I. Pendahuluan.
untuk melayani kepentingan umum. Hukum adalah produk dari proses sosial yang
internasional dan interaksi antara dunia publik bawahan (hukum publik internasional).
[ CITATION All99 \l 1033 ]
berubah dengan cepat sebagai hasil dari globalisasi dan pengaruh aktor non-negara
dampak yang meningkat pada aturan prosedural dan substansiasi hukum internasional
karena mereka bersikeras bahwa kepentingan mereka dan aspirasi mereka tercermin.
semua topik yang secara tradisional hanya dibahas oleh hukum dalam negeri, dan
Pada bulan mei 1946, kapal-kapal perang Inggris melintasi selat Corfu, di
perairan teritorial Albania, dan ditembaki oleh baterai pesisir Albania. Pada bulan
oktober 1946, sewaktu dua kapal perang Inggris melintasi selat Corfu, kapal-kapal itu
menghantam tambang dan rusak. Pada bulan November 1946, angkatan laut kerajaan
Inggris Inggris menyisir saluran korfu di perairan Albania tanpa izin. Mahkamah itu
menyatakan bahwa Albania bertanggung jawab atas ledakan pada bulan oktober 1946
di perairan Albania, dan sebagai akibat kerusakan serta hilangnya nyawa manusia.
Berbagai keputusan internasional mengenali bukti tidak langsung, dan bukti demikian
dalam kasus ini menunjukkan bahwa meletakkan ranjau darat yang menyebabkan
ledakan pada bulan oktober 1946 tidak dapat dicapai tanpa sepengetahuan pemerintah
Inggris tentang bahaya yang diderita ladang ranjau itu. Tanggung jawab ini mengalir
dari prinsip-prinsip kemanusiaan yang diakui dengan baik yang bahkan lebih
menuntut dalam waktu damai daripada dalam perang, dari prinsip kebebasan
komunikasi maritim, dan dari kewajiban semua negara untuk tidak secara sadar
Albania sewaktu melewati perairan Albania pada bulan oktober 1946. Pada masa
damai, negara-negara memiliki hak untuk mengirim kapal perang mereka melalui selat
yang digunakan untuk navigasi internasional antara dua bagian laut lepas tanpa
otorisasi sebelumnya dari negara pesisir, asalkan jalur itu tidak bersalah. Akan tetapi,
sewaktu angkatan laut kerajaan mencari ranjau pada bulan November 1946, hal itu
melanggar kedaulatan Albania. Operasi ini tidak memiliki persetujuan dari organisasi
izin tambang internasional, tidak dapat dibenarkan sebagai pelaksanaan hak atas jalur
yang tidak bersalah, dan hukum internasional tidak mengizinkan suatu negara untuk
mengumpulkan sejumlah besar kapal perang di perairan wilayah negara lain dan
dan perlindungan diri di Inggris tidak bersifat persuasif. [ CITATION The49 \l 1033 ]
II. Pembahasan.
Pada tanggal 15 mei 1946, dua kapal perang Inggris menyeberangi selat Corfu
dan diserang oleh pertahanan di Albania. Albania menolak permintaan maaf dari
Inggris. Sebagai exchange note, Inggris berpendapat bahwa kapal perang bisa melewati
selat tanpa persetujuan pihak Albania. Sedangkan, Albania bersikeras bahwa izin di
muka diperlukan. Pada tanggal 22 oktober 1946, tiga kapal Inggris menyeberangi selat
Corfu dengan instruksi singkat untuk menguji reaksi Albania atas jalur yang mereka
duga tidak bersalah. Para awak kapal akan merespon jika diserang. Inggris
menganggap kanal ini bebas dari ranjau setelah menyapu saluran untuk ranjau pada
tahun 1944 dan kemudian pada tahun 1945. Dua kapal Inggris menghantam tambang di
selat itu dan menyebabkan kerusakan berat dan beberapa pelaut Inggris tewas dan
terluka. Api tidak berasal dari baterai pesisir Albania, dan Albania mengirimkan
penyisiran ranjau secara sepihak dan pengumpulan bukti di dalam perairan teritorial
Albania (laut teritorial). Sementara Inggris telah mengumumkan operasi ini di muka,
Albania tidak memberi mereka izin dan memprotes dengan keras. Pada tanggal 9 April
mengusulkan agar sengketa itu dirujuk ke ICJ tanpa ditunda. Albania bukan anggota
PBB pada waktu itu, dan diundang untuk mewakili badan tersebut dan kedua negara
menerima resolusi. Pada tanggal 22 mei 1947, Inggris mulai menyelenggarakan dengan
antara kedua pihak yang berselisih itu diperlukan untuk menempatkan yurisdiksi
unilateral inggris, surat itu dipersiapkan untuk pengadilan dalam kasus ini, tanpa
membuat preseden untuk masa depan. Setelah itu, Albania menolak yurisdiksi
apakah Albania yang bertanggung jawab atas ledakan itu dan apakah operasi menyapu
ranjau Inggris yang melanggar kedaulatan Albania. Kedua pihak kemudian sepakat
untuk peledakan yang terjadi pada tanggal 22 Oktober 1946 di perairan Albania dan
Mahkamah Internasional dalam hal ini menyatakan bahwa ternyata tidak ada
upaya yang diambil oleh pemerintah Albania untuk mencegah malapetaka. Kelalaian
perairan Albania serta atas kerusakan dan korban-korban dan Albania berkewajiban
membayar ganti rugi kepada Inggris.[ CITATION Sta01 \l 1033 ] Selanjutnya, apakah Inggris
kapal Angkatan Lautnya di perairan Albania pada tanggal 22 Oktober serta pada
tanggal 12-13 November 1946, dan apakah dalam hal ini ada kewajiban untuk
kerajaan Inggris tidak melanggar kedaulatan Republik Rakyat Albania dengan alasan
diambil berdasarkan empat belas lawan dua suara dan dengan suara bulat (unanimous).
