Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FILSAFAT HUKUM

RESUME BAB IV : “LEBIH JAUH TENTANG PARADIGMA”

Disusun oleh :
AHMAD HENDIV RAHMADIYAN
11000117130252
FILSAFAT HUKUM (B)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
PARADIGMA MENURUT PARA AHLI
 KUHN (1962)

Paradigma adalah model, percontohan, representatif, tipikal, karakteristik, atau


ilustrasi, tentang solusi permasalahan atau pencapaian dalam suatu bidang ilmu
pengetahuan
Merupakan suatu masterpiece yang mencakup semua unsur praktek-praktek
ilmiah di dalam sejumlah area of inquiry atau bidang studi/penelitian yang
terspesialisasi serta menggariskan parameter-parameter penting mana yang akan
diukur, mendefinisikan standar ketepatan yang dibutuhkan, menunjukkan cara
bagaimana (hasil) observasi akan di-interpretasi, serta metoda eksperimen mana
yang akan dipilih untuk diterapkan. Dan diakui secara universal yang untuk waktu
tertentu memberikan model permasalahan berikut pemecahan permasalahan tersebut
kepada suatu komunitas praktisi (dari suatu bidang, disiplin atau cabang ilmu
pengetahuan).
Dapat disimpulkan dari pernyataan KUHN bahwa paradigma adalah
Paradigma sebenarnya adalah Disciplinary Matrix, yakni suatu pangkal, wadah,
tempat cetakan, sumber atau kandungan di/dari mana suatu disiplin ilmu pengetahuan
dianggap bermula, berasal, berakar, dicetak, bersumber/mengalir, terlahir atau
dijadikan.

 CHALMERS (1979)

Menurut Chalmers Paradigma secara longgar dipahami sebagai suatu


framework of beliefs and standard, yang berarti terbentuk dari dua unsur yaitu batas
cakupan dari hasil karya dan karsa manusia secara legitimate, dari suatu bidang,
disiplin, atau cabang ilmu pengetahuan [di mana paradigma dimaksud diterapkan]
Karya adalah hasil perbuatan, ciptaan dan Karsa adalah kehendak, niat, daya
(kekuatan) jiwa yang mendorong makhluk hidup untuk berkehendak. Chalmers juga
mengemukakan beberapa Karateristik Paradigma yaitu :
 tersusun oleh hukum-hukum dan asumsi-asumsi teoritis yang dinyatakan
secara eksplisit
 mencakup cara-cara standar bagi penerapan hukum-hukum tersebut ke
dalam beragam situasi dan kondisi
 mempunyai instrumentasi dan teknik-teknik instrumental yang diperlukan
guna menjadikan hukum-hukum tersebut berjaya di dunia nyata
 terdiri dari beberapa prinsip-prinsip metafisika yang memandu segala
karya dan karsa di dalam lingkup paradigma dimaksud
 mengandung beberapa ketentuan-ketentuan metodologis yang bersifat
umum

 GREGORY (1986)

Paradigma mencakup berbagai working asumptions, prosedur, dan temuan,


yang secara rutin diterima atau diakui oleh sekelompok scholar,keseluruhannya
mendefinisikan suatu pola aktifitas ilmah / ilmu pengetahuan yang stabil (tidak goyah,
tetap dan tidak berubah- ubah) ,pola ini pada gilirannya akan mendefinisikan
komunitas [scholar] tersebut atau menganut, memegang, memakai paradigma yang
sama.
 PATTON (1990)

Paradigma adalah suatu set ‘proposisi’ yang menjabarkan bagaimana dunia ini
dipahami,mengandung suatu worldview, yakni suatu perangkat melalui mana
kompleksitas dunia ini dipilah agar mudah dimengerti,secara umum menggariskan
bagi researcher :
 apa yang penting
 apa yang legitimate
 apa yang reasonable
Proposisi terdiri dari : Premis Mayor, Premis Minor, Konklusi

 NEUMAN (1991)

Menurut Neuman paradigma serupa dengan ‘pendekatan’ (approach) maupun


‘tradisi’,suatu orientasi dasar terhadap teori dan research,merupakan keseluruhan
sistem berpikir yang meliputi, a.l. : asumsi dasar, research question, berbagai metoda
pengumpulan dan analisis data, serta contoh2 penelitian yang baik.
Sistem yang dimaksud disini adalah system yang tersusun oleh berbagai
abstraksi yang berinteraksi satu sama lain / berbagai ideyang memadatkan dan
mengorganisasi pengetahuan tentang dunia.

