Oleh :
11010116120128
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
ii
USULAN PENELITIAN HUKUM
Nim : 1101011612028
IP Kumulatif : 3,08
HUKUM DAGANG
iii
V. LATAR BELAKANG MASALAH
1
Munir Fuady, 2011, Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Cipta Aditya Bakti, hlm.208.
2
Penjelasan Umum UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
3
Yessica Agnes, 2018, Perlindungan Terhadap Lagu Yang Dinyanyikan Ulang (Cover) Untuk
Kepentingan Komersial Dalam Media Internet Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 Tentang Hak Cipta, hlm. 3.
1
dan melindungi hak-hak pencipta atas tiap karyanya berupa perlindungan
hukum yang diberi kepada pencipta.4
Perlindungan hukum pada HKI khususnya yang berkaitan dengan hak
cipta atas lagu di media musik streaming. Lagu merupakan sebuah karya
seni hasil olah pikir manusia yang wajib dilindungi menurut Undang-
Undang Hak Cipta tahun 2014. Dalam perkembangan teknologi yang serba
digital ini menikmati sebuah lagu dapat dengan mudah diakses melalui
musik streaming tanpa harus mendownload terlebih dahulu.
Para penikmat maupun musisi musik pada era sekarang, dengan
hadirnya layanan musik streaming mendapatkan sebuah keuntungan. Karena
dengan media streaming musisi dapat dengan mudah merilis karyanya
dalam bentuk dokumen digital, yang dengan cepat dapat langsung
didengarkan oleh para penikmat musik melalui media streaming . Namun,
karena mudahnya akses mengunggah lagu di media musik streaming masih
sering ditemukan pelanggaran hak cipta lagu. Pelanggaran hak cipta lagu
yang sering ditemui adalah penggandaan, memperbanyak lagu dengan cara
membajak tanpa seizin pencipta, merubah lirik lagu, mengubah melodi dan
nada dalam lagu tanpa seizin pencipta atau pemegang hak cipta dari karya
lagu tersebut.5 Sebenarnya masih banyak bentuk pelanggran hak cipta lagu
lainnya, salah satunya adalah menjual lagu tanpa seizin dari pencipta atau
pemegang hak cipta di platfrom digital. Seperti yang dilansir di situs
www.mediaindonesia.com pada tahun 2018 terjadi kasus penggunaan lagu
tanpa izin atau pemberian lisensi pada lagu yang berjudul Akad milik
Payung Teduh, yang diproduksi ulang dan dijual di platfrom digital. 6
Terdapat pula kasus yang dialami oleh solois Near yang lagunya dicuri dan
diklaim oleh Warga Negara Malaysia bernama Ismail Abinting yang
mengajukan lisensi lagu tersebut ke Youtube, dengan begitu nama lisensi
4
Otto Hasibuan, 2008, Hak Cipta Di Indonesia Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Neighbouring
Rights, dan Collecting Society. Bandung : PT Alumni, hlm. 50.
5
Ibid, hlm. 241.
6
https://mediaindonesia.com/198614-laguku-sayang-tanpa-izin-dinyanyikan-orang (diakses pada
3 Mei 2020, pukul 08.15)
2
yang mengajukan klaim lagu tersebut yang mendapatkan royalti atas
penjualan dan iklan dari Youtube. Paling terbaru kasus yang terjadi pada
Gen Halilintar yang memproduksi ulang lagu “Lagi Syantik” lalu
mengunggahnya di akun youtubenya yang disinyalir oleh Nagaswara
sebagai publiser atau yang diberikan kuasa oleh pemegang hak cipta atas
lagu tersebut, Gen Halilintar melakukan perubahan lirik dan instrumen pada
lagu. Nagaswara yang merasa kliennya dirugikan atas tindakan itu
mengajukan gugatan yang tercatat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
dengan nomor 82/Pdt.Sus/HakCipta/2019/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Pentingnya pemberian izin dari pemegang hak cipta ataupun
pemberian linsensi adalah untuk memanfaatkan, menggunakan ataupun
melaksanakan hak kekayaan intelektual milik pemberi linsensi salah satunya
mengenai hak cipta. Dalam bentuknya yang paling sederhana, lisensi
diberikan dalam bentuk hak untuk menjual suatu produk dengan
mempergunakan HKI yang dilindungi.7 Sebagai imbalan dari mengumuman
suatu karya atau biasanya juga meliputi hak untuk menjual memasarkan dan
mendistribusikan produk yang dihasilkan tersebut, pemegang hak cipta yang
memberi izin, memperoleh pembayaran yang disebut dengan nama royalti.8
Sebenarnya sudah ada lembaga yang meliki fungsi pengawasan
mengenai hal tersebut yaitu Lembaga Manajemen Kolektif (LMK). LMK
adalah institusi yang berbentuk badan hukum nirlaba yang diberi kuasa oleh
Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan pemilik Hak Terkait guna mengelola
hak ekonominya dalam bentuk menghimpun dan mendistribusikan royalti
(Pasal 1 angka 22 UU Hak Cipta).
