Anda di halaman 1dari 15

JAMUR

A. TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur tubuh
jamur tempe dan jamur oncom.
B. DASAR TEORI
Jamur adalah makhluk hidup eukariota ber sel satu atau multiseluler, dan
bersifat heterotroph dengan cara menyerap zat organic dari lingkungan. Jamur ada
yang bersifat parasite obligat, parasite fakultatif, atau saprofit.
Cara perkembangbiakannya dapat terjadi secara seksual melalui kontak
gametanium dan konjugasi, atau secara aseksual dengan pembentukan spora.
Jamur yang belum diketahui reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam kelas
Deuteromycota.
Jamur ada yang bersifat menguntungkan da nada yang bersifat merugikan.
Beberapa anggota Basidiomycota, seperti jamur kuping dan jamur merang, dapat
dimakan. Beberapa anggota Ascomycota, seperti Penicillium, menghasilkan
antibiotic.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah :
1. Mikroskop
2. Kaca obyek
3. Kaca penutup
4. Pipet
5. Gelas kimia
6. Air
7. Tempe
8. Roti
9. Tusuk gigi

D. LANGKAH KERJA
1. Ambilah bagian putih dari tempe/oncom(bukan kedelai/bungkilnya)
dengan
menggunakan tusuk gigi
2. Letakkan diatas gelas obyek yang telah ditetesi air, sedikit dikocak agar benangbenangnya terurai, kemudian tutup dengan gelas penutup
3. Amati dengan menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran lemah sampai
dengan 100 kali
4. Gambar hasil pengamatanmu
E. GAMBAR PENGAMATAN

F. PEMBAHASAN
Benang halus yang berwarna putih dari jamur tempe/ jamur oncom
merupakan penyusun tubuh jamur yang disebut Hifa. Nama jalinan benang yang
tersusun oleh cabang-cabang hifa adalah miselium.
Berdasar fungsinya miselium dibagi menjadi 2 yaitu Miselium vegetatif
fungsinya untuk menyerap makanan, kedua yaitu Miselium Generatif fungsinya
untuk menghasilkan spora.
Persamaan Hifa jamur tempe dengan jamur oncom yaitu sama-sama
mempunyai inti sel, Sitoplasma, dinding sel, dan bercabang. Perbedaannya, pada
hifa jamur oncom bersekat, dan jamur tempe tidak bersekat.
Inti pada hifa jamur tempe terletak di sekeliling dinding sel. Sedangkan jumlah
inti pada hifa jamur yaitu banyak dan letaknya tersebar.
Inti sel yang mempunyai selaput inti semacam ini disebut eukariotik.
Jamur tempe disebut Rhizopus Oligosporus, nama genusnya Rhizopus. Jenis
lain dalam genus Rhizopus yaitu Rhizopus Stolonifer dan Rhizopus Nigricans.
Ciri-ciri Jamur Zygomycota (jamur tempe) yaitu hidup dilingkungan darat,
saprofit, multiseluler, hifa tak bersekat, tidak berspora flagel, dan dihasilkan
zigospora.
Ciri-ciri Jamur Ascomycota (jamur oncom) yaitu berstruktur askus,
saprofit/parasit, uniseluler atau multiseluler, hifa bersekat, berspora, dan dihasilkan
askospora.
G. KESIMPULAN
Dari data hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa didalam jamur
tempe terdapat spora,stolon, dan sekat. Sedangkan dalam jamur roti terdapat spora
dan hifa.

Praktikum Difusi Osmosis


Osmosis
Tujuan
:
1. Mengamati proses osmosis dengan menggunakan membran epidermis
bawang
bombay
dan
epidermis
telur
2.
menjelaskan
perbedaan
proses
difusi
dan
osmosis
Alat
dan
bahan:
1.
Pinset
2.
sedotan
bening
transparan
dengan
diameter
yang
besar
3.
petri
dish
4.
gelas
ukur
10
ml
5.
gelas
kimia
100
ml
6.
Air
8.
Silet
9.
epidermis
bawang
bombay
10.
epidermis
telur
(lapisan
dalam
yang
berwarna
putih)
Cara
kerja:
A. Mengambil membrane semipermeabel epidermis bawang bombai
1.
Ambil
satu
siung
bawang
bombai
2. Potong bagian tengah bawang dengan menggunakan silet atau cutter
3. Lepaskan lapisan bagian dalam pada dari setiap lapisan bawang bombay
B.
Mengambil
membran
semipermeabel
kulit
telur
1.
ambil
satu
butir
telur
ayam
2. lubangi telur tersebut pada bagian ujung, dan keluarkan isinya
3. ketuklah kulit telur tersebt secara perlahan hingga retak
4. lepaskan lapisan kulit yang keras perlahan-lahan hingga tampak lapisan
kulit yang berwarna putih. usahakan lapisan kulit putih tersebt tidak robek
5. letakkan epidermis kulit telur tersebut dalam wadah berisi air hingga
terendam
C.
menyiapkan
larutan
sirup
1. Buatlah larutan sirup 75%, dengan cara ambil 7.5 ml sirup kemudian
tambahkan
air
hingga
volumenya
menjadi
10
ml
2. Buatlah larutan sirup 50 % dengan cara ambil 5 ml larutan sirup kemudian
tambahkan
air
hingga
10
ml
3. Buatlah larutan sirup 25% dengan cara ambil 2.5 ml sirup dan tambahkan
air
hingga
10
ml
4. buatlah larutan sirup 5% dengan cara ambil 0.5 ml sirup dan tambahkan
air
hingga
10
ml
D.
Membuat
perangkat
percobaan
1.
Potong
pipa
sedotan
sepanjang
10
cm
2. tutup salah satu lubang pipa sedotan dengan menggnakan membran kulit
telur

3. ikat dengan menggunakan benang jahit yang kuat dan rapat


4. buatlah 5 rangkaian pipa sedotan. Pipa sedotan pertama isi dengan 3 ml
larutan sirup 100 % (pekat), pipa sedotan kedua isi dengan 3 ml larutan sirup
75%, pipa ke tiga isi dengan larutan sirup 50 %, pipa ke empat isi dengan
larutan sirup 25 % dan pipa sedotan ke lima isi dengan larutan sirup 5%.
5. letakkan ke-5 pipa sedotan tadi di dalam gelas kimia yang berisi air biasa
6. amati peribahan ketinggian air sirup dengan interval waktu 5 menit
selama
3
kali
pengukuran
7.
catat
hasil pengamatanmu pada
tabel
hasil pengamatan
8. Ulangi hal yang sama untuk pipa sedotan yang di bungkus oleh epidermis
bawang
bombay
Tabel hasil pengamatan
Pertanyaan!
1. Bagaimanakah perubahan ketinggian air pada masing-masing pipa
sedotan?
2. Pipa sedotan mana yang mengalami perubahan ketinggian air begitu
cepat?
mengapa
demikian,
jelaskan
jawabanmu!
3. Pipa sedotan mana yang mengalami perubahan ketinggian air begitu
lambat?
mengapa
demikian?
4. Bandingkan pipa sedotan dengan membran kulit telur dan membran
epidermis bawang bombay yang masing-masing berisi larutan sirup pekat,
pipa sedotan mana yang menunjukkan perubahan ketinggian air paling
cepat?
5. Menurut pendapatmu peristiwa apa yang ditunjukkan pada kegiatan ini?
mengapa
dan
jelaskan!
_________________________________________________________________________________
____

Difusi
Tujuan:
1.
Mengapa
proses
difusi
pada
epidermis
bawang
bombay
2. Menjelaskan mekanisme proses difusi berdasarkan hasil pengamatan
alat
1.
2.
3.
4.
5.
5.

