Anda di halaman 1dari 1

Epidemiologi kista non odontogenic

 Beberapa indikasi dan frekuensi terjadinya kista ductus nasopalatine pada polulasi umum dapat
dijelaskan dari penelitian pada mayat dan tengkorak kering. Meyer (1931) mengamati 600
mayat dan mengamati frekuensi sebesar 1.5 persen. Berbeda sedikit dengan yang dilaporkan
shear (1980) yaitu 1,3 persen yang menemukan 13 kista pada 970 tengkorak kering.
 Frekuensi kista ductus nasopalatine lebih tinggi pada pria ketimbang wanita (p<0,0002) dan
kecenderungan ini lebih terjadi pada ras kulit hitam timbang kulit putih. (p<0,025)
 Frekuensi kista ductus nasopalatinus lebih tinggi pada laki-laki ketimbang perempuan dengan
perbandingan 3:1.
 Menurut Abraham dkk, kista ductus nasopalatinus bisa terjadi pada semua umur bahkan janin,
meskipun penemuan klnisnya lebih sering pada usia 40 hingga 60.
 Kista globulomaksilaris sering terjadi pada wanita, biasannya di usia 40 tahun.

Pebelitian van brugger dkk (1982), kista nasolabialis lebih menonjol pada perempuan ketimbang laki-
laki. Rasio perempuan banding laki-laki adalah 3,7 : 1.

Anda mungkin juga menyukai