Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS

PELANGGARAN HAK CIPTA DARI CV.KHARISMA MITRA SEMESTA


TERHADAP PT.KASTARI SENTRA MEDIA DALAM PUTUSAN NOMOR
7/Pdt.Sus-HAKI/Cipta/2019 /PN Niaga Sby.

Disusun Oleh :

Amyra Ikbar P Miftah 110110180023

Ahmad Fikri Haykal 110110180047

Alwi Hafizh Al Mumtaz 110110180192

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2021
LATAR BELAKANG

Musik adalah bentuk suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik yaitu irama melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi
sebagai satu kesatuan.1 Musik apapun yang memiliki unsur lagu, syair, nada dan irama
termasuk kedalam karya sastra dan setiap karya sastra memiliki hak cipta atau hak
ekslusif pemilik karya sastra.

Hak Cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi
pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Indonesia
mengalami banyak perubahan dalam Undang-Undang mengenai Hak Cipta. 2 Maksud
dari hak ekslusif disini adalah bahwa tidak ada orang lain yang boleh melakukan hak itu
kecuali dari izin penciptanya. Dalam karya sasta juga memiliki hak ekonomi atau
manfaat yang diperoleh atau dirasakan dari hasil jerih payah pencipta. Kegiatan
penyalinan dan atau penerbitan, atau memberikan izin kepada pihak lain untuk ikut
berpartisipasi memperbanyak atau mengumumkan ciptaan tersebut merupakan
tindakan berdasarkan pertimbangan komersial atau ekonomi.

Pengertian dari hak cipta adalah hak yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang
hak cipta untuk memperbanyak dan mengumumkan hasil ciptaan. Dari lahirnya hak
cipta maka pembuat konten harus mendaftarkan hak ciptanya agar dengan mudah
mengetahui siapa-siapa yang dianggap sebagai pencipta yang sebenarnya dan apabila
terjadi suatu perselisihan dapat mudah megetahui siapa pencipta karya atau seni
aslinya.

Berkembangnya globalisasi dan juga kebutuhan ekonomi yang makin hari makin
tinggi membuat para pelaku bisnis melakukan hal-hal kreatif agar bisa menarik
konsumen untuk membeli produknya. Dalam pembuatan produk perlu memerhatikan
1 Jamalus. 1988. Panduan Pengajaran buku Pengajaran musik melalui pengalaman musik. Jakarta.
Proyek pengembangan Lembaga Pendidikan.
2 Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
keaslian atau originalitas dari bahan maupun komponen yang mendukung produk
tersebut.

KASUS POSISI

Kasus ini berawal ketika penggugat yaitu PT. Kastari Sentra Media mengetahui
bahwa adanya sebuah produk mainan yang didistribusikan serta dipasarkan di
masyarakat luas yaitu “Boneka Nabila Hijab Perfumed Doll” dan di dalam boneka itu
terdapat 10 (sepuluh) lagu yang dimana tidak ada izin dari penggugat dimana sebagai
pemegang hak cipta hal ini berdasarkan Pasal 1 ayat 4 Undang-undang No. 28 Tahun
2014 Tentang Hak Cipta. Penggugat itu sendiri adalah sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang produksi gambar bergerak, video dan program televisi. Tergugat itu
sendiri yaitu CV. Kharisma Mitra Semesta dan Toko Metro sebagai turut tergugat
melakukan produksi serta pendistribusian produknya kemasyarakat dimana dalam
produknya ada unsur yaitu lagu yang tidak memiliki izin dari pemegang hak cipta itu
sendiri. PT. Kastari Sentra Media selaku penggugat merasa dirugikan karena tergugat
ini patut diduga menadapatkan keuntungan dari penggunan atas lagu yang diedarkan
melalui penjualan boneka yang materi lagu anak-anak diperoleh atau diambil tanpa
seijin dari penggugat selaku pemegang hak cipta. Tercantum dalam pasal 9 ayat 3
Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta mengatur bahwa “Setiap orang
tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta dilarang melakukan penggandaan
dan/atau penggunaan secara komersial ciptaan. Berdasarkan hal terebut maka
penggugat sebagai pemegang hak cipta atas lagu anak-anak tersebut mempunyai
kedudukan hukum (Legal Standing) untuk mengajukan gugatan pelanggaran Hak Cipta
yang dilindungi Hukum Indonesia terhadap semua bentuk pelanggaran hak cipta.
IDENTIFIKASI MASALAH

Pada kasus dengan Putusan Nomor 7/Pdt.Sus-HAKI/Cipta/2019 /PNNiaga Sby.