kesimpulan bahwa untuk masalah peletakan ranjau tidak dapat diselesaikan tanpa
selat pada 22 Oktober perihal bahaya yang akan mereka hadapi yaitu adanya ranjau.
Pada faktanya, tidak ada hal apapun yang coba dilakukan Albania untuk mencegah
kesalahan Albania yang membiarkan terdapat ranjau pada daerah teritorialnya dimana
ledakan ranjau itu menyebabkan kerugian bagi Inggris. Fakta dalam kasus ini yaitu
pelaku dari kejahatan adalah pribadi individu (private person) dan bukan agen atau
negara. Negara dalam hal ini memiliki kemungkinan membiarkan atau setidaknya
mencegah kejadian. Kasus ini tidak termasuk ke dalam action karena pemerintah
Albania tidak memiliki niatan untuk mencelakakan kapal-kapal Inggris dan tidak pula
srict liability karena masih terdapatnya elemen mensrea dan kewajiban internasional
Albania terhadap Inggris bukanlah obligation of result. Dengan demikian, kasus ini
merupakan kasus yang disebut juga dengan kealpaan. Albania melakukan pelanggaran
dimana Albania memiliki sarana dalam mencegah kejadian. Sarana yang dimiliki
Albania adalah peralatan komunikasi, outposts, penjaga pantai serta beberapa kapal
boat yang dimilikinya. Albania juga memiliki kesempatan untuk mencegah kejadian
karena sacara geografis, selat Corfu dapat dilihat dengan mudah. Salah satu fakta ini
peringatan kepada kapal-kapal Inggris yang lewat dan atau melakukan pembersihan
ranjau. Pada faktanya tidak ada hal apapun yang dilakukan Albania untuk mencegah
III. Kesimpulan.
Kasus saluran korfu (Inggris raya dan irlandia utara — Albania) muncul dari
insiden yang terjadi pada tanggal 22 oktober 1946 di selat Corfu: dua kapal angkatan
termasuk korabn jiwa dan terluka secara serius. Inggris pertama kali melapor kepada
internasional. Oleh karena itu, Inggris mengajukan permohonan dan keberatan atas
keberadaan ranjau yang ada di wilayah perairannya tanpa memberitahu negara lain.
Kesalahan Albania selanjutnya adalah tidak menindak atau membersihkan ranjau yang
diletakannya, padahal hal tersebut dapat berdampak buruk bagi keselamatan setiap
kapal yang melintasinya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Albania tidak
Daftar Pustaka
The Corfu Channel Case, United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland v. the People’s
kingdom-great-britain-and-northern-ireland-v-people%E2%80%99s
Allott, P. (1999). The Concept of International Law. European Journal of International Law,
31-50.
Bancroft, H. F., & Stein, E. (1949). The Corfu Channel Case: Judgment on the Preliminary
Gardiner, L. (1966). The Eagle Spreads his Claws: A History of The Corfu Channel Dispute
Jones, J. (1949). The Corfu Channel Case: Merits. British Year Book of International Law,
447-453.
Munro, H. A. (1947). The Case of The Corfu Minefield. Modern Law Review, Vol. 10
Journal, 363-376.
Nations, U. (1947-1948). Corfu Channel, Preliminary Objections, Judgment, ICJ Reports. 15-
48.
Starke, J. (2001). Pengantar Hukum Internasional Edisi ke-10, Penerjemah Bambang Iriana
Wright, Q. (1949). The Corfu Channel Case. American Journal of International Law, 491-
494.