Anda di halaman 1dari 16

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM

Rahasia dagang adalah padanan kata untuk undiscloused information


sebagaimana tertulis dalam TRIPS. Istilah undiscloused information memberi jaminan
bagi mereka yang memang tidak ingin membuka informasi usahanya yang berada
dalam kontrolnya, dengan beberapa syarat antara lain: (i) informasi tersebut memang
rahasia dalam pengertian bahwa informasi itu bukan seperangkat konfigurasi atau
perakitan (assembly) yang persis dari komponen- komponen yang umumnya dikenal
oleh lingkwgan orang yang biasa benuusan dengan infomasi tersebut, dan (ii) informasi
itu dijaga kerahasiannya.1

Dalam Undang - Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, pasal 1
bahwa: Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
tekhnologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan
usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.2

Dilihat dari definisi tersebut terdapat unsur-unsur sebagai berikut:3

1) Informasi yang tidak diketahui umum


2) Informasi itu meliputi bidang teknologi atau bisnis
3) Mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
4) Dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang

Pengaturan tentang rahasia dagang di Indonesia masih baru. Dasar dari


pengaturan ini adalah diratifikasinya Agreement Establishing the World Trade
Organization (persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagang Dunia atau WTO) yang
mencakup juga Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
(Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur
tentang rahasia dagang. Di Indonesia rahasia dagang diatur pertama kali melalui
Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang. Pada awalnya

1
Achrnad Zen Umar Purba, Up. Cit., hlm. 80
2
Pasal 1 Undang - Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
3
OK. Saidin Aspek Hukum Kekayaan Intelektual, Cet. 7, (Jakarta: PT. Rajarafinndo Persada, 2010), Hlm.452-453.
perlindungan hukum menyangkut segala bentuk praktek-praktek persaingan tidak sehat
telah diatur oleh rambu-rambu dan norma-norma pada Pasal 1365 KUHPerdata dan
Pasal 382 bis KUHP. 4

Namun kemudian menjadi masalah setelah tentang hal itu dikemas sebagai produk
kekayaan intelektual. Ini berarti konsep unfair competition sebagai hukum yang bersifat
umum lebih dipersempit atau difokuskan kepada hukum yang melindungi adanya
praktek curang bermotif komersial. Kebuthan itu diformulasikan dalam Undang-Undang
No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang. Secara umum dapat dikatakan bahwa
undang-undang rahasia dagang ini juga melengkapi Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

B. OBJEK DAN PERLINDUNGAN HUKUM

Dalam Pasal 2 Undang Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
disebutkan bahwa ruang lingkup dari rahasia dagang adalah: “Lingkup perlindungan
rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan atau
informasi lain di bidang tekhnologi dan atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan
tidak diketahui oleh masyarakat umum.”

Selanjutnya dalam Pasal 3 disebutkan bahwa:5

1. Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia,


mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiannya melalui upaya sebagaimana
mestinya.
2. Informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh
pihak tertentu dan tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.
3. Informasi dianggap tersebut nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan informasi
tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat
komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
4. Informasi dianggap dijaga kerahasiannya apabila pemilik atau para pihak yang
menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.

4
Al’ Adl, Volume VI Nomor 12, Juli-Desember 2014
5
Pasal 3 Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
Hal ini berarti bahwa Undang- Undang Rahasia Dagang tidak membatasi obyek
informasi di bidang tekhnologi semata tetapi di dalamnya juga mencakup informasi non-
teknologi. Undang-Undang Rahasia Dagang dimaksudkan pula melindungi obyek
rahasia dagang tanpa perlu melalui proses pendaftaran ataupun penerapan stelsel
deklaratif. Hal ini sejalan dengan pengaturan rahasia dagang di Amerika Serikat yang
juga mencakup segala informasi baik yang bersifat teknologi maupun non-teknologi.6

Objek yang dilindungi Rahasia Dagang:

1. Formula;
2. Metode pengelolaan bahan-bahan kimia dan makanan;
3. Daftar konsumen;
4. Tingkat kemampuan debitur mengembalikan kredit;
5. Perencanaan;
6. Tabulasi data;
7. Informasi teknik manufaktur;
8. Rumus-rumus perancangan;
9. Rencana pemasaran;
10. Perangkat lunak komputer;
11. Kode-kode akses;
12. Personal Identification Number (PIN);
13. Data pemasaran;
14. Rencana Usaha;
15. Informasi.