Perselisihan yang terjadi antara PT. Kastari Sentra Media dan CV. Kharisma Mitra
Semesta serta Toko Metro sebagai turut tergugat kami mengidentifikasi sejumlah
masalah yang akan digunakkan untuk analasis dalam studi kasus ini.

1. Hak cipta yang dilanggar tergugat atas lagu-lagu anak milik penggugat.
2. Kerugian yang timbul akibat pelanggaran hak cipta yang dilakukan tergugat.

ANALISIS
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan hak eksklusif yang diberikan negara
kepada seseorang, sekelompok orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa
dalam menggunakan dan mendapatkan manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki
atau diciptakan. Istilah HKI merupakan terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR),
sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan
WTO (Agreement Establishing The World Trade Organization). 3 Pengertian Intellectual
Property Right adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari
kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan dengan hak seseorang
secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right). HKI adalah kekayaan pribadi
yang dapat dimiliki dan diperlakukan sama dengan bentuk-bentuk kekayaan lainnya. 4

Salah satu Hak Kekayaan Intelektual adalah Hak cipta. Hak Cipta sebagai HKI
pada dasarnya adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk
mengumumkan maupun memperbanyak ciptaannya, dan juga memberi izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut perundangan-undangan
yang berlaku. Hak Cipta adalah hak ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.5 Hak cipta dibagi menjadi dua, yaitu Hak Moral dan Hak Ekonomi. Hak Moral
merupakan hak yang melekat secara abadi pada pencipta, pengaturan lebih lanjut
diatur dalam Pasal 5 UU 28/2014. Dengan melindungi Hak Moral, pencipta memiliki
6
informasi manajemen Hak cipta dan atau informasi elektronik Hak Cipta.

Selain dari Undang-Undang yang diatur di Indonesia, Indonesia telah menjadi


anggota dalam Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup Trade Related Aspects
of Intellectual Property Rights (Persetujuan tentang Aspek-Aspek Dagang Hak
Kekayaan Intelektual) yang selanjutnya disebut TRIPs, melalui Undang-Undang Nomor

3 Tim Lindsey, ed el, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Alumni, 2002,) hlm. 3.
4 Eddy Damain, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Alumni, 2002), hlm. 120.
5 Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
6 Pasal 6 UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
7 Tahun 1994).7 Indonesia pun telah meratifikasi Berne Convention for the Protection of
Artistic and Literary Works (Konvensi Bern tentang Pelindungan Karya Seni dan Sastra)
melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan World Intellectual Property
Organization Copyright Treaty (Perjanjian Hak Cipta WIPO) yang selanjutnya disebut
WCT, melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1997, serta World Intellectual
Property Organization Performances and Phonograms Treaty (Perjanjian Karya-Karya
Pertunjukan dan Karya-Karya Fonogram WIPO) yang selanjutnya disebut WPPT,
melalui Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2004. 8

Pada kasus ini, penggugat yaitu PT. Kastari Sentra Media diwakili oleh Humam
Ahwazi selaku Direktur merupakan pemegang hak cipta lagu anak-anak yang telah
diberikan lisensi oleh Pencipta dari lagu-lagu tersebut, yaitu Adez Riza dan Wahyudin.
Sebelumnya penggugat pernah malakukan perjanjian penggunaan lagu anak-anak
kepada PT. Nasional Putra Perkasa dengan jangka waktu yang tidak dibatasi. Sehingga
pihak tergugat yaitu CV. Kharisma Mitra Semesta dan pihak turut tergugat yaitu, Toko
Metro mempertanyakan legal standing dari penggugat. Karena pihak tergugat
menganggap bahwa pihak penggugat tidak lagi mempunyai hak atas lagu yang
tergugat gunakan. Menurut pihak tergugat yang seharusnya menggugat adalah PT.
Nasional Putra Perkasa.

Dilihat dari perjanjian yang dilakukan oleh pihak Penggugat dengan PT. Nasional
Putra Perkasa merupakan perjanjian lisensi penggunaan lagu. Sebagaimana
disebutkan di dalam Pasal 1 ayat (20). Dalam penjelasan pasal tersebut, lisensi adalah
pemberian izin oleh pemilik lisensi kepada penerima lisensi untuk memanfaatkan atau
menggunakan ciptaannya dengan syarat dan jangka waktu yang telah disepakati.
Pemberian lisensi oleh PT. Kestari Sentra Media kepada PT. Nasional Putra Perkasa
tidak menghilangkan hak dari pemberi lisensi sebagai pemegang hak cipta. Sehingga

