T/A 2022-2023
TEKNOLOGI INFORMASI
UNTUK KOORDINASI DAN
PENGENDALIAN
Kelompok VIII
JAKA PRASTIO (2261201210)
PETRUS DACHI (2261201268)
RIO WAHYU PRATAMA (2261201203)
Teknologi Informasi
Menurut Haag & Keen (1996 )teknologi informasi adalah suatu alat
yang membantu pekerjaan yang berkaitan dengan informasi serta
melakukan tugas yang berkaitan dengan pengolahan informasi.
Sistem informasi dibutuhkan • Membantu manajemen untuk dapat berhubungan secara efektif dengan
pihak eksternal,misalnya: pesaing, investor, kreditor, dan pemerintah.
oleh manajemen dalam • Membantu manajemen dalam membuat keputusan
rangka: • dan menyelesaikan masalah operasional organisasi.
KomponenTeknologi Informasi
Menurut Kadir (2014) 5 komponen teknologi informasi atau sistem informasi yaitu:
1. perangkat keras
2. perangkat lunak
3. Prosedur
4. User
5. basis data
Experts Systems
• Menerapkan pengetahuan manusia pada komputer
untuk menyelesaikan masalah yang memerlukan
pemahaman seperti yang dimiliki oleh manusia
• Menggunakan artificial intellegence untuk
mengenali, menyusun, menyelesaikan masalah, dan
belajar dari pengalaman.
Peran Teknologi Informasi dalam Koordinasi
Organisasi
Operasional
pengawasan dan kontrol
perencanaan dan pengambilan keputusan
Komunikasi
interorganisasi,
Peran Teknologi Informasi dalam Koordinasi
Organisasi
1. Komunikasi yang Efisien: Teknologi informasi memfasilitasi komunikasi yang cepat dan
efisien antara individu, tim, dan departemen dalam sebuah organisasi. Dengan alat
komunikasi seperti email, pesan instan, dan konferensi video, anggota tim dapat berkolaborasi
secara real-time, mengurangi hambatan komunikasi, dan meningkatkan responsivitas.
2. Kolaborasi dan Berbagi Informasi: Sistem manajemen basis data dan perangkat lunak
kolaboratif memungkinkan anggota tim untuk bekerja secara bersama-sama pada proyek,
membagikan informasi, dan mengakses dokumen secara bersamaan. Hal ini memfasilitasi
kolaborasi lintas tim dan mempercepat proses pengambilan keputusan.
Perangkat Lunak Kolaborasi: Seperti alat komunikasi dan kolaborasi online, seperti Slack, Microsoft Teams, dan
Zoom, yang memfasilitasi komunikasi real-time antara anggota tim.
Sistem Manajemen Proyek: Seperti Jira, Trello, dan Asana, yang memungkinkan tim untuk mengelola tugas,
mengatur jadwal, dan memantau kemajuan proyek secara keseluruhan.
Sistem Manajemen Basis Data: Seperti Oracle, MySQL, dan Microsoft SQL Server, yang menyediakan
infrastruktur untuk menyimpan dan mengelola data perusahaan secara efisien.
Sistem ERP (Enterprise Resource Planning): Seperti SAP, Oracle ERP, dan Microsoft Dynamics, yang
mengintegrasikan berbagai proses bisnis termasuk keuangan, manufaktur, dan rantai pasokan dalam satu
platform terpadu.
Perangkat Lunak Analitik Data: Seperti Tableau, Qlik, dan Power BI, yang membantu organisasi dalam
menganalisis data untuk mendapatkan wawasan yang berharga dan mendukung pengambilan keputusan yang
lebih baik.
Sistem Keamanan Informasi: Seperti perangkat lunak keamanan jaringan, perangkat lunak antivirus, dan firewall
yang membantu melindungi data dan informasi sensitif dari ancaman keamanan.
Teknologi Informasi Yang Di Gunakan Dan Siapa
Saja Yang Terkait Dalam Koordinasi Dan
Pengendalian
Sementara itu, pihak yang terlibat dalam penerapan dan penggunaan teknologi
informasi untuk koordinasi dan pengendalian meliputi:
• manajer operasional
• tim TI
• pengembang perangkat lunak
• analis bisnis
• staf departemen terkait
• dan karyawan yang menggunakan sistem tersebut dalam kegiatan
sehari-hari mereka.
Manfaat Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pengendalian Operasional
3. Pengelolaan Inventaris yang Lebih Efektif: Melalui sistem manajemen basis data dan
perangkat lunak inventaris yang terintegrasi, organisasi dapat mengelola stok barang atau
bahan secara efisien. Penggunaan teknologi informasi dalam hal ini memungkinkan
pengendalian yang lebih baik terhadap persediaan, mengurangi risiko kekurangan atau
kelebihan persediaan yang tidak perlu.
Manfaat Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pengendalian Operasional
Sistem Manajemen Inventori: Menggunakan perangkat lunak yang dapat secara otomatis
memantau persediaan, mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan stok, dan memberikan
peringatan jika terjadi penyimpangan dari standar persediaan yang telah ditetapkan.