Informasi yang mendapat perlindungan hukum:

1. Daftar pelanggan;
2. Penelitian pasar;
3. Penelitian teknis;

6
Pasal 325C.01, sub d. 5, menyatakan bahwa hal-hal sebagai berikut dilindungi dengan rahasia dagang, yaitu :
formulas (for chemical, foods, etc.); methods of treating chemicals or foods; methods of doing business; customer
lists; specials customer needs; credit ratings; blueprints; architectural plans; tables of data (e.g., special pricing or
cost data); information on manufacturing techniques; designs; marketing analyses and plans; computer software;
marketed products, machines or compounds; and business plans.
4. Resep makanan atau ramuan yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk
tertentu;
5. Sistem kerja tertentu yang cukup menguntungkan;
6. Ide atau konsep yang mendasari kampanye pengilhaman atau pemasaran;
7. Informasi keuangan atau daftar harga yang menunjukkan marjin laba dari suatu
produk;
8. Sebuah cara untuk mengubah atau menghasilkan sebuah produk dengan
menggunakan kimia atau mesin.

Perlindungan Rahasia Dagang dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000


tentang Rahasia Dagang

Indonesia kini telah memiliki pengaturan tentang rahasia dagang yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang (selanjutnya
disebut UU Rahasia Dagang) yang telah diundangkan Pemerintah pada tanggal 20
Desember 2000. UU ini dibuat dalam rangka memajukan industri yang mampu bersaing
dalam lingkup perdagangan nasional dan internasional, dimana diperlukan adanya
jaminan perlindungan terhadap rahasia dagang, terutama dari tindakan persaingan
curang. Lahirnya UU Rahasia Dagang juga penting untuk menjamin perlindungan yang
efektif terhadap pemilikan, penguasaan dan penggunaan rahasia dagang sebagai
konsekuensi keikutsertaan Indonesia dalam persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang
dari Hak atas Kepemilikan Intelektual (HaKI).

Perlindungan rahasia dagang didasarkan atas beberapa teori yaitu sebagai berikut:7

a) Teori Hak Milik Rahasia dagang masuk dalam kategori hak milik. Rahasia dagang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sebagaimana dalam Pasal 570 KUH Perdata
hak milik merupakan hak untuk menikmati kegunaan kebendaan dengan leluasa
dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya,
asal tidak bersalahan dengan Undang-Undang atau peraturan umum yang
ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya, dan tidak

7
Gunawan Widjaja, 2001, Pemilik Rahasia Dagang dan Pemegang Rahasia Dagang, Cetakan Pertama, Jakarta:
Business News, hal. 120.
mengganggu hakhak orang lain; kesemuanya itu dengan tidak mengurangi
kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasarkan atas
ketentuan Undang-Undang dan dengan pembayaran ganti rugi. Hak milik dapat
dipertahankan bagi orang lain yang menyalahgunakan. Hak milik dapat digunakan
seluas-luasnya. Hak kebendaan selanjutnya melekat pada hak milik. Selain itu hak
milik bersifat tetap dan tidak dapat dimusnahkan kecuali hak milik tersebut
berpindah tangan, baik karena pewarisan maupun penjualan.
b) Rahasia dagang merupakan hasil kerja keras disertai pikiran yang dimiliki individu
dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Kepemilikan dari rahasia dagang ini tidak boleh
disalahgunakan dan dimanfaatkan dengan semena-mena yang dapat merugikan
pelaku usaha yang lain. Rahasia dagang memang tidak perlu didaftarkan seperti
hak kekayaan intelektual yang lain. Perlindungan hukum terhadap rahasia dagang
ini dijamin oleh undangundang mengenai penggunaan hak dan peralihannya. b)
Teori Kontrak Teori kontrak merupakan dasar yang paling sering dikemukakan
dalam proses pengadilan mengenai rahasia dagang. Dalam system hukum
Indonesia yang mengadopsi prinsip hukum Eropa Kontinental dianut bahwa kontrak
atau perjanjian pada umumnya merupakan sumber perikatan (Pasal 1233 BW).
Sesuai dengan Pasal 1338 BW bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai Undang-Undang. Dengan demikian perjanjian-perjanjian yang dibuat para
pihak tidak dapat ditarik kembali secara sepihak dan pelanggaran atas hal tersebut
merupakan wanprestasi.

