Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pada era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi semakin pesat dan
diiringi kemajuan sistem informasi yang berbasis teknologi. Informasi
semakin mudah diperoleh dan bentuk informasinya semakin kreatif.
Teknologi Informasi memiliki peran yang sangat penting dalam bisnis.
Teknologi informasi merupakan sumber daya strategis, yang dapat
menyediakan informasi penting untuk membantu dalam pengambilan
keputusan pada sebuah organisasi (Galbraith, 2012). Pentingnya teknologi
informasi pada sebuah organisasi yaitu membantu dalam meningkatkan
pembelajaran, mengetahui kekuatan yang perlu diperhatikan, memberikan
nilai positif (khususnya pegawai dalam pencapaian kinerjanya) dimana hal
ini dapat diketahui dari hasil evaluasi tata kelola teknologi informasi (Jankov
et al., 2017).
Perkembangan terknologi disamping memberikan fasilitas
kemudahan-kemudahan pada kegiatan organisasi/perusahaan,
organisasi/perusahaan juga dihadapkan berbagai tantangan – tantangan,
termasuk di bidang teknologi. Tantangan tersebut yaitu bidang Keuangan,
Pemasaran, SDM, dan Teknologi. Salah satu cara untuk menghadapi
tantangan tersebut perusahaan mengembangkan teknologi yang berbasis
sistem informasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan
teknologi perusahaan harus dihadapkan dengan berbagai tantangan. Untuk
menghadapi tantangan dan resiko yang terjadi perusahaan perlu
menerapkan sistem informasi. Dalam suatu perusahaan, sistem informasi
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan mendukung
kegiatan kegiatan yang terdapat pada perusahaan. Untuk itu digunakanlah
sistem informasi untuk mengelola data-data yang akan dikerjakan dalam
proses bisnis.

1
Sistem informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana
suatu data dikumpulkan, diproses menjadi suatu informasi dan
didistribusikan kepada para pengguna (Hall, 2009: 9). Sistem Informasi
adalah sistem yang menggunakan SDM, hardware, software dan jaringan,
untuk mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam
organisasi. Dengan adanya informasi yang cepat, tepat dan akurat maka
suatu perusahaan atau organisasi dapat mengambil keputusan yang cepat
dan tepat pula. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh
kemampuannya untuk bersaing di pasar. Kemampuan bersaing
memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan dan
peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi hambatan
stategis dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan
apabila manajemen mampu melakukan pengambilan keputusan yang
didasarkan pada informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas
akan terbentuk dari adanya sistem informasi yang dirancang dengan baik.
(Handayani, 2007). Peruahaan harus menerapkan Sistem Informasi yang
baik agar bisa survive dan menang dalam persaingan bisnis. Di setiap
perusahaan sistem informasi sangatlah penting, tidak terkecuali pada Dinas
Sosial Kabupaten Wonogiri.
Untuk menjalankan tugas dan fungsinya Badan Keuangan Kab.
Wonogiri menerapkan sebuah aplikasi SIPD (sistem informasi
pemerintahan daerah) yang mampu mengelola data dan informasi yang
berkaitan dengan perencanaan pembangunan daerah, Lebih khususnya
lagi, SIPD mampu memfasilitasi penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD,
RENSTRA PD, DAN RENJA PD, sehingga dapat diperoleh profil dari
pelaksanaan pembangunan daerah, serta mampu menjadi dasar dalam
pembaruan data dan informasi daerah.
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah atau disingkat SIPD
merupakan sistem informasi yang memuat perencanaan pembangunan
daerah, keuangan daerah, serta pembinaan dan pengawasan
pemerintahan daerah. SIPD berfungsi juga sebagai jejaring dalam
pengumpulan data secara nyata dan cepat dengan menggunakan teknologi