Namun pada saat ini dalam prakteknya LMK belum secara tegas
mengeluarkan peraturan mengenai besaran tarif royalti musik yang berlaku
secara nasional untuk layanan musik streaming, LMK hanya melakukan
pengawasan dan penarikan royalti hanya pada performing right saja.
Pengaturan penarikan royalti musik dan penyelesaian sengketa hanya
7
Sulasno, t.thn. Lisensi HKI dalam Perspektif Hukum Perjanjian di Indonesia. ADIL : Jurnal
Hukum , Volume 3, hlm. 355.
8
Ibid.
3
berlaku atas musik dan lagu-lagu yang digunakan untuk kepentingan bisnis
perhotelan, cafe, restoran, dan tempat hiburan.
Tarif royalti musik dan penyelesaian sengketa di layanan musik
streaming pada saat ini masih berdasarkan pada kebijakan masing-masing
perusahaan layanan musik streaming. Sebagai contoh, pembagian royalti
musik dan penyelesaian sengketa oleh perusahaan Spotify di Indonesia sama
dengan yang dilakukan secara global dan menggunakan yurisdiksi hukum
yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam syarat dan ketentuan dari
pihak perusahan streaming musik.
Atas dasar latar belakang diatas, penulis ingin melakukan penelitian
tentang “Perlindungan Hukum Terhadap Hak Untuk Mendapatkan Royalti
Bagi Pemegang Hak Cipta atas Lagu di media Musik Streaming menurut
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”.
4
B. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam
perkembangan ilmu hukum khususnya dalam bidang hukum dagang
dan perkembangan hukum hak cipta di Indonesia.
2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban atas
permasalahan sehingga bisa memberikan manfaat khususnya bagi
semua pihak yang terlibat dalam sengketa hak cipta.
5
Bab ini akan memberikan kesimpulan yang penulis dapatkan dari
hasil penelitian yang penulis lakukan serta pembahasan yang
penulis buat. Selain itu pada bab ini juga akan memberikan saran
sebagai masukan yang berguna bagi para pihak dalam industri
musik khususnya mengenai hak cipta.
XI. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perlindungan Hukum
Istilah perlindungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
perlindungan ialah tempat berlindung, atau perbuatan untuk
memperlindungi. Secara umum, perlindungan berarti hak yang
didapatkan oleh setiap masyarakat dalam wilayah suatu negara
untuk memperoleh keadilan dan keamanan, agar tercipta situasi
yang damai.
Istilah hukum dalam Kamus Besar Bahasan Indonesia, hukum
adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat,
yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.
Hukum adalah seperangkat aturan baik tertulis maupun tidak
tertulis untuk mengatur anggota masyarakat yang bersifat
mencegah, mengikat, dan memaksa. Hukum diartikan pula sebagai
ketentuan yang menetapkan sesuatu perbuatan yang boleh
dikerjakan, dan terlarang untuk dikerjakan, apabila melanggar
ketentuan tersebut akan dikenakan sanksi sebagai akibat hukum
atas perbuatan yang tidak boleh dilakukan.
Menurut Philipus M. Hadjon, yang dimaksud Perlindungan
6
perlindungan terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang
9
Philipus M Hadjon, 2005, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, hlm. 5.
10
Muchsin, 2003, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Surakarta:
Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, hlm. 14
11
Ibid, hlm. 20.
7
Hukum dalam fungsinya sebagai alat perlindungan dapat
melalui cara-cara sebagai berikut:
1. Membuat suatu peraturan (by giving regulation), bertujuan
untuk:
8
Hak Kekayaan Intelektual adalah produk hukum berupa hak yang
timbul atas kekayaan intelektual yang dihasilkan dan diwujudkan
dalam bentuk nyata.13
Hak kekayaan intelektual dapat juga didefinisikan sebagai
beritkut:14
1. Definisi HKI adalah hak eksklusif yang diberikan Pemerintahan
atau dilisensikan.
pun dalam lapangan ilmu, seni, dan sastra. Hak yang melekat
13
Mujiyono Ferianto, 2017, Buku Praktis Memahami dan Cara Mendapatkan Hak Kekayaan
Intelektual, Yogyakarta: Sentra HKI UNY, hlm. 1.
