Dalam Undang - Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, pasal 1
bahwa: Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
tekhnologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan
usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.2
1
Achrnad Zen Umar Purba, Up. Cit., hlm. 80
2
Pasal 1 Undang - Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
3
OK. Saidin Aspek Hukum Kekayaan Intelektual, Cet. 7, (Jakarta: PT. Rajarafinndo Persada, 2010), Hlm.452-453.
perlindungan hukum menyangkut segala bentuk praktek-praktek persaingan tidak sehat
telah diatur oleh rambu-rambu dan norma-norma pada Pasal 1365 KUHPerdata dan
Pasal 382 bis KUHP. 4
Namun kemudian menjadi masalah setelah tentang hal itu dikemas sebagai produk
kekayaan intelektual. Ini berarti konsep unfair competition sebagai hukum yang bersifat
umum lebih dipersempit atau difokuskan kepada hukum yang melindungi adanya
praktek curang bermotif komersial. Kebuthan itu diformulasikan dalam Undang-Undang
No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang. Secara umum dapat dikatakan bahwa
undang-undang rahasia dagang ini juga melengkapi Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Dalam Pasal 2 Undang Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
disebutkan bahwa ruang lingkup dari rahasia dagang adalah: “Lingkup perlindungan
rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan atau
informasi lain di bidang tekhnologi dan atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan
tidak diketahui oleh masyarakat umum.”
4
Al’ Adl, Volume VI Nomor 12, Juli-Desember 2014
5
Pasal 3 Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
Hal ini berarti bahwa Undang- Undang Rahasia Dagang tidak membatasi obyek
informasi di bidang tekhnologi semata tetapi di dalamnya juga mencakup informasi non-
teknologi. Undang-Undang Rahasia Dagang dimaksudkan pula melindungi obyek
rahasia dagang tanpa perlu melalui proses pendaftaran ataupun penerapan stelsel
deklaratif. Hal ini sejalan dengan pengaturan rahasia dagang di Amerika Serikat yang
juga mencakup segala informasi baik yang bersifat teknologi maupun non-teknologi.6
1. Formula;
2. Metode pengelolaan bahan-bahan kimia dan makanan;
3. Daftar konsumen;
4. Tingkat kemampuan debitur mengembalikan kredit;
5. Perencanaan;
6. Tabulasi data;
7. Informasi teknik manufaktur;
8. Rumus-rumus perancangan;
9. Rencana pemasaran;
10. Perangkat lunak komputer;
11. Kode-kode akses;
12. Personal Identification Number (PIN);
13. Data pemasaran;
14. Rencana Usaha;
15. Informasi.
1. Daftar pelanggan;
2. Penelitian pasar;
3. Penelitian teknis;
6
Pasal 325C.01, sub d. 5, menyatakan bahwa hal-hal sebagai berikut dilindungi dengan rahasia dagang, yaitu :
formulas (for chemical, foods, etc.); methods of treating chemicals or foods; methods of doing business; customer
lists; specials customer needs; credit ratings; blueprints; architectural plans; tables of data (e.g., special pricing or
cost data); information on manufacturing techniques; designs; marketing analyses and plans; computer software;
marketed products, machines or compounds; and business plans.
4. Resep makanan atau ramuan yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk
tertentu;
5. Sistem kerja tertentu yang cukup menguntungkan;
6. Ide atau konsep yang mendasari kampanye pengilhaman atau pemasaran;
7. Informasi keuangan atau daftar harga yang menunjukkan marjin laba dari suatu
produk;
8. Sebuah cara untuk mengubah atau menghasilkan sebuah produk dengan
menggunakan kimia atau mesin.
Indonesia kini telah memiliki pengaturan tentang rahasia dagang yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang (selanjutnya
disebut UU Rahasia Dagang) yang telah diundangkan Pemerintah pada tanggal 20
Desember 2000. UU ini dibuat dalam rangka memajukan industri yang mampu bersaing
dalam lingkup perdagangan nasional dan internasional, dimana diperlukan adanya
jaminan perlindungan terhadap rahasia dagang, terutama dari tindakan persaingan
curang. Lahirnya UU Rahasia Dagang juga penting untuk menjamin perlindungan yang
efektif terhadap pemilikan, penguasaan dan penggunaan rahasia dagang sebagai
konsekuensi keikutsertaan Indonesia dalam persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang
dari Hak atas Kepemilikan Intelektual (HaKI).