2
informasi, sebagai dukungan dalam perencanaan program dan kegiatan
serta evaluasi pembangunan daerah secara rasional, efektif dan efisien.
Sistem ini pula dapat digunakan untuk mendukung integrase pemanfaatan
data terkait dengan perkembangan pembangunan pada masing-masing
instansi pemerintah. Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri sendiri mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan
pemerintahan daerah di bidang sosial berdasarkan asas otonomi dan tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada daerah mencakup perencanaan
program-program, pengelolaan keuangan daerah lingkup anggaran,
perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Penerapan aplikasi berbentuk web ini bertujuan untuk mempercepat
dan mempermudah dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi
pelayanan publik pemerintah khususnya di Wonogiri. Keberadaan dari
SIPD apabila diterapkan dengan baik maka akan banyak manfaaat yang
akan di rasakan apabila tersedianya data sepenuhnya seperti akan :
Meningkatkan kualitas perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, dan kemudahan dan mendapatkan data sehingga
tidak memerlukan proses yang panjang. Dan melalui ketersediaan data dan
informasi akan lebih efektif dalam Perencaan Pembangunan Daerah dari
data yang lebih akurat, mutakhir dan dapat dipertanggung jawabkan, dan
akan terbentuknya rumah Legal Database Pembangunan untuk seluruh
daerah, sebagai dasar input untuk Perencanaan Pembangunan baik pusat
maupun daerah. Namun dalam menjalankan program ini tidaklah mudah
karena banyaknya kendala – kendala, yang penyelesaiannya harus
memerlukan kerjasama dan kerja keras dari setiap instansi yang terlibat.
Kendala yang dihadapi oleh OPD khususnya pada Dinas Sosial Kabupaten
Wonogiri dikarenakan Server lemah sehingga disaat input sangat lambat,
Saat dicetak ada inputan yang tercetak, contoh Khusus Inputan Bansos By
Name By Addres saat dicetak Hanya muncul Bantuan Sosial Uang

3
sedangkan Nama dan Alamat Kosong, banyaknya menu yang harus diisi
dalam penginputan di SIPD seringkali para pegawai melewatkan salah satu
proses penginputan sehingga laporan yang dihasilkan berbeda, pergeseran
anggaran yang tertunda, sistem penggajian yang terhambat, dan juga
jaringan SIPD yang sering error sehingga terjadi penghambatan dalam
penyusunan anggaran kas, pembuatan SPD (Surat Penyediaan Dana),
pembuatan SPJ (Surat Pertanggung jawaban), Pembuatan SPP (Surat
Perintah Pembayaran), pembuatan SPM (Surat Perintah Membayar),
pelaporan pemungutan dan penyetoran pajak serta pembuatan SP2D
(Surat Perintah Pencairan Dana)

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Identifikaisi masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana upaya mengoptimalkan SIPD (Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah) pada Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANALISIS MASALAH
Sistem Informasi adalah seperangkat komponen yang saling
bekerjasama untuk mencatat dan memproses data serta menyajikan
informasi untuk mendukung pembuatan keputusan suatu organisasi. Jadi
Sistem Informasi merupakan sistem yang menggunakan SDM, hardware,
software dan jaringan untuk mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan
informasi dalam Organisasi. Sistem informasi menurut Gordon B. Davis
(1991:91) adalah suatu sistem yang menerima input atau masukan data dan
instruksi, mengolah data sesuai dengan instruksi dan mengeluarkan
hasilnya.
Berikut beberapa pendapat menurut para ahli yang mendukung tentang
pengertian sistem informasi antara lain ialah :
a. Menurut Erwan Arbie sistem informasi merupakan suatu sistem dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, bantuan, dan dukungan operasi. Sistem ini manajerial dari suatu
organisasi dan membantu memfasilitasi penyediaan laporan yang
diperlukan.
b. Menurut John F Nash sistem informasi merupakan kombinasi dari
manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur, dan pengendalian
yang ditujukan untuk mrngatur jaringan komunikasi yang penting, proses
transaksi yang tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai
intern extern serta menyediakan dasar untuk pengambilan keputusan
yang tepat.
c. Menurut Mc Leod sistem informasi merupakan suatu sistem yang
memiliki kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber
serta menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi.

5
Sistem informasi mempunyai beberapa fungsi diataranya untuk
meningkatkan aksesibilitas data secara efektif dan efisien kepada pengguna
tanpa perantara sistem informasi memperbaiki produktivitas aplikasi
pengembangan dan pemeliharaan sistem, serta untuk mengembangkan
proses perencanaan yang efektif.

