Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 3

Achmad Taufik 20210910170026


Alfi Divia 20210910170081
Beni Ronialsyah 20210910170064
Essih Rahayu 20210910170007
Fauziah Agustina 20210910170067
Gusvita Nur Fikriyyah 20210910170068
Ijatul Latifah 20210910170054
Mega Cahya Regita 20210910170072
Neneng Sumiati 20210910170015
Siti Anisatul Janah 20210910170089
Siti Fatimah 20210910170021
Sri Rahayu 20210910170076
Yusnia 20210910170084
Zoel Fahmi 20210910170077
Kesehatan, Keselamatan, Kerja (occupational safety and
health)
International • meningkatkan dan memelihara derajat
tertinggi semua pekerja (fisik, mental,
labour kesejahteraan social)
• melindungi pekerja
organization • memelihara pekerja
• psikologis pekerja
(ILO)

occupational • kesehatan dan keselamatan kerja adalah aplikasi ilmu


dalam mempelajari risiko keselamatan manusia dan
safety health properti baik dalam industri maupun bukan.
• Kesehatan keselamatan kerja merupakan multidisiplin

administration ilmu yang terdiri atas fisika, kimia, biologis dan ilmu
prilaku dengan aplikasi pada manufaktur transportasi

(OSHA)
penanganan material bahaya.
Tujuan utama pelaksanaan K3

Menciptakan kondisi yang


Menciptakan lingkungan sehat bagi karyawan,
kerja yang selamat, aman keluarga dan masyarakat
dan nyaman sekitarnya (primitif, preventif,
kreatif, dan rehabilitative)
Filosofi K3

K3 merupakan hak asasi manusia atau pekerja. Bahwa tiap pekerja berhak
mendapatkan perlindungan tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Dan K3
merupakan usaha untuk mengendalikan hazard di tempat kerja
Ruang lingkup K3 secara umum

Lingkungan Kerja

Alat Kerja dan Bahan

Metode Kerja
Ruang lingkup K3 di rumah sakit

Keselamatan
Keselamatan terhadap Keselamatan
terhadap faktor pemakaian terhadap bahan
penyebab penyakit peralatan medic dan berbahaya
non medik

Keselamatan Keselamatan
terhadap bahaya terhadap bahaya
kebakaran bencana
Keselamatan Pasien/ Patien Safety

Keselamatan pasien rumah sakit adalah


suatu sistem yang di terapkan untuk
mencegah terjadinya cedera akibat
perawatan medis dan kesalahan
pengobatan melalui suatu sistem
assessment resiko, identifikasi dan
pengelolaan faktor resiko, pelaporan dan
proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan
analisa insiden, kemampuan belajar dan
pelayanan kepada pasien secara aman termasuk
tindak lanjut dari insiden serta
didalamnya pengkajian mengenai resiko, identifikasi,
implementasi solusi untuk minimalkan
manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan
timbulnya resiko (depkes RI, 2011)
analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.
(Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009)
Istilah insiden keselamatan pasien

IKP
(Insiden Kesselamatan Pasien)

KTD KNC KTC KPC


(Kejadian Tidak ( Kejadian Nyaris (Kejadian Tidak (Kejadian Potensial
Diharapkan) Cedera) Cedera) Cedera)
Standar keselamatan pasien

Hak pasien

Mendidik pasien dan keluarga

Keselamatan pasien dan kesinambungan


pelayanan

Penggunaan metode metode peningkatan


kinerja

Peran kepemimpinan dalam meningkatkan


keselamatan pasien

Mendidik staf tentang keselamatan pasien

Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk


mencapai keselamatan pasien.
Sasaran Keselamatan Pasien
1. Mengidentifikasi Pasien Dengan benar
2. Meningkatkan Komunikasi
mengidentifikasi pasien sebagai individu yang Yang Efektif
dimaksudkan untuk mendapatkan pelayanan atau
pengobatan, dan untuk mencocokkan pelayanan atau Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat,
pengobatan terhadap individu tersebut. lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima, akan mengurangi
kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara
elektronik, lisan, atau tertulis.
3. Peningkatan Keamanan Obat-
Obatan Yang Harus Diwaspadai
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert
medications),penerapan manajemen yang benar
penting/krusial untuk memastikan keselamatan
pasien, Look Like dan Sound Alike (LASA) atau
Nama Obat Rupa Mirip (NORUM), HIGH ALERT,
Prinsip delapan Benar
4. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang 5. Mengurangi Resiko Infeksi
Benar,Prosedur Yang Benar,Pembedahan Akibat Perawatan Kesehatan
Pada Pasien Yang Benar
Infeksi umumnya dijumpai dalam semua
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah
bentuk pelayanan Kesehatan, Pokok dari
kejadian yang mengkhawatirkan dan biasa terjadi di
eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah
fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan
cuci tangan (hand hygiene) yang tepat
kesehatan perlu untuk secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
yang efektif di dalam mengeliminasi masalah ini

6. Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat


Terjatuh
Fasilitas pelayanan kesehatan perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.
Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap obat dan
konsumsi alkohol, penelitian terhadap gaya/cara jalan dan
keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
K3 Dalam Keperawatan
Peranan perawat program kesehatan dan keselamatan kerja ,menurut
(Nasrul Effendi 1998):

Fungsi perawat: 1. Mengkaji masalah kesehatan

2. Menyusun rencana ASKEP pekerja

3. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan


keperawatan terhadap pekerja

4. Melakukan penilaian terhadap ASKEP yang


telah dilakukan
Tugas perawat:
– Mengawasi lingkungan pekerjaan
– Memlihara fasilitas kesehatan RS
– Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan
– Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan
kesehatan pekerja
– Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan K3
– Ikut berperan dalam usaha keselamata kerja
– Membantu penyidikan kesehatan pekerja
Menurut American Association of Occupational Health
Nurses, ruang lingkup pekerjaan perawat hiperkes adalah:

– Health promotion
– Worker health / hazard assessment and survailance
– Workplace survailance and hazard detection
– Primary care
– Counseling
– Management
– Research
– Community organization
Uccupational Health Nursing

– adalah cabang khusus dari keperawatan komunitas yang merupakan aplikasi


dari konsep dan frame work dari berbagai disiplin ilmu (keperawatan,
kedokteran, kesehatan masyarakat, ilmu sosial dan perilaku, prinsip-prinsip
manajemen) yang bertujuan meningkatkan dan memelihara status kesehatan
pekerja serta melindungi pekerja dari kecelakaan kerja dan faktor risiko bahaya
di tempat kerja (health hazards) dalam konteks lingkungan kerja yang sehat dan
aman. (American Asscociation of Occupational Health Nursing/ AAOHN dalam
Nies & Swansons, 2002; Stanhope & Lancaster, 2004).
– Tujuan OHN adalah bekerja dengan manajemen untuk mengembangkan
strategi dan peningkatan kesehatan pekerja (Miller, 1989, Cookfair,
1996, dalam Hitcock, Scubert & Thomas, 1999).

- Peran OHN adalah independent, promosi kesehatan, deteksi penyakit,


pelayanan kesehatan (Roger, 1994, dalamStone, Mc Guire, Eigsti, 2002)
Fungsi OHN

– Melakukan supervisi terhadap kesehatan pekerja


– Melakukan surveilens terhadap lingkungan kerja
– Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
– Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
– Penatalaksanaan penyakit baik yang berhubungan maupun yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan, kecelakaan di tempat kerja, serta pelayanan
kesehatan dasar
Pelaku OHN

– Dokter perusahaan
– Pengusaha
– Karyawan
– Dokter spesialis
– Faskes diluar perusahaan
– Organisasi keperawatan
Sasaran OHN

– masyarakat pekerja
– masyarakat sekitar perusahaan
– masyarakat umum yg menjadi konsumen
Sehingga terhindar dari gangguan kesehatan yang diakibatkan pekerjaan &
lingkungan pekerjaan, dan dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Terima Kasih
Daftar Pustaka
 
 Depkes, R. (2011). Peraturan Menetri Kesehatan Republik Indonesia. No. 1691 /Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta.
 Emanuel, L., Berwick, D., & Conway,J. (2008). What exactly ispatient safety? Advances inPatient Safety, 1–18.
 Ismaniar (2015). Joint Commission on Accreditation of HealthOrganization (JCAHO), 2002, ‘Research showsdisturbing drug error rates’
 Kesehatan Pemerintah Kesehatan nomor 66 tahun 2016 tentang manajemen risiko K3RS
 Maurer, F. A. & Smith, C. M. (2000). Community health nursing: Theory and practice. 2 nd ed. Philadelphia: W. B. Saunders Company.
 Mosby.
 Nies, M. A. & Ewen, M. M. (2001). Community health nursing: Promoting the health of
 Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO (2007)
 Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 keselamatan pasien (patient safety)
 Peraturan Pemerintah Kesehatan nomor 66 tahun 2016 tentang manajemen risiko K3RS
 Peraturan Pemerintah Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien
 population. Washington: W. B. Saunders Company.
 R, Y., & F, Y. (2015). Analisa Faktor K3 dan Ergonomi Terhadap Kepuasan Pasien Pada Fasilitas Pusat Kesehatan University Malaysia Pahang. Jurnal Ilmiah Teknik Industri.
 Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community and public health nursing. St. Louis:
 Sucipto. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
 Undang-Undang nomor 23 tahun 2003 tentang kesehatan, pasal kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 Vincent C. 2008. Patient safety. Philadelphia: Elsevier
 Hanifa, N.D, Respati T, dkk. (2017) Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya Penerapann K3 Pada Perawat. Bandung : Meeting On Global Medicine
 Sukesi, I., Soeharto, dkk. ( 2015) Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan Keselamatan Pasien. Yogyakarta: Ejournal UMM
 MN, Syaigoel H. (2012). Paradigma Baru Management Occupational Health Nursing Dalam Pembelajaran Community Of Nursing. Jakarta: Jurnal Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai