net/publication/326610511
CITATIONS READS
0 12,438
1 author:
Rusdi Anto
Pusat Studi Perencanaan dan Pembangunan Masyarakat
41 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Rusdi Anto on 26 July 2018.
Paradigma Aristotelian:
Paradigma Aristotelian berpangkal pada kepahaman bahwa alam semesta ini
berhakikat sebagai suatu keteraturan atau suatu tertib (disebut„order‟ dalam bahasa Inggris)
yang sudah pre-establihed, dalam arti bahwa „sudah tercipta dan menjadi ada sejak awal
mulanya‟. Alam semesta itu sudah ada di idea Tuhan yang normatif sebelum ada dalam
wujudnya yang empirik dalam alam amatan manusia.
Lebih lanjut lagi alam pemikiran Aristoteles, semesta itu tidaklah cuma merupakan
sesuatu “ada sebelum ada” (pre-established), akan tetapi juga disifati oleh hadirnya
keselarasan (harmony) yang final dan sekaligus juga merupakan suatu rancangbangun
tatanan yang terwujud hanya karena adanya suatu penciptaan oleh Yang Maha Sempurna,
yang oleh sebab itu juga mengisyaratkan adanya tujuan subjektif Sang Maha Sempurna yang
final (causa finalis) pula, ialah kesempurnaan yang tak akan dapat
diganggu. Episteme Aristotelian yang memahamkan semesta sebagai suatu tertib tunggal
yang preestablished, finalistik, serba berkelarasan dan teleologik (teleos = tujuan) ini,
menggambarkan semesta ini sebagai suatu tertib kodrati yang telah sempurna, yang tidak
hanya „tak akan dapat diganggu‟ akan tetapi juga „tak boleh diganggu‟. Tak ayal lagi, alam
semesta ini lalu juga dipahamkan sebagai suatu alam yang berkeniscayaan mutlak karena
bersumber dari moral kesempurnaan Tuhan, yang dalam kekuasaannya sebagai Sang Khalik
adalah pencipta kebaikan dan keindahan yang tak terbantah.
Semesta merupakan ekspresi kecerdasan dan kearifan illahi, dan setiap elemen dalam
tatanan moral seperti ini (yang anorganik maupun yang organik, tak kurang-kurangnya juga
manusia) sudah dikodratkan dan karena itu haruslah pula berulahlaku menuruti keniscayaan
yang sudah kodrati itu, deikian rupa agar keteraturan dan keselarasan dalam tertib semesta
ini akan senantiasa terjaga.
Nama Gotfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) barangkali dapatlah disebut sebagai salah
seorang representasi paham Aristotelian dari masa yang boleh dibilang sezaman dengan
maraknya paham Galilean yang dikatakan sebagai perintis peletakan dasar-dasar ontologik
dan epistimologik bagi perkembangan ilmu pengetahuan fisika modern. Sebagai pemikir
dalam garis Aristotelian, alam pemikiran Leibniz tak terlalu berbeda
dengan episteme Aristotelian yang dikuasai oleh pemikiran metafisikal yang meyakini
kebenaran konsep, bahwa kehidupan semesta ini telah dikuasai sejak awal mula oleh suatu
imperativa keselarasan.
Dengan perkataan lain, alam semesta ini pada hakikatnya adalah suatu tertib
berkeselarasan yang telah terwujud secara pasti sejak awal mulanya sebagai
suatupreestablished harmonius order yang tak sekali-kali mengenal adanya pertentangan.
Leibniz menggambarkan hadirnya keselarasan semesta semisal hadirnya keselarasan yang
dimainkan oleh suatu paduan orchestra. Sekian banyak pemusik (ialah satuan-satuan yang
oleh Leibniz disebutmonad yang independen) telah “memainkan” bagian masing-masing
yang sekalipun masing-masing bertindak sendiri-sendiri secara mandiri, namun secara total
terwujudlah suatu berkeselarasan.