A.1. SISTEM INFORMASI PEMERINTAH DAERAH (SIPD)

Gambar 1. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)

Dalam menindaklanjuti terselenggaranya proses Perencanaan serta


Anggaran, pemerintahan daerah memiliki tanggungjawab dalam
meningkatkan serta menggunakan perkembangan teknologi data guna bisa
melaksanakan serta menyalurkan data Perencanaan serta Anggaran secara
transparansi terhadap masyarakat. Sehingga proses ini bisa sejalur dengan
prinsip good governance. Good Governance salah satunya adalah
menyangkut “transparansi yang dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi; wajib melakukan keterbukaan informasi” (Remaja, 2017: 39).
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) memiliki pengertian
sebagai Pengelolaan informasi secara sistematis berdasarkan kinerja sesuai
dengan azas efisiensi dan efektifitas dalam mencapai tujuan organisasi
diseluruh jajaran Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pelayanan

6
kepada masyarakat (KAUR, 2008). SIPD adalah sebuah bentuk sistem yang
diciptakan sebagai wujud teknologi yang dimanfaatkan dan di realisasikan.
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dirancang oleh Kemendagri
sebagai tujuan guna membenarkan alur tahapan penataan dokumen
rencana pembangunan daerah yang sesuai dengan syarat peraturan
perundang- undangan. Guna mewujudkan good governnance Pemerintah
Kabupaten Wonogiri telah mempraktikkan dan mengimplementasikan Sistem
Data Pemerintahan Daerah (SIPD) semenjak tahun 2020.
Penyelenggaraan Pemerintahan berbasis SPBE terpadu nasional
sangat penting untuk diwujudkan menuju Good Governance dan
menghasilkan satu data Indonesia yang akurat dan terintegrasi mulai daerah
hingga pusat. Untuk itu, diterbitkanlah Permendagri Nomor 70 Tahun 2019
yang mengatur jenis SIPD yang dapat dikembangkan Pemerintah Daerah
menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
1. Informasi Pembangunan Daerah
Sistem informasi pemerintahan daerah mampu mengelola data dan
informasi berkaitan dengan perencanaan pembangunan daerah dengan
melibatkan berbagai elemen terkait. SIPD juga mampu dalam
memfasilitasi penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD, RENSTRA PD, dan
RENJA PD sehingga analisis dan profil dari pelaksanaan pembangunan
daerah mudah diperoleh, serta mampu menjadi dasar dalam
pembaharuan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.
Kondisi geografis daerah, demografi, potensi sumber daya daerah,
ekonomi dan keuangan daerah, kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, serta daya saing daerah adalah Informasi yang terdapat dalam
perencanaan pembangunan daerah..

2. Informasi Keuangan Daerah


Sistem informasi pemerintahan daerah mampu mengelola data keuangan
daerah melalui berbagai elemen terkait secara lebih efektif dan efisien
dengan tetap memperhatikan asas akuntabilitas dan transparasi. Proses
pengelolaan keuangan daerah yang dimaksud meliputi:

7
a. Perencanaan Anggaran Daerah
b. Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah
c. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah
d. Pertanggung Jawaban Pelaksanaan Keuangan Daerah
e. Pertanggung Jawaban Barang Milik Daerah
f. Informasi Keuangan Daerah lainnya
Pengelolaan data keuangan daerah menjadi sangat penting terutama
dalam mencegah terjadinya praktik penyalahgunaan kewenangan
khususnya keuangan daerah. Pengkodean dan pos anggaran daerah
akan dipetakan secara detail dalam proses perencanaan, dan
dilaksanakan secara tepat, sehingga menghasilkan pelaporan yang lebih
akurat dan cepat. Pengkodean kegiatan secara nasional juga sangat
membantu dalam integrasi data keuangan daerah dengan sistem
informasi pemerintah pusat terutama dalam penyampaian laporan
pertanggungjawaban.
3. Informasi Pemerintah Daerah Lainnya
SIPD mampu memberikan informasi umum lainnya berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan. Informasi umum tersebut dapat berupa
Laporan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) selama satu
tahun, PERDA, dan informasi umum lainnya yang dikelola oleh berbagai
elemen terkait.