membran
tepung
Reagen

dan
epidermis
beras
atau
KI
pipet
petri

bawang
tepung
atau

bahan:
bombay
terigu
lugol
tetes
pinset
dish

cara
kerja
1.
ambil
membran
epidermis
bawang
bombay
2. lumuri membran epidermis bawang bombay dengan menggunakan tepung

beras atau tepung terigu hingga seluruh permukaan membran tertutup oleh
tepung
3. ambil reagen KI atau lugol dengan menggunakan pipet, amati dan catat
warna
dasar
larutan
KI
4. Teteskan larutan KI pada permukaan atas membran epidermis bawang
bombay,
amati
perubahan
yang
terjadi
Hasil pengamatan
Pertanyaan
1. Peristiwa yang ditunjukkan oleh perambatan warna reagen pada
epidermis adalah peristiwa difusi, mengapa demikian jelaskan jawabanmu
2. jelaskan bagaimana warna larutan KI tersebut bisa merambat di
sepanjang
epidermis
bawang
bombay?
3.Rumuskan kesimpulanmu tentang percobaan ini!

LAPORAN PRAKTIKUM OSMOSIS

I.

Tujuan
Pengamatan ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui perbedaan proses transportasi
zat secara osmosis.
II. Landasan Teori
Osmosis adalah perpindahan zat dengan atau tanpa melewati membran, dari daerah
yang konsentrasinya rendah (Hipotonis) kedaerah yang konsentrasinya tinggi (Hipertonis).
III. Alat dan Bahan :
Alat :
Pisau
Gelas plastic
Sendok plastic
Tissue
Bahan :
Kentang
Air
Gula
Garam
Kapur
IV.

Langkah Kerja
1. Kentang dibersihkan terlebih dahulu.
2. Kentang dipotong dengan ukuran 3,3 0,5 x 1 cm sebanyak 4 potong.
3. Empat buah gelas yang sudah dipersiapkan diisi air dengan ukuran yang sama secukupnya.
4. 2 sendok gula dilarutkan pada gelas pertama, 2 sendok garam dimasukkan dalam gelas ke-2
dan dua sendok kapur cair dimasukkan kedalam gelas ke-3 (gelas 4) hanya diisi dengan air
keran tanpa larutan apapun.
5. Masukkan potongan kentang secara bersamaan ke masing-masing gelas yang telah
dipersiapkan.
6. Biarkan potongan kentang tersebut terendam selama 4 jam.
7. Setelah 4 jam angkatlah kemudian simpan di atas tissue. Dan periksa keadaan kentang
tersebut, kemudian timbang ulang kentang tersebut dan catat hasilnya.

V.

Hasil Pengamatan
No

Sebelum
Pengamatan

Larutan

1. Garam
2. Gula
3. Kapur

Keras
Keras
Keras

Setelah Pengamatan
Lembek, menyusut
Sangat lembek, menyusut
Mengeras, menipis, memanjang

4. Air

Keras

Tetap

VI. Pemabahasan
Ukuran kentang semula 3,3 x 0,5 x 1 . Setelah perendaman pada larutan gula, kentang
menyusut menjadi 2,9 x 0,4 x 1,1 dan teksturnya sangat lembek, sedangkan perendaman pada
larutan garam, kentang menyusut menjadi 3 x 0,4 x 1,3 dan teksturnya lembek. Pada larutan
kapur, kentang mengembang menjadi 3,6 x 0,5 x 1,5 dan tekturnya mengeras. Sedangkan
perendaman pada air, kentang tidak mengalami penyusutan ataupun penambahan ukuran
kentang.
VII. Kesimpulan
Ingat konsep ini: osmosis adalah perpindahan air, dari larutan hipotonis ke larutan
hipertonis melalui membran semipermeabel.
jadi dapat disimpulkan: larutan gula, larutan gula bersifat hipertonis sedangkan kentang
hipotonis. Larutan garam, larutan garan bersifat hipertonis sedangkan kentang
hipotonis. Larutan kapur, larutan kapur bersifat hipotonis dan kentang bersifat hipertonis.
UJI MAKANAN

B. Tujuan
Mengetahui kandungan zat makanan (karbohidrat, protein, amilum, lemak) pada
beberapa makanan.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana reaksi zat makanan yang diuji
2.