14
Elyta Ras Ginting, 2012, Hukum Hak Cipta Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 4
15
Abdulkadir Muhammad, Hukum Harta Kekayaan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994, hlm. 111.
9
b. Penemuan, yaitu kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang
karya arsitektur, tari, seni patung dan karya seni lainnya adalah
contoh dari ruang lingkup karya yang dilindungi oleh hak cipta.
atau jasa dari satu perusahaan dengan barang atau jasa yang sejenis
10
produk, proses maupun pengembangan atau penyempurnaan paten
produk atau proses. Paten terbagai menjadi dua jenis seperti yang
sederhana.
11
1. Pengertian Hak Cipta
Hak cipta berdasarkan UU Hak Cipta merupakan hak eksklusif
pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.17 Hak ekslusif tersebut terdiri atas hak
moral ,hak ekonomi dan hak terkait. Hak moral merupakan hak
yang melekat secara abadi pada diri pencipta, tidak dapat dialihkan
selama pencipta masih hidup, tetapi pelaksanaan hak tersebut dapat
dialihkan dengan wasiat atau sebab lain sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan setelah pencipta meninggal dunia.
Pelaksanaan hak moral dalam hal pengalihan hak cipta, penerima
dapat melepaskan atau menolak pelaksanaan haknya dengan syarat
pelepasan atau penolakan pelaksanaan hak tersebut dinyatakan
secara tertulis.
Hak ekonomi merupakan hak eksklusif pencipta atau
pemegang hak cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
ciptaan, salah satunya pendistribusikan ciptaan atau salinannya.
Setiap orang yang melaksanakan hak ekonomi wajib mendapatkan
izin pencipta atau pemegang hak cipta. Setiap orang yang tanpa
izin dari pencipta maupun pemegang hak cipta dilarang melakukan
pengadaan dan/atau penggunaan secara komersial ciptaan.
Hak terkait merupakan hak ekslusif bagi Pelaku yang
memperbanyak atau penyiarkan suatu pertunjukan; bagi Produser
Rekaman Suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya
rekaman suara atau bunyinya; dan bagi Lembaga Penyaiaran untuk
membuat, memperbanyak, atau menyaiarkan karya siarannya.18
2. Aspek- Aspek dalam Hak Cipta
17
Muchsin, Loc. Cit.
18
Mujiyono Ferianto, Loc. Cit., hlm. 13.
12
Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) UU Hak Cipta, Pencipta adalah
seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang
dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Sedangkan pemegang hak cipta menurut Pasal 1 ayat (4) UU
Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak
yang menerima hak tersebut dari pencipta atau pihak lain yang
menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.
Ciptaan yang dilindungi antara lain dalam bidang ilmu
pengetahuan, kesenian, dan kesusastraan, yaitu:
a. Buku, program computer, pamflet, perwajahan (lay out)
karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulisan
lain;
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis
dengan itu;
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan
ilmu pengetahuan;
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan,
dan pantomime;
f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar,
seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan
seni terapan;
g. Arsitektur;
h. Peta;
i. Seni batik;
j. Fotografi;
k. Sinematografi;
l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, data base, dan
karya lain dari hasil pengalihwujudan.
13
Perlindungan hak cipta timbul secara otomatis sejak ciptaan
tersebut diwujudkan secara nyata. Pendaftaran ciptaan bukan suatu
kewajiban untuk mendapatkan hak cipta, namun pendaftaran
ciptaan dapat memudahkan dan menjadi alat bukti apabila timbul
sengketa dikemudian hari.
Jangka waktu perlindungan hak cipta yang diberikan pada
pencipta atau pemegang hak cipta paling lama adalah selama hidup
pencipta dan terus berlangsung selama 50 tahun setelah Pencipta
meninggal dunia. Untuk beberapa ciptaan tertentu, hak cipta yang
dilindungi 50 tahun sejak pertama kali diumumkan dan jangka
waktu perlindungan yang paling pendek yaitu 25 tahun sejak
pertama kali diumumkan.
Adapun peristiwa hukum untuk untuk pengalihan hak
berdasarkan perjanjian, jual beli, pemberian hibah, wasiat, dan
warisan seperti yang diatur dalam Pasal 3 ayat (2) UUHC. Tidak
hanya itu, Pasal 45 UUHC juga membolehkan pemilik hak cipta
memberi izin kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
eksklusifnya atas ciptaan berdasarkan perjanjian lisensi.
Lisensi adalah izin yang diberikan pemegang hak cipta atau
pemegang hak terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya.