A.2. Penerapan SIPD


Pada tahun 2019, Kementerian Dalam Negeri menerbitkan peraturan
yang mengharuskan Pemerintah Daerah untuk melaksanakan Perencanaan
Daerah berbasis elektronik yang memenuhi prinsip satu data Indonesia.
Maka, Pemerintah Pusat mewajibkan seluruh daerah untuk mengganti
sistem informasi lama ke sebuah sistem informasi yang terhubung secara
nasional yang mana disebut dengan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD). SIPD merupakan sistem informasi yang mana didalamnya terdapat
fungsi-fungsi pada pemerintahan daerah seperti Database Nasional, Analisa
Data Daerah dan Nasional, Koordinasi Daerah dan Pemerintah Pusat,

8
Penyatuan Referensi Nasional, Proses Data Daerah, dan Evaluasi Secara
Elektronik (Perencanaan et al. 2020; Ruhana 2017). Demikian bisa dilihat di
gambar di bawah.

Gambar 1. Fungsi-fungsi di dalam SIPD


SIPD yang dijelaskan dalam Permendagri No. 8 Tahun 2014
merupakan bentuk sistem yang berfungsi untuk melakukan dokumentasi,
melakukan administrasi, dan juga melakukan pengolahan data
pembangunan daerah untuk nantinya dijadikan informasi yang diperlihatkan
kepada masyarakat. Selain itu juga, data tersebut dipergunakan untuk
mengambil keputusan untuk tujuan perencanaan, pelaksanaan, serta
evaluasi kinerja dari pemerintah daerah. SIPD ini juga memiliki fungsi untuk
melakukan monitoring perkembangan dari pemerintahan daerah. Sistem
informasi ini juga dipakai untuk melengkapi informasi dan data yang
digunakan untuk pembangunan di daerah. Fungsi SIPD juga sebagai media
untuk mengakomodir data dengan cepat dan akurat dengan berbasis
teknologi informasi, dalam bentuk dukungan terhadap perencanaan program
& kegiatan yang juga mencakup evaluasi terhadap pembangunan daerah
dengan efektif, rasional, serta efisien. Sistem ini juga dapat mendukung
integrasi penyampaian data yang berhubungan dengan perkembangan
pembangunan di instansi pemerintah masing-masing. Dalam upaya
optimalisasi sistem informasi terdapat sejumlah hal yang krusial untuk
dieksekusi yang mana diantaranya harus ada efektifitas serta efisiensi untuk
menghubungkan atau mengintegrasikan sistem-sistem yang ada untuk
mendukung perencanaan pembangunan. Selain itu sesuatu yang tidak kalah
9
krusialnya adalah harus ada penguatan kapasitas sumber daya aktor
pemerintahan yang terlibat dalam penggunaan SIPD ini. Salah satu contoh
upaya adalah untuk daerah dengan potensi wisata dapat didukung dengan
penguatan informasi tentang seberapa jauh potensi-potensi yang terkandung
di daerah tersebut.

A.3. SIPD di Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri


Suatu organisasi yang bersifat publik bekerja dalam lingkungan yang
berbeda dibandingkan dengan lingkungan organisasi yang bersifat privat.
Perbedaan tersebut berada pada hal keperluan, praktisnya, dan aplikasi
pada sektor yang bersesuaian. Perbedaan ini terlihat sangat jelas untuk
kasus penggunaan sistem informasi yaitu pada keperluannya, praktis, dan
aplikasi pada sektor-sektor tertentu misalnya SIPD. Pada awalnya
kemungkinan penggunaan manajemen sistem informasi tidak berbeda untuk
organisasi yang bersifat publik dengan organisasi yang bersifat privat.
Namun seiring berjalannya waktu dimana komputerisasi dan manajemen
sistem informasi dipengaruhi oleh lingkungan manajemen publik, maka
perbedaan antara organisasi yang bersifat publik dan organisasi yang
bersifat privat menjadi semakin berbeda (Bovaird and Loeffler 2016).
Secara umum, manajemen informasi untuk organisasi privat mungkin masih
bisa diimplementasikan kepada organisasi yang bersifat publik. Namun
ketika lingkungan organisasinya menjadi salah satu faktor yang krusial, maka
manajemen informasi antara organisasi publik dan organisasi privat harus
berbeda.
Setelah itu dilakukan penyeragaman pemahaman SIPD untuk
memastikan bahwa setiap aktor di dalamnya tidak akan mengalami
miskomunikasi perihal sistem informasi baru yang diperkenalkan. Untuk
kegiatan sosialisasi yang dilakukan lebih dari satu kali dan dijadwalkan
sebelum, saat implementasi, dan setelah implementasi SIPD bertujuan untuk
memastikan terjadinya hal di bawah ini untuk SIPD
1. Perencanaan yang matang dapat mengarahkan perilaku aktor-aktor
di dalamnya untuk bekerja sama untuk keberlanjutan dari kegiatan