Apa saja zat yang terkandung dalam penelitian uji makanan

3.

Mengapa dalam penelitian uji makanan harus dipanasi

Tinjaun Pustaka
Beberapa reagen yang banyak digunakan untuk mendeterminasi kandungan nutrient
dalam makanan adalah:
1.

Lugol / kalium yodida, Digunakan untuk menunjukkan kandungan bahan


makanan jenis amilum (tepung)
1. Benedict / fehling A dan Fehling B, Digunakan untuk menunjukkan
kandungan bahan makanan kelompok gula (monosakarida dan di sakarida)
1. Millon / Molisch / Biuret, Digunakan untuk menunjukkan bahan makanan
kelompok protein

1.

Sudan III / etanol / kertas buram, Digunakan untuk menunjukkan bahan


makanan yang mengandung lemak / minyak
2. Metilen Blue, Digunakan untuk menunjukkan bahan makanan yang
mengandung vitamin C
( Prestasi Guru Biologi SMA YPVDP.com: 16.11.09, 13.30 }
Metodologi Penelitian
A. Alat dan bahan
1. Rak tabung reaksi
2.

Tabung reaksi

3.

Penjepit tabung reaksi

4.

Pelat tetes

5.

Gelas kimia

6.

Larutan biuret (campuran CuSO4-1% dan NaOH-10%

7.

Berbagai bahan makan, yaitu : tepung, putih telur, nasi tahu, gulali

8.

Kertas

9.

Pembakar spritus

10. Larutan lugol


11. Larutan Fehlin A dan fehlin B
12. Reagen Benedict
B. Cara Kerja
1. Melakukan pengujian fungsi reagen, yaitu dengan cara :
1.

Memberikan beberapa tetes lugol dalam tepung.

2. Membuat larutan glukosa dalam tabung reaksi, menambahkan masing-masing


5 tetes Fehlin A dan Fehlin B atau benedict, kemudian memanaskan dengan
pembakar spritus sampai tidak lagi terjadi perubahan warna.
3. Mengambil putih telur pada tabung reaksi, kemudian meneteskan 3 larutan
biuret secara perlahan melalui dinding tabung.

4.

Mengamati reaksi perubahan warna

2.

Menguji kandunga amilum, glukosa dan protein, yaiti dengan cara :

1. Menghancurkan bahan makanan yang akan diuji dengan menggunakan mortar,


kemudian beri sedikit air hingga membentuk larutan.
2. Mengisi tabung reaksi dengan larutan bahan makanan, kemudian
menembahkan reagen.
3. Menguji kandungan lemak, dengan cara mengoleskan pada kertas buram
kering
lalu menerawangkan pada cahaya.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Reaksi perubahan warna
No

Bahan makanan

Reagen

Reaksi warna

Tahu

Biuret

Ungu

Nasi

Lugol

Biru kehitaman

Gulali

Benedict

Merah bata

Tepung

Putih telur

Jenis Bahan
Makanan

Reaksi Perubahan Warna


Lugol

Fungsi reagen

Hasil uji Ma

Biuret

Noda Pada
Kertas

Ungu

Putih (tidak ada)

