Anda di halaman 1dari 2

KULIAH PIH 2

Sebagai konsekuensi dirumuskannya suatu perbuatan dalam norma hukum maka berubah sifat
perbuaatan tersebut sehingga timbul istilah-istilah di bawah ini.

1. Perbuatan Hukum

Yaitu perbuatan yang telah diatur atau dirumuskan dalam norma hukum. Jadi, perbuatan
hukum itu sebenarnya perbuatan sosial biasa yang sering terjadi dalam masyarakat. Namun
perbuatan sosial itu dimasukkan dalam norma hukum sehingga menjkadi perbuatan hukum.
Sedangkan perbuatan sosial lain yang tidak atau belum dirumuskan ke dalam norma hukum
tetap sebagai perbuatan sosial. Oleh karena itu, untuk melihat apakah suatu perbuatan itu
merupakan perbuatan hukum atau bukan ? ukuranya adalah apakah perbuatan tersebut ada
pengaturannya dalam norma hukum (perundang-undangan) atau tidak ? Kalau ada maka
perbuatan tersebut merupakan perbuatan hukum. Jika tidak ada berarti perbuatan tersebut
merupakan perbuatan sosial.

Contoh : perbuatan tukar cincin. Ini bukan perbuatan hukum karena tidak ada rumusan
hukumnya (undang-undang). Jadi, tukar cincin itu hanyalah perbuatan sosial. Tetapi
perkawinan merupakan perbuatan hukum karena ada rumusan hukumnya (UU Perkawinan)

2. Peristiwa Hukum.
Dengan penjelasan yang sama seperti perbuatan hukum. Peristiwa yang mendapatkan
pengaturan atau rumusan dalam norma hukum (perundang-undangan) dinamakan peristiwa
hukum. Jika tidak ada pengaturannya dalam norma hukum (perundang-undangan) maka
peristiwa tersebut hanyalah peristiwa sosial.
Contoh : perbuatan bunuh diri. Ini merupakan peristiwa sosial karena tidak ada rumusan
tentang perbuatan bunuh diri. Tetapi kalau matinya orang karena dibunuh merupakan
perbuatn hukum karena diatur dalam rumusan hukum (Pasal 338 KUHP).
3. Hubungan Hukum.

Hubungan-hubungan dalam masyarakat yang ada rumusan hukumnya. Misalanya Jual Beli,
Perkawinan, Kontrak-kontrak, Hutang piutang, Perjanjian Kredit dll.

4. Akibat Hukum.
Akibat-akibat yang timbul karena adanya hubungan hukum. Misalnya hubungan perkawinan,
jika ada anak dalam ikatan perkawinan maka anak tersebut mempunyai hubungan dengan
orang tuanya (bapak dan Ibunya). Anak tersebut akan menjadi ahli waris kedua orang
tuanya. Jual beli misalnya maka barang yang menjadi objek jual beli akan menjadi milik si
pembeli setelah si pembeli menyerahkan sejumlah uang yang telah disepakati.
5. Objek Hukum.
Obje-objek yang dijadikan alasan/dasar terjadinya hubungan hukum. Misalny jual beli
tentang tanah, maka tanah tersebut merupakan objek hukum.
6. Subjek Hukum.
Subjek hukum adalah pihak-pihak yang melakukan perbuatan hukum yang akan dibebamni
hak dan kewajiban.
Subjek hukum ini meliputi :
a. Orang
b. Badan Hukum

Badan Hukum adalah sekumpulan orang yang membentuk organisasi yang mengajukan
permohonan kepada Kementrian Hukum dan Ham untuk ditetapkan sebagai Badan Hukum
misalnya Perseroan Terbatas (PT), Partai Politik dll. Pada dasarnya subjek hukum tersebut
adalah orang/manusia. Badan Hukum itu sebenarnya merupakan fiksi hukum yaitu Badan
Hukum dianggap seperti orang/manusia yang dapat melakukan perbuatan hukum baik
dalam lapangan hukum pidana maupum perdata. Dalam lapangan hukum pidana Badan
Hukum juga dapat dituduh melakukan tindak pidan sehingga dapat djatuhi sanksi pidana
meskipun pada akhirnya yang menjalani sanksi tersebut adalan orang (pengurusnya yang
bertanggung jawab ). Demikian juga dalam lapangan hukum perdata Badan Hukum dapat
melakukan perjanjian-perjanjian yang diwakili oleh para pengurusnya. Dalam Badan Hukum
salah satu cirinya yaitu terjadi pemisahan harta kekayaan antara harta milik Badan Hukum
dan kekayaan yaitu harta milik pribadi pengurusnya. Apabila Badan Hukum terjadi sengketa
hukum maka harta yang dapat dilakukan penyitaan hanyalah harta kekayaan yang dimiliki
Badan Hukum.

Pada dasarnya Orang/manusia disebut subjek hukum sejak orang/manusia lahir. Tetapi
Orang/manusia dapat disebut subjek hukum meskipun masih ada dalam kandungan ibunya.
Jadi, orang/manusia yang ada dalam kandungan ibunya dapat disebut subjek hukum dengan
syarat :

a. Kepentingan menghendaki misalnya orang tuanya ingin menghibahkan hartanya untuk


jaminan hidup jika anak tersebut telah lahir.
b. Orang/manusia yang masih dalam kandungan lahir hidup. Tetapi jika lahir mati maka
batal sebagai subjek hukum sehingga hibah tersebut juga batal.

Anda mungkin juga menyukai