Dipahamkan bahwa keselarasan itu terwujud tak lain karena adanya partitur yang telah
ada dan tercipta serta ditetapkan sejak awal mula oleh sang komposer, lama sebelum musik
dimainkan oleh para monad itu dan tersaksikan secara indrawi. Partitur itu telah hadir
sebagai bagian yang inheren di dalam setiap diri satuan (pemain) yang sama-sama hadir di
dalam totalitas sistem (orkestra).
Paradigma Galilean:
Paradigma Galilean, yang mencabar paradigma lama yang Aristotelian, marak pada
suatu zaman tatkala sejumlah manusia pencari kebenaran mencoba memahami keteraturan
alam semesta ini tidak lagi berhakikat sebagai a harmonious pre-established God‟s order.
Paradigma baru ini mengetengahkan pemikiran bahwa seluruh tertib semesta
inisesungguhnya merupakan himpunan fragmen variabel dalam jumlah yang tak terhingga,
yang secara terus-menerus berhubungan secara interaktif dalam suatu proses kausalitas di
ranah indrawi, yang sekalipun tampak seperti suatu kekisruhan (chaos), yang berlangsung
secara= berterusan seolah tanpa mengenal titik henti yang final, namun yang sesungguhnya
di tengah situasi yang secara indrawi tampak kisruh itu sedang berproses secara progresif
dengan keniscayaan yang tinggi, bergerak dari suatu situasi keseimbangan yang semula ke
suatu situasi keseimbangan berikutnya, ad infinitum. Inilah yang kelak, dalam sains fisika,
disebut homeostasis.
Demikianlah akan dikatakan secara paradigmatik dalam pemikiran yang Galilean ini
bahwa semesta itu adalah sesungguhnya suatu jaringan variabel yang interaktif, yang
bergerak secara dinamik dan progresif di tengah alam indrawi yang objektif, tunduk pada
imperativa kausalitas yang berada di luar rencana dan kehendak sesiapapun.
Imperativa kausalitas ini meniscayakan terjadinya keterulangan hubungan interaktif
antar-variabel yang progresif, yang oleh sebab itu akan memungkinkan para pemantau yang
dengan tekun menyimaknya untuk menengarai adanya universalitas dalam hubungan antar-
variabel itu, yang pada gilirannya akan memungkinkan para pemantau ini dapat membuat
prediksi apa yang akan terjadi apabila satu variabel dikontrol dan/atau dihadirkan terhadap
variabel yang lain.
Di sinilah letak keistimewaan paradigma Galilean yang non-teologik melainkan
saintifik, yang memungkinkan terjadinya “transfer” dari episteme (pengetahuan yang murni
dengan idiom-idiomnya yang normatif) ke techne (pengetahuan yang aplikatif dengan
idiomidiomnya yang lugas dan rasional untuk mengatakan apa adanya).
Dari paradigma yang tak hanya mengetengahkan perlunya mengetahui berbagai
peristiwa kausalitas di alamnya yang objektif dan “buta nilai”, melainkan yang juga
menyadari adanya kemungkinan mengontrol sebab untuk memproduksi dan mereproduksi
akibat inilah lahirnya ilmu pengetahuan (science/sains) berikut berbagai metodenya untuk
memanipulasi hubungan-hubungan sebabakibat ke arah ragam-ragamnya yang tak hanya
bernilai ilmiah/saintifik tetapi juga yang teknologik.