Perlindungan rahasia dagang didasarkan atas beberapa teori yaitu sebagai berikut:7
a) Teori Hak Milik Rahasia dagang masuk dalam kategori hak milik. Rahasia dagang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sebagaimana dalam Pasal 570 KUH Perdata
hak milik merupakan hak untuk menikmati kegunaan kebendaan dengan leluasa
dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya,
asal tidak bersalahan dengan Undang-Undang atau peraturan umum yang
ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya, dan tidak
7
Gunawan Widjaja, 2001, Pemilik Rahasia Dagang dan Pemegang Rahasia Dagang, Cetakan Pertama, Jakarta:
Business News, hal. 120.
mengganggu hakhak orang lain; kesemuanya itu dengan tidak mengurangi
kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasarkan atas
ketentuan Undang-Undang dan dengan pembayaran ganti rugi. Hak milik dapat
dipertahankan bagi orang lain yang menyalahgunakan. Hak milik dapat digunakan
seluas-luasnya. Hak kebendaan selanjutnya melekat pada hak milik. Selain itu hak
milik bersifat tetap dan tidak dapat dimusnahkan kecuali hak milik tersebut
berpindah tangan, baik karena pewarisan maupun penjualan.
b) Rahasia dagang merupakan hasil kerja keras disertai pikiran yang dimiliki individu
dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Kepemilikan dari rahasia dagang ini tidak boleh
disalahgunakan dan dimanfaatkan dengan semena-mena yang dapat merugikan
pelaku usaha yang lain. Rahasia dagang memang tidak perlu didaftarkan seperti
hak kekayaan intelektual yang lain. Perlindungan hukum terhadap rahasia dagang
ini dijamin oleh undangundang mengenai penggunaan hak dan peralihannya. b)
Teori Kontrak Teori kontrak merupakan dasar yang paling sering dikemukakan
dalam proses pengadilan mengenai rahasia dagang. Dalam system hukum
Indonesia yang mengadopsi prinsip hukum Eropa Kontinental dianut bahwa kontrak
atau perjanjian pada umumnya merupakan sumber perikatan (Pasal 1233 BW).
Sesuai dengan Pasal 1338 BW bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai Undang-Undang. Dengan demikian perjanjian-perjanjian yang dibuat para
pihak tidak dapat ditarik kembali secara sepihak dan pelanggaran atas hal tersebut
merupakan wanprestasi.
Hubungan antara pengusaha dan karyawan merupakan salah satu masalah penting
berkenaan. Berkenaan dengan rahasia dagang. Tingginya tingkat keluar masuk
karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan lain menyebabkan perlunya pengaturan
rahasia dagang ini diintegrasikan ke dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Teori ini
pun terkait dengan masalah “orang dalam” perusahaan (insider trading). Perlu
ditegaskan di sini bahwa suatu perjanjian yang dibuat oleh perusahaan dengan
karyawannya yang isinya melarang penggunaan teknologi atau informasi yang telah
diketahui secara umum atau merupakan public domain adalah suatu tindakan yang
dianggap sebagai cacat hukum.8
c) Teori Perbuatan Melawan Hukum Perlindungan rahasia dagang juga terkait dengan
teori perbuatan melawan hukum. Prinsip ini banyak juga dianut oleh berbagai
negara untuk mengatasi persaingan curang yang dilakukan oleh competitor lain.
Sebagaimana yurisprudensi Belanda sejak tahun 1919 yang diikuti oleh
yurisprudensi di Indonesia telah memperluas pengertian perbuatan melawan hukum
(onrechtmatige daad) sebagai berikut:9 “Suatu perbuatan atau kelalaian yang
lenggar hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, atau
bertentangan kesusilaan, atau bertentangan dengan sikap hati-hati yang perlu
diperhatikan di dalam pergaulan masyarakat terhadap kepentingan lahiriah maupun
milik orang lain….” Sedangkan seseorang dianggap telah melakukan perbuatan
melawan hukum dalam hal rahasia dagang yaitu ketika secara tanpa hak
memanfaatkan informasi rahasia dagang dengan cara:
1) Memperoleh dengan tata cara yang tidak lazim;
2) Pengungkapannya atau penggunaannya mengakibatkan dilanggarnya
kerahasiaan yang diperoleh dari orang lain yang mengungkapkan rahasia itu
kepadanya;
3) Mempelajari rahasia dagang tersebut dari orang ketiga yang memperoleh
informasi tersebut secara tidak patut atau pengungkapan pihak ketiga ini
merupakan pelanggaran juga;
4) Mempelajari rahasia dagang tersebut dan kemudian mengungkapkannya dengan
menyatakan bahwa hal tersebut merupakan pembukaan rahasia dagang dengan
sengaja.
8
Ahmad M. Ramli, 2000, H.A.K.I: Teori Dasar Perlindungan Rahasia Dagang, Bandung: Mandar Maju, hal. 50-52
9
Cita Citrawanda Priapantja, 1999, Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi: Perlindungan Rahasia
Dagang di Bidang Informasi, Cetakan Pertama, Jakarta: Chandra Utama, hal. 126.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum rahasia dagang
mengacu pada teori hak milik, teori kontrak dan teori perbuatan melawan hukum.
a) Bersifat Tertutup
Informasi yang tidak boleh diketahui oleh siapa saja, kecuali petugas/pejabat
yang diberi wewenang untuk melaksanakan dan menyimpan informasi rahasia
tersebut.