 SARANTAKOS (1993)
Paradigma dapat dipadankan atau disetarakan dengan ‘perspektif’. Perspektif
adalah sudut pandang, perspektif juga berarti pandangan, dan hal ini ditentang oleh
Denzin dan Lincoln (1994) karena pada dasarnya perspektif tingkatanya lebih rendah
Dari paradigma.

 DENZIN & LINCOLN (1994)

Paradigma adalah suatu sistem filosofis utama, induk, atau ‘payung’ yang
meliputi ontologi, epistemologi, dan metodologi tertentu yang tidak dapat begitu saja
dipertukarkan, merepresentasikan suatu belief system tertentu yang menyodorkan cara
bagaimana dunia ini dilihat, dipelajari, dan dipahami dengan kata lain mengaitkan
penganutnya dengan worldview tertentu.

 GUBA & LINCOLN (1994)


suatu kumpulan/set/sistem belief ‘dasar’ yang berkenaan dengan prinsip-
prinsip utama dan/atau pertama, yang memandu tindakan (action) para penganutnya,
me-representasi-kan suatu worldview yang mendefinisikan bagi penganutnya.
Sifat dan ciri ‘dunia’ serta rentang hubungan yang mungkin antara mereka dengan
‘dunia’ berikut bagian-bagiannya.

Dapat disimpulkan bahwa antara apa yang dikemukakan dari :


 DENZIN, LINCOLN, & LINCOLN (1994)
saling berkaitan dan mendefinisikan Paradigma sebagai suatu sistem filosofis
utama, induk, atau payung yang terbangun dari jaringan premis ontologis,
epistemologis, dan metodologis yang merupakan suatu set atau kumpulan sistem
basic belief yang berkenan dengan prinsip-prinsip utama atau pertama, yang
memantau tindakan (action) para penganut untuk bagaimana dunia dilihat, dipelajari,
dan dipahami yang mendefinisikan worldview (aliran filsafat bagi penganutnya).

PENGERTIAN UMUM PARADIGMA


 PENGERTIAN UMUM PARADIGMA

Lebih mengedepankan kepada Makna secara Luas yaitu Paradigma


merengkuh semua komitmen sehingga hanya ada beberapa paradigma besar yang
diakui untuk dipilih dan dianut. Dianalogikan seperti gugus bintang yang banyak
sekali kemudian direngkuh hanya menjadi berjumlah 12.
Akan tetapi makna secara sempit juga perlu kita ketahui yaitu perbedaanya
dari makna luas adalah dalam perengkuhanya, di makna sempit paradigma
perengkuhanya tidak dilakukan sehingga komitmen berjumlah bersama-sama dengan
jumlah Paradigma, sehingga paradigma menjadi berjumlah sangat banyak.

 KESIMPULAN MENGENAI PARADIGMA

 Paradigma merupakan sebuah kerangka pemikiran (framework of thought) dan


bukanlah pikiran (thought) itu sendiri yang merupakan ‘alat/ perkakas mental’
(mental tools) untuk menjelaskan, memahami, mengungkap, dan
menyelesaikan suatu hal, keadaan, peristiwa, atau permasalahan [dalam
bidang hukum misalnya, mencakup, a.l., hakikat, asas, nilai, dan norma
hukum].

 Dari jumlahnya paradigma merupakan sesuatu yang dapat direngkuh seperti


bintang bintang yang terengkuh dalam rasi bintang.

 melihat paradigma secara lebih sempit, serta cenderung meng-isolasi


komitmen tertentu yang dianggap penting di dalam sebuah masyarakat ilmiah,
mereka yang tergabung ke dalam kelompok ini cenderung merujuk kepada
paradigma sebagai semacam ‘eksemplar’ (exemplar), dan bisa jadi yang
dikatakan paradigma sebenarnya adalah cara pandang/aliran (... isme),
sehingga jumlahnya adalah sebanyak jumlah manusia yang berpikir.

Anda mungkin juga menyukai