7 Joglobang Community, “UU 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”,


https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-28-2014-hak-cipta, (diakses pada Rabu, 17 Februari 2021, pukul
10:13 AM WIB).
8 Muchtar A. H. Labetubub, PERLINDUNGAN HUKUM DESAIN INDUSTRI DI DUNIA MAYA ( Kajian
Overlaping antara Hak Cipta Dengan Hak Desain Industri ). Vvol. 17 No. 4, Oktober – Desember 2011,
hlm. 2.
dalam kasus ini PT. Kestari Sentra Media tetap memiliki hak dan legal standing dalam
mengajukan gugatan.
Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan pemagang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, pihak
yang menerima hak cipta secara sah dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih
lanjut hak dari pihak yang menerika hak tersebut secara sah. 9
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa hak cipta terbagi atas dua, yaitu
hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi merupakan hak eksklusif pencipta untuk
mendapatkan manfaat ekonomi dari ciptaanya. Umumnya hak ekonomi meliputi hak
reproduksi atau penggandaan hak adaptasi, hak distribusi, hak penyiaran, dan
beberapa lainnya.
“In all types of work, i.e., literary, dramatic, musical, artistic, cinematograph film
and sound recording, the exclusive right to reproduce the work is with the author. The
exclusive right to prevent copying and reproduction of the work is the right of a
copyright owner.10”
Pencipta sebagai pemilik hak cipta mempunyai hak untuk melakukan reproduksi
karya ciptaanya serta melarang pihak lain untuk melakukan reproduksi atau
penggandaan atas karya ciptanya. Oleh karena itu di dalam kasus ini, CV. Kharisma
Mitra Semesta dan Toko Metro telah melanggar hak pencipta dan pemegang hak cipta.
Karena CV. Kharisma Mitra Semesta telah melakukan penggandaan atas lagu milik
pencipta dan menggunakannya tanpa izin pada produk mainan mereka yaitu Boneka
Nabila Hijab Perfumed Doll.
Selanjutnya produk mainan Boneka Nabila Hijab Perfumed Doll ini di
distribusikan dan dijual di Toko mainan maupun di toko online oleh turut tergugat. Hal
ini tentu saja melanggar hak distribusi dari pencipta karena ciptaannya digunakan dan
dijual di market untuk mendapatkan keuntungan komersial. Perbuatan tergugat CV.
Kharisma Mitra Semesta dan turut tergugat Toko Metro telah melanggar hak ekonomi
dari pencipta dan pemegang hak cipta.

9 Pasal 1 ayat (4) UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta


10 Kevin Garnett, Jonathan Rayner James & Gillian Davies, Copinger and Skone James in Copyright,
14th edn, (Swet & Maxwell, 100 Avenue Road, London NW3 3PF), 1999, p. 392. In Arathi Ashok:
Economic Rights of Authors Under Copyright Law, Journal of Intellectual Property Rights, Vol. 15 January
2010, p. 47
Dilihat dari sisi hak moral sebagai hak yang melekat pada diri pencipta.
Perbuatan yang dilakukan oleh tergugat merupakan suatu bentuk tidak menghargai
atau menghormati karya cipta orang lain. Dengan hak moral, pencipta mempunya hak
untuk dicantumkan namanya di dalam karya ciptanya ataupun pada salinannya.
Maka dari itu, perbuatan tergugat dan turut tergugat jelas melanggar hak cipta
dari pencipta dan melanggar hak ekonomi dari penggugat sebagai pemegang hak cipta.
Penggugat sebagai Pemegang Hak Cipta atas lagu anak-anak mempunyai kedudukan
hukum (legal standing) untuk mengajukan gugatan pelanggaran hak cipta terhadap
Tergugat. Penggugat adalah Pemegang Hak Cipta yang dilindungi olah Hukum
Indonesia terhadap semua bentuk pelanggaran Hak Cipta. Hal ini diatur tegas dalam
ketentuan Pasal 65 Undang-undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta, dimana
memberikan hak dan perlindungan bagi Penggugat. Maka dari itu penggugat
mengajukan gugatan ganti rugi kepada tergugat ke Pengadilan Niaga.
Berdasarkan kasus di atas, Penggugat meminta pergantian rugi berupa ganti
rugi materiil sebesar Rp. 210.000.000,- dan immateriil sebesar Rp. 500.000.000,-.
Mahkamah Agung menimbang Tergugat telah melakukan perbuatan hak cipta dengan
melakukan penggandaan atau plagiat atau mejiplak menggandakan hasil karya
intelektual penggugat tanpa seijin penggugat sebagai pemegang hak cipta,
sebagaimana Pasal 1 Angka 2 12 Undang-undang No. 28 Tahun 2014 jo pasal 9 ayat
(3) UU No.28 Tahun 2014 jo pasal 40 ayat (1) huruf a dan n UU No.28 Tahun 2014.
Tergugat juga telah melakukan perbuatan melawan hukum dimana tergugat telah
mendistibusikan Boneka Nabila Hijab Perfumed Doll lalu dipasarkan di masyrakat luas
di toko-toko mainan maupun di toko online oleh turut tergugat, maka penggugat dalam
petitum gugatanya ang ka 3, mohon agar Tergugat dihukum untuk membayar kerugian
materiil sebesar Rp. 210.000.000;- ( dua ratus sepuluh juta rupiah ) dan kerugian
immateriil sebesar Rp. 500.000.000;- ( lima ratus juta rupiah ).
Pada pergantian rugi materiil karena PT. Kastari Sentra Media (penggugat)
dengan PT. Nasional Putra Perkasa pernah melakukan perjanjian penggunaan lagu
rekaman dan doa dengan biaya sebesar Rp.210.000.000;- (dua ratus sepuluh juta
rupiah), oleh karenanya tuntutan Penggugat tentang kerugian materiil. sedangkan
terhadap tuntutan Penggugat tentang kerugian immateriil sebesar Rp. 500.000.000;-
( lima ratus juta rupiah ), oleh karena Penggugat di persidangan tidak dapat
membuktikan secara riil dan terperinci mengenai kerugian yang dimaksud, maka
terhadap kerugian immateriil haru dinyatakan ditolak.