Biru
muda

Fehlin

Amilum

Biru muda
(sebelum)
Kelanu (sesudah)
Tahu

Kelabu

Nasi

Biru kehitaman

Gulali

Merah
kecoklatan

Merah bata

Kuning
kecoklata
n

Tepung

Kuning

Endapan kuning

Ungu

kecoklatan

Putih Telur

Kuning
kecoklatan

Biru (sebelum)
Ungu (sesudah)
ungu

Hasil uji makanan


Keterangan : = ada - = tidak ada
B. Pembahasan
Dalam praktikum uji makanan ini saya menggunakan tahu, nasi, gulali, tepung,
putih telur. Dalam makanan yang diuji akan saya analisis berbagai zat yang
terkandung di dalamnya, yaitu pada
Tahu : Menggunakan reagen yang menunjukkan adanya tanda positif adalah
Millon / Mollisch / Biuret, yang merupakan reagen yang dapat menunjukkan
keberadaan protein pada suatu bahan makanan. Warna dasar larutatan biuret adalah
ungu. Kandungan zat yang ada pada tahu hanyalah protein, karena lemak, amilum
dan glukosa menunjukkan hasil yang negative. Kemudian reksi perubahan yang
dialami tahu dengan reagen lugol adalah berwarna kelabu, dengan reagen fehlin
adalah kelabu.
Nasi : Menggunakan reagen biuret dan Iodine / kalium iodide / KI merupakan
reagen untuk menunjukkan kandungan amilum/tepung pada suatu bahan makanan.
Warna dasar larutan KI orange
Hasil pengamatan larutan nasi berubah warna dari warna asal putih keruh menjadi
berwarna biru kehitaman. Kandungan zat pada nasi adalah amilum dan protein
(warnanya berubah menjadi biru ungu. Kemudian reaksi perubahan warna yamg
terjadi pada nasi dengan reagen fehlin adalah tidak ada karena tidak ada reaksi
perubahan warna apapun dan warna tetap.
Gulali : Benedict, Fehling A dan Fehling B merupakan reagen yang dapat
menunjukkan keberadaan glukosa pada suatu bahan makanan. Warna dasar dari
larutan benedict adalah biru tua.
Hasil pengamatan: Campuran larutan gula dengan benedict berwarna biru, setelah
pemanasan terjadi perubahan warna secara bertahap mulai dari hijau, kuning dan
akhirnya menjadi merah bata. Kandungan yang ada pada gulali hanyalah glukosa.
Sementara uji kandungan amilum, proten dan lemak menunjukkan tanda negative.
Tepung : Iodine / kalium iodide / KI merupakan reagen untuk menunjukkan
kandungan amilum/tepung pada suatu bahan makanan. Warna dasar larutan KI
orange

Hasil pengamatan: Larutan tepung berubah warna dari warna asal putih keruh
menjadi berwarna biru kehitaman
Putih telur : Millon / Mollisch / Biuret merupakan reagen yang dapat
menunjukkan keberadaan protein pada suatu bahan makanan. Warna dasar lauran
biuret adalah biru
Hasil pengamatan: Terjadi perubahan warna larutan putih telur menjadi ungum
Warna dasar larutan millon adalah ungu
Menguji kandungan lemak Kertas saring / kertas buram
Jika pada kertas buram terbentuk noda saan diterawang, maka makanan yang diuji
tersebut mengandung lemak. Makanan yang mengandung lemak hanyalah putih
telur.
Dalam praktikum untuk menguji ada tidaknya kandungan suatu zat terhadap suatu
makanan harus dipanasi, hal itu dimaksudkan agar larutan yang diuji tersebut
terlihat reaksinya.
Kesimpulan
1. Perubahan warna larutan tepung menjadi biru kehitaman menunjukkan larutan
yang diuji mengandung amilum
2. Perubahan warna larutan menjadi merah bata menunjukkan bahwa larutan
tersebut mengandung glukosa.
3. Kadar warna merah pada hasil eksperimen menunjukkan kualitas kandungan
glukosa dalam larutan.
4. Perubahan warna ungu pada larutan putih telur menunjukkan larutan tersebut
mengandung protein
5. Perubahan warna larutan menjadi merah menunjukkan larutan putih telur
mengandung protein
6. Timbulnya transparan pada kertas menunjukkan adanya kandungan lemak
dalam minyak
PEMBELAHAN SEL

Berdasarkan hasil praktikum kami dapat menyimpulkan bahwa:


Mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Pada organisme (hewan dan
tumbuhan) mitosis terjadi pada sel meristematis somatis (sel tubuh yang masih muda) yang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pada tumbuhan jaringan meristem itu teletak
pada ujung akar dan ujung tunas batang.

Mitosis terjadi melalui beberapa tahap, yaitu Profase, Metafase, Anafase, Telofase yang
merupakan tahap kariokinesis,
Dan tahap Interfase (fase istirahat) nucleus terlihat jelas, dan pada profase kromosom tampak
jelas.