10
tersebut (Ajzen 2020; Gross 2017).
2. Prosesnya dapat termonitor dengan baik dan pada implementasinya
dapat segera menemukan kendala sehingga dapat dibuatkan
penyesuaian
3. Pada implementasinya dapat memperkuat pengetahuan operator
dan pihak pemonitor karena dilakukan dalam jangka waktu yang
cukup berdekatan. Hal seperti ini juga mampu membuat operator
dan pihak pemonitor merasa nyaman dalam penggunaan sistem ini
sesuai dengan teori acceptance model (Marangunić and Granić
2015).
SIPD sebagai sistem baru memiliki fitur yang lebih lengkap sehingga
diperlukan waktu yang lebih lama untuk sosialisasi untuk dapat
dimengertinya tambahan- tambahan tersebut (Fatmawati, Cahyono, and
Maharani 2019). Fitur yang lebih lengkap ini erat kaitannya dengan teori
yang menghubungkan antara ukuran organisasi dan kinerja sistem informasi
(Fatmawati, Cahyono, and Maharani 2019). Besarnya suatu organisasi
memiliki keterkaitan dengan sistem informasi karena besarnya sumber daya
atau ongkos harus menyesuaikan dengan semakin besarnya organisasi.
Sumber daya disini bisa dikaitkan dengan fasilitas atau support dalam
penggunaan SIPD ini yang bertujuan untuk membuat aktor penggunanya
merasa nyaman dalam menggunakan sistem informasi yang diterapkan di
daerah tersebut.

A.3.1 Kendala Dalam Pelaksanaan SIPD Di Dinas Sosial Kabupeten Wonogiri


Pelaksanaan SIPD di Dinas Sosial Kab. Wonogiri memerlukan
kerjasama dengan Instansi Pemerintah lainnya yaitu BAPPEDA sebagai
perencanaan dan BPKD sebagai penganggaran, penatausahaan
pengelolaan dan pelaporan keuangan. Dalam hal penganggaran BPKD
bekerjasama dengan BAPPEDA. Untuk itu dibentuklah tim pengelolaan data
SIPD. Sumberdaya staf merupakan unsur penting pelaksana dalam
implementasi kebijakan, agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan
efektif dan tepat sasaran, maka sumberdaya staf harus memiliki

11
keseimbangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Belum semua
instansi dalam setiap Dinas memiliki sumber daya yang mumpuni dalam hal
akses SIPD secara terampil dan efektif ketika melakukan isian SIPD.
Saat ini SIPD baru sebatas perencanaan dan penganggaran APBD
sedangkan untuk penatausahaan belum siap untuk digunakan. Hal ini
mengakibatkan penggunaan aplikasi pendamping yaitu SIPKD untuk
membackup penatausahaan dan penyusunan laporan keuangan. Pada
waktu proses transfer data dari SIPD ke Aplikasi pendamping (SIPKD) masih
ada hambatan, tidak terekspornya semua data perencanaan anggaran,
sehingga harus dilakukan pengiputan ulang di aplikasi pendamping (SIPKD).
Selain itu, karena Pengguna SIPD adalah seluruh kabupaten di Indonesia
mengakibatkan akses masuk / loodingnya lambat.