Prinsip-prinsip kontraktual ini pun dijadikan dasar perlindungan know-how dalam


hukum Belanda yang mengklasifikasikan perlindungan sebelum kontrak ditutup, pada
saat kontrak berjalan dan pada saat kontrak telah berakhir. Prinsip perlindungan
berdasarkan hukum kontrak ini sangat relevan dengan bentuk perlindungan
berdasarkan system hukum perburuhan atau hukum ketenagakerjaan.

Hubungan antara pengusaha dan karyawan merupakan salah satu masalah penting
berkenaan. Berkenaan dengan rahasia dagang. Tingginya tingkat keluar masuk
karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan lain menyebabkan perlunya pengaturan
rahasia dagang ini diintegrasikan ke dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Teori ini
pun terkait dengan masalah “orang dalam” perusahaan (insider trading). Perlu
ditegaskan di sini bahwa suatu perjanjian yang dibuat oleh perusahaan dengan
karyawannya yang isinya melarang penggunaan teknologi atau informasi yang telah
diketahui secara umum atau merupakan public domain adalah suatu tindakan yang
dianggap sebagai cacat hukum.8

c) Teori Perbuatan Melawan Hukum Perlindungan rahasia dagang juga terkait dengan
teori perbuatan melawan hukum. Prinsip ini banyak juga dianut oleh berbagai
negara untuk mengatasi persaingan curang yang dilakukan oleh competitor lain.
Sebagaimana yurisprudensi Belanda sejak tahun 1919 yang diikuti oleh
yurisprudensi di Indonesia telah memperluas pengertian perbuatan melawan hukum
(onrechtmatige daad) sebagai berikut:9 “Suatu perbuatan atau kelalaian yang
lenggar hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, atau
bertentangan kesusilaan, atau bertentangan dengan sikap hati-hati yang perlu
diperhatikan di dalam pergaulan masyarakat terhadap kepentingan lahiriah maupun
milik orang lain….” Sedangkan seseorang dianggap telah melakukan perbuatan
melawan hukum dalam hal rahasia dagang yaitu ketika secara tanpa hak
memanfaatkan informasi rahasia dagang dengan cara:
1) Memperoleh dengan tata cara yang tidak lazim;
2) Pengungkapannya atau penggunaannya mengakibatkan dilanggarnya
kerahasiaan yang diperoleh dari orang lain yang mengungkapkan rahasia itu
kepadanya;
3) Mempelajari rahasia dagang tersebut dari orang ketiga yang memperoleh
informasi tersebut secara tidak patut atau pengungkapan pihak ketiga ini
merupakan pelanggaran juga;
4) Mempelajari rahasia dagang tersebut dan kemudian mengungkapkannya dengan
menyatakan bahwa hal tersebut merupakan pembukaan rahasia dagang dengan
sengaja.

8
Ahmad M. Ramli, 2000, H.A.K.I: Teori Dasar Perlindungan Rahasia Dagang, Bandung: Mandar Maju, hal. 50-52
9
Cita Citrawanda Priapantja, 1999, Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi: Perlindungan Rahasia
Dagang di Bidang Informasi, Cetakan Pertama, Jakarta: Chandra Utama, hal. 126.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum rahasia dagang
mengacu pada teori hak milik, teori kontrak dan teori perbuatan melawan hukum.

C. SIFAT RAHASIA DAGANG10

a) Bersifat Tertutup

Informasi yang tidak boleh diketahui oleh siapa saja, kecuali petugas/pejabat
yang diberi wewenang untuk melaksanakan dan menyimpan informasi rahasia
tersebut.

Informasi tertutup berupa:

1) Pribadi seseorang;
2) Dunia politik;
3) Pertahanan dan keamanan;
4) Ekonomi.

b) Bersifat Terbuka

Informasi yang dapat diketahui oleh siapa saja sebagai anggota masyarakat
karena dianggap bermanfaat bagi masyarakat luas, sehingga biasanya
dipublikasikan secara luas pada media-media.

Informasi terbuka berupa:

1) Penemuan-penemuan hasil penelitian;


2) Rencana tata ruang pengembangan wilayah;
3) Hasil pembinaan dan pengembangan pendidikan dan pelatihan untuk
pembangunan nasional;
4) Pemikiran, upaya mengenai cara hidup dan lingkungan hidup;
5) Strategi menciptakan perdamaian dan menghindari perang;
6) Biografi seseorang yang berhasil dalam usaha.

10
Tim Dibawah Pimpinan Dr. Agus Broto Susilo, 2010, LAPORAN AKHIR TIM ANALISA DAN EVALUASI (AE) TENTANG
RAHASIA DAGANG (UU NOMOR 30 TAHUN 2000), Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia RI
D. MEKANISME PENDAFTARAN

Untuk mendapatkan perlindungan rahasia dagang tidak perlu diajukan


pendaftaran (berlangsung secara otomatis), karena undang-undang secara
langsung melindungi rahasia dagang tersebut apabila informasi tersebut bersifat
rahasia , bernilai ekonomis dan dijaga kerahasiaannya, kecuali untuk lisensi
Rahasia Dagang yang diberikan. Lisensi Rahasia Dagang harus dicatatkan ke DJKI-
KemenkumHAM. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang rahasia dagang
juga tidak mengatur secara jelas mengenai tata cara dan syarat-syarat
pendaftarannya dan tidak juga mewajibkan rahasia dagang untuk didaftarkan.11

Adanya pemilik rahasia dagang yang telah mendaftarkan rahasia dagangnya


juga untuk menjaga kerahasiaan rahasia dagang, dengan adanya pendaftaran maka
pemilik rahasia dagang tidak perlu khawatir mengenai pembuktian kepemilikan
rahasia dagang apabila terjadi masalah ke depannya. Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual bisa menjadi saksi dalam hal menyelesaikan masalah mengenai
kepemilikan rahasia dagang. Walaupun undang-undang tidak mengatur mengenai
kewajiban pemilik rahasia dagang untuk mendaftarkan rahasia dagangnya. Dengan
demikian, pemilik rahasia dagang hanya perlu menyimpan dan merahasiakan
rahasia dagangnya supaya tidak diketahui oleh umum dan tetap mendapatkan
perlindungan hukum.

Berbeda pendaftaran rahasia dagang yang tidak diatur secara jelas dalam
undang-undang rahasia dagang, mengenai pengalihan rahasia dagang dalam
Undang-Undang No 30 Tahun 2000 tentang rahasia dagang wajib dicatatkan pada
Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM supaya mendapatkan
kepastian hukum. Hal ini seakan-akan menjadi suatu yang tidak konsekuen
terhadap aturan yang terdapat pada rahasia dagang karena rahasia dagang tidak
wajib didaftarkan dan pemilik atau pemegang hak rahasia dagang hanya perlu
merahasiakan rahasia dagang supaya tidak diketahui oleh umum, tapi dalam proses
pengalihan rahasia dagang justru wajib dicatatkan di Direktorat Jenderal Kekayaan

11
Abdul Atsar 2018 Hukum Hak KekayaanIntelektual, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2018), hal.97
Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. Dengan telah dialihkannya rahasia
dagang maka dapat disimpulkan bahwa bukan hanya para pihak saja yang
mengetahui rahasia dagang akan tetapi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
juga mengetahui tentang rahasia dagang tersebut yang dialihkan. Sehingga
kerahasiaan mengenai rahasia dagang juga telah diketahui oleh Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.