1) Pribadi seseorang;
2) Dunia politik;
3) Pertahanan dan keamanan;
4) Ekonomi.
b) Bersifat Terbuka
Informasi yang dapat diketahui oleh siapa saja sebagai anggota masyarakat
karena dianggap bermanfaat bagi masyarakat luas, sehingga biasanya
dipublikasikan secara luas pada media-media.
10
Tim Dibawah Pimpinan Dr. Agus Broto Susilo, 2010, LAPORAN AKHIR TIM ANALISA DAN EVALUASI (AE) TENTANG
RAHASIA DAGANG (UU NOMOR 30 TAHUN 2000), Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia RI
D. MEKANISME PENDAFTARAN
Berbeda pendaftaran rahasia dagang yang tidak diatur secara jelas dalam
undang-undang rahasia dagang, mengenai pengalihan rahasia dagang dalam
Undang-Undang No 30 Tahun 2000 tentang rahasia dagang wajib dicatatkan pada
Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM supaya mendapatkan
kepastian hukum. Hal ini seakan-akan menjadi suatu yang tidak konsekuen
terhadap aturan yang terdapat pada rahasia dagang karena rahasia dagang tidak
wajib didaftarkan dan pemilik atau pemegang hak rahasia dagang hanya perlu
merahasiakan rahasia dagang supaya tidak diketahui oleh umum, tapi dalam proses
pengalihan rahasia dagang justru wajib dicatatkan di Direktorat Jenderal Kekayaan
11
Abdul Atsar 2018 Hukum Hak KekayaanIntelektual, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2018), hal.97
Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. Dengan telah dialihkannya rahasia
dagang maka dapat disimpulkan bahwa bukan hanya para pihak saja yang
mengetahui rahasia dagang akan tetapi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
juga mengetahui tentang rahasia dagang tersebut yang dialihkan. Sehingga
kerahasiaan mengenai rahasia dagang juga telah diketahui oleh Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.
E. CONTOH KASUS
Hitachi Digugat Soal Rahasia Dagang dimuat dalam Harian Bisnis Indonesia edisi
21 Oktober 2008
Tergugat lainnya adalah Gunawan Setiadi Martono tergugat III, Calvin Jonathan
Barustergugat IV, Faozan tergugat V,Yoshapat Widiastanto tergugat VI, Agus Riyanto
tergugat VII, Aries Sasangka Adi tergugat VIII, Muhammad Syukri tergugat IX, dan
Roland Pakpahan tergugat X. Insan Budi Maulana, kuasa hukum PT Basuki Pratama
Engineering BPE, mengatakan sidang lanjutan dijadwalkan pada 28 November dengan
agenda penetapan hakim mediasi. Menurut Insan, gugatan itu dilakukan sehubungan
dengan pelanggaran rahasia dagang penggunaan metode produksi dan atau metode
penjualan mesin boiler secara tanpa hak.
karyawannya dan PT HCMI pada prinsipnya sama dengan pengaduan ataupun gugatan
BPE sebelumnya. Gugatan itu, menurut Otto Hasibuan, dalam pernyataannya yang
diterima Bisnis, dilandasi oleh tuduhan BPE terhadap mantan karyawannya bahwa
mereka telah mencuri rahasia dagang berupa metode produksi dan metode penjualan
mesin boiler. Padahal, ujarnya, mantan karyawan BPE yang memilih untuk pindah
kerja hanya bermaksud untuk mencari dan mendapatkan penghidupan yang layak dan
ketenteraman dalam bekerja, dan sama sekali tidak melakukan pelanggaran rahasia
dagang ataupun peraturan perusahaan BPE. Bahkan, menurutnya, karyawan itu telah
banyak memberikan kontribusi terhadap BPE dalam mendesain mesin boiler. Dia
menjelaskan konstitusi dan hukum Indonesia, khususnya UU No 13 Tahun 2003
hak asasi pekerja, termasuk hak untuk pindah kerja. HCMI optimistis gugatan BPE
tersebut tidak berdasar “HCMI percaya majelis hakim akan bersikap objektif, sehingga
Analisis
Sifat kerahasiaan informasi harus dijaga oleh pihak yang secara hukum menguasai
informasi tersebut secara layak agar tidak terungkap sehingga hanya ia saja yang dapat
menikmati keuntungan dari informasi tersebut. Pembebanan kewajiban merahasiakan
ini dapat terjadi karena pada saat informasi diterima disebutkan beberapa hal:
Misalnya informasi yang diperoleh secara kebetulan atau tanpa sengaja atau karena
suatu hubungan yang lain atau melalui kegiatan mata-mata industri, pembajakan data
komputer. Akan tetapi karena informasi tersebut menduduki daerah moral yang sama
dengan pelanggaran kepercayaan, maka berdasarkan “niat baik”, penerima informasi
tetap mempunyai kewajiban untuk menjaga kerahasiaannya.
