Latar Belakang
Pengendalian internal merupakan kebutuhan dalam sebuah perusahaan baik yang
sudah besar maupun yang sedang berkembang. Proses dalam pengendalian internal
merupakan hal yang dipengaruhi atau dilakukan oleh sumber daya manusia dalam sebuah
perusahaan. Secara teori keilmuan pengendalian internal merupakan sebuah proses untuk
mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya dalam sebuah perusahaan.
Pengendalian internal adalah salah satu cara untuk mengarahkan organisasi agar tetap pada
prinsip awal perusahaan dengan menjaga proses yang sesuai alur. Adapun cara untuk
melakukan pengendalian yang bisa mengarahkan seluruh individual dalam sebuah organisasi
adalah dengan membuat standar peraturan yang harus ditetapkan, namun apabila sebuah
perusahaan sudah melakukan proses pengendalian internal tidak bisa menjamin apakah
proses tersebut sudah berjalan dengan baik tanpa adanya kecurangan.
Berhubungan dengan semakin maraknya permasalahan mengenai pencapaian tujuan
yang tidak jelas maka dari itu kita membutuhkan adanya pengendalian internal agar kita bisa
secara mudah menemukan atau menganalisis permasalahan permasalahan yang ada atau
permasalahan yang mungkin akan timbul dalam proses pencapaian tujuan sehingga
pencapaian tujuan bisa kita ketahui secara jelas.
Dalam mencapai suatu tujuan pastilah diperlukan adanya proses dan berhubungan
dengan proses tersebut maka perlu dibentuknya suatu pengendalian internal yang sehingga
diharapkan dengan adanya pengendalian internal keamanan, pengendalian, kemajuan
organisasi bisa lebih jelas dan diharapkan dengan terbentuknya suatu pengendalian internal
kita lebih cepat mengetahui permasalahan permasalahan yang ada dan cepat dalam
mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada
Perusahan-perusahaan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan
operasi mereka, melindungi aset, dan mencegah penyalahgunaan sistem mereka.
Secara umum auditor telah memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern
kliennya untuk perencanaan auditnya. Secara khusus pemahaman auditor tentang
pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam
kegiatan berikut ini :
Risiko deteksi
Hasil studi dan pengujian efektivitas pengendalian intern menentukan juga luasnya audit
yang akan dilaksanaka yaitu dalam hal :
a. Pemilihan prosedur audit yang akan digunakan dalam audit
b. Pemilihan saat penerapan prosedur audit tersebut, yaitu apakah diterapkan sebelum
tanggal laporan keuangan atau sesudahnya
c. Penentuan jumlah pengujian (test) yang diperlukan untuk mendukung pendapat auditor
atas laporan keuangan yang di auditnya.
Jika dari hasil pemahaman dan pengujian efektivitas pengendalian intern, auditor
menemukan adanya kelemeahan-kelemahan didalamnya, auditor bertanggung jawab untuk
memberitahukan penemuannya tersebut kepada manajemen. Atas dasar informasi tersebut
manajemen dapat memperbaiki pengendalian internnya jika manfaat yang diperoleh lebih
besar dari biaya yang dikorbankan.
B. Audit Risk
dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk
membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Internal Control
merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur
sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan
mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya atau aset.
dijelaskan bahwa manajemen harus melakukan proses Audit Pengendalian
internal, tujuannya untuk memastikan apakah bawahannya telah
melaksanakan tugasnya sesuai dengan sistem dan prosedur sehingga
terhindar dari kemungkinan adanya kecurangan.
Berdasarkan pengertian-pengertian pengendalian internal diatas, kita
dapat memahami bahwa pengendalian internal merupakan suatu proses
yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk dilaksanakan oleh
orang-orang untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian
tujuan-tujuan tertentu yang saling berkaitan. Dengan adanya penerapan
pengendalian intern dalam setiap kegiatan operasi perusahaan, maka
diharapkan tidak akan terjadi tindakan-tindakan penyelewengan yang dapat
merugikan perusahaan, misalnya penggelapan (fraude) baik yang dilakukan
secara sengaja maupun tidak sengaja.
3. Mendorong efisiensi