Perjanjian lisensi menurut Pasal 1 angka 20 UUHC, adalah izin
tertulis yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang
Hak Terkait kepada pihak lain untuk melaksanakan hak ekonomi
atas suatu ciptaan.
Pelaku adalah aktor, penari, pemusik, penyamyi atau mereka
yang menampilkan, menyanyikan atau memainkan sesuatu ciptaan
dalam pertunjukan musik, drama, film, atau karya seni lainnya.
Produser rekaman suaru adalah orang, atau badan hukum yang
bertanggung jawab sepenuhnya dari awal perekaman suara atau
perekaman bunyi.
14
Lembaga Manajemen Kolektif merupakan lembaga bantuan
berbentuk badan hukum Indonesia yang mendapatkan kewenangan
atribusi untuk menarik, menghimpun dan mendistribusikan Royalti
bagi pencipta atau pemegang hak cipta sebelum Undang-Undang
No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta diresmikan.
Namun memalui Deklarasi Bali yang dilakukan oleh
19
“Deklarasi Bali” Sepakati Pemungutan Royalti Musik Satu Pintu Jadi Lebih Tertib Dan
Transparan”. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
15
kedalam pelanggaran hak cipta di UUHC yaitu pembajakan dan
penggunaan secara komersil tanpa izin dari pencipta atau
pemegang hak cipta. Diatur pula kententuan pidananya dalam pasal
112 sampai dengan pasal 120. Tindak pidana dalam pasal-pasal itu
termasuk kedalam delik aduan yaitu delik yang hanya dapat
diproses apabila ada pengaduan
E. Definisi Musik (Lagu)
Musik merupakan suatu kesenian yang sangat melekat disetiap
aspek kehidupan manusia sehari-hari. Para ahli mendefinisikan
musik denga bahasa yang berbeda berikut ini adalah definisi
musik.
Menurut Jamalus bahwa musik adalah suatu hasil karya seni
bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-
unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk, dan struktur
lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan.20
Menurut Banoe musik adalah cabang seni yang membahas dan
menetapkan berbagai suara ke dalam suatu pola yang dimengerti
dan dipahami oleh manusia. Musik yang baik adalah musik yang
terdiri dari unsur melodi, ritme, dan harmoni.21
20
Jamalus, 1988, Panduan Pengajaran buku Pengajaran musik melalui pengalaman musik, Proyek
pengembangan Lembaga Pendidikan: Jakarta, hlm.1.
21
Banoe, 2003, Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius, hlm. 288.
22
Gerry Wahyu dan Sari Monik, 2019, Pemasaran Musik Pada Era Digital Digitalisasi Industri
Musik dalam Industri 4.0 di Indonesia, Jurnal WACANA, hlm. 4.
16
Menurut Murphy pergeseran era industri musik fisik menjadi
digital dipengaruhi oleh bagaimana musik di produksi dan di
konsumsi pada masa sekarang.23
Era digital pertama kali muncul dengan Compact Disc (dapat
menyimpan musik sebagai file digital). Era digital dibagi menjadi
tiga fase:
1. Fase pertama, transisi dari kaset menuju teknologi CD. Fase
ini memungkinkan penjualan di produk digital (CD, digital
audiotape, digital compatt cassete, DVD) memiliki kualitas
yang sama dengan kualitas audio dari master rekaman
digital.
2. Fase kedua, diawali dengan teknologi kompresi MP3 yang
dapat berbagi digital download, dikembangkan oleh Motion
Picture Group (MPEG). Fase ini berjalan beriringan dengan
pesatnya perkembangan internet yang memfasilitasi
pembajakan musik pada fase ini. Download digital secara
legal pertama kali digagas oleh iTunes pada tahun 2001
yang dikembangkan oleh perusahaan Apple.
3. Fase ketiga, transisi yang terjadi sangat signifikan seperti
saat ini yaitu munculnya streaming musik secara digital
(gratis dan memalalui berlangganan) menggeser penjualan
musik secara digital. Streaming musik diyakini dapat
mengurangi pembajakan musik secara digital karena sangat
mudahnya akses situs-situs ilegal yang menyediakan lagu
bajakan yang dapat di unduh secara gratis. Salah satu
aplikasi menyedia streaming musik adalah Spotify.
Spotify merupakan layanan streaming musik digital
yang memberikan akses ke jutaan lagu, podcast, dan video
24
dari artis yang ada di seluruh dunia.
23
Ibid.
24
S Yoliis Michdon Netti dan Irwansyah, 2018, Spotify : Aplikasi Music Streaming untuk Generasi
Milenial. Jurnal Komunikasi, 10(10), hlm. 4.