REFERENSI
Paul Johnson, Doyle, 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Penerbit PT Gramedia, Jakarta
Podgorecki, Adan Dan Christopher J. Whelan. 1987. Pendekatan Sosiologis Terhadap Hukum. Pt Bina
Aksara. Jakarta
Poerwadarminta, 1976,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
Rahardjo, Satjipto, 2009, Hukum dan Prilaku, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Raharjo, Prof. Dr. Satjipto, Materi Kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Match Day 25. Ilmu Hukum Sebagai
Ilmu Kenyataan (Bagian 1)
Umanailo, M Chairul Basrun. Desa_Sebagai_Poros_Pembangunan_Daerah. March 2018.
https://doi.org/10.31219/osf.io/gp97z
Umanailo, M Chairul Basrun. Dominasi_Modal_Ekonomi_Atas_Ranah_Politik. March 2018.
https://doi.org//10.13140/RG.2.2.21873.79207
Umanailo, M Chairul Basrun. Konsumerisme Menuju Konstruksi Masyarakat Modern. April 2018.
https://doi.org/10.17605/OSF.IO/U8SED
Umanailo, M Chairul Basrun. Mengurai_Kemiskinan_Di_Kabupaten_Buru. November 2017.
https://doi.org/10.31219/osf.io/cpgd5
Umanailo, M Chairul Basrun. Naska h_Akademik_Pedoman_Organisasi_Dan_Tata_Kerja_Pemerintah_Desa.
April 2018. https://doi.org/10.31228/osf.io/4g5q7
Umanailo, M Chairul Basrun. Naskah_Akademik_Keuangan_Desa. April 2018.
https://doi.org/10.31228/osf.io/qbzn5
Umanailo, M Chairul Basrun. Naskah_Akademik_Pedoman_Organisasi_Dan_Tata_Kerja_Pemerintah_Desa.
April 2018. https://doi.org/10.31228/osf.io/4g5q7
Umanailo, M Chairul Basrun. Teknik Praktis Grounded Theory Dalam Penelitian Kualitatif. April 2018.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.18448.71689
Umanailo, M Chairul Basrun._Naskah_Akademik_Badan_Permusyawaratan_Desa. April 2018.
https://doi.org/10.31228/osf.io/h5w7k
Umanailo, M Chairul Basrun._Naskah_Akademik_Badan_Usaha_Milik_Desa. April 2018.
https://doi.org/10.31228/osf.io/ua92n
Umanailo, M Chairul Basrun._Naskah_Akademik_Pedoman_Teknis_Peraturan_Desa. April 2018.
https://doi.org/10.31228/osf.io/78p3m
Umanailo, M Chairul Basrun.
Keterbatasan_Penggunaan_Teknologi_Informasi_Pada_Pelayanan_Dan_Pembelajaran_Di_Universitas_Iqra
_Buru. October 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/8u52p
Umanailo, M Chairul Basrun. Agama Dalam Identitas. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.34980.99202
Umanailo, M Chairul Basrun. Eksistensi_Waranggana_Dalam_Ritual_Tayub. October 2017.
https://doi.org/10.31219/osf.io/vkdb5
Umanailo, M Chairul Basrun. https://www.researchgate.net/publication/323941870 AGAMA SEBAGAI KOMODITAS
BERNEGARA, March 2018
Umanailo, M Chairul Basrun. Ilmu_Sosial_Budaya_Dasar. December 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/tha2u
Umanailo, M Chairul Basrun. Kajian_Dan_Analisis_Sosiologi. December 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/jd2qp
Umanailo, M Chairul Basrun. Kalesang_Desa_dalam_Konteks_Membangun_dari_Desa. March 2018.
https://doi.org/10.31219/osf.io/jsx9k
Umanailo, M Chairul Basrun. Konsumerisme. March 2018. https://doi.org//10.13140/RG.2.2.31101.26084
Umanailo, M Chairul Basrun. Masyarakat_Buru_Dalam_Perspektif_Kontemporer. December 2017.
https://doi.org/10.31219/osf.io/6d2g8
Umanailo, M Chairul Basrun. Mengurai Kekerasan Simbolik di Sekolah Sebuah Pemikiran Pierre Bourdiue Tentang
Habitus Dalam Pendidikan. March 2018. https://doi.org//10.13140/RG.2.2.24809.80483
Umanailo, M Chairul Basrun. Mereduksi_Multi_Partai_Untuk_Kestabilan_Pembangunan_Nasional. October 2017.
