pengembangan sistem, seleksi dan analisis alternatif, pembuatan model dan keahlian
kepemimpinan akan tumbuh signifikansinya manakala sistem berbasiskan komputer
dipadukan di dalam organisasi.
Terdapat hubungan antara manajer-manajer dengan motivasi pencapaina yang
tinggi dan sistem informasi sumber daya manusia. Organisasi-organisasi dengan sistem
informasi sumber daya manusia yang terintegrasi membuka kesempatan yang luas
untuk memotivasi tipe-tipe manajer tersebut. Umpan balik yang segera pada perputaran
karyawan, tingkat-tingkat persediaan keahlian, rasio-rasio finansial, dan hasil-hasil
perekrutan dapat bertindak sebagai insentif bagi keputusan-keputusan dan penggunaan
tenaga manajer yang lebih baik.
36
37
Informasi harus dikelola dengan baik dan memadai agar memberikan manfaat
yang maksimal. Penerapan sistem informasi di dalam suatu organisasi dimaksudkan
untuk memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan, khususnya oleh para
pengguna informasi dari berbagai tingkatan manajemen.
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas
masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar
ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan,
pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru.
Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang
diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan
untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti.
Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang diproses kepada
pihak-pihak atau aktivitas-aktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga
membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di
tahap input berikutnya.
Sistem Informasi SDM terbentuk dari berbagai elemen. Setiap elemen harus
berfungsi secara benar agar sistem ini memberikan manfaat bagi perusahaan. Pada
intinya, sistem adalah perangkat aktivitas yang mengambil masukan-masukan
(contohnya, aplikasi untuk pekerjaan di departemen pemasaran), mengubahnya ke
dalam item-item yang berguna (persetujuan pengangkatan dari departemen SDM), dan
kemudian mengeluarkan item-item tersebut ke tempat-tempat yang dapat dimanfaatkan
(mengirim persetujuan ke departemen pemasaran).
Terdapat tiga komponen fungsional utama dalam setiap sistem informasi
SDM. Komponen-komponen tersebut adalah:
1. Fungsi masukan, yaitu memasukkan informasi karyawan ke dalam sistem
informasi SDM. Fungsi ini mencakup prosedur-prosedur yang diperlukan untuk
mengumpulkan data, seperti siapa yang mengumpulkan data, kapan dan
bagaimana data diproses. Masukan-masukan dari sistem informasi SDM serupa
dengan sistem manual. Informasi karyawan, kebijakan-kebijakan dan prosedur38
prosedur SDM, dan informasi yang berkaitan dengan kepegawaian lainnya mesti
dimasukkan ke dalam sistem agar dapat diguanakan. Informasi ini biasanya
dimasukkan dari dokumen-dokumen (seperti formulir lamaran) ke dalam komputer
pribadi yang dihubungkan dengan komputer besar (mainframe computer).
Informasi dapat diketik, dibaca secara digital, atau dipindah (scanned) dari
dokumen-dokumen, dimasukkan ke dalam sistem dari komputer-komputer lainnya,
atau diambil dari mesin-mesin lainnya yang dihubungkan dengan komputer
(misalnya, mesin jam kehadiran yang dihubungkan langsung dengan komputer).
Sistem informasi SDM terkomputerisasi lebih unggul dibandingkan sistem manual
dalam banyak hal. Karena bannyak informasi yang secara otomatis dimasukkan ke
dalam sistem. Kesalahan-kesalahan kemungkinannya terjadi dapat dihindarkan. Di
samping itu, kemampuan sistem informasi SDM dapat berhubungan dengan
komputer-komputer lainnya dan dapat membuka data yang sulit atau mahal yang
jika diperoleh dengan cara lainnya.
2. Fungsi pemeliharaan data, setelah data dimasukkan ke dalam sistem informasi,
fungsi pemeliharaan data (data maintenance function) akan memperbaharui dan
menambahkan data baru ke dalam basis data yang ada. Dalam sistem yang tidak
terkomputerisasi, yang sebelumnya karyawan klerikal (juru tulis) melakukan hal
ini dengan tangan/manual, mereka mengarsip dokumen-dokumen kertas dan
membuat
masukan-masukan
data
ke
dalam
arsip-arsip.