E. CONTOH KASUS

Hitachi Digugat Soal Rahasia Dagang dimuat dalam Harian Bisnis Indonesia edisi
21 Oktober 2008

PT Basuki Pratama Engineering mengajukan gugatan ganti rugi melalui


Pengadilan Negeri Bekasi terhadap PT Hitachi Constructuin Machinery Indonesia
sekitar Rp 127 Miliar, karena diduga melanggar rahasia dagang. Selain PT Hitachi
Construction Machinery Indonesia HCMI, pihak lain yang dijadikan sebagai tergugat
dalam kasus itu adalah Shuji Sohma, dalam kapasitas sebagai mantan Dirut PT HCMI.

Tergugat lainnya adalah Gunawan Setiadi Martono tergugat III, Calvin Jonathan
Barustergugat IV, Faozan tergugat V,Yoshapat Widiastanto tergugat VI, Agus Riyanto
tergugat VII, Aries Sasangka Adi tergugat VIII, Muhammad Syukri tergugat IX, dan
Roland Pakpahan tergugat X. Insan Budi Maulana, kuasa hukum PT Basuki Pratama
Engineering BPE, mengatakan sidang lanjutan dijadwalkan pada 28 November dengan
agenda penetapan hakim mediasi. Menurut Insan, gugatan itu dilakukan sehubungan
dengan pelanggaran rahasia dagang penggunaan metode produksi dan atau metode
penjualan mesin boiler secara tanpa hak.

PT BPE bergerak dalam bidang produksi mesin-mesin industri, dengan produksi


awal mesin pengering kayu. Penggugat, katanya, adalah pemilik dan pemegang hak
atas rahasia dagang metode produksi dan metode penjualan mesin boiler di Indonesia
"Metode proses produksi itu sifatnya rahasia perusahaan," katanya.

Dia menjelaskan bahwa tergugat IV sampai dengan tergugat X adalah bekas


karyawan PT BPE, tetapi ternyata sejak para tergugat tidak bekerja lagi di perusahaan,
mereka telah bekerja di perusahaan tergugat PT HCMI. Tergugat, katanya, sekitar tiga
sampai dengan lima tahun lalu mulai memproduksi mesin boiler dan menggunakan
metode produksi dan metode penjualan milik penggugat yang selama ini menjadi
rahasia dagang PT BPE. PT BPE, menurutnya, sangat keberatan dengan tindakan
tergugat I baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama memproduksi
mesin boiler dengan menggunakan metode produksi dan metode penjualan mesin
boiler penggugat secara tanpa izin dan tanpa hak. Dinyatakan bahwa “Para tergugat
wajib membayar ganti rugi immateriil dan materiil sekitar Rp127 miliar atas pelanggaran
rahasia dagang mesin boiler”.

Sebelumnya, PT BPE juga menggugat PT HCMI melalui Pengadilan Niaga


Jakarta Pusat dalam kasus pelanggaran desain industri mesin boiler. Gugatan PT BPE
itu dikabulkan oleh majelis hakim Namun, PT HCMI diketahui mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung atas putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Sementara itu,
kuasa hukum PT HCMI, Otto Hasibuan, mengatakan pengajuan gugatan pelanggaran
rahasia dagang oleh PT BPE terhadap mantan-mantan