https://doi.org/10.31219/osf.io/e37fp
Umanailo, M Chairul Basrun. Naskah Akademik Tata Cara Pencalonan Pemilihan Pengangkatan Pelantikan Dan
Pemberhentian Kepala Desa. April 2018. https://doi.org/10.31228/osf.io/t62ps
Umanailo, M Chairul Basrun. Naskah_Akademik_Perlindungan_Lahan_Pertanian_Pangan_Berkelanjutan. April
2018. https://doi.org/10.31228/osf.io/rb63n
Umanailo, M Chairul Basrun. Penciptaan_Sumberdaya_Manusia_Yang_Berkarakter. October 2017.
https://doi.org/10.31219/osf.io/xnc93
Umanailo, M Chairul Basrun. Perubahan Sosial di Indonesia:Tradisi Akomodasi dan Modernisasi. March 2018.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.23761.22887/1
Umanailo, M Chairul Basrun. Postmodernisme_Dalam_Pandangan_Jean_Francois_Lyotard. March 2018.
https://doi.org//10.13140/RG.2.2.20300.92802
Umanailo, M Chairul Basrun. Proses Modernisasi dan Pergeseran Okupasi. March 2018.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.19671.78241
Umanailo, M Chairul Basrun. Ilmu Sosial Budaya Dasar. March 2015. https://doi.org/10.17605/OSF.IO/4HPWC.
Publisher: FAM PUBLISHING. ISBN: 978-602-335-212-8
Umanailo, M Chairul Basrun. publication/326518834 Sosiologi Hukum. March 2013.
https://doi.org/10.17605/OSF.IO/KHFNU. Publisher: FAM PUBLISHING. ISBN: 978-602-335-213-5
Umanailo, M Chairul Basrun. publication/326518949 Marginalisasi Buruh Tani Akibat Alih Fungsi Lahan. March
2016. https://doi.org/10.17605/OSF.IO/9CZK2. Publisher: FAM PUBLISHING. ISBN: 978-602-335-215-9
Umanailo, M Chairul Basrun. Masyarakat Buru Dalam Perspektif Kontemporer Kajian Kritis Perubahan Sosial di
Kabupaten Buru. March 2015. https://doi.org/17605/OSF.IO/KZGX3. Publisher: MEGA UTAMA. ISBN: 978-
602-72430-1-9
Umanailo, M Chairul Basrun. publication/326519121 Kajian Dan Analisis Sosiologi Dalam Bentuk Kumpulan Essay
Makalah Dan Opini. July 2015. https://doi.org/10.17605/OSF.IO/PV24. Publisher: Infinite Publisher. ISBN:
978-602-1087-84-4
Umanailo, M Chairul Basrun. Sosiologi_Hukum. December 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/5ymwh
Umanailo, M Chairul Basrun. Teknik Praktis Riset Fenomenologi. March 2018.
https://doi.org/110.13140/RG.2.2.19320.34563
Umanailo, M Chairul Basrun._Marginalisasi_Buruh_Tani_Akibat_Alih_Fungsi_Lahan. December 2017.
https://doi.org/10.31219/osf.io/xq96n
Waluyo., (dalam A. Santoso), 1991-1992, Menetapkan dan Merumuskan Masalah Dalam Kegiatan
Penelitian (Makalah Latihan Jabatan Metodologi Penelitian Bagi Tenaga Edukatif), UNTAG, Semarang
Wignjosoebroto, Soetandyo. 2002. Hukum: Paradigma, Metode Dan Masalah. Lembaga Studi Dan
Advokasi Masyarakat (Elsam), Perkumpulan Untuk Pembaruan Hukum Berbasis Masyarakat Dan Ekologi
(Huma). Jakarta
Zaini, Dr. Zulfi Diane S.H., M.H Jurnal Hukum, Vol XXVIII, No. 2, Desember 2012