ENZIM

D.
a.
b.
c.
d.

Alat dan Bahan


Rak dan tabung reaksi
Pipet tetes
Lampu spiritus
Penjepit tabung reaksi

e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Lidi
Korek api
Hati dan jantung ayam
Blender
Kapas
H2O2
NaOH, HCl
Es
Air

E. Langkah Kerja
a. Haluskan organ hati dan jantung ayam dengan menggunakan blender. Tambahkan 30 ml air
untuk hati dan 10 ml air untuk jantung. Kemudian saring dengan menggunakan kapas untuk
memperoleh ekstrak hati dan jantung.
b. Bagilah ekstrat hati ke dalam 5 buah tabung reaksi dengan volume yang sama sementara
ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi ke enam.
c. Tambahkan 7 tetes HCL kedalam tabung ke dua dan tujuh tetes NaOH ke dalam tabung ke 5.
Masukkan tabung ke 4 ke dalam es batu dan tabung 5 ke dalam air mendidih selama 10
menit.
d. Berilah label a,b,c,d,e,dan f pada 6 tabung reaksi yang lain. Masukkan 3 ml H 2o2 Pada 6
tabung reaksi tutuplah rapat-rapat dengan kapas.
e. Tuanglah isi tabug pertama ke dalam tabung a, demikian juga tabung kedua ke dalam tabung
b, tabung ketiga dalam tabung c.
f. Amati gelembungnya (amat banyak, banyak,sedang, sedikit, atau tidak)

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
Pada hati ayam
Perlakuan
Ekstrak + H2O2
Ekstrak + HCl + H2O2

Gelembung
+++
-

Dimasukkan bara api


Menyala
Tidak menyala

Ekstrak + NaOH + H2O2

++

Tidak menyala

Ekstrak + H2O2 (mendidih)

Tidak menyala

Ekstrak+ Es+H2O2

Menyala

Pada jantung ayam


Perlakuan
Ekstrak + H2O2

Gelembung
+++

Dimasukkan bara api


Menyala

Keterangan :
+ + + = banyak gelembung
++
= gelembungnya sedang
+
= sedikit gelembung
= tidak ada gelembung
BAB V
PEMBAHASAN
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh
enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai
berikut :
2H2O2 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan. Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan hati ayam dan jantung ayam (sebagaiperbandingan). Hati ayam digunakan
karena banyak mengandung enzim katalase. Hati ayam dan jantung ayam kemudian dibuat
ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
Pada hati ayam
1. Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah
H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya,
timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).
2. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu
asam. Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika
dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
3. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu
basa. Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, tetapi saat
bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.

4. Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2


Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata tidak timbul gelembung udara
dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan
karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak
dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
5. Ekstrak dimasukkan kedalam Es di tambah H2O2
Ekstrak yang dimasukkan kedalam es kemudian ditambah H2O2,ternyata menimbulkan
gelembung udara sedikit saat bara api di masukkan ke dalamnya, dan juga menimbulkan
nyala api sedikit. Hal ini disebabkan karena pada suhu 00C enzim akan inaktif (tidak aktif
sementara).
Pada jantung ayam
Sebagai perbandingan, digunakan jantung ayam yang kandungan enzim katalasenya
lebih sedikit dibandingkan dengan hati ayam.
1. Ekstrak ditambah H2O2
Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati ayam, tetapi terbentuknya gelembung sedikit lama.
Dari percobaan dapat diketahui bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh derajat keasaman
(pH) dan suhu. Pada pH terlalu asam dan basa, enzim menjadi non aktif, sehingga tidak
dapat bekerja. Sedangkan pada saat dididihkan, suhu menjadi tinggi sehingga enzim menjadi
rusak (denaturasi). Hal ini menyebabkan enzim katalse tidak dapat menguraikan
H2O2 menjadi H2O dan O2

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O) dan Oksigen
(O2). Enzim katalase akan rusak apabila bekerja pada suhu diatas 50 0C, dan pada kondisi
asam maupun basa

Anda mungkin juga menyukai