Gugatan terhadap pelanggaran rahasia dagang akan diterima jika terbukti bahwa
pemegangnya telah menjaga kerahasiaannya dengan layak atau telah mewajibkan
untuk menjaga sifat kerahasiaan dari informasi tersebut karena informasi itu diberikan
secara rahasia. Penentuan apakah ada kewajiban untuk menjaga kerahasiaan,
tergantung pada waktu atau pada keadaan informasi tersebut diperoleh, misalnya
seorang pekerja di perusahaan. Secara umum diatur bahwa ada kewajiban untuk
menjaga kerahasiaan jika dianggap ‘layak’ bagi seseorang yang berada dalam posisi
yang sama dengan penerima informasi, mengakui informasi tersebut diberikan
kepadanya secara rahasia.
Ada beberapa sisi yang dapat dilihat dari waralaba, salah satunya sisi Hak
Kekayaan Intelektual, khususnya mengenai Rahasia Dagang. Waralaba berhubungan
dengan jaringan pembuatan dan/atau distribusi barang atau jasa dengan suatu standar
serta sistem eksploitasi tertentu. Pengertian standar serta sistem eksploitasi
mengandung arti kesamaan dalam penggunaan nama perniagaan dan merek, sistem
pembuatan serta tata cara pengemasan penyajian dan pengedaran. Selain itu, dalam
sistem waralaba mempunyai suatu yang abstrak yang memiliki nilai ekonomis tinggi
yaitu citra (image) dan nama baik (goodwill) tertentu.
Citra dan nama baik diperlukan dalam dunia bisnis, di mana unsur persaingan
serta upaya merebut pangsa pasar memegang peranan yang amat besar. Dengan
menggunakan nama merek dan sistem eskploitasi, maka usaha yang dimiliki oleh
penerima waralaba mendapatkan citra serta nama baik pemberi waralaba yang telah
tertanam di masyarakat. Contoh: pembeli KFC, di mana pun seseorang membelinya, ia
mengharapkan dengan memperoleh barang dengan mutu, rasa dan pelayanan yang
sama di mana pun KFC itu berada
Franchise berasal dari bahasa Perancis yang berarti bebas atau lebih lengkap
lagi bebas dari perhambaan (free from servitude). Franchise dalam bidang bisnis berarti
kebebasan yang diperoleh seorang wirausaha untuk menjalankan sendiri usaha
tertentu di wilayah tertentu12
Franchise atau waralaba sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Bisnis
yang diwaralabakan sudah bermacam-macam jenisnya, dari rumah makan hingga
laundry. Waralaba memang memudahkan orang lain yang ingin memiliki bisnis sendiri,
tetapi keahlian membuat sistem operasional, serta waktu untuk membangun merek
sendiri praktis minim atau tidak ada. Waralaba memudahkan hal itu karena segala
12
Abdulkadir Muhammad, 2010, Ibid.
sesuatunya telah dipersiapkan oleh pemberi waralaba dan penerima waralaba hanya
tinggal menjalankan saja.
Hal tersebut di atas mengenai perjanjian waralaba, maka dapat dikatakan bahwa
rahasia dagang merupakan hal yang juga diberikan oleh franchisor kepada franchise.
Seseorang tentu dapat menggunakan rahasia dagang milik orang lain berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini, maka pihak tertentu dapat menggunakan lisensi
untuk menggunakan rahasia dagang milik orang lain.
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak rahasia dagang kepada
pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan
hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberi
perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.13
Hal yang paling utama pada bisnis di bidang kuliner adalah rahasia akan resep
inovatif masakan, karena hal ini yang akan membedakan dan menjadi ciri khas
tersendiri bagi usaha tersebut dari pesaingnya pada usaha yang sejenis. Apabila usaha
kuliner tersebut oleh si pemilik (franschisor) di waralabakan maka resep inovatif
13
Yusran Isnaini, Op. Cit.,Hlm. 99
masakan pun akan diketahui oleh si penerima waralaba (franchisee). Hal ini menjadikan
kerahasiaan akan resep masakan menjadi diketahui oleh pihak lain, tetapi seperti yang
telah disebutkan di atas bahwa hak pemilik rahasia dagang adalah selain menggunkaan
sendiri rahasia dagang miliknya tersebut, ia juga dapat memberikan lisensi kepada atau
melarang pihak lain untuk menggunakan rahasia dagang atau mengungkapkan rahasia
dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.
G. ISTILAH-ISTILAH PENTING
1. Trade secret (WIPO)
2. Undisclosed information (TRIPs Agreement)
3. Confidential information