Sistem
yang
39
tahun,
kebutuhan-kebutuhan
sistem
informasi
SDM
perlu
41
42
43
2. Administrasi Personalia
Pada dasarnya proses ini adalah proses yang paling dasar dalam pengumpulan informasi
yang berhubungan dengan sistem kepegawaian. Dimana dalam hal ini dilakukan
pengumpulan informasi yang berhubungan dengan kelengkapan atau pelengkap dari proses
administrasi umum yang berhubungan dengan seorang personel. Adapun proses yang
termasuk didalamnya adalah proses perekaman data umum kepegawaian seperti :
Biodata Pegawai
Sejarah Kepangkatan
Sejarah jabatan
Sejarah Pendidikan Formal
Sejarah Pendidikan Penjenjangan
Sejarah Pendidikan Substantial
44
tanggung jawab, lokasi geografis penempatan, masa kerja dan juga tanggungan keluarga.
Oleh sebab itu ruang lingkup proses yang termasuk dalam kompensasi dan benefit adalah
sebagai berikut :
1. Proses penentuan gaji dan transaksinya, dimana yang ternasuk dalam hal ini adalah proses
penggunaan merit payment dalam hal penentuan gaji dan juga pendapatan lain yang
berhubungan dengan penghasilan tambahan seperti lembur, uang makan, uang perumahan,
insentif daerah terpencil, supervisor, dan sejenisnya.
2. Proses pemberian fasilitas yang berhubungan dengan kebutuhan diluar ruang lingkup kerja
dan bertujuan untuk memberikan jaminan rasa aman selama bekerja diperusahaan seperti
fasilitas medikal dan tabungan pensiun.
Dengan sistem yang baru ini penggunaan sistem merit akan sangat mudah
dilaksanakan secara obyektif. Dimana faktor penunjang informasi dalam menentukan merit
tersebut, telah terkonsolidasi menjadi satu dengan sub-sistem lainnya, seperti pendidikan,
masa kerja, evaluasi kerja, dll. Oleh sebab itu seberapa rinci sistem merit yang akan
digunakan, tergantung dari seberapa banyak komponen penunjang merit yang digunakan.
46
ditentukan sebelumnya.
47
Setiap perusahaan besar pastilah memiliki sistem informasi sumber daya manusia
(human resource information system) atau HRIS. Walaupun demikian nampaknya
manajemen puncak kurang menekankan HRIS. Namun, peraturan pemerintah yang
bertujuan memastikan persamaan dalam praktek personil perusahaan, mendesak
manajemen puncak untuk memberikan perhatian yang layak pada HRIS. Menikmati
status yang baru, HRIS mulai bermigrasi dari SI ke SDM, dengan memanfaatkan
teknologi computer mikro. HRIS telah melalui jalan yang panjang pada decade yang
alu, dan banyak eksekutif yang sekarag memandangnya sama berharga dengan system
informasi fungsional lain.
Fungsi Sumber Daya Manusia
Fungsi sumber daya manusia memiliki empat kegiatan utama :
Perekrutan dan Penerimaan.( recruitment and hiring).
Pendidikan dan Pelatihan.
Manajemen Data.
Penhentian dan Administrasi Tunjangan.
Model Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Model HRIS meliputi tiga subsistem input :
SIA (Sistem Informasi Akuntansi).
Menyediakan data personil yang berkaitan dengan keuangan.
Penelitian Sumber Daya Manusia.
Berfungsi untuk mengumpulkan data melalui proyek penelitian khusus. Contoh
Penelitian Suksesi (succession study).
Analisis dan evaluasi jabatan (job analysis and evaluation).
Penelitian keluhangrievance studies)
Inteligen Sumber Daya Manusia.
Berfungsi mengumpulkan data yang berhubungan dengan sumber daya manusia dari
lingkungan perusahaan yang meliputi :
Inteligen Pemerintah
Inteligen Pemasok
48
49
Kerangka Analisis:
50
Perancangan Sistem
Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what? Sedangkan desain digunakan
untuk menjawab pertanyaan how? Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun
untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis.
9. Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas prosesing
yang besar dilakukan.
10. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala
sistem.
11. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
12. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.
13. File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
14. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
15. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.
16. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.