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa awal gugatan pengadilan menyatakan kurang saksi
karena sebelumnya PT. Kastari melakukan perjanjian lisensi penggunaan lagu dengan
PT. Nasional perihal lagu-lagu anak tersebut namun ternyata PT. Kastari sebagai
penggugat masih berhak atas kontrak sebagai pemilik hak cipta dari lagu tersebut jadi
perkara ini bisa dilanjutkan karena PT. Kastari Sentra Media memiliki hak dan legal
standingdalam mengajukan gugatan. Dalam hal pelanggaran yang dilakukan oleh pihak
tergugat dan turut tergugat antara lain CV. Kharisma Mitra Semesta dan Toko Metro
melanggar hak pencipta dan pemegang hak cipta karena dengan sengaja dan tanpa
izin pemegang dan pemilik hak cipta melakukan penggandaan atas lagu milik
penggugat berupa produk mainan Boneka Nabila Hijab Perfumed Doll dan produk ini
dipasarkan atau didistribusikan di toko online yaitu Toko Metro si turut tergugat. Tentu
saja hal ini menimbulkan kerugian terhadap penggugat karena ciptaanya digunakan
dan dijual di market dan tergugat mendapat keuntungan dari penjualan itu yang jelas
melanggar hak ekonomi dari pencipta dan pemegang hak cipta lagu tersebut.

Jika dilihat dari sisi hak moral yang sudah melakat pada pencipta perbuatan
tergugat adalah suatu bentuk tidak menghargai dan menghormati karya ciptaan orang
lain dengan melakukan penggandaan yang menimbulkan keuntungan bagi satu pihak
tanpa ijin dan mencantumkan nama dalam produknya. Kemudian daripada itu
penggugat memiliki legal standing diatur dalam pasal 65 Undang-Undang No.19 Tahun
2002 Tentang Hak Cipta Setelah pertempuran sengketa yang menegangkan dan
menimbang serta peninjauan kembali putusan jatuh dengan penggantian rugi hanya
materil saja sebesar Rp.210.000.000 (dua ratus sepuluh juta rupiah) dan pengadilan
menolak tuntutan kerugian immateril sebesar Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah)
karena penggugat tidak dapat membuktikan secara rill dan terperinci tentang kerugian
immateril yang dimaksud.

DAFTAR PUSTAKA
(2019, September 17). Diambil kembali dari https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-28-2014-
hak-cipta
Ashok, A. (2010). Economic Rights of Authors Under Copyright Law. Journal of Intellectual
Property Rights, 47.
Damain, E. (2002). Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar. Bandung: PT. Alumni.
Garnett, K., James, J. R., & Davies, G. (392). Copinger and Skone James in Copyright. Swet &
Maxwell, 100 Avenue Road, London NW3 3PF.
Jamalus. (1988). Panduan Pengajaran buku Pengajaran musik melalui pengalaman musik.
Jakarta: Proyek pengembangan Lembaga Pendidikan.
Labetubub, M. A. (2011). PERLINDUNGAN HUKUM DESAIN INDUSTRI DI DUNIA MAYA.
Kajian Overlaping antara Hak Cipta Dengan Hak Desain Industri , 2.
Lindsey, T., & el, e. (2002). Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar. Bandung: PT. Alumni.

Undang-Undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Anda mungkin juga menyukai