17
X. METODE PENELITIAN
Tujuan penelitian ini untuk menemukan jawaban dari permasalahan,
maka penulis mengadakan penelitian dengan metode sebagai berikut:
A. Metode Pendekatan
Penelitian ini dibuat dengan menggunakan pendekatan penelitian
hukum normatif. Pendekatan penelitian hukum normatif merupakan
penelitian hukum yang meletakan hukum sebagai sebuah bangunan
sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-
asas, norma, kaidah dari peraturan perundang-undangan, putusan
pengadilan, perjanjian serta doktirn (ajaran). Sehingga masalah
menegenai perlindungan hukum hak cipta di layanan musik streaming
yang telah penulis dapatkan dari sumber yang ada akan penulis
analisis berdasarkan hukum positif.
B. Spesifikasi Penelitian
Spesifikasi penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif
analitis yaitu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan
menjelaskan suatu permasalahan. Penulis dalam hal ini berusaha
menunjukkan fakta selengkap-lengkapnya dan sebenar-benarnya.25
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang lansung didapatkan dilapangan
terkait dengan permasalahan yang akan dibahas, melalui wawancara
dengan pihak pencipta lagu atau musisi, produser musik, dan
masyarakat.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan atau dikumpulkan
dari sumber-sumber yang telah ada yaitu kepustakaan dan laporan
25
Suteki dan Galang Taufani, 2008, Metodologi Penelitian Hukum: Filsafat, Teori, dan Praktik,
Depok: Rajawali, hlm. 133.
18
peneliti terdahulu.26 Data sekunder yang akan digunakan dalam
penelitan ini yaitu Bahan Hukum Primer dan Bahan Hukum Sekunder.
1. Bahan Hukum Primer yaitu bahan hukum yang mempunyai
2. Bahan Hukum Sekunder antara lain terdiri dari buku atau jurnal
hukum yang berisi tentang prinsip-prinsip dasar (asas hukum, pandangan
para ahli hukum (doktrin), hasil penelitian hukum, kamus hukum dan
ensiklopedia hukum.28
19
Penelitian Kepustakaan yaitu penelitan yang dilakukan
di perpustakaan (biasanya data sekunder).29 Hal ini berupa
beberapa keterangan dari literatur dan dokumentasi ataupun
undang-undang yang berhubungan dengan pokok
pemasalahan yang dibahas, dan diharapkan dapat
memberikan solusi dari permasalahan.
1. Tahapan Persiapan
29
Suteki dan Galang Taufani, Loc. Cit., hlm. 147.
20
Penelitian pengumpulan dan
2. Informasi data
3. Pengelolaan data
21
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Agnes, Yessica. “Perlindungan Terhadap Lagu Yang Dinyanyikan Ulang (Cover) Untuk
Kepentingan Komersial Dalam Media Internet Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.” 2018: 3.
Asasi, Direktorat Kementerian Hukum dan Hak. “"Deklarasi Bali" Sepakati Pemungutan
Royalti Musik Satu Pintu Jadi Lebih Tertib dan Transparan.” Bali, t.thn.
Fajar, Mukti, dan Yulianto Achmad. Metode Penelitian Hukum Normatif & Empiris.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Ferianto, Mujiyono. Buku Praktis Memahami dan Cara Mendapatkan Hak Kekayaan
Intelektual . Yogyakarta: Sentra HKI UNY, 2017.
Fuady, Munir. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Cipta Aditya Bakti, 2011.
Hasibuan, Otto. Hak Cipta Di Indonesia Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Neighbouring
Rights, dan Collecting Society. Bandung: PT Alumni, 2008.
Machlis, Joseph. The Enjoyment of Music. New York: W. W. Norton & Company Inc,
1963.
Muhammad, Abdilkadir. Hukum Harta Kekayaan. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.
Netti, S Yoliis Michdon, dan Irwansyah. “Spotify : Aplikasi Music Streaming untuk
Generasi Milenial.” Jurnal Komunikasi 10, no. 10 (2018): 4.
Purbawati, Retno. “Perlindungan Hak Cipta Atas Streaming Lagu Dalam Joox.” Jurist-
Diction 4 (2019): 620.
1
Soeharto, M. Kamus musik. Jakarta, 1992.
Suteki, dan Galang Taufani. Metodologi Penelitian Hukum: Filsafat, Teori, dan Praktik.
Depok: Rajawali, 2008.
Utomo, Tomi Suryo. Hak Kekayaan Intelektual di Era Global. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
Wahyu, Gerry, dan Sari Monik. “Pemasaran Musik Pada Era Digital Digitalisasi Industri
Musik dalam Industri 4.0 di Indonesia.” WACANA, 2019.