Sistem Pemantauan Kinerja: Memanfaatkan aplikasi analitik dan dashboard kinerja untuk
melacak dan mengevaluasi kinerja operasional, memberikan gambaran real-time tentang
pencapaian target, serta mengidentifikasi area di mana peningkatan diperlukan.
Sistem Pelacakan Transaksi: Menggunakan sistem yang dapat memantau dan merekam
setiap transaksi yang terjadi dalam bisnis, memungkinkan identifikasi penyimpangan atau
kegiatan yang mencurigakan yang memerlukan tindakan pengendalian.
Sistem Keamanan Cyber: Memasang perangkat lunak keamanan yang canggih untuk
melindungi data sensitif perusahaan dari serangan cyber dan melacak aktivitas yang
mencurigakan di jaringan.
Sistem Audit Internal: Menggunakan perangkat lunak yang memungkinkan tim audit internal
untuk melakukan audit secara efisien dan efektif terhadap proses bisnis, memastikan
kepatuhan terhadap peraturan, dan mengidentifikasi area risiko yang perlu ditangani.
Pengaruh Teknologi Internet of Things (IoT) dan Kecerdasan Buatan
(AI) terhadap Koordinasi dan Pengendalian:
Pertumbuhan teknologi yang pesat memiliki implikasi yang signifikan terhadap strategi koordinasi dan
pengendalian di berbagai sektor industri. Berikut beberapa implikasi potensialnya:
1. Peningkatan Efisiensi Operasional: Teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan otomatisasi dapat
meningkatkan efisiensi operasional dengan memungkinkan perusahaan untuk mengendalikan proses
produksi dan pengiriman secara real-time. Ini memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara berbagai
bagian dalam organisasi.
2. Peningkatan Keterlibatan Pelanggan: Teknologi digital telah mengubah cara perusahaan berinteraksi
dengan pelanggan mereka. Strategi pemasaran dan layanan pelanggan yang didukung oleh data dan
analitik dapat meningkatkan keterlibatan pelanggan, memerlukan koordinasi antara departemen
pemasaran, penjualan, dan layanan pelanggan.
3. Globalisasi dan Jaringan Supply Chain: Teknologi memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan
rantai pasokan global mereka dengan lebih baik. Ini memerlukan koordinasi yang kuat dalam manajemen
rantai pasokan untuk mengatasi tantangan globalisasi.
4. Keamanan Data: Pertumbuhan teknologi juga membawa risiko keamanan data yang lebihbesar.
Pengendalian yang kuat diperlukan untuk melindungi data sensitif dan mengkoordinasikan upaya
keamanan informasi di seluruh organisasi.
Pengaruh Teknologi Internet of Things (IoT) dan Kecerdasan Buatan
(AI) terhadap Koordinasi dan Pengendalian:
5. Mobilitas dan Kerja Jarak Jauh: Teknologi memungkinkan mobilitas yang lebih besar, yang
memungkinkan kerja jarak jauh. Ini mengubah cara organisasi mengkoordinasikan dan mengendalikan
pekerjaan, dengan penekanan pada pengelolaan kinerja dan produktivitas daripada pemantauan fisik.
6. Perkembangan Kecerdasan Buatan (AI): AI dapat digunakan dalam analisis data dan pengambilan
keputusan. Ini mempengaruhi strategi pengendalian dengan mengintegrasikan kemampuan AI dalam
proses pengambilan keputusan, memerlukan koordinasi antara tim teknologi dan tim bisnis.
7. Perubahan Model Bisnis: Teknologi seringkali memungkinkan model bisnis baru, seperti layanan
berbasis berlangganan dan platform digital. Ini memerlukan perubahan dalam strategi koordinasi dan
pengendalian untuk menyesuaikan dengan perubahan bisnis.
8. Regulasi dan Kepatuhan: Pertumbuhan teknologi dapat mempengaruhi peraturan dan kepatuhan.
Perusahaan perlu berkoordinasi dengan baik dalam mematuhi peraturan yang terus berubah.
STRATEGI MENGATASI TANTANGAN DAN RISIKO
YANG TERKAIT DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI
1. Adaptasi terhadap Perubahan: Dengan infrastruktur yang fleksibel, organisasi dapat lebih mudah
menyesuaikan sistem dan layanan TI mereka untuk mengikuti perubahan kebutuhan internal
maupun eksternal.
2. Efisiensi Operasional: Infrastruktur yang fleksibel memungkinkan organisasi untuk lebih efisien
dalam penggunaan sumber daya TI, menghindari pemborosan, dan mengurangi biaya operasional.
3. Inovasi: Fleksibilitas memungkinkan organisasi untuk lebih cepat mengadopsi teknologi baru dan
inovasi, sehingga dapat tetap bersaing dalam pasar yang berubah dengan cepat.
6. Skalabilitas: Organisasi dapat dengan mudah mengukur infrastruktur mereka sesuai dengan
pertumbuhan bisnis atau kebutuhan proyek khusus.
THANKS…..