karyawannya dan PT HCMI pada prinsipnya sama dengan pengaduan ataupun gugatan

BPE sebelumnya. Gugatan itu, menurut Otto Hasibuan, dalam pernyataannya yang

diterima Bisnis, dilandasi oleh tuduhan BPE terhadap mantan karyawannya bahwa

mereka telah mencuri rahasia dagang berupa metode produksi dan metode penjualan

mesin boiler. Padahal, ujarnya, mantan karyawan BPE yang memilih untuk pindah

kerja hanya bermaksud untuk mencari dan mendapatkan penghidupan yang layak dan

ketenteraman dalam bekerja, dan sama sekali tidak melakukan pelanggaran rahasia

dagang ataupun peraturan perusahaan BPE. Bahkan, menurutnya, karyawan itu telah

banyak memberikan kontribusi terhadap BPE dalam mendesain mesin boiler. Dia
menjelaskan konstitusi dan hukum Indonesia, khususnya UU No 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, telah memberikan jaminan dan perlindungan terhadap hak

hak asasi pekerja, termasuk hak untuk pindah kerja. HCMI optimistis gugatan BPE

tersebut tidak berdasar “HCMI percaya majelis hakim akan bersikap objektif, sehingga

gugatan BPE tersebut akan ditolak,” ujarnya.

Analisis

Untuk menentukan besarnya kualitas kerahasiaan yang harus dimiliki suatu


informasi sehingga dapat dikategorikan sebagai rahasia dagang, dapat dibagi atas 3
(tiga) hal, yaitu:

a. Prinsip Generalia, maksudnya kerahasiaan itu tergantung dari banyak tidaknya


orang mengetahui informasi tersebut.
b. Prinsip Difficulty, maksudnya untuk memperoleh informasi yang rahasiatersebut
caranya sangat sulit dan rumit sehingga memerlukan waktu dan biaya yang tidak
sedikit.
c. Prinsip Contractual, maksudnya kerahasiaan informasi tersebut karena diperjanjikan
bahwa harus dirahasiakan.

Sifat kerahasiaan informasi harus dijaga oleh pihak yang secara hukum menguasai
informasi tersebut secara layak agar tidak terungkap sehingga hanya ia saja yang dapat
menikmati keuntungan dari informasi tersebut. Pembebanan kewajiban merahasiakan
ini dapat terjadi karena pada saat informasi diterima disebutkan beberapa hal:

a. Disyaratkan dengan tegas suatu kewajiban merahasiakan informasi yangditerima


tersebut.
b. Tersirat dalam hubungan tersebut adanya suatu kewajiban merahasiakan informasi
yang diterima, misalnya hubungan dokter dengan pasiennya, pengacara atau
notaris dengan klien.
c. Tidak ada persyaratan apapun dengan pihak yang secara hukum memiliki kontrol
atas informasi tersebut.

Misalnya informasi yang diperoleh secara kebetulan atau tanpa sengaja atau karena
suatu hubungan yang lain atau melalui kegiatan mata-mata industri, pembajakan data
komputer. Akan tetapi karena informasi tersebut menduduki daerah moral yang sama
dengan pelanggaran kepercayaan, maka berdasarkan “niat baik”, penerima informasi
tetap mempunyai kewajiban untuk menjaga kerahasiaannya.

Gugatan terhadap pelanggaran rahasia dagang akan diterima jika terbukti bahwa
pemegangnya telah menjaga kerahasiaannya dengan layak atau telah mewajibkan
untuk menjaga sifat kerahasiaan dari informasi tersebut karena informasi itu diberikan
secara rahasia. Penentuan apakah ada kewajiban untuk menjaga kerahasiaan,
tergantung pada waktu atau pada keadaan informasi tersebut diperoleh, misalnya
seorang pekerja di perusahaan. Secara umum diatur bahwa ada kewajiban untuk
menjaga kerahasiaan jika dianggap ‘layak’ bagi seseorang yang berada dalam posisi
yang sama dengan penerima informasi, mengakui informasi tersebut diberikan
kepadanya secara rahasia.