Proses perancangan sebuah sistem informasi SDM dengan pendekatan lima tahap
utama untuk perancangan dan implementasi sistem SDM yakni:
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
52
Menguji subsistem
Menguji keseluruhan dan sistem informasi sumber daya manusia
Menjalankan pengujian sistem paralel
Menerapkan sistem
Sistem informasi SDM dianggap sudah berhasil jika sistem tersebut memenuhi
harapan harapan sebagai berikut :
53
1. Biaya sistem haruslah sejalan dengan ukuran dan kondisi finansial organisasi
2. Sistem haruslah ditetapkan dengan waktu yang baik
3. Sistem informasi SDM haruslah mampu dimodifikasi dan diperluas tanpa merancang
ulang keseluruhan sistem
4. Penekanan pada aktivitas perencanaan haruslah terbukti
5. Umpan balik haruslah berkelanjutan guna menyediakan pengidentifikasian masalah
masalah dan kesempatan kesempatan baru
6. Arsip arsip data haruslah diintegrasikan untuk referensi silang ( cross referencing )
di antara berbagai departemen
7. Data yang kritis haruslah tersedia pada saat yang diperlukan
8. Adanya data kunci, data keahlian keahlian yang esensial, informasi promosi, dan
kinerja, dan data gaji
1. Menentukan jumlah dan tipe tipe SDM yang dibutuhkan bagi setiap departemen
untuk satu tahun, tiga tahun, dan lima tahun ke depan. Ramalan satu tahun haruslah
ditambah atau dikurangi 10% dari jumlah yang dibutuhkan sebenarnya.
2. Menghasilkan minimal 10 pelamar untuk setiap lowongan posisi manajerial maupun
non manajerial
3. Mempertahankan biaya perekrutan setiap karyawan baru pada jumlah tertentu per
orang untuk posisi klerikal dan semi ahli, sehingga ada alat kendali
4. Menempatkan semua karyawan tingkat profesional pada satu dari dua prefernsi posisi
puncak mereka dalam dua tahun berikut
5. Menyediakan waktu khusus untuk menyelenggarakan seminar pengembangan untuk
semua SDM yang telah menunjukan cukup berpotensi untuk promosi ke jenjang yang
lebih tinggi
6. Mempertahankan tingkat gaji pada jumah tertentu di atas industri rata rata untuk
54
semua departemen
Jika tujuan tujuan telah disusun dan disepakati oleh manajer staf, maupun lini,
efektivitas sistem informasi SDM dalam membantu memenuhi tujuan tujuan tersebut
dapat diukur. Tentu saja, terdapat indikator lain nya dari efektivitas sisitem yang berada
di luar sistem informasi SDM itu sendiri, tetapi yang paling berguna pengukurannya
adalah melalui sistem informasi SDM. Variabel variabel tersebut meliputi perputaran
karyawan, ketidakhadiran, jumlah dan kualitas saran saran, jumlah dan tipe keluhan,
kekerasan dan frekuensi kecelakaan kerja, partisipasi dalam program program
tertentu, permintaan transfer, dan trend biaya biaya personalia.
Departemen SDM harus menyusun kebijakan kebijakan dan pedoman
pedoman untuk melindungi integritas dan keamanan sistem informasi SDM, sehingga
informasi pribadi karyawan tidak akan jatuh ke tangan orang orang yang tidak
berkepentingan. Pemakai pemakai tidak sah dari sistem informasi SDM yang dapat
memperoleh akses data karyawan akan dapat menciptakan kerusakan, guna
mempertahankan keamanan dan privasi catatan catatan sistem informasi SDM,
perusahaan perusahaan hendaknya :
55
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di manapun dan kapanpun para manajer serta departemen SDM sangat
membutuhkan informasi yang rinci dan berkualitas tentang SDM yang ada di
perusahaan tersebut. Kualitas keputusan-keputusan SDM semakin tergantung pada
kualitas informasi yang dimiliki dan diperoleh. Tanpa informasi yang pasti dan jelas,
baik informasi dari dalam maupun dari luar dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut
telah tertinggal. Bukan satu hal yang sia-sia, perolehan informasi, penyimpanan
informasi, dan penarikan informasi akan menghadirkan tantangan-tantangan yang
cukup besar. Dari tantangan yang ada, dimungkinkan munculnya peluang bagi suatu
perusahaan, organisasi, maupun departemen untuk meraih kerja sama dengan pihak lain
di dalam organisasi yang menyediakan berlimpah informasi bagi departemen SDM.
Kepuusan-keputusan SDM yang sehat salah satunya adalah didasari pada
tersedianya informasi SDM yang baik dan berkualitas. Informasi SDM patut disediakan
bagi manajer SDM dan manajer-manajer lini lain dalam perusahaan, sehingga dengan
demikian akan memfasilitasi pengambilan keputusan.
Dengan menggunakan computer pribadi, manajer SDM dan manajer-manajer lini
dapat memanggil semua informasi yang dibutuhkan untuk keputusan-keputusan
perekrutan, promosi, penggajian, atau pengembangan.
Oleh karena itu, perolehan dan pencarian informasi sebanyak mungkin sangat
diperlukan untuk mencapai harapan-harapan yang direncanakan sejak awal. Informasi
56
58