B.PEMECAHAN MASALAH
B.1. Upaya Dinas Sosial mengatasi kendala penerapan SIPD
Dalam upayanya mengoptimalkan implementasi SIPD, dilakukan
penyesuaian perlakuan aktor-aktor yang menjalankan SIPD ini. Sosialisasi
dan pelatihan/bimtek yang dilakukan bertujuan untuk memberikan
pemahaman dan pengetahuan serta keterampilan kepada setiap operator
agar penginputan elemen data yang ada pada SIPD dapat dilaksanakan
secara efektif sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, karena SIPD
tidak dapat beroperasi tanpa adanya user atau pengguna (operator) yang
menjalankan, oleh karena itu operator SIPD harus benar-benar memahami
prosedur dan cara kerja dari sistem ini serta keseluruhan mekanisme dari
SIPD.
Selanjutnya adalah dalam hal monitoring SIPD. Berikut adalah tabel-
tabel yang menjelaskan perbedaan penyesuaian SIPD berdasarkan situasi
tertentu yang dilakukan di tingkat subag, kasubag, kepala OPD dan
kabupaten.

Tingkat Subag Tingkat Kasubag Tingkat Tingkat Kabupaten


Kepala OPD
Sebab: Kepala bagian Kepala OPD Monitoring dan

12
Pada umumnya, sub melakukan melakukan pengawasan input
bag tidak memiliki penginputan data monitoring data tingkat
kemampuan untuk dan monitoring. dan validasi kabupaten.
penginputan data Penginputan data penginputan
SIPD tetap dibantu oleh data.
operator.
Akibat :
Pengoperasian
dalam hal
penginputan
diserahkan
kepada operator
khusus.

Tabel 1. Pelaksanaan monitoring SIPD di Dinas PMD

Untuk pelaksanaan SIPD yang merupakan suatu kewajiban, harus


dilakukan walaupun masih menggunakan SIPKD sebagai aplikasi
pendampingnya. Sejak diterbitkan Permendagri Nomor 70 dan 90 tahun
2019 tentang SIPD, maka perencanaan penganggaran pembangunan di
Kabupaten Wonogiri, khususnya di Dinas Sosial telah beralih kepada SIPD.
Meskipun harus melakukan double input tetap harus dilakukan. Dibentuk tim
khusus yang menangani hal ini. Ada tim yang khusus input di SIPD dan ada
tim yang memasukan di SIPKD.

13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Upaya untuk mengoptimalisasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) di Dinas Sosial telah dilakukan yaitu dengan sosialisasi dan
pelatihan/bimtek bagi para operator dan penggunan SIPD yang disusun
berdasarkan pertemuan yang dihadiri tim SIPD ini dilaksanakan sebanyak tiga
kali sebelum dan sesudah diimplementasikannya SIPD. Berdasarkan hasil
sosialisasi ini, dilakukan penyesuaian implementasi SIPD. Dalam hal
monitoring, aplikasi SIPD ini dapat diakses secara berjenjang sehingga semua
dapat mengawasi dari perencanaan sampai pencairan dana. Implementasi
SIPD ini memiliki pengaruh positif terhadap perencanaan pembangunan
daerah yang mana ditunjukkan dari adanya peningkatan faktor-faktor
pendukung pembangunan daerah. Maka, telah dilakukan upaya untuk
mengoptimalkan SIPD di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten
Wonogiri yang mana terlihat dari adanya perencanaan sosialisasi,
pelatihan/bimtek dan penyesuaian SIPD yang bersesuaian dengan keadaan
Kabupaten Wonogiri.

B. SARAN
Berdasarkan kajian ini, untuk mengoptimalkan implementasi SIPD perlu
dilakukan :
1. Sosialisasi, pelatihan/bimtek, dan diklat khusus pada pengguna SIPD agar
pengguna aplikasi SIPD di Dinas Sosial Kab. Wonogiri memahami jelas
bagaimana tata cara penggunaan aplikasi SIPD dengan baik.
2. Monitoring yang berkelanjutan sangat perlu dilakukan untuk mencapai
tercapaianya tujuan / sasaran yang diinginkan sesuai dengan perencanaan
yang telah disepakati bersama dan memastikan penyesuaian yang
dilaksanakan dapat sesuai dengan keadaan saat itu. Hal ini penting
mengingat keadaan dari suatu daerah selalu berubah seiring berjalannya
waktu. Selain itu, ada baiknya apabila SIPD sudah bisa menghasilkan

14
sistem yang bisa digunakan baik tahap perencanaan sampai dengan tahap
penatausahaan dan pelaporan keuangan, mencakup seluruh sistem tata
usaha dalam sistem informasi.

15
16

Anda mungkin juga menyukai