F. RAHASIA DAGANG TERKAIT TERKAIT KEKAYAAN INTELEKTUAL LAINNYA

RAHASIA DAGANG DALAM USAHA FRANCHISE DI BIDANG KULINER

Rahasia dagang seperti yang telah dipaparkan pemakalah sebelumnya adalah


informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis,
mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.
Sebuah rahasia dagang tidak ada batas waktu perlindungan. Selama pemiliknya
menjaga rahasia dagangnya dari akses publik, selama itu pula rahasia dagangnya
terlindungi. Rahasia Dagang tidak mensyaratkan pendaftaran di institusi pemerintah
tertentu sehingga perlindungan hukum dapat diperoleh segera.

Ada beberapa sisi yang dapat dilihat dari waralaba, salah satunya sisi Hak
Kekayaan Intelektual, khususnya mengenai Rahasia Dagang. Waralaba berhubungan
dengan jaringan pembuatan dan/atau distribusi barang atau jasa dengan suatu standar
serta sistem eksploitasi tertentu. Pengertian standar serta sistem eksploitasi
mengandung arti kesamaan dalam penggunaan nama perniagaan dan merek, sistem
pembuatan serta tata cara pengemasan penyajian dan pengedaran. Selain itu, dalam
sistem waralaba mempunyai suatu yang abstrak yang memiliki nilai ekonomis tinggi
yaitu citra (image) dan nama baik (goodwill) tertentu.

Citra dan nama baik diperlukan dalam dunia bisnis, di mana unsur persaingan
serta upaya merebut pangsa pasar memegang peranan yang amat besar. Dengan
menggunakan nama merek dan sistem eskploitasi, maka usaha yang dimiliki oleh
penerima waralaba mendapatkan citra serta nama baik pemberi waralaba yang telah
tertanam di masyarakat. Contoh: pembeli KFC, di mana pun seseorang membelinya, ia
mengharapkan dengan memperoleh barang dengan mutu, rasa dan pelayanan yang
sama di mana pun KFC itu berada

Franchise berasal dari bahasa Perancis yang berarti bebas atau lebih lengkap
lagi bebas dari perhambaan (free from servitude). Franchise dalam bidang bisnis berarti
kebebasan yang diperoleh seorang wirausaha untuk menjalankan sendiri usaha
tertentu di wilayah tertentu12

Franchise atau waralaba sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Bisnis
yang diwaralabakan sudah bermacam-macam jenisnya, dari rumah makan hingga
laundry. Waralaba memang memudahkan orang lain yang ingin memiliki bisnis sendiri,
tetapi keahlian membuat sistem operasional, serta waktu untuk membangun merek
sendiri praktis minim atau tidak ada. Waralaba memudahkan hal itu karena segala

12
Abdulkadir Muhammad, 2010, Ibid.
sesuatunya telah dipersiapkan oleh pemberi waralaba dan penerima waralaba hanya
tinggal menjalankan saja.

Perjanjian waralaba merupakan kumpulan persyaratan, ketentuan dan


komitment yang dibuat dan dikehendaki oleh franchisor bagi para franchisee-nya.
Didalam perjanjian waralaba tercantum ketentuan berkaitan dengan hak dan kewajiban
franchisee dan franchisor, misalnya hak teritorial yang dimiliki franchisee, persyaratan
lokasi, ketentuan pelatihan, biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh franchisee kepada
franchisor, ketentuan berkaitan dengan lama perjanjian waralaba dan perpanjangannya
dan ketetentuan lain yang mengatur hubungan antara franchisee dengan franchisor.
Franchisor (perusahaan waralaba) adalah badan usaha atau perseorangan yang
memberikan hak kepada pihak lain untuk mempergunakan dan/atau memanfaatkan hak
kekayaan intelektual seperti rahasia dagang, merek, logo dan sistem operasi yang
dimilikinya. Sedangkan, Franchisee(pewaralaba) adalah badan usaha atau
perseorangan yang diberikan hak oleh franchisor dengan cara membeli hak tersebut
untuk area dan periode tertentu.

Hal tersebut di atas mengenai perjanjian waralaba, maka dapat dikatakan bahwa
rahasia dagang merupakan hal yang juga diberikan oleh franchisor kepada franchise.
Seseorang tentu dapat menggunakan rahasia dagang milik orang lain berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini, maka pihak tertentu dapat menggunakan lisensi
untuk menggunakan rahasia dagang milik orang lain.

Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak rahasia dagang kepada
pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan
hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberi
perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.13

Hal yang paling utama pada bisnis di bidang kuliner adalah rahasia akan resep
inovatif masakan, karena hal ini yang akan membedakan dan menjadi ciri khas
tersendiri bagi usaha tersebut dari pesaingnya pada usaha yang sejenis. Apabila usaha
kuliner tersebut oleh si pemilik (franschisor) di waralabakan maka resep inovatif

13
Yusran Isnaini, Op. Cit.,Hlm. 99
masakan pun akan diketahui oleh si penerima waralaba (franchisee). Hal ini menjadikan
kerahasiaan akan resep masakan menjadi diketahui oleh pihak lain, tetapi seperti yang
telah disebutkan di atas bahwa hak pemilik rahasia dagang adalah selain menggunkaan
sendiri rahasia dagang miliknya tersebut, ia juga dapat memberikan lisensi kepada atau
melarang pihak lain untuk menggunakan rahasia dagang atau mengungkapkan rahasia
dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.

Ada beberapa usaha franchise di bidang kuliner, frachisor tidak memberitahukan


resep masakan kepada franchisee-nya, jadi franchise hanya menerima bahan setengah
jadi kemudian ia hanya tinggal mengolahnya saja untuk menjadi produknya. Seperti
contoh: My Crepes adalah salah satu usaha franchise di bidang kuliner makanan
ringan. My Crepes sebagai franchisor, tidak memberitahukan resep adonan crepesnya
tersebut kepada franchisee, jadi franchisee selalu menerima adonan yang sudah siap
pakai (setengah jadi) untuk dimasak menjadi Crepes. Tetapi untuk bahan-bahan isi dari
Crepes (topping) franchisee dapat menyediakannya sendiri sesuai dengan yang
digunakan oleh franchisor. Dalam perjanjian lisensi My Crepes, rahasia dagang resep
crepes tetap terjaga kerahasiaannya oleh franchisor sebagai pemilik hak rahasia
dagang. Namun, ada usaha franchise di bidang kuliner yang tidak memiliki rahasia
dagang terhadap resep masakannya, contoh : Seblak Bloom. Seblak Bloom adalah
salah satu usaha franchise di bidang kuliner makanan utama. Seblak Bloom sebagai
franchisor hanya memberitahukan bahan racikan apa saja yang menjadi bumbu
masakannya, bahkan Seblak Bloom tidak memberikan takaran atau ukuran terhadap
resep seblak kepada franchisee. Sehingga rasa seblak pada outletSeblak Bloom yang
satu dengan yang lain, berbeda. Seblak Bloom sebagai franchisor hanya menyediakan
bahan dari komposisi seblak yang menjadi usaha franchise-nya tersebut, ia tidak
memberikan suatu ciri khas khusus pada rasa masakan seblaknya dari pesaingnya.
Berdasarkan hal tersebut maka, resep makasan inovatif (seblak) tidak menjadi suatu
rahasia dagang dalam perjanjian lisesnsi Seblak Bloom atau dapat dikatakan Seblak
Bloom dalam mewaralabakan usahanya, tidak memiliki rahasia dagang terhadap resep
masakannya.

G. ISTILAH-ISTILAH PENTING
1. Trade secret (WIPO)
2. Undisclosed information (TRIPs Agreement)
3. Confidential information

Anda mungkin juga menyukai